2. Menu
Tuna
daksa
BAB I
Latar
Belakang
Rumusan
Tujuan
Manfaat
Tinjauan
Landasan Pustaka
Teori
BAB II
Metodologi
Penelitian
Sumber
Data
BAB III
Gambaran
Umum
BAB IV
Penanganan dan
Pelayanan
Dokumentasi
4. Latar Belakang
• Setiap manusia akan terlahir dengan membawa
kelebihan dan kekurangannya, serta takdirnya masing-masing.
Kita bisa melewatinya sebagai cobaan dan
kenikmatan hidup dengan keyakinan sendiri serta
dukungan orang sekitar.
• Kaum difabel daksa adalah sebutan bagi mereka yang
mengalami cacat (baik bawaan maupun sejak lahir)
lantaran bencana, kecelakaan dan sebagainya, sehingga
menyebabkan kesulitan dalam berjalan.
• Jumlah penderita difabel daksa di Indonesia saat ini
memang minoritas. jumlah difabel daksa di Indonesia
hanya 4,7 % dari seluruh penduduk Indonesia atau
sekitar 3,9 juta jiwa.
5. Rumusan Masalah
• Masalah apa saja yang dialami oleh anak tunadaksa
di SLB N 1 Bantul?
• Apa saja faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung penanganan tunadaksa di SLB N 1
Bantul?
Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui jenis-jenis masalah yang
dihadapi anak tunadaksa di SLB N 1 Bantul
• Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat
dan mendukung penanganan tunadaksa di SLB N 1
Bantul.
6. Manfaat Penelitian
• Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
bagi perkembangan kemajuan ilmu Bimbingan Konseling (BK) dan
psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan memperkaya
hasil penelitian yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan cara
memberi tambahan data empiris yang telah teruji secara ilmiah
mengenai pelayanan bagi penyandang tunadaksa di SLB N 1 Bantul.
• Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai
peranan guru pembimbing dan psikolog terhadap perkembangan
anak tunadaksa, sehingga diharapkan para guru dapat menyadari
arti dan makna pelayanan bimbingan inklusi, serta lebih
meningkatkan interaksi dengan siswa, sehingga dapat membantu
siswa tunadaksa dalam mencapai perkembangan yang optimal.
7. Tinjauan Pustaka
• Calhoun dan Accocella (1990) menyatakan apabila fisik-diri mengalami
cidera, maka konsep-diri akan menderita, dan jika konsep-diri menderita
maka pikiran dan tingkah laku seseorang (diri-sebagai- proses) akan
menjadi terganggu, dan begitu seterusnya.
• Feist & Feist (dalam Dianawati, dkk, 2005) menjelaskan bahwa
kekurangan yang terdapat pada salah satu bagian tubuh seorang
individu dapat mempengaruhi individu tersebut secara menyeluruh.
• Berdasarkan BPS tahun 2004, individu tunadaksa selalu merasa
tertekan dan didiskriminasi oleh masyarakat, diantaranya sikap
masyarakat mengejek atau menertawakan sebanyak 69,9%, sikap
masyarakat menolak kehadiran mereka sebanyak 35,5%, sikap acuh tak
acuh sebanyak 15%, dan sikap masyarakat terlalu protektif sebanyak
13,7% (BPS, 2004 dalam Gladys, 2010).
• Ikraputra (2002) mengungkapkan kata 'cacat' secara tidak langsung
menunjukkan suatu diskriminasi yang tanpa disadari telah
mempengaruhi si kap masyarakat sehingga timbulah perlakuan yang
berbeda terhadap mereka yang cacat. Mulai dari pembangunan gedung-gedung,
peneri maan si swa, sampai
8. Landasan Teori
• Istilah tunadaksa menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), berasal dari kata “tuna yang berarti
luka; rusak; kurang; tidak memiliki;” dan “daksa yang
berarti badan; tubuh”.
• Menurut Assjari (1995:33) “Istilah tunadaksa ditunjukan
kepada mereka yang memiliki anggota tubuh yang tidak
sempurna, misalnya buntung atau cacat.
• Kelainan atau cacat yang mereka miliki sifatnya menetap
pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa
sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Kecacatan pada anggota gerak mereka bisa disebabkan
oleh virus yang bernama virus polio”.
9. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Anak Menderita Tunadaksa
1. Sebelum lahir (fase prenatal)
• Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu mengandung sehingga menyerang
otak bayi yang sedang dikandungnya.
• Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran terganggu, tali pusar tertekan,
sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.
• Bayi dalam kandungan terkena radiasi
• Ibu yang sedang mengandung mengalami trauma yang menganggun sistem syaraf
2. Saat kelahiran (fase natal/perintal)
• Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang yang kecil pada ibu
sehingga bayi mengalami kekurangan oksigen.
• Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran yang mengalami
kesulitan sehingga dapat merusak jaringan syaraf otak pada bayi.
• Pemakaian anastesi yang melebihi ketentuan.
3. Setelah proses kelahiran (fase post natal)
• Kecelakaan/trauma kepala, amputasi.
• Infeksi penyakit yang menyerang otak.
Menu
11. Metodologi Penelitian
• Penerapan metode kualitatif, sumber data
diperoleh dari situasi yang wajar (natural
setting), penilaian mengumpulkan data
berdasarkan observasi situasi wajar,
sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi
dengan sengaja, memasuki lapangan
berhubungan langsung dengan situasi dan
responden yang dinilai, (Lyncoln & Guba,
1985:41).
• Format penelitian kualitatif-verifikatif
mengkontruksi format penelitian dan
strategi analisis data untuk lebih awal dan
memperoleh data sebanyak-banyaknya di
lapangan, (Burhan Bungin, 2008:147).
12. Sumber Data
• No Induk : 100212
• Nama: Anisa Febrianti
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Ttl : Yogyakarta, 19-02-
2004
• Usia : 10 tahun
• Agama : Islam
• Kelas : II (Dua)
• Nama Ortu : Ruri Andianto
• Dwi Suraningtyas
• Pekerjaan ayah : Swasta-Karyawan Bank
• Alamat : Gunungketur,
PA2/373, Rt. 14/ Rw. 04, Yogyakarta
• Jur : D1 (Selain cacat tubuh
ada gangguan mental, mendekati
ganda, Sipi tetapi kecerdasan agak
normal )
• No Induk : 100232
• Nama : Awinda Nailla
Herlani
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Ttl : Sleman, 05-06-2005
• Usia : 9 tahun
• Agama : Islam
• Kelas : II ( Dua )
• Nama Ortu : Kemino
• Tulasih
• Pekerjaan ayah: TNI- AD
• Alamat : Rewulu, Rt. 05/ Rw.
21, Sidokerto, Godean, Sleman,
Yogyakarta
• Jur : D (Cacat fisik, tetapi
mendekati normal)
Menu
14. Gambaran Umum
• Nama Sekolah : SLB NEGERI 1 BANTUL (Eks. SLB Negeri 3
Yogyakarta)
• Statu Sekolah : Negeri
• Jenis Pelayanan : Tunanetra (A), Tuna rungu (B), Tuna grahita ringan
(C), Tunagrahita sedang (D), Tuna daka (D), Tuna
Daksa ringan (D1), Autis
• Alamat : jalanWates 147, Km. 3, Ngestiharjo
Visi
• Terwujudnya SLB Negeri 1 Bantul sebagai lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pelatihan ketrampilan yang berkualitas sesuai dengan
kondisi, potensi, kemampuan dan kebutuhn indivisu siswa.
• Memenuhi kebutuhan srana dan prasarana pembelajaran serta pelayanan
program khusus, sesuai dengan kondisi, potensi, kemampuan da
kebutuhan individu khusus.
• Mempersiapkan anak berkebutuhan khusus menjadi manusia mandiri
15. Misi
• Memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kondisi, potensi,
kemampuan dan kebutuhan individu siswa.
• Mengembangkn pusat sumber pendukung penyelenggaraan system pendidikn inklusi mulai dari
jenjang penidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
• Menyelenggarakan habilitasi dan rehabilitasi secara professional dengan layanan medis, social,
psikologis dan vokasional.
• Meningkatkan profsionalitas tenaga pendidik, kependidikan dan non kepenedidikan
• Memiliki system managemen dan keuangan yang transparan, akuntabel, dan partisipatori
• Menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, ramah,dan aksesibel untuk semua warga
skolah
• Menggunakan teknologi informasi yang handal
• Memperluas jaringan dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam layanan pendidikan,
pelatihan dan penempatan siswa.
Tujuan
• Menyelenggarakan pembelajaran yang didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang telah disesuaikan dengan kondis, potensi, kemampuan dan kebutuhan
• Menyelenggarakan pembelajaran yang menggunakan strategi, metode, media dan teknik
evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, kemampuan dan kebutuhan individu siswa.
• Menyelenggarakan pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
• Menyelenggarakan system pembelajaran secara inklusif melalui kerja sama dengan sekolah
regular Menu
17. Penanganan dan Pelayanan
• 1 orang guru membina 3 orang siswa
• Setiap memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
seperti Anis yang mentalnya semu atau kurang
normal dan Naila yang mentalnya normal dengan
fisik yang sedikit kurang normal.
• Guru mendapatkan tantangan dari setiap siswa,
karena tidak bisa menyesuaikan dengan kurikulum.
Jikalau akan naik kelas, harus melihat dari setiap
perkembangan siswanya, bukan sesuai
kurikulumnya.
Menu