Makalah ini membahas adab ketika bersin menurut hadis-hadis Nabi. Ada dua poin utama adab ketika bersin yaitu adab bagi yang bersin harus mengucap syukur dengan kalimat "Alhamdulillah", dan bagi yang mendengar harus mendoakan orang yang bersin. Pelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya bersyukur atas nikmat Allah bahkan dalam hal kecil seperti bersin.
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
AULYA RAHMA SUCI - ADAB KETIKA BERSIN.docx
1. TUGAS INDIVIDU DOSEN PENGAMPU:
Ikhram Humaidi, M. Pd
HADITS-HADITS TENTANG SOSIAL BUDAYA
ADAB KETIKA BERSIN
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Individu dan bahan diskusi pada
Mata Kuliah Hadits-Hadits Tentang Sosial Budaya
DISUSUN OLEH:
AULYA RAHMA SUCI (12030226140)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
T.H 2022
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt atas rahmat-Nya sehingga
penulisan makalah yang berjudul “Adab Ketika Bersin” ini dapat terselesaikan dengan
efektif dan efesien. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar
Muhammad Saw, yang senantiasa kita harapkan syafa’atnya di akhirat kelak. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Hadits-Hadits
Tentang Sosial Budaya yakni Bapak Ikram Humaidi, M. Pd yang telah memberikan
masukan dan arahan hingga terselesaikannya makalah ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada rekan-rekan Mahasiswa yang telah memberikan dukungan
dan partisipasinya dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Pekanbaru, 1 April 2022
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
HADITS-HADITS TENTANG SOSIAL BUDAYA ............................................................. i
ADAB KETIKA BERSIN ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 3
13. TUJUAN .................................................................................................................. 3
BAB II...................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 4
2.1 HADITS TENTANG ADAB BERSIN .................................................................. 4
2.2 ADAB-ADAB KETIKA BERSIN.......................................................................... 5
1. Adab Orang yang Bersin........................................................................................ 5
2. Adab Orang Yang Mendengar Orang Lain Bersin ............................................. 7
BAB III................................................................................................................................... 10
PENUTUP.............................................................................................................................. 10
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bersin adalah tindakan refleks untuk mengeluarkan udara semi otonom yang
terjadi dengan keras secara tiba-tiba lewat hidung dan mulut akibat iritasi di saluran
hidung.1
Bersin adalah kegiatan manusia yang hampir rutin terjadi disetiap harinya dan
terkadang berada di luar kontrol manusia. Namun demikian, Islam sebagai agama
rahmatan lil al-‘aamiin tetap memberikan perhatian khusus terhadap hal yang tampak
sepele seperti bersin tersebut. Hal ini bisa kita lihat dalam sejumlah hadits-hadits Nabi
yang terdapat dalam Shahih Bukhari ataupun kitab hadits lainnya. Namun tentu bersin
yang dimaksud bukanlah bersin karena sakit flu dan semisalnya.2
Islam telah menganjurkan kepada kita segala hal yang bisa mendatangkan
kebaikan dan memperingatkan dari segala hal yang bisa mendatangkan kejelekan.
Termasuk dalam hal bersin, syariat ini telah membimbing kita dengan beberapa adab
yang sangat bermanfaat bagi diri orang yang bersin ataupun orang lain.
Didalam hadits tersebut ada yang menarik perhatian penulis, ketika mengucap
tahmid sebagai bentuk syukur menjadi salah satu tuntutan etik bagi seorang Muslim
yang bersin, sementara Muslim yang lainnya dianjurkan untuk menjawab dengan
mendoakan orang yang bersin. Adapun bunyi hadits lengkapnya sebagai berikut:
ِي
بَ
أ ُ
نْ
ب ُ
مَ
دآ اَ
نَ
ثَّ
دَ
ح
َ
ثَّ
دَ
ح ٍ
بْ
ِئ
ذ ِي
بَ
أ ُ
نْ
با اَ
نَ
ثَّ
دَ
ح ٍ
اسَ
يِ
إ
اَ
ن
ُ
هْ
نَ
ع ُ
َّ
اَّلل َ
ِي
ضَ
ر َ
ةَ
رْ
يَ
رُ
ه ِي
بَ
أ ْ
نَ
ع ِ
هِي
بَ
أ ْ
نَ
ع ُّ
يِ
رُ
بْ
قَ
مْ
ال ٌ
دِي
عَ
س
اَ
طُ
عْ
ال ُّ
ِب
حُ
ي َ
َّ
اَّلل َّ
نِ
إ َ
مَّ
لَ
سَ
و ِ
هْ
يَ
لَ
ع ُ
َّ
اَّلل ىَّ
لَ
ص ِ
يِ
بَّ
الن ْ
نَ
ع
َ
س
َ
حَ
ف َ
سَ
طَ
ع اَ
ذِ
إَ
ف َ
بُ
ؤاَ
ثَّ
الت ُ
هَ
رْ
كَ
يَ
و
َ
لَ
ع ٌّ
قَ
حَ
ف َ
َّ
اَّلل َ
دِ
م
ِ
ِّ ُ
ُ ى
ْ
نِ
م َ
وُ
ه اَ
مَّ
نِ
إَ
ف ُ
بُ
ؤاَ
ثَّ
الت اَّ
مَ
أَ
و ُ
هَ
تِ
مَ
شُ
ي ْ
نَ
أ ُ
هَ
عِ
مَ
س ٍ
ِم
لْ
سُ
م
1
Paramita, Kamus Keperawatan, Edisi Kedua, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h.475
2
Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari’ 29: Shahih Bukhari/al-Imam al-Hafidz Ibn Hajar al-
Asqalani; penerjemah, Amiruddin (Jakarta: Pustaka Azam. 2018), h. 671
5. 2
ُ
هْ
نِ
م َ
ِك
حَ
ض اَ
ه َ
لاَ
ق اَ
ذِ
إَ
ف َ
عاَ
طَ
تْ
اس اَ
م ُ
هَّ
دُ
رَ
يْ
لَ
ف ِ
انَ
طْ
يَّ
الش
انَ
طْ
يَّ
الش
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Adam bin Iyas, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abu Dzi’b, telah menceritakan kepada kami Sa’id al-Maqburi dari Ayahnya dari Abu
Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallam:
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap. Apabila salah
seorang dari kalian bersin, hendaklah memuji Allah, dan kewajiban seorang Muslim
yang mendengarnya untuk mendoakannya, sedangkan menguap datangnya dari
Syaitan, hendaknya ia menahan semampunya, jika sampai ia mengucapkan haah,
maka Syaitan akan tertawa karenanya” (HR. Bukhari: 5755 – Bersin disukai, menguap
dimakruhkan)3
Jika dihubungkan dengan definisi bersin yang sudah tertera diatas, yang
mengatakan bahwa bersin terjadi akibat iritasi yang terjadi didalam hidung, sedangkan
dalam Hadits Nabi justru mengajarkan untuk mengucap Tahmid bukan Istighfar
ataupun Istirja’ setelah bersin. Tentu saja hadits ini akan nampak bertentangan dengan
definisi bersin tersebut apabila dilihat dengan sekilas.
Bacaan Tahmid seperti yang terdapat dalam Q.S Al-Fatih ayat 2; ّرب الحمدهلل
,العالمين al-hamdu yang berarti segala macam pujian, dan lillah artinya hanya semata-
mata untuk Allah. Sehingga secara lengkap kaimat Alhamdulillah mempunyai artinya
bahwa “segalam macam pujian hakikatnya adalah berasal dari Allah dan untuk
Allah”.4
Kalimat ini merupakan ungkapan terima kasih yang ditunjukkan kepada Allah
3
Muhammad bin Ismail Abu ‘Abdullah al-Bukhari al-Ja’fiy, al-Jami’ al-Shahih al-
Mukhtashar, Kitab: Abad, Bab: Bersin disukai, menguap dimakhruhkan, No. Hadits 5755, (Beirut: Daar
Ibn Katsir, 1987)
4
Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986). Cet
I, hlm 78
6. 3
atas segala nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya.5
Bila hal tersebut diajakn oleh
Nabi untuk diucapkan ketika seseorang bersin, hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
bersin terdapat sesuatu yang istimewa dari Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis akan membahas
tentang Adab Ketika Bersin sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam. Meskipun tidak telalu lengkap dan tidak terlalu detail semoga para pembaca
mampu mengambil pelajaran yang terdapat pada makalah yang telah penulis susun.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa masalah
penting yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:
1. Apa saja hadits-hadits Nabi tentang adab-adab ketika bersin?
2. Bagaimana penjelasan dari hadits-hadits tentang adab ketika bersin?
3. Apa saja pelajaran yang dapat diambil dari hadits-hadits tentang adab ketika
bersin?
13. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui hadits-hadits tentang adab ketika bersin.
2. Mengetahui penjelasan dari hadits tentang adab ketika bersin.
3. Mengetahui pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari hadits-hadits tentang
adab ketika bersin.
5
Muhammad al-Ghazali, Tafsir Tematik al-Qur’an 30 Juz (Surat 1-26), terj. Safir al-Azhar
(Yogyakarta: Islamika, 2004), hlm. 3
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HADITS TENTANG ADAB BERSIN
Bersin adalah sesuatu yang disukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan bahkan
bersin adalah pemberian dari Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu
‘Alayhi Wasallam:
َ
نِ
م ُ
اسَ
طُ
عْ
لَ
ا
َ
بَ
ءاَ
ثَ
ت اَ
فإذ ,ِ
انَ
طْ
يالش َ
نِ
م ُ
بُ
ؤاَ
ثَّ
التَ
و ِ
هللا
:َ
لاَ
ق اَ
ذِ
إ َ
و ,ِ
هْ
يِ
ف ىَ
لَ
ع ُ
هَ
دَ
ي ْ
عَ
ضَ
يْ
لَ
ف ْ
مُ
ُُ
دَ
حَ
أ
َ
اسَ
طُ
عْ
ال ُّ
ِب
حُ
ي َ
هللا َّ
نِ
إَ
و ِ
هِ
فْ
وَ
ج ْ
نِ
م ُ
كَ
حْ
ضَ
ي َ
ناَ
طْ
يَّ
الش َّ
نِ
إَ
ف ْ
هآ
َ
بُ
ؤاَ
ثَّ
الت ُ
هَ
رْ
كَ
يَ
و
Artinya:
Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari Syaitan. Jika salah seorang diantara
kalian menguap, hendaknya dia menutup dengan tangannya. Jika ia mengatakan
“aah..” berarti Syaitan sedang tertawa di dalam perutnya. Sesungguhnya Allah
menyukai perbuatan bersin dan membenci menguap.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi,
no. 2746; al-Hakim, IV/264; Ibnu Khuzaimah, no. 921 dan Ibnu Sunni dalam kitab
‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 2666. Hadits ini dinilai shohih oleh Al-Albani dalam
Shohih al-Jaami’, no. 4009)
Agar bersin yang kita lakukan bisa mendatangkan pahala di sisi Allah Ta’alaa,
maka hendaklah kita memperhatikan adab-adab yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alayhi Wasallam, tatkala kita sedang bersin. Dibawah ini adalah beberapa
adab-adab bersin yang perlu diperhatikan ketika bersin:
8. 5
اَ
ذِ
إ
َ
سَ
طَ
ع
ُ
هَ
ل ْ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
و ،ِ
ِ
َّلل ُ
دْ
مَ
حْ
ال ِ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
ف ْ
مُ
ُُ
دَ
حَ
أ
،
ُ
هللا َ
كُ
مَ
حْ
رَ
ي :ُ
هَ
ل َ
لاَ
ق اَ
ذِ
إَ
ف ،
ُ
هللا َ
كُ
مَ
حْ
رَ
ي :ُ
هُ
بِ
احَ
ص ْ
وَ
أ ُ
هوُ
خَ
أ
ْ
مُ
كَ
الَ
ب ُ
حِ
لْ
صُ
يَ
و ُ
هللا ُ
مُ
كِي
دْ
هَ
ي :ْ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
ف
Artinya:
Jika seseorang bersin, hendaknya mengucapkan ‘Alhamdulillah (segala puji
hanya milik Allah)’ dan yang medengarnya hendaknya berkata ‘Yarhamukallah
(semoga Allah merahmatimu)’, dan yang bersin kembali menjawab, ‘Yahdikumullah
wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberi kalian petunjuk dan memperbaiki
urusan kalian)’.” (HR. Bukhari: 6224)
2.2 ADAB-ADAB KETIKA BERSIN
1. Adab Orang yang Bersin
a. Menutup Mulutnya dengan Tangan atau Baju.
َ
أ ُ
هَ
دَ
ي َ
عَ
ضَ
و َ
سَ
طَ
ع اَ
ذِ
إ َ
مَّ
لَ
سَ
و ِ
هْ
يَ
لَ
ع ُ
هللا ىَّ
لَ
ص ِ
هلل ُ
لْ
وُ
سَ
ر َ
ناَ
ُ
ْ
و
ِ
هْ
يِ
ف ىَ
لَ
ع ُ
هَ
بْ
وَ
ث
ُ
هَ
تْ
وَ
ص اَ
هِ
ب َّ
ضَ
غ ْ
وَ
أ َ
ضَ
فَ
خَ
و
Artinya:
Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersin, beliau
meletakkan tangan atau bajunya ke mulut dan mengecilkan suaranya.
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5029; at-Tirmidzi, no. 2745 dan
beliau menshohihkannya).
Salah satu akhlak mulia yang di contohkan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam ketika bersin adalah
menutup mulut dengan menggunakan tangan atau bajunya. Hal ini biasa
dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau bersin.
9. 6
Diantara hikmahnya, kadangkala ketika seseorang itu bersin,
keluarlah air liur dari mulutnya sehingga dapat mengganggu orang yang
disebelahnya, atau menjadi sebab tersebarnya penyakit dengan izin
Allah Ta’alaa. Maka tidak layak bagi seorang muslim menyakiti
saudaranya atau membuat mereka lari. Dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
b. Merendahkan Suara Ketika Bersin.
Hal ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi
Wasallam dalam hadits yang sudah tercantum di atas. Dalam redaksi
lainnya pun disebutkan bahwa:
ُ
هَ
تْ
وَ
ص ْ
ِض
فْ
خَ
يْ
لَ
و ِ
هِ
هْ
جَ
و ىَ
لَ
ع ِ
هْ
يَّ
فَ
ُ ْ
عَ
ضَ
يْ
لَ
ف ْ
مُ
ُُ
دَ
حَ
أ َ
سَ
طَ
ع اَ
ذِ
إ
Artinya:
Apabila salah seorang dari kalian bersin hendaklah ia
meletakkan tangannya ke wajahnya dan mengecilkan suaranya.
(Diriwayatkan oleh al-Hakim, IV/264 dan beliau menshohihkannya.
Disepakati pula oleh adz-Dzahabi dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no.
9353. Haidts ini dinilai hasan oleh al-Bani dalam shohih al-Jaami’ no.
685
Betapa banyaknya orang yang terganggu atau terkejut dengan
kerasnya suata bersin. Maka sudah selayaknya setiap Muslim
mengecilkan suaranya ketika bersin sehingga tidak mengganggu atau
mengejutkan orang-orang yang ada disekitarnya.
Nabi SAW. menutup mulutnya dengan tangan atau baju beliau,
tujuannya agar suara bersinnya tidak terlampau keras. Dalam hadits lain
juga Rasulullah mengingatkan bersin yang keterlaluan sesungguhnya
termasuk perbuatan setan “Allah swt. Membenci perilaku
mengencangkan suara bersin dan menguap.” (HR. Abu Hurairah r.a).6
6
Muclas Al-Farbi, Obat Putus Asa, (Yogyakarta: Araska Publisher, 2021), hlm. 193
10. 7
c. Memuji Allah Ketika Bersin
اَ
ذِ
إ
َ
سَ
طَ
ع
ْ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
و ،ِ
ِ
َّلل ُ
دْ
مَ
حْ
ال ِ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
ف ْ
مُ
ُُ
دَ
حَ
أ
َ
لاَ
ق اَ
ذِ
إَ
ف ،
ُ
هللا َ
كُ
مَ
حْ
رَ
ي :ُ
هُ
بِ
احَ
ص ْ
وَ
أ ُ
هوُ
خَ
أ ُ
هَ
ل
:ْ
ِّ ُ
قَ
يْ
لَ
ف ،
ُ
هللا َ
كُ
مَ
حْ
رَ
ي :ُ
هَ
ل
ُ
يَ
و ُ
هللا ُ
مُ
كِي
دْ
هَ
ي
ُ
حِ
لْ
ص
ْ
مُ
كَ
الَ
ب
Artinya:
Jika seseorang bersin, hendaknya mengucapkan ‘Alhamdulillah
(segala puji hanya milik Allah), dan yang mendengarnya hendaknya
berkata ‘Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), dan yang
bersin kembali menjawab ‘Yahdikumullah wa yushlihu baalakum
(semoga Allah memberi kalian petunjuk dan memperbaiki urusan
kalian). (H.R Bukhari: 6224)
Dianjurkan ketika bersin untuk mengucapkan hamdalah. Ada dua
keutamaan. Dijelaskan Shaleh Ahmad asy—Syaami dalam Berakhlak
dan Beradab Mulia, pertama, menunjukkan rasa syukur atas karunia
Allah. Kedua, jika senantiasa mengingat Allah, tentu Allah pun akan
menjaga kondisi tubuh hambanya.
2. Adab Orang Yang Mendengar Orang Lain Bersin
a. Jika ada seorang Muslim yang bersin dan mengucapkan hamdalah,
maka hendaklah kita mendoakan dengan doa “Yarhamukallah”
Mereka yang berada di sekitar orang yang bersin, tidak terlepas dari
tuntutan serupa. Rasulullah Shallalahu ‘Alayhi Wasallam
menggarisbawahi bahwa apabila ada orang mengucapkan doa untuknya
dengan ucapan tasymit yaitu “Yarhamukallah (semoga Allah
merahmatimu).
11. 8
Selanjutnya, bila saudara atau temannya itu ada yang mendoakan
saat dia bersin, hendaknya ia membalas dengan ucapan “yahdikumullah
wa yushlihu baalakum” (semoga Allah selalu memberi petunjuk
kepadamu dan memperbaiki keadaanmu).
Bagaimana bila seorang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah?
Sesuai dengan petunjuk Rasulullah, seseorang yang berada di dekatnya
tidak perlu mendoakannya.
“Dari sahabat Anas r.a suatu ketika ada dua orang yang sedang
bersin di dekat Rasulullah saw. namun beliau hanya mengucapkan doa
“Yarhakumullah” kepada salah seorang saja diantara mereka. Lalu
orang yang tidak beliau doakan berkata kepadanya ‘Si fulan bersin,
lalu engkau mendoakannya dan ketika saya yang bersin, engkau tidak
mendoakan saya. ‘lalu Rasulullah berkata kepadanya. ‘Dia
mengucapkan hamdalah ketika bersin, sedang kamu tidak.’ (HR
Muttafaq ‘alaih).
Ibn Arabi saat menafsirkan hadits diatas, menyatakan, beliau tidak
mengucapkan doa kepada orang yang tidak mengucapkan hamdalah
ketika bersin, dan beliau tidak mengingatkannya untuk membaca
Hamdalah. Hal ini bertujuan sebagai hukuman baginya. Sebab dengan
sikapnya itu, ia seolah tidak ingin mendapat berkah dari ucapan
hamdalah, sehingga iapun tidak perlu diberi berkah doa bersin. ‘Berarti
sikapnya itu, dia telah lupa pada karunia Allah swt. ‘tegas Ibnu Arabi.
Pada dasarnya, saling mengucapkan doa ketika bersin, merupakan
satu dari enak hak seorang Muslim atas Muslim lainnya. Hak-hak
tersebut antara lain, mengucapkan salam, memenuhi undangan,
memberi nasihat, mengucapkan hamdalah saat mendengar saudaranya
bersin, menjenguk orang yang sakit, dan mengantarkan jenazah orang
yang meninggal dunia.
Berdasarkan hadits tdai, hukum mendoakan orang bersin yang
mengucapkan hamdalah adalah Fardhu ‘ain bagi setiap yang
12. 9
mendengarnya, tidak cukup hanya seorang dari mereka. Ini mengutip
pedapat dua ulama besar, yakni Ibnu Abi Zaid dan Abu Bakar al-Rabi.
b. Jika orang yang bersin adalah orang yang sedang sakit flu atau sakit
yang menyebabkan bersin berkali-kali maka kita mendoakan kesehatan
baginya.
13. 10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Islam telah menganjurkan kepada kita segala hal yang bisa mendatangkan
kebaikan dan memperingatkan dari segala hal yang bisa mendatangkan kejelekan.
Termasuk dalam hal bersin, syariat ini telah membimbing kita dengan beberapa
adab yang sangat bermanfaat bagi diri orang yang bersin ataupun orang lain.
Agar bersin yang kita lakukan bisa m
endatangkan pahala di sisi Allah Ta’alaa, maka hendaklah kita
memperhatikan adab-adab yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alayhi Wasallam, tatkala kita sedang bersin.
1. Adab Seorang Muslim Ketika Bersin
a. Menutu mulutnya dengan tangan atau baju yang ia kenakan
b. Mengecilkan suaranya ketika bersin
c. Memuji Allah ketika bersin dengan mengucapkan hamdalah
2. Adab seorang Muslim ketika mendengar Muslim lainnya sedang bersin
a. Jika ada seorang Muslim yang bersin dan mengucapkan hamdalah,
maka hendaklah kita mendoakan dengan doa “Yarhamukallah.”
b. Jika orang yang bersin adalah orang yang sedang sakit flu atau sakit
yang menyebabkan bersin berkali-kali maka kita mendoakan kesehatan
baginya.