2. Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan
karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah.
Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa telah dilakukan di berbagai direktorat dan
bagian di berbagai lembaga pemerintah, terutama di berbagai
unit Kementrian Pendidikan Nasional.
3. PERAN PENDIDIKAN DALAM
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Dalam upaya membentuk karakter bangsa, peran ilmu
pendidikan sangat penting, karena dalam ilmu pendidikan
kita dapat menemukan banyak konsep maupun teori
pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan termasuk
karakter atau wataknya.
4. MENGEMBANGKAN KARAKTER BANGSA
BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL
Karakteristik kearifan lokal ialah:
(1) terbangun berdasarkan pengalaman;
(2) teruji setelah digunakan selama berabad-abad;
(3) dapat disesuaikan dengan budaya sekarang;
(4) lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat;
(5) bersifat dinamis;
(6) sangat terkait dengan sistem kepercayaan.
5. Kearifan lokal berwujud tata aturan yang menyangkut:
(1) hubungan sesama manusia, seperti perkawinan;
(2) hubungan manusia dengan alam, sebagai upaya
konservasi alam, seperti hutan milik adat; dan
(3) hubungan dengan yang gaib, seperti Tuhan dan roh gaib.
Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-
kata bijak, dan pepatah. Seperti dalam kebudayaan Jawa
terdapat parian dan tembang.
6. MENERAPKAN KARAKTER
BANGSA
Pendidikan karakter memiliki makna yang luas daripada pendidikan
moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah, tetapi lebih dari itu. Pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham
(domain kognitif) tentang mana yang baik dan mana yang buruk,
mampu merasakan dan menghayati (domain afektif) nilai baik, dan
biasa melakukannya.
7. KESIMPULAN
Peran pendidikan dalam membangun karakter bangsa sangatlah
penting, seperti menurut Plato, pendidikan adalah alat pembentukan
karakter, baik bagi para penjaga maupun bagi seluruh warga negara.
Pengembangan bangsa berdasarkan kearifan lokal terdapat 6
karakter yaitu : terbangun berdasarkan pengalaman, teruji setelah
digunakan selama berabad-abad, dapat disesuaikan dengan budaya
sekarang, lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat, bersifat
dinamis, dan sangat terkait dengan sistem kepercayaan.
Penerapan karakter bangsa dimulai dari pembenahan nilai moral
seperti: saling menghormati, jujur, bersahaja, saling menolong, adil,
dan bertanggung jawab.