Ust Mustofa menyampaikan empat karakter orang yang rugi menurut surat Al-‘Ashr yaitu: (1) yang tidak pandai memanfaatkan waktu, (2) yang tidak beriman, (3) yang tidak melakukan amal sholeh, dan (4) yang tidak saling menasehati. Ust Mustofa mengingatkan agar selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat dengan menjalani kehidupan ini sesuai dengan ajaran agama.

1. REPORTASEolehMahendra
Publishinslideshare onApril 8,2015
MAHASISWA BAKAL GULINGKAN JOKOWI
Mahasiswa Jambi Beri Masukan (Nasihat) kepada Pemerintah Jokowi-JK (sbr: tribunjambi)
Ust Mustofa menyampaikan, “dalam surat Al-‘Ashr Allah bersumpah demi waktu.
Waktu selalu maju, tidak mendur. Oleh sebab itu Allah bersumpah demi waktu.”
Kehidupan dilalui fase demi fase: anak, remaja, dewasa, tua. Ada yang sampai masa tua
hidupnya. Ada yang seblum tua telah dipanggil Allah. Oleh itu, kita harus menyiapkan
diri untuk kehidupan yang abadi. Hai orang yang beriman, janganlah kamu mati
sebelum beriman. Persiapkan diri untuk hari esok.
Kita harus pandai me-manage waktu. Dalam Al ‘Ashr orang yang merugi adalah yang
tidak pandai me-manage waktu. Yang kedua, orang yang tidak beriman. Manusia, Allah
ciptakan dan manusia punya tujuan untuk mengabdi kepada Allah. Apapun aktivitas
tidak lain untuk mengabdi kepada Allah, bukan sekadar menghabiskan waktu.

2. REPORTASEolehMahendra
Publishinslideshare onApril 8,2015
Allah menjadikan khalifah di bumi yang akan mengelola bumi sebaik-baik manfaat bagi
kehiduapn. Kemduian setelah ajalnya tiba manusia dimintai pertanggungjawabannya
kepada Allah.
Allah mewanti-wanti agar tidak manusia itu, terlena dengan dunia. Ingatlah sebaik-baik
modal adalah iman. Iman perlu kita jaga kemurniannya. Tidak ternodai dengan
kesyirikan yang menghancurkan segala amal.
Yang ketiga orang yang rugi adalah orang yang tidak beramal sholeh. Tidak cukup
dengan ucapan saja, tapi harus dengan tindakan juga. Misal sholat, puasa, zakat, berhaji.
Dan tidak mungkin orang yang sholatnya benar, terbiasa berlaku mungkar. Amal sholeh
adalah wujud keimanan.
Yang keempat, yang rugi adalah yang tidak saling menasehati. Kita sebagai manusia
apapun mereknya , kita mungkin pernah terlena, tentu kita butuh nasihat. Lalu apakah
orang yang pendidikannya tinggi tidak perlu nasihat, atau apakah tokoh agama tidak
butuh nasihat? Tentu saja mereka juga perlu nasihat.
Marilah kita introspeksi apakah kita masuk karakter orang yang beruntung!
Khutbah Jum’at,Ust. Mustofa
@Masjid Nurul Huda, Bangko, Jambi,27/03/15.