SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BAB 18
SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG:
HUTANG DAN SAHAM PREFEREM
Instrumen hutang jangka panjang pada dasarnya janji yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah
bunga tertentu dan pokok pinjaman selama jangka waktu
tertentu. Instrumen hutang bisa dijual langsung ke
investor melalui surat berharga (sekuritas) yang bernama
obligasi. Obligasi bisa dijual ke publik, bisa juga dijual
langsung ke investor tertentu (biasanya investor besar
atau disebut juga investor institusi). Cara yang terakhir
sering disebut juga sebagai penjualan ke investor nonpublik (privately placed debt). Disamping melalui
penerbitan obligasi, perusahaan juga bisa langsung
meminjam ke perbankan atau lembaga keuangan nonperbankan.
1. Intermediasi dan Disintermediasi
Pada pinjaman dari bank, bank bertindak sebagai
intermediator (penengah) antara investor (pihak
surplus dana) dengan perusahaan (pihak defisit dana).
Obligasi mencoba melewati (mem-by-pass) pihak
intermediator. Pihak perusahaan menerbitkan obligasi
dan menjual secara langsung ke pihak surplus dana.
Cara semacam itu diharapkan bisa menurunkan biaya
transaksi.
2. Obligasi
Obligasi merupakan instrumen hutang yang dikeluarkan
oleh perusahaan dan dijual ke investor. Penjualan bisa
dilakukan melalui Bursa keuangan dan dicatatkan
(Public Placement) atau bisa langsung dijual ke
investor potensial (Private Placement).
2.1. Kontrak Perjanjian Obligasi
Secara umum kontrak obligasi bisa mencakup beberapa
hal: (1) Kontrak dasar obligasi, (2) Penjelasan jaminan
yang dipakai, (3) Detail pembatasan, (4) Sinking fund,
dan (5) Ketentuan call.
Kontrak dasar biasanya mencakup beberapa hal seperti
nilai nominal, jangka waktu, pembayaran bunga, atas
unjuk atau tercatat.
Nilai Nominal. Nilai nominal (nilai par, atau principal
value, atau denominasi) obligasi adalah jumlah uang
yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang menerbitkan
obligasi pada saat obligasi jatuh tempo.
Jangka Waktu. Kebanyakan obligasi mempunyai jangka
waktu tertentu. Jangka waktu tersebut lebih besar
dibandingkan satu tahun. Jangka waktu tersebut
bervariasi, dari lima sampai sepuluh tahun, bahkan ada
yang lebih lama lagi.
Pembayaran Bunga. Obligasi bisa membayar bunga
dengan jumlah yang sama untuk setiap periodenya
(bunga tetap). Untuk menghilangkan risiko perubahan
tingkat bunga tersebut, perusahaan bisa menawarkan
bunga mengambang (floating rate atau variable rate).
Bunga mengambang biasanya menggunakan referensi
(benchmark) tertentu.
Atas Unjuk atau Tercatat. Obligasi bisa dalam bentuk
tercatat dan atas unjuk. Untuk tercatat, pemegang
obligasi akan dicatat dalam buku perusahaan. Obligasi
atas unjuk tidak mecatat pemilik obligasi tersebut. Siapa
yang memegang obligasi tersebut dianggap menjadi
pemilik obligasi tersebut.
Jaminan Obligasi. Obligasi bisa dijamin dengan aset
tertentu atau tidak. Obligasi yang dijamin dengan aset
tertentu disebut sebagai hipotik (mortgage bond).
Obligasi tersebut berhak atas penjualan aset yang
dijadikan jaminan apabila perusahaan mengalami
kebangkrutan atau tidak bisa membayar kewajibannya.
Pada umumnya obligasi tidak dijamin secara khusus
dengan aset tertentu. Obligasi semacam ini disebut
sebagai debenture. Itu tidak berarti bahwa obligasi
tersebut merupakan klaim umum (general creditors) atas
semua aset atau pendapatan perusahaan. Pada waktu
likuidasi, pemegang obligasi semacam ini, beserta
kreditur umum lainnya, memperoleh hak atas
pembayaran dari hasil penjualan aset setelah semua
pemegang obligasi yang lebih tinggi seperti hutang pajak
atau hutang pegawai telah dilunasi.
Karakteristik Call. Dalam obligasi dengan karakteristik
call, perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai
hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo.
Praktek semacam ini disebut juga sebagai refuding.
Perusahaan melakukan refuding (call) pada saat tingkat
Pembatasan. Kontrak obligasi barangkali memasukkan
beberapa pembatasan-pembatasan. Pembatasan tersebut
ditujukan untuk menghindari situasi yang bisa
merugikan pemegang obligasi. Pembatasan tersebut bisa
dikelompokkan ke dalam dua kategori: positif dan
negatif. Pembatasan positif menjelaskan hal-hal yang
perlu dilakukan oleh perusahaan, sedangkan pembatasan
negatif menjelaskan hal-hal yang dilarang dilakukan oleh
perusahaan. Pembatasan semacam itu juga dilakukan
oleh lembaga keuangan seperti bank jika bank
memberikan pinjaman langsung ke perusahaan
Sinking fund. Perjanjian obligasi barangkali
mengharuskan perusahaan menyimpan uang yang
disiapkan sebagai pelunasan obligasi. Biasnya singking
fund merupakan ‘tabungan’ perusahan periodik dengan
jumlah yang sama setiap periodenya. Tetapi bisa juga
singking fund tersebut terdiri dari sejumlah kas yang
berubah-ubah (variabel) seperti yang diatur dalam
perjanjian. Perusahaan tidak boleh menggunakan sinking
fund tersebut untuk keperluan lain ( karena dana tersebut
untuk persiapan pelunasan).
2.2. Rating Obligasi
Rating obligasi dan juga CP di Indonesia dilakukan oleh
PT Pemerintah Efek Indonesia (PEFINDO) yang
didirikan pada tahun 1993. Rating dilakukan untuk
mengevaluasikan risiko instrumen hutang. Rating
dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, analisis
Pefindo menyiapkan review internal terhadap
perusahaan yang mengeluarkan instrumen hutang.
Analis tersebut kemudian menyajikan review ke
manajemen Pefindo untuk didiskusikan. Tahap kedua,
Rekomendasi rating diberikan kepada komite rating
yang kemudian akan menentukan rating perusahaan
tersebut. Komite rating terdiri dari analisis dan
manajemen Pefindo, ditambah dua orang dari luar
Pefindo dengan tujuan untuk menjaga obyektifitas,
profesionalisme, dan independensi rating.
2.3. Beberapa Variasi Obligasi
2.3.1. Obligasi Tanpa Kupon Bunga (Zero-coupon)
Variasi lain adalah obligasi yang tidak membayarkan
bunga sampai jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo,
perusahaan membayarkan nilai nominal obligasi dan
bunga obligasi tersebut. Obligasi tanpa bunga bisa
menjadi menarik, jika jumlah nominal kebutuhan masa
mendatang diketahui. Dari segi perusahaan, obligasi
tanpa bunga mempunyai keuntungan karena cenderung
mempunyai tingkat bunga (yield) yang lebih rendah
dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, untuk kelas
risiko yang sama (perbedaannya sekitar 1%, di Amerika
Serikat).
2.4.2. Junk Bond (Obligasi Sampah)
Obligasi dengan rating BBB (S&P) atau Baa (Moody’s)
atau lebih tinggi, disebut juga sebagai obligasi dengan
investment grade. Jika obligasi mempunyai rating di
bawah BBB atau Baa, maka obligasi tersebut dinamakan
sebagai obligasi sampah (junk bond) atau low-grade
bond atau high yield bond.
Junk bond terdiri dari dua jenis: (1) obligasi yang
mempunyai rating baik pada mulanya (investment
grade), kemudian rating perusahaan turun menjadi di
bawah investment grade (sering disebut sebagai fallen
angels), dan (2) obligasi yang sejak awal (diterbitkan)
mempunyai rating di bawah investment grade.
Meskipun junk bonds mengalami pasang surut dan
kontroversi, saat ini pasar junk bonds masih berjalan dan
membantu kebutuhan pendanaan.
2.4.3. Obligasi Pendapatan
Obligasi pendapatan mirip dengan obligasi biasa.
Perbedaannya adalah pembayaran bunga obligasi
pendapatan dikaitkan dengan pendapatan perusahaan.
Bunga dibayarkan kepada pemegang obligasi (kreditor)
jika pendapatan perusahaan mencukupi. Obligasi
pendapatan dengan demikian akan sangat
menguntungkan perusahaan, karena kemungkinan
bangkrut karena tidak bisa membayar bunga bisa
dihilangkan. Di lain pihak, pembayaran bunga memberi
manfaat penghematan pajak sama seperti obligasi biasa.
Kenapa perusahaan tidak menerbitkan obligasi pendapatan
sebanyak-banyaknya?
Pertama, perusahaan yang menerbitkan obligasi pendapatan
memberi signal ke pasar bahwa perusahaan sedang
menghadapi masalah keuangan.
Kedua, perhitungan pendapatan, dimana perusahaan tidak
harus membayar bunga, merupakan persoalan yang
rumit. Perusahaan (pemegang saham) tidak akan mudah
menyetujui pendapatan tersebut.
2.5. Listing Obligasi
Obligasi bisa dijual langsung ke investor. Cara semacam
ini bisa di sebut sebagai private placement. Disamping
itu obligasi bisa dicatatkan (listing) di Bursa keuangan
Persyaratan listing obligasi adalah:
1.Bapepam menyetujui listing obligasi perusahaan
tersebut
2.Laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik
yang terdaftar pada Bapepam, dengan opini wajar Tanpa
Syarat (unqualified opinion) unutk tahun fiskal
sebelumnya
3.Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal adalah
Rp25 milyar
4.Tenggang waktu dari aplikasi sampai ke tangal efektif
listing tidak boleh lebih dari enam bulan. Umur obligasi
5.Perusahaan telah beroperasi minimal tiga tahun
6.Perusahaan telah memperoleh keuntungan selama dua
tehun fiskal sebelumnya, dan tidak mengalami kerugian
untuk tahun lalu
7.Anggota direksi mempunyai reputasi yang baik.
Dibandingkan dengan saham, obligasi mempunyai
likuiditas yang rendah. Pasar sekunder obligasi tidak
begitu aktif. Biasanya investor memegang obligasi
sampai jatuh tempo.
3. Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman langsung bisa diperoleh melalui bank (lembaga
bank) atau lembaga non-bank seperti perusahaan
asuransi atau dana pensiun. Istilah term loan atau
private placement sering digunakan untuk pinjaman
langsung. Term loan adalah pinjaman dengan jangka
waktu lebih pendek dibandingkan private placement.
Pinjaman langsung dari lembaga keuangan biasanya
mempunyai beberapa karakteristik, yaitu adanya
amortisasi dan adanya jaminan.
Dalam dunia perbankan dikenal pedoman ‘3R’ dan ‘5C’
untuk pemberian kredit, disamping syarat-syarat
lainnya. 3R adalah kepanjangan dari Return,
Repayment Capacitiy, dan Risk-bearing Ability.
Sedangkan 5C adalah kepanjangan dari Character,
Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
Pedoman 3R bisa dijelaskan sebagai berikut ini.
1.Return: berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari
penggunaan kredit yang diminta
2.Repayment Capacity: berkaitan dengan kemampuan
perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya
pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.
3.Risk-bearing Ability: berkaitan dengan kemampuan
perusahaan menanggung risiko kegagalan atau
ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit
tersebut.
Pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik berikut ini.
1. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur)
untuk memenuhi kewajibannya. Kemauan tersebut
lebih berkaitan dengan sifat dan watak peminjam.
2. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi
kewajiban hutangnya, melalui pengelolaan
perusahaannya dengan efektif dan efisien.
3. Capital adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam)
secara keseluruhan.
4. Collateral adalah aset yang dijaminkan untuk suatu
pinjaman.
5. Condition adalah sejauh mana kondisi perekonomian
akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan
pinjaman.
Kelebihan Pinjaman Langsung:
1. Peminjam tidak perlu melalui proses pendaftaran dan
evaluasi yang panjang seperti halnya jika perusahaan
akan menerbitkan obligasi.
2. Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat dibandikan
dengan penerbitan obligasi
3. Karena hanya berhadapan dengan satu lembaga
keuangan (atau beberapa jika menggunakan sindikasi,
tetapi tetap lebih sedikit dibandingkan dengan pembeli
obligasi), perusahaan (peminjam) mempunyai
fleksibilitas yang lebih tinggi.
4. Karena hubungan dengan lembaga keuangan bisa
terjalin lebih baik, perusahaan bisa meminjam dengan
cepat.
Kelemahan Pinjaman Langsung:
1. Bunga pinjaman langsung biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga obligasi.
2. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemberi
pinjaman (lembaga keuangan) barangkali akan
mengurangi fleksibilitas perusahaan.
3. Karena biaya investigasi yang cukup tinggi, lembaga
keuangan barangkali membatasi pinjaman minimum
yang bisa diberikan.
4. Dibandingkan dengan penerbitan obligasi, pinjaman
hutang langsung kurang ‘visible’.
Manajer keuangan perlu mempertimbangkan kelebihan
dan kekurangan pinjaman langsung (relatif terhadap
pinjaman obligasi) untuk menentukan jadi tidaknya
menggunakan pinjaman tersebut.
4. Saham Preferen
Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi
mempunyai karakteristik obligasi. Pemegang saham
preferen memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut
seperti bunga yaitu besarnya tetap. Tetapi risiko saham
preferen lebih tinggi dibandingkan dengan risiko
pemegang hutang dan lebih rendah dibandingkan
dengan risiko saham biasa (dari sudut pandang
investor). Jika perusahaan tidak bisa membayar
dividen saham preferen, perusahaan tidak bisa
dinyatakan bangkrut. Pemegang saham preferen
mempunyai prioritas lebih tingi dibandingkan
pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen
dan distribusi kas dari penjualan aset apabila perusahan
bangkrut, karena itu saham preferen juga disebut surat
berharga senior (dibandingkan saham biasa).
Dari sudut pandang perusahaan, saham preferen
mempunyai keuntungan karena beberapa hal.
1.Karena saham preferen bukan merupakan hutang,
penggunaan hutang bisa dilakukan oleh perusahaan.
Rasio hutang terhadap total aset/total modal tidak akan
bertambah jika saham preferen digunakan
2.Berbeda dengan hutang, jika dividen saham tidak
dibayarkan, perusahaan tidak bisa dibangkrutkan.
Perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk
membayarkan dividen saham preferen
3.Kendali atas perusahaan biasanya masih di tangan
pemegang saham, sehingga hak suara pemegang saham
tidak berkurang (dilusi) jika saham preferen diterbitkan
Saham preferen juga mempunyai kelemahan dari sudut
pandang perusahaan. Kelemahan utama adalah, berbeda
dengan hutang, dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham preferen akan diperlakukan sebagai
pembayaran earning. Karena itu pembayaran dividen
saham preferen tidak bisa dipakai sebagai pengurang
pajak.

More Related Content

What's hot

perusahaan asuransi
perusahaan asuransiperusahaan asuransi
perusahaan asuransiTommy Wibowo
 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Futurum2
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioJudianto Nugroho
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaanreidjen raden
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modalpudle27
 
C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2rohima _yesung
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Yasri Purwani II
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Lia Ivvana
 

What's hot (20)

perusahaan asuransi
perusahaan asuransiperusahaan asuransi
perusahaan asuransi
 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Teori Pasar Modal
Teori Pasar ModalTeori Pasar Modal
Teori Pasar Modal
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Akl kompensasi manajemen
Akl   kompensasi manajemenAkl   kompensasi manajemen
Akl kompensasi manajemen
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan
 
Pembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuanPembubaran persekutuan
Pembubaran persekutuan
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Latihan soal pasar modal
Latihan soal pasar modalLatihan soal pasar modal
Latihan soal pasar modal
 
C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
 
Akm2 sekuritas dilutif
Akm2 sekuritas dilutifAkm2 sekuritas dilutif
Akm2 sekuritas dilutif
 

Similar to Manajemen keuangan bab 18

Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 menewardahmega
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptxismailumar17
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1lilietawahyuni
 
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi  Peringkat O...Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi  Peringkat O...
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...Venti Eka Satya
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMishakiIccha
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modalreidjen raden
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modalreidjen raden
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBanuSyahar
 
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasi
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasiPortofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasi
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasiJudianto Nugroho
 

Similar to Manajemen keuangan bab 18 (20)

Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 mene
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Bab 18 investasi
Bab 18 investasiBab 18 investasi
Bab 18 investasi
 
Hutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferenHutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferen
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1
 
INVESTASI
INVESTASIINVESTASI
INVESTASI
 
obli.docx
obli.docxobli.docx
obli.docx
 
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi  Peringkat O...Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi  Peringkat O...
Jurnal venti 7 des 2012_Overview Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat O...
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasi
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasiPortofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasi
Portofolio investasi-bab-8-pengertian-obligasi
 

More from Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Lia Ivvana
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costingLia Ivvana
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Pertemuan 2 persamaan akuntansi
Pertemuan 2 persamaan akuntansiPertemuan 2 persamaan akuntansi
Pertemuan 2 persamaan akuntansiLia Ivvana
 

More from Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01
 
Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costing
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Pertemuan 2 persamaan akuntansi
Pertemuan 2 persamaan akuntansiPertemuan 2 persamaan akuntansi
Pertemuan 2 persamaan akuntansi
 

Manajemen keuangan bab 18

  • 1. BAB 18 SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG: HUTANG DAN SAHAM PREFEREM Instrumen hutang jangka panjang pada dasarnya janji yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah bunga tertentu dan pokok pinjaman selama jangka waktu tertentu. Instrumen hutang bisa dijual langsung ke investor melalui surat berharga (sekuritas) yang bernama obligasi. Obligasi bisa dijual ke publik, bisa juga dijual langsung ke investor tertentu (biasanya investor besar atau disebut juga investor institusi). Cara yang terakhir sering disebut juga sebagai penjualan ke investor nonpublik (privately placed debt). Disamping melalui penerbitan obligasi, perusahaan juga bisa langsung meminjam ke perbankan atau lembaga keuangan nonperbankan.
  • 2. 1. Intermediasi dan Disintermediasi Pada pinjaman dari bank, bank bertindak sebagai intermediator (penengah) antara investor (pihak surplus dana) dengan perusahaan (pihak defisit dana). Obligasi mencoba melewati (mem-by-pass) pihak intermediator. Pihak perusahaan menerbitkan obligasi dan menjual secara langsung ke pihak surplus dana. Cara semacam itu diharapkan bisa menurunkan biaya transaksi. 2. Obligasi Obligasi merupakan instrumen hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Penjualan bisa dilakukan melalui Bursa keuangan dan dicatatkan (Public Placement) atau bisa langsung dijual ke investor potensial (Private Placement).
  • 3. 2.1. Kontrak Perjanjian Obligasi Secara umum kontrak obligasi bisa mencakup beberapa hal: (1) Kontrak dasar obligasi, (2) Penjelasan jaminan yang dipakai, (3) Detail pembatasan, (4) Sinking fund, dan (5) Ketentuan call. Kontrak dasar biasanya mencakup beberapa hal seperti nilai nominal, jangka waktu, pembayaran bunga, atas unjuk atau tercatat. Nilai Nominal. Nilai nominal (nilai par, atau principal value, atau denominasi) obligasi adalah jumlah uang yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi pada saat obligasi jatuh tempo.
  • 4. Jangka Waktu. Kebanyakan obligasi mempunyai jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut lebih besar dibandingkan satu tahun. Jangka waktu tersebut bervariasi, dari lima sampai sepuluh tahun, bahkan ada yang lebih lama lagi. Pembayaran Bunga. Obligasi bisa membayar bunga dengan jumlah yang sama untuk setiap periodenya (bunga tetap). Untuk menghilangkan risiko perubahan tingkat bunga tersebut, perusahaan bisa menawarkan bunga mengambang (floating rate atau variable rate). Bunga mengambang biasanya menggunakan referensi (benchmark) tertentu.
  • 5. Atas Unjuk atau Tercatat. Obligasi bisa dalam bentuk tercatat dan atas unjuk. Untuk tercatat, pemegang obligasi akan dicatat dalam buku perusahaan. Obligasi atas unjuk tidak mecatat pemilik obligasi tersebut. Siapa yang memegang obligasi tersebut dianggap menjadi pemilik obligasi tersebut. Jaminan Obligasi. Obligasi bisa dijamin dengan aset tertentu atau tidak. Obligasi yang dijamin dengan aset tertentu disebut sebagai hipotik (mortgage bond). Obligasi tersebut berhak atas penjualan aset yang dijadikan jaminan apabila perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak bisa membayar kewajibannya.
  • 6. Pada umumnya obligasi tidak dijamin secara khusus dengan aset tertentu. Obligasi semacam ini disebut sebagai debenture. Itu tidak berarti bahwa obligasi tersebut merupakan klaim umum (general creditors) atas semua aset atau pendapatan perusahaan. Pada waktu likuidasi, pemegang obligasi semacam ini, beserta kreditur umum lainnya, memperoleh hak atas pembayaran dari hasil penjualan aset setelah semua pemegang obligasi yang lebih tinggi seperti hutang pajak atau hutang pegawai telah dilunasi. Karakteristik Call. Dalam obligasi dengan karakteristik call, perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Praktek semacam ini disebut juga sebagai refuding. Perusahaan melakukan refuding (call) pada saat tingkat
  • 7. Pembatasan. Kontrak obligasi barangkali memasukkan beberapa pembatasan-pembatasan. Pembatasan tersebut ditujukan untuk menghindari situasi yang bisa merugikan pemegang obligasi. Pembatasan tersebut bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori: positif dan negatif. Pembatasan positif menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan, sedangkan pembatasan negatif menjelaskan hal-hal yang dilarang dilakukan oleh perusahaan. Pembatasan semacam itu juga dilakukan oleh lembaga keuangan seperti bank jika bank memberikan pinjaman langsung ke perusahaan
  • 8. Sinking fund. Perjanjian obligasi barangkali mengharuskan perusahaan menyimpan uang yang disiapkan sebagai pelunasan obligasi. Biasnya singking fund merupakan ‘tabungan’ perusahan periodik dengan jumlah yang sama setiap periodenya. Tetapi bisa juga singking fund tersebut terdiri dari sejumlah kas yang berubah-ubah (variabel) seperti yang diatur dalam perjanjian. Perusahaan tidak boleh menggunakan sinking fund tersebut untuk keperluan lain ( karena dana tersebut untuk persiapan pelunasan).
  • 9. 2.2. Rating Obligasi Rating obligasi dan juga CP di Indonesia dilakukan oleh PT Pemerintah Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan pada tahun 1993. Rating dilakukan untuk mengevaluasikan risiko instrumen hutang. Rating dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, analisis Pefindo menyiapkan review internal terhadap perusahaan yang mengeluarkan instrumen hutang. Analis tersebut kemudian menyajikan review ke manajemen Pefindo untuk didiskusikan. Tahap kedua, Rekomendasi rating diberikan kepada komite rating yang kemudian akan menentukan rating perusahaan tersebut. Komite rating terdiri dari analisis dan manajemen Pefindo, ditambah dua orang dari luar Pefindo dengan tujuan untuk menjaga obyektifitas, profesionalisme, dan independensi rating.
  • 10. 2.3. Beberapa Variasi Obligasi 2.3.1. Obligasi Tanpa Kupon Bunga (Zero-coupon) Variasi lain adalah obligasi yang tidak membayarkan bunga sampai jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, perusahaan membayarkan nilai nominal obligasi dan bunga obligasi tersebut. Obligasi tanpa bunga bisa menjadi menarik, jika jumlah nominal kebutuhan masa mendatang diketahui. Dari segi perusahaan, obligasi tanpa bunga mempunyai keuntungan karena cenderung mempunyai tingkat bunga (yield) yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, untuk kelas risiko yang sama (perbedaannya sekitar 1%, di Amerika Serikat).
  • 11. 2.4.2. Junk Bond (Obligasi Sampah) Obligasi dengan rating BBB (S&P) atau Baa (Moody’s) atau lebih tinggi, disebut juga sebagai obligasi dengan investment grade. Jika obligasi mempunyai rating di bawah BBB atau Baa, maka obligasi tersebut dinamakan sebagai obligasi sampah (junk bond) atau low-grade bond atau high yield bond. Junk bond terdiri dari dua jenis: (1) obligasi yang mempunyai rating baik pada mulanya (investment grade), kemudian rating perusahaan turun menjadi di bawah investment grade (sering disebut sebagai fallen angels), dan (2) obligasi yang sejak awal (diterbitkan) mempunyai rating di bawah investment grade. Meskipun junk bonds mengalami pasang surut dan kontroversi, saat ini pasar junk bonds masih berjalan dan membantu kebutuhan pendanaan.
  • 12. 2.4.3. Obligasi Pendapatan Obligasi pendapatan mirip dengan obligasi biasa. Perbedaannya adalah pembayaran bunga obligasi pendapatan dikaitkan dengan pendapatan perusahaan. Bunga dibayarkan kepada pemegang obligasi (kreditor) jika pendapatan perusahaan mencukupi. Obligasi pendapatan dengan demikian akan sangat menguntungkan perusahaan, karena kemungkinan bangkrut karena tidak bisa membayar bunga bisa dihilangkan. Di lain pihak, pembayaran bunga memberi manfaat penghematan pajak sama seperti obligasi biasa.
  • 13. Kenapa perusahaan tidak menerbitkan obligasi pendapatan sebanyak-banyaknya? Pertama, perusahaan yang menerbitkan obligasi pendapatan memberi signal ke pasar bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah keuangan. Kedua, perhitungan pendapatan, dimana perusahaan tidak harus membayar bunga, merupakan persoalan yang rumit. Perusahaan (pemegang saham) tidak akan mudah menyetujui pendapatan tersebut.
  • 14. 2.5. Listing Obligasi Obligasi bisa dijual langsung ke investor. Cara semacam ini bisa di sebut sebagai private placement. Disamping itu obligasi bisa dicatatkan (listing) di Bursa keuangan Persyaratan listing obligasi adalah: 1.Bapepam menyetujui listing obligasi perusahaan tersebut 2.Laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar pada Bapepam, dengan opini wajar Tanpa Syarat (unqualified opinion) unutk tahun fiskal sebelumnya 3.Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal adalah Rp25 milyar 4.Tenggang waktu dari aplikasi sampai ke tangal efektif listing tidak boleh lebih dari enam bulan. Umur obligasi
  • 15. 5.Perusahaan telah beroperasi minimal tiga tahun 6.Perusahaan telah memperoleh keuntungan selama dua tehun fiskal sebelumnya, dan tidak mengalami kerugian untuk tahun lalu 7.Anggota direksi mempunyai reputasi yang baik. Dibandingkan dengan saham, obligasi mempunyai likuiditas yang rendah. Pasar sekunder obligasi tidak begitu aktif. Biasanya investor memegang obligasi sampai jatuh tempo.
  • 16. 3. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Pinjaman langsung bisa diperoleh melalui bank (lembaga bank) atau lembaga non-bank seperti perusahaan asuransi atau dana pensiun. Istilah term loan atau private placement sering digunakan untuk pinjaman langsung. Term loan adalah pinjaman dengan jangka waktu lebih pendek dibandingkan private placement. Pinjaman langsung dari lembaga keuangan biasanya mempunyai beberapa karakteristik, yaitu adanya amortisasi dan adanya jaminan. Dalam dunia perbankan dikenal pedoman ‘3R’ dan ‘5C’ untuk pemberian kredit, disamping syarat-syarat lainnya. 3R adalah kepanjangan dari Return, Repayment Capacitiy, dan Risk-bearing Ability. Sedangkan 5C adalah kepanjangan dari Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
  • 17. Pedoman 3R bisa dijelaskan sebagai berikut ini. 1.Return: berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta 2.Repayment Capacity: berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo. 3.Risk-bearing Ability: berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit tersebut.
  • 18. Pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik berikut ini. 1. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi kewajibannya. Kemauan tersebut lebih berkaitan dengan sifat dan watak peminjam. 2. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya, melalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. 3. Capital adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan. 4. Collateral adalah aset yang dijaminkan untuk suatu pinjaman. 5. Condition adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.
  • 19. Kelebihan Pinjaman Langsung: 1. Peminjam tidak perlu melalui proses pendaftaran dan evaluasi yang panjang seperti halnya jika perusahaan akan menerbitkan obligasi. 2. Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat dibandikan dengan penerbitan obligasi 3. Karena hanya berhadapan dengan satu lembaga keuangan (atau beberapa jika menggunakan sindikasi, tetapi tetap lebih sedikit dibandingkan dengan pembeli obligasi), perusahaan (peminjam) mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi. 4. Karena hubungan dengan lembaga keuangan bisa terjalin lebih baik, perusahaan bisa meminjam dengan cepat.
  • 20. Kelemahan Pinjaman Langsung: 1. Bunga pinjaman langsung biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan bunga obligasi. 2. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemberi pinjaman (lembaga keuangan) barangkali akan mengurangi fleksibilitas perusahaan. 3. Karena biaya investigasi yang cukup tinggi, lembaga keuangan barangkali membatasi pinjaman minimum yang bisa diberikan. 4. Dibandingkan dengan penerbitan obligasi, pinjaman hutang langsung kurang ‘visible’. Manajer keuangan perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pinjaman langsung (relatif terhadap pinjaman obligasi) untuk menentukan jadi tidaknya menggunakan pinjaman tersebut.
  • 21. 4. Saham Preferen Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik obligasi. Pemegang saham preferen memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut seperti bunga yaitu besarnya tetap. Tetapi risiko saham preferen lebih tinggi dibandingkan dengan risiko pemegang hutang dan lebih rendah dibandingkan dengan risiko saham biasa (dari sudut pandang investor). Jika perusahaan tidak bisa membayar dividen saham preferen, perusahaan tidak bisa dinyatakan bangkrut. Pemegang saham preferen mempunyai prioritas lebih tingi dibandingkan pemegang saham biasa dalam hal pembagian dividen dan distribusi kas dari penjualan aset apabila perusahan bangkrut, karena itu saham preferen juga disebut surat berharga senior (dibandingkan saham biasa).
  • 22. Dari sudut pandang perusahaan, saham preferen mempunyai keuntungan karena beberapa hal. 1.Karena saham preferen bukan merupakan hutang, penggunaan hutang bisa dilakukan oleh perusahaan. Rasio hutang terhadap total aset/total modal tidak akan bertambah jika saham preferen digunakan 2.Berbeda dengan hutang, jika dividen saham tidak dibayarkan, perusahaan tidak bisa dibangkrutkan. Perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayarkan dividen saham preferen 3.Kendali atas perusahaan biasanya masih di tangan pemegang saham, sehingga hak suara pemegang saham tidak berkurang (dilusi) jika saham preferen diterbitkan
  • 23. Saham preferen juga mempunyai kelemahan dari sudut pandang perusahaan. Kelemahan utama adalah, berbeda dengan hutang, dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham preferen akan diperlakukan sebagai pembayaran earning. Karena itu pembayaran dividen saham preferen tidak bisa dipakai sebagai pengurang pajak.