1. Pengertian Keanekaragaman Budaya
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar
juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah
ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan
meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa
namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern,
dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap
dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat
Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai
sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya
kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri
Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar
pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun
interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada
2. dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan
perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan
budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
http://dheliora.blogspot.com/2013/02/keanekaragaman-budaya-keragaman-
budaya.html 11.08 12
Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia . keragaman budaya
Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri keberadaanya. Dalam konteks
pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat
Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah
tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di pulau – pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan
masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan budayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga
berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu.
Bias di katakana bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat
keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja
keanekaragamanbudaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keungulan di
bandingkan dengan Negara lainya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap
dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat
Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai
sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Labuhnya kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka
diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar
pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun
interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada
3. dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan
perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan
budaya local di tengah-tengah singgunagn antar peradaban itu.
Bukti sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan
,saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya kebudayaan kraton atau
kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok
masyarakat terentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan
masyarakat urban dapat berjalan parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan
dengan kebudayaan berburu meramu yang jauh hidup terpencil. Hubungan-hubungan antar
kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana
bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada
keanekaragaman kemlompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku
bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam,
serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang di milikinya
maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam. Perbedaan=perbedaan yang
ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk mempekuat isu konflik yang muncul di
tengah-tengah masyarakat dan keragaman kebudayaan
http://cahyomuhajir.blogspot.com/2011/10/keragaman-budaya-indonesia.html 11.09 12
abtu, 11 Februari 2012
Faktor-faktor penyebab keberagaman budaya Indonesia
Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman budaya Indonesia sebagai berikut:
1. Latar Belakang Historis
Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani (wilayah
Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam
jangka waktu yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di tempat-tempat
tersebut, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum melakukan perjalanan. Dengan perbedaan
pengalaman dan pengetahuan telah menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang
beranekaragam di Indonesia.
2. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa dan keberagaman budaya
Indonesia.Halitu berkaitandengan: Polakegiatan ekonomi,Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya:
nelayan, pertanian,kehutanan,danperdagangan.Sehinggamereka akan mengembangkan corak kebudayaan
yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.
4. 3. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar
BangsaIndonesiaadalahcontohbangsayangterbuka. Halini dapatdilihatdaribesarnya pengaruhasing dalam
membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa
tersebut datang membawa kebudayaan yang beranekaragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling cepat megalami perubahan. karena:
- Dengan semakin banyaknya sarana dan prasaranatransportasi,
- Hubungan antar kelompok semakin intensif dan
- Semakin sering mereka melakukan pembauran
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak terpengaruh budaya luar,
sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas.
Contoh: jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan yang cukup beragam yaitu
dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh
beragamnya orang yang datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.
MANFAAT KEBERAGAMAN BUDAYA
Tidak semua negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dengan
demikian, keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita.
Beberapa manfaat keberagaman budaya, sebagai berikut :
1. Dalam bidang bahasa,kebudayaandaerahyangberwujuddalam bahasadaerahdapatmemperkaya
perbendaharaanistilahdalambahasaIndonesia.
2. Dalam biangpariwisata,potensikeberagamanbudayadapatdijadikanobjekdantujuanpariwisatadiIndonesia
yang bisa mendatangkandevisa.
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/faktor-faktor-penyebab-keberagaman.html
11.10 12
Masalah Keberagaman Budaya dan Integrasi Nasional
Masalah yang timbul akibat keberagaman budaya
5. Secara sosiologis, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya.
Menurut Naskun, adanya keanekaragaman budaya tersebut membuat masyarakat multikultural memiliki
karakteristik umum sbb :
1. Adanya sub-subkebudayaanyang bersifat salingterpisah.
2. Kurangberkembangnyasistem nilaibersamaataukonsensus.
3. Berkembangnyasistem nilaimasing-masingkelompoksosialyangdianutsecararelatifrigiddan murni.
4. Seringtimbulkonflik-konfliksosialataukurangnyaintegrasi.
MenurutPierreL. Van denBerghe, masyarakat multikulturalmemilikikarakteristikumumsebagai berikut:
1. Terjadinyasegmentasidalambentukkelompok-kelompokyangseringmemilikisub-kebudayaanyangsatu sama
lainberbeda.
2. Memiliki struktursosialyang terbagi-bagikedalam lembaga yangbersifatnonkomplementer.
3. Kurangmengembangkankonsensusdiantaraparaanggotanyaterhadapnilai-nilaiyangbersifatdasar.
4. Secararelatif,seringkalimengalami konflik-konflikdiantarakelompokyangsatu denganyang lainnya.
5. Secararelatif,integrasisosialtumbuhdi atas paksaandanketergantungandidalam bidangekonomi.
6. Adanya dominasipolitikolehsuatukelompokataskelompokyanglain.
Keberagamanmerupakansuatukeadaanyangdapat mendatangkanfenomenabaruyangpositif dan negatif
(tidak diinginkan).Namunjikakeduanyakitatelusuridankita kaji lebihjauh,merupakangejala-gejalayang
wajar terjadi dalam masyarakat.Selainmembawamanfaat,keberagamanbudayapunmemilikidampaknegatif
dengandasarberbeda-bedaitutidakdapat bergaulsatusamalainnya. Potensiterpendam untukterjadinya
konflikkarena keteganganantarsukubangsadan golongantidakbisadiabaikanbegitusaja.
MenurutJ. Ranjabar,hal-halyang dapatmenyebabkanterjadinyakonflikpada masyarakat Indonesiasbb:
1. Apabilaterjadidominasisuatukelompokterhadapkelompoklain.Contoh:konflikAcehdan Papua.
2. Apabilaterdapat persaingandalam mendapatkanmatapencaharianhidupantarakelompokyangberlainansuku
bangsa.Contoh: konflikyang terjadidisambas.
3. Apabilaterjadipemaksaanunsur-unsurkebudayaandariwargasebuahsukuterhadapwargasukubangsalain.
Contoh:konflik yang terjadi disampit.
4. Apabilaterjadipotensi konflikterpendam,yang bertikai secaraadat.Contoh: konflikantar suku di papua.
Secaragarisbesarberbagaikonflikdalam masyarakatdapatdiklasifikasikankedalam beberapabentukkonflik,
sbb:
6. 1. KonflikRasial
Konflikyang diakibatkandariperbedaan-perbedaandalamdirimerekaterhadapindividudanraslainnya.
Pertentanganrasionalbukansajadisebabkanolehperbedaanciri-ciri fisiksaja,tetapikadang-kadangjuga
diperuncingolehperbedaandanbenturandalamhalsosial,ekonomi,politik,ataukarenajumlahrastertentu
lebihbanyak dariras lainnya.
2. KonflikAntarSukuBangsa
Bahasayang digunakanmenjadiperbedaanantarsukubangsa,adajugaperbedaanadatistiadatdalam
pergaulansehari-hari,kesenianyangdikembangkan,sistem kekerabatanyangdianut,danpenguasaan
tekhnologi.
Konflikini terjaditerlebihjikakeduanya mengalamikemundurandalambeberapahal,misalnyadalam hal
ekonomiyangdiikutiolehkecurigaan-kecurigaanterhadapsukutertentuatas penguasaansumber-sumber
ekonomipolitik.
3. KonflikAntarAgama
Keanekaragamanagamayangdianutseringkalimendatangkanperbedaan-perbedaan,baikdalam cara
berpakaian,bergaul,peribadatan,adatpernikahan,hukum waris,kesenian,danatribut-atributkeagamaan
lainnya.
Jika parapemeluknyatidakmenghayatisecaramendalam danbenarintidariajaran-ajaranyangterkandung
dalam agama-agamamereka,akansangatpotensialuntkterjadinya konflik, bahkansampaipadatingkatkonflik
politik.Konflik sepertiini jugasangatdipengaruhiolehkeseimbanganjumlahpenganutagamatertentudalam
suatu masyarakat.
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/masalah-keberagaman-budaya-dan.html 11.12
12
Contoh-contoh Budaya Lokal
Masyarakat Indonesia terdri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku
bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda. Seperti bahasa yang berbeda, adat
istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya. Dengan identitas yang berbeda-beda ini, kita dapat
mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam.
Berikut inipembahasanmengenaibeberapacontohbudayalokaldiIndonesia:
1. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT SUNDA
Secara administratif, suku bangsa Sunda sebagian besar mendiami propinsi Jawa Barat. Sistem kekerabatan
suku bangsaSundamengenalsistem Parental, yaitu mengikuti garis keturunan kedua orang tua, ayah, dan ibu.
BahasapercakapanyangdipakaiadalahbahasaSunda.Bahasainimengenal tingkatandaribahasayangpaling
halus sampai kasar. Bahasa Sunda berkembang di daerah Priangan, seperti di Ciamis, Tasikmalaya, Garut,
Sumedang, Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Bahasa sunda yang tidak halus berkembang di daerah Banten,
Karawang,Bogor, dan Cirebon. Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Badui do Banten Selatan disebut
bahasa Sunda Buhun (Kuno).
Masyarakat Sunda memiliki beragam kesenian tradisional. Alat musik tradisional masyarakat Sunda adalah
angklung.Alat musikSundajugamemilikipertunjukanseperti reog,calung,wayanggolek,gendang pencak, dan
sejumlahtarian-tarianseperti tari jaipongdantaritopeng. Keseniantradisionaltersebutumumnyadipertunjukkan
pada upacara selamatan pernikahan, sunatan, meruwat rumah, dan syukuran.
7. 2. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT TENGGER
Suku tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mendiami wilayah sekitar Pegunungan
Bromo,Jawa Timur.Masyarakatmempunyai ciri khas yang dapat dilihat dari dialek bahasa, upacara adat yang
berdasarkan sistem kepercayaannya, serta perilaku yang sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Dalam
kehidupan orang Tengger mempunyai kebiasaan mengangkat orang luar menjadi warga baru atau sesepuh
masyarakat Tengger.Prosespengangkataninidilakukanmelaluiupacarawisudayang dipimpin oleh ketua adat
atau kepala dukun.
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu Mahayana. Setiap tahun, mereka mengadakan upacara
Kasodo, yaitu upacara dalam rangka pengiriman kurban kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo.
Puncak upacara Kasodo berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan dukun-dukun baru.
Setelah itu, dilakukan pelemparan Ongkek (persembahan penduduk) ke kawah Bromo. Acara ini mengakhiri
keseluruhan upacara Kasodo yang berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.
3. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT BATAK
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang melindungi Pulau Sumatera. Suku bangsa ini dikenal
masyarakat sebagai perantau karena banyak yang mengadu nasib ke berbagai daerah terutama di kota-kota
besar. Meskipuntersebardiberbagaidaerah,sukubangsaBatak dikenalsangat menjunjung tinggi kebudayaan
sekalipun tidak tinggal di kampung halamannya.
Suku bangsa Batak memiliki beragam kesenian tradisional. Dalam seni ukir dapat dilihat pada motif-motif
pakaianadatserta tiang-tiangrumahadatyang memilikisrtisimbolistertentu. Selain itu, terdapat berbagai lagu-
lagu daerah dan tari-tarian. Tarian tradisional yang cukup terkenal adalah tarian Mandula dan tari Sekar Sirih.
TariMandulaadalahtarianrakyat Simalungunsaatmenyambutpanen,sedangkan tari Sekar Sirih adalah tarian
menyambut tamu.
4. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS
Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Sejak dahulu suku Bugis
dikenalsebagaisukubangsa Pelaut, sehingga mereka juga tinggal di daerah-daerah luar Sulawesi Selatan. Di
beberapa daerah, seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa Bugis membentuk perkampungan sendiri.
Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis, huruf yang dipakai adalah aksara Lontara. Setelah masuknya
pengaruh Islam pada abad ke-17, naskah-naskah kebanyakan ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang disebut
aksara Serang.
Kesenian msyarakat Bugis dapat dilihat dari bentuk arsitektur rumah dan ukir-ukiran pada tiang atau gerbang
rumah.Selainitu, dapatdilihatpadabentuk-bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah
cukup dikenal luas di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.
5. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK
Suku bangsaDayak dianggapsebagaisukubangsaasliPulauKalimantan.MasyarakatDayakmengenalsistem
ambilineal,yaitu mengikutigarisketurunanlaki-lakidanperempuan.Sebagianbesaranaklaki-lakiatau
perempuanyangsudahmenikahakantetaptinggalbersamaorangtuanya. Inilahyang membentukkeluarga
luas(ultralokal).Masyarakat Dayak tidak melaranganak perempuannyamenikahdenganlaki-lakisukubangsa
lainasalkanmerekamautinggalbersamakeluargaistrinya.
MasyarakaDayak memilikiberagamkesenian,baiksenimusik,tarian, seniukir, ataupuntenun. Alat musik
tradisionalyang biasadipakaiumumnyaterbuatdari bambuataukayu yang dimainkandengancaradipikul
beriramamengikutitariandanlagunya.Tarian-tarianmasyarakatDayakantaralaintari Tambun,BaleanDades,
danBungai. Tariantersebutpadaumumnyadibawakanketikaupacara-upacaraadat.Seni ukirdapat dilihat
padatiang-tiangrumahyang diukirdengantangandanmemilikisimbol-simboltertentu.Selainitu, seni ukir
masyarakt Dayak berupapatung-patungyang terbuatdari kayu. Sedangkankaintenunyang terkenal terbuat
daribahankapas dankulit kayu.
8. 6. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT LIO
Masyarakat LioadalahkelompokpendudukyangmenempatiPulauFlores,NTT.Kelompok yang sangat penting
adalah kelompok yang disebut “SUKU”. Kelompok ini dikatakan mewujudkan struktur piramidal, yang
dipuncaknyaduduk kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh anak laki-laki sulung. Selain berstatus
sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli waris”.
Masyarakat Lio mengembangkan berbagai kesenian tradisional. Dalam seni pahat dan arsitektur dapat dilihat
pada bentuk rumah adat yang disebut Sao Ria. Selain itu, mereka juga membuat patung yang disebut Anadeo
yang dikeramatkansebagaipenungguruahadat.Merekajugamenghasilkanhasilkaintenuntradisional dengan
motif yang khas pada kain sarung, selimut, dan selendang.
7. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT ASMAT
DaerahkebudayaanmasyarakatAsmat meliputidaerahpegununganPapuaSelatan.SukubangsaAsmat
umumnyadikelompokkanatasAsmatHilirdan Asmat Hulu. SukubangsaAsmat Hilirhidupdidataranrendahdi
sepanjangpantaiyangmasihdiselimutihutandanrawa.Suku bangsaAsmatHuluhidupdidaerahdatarantinggi
yang berbukit-bukitdenganpadangrumputyangcukupjelas.
Keluarga-keluargasukubangsaAsmatumumnyatinggaldirumah-rumahpanggungyangdisebuttsyem.
SebuahkelompokkekerabatanAsmatterdiriatas 10-15tysem yang mengelilingisebuahrumahadatyang di
sebut yew. Yew berfungsisebagairumahkeramatdantempatupacarakeagamaan.
Masyarakat Asmat jugamengenalpemimpinadatyangdisebut aipem. Pemimpinadatbiasanyaorang-orang
yang pandai,bijaksana,dankuat. Orangyang pandaidalam berburu.Orangyangpandaidalam membuat
patung(wow-iptis) akanmenjadipemimpinparapembuatpatung.
KesenianmasyarakatAsmat identikdengankepercayaan danupacara-upacarakeagamaanterutamaseniukir
patung,topeng, danperisai. Secaraumum,ada4 (empat)gaya senipatungAsmat, sebagaiberikut:
a. Gaya A, Seni Asmat HilirdanHuluSungai
Patung-patungdengangayaini tersusundari atas ke bawah menuruttataurut silsilahnenekmoyangnya.
Contohnya, mbis yang dibuatjika masyarakatakan mengadakanbalasdendamataskematiannenekmoyang
yang gugur dalam perangmelawanmusuh.
b. Gaya B, Seni Asmat Barat Laut
Bentuk patunggaya ini lonjongagakmelebarbagianbawahnya.Bagiankepala terpisah dari bagian lainnya dan
berbentukkepalakura-kuraatau ikan.Kadangada gambar nenek moyang di bagian kepala, sedangkan hiasan
bagian badan berbentuk musang terbang, katak, kepala burung tadung, ular, dan sebagainya.
c. Gaya C, SeniAsmat Timur
Bentuk perisaiyang dibuatumumnyaberukuransangatbesarbahkanmelebihi tinggiorangAsmat.Bagian
atasnya tidak terpisahjelas daribagianlaindanseringdihiasigaris-garishitam danmerah,sertatitik-titik putih.
d. Gaya D, Seni Asmat DaerahSungaiBrazz
Bentuk perisaigaya D inihampirsamabesardantingginya denganperisaiChanya bagiankepalaterpisahdari
badannya. Motifyang sering digunakanadalahhiasangeometri,sepertilingkaran,spiral,siku-siku,dan
sebagainya.
Selainseniukir, berbagaiupacarakeagamaanjugadisertaidengantari-tarianyangdiiringimusikdanpaduan
suara. Alat musikyang dipakaiadalah tifayang dimainkandengancaradipikul.Dalam upacarakeagamaan,
9. parapenari umumnyadihiasidenganberbagai catgarisputihdanmengenakansemacam topiterbuatdaribulu
ayam.
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/contoh-contoh-budaya-lokal.html 11.13
PENGERTIAN BUDAYA
Kata kebudayaan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan istilah culture dan dalam bahasa Latin Colere
yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Dengan demikian,
culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta, yaitu budhayah yang
merupakan bentuk jamak dari budhi yang berarti budi / akal. Dengan demikian, kebudayaan diartikan sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
Definisi kebudayaan menurut para ahli, sebagai berikut:
a. Melville J. Herkovits
Memandangbahwakebudayaansuatuyang superorganickarenakebudayaanyang turun-temurundarigenerasi
ke generasi yang tetap hidup terus walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih
berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
b. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi
Merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
c. E. B Taylor
Mengidentifikasikan bahwa kebudayaan sebagai komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi
pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,keagamaan,hukum,adatistiadatserta kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.
d. Andes Eppink
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur
sosial, dan religius.
10. e. Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka memenuhi
kehidupan manusia dengan cara belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan
Fischer menyatakan bahwa pembentukan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, sbb:
1. Lingkungan Geografis
2. Induk Bangsa
3. Kontak Antar Bangsa dengan Berbagai Kebudayaan
Sifat-sifat dari kebudayaan
Sifat-sifat dari kebudayaan, adalah sebagai berikut :
1. Adaftif
Kebudayaan bersifat adaptif, artinya kebudayaan selalu mampu menyesuaikan diri, sifat adaptif ini akan
melengkapi manusia pendukungnya dengan menyesuaikan diri pada hal-hal seperti kebutuhan fisiolologis
badan mereka sendiri, lingkungan fisik-geografis dan lingkungan sosial.
2. Integratif
Kebudayaan bersifat Integratif artinya kebudayaan memadukan semua unsur dan sifat-sifatnya menjadi satu,
bukansekumpulankebiasaan yang terkumpul secara acak-acakan saja. Karena itulah kebiasaan yang dimiliki
dalam suatu kebudayaan tidak dapat dengan mudah dimasukan kedalam kebudayaan lain.
3. Dinamis
Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan terus bergerak mengikuti dinamika
kehidupan sosial budaya masyarakat. Dinamika kehidupan sosial budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi
manusiadenganlingkungansekitar,penafsiran-penafsiranatauinterpretasiyangberubahtentangnorma-norma,
dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/pengertian-budaya.html 11.14
KEBUDAYAAN LOKAL
Bagian 1:
KEBUDAYAAN LOKAL
Pengertian budayalokal adalahbudaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berdiam di dalam suatu kesatuan
wilayah. Menurut Van Vollenhoven, masyarakat Indonesia dibagi ke dalam 19 lingkungan hukum adat.
11. Pendapat ini diperkuat oleh Koentjaraningrat yang menyebutkan ke-19 lingkungan hukum adat ini sebagai
culture area.
Macam-macam Budaya Lokal di Indonesia
1. Kebudayaan Masyarakat Batak, yang termasuk kedalam kebudayaan batak adalah mereka yang
berdiam disekiatarwilayahpegununganSumateraUtara,mulaidariperbatasanDaerahIstimewa Aceh
di utara sampai ke perbatasan dengan Riau dan Sumatera Barat di sebelah selatan.
2. Kebudayaan Masyarakat Minangkabau, daerah asal kebudayaan minangkabau seluas propinsi
Sumatera Barat. Tersebar juga di beberapa tempat di Sumatera dan juga di Malaya. Garis keturunan
masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal (Suatu adat masyarakat yang
mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu) kesatuan keluarga yang terkecil adalah Paruik.
Lawan dari matrilineal adalah patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur keturunan berasal
daripihak ayah. Penganutadat patrilinealdiIndonesiasebagaicontohnya adalah suku Batak, suku Rejang, dan
suku Gayo.
3. Kebudayaan Masyarakat Aceh, yang termasuk ke dalam budaya aceh yaitu daerah yang tergabung
ke dalam bagian utara pulau Sumatera, juga meliputi wilayah Simeuleu, We, Breuh, dan pulau-pulau
lainyang adadi sekitarnya. Desa bagiorangAceh disebut Gampong. Setiap gampong terdiri atas 100-
500 rumah.
4. Kebudayaan Masyarakat Jawa, Stratifikasi sosial dalam masyakat Jawa mendapat pengaruh dari
Kraton. Dimanakaum bangsawandanketurunannyasertapegawai pemerintahan dan kaum terpelajar
(priyayi) menempati posisi lapisan sosial atas, sementara petani di desa dan masyarakat kebanyakan
yang digolongkandalam WongCilik.Padalapisantingkatkepaladesa(petinggi)dibantuolehbeberapa
bawahannya, yaitu
Carik : bertindaksebagaisekretarisdesa
Kamitua : bertindaksebagaikepaladukuh/kampung
Kebayan : berperan sebagai humas internal desa yang menyampaikan segala hal terkait
kebijakankepaladesauntukmenyampaikankepadamasyarakatnya.
Kaum/ Modin : mengurusisoalperkawinan,masalahkeagamaan,dankematian
5. Kebudayaan MasyaraktBali, ada dua (2) bentuk masyarakat bali, yaitu masyarakat Bali Aga dan Bali
Majapahit.MasyarakatBali Aga, masyarakat yang kurang mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa-
Hindu dari Majapahit dan umumnya mendiami daerah-daerah pegunungan. Sedangkan Masyarakat
Bali Majapahit, pada umumnya tinggal di daerah-daerah dataran dan menjadi mayoritas Bali.
12. 6. Kebudayaan MasyarakatKalimantan (Tengah),pendudukaslikalimantanadalahsukuDayak, secara
umum terdapat 3 (tiga) Suku Dayak, sebagai berikut:
- Ngaju, tinggal disepanjang sungai besar seperti Kapuas, Kahayan, Rungan-Manuhin, Barito, dan katingan.
- Ot-Danum, memeiliki daerah persebaran yang hampir sama denga ngaju.
- Ma’anyan, sebagian besar tinggal di tepi timur sungai Barito.
7. Kebudayaan MasyarakatBugis-Makassar,kebudayaaninimendiami bagianterbesarwilayahselatan
Pulau Sulawesi. Dalam berkomunikasi, orang Bugis menggunakan bahasa Ugi dan orang Makasar
menggunakan bahasa Mangasara.
Sistem stratifikasi sosial lama terdapat 3 (tiga) lapisan pokok masyarakat, sbb
- Anakarung (anakaraeng,Makasar),merupakanlapisankaum kerabatraja-raja,biasanyamenggunakan gelar
pada namanya seperti Karaenta, Puatta, Andi, dan Daeng.
- To-maradeka, lapisan orang maradeka merupakan sebagian besar mayarakat.
- Ata, orang yang ditangkap dalam peperangan / orang yang tidak dapat membayar hutang / orang yang
melanggar adat.
Sistem kekerabatandalam halperkawinan,adatBugis-Makasarmenetapkansebuahperkawinan ideal, sebagai
berikut:
- Asialang marola, perkawinan antar saudara sepupu derajat kesatu dari pihak ayah / ibu.
- Assialanna memang, perkawinan antar sudara sepupu derajat kedua dari pihak ayah/ibu
- Ripadeppee’mabelae, perkawinan antar sudara sepupu derajat ketiga dari pihak ayah/ibu
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/kebudayaan-lokal.html 11.15
KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA
Pengertian KeberagamanBudaya
Bangsa Indonesia dengan keberagaman budayanya disebut juga sebagai masyarakat yang multikultur.
Pengertian" Keragaman Budaya " menurut sosiologi tidak ada. Tapi latar belakang keragaman budaya adalah
disebabkan beberapa faktor : adat-istiadat, suku bangsa, ras, bahasa, pola perilaku, keyakinan, kesenian, dll.
Sejarah Perkembangan Keberagaman Kebudayaan di Indonesia
Tahap perkembangan kebudayaan di Indonesia terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Kebudayaan Indonesia Masa Prasejarah
Kebudayaan ini secara umum terbagi menjadi 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu
13. a. Masa Persebaran Manusia Tertua (Pithecantropus Erectus)
Identifikasi :
SebutanPithecantropusErectus : ManusiaIndonesiatertua.
Letak fosilnya : DilembahsungaiBengawanSolo,jawaTengah
Masaperkembangannya:Mengalami perubahanfisik.
Sebutanfosil : DijulukidengansebutanHomoSoloensis.
caraberangsur-angsurberevolusihinggamenyerupaimanusiasekarang(HomoWajakensis).
: ManusiainimenunjukanpersamaandenganfosilnenekmoyangpendudukasliAustralia.
b. Kebudayaan Austro-Melanosoid
Identifikasi :
anosoid : Nenek moyang manusia wajak yang tinggal di bagian barat kepulauan Indonesia.
: Terdapat campuran ciri ras mongoloid.
: Merekahidupdenganmenangkapikandirawadanmuarasungaijugahidupdenganmeramudiperkampungan
abris sous roche.
: Dekat pantai, menyebabkan mereka suka makan karang.
c. Kebudayaan Neolitik
Identifikasi:
: Asia Tenggara
: Banyak menunjukkan ciri mongoloid.
: Proto-Austronesia
: Bercocok tanam meski tanpa irigasi.
14. Proses peralihandarihidupbergantungpadaalam menjadipengolahalam (foodgateringkefoodproducing)
am : Cangkul, Kapak batu untuk menebang pohon
tanam : Nomaden(merekaakanmeninggalkantempatbercocoktanam bilatanahnyasudahtidaksuburlagi)
d. Kebudayaan Jaman Perunggu
Identifikasi:
: BerasaldariVietnam Utara (111sebelum Masehi –939Masehi)
eninggalan : Barang-barangperunggu yangdigunakanuntukBendaupacara,barangmewah,lambanggengsidankedudukan.
: Memproduksi barang-barang dari bahan perunggu.
Kebudayaanperungguinimendapatpengaruhdarikebudayaancina.Dansejakabadke-3dan ke-4 M tampak
pengaruhkebudayaanIndiabersamaandenganpersebaranagamaHindudanBudhakeAsia Tenggara.
Pengaruhkebudayaaninimenjadipertandadimulainyababak baru sejarah kebudayaan bangsa-bangsa di Asia
tenggaradan Indonesia karena pengaruh ini membawa kepandaian baru yaitu, menulis. Mulailah kebudayaan
masa sejarah di Indonesia.
2. Kebudayaan Indonesia Masa Sejarah
a. Pengaruh Kebudayaan Hindu
b. Pengaruh kebudayaan Islam
c. Pengaruh Kebudayaan Eropa
3. KebudayaanIndonesiaMasaAkhirAbad ke-20
http://wisatasmk.blogspot.com/2012/02/keberagaman-budaya-di-indonesia.html 11.16
Keberagaman Budaya di Indonesia - Sebelum membahas tentang keberagaman budaya
terlebih dahulu harus dipahami tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan kebudayaan
agar lebih mudah dalam memahami konsep tentang keberagaman budaya. Di dalam
antropologi, terdapat konsep belajar mengenai kebudayaan sebagai hasil karya manusia.
Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial
oleh manusia. Seiring dengan perjalanan sejarah, kebudayaan berkembang sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Konsep Masyarakat Majemuk
15. Ciri masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman
budaya yang tinggi. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk (plural society) merupakan
suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup
berdampingan, tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik.
Menurut Clifford Geertz, meskipun masyarakat Indonesia telah terbentuk sejak tahun 1945
dengan sistem sosial masyarakat yang bersifat multietnik, multiagama, multibahasa, dan
multiras cenderung tidak banyak berubah dan sulit terintegrasi.
Berdasarkan struktur sosialnya, di dalam masyarakat Indonesia terdapat banyak perbedaan
budaya dan adat istiadat antarsuku bangsa di Indonesia. Di berbagai daerah dapat ditemukan
keanekaragaman suku bangsa dan agama. Misalnya, suku bangsa
Aceh yang mayoritas beragama Islam, suku bangsa Batak yang mayoritas beragama Kristen,
suku bangsa Minangkabau di Sumatra Barat, dan suku bangsa Melayu di Sumatra Selatan
yang mayoritas beragama Islam. Selain itu, di Jawa terdapat suku Sunda yang menggunakan
bahasa Sunda dan suku bangsa Jawa yang menggunakan bahasa Jawa.
2. Ciri-Ciri Masyarakat Majemuk
Ciri-ciri masyarakat majemuk menurut Van de Berg adalah sebagai berikut.
Terintegrasinya masyarakat ke dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki ciri
khas budaya yang berbeda satu sama lain.
Adanya lembaga-lembaga sosial yang saling tergantung satu sama lain karena adanya
tingkat perbedaan budaya yang tinggi.
Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
Kecenderungan terjadinya konflik lebih besar di antara kelompok satu dengan yang
lain.
Integrasi sosial tumbuh di antara kelompok sosial yang satu dengan yang lain.
Adanya kekuasaan politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena
mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal
serta kebudayaan. Adapun ciri-ciri suku bangsa, antara lain sebagai berikut.
Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam kebudayaan.
Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi dalam kebudayaan.
Mempunyai anggota yang mengenal dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai
bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan anggota kelompok sosial yang lain.
Ketika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu mengadakan interaksi sosial
maka akan tampak adanya simbol-simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk
mengekspresikan perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya. Misalnya, ciri-ciri
fisik atau ras, gerakan-gerakan tubuh atau muka, simbol kebudayaan, nilai-nilai budaya serta
keyakinan keagamaan. Seseorang yang dilahirkan sebagai anggota suatu suku bangsa sejak
16. dilahirkan harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya yang
diwariskan oleh orang tua dan keluarganya secara turun-temurun sesuai dengan konsepsi
kebudayaan suku bangsa tersebut.
3. Primordialisme dan Politik Aliran
Secara tidak sadar masyarakat suatu suku bangsa akan mengembangkan ikatan-ikatan yang
bersifat primordial, yaitu loyalitas berlebihan yang mengutamakan atau menonjolkan
kepentingan suatu kelompok agama, ras, daerah, atau keluarga tertentu.
Loyalitas yang berlebihan terhadap budaya subnasional tersebut dapat mengancam integrasi
bangsa karena primordialisme mengurangi loyalitas warga negara pada budaya nasional dan
negara sehingga mengancam kedaulatan negara.
Kencenderungan ini timbul apabila setiap kelompok kultural yang terorganisasi secara politik
akan mengembangkan politik aliran yang dapat mengancam persatuan bangsa. Selanjutnya,
kelompok-kelompok masyarakat tersebut akan mengajukan tuntutan untuk memperjuangkan
kepentingan kelompoknya seperti tuntutan pembagian sumber daya alam yang lebih
seimbang antara pusat dan daerah. Apabila tidak diakomodasi, tuntutan kelompok masyarakat
tersebut akan berkembang menjadi gerakan memisahkan diri suatu kelompok masyarakat dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Misalnya, gerakan separatisme Aceh Merdeka.
Oleh karena itu, untuk menangkal gejala primordialisme, setiap kelompok masyarakat harus
mengembangkan budaya toleransi terhadap budaya kelompok lainnya. Tujuannya adalah
untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa tanpa pengingkaran budaya sendiri.
Gambar Kampanye Pemilu 2004
Di dalam masyarakat majemuk, anggotanya terbagi-bagi atas kelompok sesuai identitas
budaya masing-masing. Kelompok yang loyal mengikuti kelompok atau partai politik tertentu
sesuai identitas budaya mereka yang mengikat anggotanya secara tertutup. Menurut
Robuskha dan Shepsle terdapat tiga ciri khas dalam masya- rakat majemuk, antara lain
1. keanekaragaman budaya berkembang dalam kelompok budaya tertutup;
2. keanekaragaman budaya terorganisir secara politik;
3. muncul masalah menonjolnya unsur etnik di dalam masyarakat.
17. Keanekaragaman budaya dalam masyarakat terbentuk atas dasar identitas budaya. Identitas
budaya adalah kategori pembeda berdasarkan nilai-nilai budaya antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Hal itu terjadi karena tiap identitas kultural memiliki sentimen primordial
tertentu yang memengaruhi ikatan politik, persilangan, dan interaksi sosial di antara
kelompok etnik di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat, kehidupan politik terorganisir menurut kelompok etnik dan nilai-nilai
subbudaya tertentu. Kelompok etnik membentuk organisasi politik yang saling bersaing.
Mereka mengikuti dasar kepentingan kelompok etnik atau politik aliran dari kelompok yang
bersangkutan. Misalnya, dalam Pemilu 2004 terdapat banyak partai politik yang berlandaskan
agama, suku, bangsa, dan aliran, seperti PKS, PBB, PDS, PDIP, dan PAN.
4. Kemajemukan Indonesia dan Masalah Persatuan Nasional
Unsur penting yang memengaruhi keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia adalah
perbedaan anggota masyarakat berdasarkan ras dan etnisitas. Perbedaan ras dan etnisitas
sangat penting dalam membentuk keanekaragaman sosial budaya masyarakat majemuk
sehingga masyarakat majemuk sering disebut masyarakat multiras atau multietnik.
Menurut Robertson, ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit
dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun-temurun yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungan hidup khusus mereka.
Kelompok etnik merupakan sejumlah besar orang yang memandang diri dan dipandang oleh
kelompok lain, memiliki kesatuan budaya yang berbeda yang ditimbulkan oleh sifat-sifat
budaya masyarakat dan interaksi timbal balik secara terus-menerus. Suatu anggota kelompok
etnik memiliki peranan dan identitas yang sama berdasarkan asal-usul, bahasa, agama, tradisi,
dan perjalanan hidup. Suatu kelompok etnik membedakan dirinya dengan kelompok lain
berdasarkan ciri-ciri budaya lokal yang mereka miliki.
Di Indonesia, terdapat beraneka ragam kelompok kesukuan dipandang berdasarkan perbedaan
etnik dan ras. Misalnya, antara orang Jawa dengan orang Papua dan orang Maluku yang
dibedakan berdasarkan ras dan etnik. Namun, ada anggota kelompok kesukuan yang
dibedakan atas dasar etnik, seperti antara orang Batak dengan orang Bali dan orang Jawa
yang dibedakan atas dasar bahasa, budaya, dan agama yang mereka anut.
Pada umumnya, orang akan sepintas memandang mereka memiliki tradisi, pandangan hidup,
dan adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Pemahaman tersebut penting untuk memahami
gejala terjadinya sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan
pandangan dan cara hidup dari sudut pandang- nya sebagai tolok ukur untuk menilai
kelompok lain.
Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antarkelompok
masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme.
Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa mereka
memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat
lainnya.
Menurut David Levinson, sikap etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan pandangan
dan cara hidup dari sudut pandang suatu kelompok masyarakat sebagai tolok ukur untuk
menilai kelompok lain. Sebenarnya sikap etnosentrisme adalah suatu gejala yang umum di
18. seluruh dunia. Konsep etnosentrisme selalu muncul dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai kelompok sosial karena adanya keyakinan bahwa kebudayaan sendiri dianggap lebih
tinggi dibanding kelompok lain dan menilai kebudayaan kelompok lain dengan tolok ukur
kebudayaan kelompok mereka sendiri.
Contohnya adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok
adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga
dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal
dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan
kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah
dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Namun,
bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu
dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai
masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak
adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam
masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial
budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang
oleh para ahli ilmu sosial.
Selain memiliki dampak yang bersifat negatif, sikap etnosentrisme juga mempunyai dampak
yang positif untuk meningkat- kan rasa nasionalisme suatu bangsa.
Etnosentrisme merupakan pengembangan sifat yang mampu meningkatkan nasionalisme dan
patriotisme suatu bangsa. Tanpa sifat etnosentrisme maka kesadaran nasional untuk
mempertahankan keutuhan suatu bangsa dan meningkatkan integrasi bangsa akan sangat sulit
dicapai. Selain itu, dengan menerapkan etnosentrisme juga mampu menghalangi perubahan
yang datang dari luar, baik yang akan menghancurkan kebudayaan sendiri maupun yang
mampu mendukung tujuan masyarakat bangsa tersebut.
Sikap positif etnosentrisme muncul apabila suatu bangsa menghadapi ancaman bangsa lain
yang berusaha menggangu kedaulatan dan simbol-simbol negaranya. Ancaman terhadap
kedaulatan bangsa tersebut akan mendorong timbulnya rasa nasionalisme warga negara yang
merasa harga dirinya sebagai suatu bangsa telah dilecehkan oleh bangsa lain. Selanjutnya,
anggota masyarakat yang merasakan adanya ancaman dari bangsa lain akan berusaha
mengekspresikan rasa nasionalismenya dengan cara berdemonstrasi menentang ancaman
bangsa asing tersebut. Upaya masyarakat untuk mengeskpresikan rasa nasionalismenya
tersebut masih dianggap wajar untuk dilakukan.
19. Gambar Unjuk rasa masyarakat mengenai sengketa masalah Kepulauan Ambalat
Contoh terjadinya etnosentrisme dalam bentuk positif adalah pada saat terjadinya sengketa
masalah kepulauan Ambalat di Provinsi Kalimantan Selatan yang diklaim sebagai wilayah
Malaysia. Setelah terjadinya insiden di seputar Pulau Ambalat, muncul gelombang unjuk
rasa yang dilakukan berbagai kelompok masyarakat yang menuntut ketegasan pihak
pemerintah untuk menyelesaikan kasus sengketa perbatasan tersebut. Berbagai kelompok
masyarakat tersebut melakukan demonstrasi karena didorong oleh perasaan nasionalisme
akibat adanya ancaman terhadap integritas dan kedaulatan wilayah NKRI. Namun, masalah
tersebut tidak berkembang menjadi konflik terbuka antara peme- rintah Indonesia dan
Malaysia karena kedua negara sepakat untuk menyelesaikan masalah politik tersebut melalui
jalur diplomasi sebagai sesama negara ASEAN.
Apabila tidak dikelola dengan baik, sikap etnosentrisme dapat mendorong terjadinya sikap
xenopobia. Xenopobia adalah perasaan kebencian terhadap orang asing yang berlebihan.
Sikap xenophobia dapat menimbulkan perilaku kekerasan terhadap orang asing yang tinggal
di suatu tempat.
5. Penerapan Sikap Relativisme Budaya
Pencegahan dampak negatif sikap etnosentrisme dapat dilakukan dengan sikap relativisme
kebudayaan. Dengan memiliki sikap relativisme budaya, seorang individu akan memahami
bahwa setiap manusia lahir dan berkembang dengan memiliki ras, bahasa, agama, dan
lingkungan budaya yang berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan. Prinsip relativisme
menekankan kepada pemahaman bahwa setiap kebudayaan memiliki karakteristik yang
tidak bisa dinilai berdasarkan berdasarkan tolok ukur kebudayaan lainnya. Penerapan prinsip
relativisme budaya mampu memahami keragaman budaya kelompok masyarakat lainnya
tanpa berusaha memberikan penilaian baik atau buruk terhadap nilai budaya kelompok
lainnya.
Dalam konteks Indonesia yang masyarakatnya yang memiliki keanekaragaman budaya maka
sikap relativisme budaya merupakan cara terbaik dengan cara bersikap arif dan bijak dalam
memahami perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat.
Oleh karena itu, sikap relativisme budaya harus dikembangkan dalam memandang
keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Relativisme budaya adalah konsep yang
menggambarkan bahwa fungsi dan arti suatu unsur kebudayaan tergantung pada lingkungan
di mana suatu kebudayaan berkembang. Konsep relativisme kebudayaan mempunyai
pengertian bahwa tidak semua adat istiadat di dalam suatu kelompok masyarakat mempunyai
nilai yang sama. Misalnya, di beberapa suku bangsa pola perilaku tertentu mungkin
merugikan tetapi di suku bangsa lain perilaku sosial tersebut mungkin mempunyai tujuan
yang berbeda.
Dalam konteks Indonesia yang mempunyai masyarakat majemuk, di mana pola kehidupan
sangat beragam dan plural maka sikap relativisme budaya merupakan salah satu cara terbaik
dengan cara bersikap arif dan bijak dalam memahami perbedaan- perbedaan kebudayaan.
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/makalah-keberagaman-budaya-di-
indonesia.html11.07 12 April 2015