4. Apa itu Tanam Paksa?
Peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur jenderal Johannes Ven
Den Bocsh pada tahun 1830.
Tanam paksa ini mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan (20%) sebagian tanahnya
untuk dijadikan lahan sebagai menanam tanaman komoditas ekspor. Khususnya Teh,Kopi,
dan Kakao.
5. LATAR BELAKANG
Belanda menghabiskan biaya yang besar
Terjadinya perang kemerdekaan belgia yang di akihiri
dengan pemisahan Belgia dari Belanda pada 1830
Belanda menghabiskan biaya sekitar 20 juta gulden untuk
menghadapi perang Diponegoro (1825-1830).
Utang yang di tanggung Belanda cukup berat
Pemasukan uang dari hasil penanaman kopi tidak banyak
Kegagalan upaya mempraktikan gagasan liberal (1816-1830)
dalam mengeksploitasi tanah jajahan agar memberikan
keuntungan yang besar bagi belanda
6. Peraturan
Tuntutan kepada setiap rakyat Pribumi agar
menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel
tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari
tanahnya untuk ditanami jenis tanaman
perdagangan.
Pembebasan tanah yang disediakan untuk
cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya
dianggap sebagai pembayaran pajak.
Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal
panen yang bukan karena kesalahan petani seperti
bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung
pemerintah Belanda.
7. Sistem Pelaksanaan
Tujuan tanam paksa adalah merangsang produksi dan ekspor komoditas
pertanian yang laku di pasar dunia. Untuk menyukseskan cultuurstelsel,
pemerintah kolonial memberikan pinjaman uang pada orang-orang yang
bersedia membangun pabrik atau penggilingan.
Pemerintah kolonial Belanda juga menyediakan batang tebu mentah dan
tenaga kerja untuk pengusaha tebu. Perluasan tanaman dagang untuk pasar
dunia mendorong munculnya modal swasta dengan jumlah besar. Modal
swasta ini memunculkan masalah-masalah lain dalam pelaksanaan tanam
paksa.
8. Di bawah pemerintahan Van den Bosch,
Belanda menerapkan sistem tanam paksa
yang dikenal dengan istilah Cultuurstelsel
dalam bahasa Belanda. Dalam sistem ini,
penduduk desa diminta untuk menanam hasil
perkebunan yang menjadi permintaan
pasaran dunia pada saat itu untuk diekspor
Riwayat
9. Dampak
Kegiatan tanam paksa
Kegiatan tanam paksa menyebabkan
menyebabkan
kelaparan dan wabah penyakit di mana-
kelaparan dan wabah penyakit di mana-
mana, sehingga angka kematian
mana, sehingga angka kematian
meningkat tajam. Bahaya kelaparan
meningkat tajam. Bahaya kelaparan
menimbulkan korban jiwa yang sangat
menimbulkan korban jiwa yang sangat
mengerikan di daerah Cirebon, Demak,
mengerikan di daerah Cirebon, Demak,
dan Grobogan. Hal ini mengakibatkan
dan Grobogan. Hal ini mengakibatkan
menurunnya jumlah penduduk di daerah
menurunnya jumlah penduduk di daerah
tersebut.
tersebut.
10. Penyimpangan
- Pajak tanah masih dikenakan pada tanah
yang digunakan untuk proyek tanam paksa
- Bersifat Paksaan
- Pengerjaan tanaman ekspor seringkali
jauh melebihi pengerjaan tanaman padi.
Penduduk juga dikerahkan untuk
menggarap perkebunan yang letaknya
jauh dari desa mereka selama tujuh bulan.
Para penduduk tidak terurus dan tanah
pertanian mereka terbengkalai.
- Kelebihan hasil panen setelah
diperhitungkan dengan pajak tidak
dikembalikan pada petani.
- Kegagalan panen menjadi
tanggung jawab petani.
- Buruh dijadikan tenaga paksaan
seperti yang terjadi di Rembang, Jawa
Tengah. Sebanyak 34.000 keluarga
selama 8 bulan setiap tahun
diharuskan mengerjakan tanaman
dagang dengan upah sangat kecil.
11. kesimpulan
Bahwa sistem tanam paksa dan politik liberal
sangat merugikan negara serta menyiksa
penduduk indonesia pada masa itu