SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
LAPORAN DAN REKOMENDASI
TEMU NASIONAL PENGELOLA
PENGADAAN TAHUN 2015
“Panik Anggaran VS Panik Pengadaan”
Formulasi Solusi Percepatan Penyerapan Anggaran
Melalui Perbaikan Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Hotel Santika Premiere
Jakarta, 29-30 Oktober 2015
1
LAPORAN PELAKSANAAN
2
A. LATAR BELAKANG
Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengungkapkan bahwa
banyak pejabat di daerah takut dikriminalisasi terjerat korupsi karena
banyak aturan yang tak jelas. Akibatnya, uang Rp 255 triliun
mengendap di daerah dan tak dipergunakan seperti selayaknya
(Menkeu Kompas.com senin 13/07/2015 “Pemerintah Bakal Buat
Peraturan agar Dana Rp 255 Triliun Tak Menganggur”) ketakutan para
pejabat ini membuat anggaran yang sudah diproyeksikan untuk
pembangunan justru terbengkalai atau tidak terpakai. Yang paling
dirugikan adalah Rakyat dan daerah yang harusnya maju
pembangunannya, semakin tertinggal akibat sejumlah pembangunan
infrastruktur di daerah menjadi mandek. Tentunya hal ini tidak sejalan
dengan keinginan pemerintah pusat yang menginginkan percepatan
pembangunan infrastruktur demi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu tidak terserapnya anggaran ini juga berimplikasi pada jatuhnya
sanksi kepada daerah yang lamban dalam menyerap anggaran. Hal
tersebut telah ditegaskan oleh Menteri Keuangan pada 06/08/15
(Republika online 07/08/15 “Pemda Lamban Serap Anggaran Kena
Sanksi”)
Pemerintah saat ini tengah berupaya agar anggaran dapat terserap
dengan baik di daerah, demi mendukung kebijakan percepatan
pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan
dan daya serap anggaran, namun tidak menjadi sebuah jebakan
kriminalisasi terhadap pengelolanya, merupakan salah satu terobosan yang
dibuat oleh pemerintah pusat. Tujuannya untuk menciptakan rasa aman
kepada Para pengelola pengadaan dari tindak kriminalisasi karena
menggunakan dana percepatan pembangunan di daerah.
Bukan cuma dana dari pusat yang tersendat penyerapannya. Anggaran
daerah juga tidak terserap secara maksimal. Data Kementerian Dalam
Negeri menunjukkan realisasi belanja APBD hingga 31 Juli 2015 rata-
rata cuma 36,5%, dengan perincian APBD Provinsi 39,2% dan
kabupaten/kota 24,29%. Padahal, dana sebesar itu akan menjadi amunisi
3
yang sangat hebat bagi bertumbuhnya perekonomian nasional yang
sedang dilanda kelesuan, bila bisa dipercepat penyerapannya.
Penerbitan berbagai aturan ini demi untuk mempertegas jaminan
pelaksanaan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah. Kebijakan
ini adalah terobosan penting bagi keberlangsungan proyek kebijakan
pembangunan infrastruktur pemerintah dan kepastian hukum di
Indonesia. Kebijakan ini akan membuat proyek percepatan pembangunan
merata dan pejabat pemerintah tak perlu takut lagi menjalankan proyek
pembangunan infrastruktur. Kebijakan ini juga bisa menutup peluang
oknum penegak hukum untuk bermain-main kasus atau digunakan
sebagai alat menjatuhkan jabatan yang dengan adanya berbagai kebijakan
ini diharapkan pejabat tidak ragu dan takut lagi untuk melaksanakan
pembangunan dan para penegak hukum juga tidak boleh gegabah dalam
menangani dugaan korupsi. Apalagi Wakil Presiden Republik Indonesia
Jusuf Kalla telah menegaskan mengenai pentingnya perlindungan terhadap
pejabat dan kepala daerah dalam melaksanakan proyek-proyek
pemerintah.
Karena itu, kita perlu mengapresiasi seluruh upaya yang dilakukan
untuk memotong mata rantai kelambanan penyerapan anggaran. Kita
juga mengapresiasi daerah-daerah yang mampu menyerap anggaran lebih
dari 50% hingga kini.
Kepanikan penyerapan anggaran yang terjadi secara masif ini
kemudian bermuara juga pada proses pengadaan Barang/Jasa. Salah satu
ketakutan Pengguna Anggaran dalam membelanjakan anggaran adalah
tidak amannya proses pengadaan barang/jasa dari tindakan kriminalisasi.
Ketakutan ini tak urung menimbulkan kepanikan dalam sistem pengadaan
barang/jasa yang sekarang ini dinaungi oleh Perpres 54 Tahun 2010 dan
perubahannya.
Salah satu langkah defensive yang diciptakan pemerintah adalah
dengan dibentuknya Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan
Pembangunan (TP4) oleh Kejaksaan Agung RI untuk mendampingi
penggunaan anggaran di daerah yang diharapkan bisa menghapus alasan
ketakutan untuk dikriminalisasi.
4
Pertanyaan mendasarnya adalah apakah benar pengadaan barang/jasa
pemerintah yang ada sekarang ini menghambat penyerapan anggaran?
Sejurus dengan itu Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang baru, Agus Prabowo, dalam berbagai
kesempatan mengungkapkan bahwa perbaikan pengadaan tidak akan
terlepas dari kondisi ekosistem pengadaan. Percepatan Pengadaan
barang/jasa pemerintah tidak bisa berdiri sendiri harus juga didukung oleh
ekosistem lain diwilayah perencanaan, penganggaran, perbendaharaan,
perpajakan, dunia usaha, pemeriksaan, pengawasan bahkan hukum.
Paradigma percepatan ini menunjukkan kepanikan sistem
penganggaran yang ujungnya berdampak pada kepanikan proses
pengadaan barang/jasa. Tema inilah yang kemudian diangkat dalam kajian
Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I).
Tema kajian ini pula yang coba diangkat ketataran nasional sebagai
salah satu upaya memberikan masukan solusi konstruktif dalam mengatasi
kepanikan, bahkan mungkin bisa lebih jauh yaitu memberikan solusi
jangka panjang dalam kerangka percepatan pembangunan dan
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Mensosialisasikan Kebijakan Pemerintah Dalam Percepatan
Pembangunan dan Daya Serap Anggaran.
2. Mensosialisasikan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa terhadap
Isu Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran.
3. Mengidentifikasi Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dikaitkan dengan upaya percepatan.
4. Menangkap pandangan para pemangku kepentingan
terhadap paradigma percepatan daya serap anggaran dan
pengadaan.
5. Mengupas aspek penanganan hukum pada wilayah pengadaan
barang/jasa.
5
C. TARGET KEGIATAN
1. Memahami kebijakan pemerintah berkaitan dengan percepatan
pembangunan, daya serap anggaran dan pengadaan barang/jasa.
2. Memahami aspek-aspek kritis dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah.
3. Memahami prosedur dan aspek penanganan hukum pada
wilayah pengadaan barang/jasa.
4. Mencari solusi obyektif percepatan pembangunan melalui perbaikan
manajemen pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kamis – Jumat, 29 – 30 Oktober 2015
Bertempat di Hotel Santika Premiere, Jl. Hayam Wuruk, Jakarta
6
E. SUSUNAN ACARA:
HARI I (PERTAMA)
Keynote Speaker Menteri PPN/Kepala BAPPENAS (Diwakili oleh
Perencana Muda Aparatur Negara)
Kebijakan Pemerintah dalam Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran
Keynote Speaker Kepala LKPP RI : DR. IR. AGUS PRABOWO, M.ENG
Peran LKPP dalam Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran
Diskusi Panel
1. Direktur Kebijakan Umum LKPP (Titik Kritis dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah)
2. Bupati Tapin (Pandangan Pemerintah Daerah terhadap Percepatan
Daya Serap Anggaran dan Pengadaan)
3. BPKP (Peranan BPKP dalam Proses Pendampingan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah)
4. Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4)
Kejaksaan Agung (Peranan Kejaksaan dalam Proses Pendampingan
Percepatan Daya Serap Anggaran)
7
HARI II (KEDUA)
Diskusi Panel 1
1. Prof Dr. Krisna Harahap
SH,MH (hakum Agung
Tipikor) (Membedakan
Kesalahan Administrasi
dan Pidana dalam
pengadaan barang/jasa
Pemerintah)
2. Dr. Sabela Gayo (Ketua
Asosiasi Pengacara
Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah (APPBJI))
(Kapan memerlukan
pengacara dalam
pengadaan barang/jasa)
Diskusi Panel 2
1. Samsul Ramli (Pendiri P3I)
(Berselancar di balik aturan yang
berkaitan dengan Pengadaan
barang dan jasa)
2. Agus Kuncoro (Pendiri P3I –
Mantan Terpidana Tipikor)
(Sekilas Pesan dari Balik Terali
Besi)
3. Tama S. Langkun (ICW) (Peran
masyarakat dalam memonitoring
Pengadaan barang dan jasa)
4. Dr Ibrahim SH MH LLM (Komisi
Yudisial) (Prinsip Kecermatan
dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah)
8
REKOMENDASI
9
Rekomendasi Temu Nasional Ahli Pengadaan Tahun 2015
Tema : Panik Anggaran versus Panik Pengadaan
Pembangunan bergerak diatas dua komponen yang terpadu dalam
rantai pasokan yang tidak terputus yaitu Pendapatan dan Belanja. Ujung
tombak serapan anggaran disisi belanja adalah pengadaan barang/jasa.
Sayangnya selama ini upaya perbaikan hanya ditujukan pada mengasah
ujung tombak tapi tidak melakukan re-engineering dan re-analysis
terhadap komponen lain yang mempengaruhi kinerja pengadaan dapat
mencapai tujuan pembangunan secara menyeluruh. Untuk itu merangkum
gelaran diskusi, debat, tanya jawab, usulan dan curahan hati lebih dari 300
pelaku pengadaan barang/jasa yang hadir pada even nasional ini, Pusat
Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I), menyampaikan hasil Temu
Nasional Ahli Pengadaan Tahun 2015 dalam bentuk rekomendasi sebagai
berikut:
Perbaikan serapan anggaran melalui perbaikan sistem pengadaan
barang/jasa tidak hanya dapat dicapai dengan memperbaiki peraturan
pengadaan barang/jasa saja namun perbaikan seluruh ekosistem yang
mempengaruhi pengadaan barang/jasa baik eksternal maupun internal.
1. Ekosistem Eksternal Pengadaan Barang/Jasa yang perlu dilakukan
perubahan dalam rangka mendukung perbaikan pengadaan barang/jasa
adalah:
a. Sistem Perencanaan Pembangunan. Dibutuhkan Sistem
Perencanaan Pembangunan yang berbasiskan pengadaan
barang/jasa yaitu menempatkan proses perencanaan umum
pengadaan barang/jasa secara tegas dan jelas dalam tata urutan
Pelaksanaan Teknis Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan
demikian Rencana Kerja Anggaran (RKA) sebagai output
Perencanaan Pembangunan telah mencakup pembiayaan atas
keseluruhan biaya perolehan pengadaan barang/jasa (Total Cost of
Ownership).
10
b. Sistem Penganggaran Pembangunan. Dibutuhkan sistem
penganggaran yang lebih fleksibel mengikuti pola belanja yang
semakin berkembang. Pola penganggaran tidak boleh mengikat pola
belanja. Jika semangatnya adalah Anggaran berbasis kinerja maka
kinerja yang memimpin anggaran. Kinerja adalah belanja dan
belanja adalah pengadaan barang/jasa. Untuk itu fleksibilitas
anggaran untuk mengakomodir belanja-belanja strategis
pembangunan perlu dituangkan dalam regulasi yang jelas dan tegas.
Fleksibilitas tersebut utamanya mengakomodir hal-hal sebagai
berikut:
i. Fleksibilitas ijin belanja multiyear untuk karakteristik
pengadaan barang/jasa yang bersifat rutin, kritikal strategik,
khusus dan/atau keadaan tertentu.
ii. Fleksibilitas penggunaan Sisa Anggaran dalam rangka
optimalisasi pencapaian target pembangunan.
c. Sistem Pembayaran. Dibutuhkan sistem pembayaran yang update
dan fleksibel untuk mendorong dunia usaha yang sehat bersedia
mendekati sistem pengadaan barang/jasa pemerintah. Untuk itu
sistem pembayaran belanja pemerintah sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
harus mengakomodir fleksibilitas pola pembayaran sebagai berikut:
i. Pola Pembayaran Mendahului Progres Fisik Pekerjaan seperti
pembayaran Kontrak Sewa dan pembelian barang/jasa secara
elektronik.
ii. Memperluas jangkauan Jaminan Pembayaran hingga melewati
tahun anggaran tanpa mengurangi prinsip akuntabilitas
pengadaan barang/jasa misal untuk memfasilitasi pelaksanaan
pekerjaan tahun tunggal di akhir tahun.
iii. Menyederhanakan dan mempertegas administrasi pembayaran
hanya sebatas unsur administratif pekerjaan. Sedangkan unsur
teknis dan kualitas pekerjaan diserahkan kepada pelaksana
pengadaan barang/jasa.
11
d. Sistem Perpajakan. Kewajiban perpajakan yang dibebankan dalam
proses pengadaan barang/jasa tidak memberikan nilai tambah bagi
percepatan proses pengadaan barang/jasa bahkan cenderung
menghambat. Disisi lain peranan sektor belanja dalam upaya disiplin
perpajakan hanya meringankan risiko dan beban kerja sektor
pendapatan dalam hal ini perpajakan. Kondisi beban kerja
perpajakan di pengadaan barang/jasa ini berbanding terbalik dengan
reward yang didapatkan jika dibandingkan dengan sektor
perpajakan. Untuk itu kewajiban pemungutan PPN dan PPh
direkomendasikan untuk dilakukan langsung kepada penyedia
barang/jasa dan tidak membebani proses pengadaan barang/jasa.
e. Sistem Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah.
Sistem pengawasan dan pemeriksaan selama ini memandang proses
pengadaan hanya terkait kepatuhan pada tata cara administratif
namun tidak mempertimbangkan asas kinerja. Meski telah diatur
secara tegas dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Keuangan Negara bahwa unsur penting adalah
Pemeriksaan Kinerja realisasinya jauh lebih dominan pemeriksaan
administratif keuangan. Untuk itu disampaikan beberapa
rekomendasi sebagai berikut :
i. Mempertegas ruang lingkup kewenangan pemeriksaan keuangan
pemerintah terkait kasus hukum pengadaan barang/jasa.
ii. Perlu dipertegas dari sisi aturan tentang mekanisme pemeriksaan
kinerja dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
iii. Merubah atau mempertegas aturan tentang indikator kinerja
pemeriksa/pemeriksaan atas dasar kuantitas temuan
pelanggaran kearah kualitas temuan pemeriksaan sehingga
temuan adanya prestasi dari terperiksa juga dapat dijadikan
indikator kinerja pemeriksa/pemeriksaan.
iv. Mendorong penyamaan persepsi pemeriksa/pengawas dengan
pelaksana pengadaan barang/jasa dalam kerangka pencegahan
dan penindakan.
v. Mendorong peningkatan kompetensi auditor dalam mendukung
kinerja pengadaan barang/jasa pemerintah pengadaan dengan
mewajibkan auditor minimal memiliki sertifikasi ahli pengadaan.
12
f. Sistem Hukum. Sistem penegakan hukum disisi pengadaan
barang/jasa selama ini menafikan kedudukan hukum proses
pengadaan barang/jasa berada diwilayah Hukum Administrasi dan
Hukum Perdata. Semua permasalahan pengadaan barang/jasa
dijustifikasi sebagai persoalan pidana. Kondisi ini menjadi hambatan
besar dalam percepatan proses pengadaan barang/jasa. Untuk itu
direkomendasikan agar :
i. Kedudukan Hukum Administrasi dan Hukum Perdata proses
pengadaan barang/jasa pemerintah ditegaskan dalam bentuk
peraturan.
1) Mempercepat terbitnya Peraturan Pelaksanaan Teknis
Undang-Undang 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.
2) Mendorong percepatan penyusunan Undang-Undang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang menegaskan ruang
lingkup hukum proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
ii. Mengaktifkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibidang
Pengadaan Barang/Jasa untuk menjamin penyidik kasus
pengadaan barang/jasa mengerti ruang lingkup hukum
pengadaan barang/jasa.
iii. Merubah indikator kinerja aparat penegak hukum dari atas dasar
kuantitas kejahatan (Kerugian Negara) kearah kualitas penegakan
hukum. Sehingga tidak dapat dibuktikannya kejahatan atas
laporan/pengaduan/ temuan kejahatan juga dapat dijadikan
indikator kinerja aparat penegak hukum.
iv. Mendorong penyamaan persepsi pemeriksa/pengawas, aparat
hukum dengan pelaksana pengadaan barang/jasa dalam kerangka
pencegahan dan penindakan.
v. Mendorong peningkatan kompetensi aparat hukum, khususnya
dalam mendukung kinerja pengadaan barang/jasa pemerintah
dengan mewajibkan APH yang memeriksa kasus pengadaan wajib
minimal memiliki sertifikasi ahli pengadaan.
vi. Menyelenggarakan rapat koordinasi rutin pada tingkat nasional
anatara APH, LKPP, BPKP dan BPK untuk menyelaraskan
pencegahan dan penanganan kasus-kasus pengadaan barang.jasa
secara nasional
13
2. Ekosistem Internal Pengadaan Barang/Jasa yang perlu dilakukan
perubahan dalam rangka mendukung perbaikan pengadaan barang/jasa
adalah:
a. Memperkuat kedudukan hukum kelembagaan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Memperkuat kelembagaan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagai motor penggerak perbaikan pengadaan
barang/jasa, melalui penegasan bentuk kelembagaan baik tingkat
pusat maupun daerah salah satunya dengan merubah Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah yang memberi ruang ULP menjadi permanen dan berdiri
sendiri.
c. Memperkuat organisasi pengadaan barang/jasa melalui pembagian
kewenangan yang jelas, tegas dan berimbang diantaranya dengan:
i. Membagi kewenangan yang sedemikian besar oleh PPK, dalam
lingkup pengambilan kebijakan kepada Pengguna Anggaran.
ii. Segera menyusun aturan yang menjamin karir, kesejahteraan dan
sallary yang memadai untuk fungsional pengadaan barang/jasa.
iii. Memberi ruang kesempatan dan kewajiban peningkatan
kompetensi kepada seluruh pelaksana pengadaan barang/jasa
baik disisi manajerial kegiatan hingga teknis pekerjaan.
iv. Memberikan reward yang sesuai dengan beban kerja dan risiko
terhadap seluruh pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah
melalui penetapan tunjangan dan remunerasi setara dengan
sektor pendapatan misal sektor perpajakan.
d. Revisi Peraturan Pengadaan Barang/Jasa ditingkat teknis yang secara
penuh mendukung langkah-langkah strategis percepatan pengadaan
barang/jasa seperti mendukung :
i. Konsolidasi pengadaan barang/jasa seperti Lelang Itemized,
Kontrak Bersama, Performance Base Contract untuk project
strategis, lelang cepat, dan e-Purchasing melalui katalog.
14
ii. Melepaskan larangan memecah paket pengadaan untuk 1 kode
rekening belanja atau menggabungkan paket pengadaan yang
terdiri dari beberapa rekening belanja bahkan lintas dokumen
anggaran.
iii. Melepaskan aturan pengadaan diatas 100 Milyar wajib
menggunakan prakualifikasi.
iv. Mempertegas tentang mekanisme perubahan kontrak pada jenis
kontrak lumpsum.
v. Sinkronisasi aturan pengadaan barang/jasa secara umum dengan
aturan pengadaan teknis jasa konstruksi.
e. Revisi peraturan terkait pengadaan barang/jasa agar membuka
ruang bagi banyak pihak untuk memberikan koreksi, kritisi, masukan
dan perbaikan sehingga peraturan yang diterbitkan benar-benar
menggambarkan kondisi riil dilapangan.
f. Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Kepala Daerah
dan Kementrian/Lembaga/Instansi untuk membuat aturan rinci
pengadaan barang/jasa yang konsisten dengan tujuan kinerja
pengadaan namun memenuhi kekhususan di masing-masing
daerah/kementrian/lembaga/ instansi.
Demikian Rekomendasi ini disampaikan untuk dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam kerangka perbaikan sistem pengadaan barang/jasa
yang pada akhirnya juga berujung pada peningkatan kesejahteraan
Masyarakat dan Bangsa. Atas perhatian kami ucapkan terimakasih.
________________
15
FOTO KEGIATAN
16
1-Suasana Ruangan
2-Suasana Ruangan
17
3-Menyanyikan lagu Indonesia Raya
4-Menyanyikan lagu Indonesia Raya
18
5-Sambutan Ketua Umum P3I
6-Sambutan Bappenas
19
7-Sambutan Kepala LKPP
8-Panel LKPP-Bupati Tapin- TP4 Kejaksaan Agung-BPKP
20
9-Panel Hakim Agung-APPBJI
10-Panel P3I-KY-ICW

More Related Content

What's hot

Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasingPerka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasingUlfah Hanum
 
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPerencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)Khalid Mustafa
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barangJoy Irman
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJKhalid Mustafa
 
Tata Cara Pembuatan TOR Usul Anggaran
Tata Cara Pembuatan TOR Usul AnggaranTata Cara Pembuatan TOR Usul Anggaran
Tata Cara Pembuatan TOR Usul AnggaranJoko Riswanto
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaFormasi Org
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Khalid Mustafa
 
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 Kota
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 KotaSurat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 Kota
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 KotaNurul Angreliany
 
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelola
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelolaPelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelola
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelolaIrman Gapur
 
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelola
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelolaPengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelola
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelolaSujatmiko Wibowo
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...Kanaidi ken
 
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanMateri Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanPoltak Hutabarat
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Kacung Abdullah
 
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)dodimeigo
 

What's hot (20)

Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasingPerka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
 
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPerencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Perencanaan pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
E katalog
E katalogE katalog
E katalog
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 1 (Materi 2)
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
 
Tata Cara Pembuatan TOR Usul Anggaran
Tata Cara Pembuatan TOR Usul AnggaranTata Cara Pembuatan TOR Usul Anggaran
Tata Cara Pembuatan TOR Usul Anggaran
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
Presentasi Sosialisasi perpres 70 tahun 2012
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 Kota
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 KotaSurat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 Kota
Surat Tanggapan Permohonan Petunjuk dan Pendapat Sekda Kabupaten 50 Kota
 
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelola
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelolaPelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelola
Pelaksanaan pengadaan barang jasa dengan swakelola
 
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelola
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelolaPengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelola
Pengadaan Barang dan Jasa dengan SwaKelola
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
 
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Perpres No. 4 tahun 2015
 
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanMateri Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
 
Hasil Ujian Peserta 4
Hasil Ujian Peserta 4Hasil Ujian Peserta 4
Hasil Ujian Peserta 4
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
 
Materi 06 PPDN dan Hibah
Materi 06 PPDN dan HibahMateri 06 PPDN dan Hibah
Materi 06 PPDN dan Hibah
 
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)
 

Viewers also liked

3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ
3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ
3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJKhalid Mustafa
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...Penataan Ruang
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahKhalid Mustafa
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Khalid Mustafa
 
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan Perubahannya
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan PerubahannyaKontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan Perubahannya
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan PerubahannyaKhalid Mustafa
 
Telegram kapolri tentang penanganan tipikor
Telegram kapolri tentang penanganan tipikorTelegram kapolri tentang penanganan tipikor
Telegram kapolri tentang penanganan tipikorKhalid Mustafa
 
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Khalid Mustafa
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Khalid Mustafa
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahTrust Tour And Travel
 
Mengapa Perlu SOP Pengadaan
Mengapa Perlu SOP PengadaanMengapa Perlu SOP Pengadaan
Mengapa Perlu SOP PengadaanKhalid Mustafa
 
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...Joko Riswanto
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Khalid Mustafa
 
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010Sosialisasi perpres 54 tahun 2010
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010Khalid Mustafa
 
Master Presentasi sebagai bahan uji
Master Presentasi sebagai bahan ujiMaster Presentasi sebagai bahan uji
Master Presentasi sebagai bahan ujiKhalid Mustafa
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)Khalid Mustafa
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahpublicprocurementinstitute
 
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)Khalid Mustafa
 
Pengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiPengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiKhalid Mustafa
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Rulli Saputra
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Khalid Mustafa
 

Viewers also liked (20)

3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ
3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ
3 Tipe Terpidana Korupsi pada PBJ
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
 
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan Perubahannya
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan PerubahannyaKontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan Perubahannya
Kontrak berdasarkan perpres 54 tahun 2010 dan Perubahannya
 
Telegram kapolri tentang penanganan tipikor
Telegram kapolri tentang penanganan tipikorTelegram kapolri tentang penanganan tipikor
Telegram kapolri tentang penanganan tipikor
 
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
Permen PU Nomor 14 Tahun 2013
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Mengapa Perlu SOP Pengadaan
Mengapa Perlu SOP PengadaanMengapa Perlu SOP Pengadaan
Mengapa Perlu SOP Pengadaan
 
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...
Cara Mencari Interpolasi linier Biaya Pembangunan Gedung Negara berdasarkan P...
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
 
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010Sosialisasi perpres 54 tahun 2010
Sosialisasi perpres 54 tahun 2010
 
Master Presentasi sebagai bahan uji
Master Presentasi sebagai bahan ujiMaster Presentasi sebagai bahan uji
Master Presentasi sebagai bahan uji
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2 (Materi 3)
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)
Sejarah Pendirian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I)
 
Pengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa KonsultansiPengadaan Jasa Konsultansi
Pengadaan Jasa Konsultansi
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
 

Similar to Laporan dan Rekomendasi Temu Nasional Pengelola Pengadaan Tahun 2015

LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfilusiDigulSelatan
 
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi PembangunanKebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDadang Solihin
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfAdiWidodo12
 
Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalSujatmiko Wibowo
 
Materi 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umumMateri 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umumMikhail Rasyid
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!SimbachS Danuarta
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikCatatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikUmi Hanik
 
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1Futurum2
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi PembangunanDadang Solihin
 
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docx
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docxMAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docx
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docxAlfaTreisya
 

Similar to Laporan dan Rekomendasi Temu Nasional Pengelola Pengadaan Tahun 2015 (20)

LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
 
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi PembangunanKebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Kebijakan Umum Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
 
Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internal
 
Materi 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umumMateri 1. ketentuan umum
Materi 1. ketentuan umum
 
Mod
ModMod
Mod
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
 
Pengembangan sistem inovasi 2016
Pengembangan sistem inovasi 2016Pengembangan sistem inovasi 2016
Pengembangan sistem inovasi 2016
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikCatatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
 
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
 
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docx
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docxMAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docx
MAKALAH_STANDAR_AKUNTANSI_PEMERINTAHAN_S.docx
 
Penjelasan perpres 54
Penjelasan perpres 54Penjelasan perpres 54
Penjelasan perpres 54
 

More from Khalid Mustafa

Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Khalid Mustafa
 
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan ...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan  ...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan  ...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan ...Khalid Mustafa
 
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Khalid Mustafa
 
Keadaan Kahar Karena Pandemi Corona
Keadaan Kahar Karena Pandemi CoronaKeadaan Kahar Karena Pandemi Corona
Keadaan Kahar Karena Pandemi CoronaKhalid Mustafa
 
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Khalid Mustafa
 
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJKhalid Mustafa
 
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018Khalid Mustafa
 
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Khalid Mustafa
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Khalid Mustafa
 
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Khalid Mustafa
 
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...Khalid Mustafa
 
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Khalid Mustafa
 

More from Khalid Mustafa (13)

Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
 
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan ...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan  ...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan  ...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan ...
 
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
Paparan Sosialisasi SE PUPR Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional T...
 
Keadaan Kahar Karena Pandemi Corona
Keadaan Kahar Karena Pandemi CoronaKeadaan Kahar Karena Pandemi Corona
Keadaan Kahar Karena Pandemi Corona
 
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
Paparan Kasubdit Sistem Penyelenggaraan tentang SE PUPR Nomor 10 Tahun 2018
 
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
 
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Bahan Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
 
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
Materi Sosialisasi Perpres Nomor 16 Tahun 2018
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
 
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
 
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri, Usaha Kecil, dan Pelaksanaan Pengadaan M...
 
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Materi 4)
 
Hasil Ujian Peserta 2
Hasil Ujian Peserta 2Hasil Ujian Peserta 2
Hasil Ujian Peserta 2
 

Recently uploaded

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (13)

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Laporan dan Rekomendasi Temu Nasional Pengelola Pengadaan Tahun 2015

  • 1. LAPORAN DAN REKOMENDASI TEMU NASIONAL PENGELOLA PENGADAAN TAHUN 2015 “Panik Anggaran VS Panik Pengadaan” Formulasi Solusi Percepatan Penyerapan Anggaran Melalui Perbaikan Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Hotel Santika Premiere Jakarta, 29-30 Oktober 2015
  • 3. 2 A. LATAR BELAKANG Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengungkapkan bahwa banyak pejabat di daerah takut dikriminalisasi terjerat korupsi karena banyak aturan yang tak jelas. Akibatnya, uang Rp 255 triliun mengendap di daerah dan tak dipergunakan seperti selayaknya (Menkeu Kompas.com senin 13/07/2015 “Pemerintah Bakal Buat Peraturan agar Dana Rp 255 Triliun Tak Menganggur”) ketakutan para pejabat ini membuat anggaran yang sudah diproyeksikan untuk pembangunan justru terbengkalai atau tidak terpakai. Yang paling dirugikan adalah Rakyat dan daerah yang harusnya maju pembangunannya, semakin tertinggal akibat sejumlah pembangunan infrastruktur di daerah menjadi mandek. Tentunya hal ini tidak sejalan dengan keinginan pemerintah pusat yang menginginkan percepatan pembangunan infrastruktur demi percepatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu tidak terserapnya anggaran ini juga berimplikasi pada jatuhnya sanksi kepada daerah yang lamban dalam menyerap anggaran. Hal tersebut telah ditegaskan oleh Menteri Keuangan pada 06/08/15 (Republika online 07/08/15 “Pemda Lamban Serap Anggaran Kena Sanksi”) Pemerintah saat ini tengah berupaya agar anggaran dapat terserap dengan baik di daerah, demi mendukung kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan daya serap anggaran, namun tidak menjadi sebuah jebakan kriminalisasi terhadap pengelolanya, merupakan salah satu terobosan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Tujuannya untuk menciptakan rasa aman kepada Para pengelola pengadaan dari tindak kriminalisasi karena menggunakan dana percepatan pembangunan di daerah. Bukan cuma dana dari pusat yang tersendat penyerapannya. Anggaran daerah juga tidak terserap secara maksimal. Data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan realisasi belanja APBD hingga 31 Juli 2015 rata- rata cuma 36,5%, dengan perincian APBD Provinsi 39,2% dan kabupaten/kota 24,29%. Padahal, dana sebesar itu akan menjadi amunisi
  • 4. 3 yang sangat hebat bagi bertumbuhnya perekonomian nasional yang sedang dilanda kelesuan, bila bisa dipercepat penyerapannya. Penerbitan berbagai aturan ini demi untuk mempertegas jaminan pelaksanaan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah. Kebijakan ini adalah terobosan penting bagi keberlangsungan proyek kebijakan pembangunan infrastruktur pemerintah dan kepastian hukum di Indonesia. Kebijakan ini akan membuat proyek percepatan pembangunan merata dan pejabat pemerintah tak perlu takut lagi menjalankan proyek pembangunan infrastruktur. Kebijakan ini juga bisa menutup peluang oknum penegak hukum untuk bermain-main kasus atau digunakan sebagai alat menjatuhkan jabatan yang dengan adanya berbagai kebijakan ini diharapkan pejabat tidak ragu dan takut lagi untuk melaksanakan pembangunan dan para penegak hukum juga tidak boleh gegabah dalam menangani dugaan korupsi. Apalagi Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla telah menegaskan mengenai pentingnya perlindungan terhadap pejabat dan kepala daerah dalam melaksanakan proyek-proyek pemerintah. Karena itu, kita perlu mengapresiasi seluruh upaya yang dilakukan untuk memotong mata rantai kelambanan penyerapan anggaran. Kita juga mengapresiasi daerah-daerah yang mampu menyerap anggaran lebih dari 50% hingga kini. Kepanikan penyerapan anggaran yang terjadi secara masif ini kemudian bermuara juga pada proses pengadaan Barang/Jasa. Salah satu ketakutan Pengguna Anggaran dalam membelanjakan anggaran adalah tidak amannya proses pengadaan barang/jasa dari tindakan kriminalisasi. Ketakutan ini tak urung menimbulkan kepanikan dalam sistem pengadaan barang/jasa yang sekarang ini dinaungi oleh Perpres 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Salah satu langkah defensive yang diciptakan pemerintah adalah dengan dibentuknya Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) oleh Kejaksaan Agung RI untuk mendampingi penggunaan anggaran di daerah yang diharapkan bisa menghapus alasan ketakutan untuk dikriminalisasi.
  • 5. 4 Pertanyaan mendasarnya adalah apakah benar pengadaan barang/jasa pemerintah yang ada sekarang ini menghambat penyerapan anggaran? Sejurus dengan itu Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang baru, Agus Prabowo, dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa perbaikan pengadaan tidak akan terlepas dari kondisi ekosistem pengadaan. Percepatan Pengadaan barang/jasa pemerintah tidak bisa berdiri sendiri harus juga didukung oleh ekosistem lain diwilayah perencanaan, penganggaran, perbendaharaan, perpajakan, dunia usaha, pemeriksaan, pengawasan bahkan hukum. Paradigma percepatan ini menunjukkan kepanikan sistem penganggaran yang ujungnya berdampak pada kepanikan proses pengadaan barang/jasa. Tema inilah yang kemudian diangkat dalam kajian Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I). Tema kajian ini pula yang coba diangkat ketataran nasional sebagai salah satu upaya memberikan masukan solusi konstruktif dalam mengatasi kepanikan, bahkan mungkin bisa lebih jauh yaitu memberikan solusi jangka panjang dalam kerangka percepatan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mensosialisasikan Kebijakan Pemerintah Dalam Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran. 2. Mensosialisasikan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa terhadap Isu Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran. 3. Mengidentifikasi Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dikaitkan dengan upaya percepatan. 4. Menangkap pandangan para pemangku kepentingan terhadap paradigma percepatan daya serap anggaran dan pengadaan. 5. Mengupas aspek penanganan hukum pada wilayah pengadaan barang/jasa.
  • 6. 5 C. TARGET KEGIATAN 1. Memahami kebijakan pemerintah berkaitan dengan percepatan pembangunan, daya serap anggaran dan pengadaan barang/jasa. 2. Memahami aspek-aspek kritis dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. 3. Memahami prosedur dan aspek penanganan hukum pada wilayah pengadaan barang/jasa. 4. Mencari solusi obyektif percepatan pembangunan melalui perbaikan manajemen pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kamis – Jumat, 29 – 30 Oktober 2015 Bertempat di Hotel Santika Premiere, Jl. Hayam Wuruk, Jakarta
  • 7. 6 E. SUSUNAN ACARA: HARI I (PERTAMA) Keynote Speaker Menteri PPN/Kepala BAPPENAS (Diwakili oleh Perencana Muda Aparatur Negara) Kebijakan Pemerintah dalam Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran Keynote Speaker Kepala LKPP RI : DR. IR. AGUS PRABOWO, M.ENG Peran LKPP dalam Percepatan Pembangunan dan Daya Serap Anggaran Diskusi Panel 1. Direktur Kebijakan Umum LKPP (Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) 2. Bupati Tapin (Pandangan Pemerintah Daerah terhadap Percepatan Daya Serap Anggaran dan Pengadaan) 3. BPKP (Peranan BPKP dalam Proses Pendampingan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) 4. Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan Agung (Peranan Kejaksaan dalam Proses Pendampingan Percepatan Daya Serap Anggaran)
  • 8. 7 HARI II (KEDUA) Diskusi Panel 1 1. Prof Dr. Krisna Harahap SH,MH (hakum Agung Tipikor) (Membedakan Kesalahan Administrasi dan Pidana dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah) 2. Dr. Sabela Gayo (Ketua Asosiasi Pengacara Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah (APPBJI)) (Kapan memerlukan pengacara dalam pengadaan barang/jasa) Diskusi Panel 2 1. Samsul Ramli (Pendiri P3I) (Berselancar di balik aturan yang berkaitan dengan Pengadaan barang dan jasa) 2. Agus Kuncoro (Pendiri P3I – Mantan Terpidana Tipikor) (Sekilas Pesan dari Balik Terali Besi) 3. Tama S. Langkun (ICW) (Peran masyarakat dalam memonitoring Pengadaan barang dan jasa) 4. Dr Ibrahim SH MH LLM (Komisi Yudisial) (Prinsip Kecermatan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
  • 10. 9 Rekomendasi Temu Nasional Ahli Pengadaan Tahun 2015 Tema : Panik Anggaran versus Panik Pengadaan Pembangunan bergerak diatas dua komponen yang terpadu dalam rantai pasokan yang tidak terputus yaitu Pendapatan dan Belanja. Ujung tombak serapan anggaran disisi belanja adalah pengadaan barang/jasa. Sayangnya selama ini upaya perbaikan hanya ditujukan pada mengasah ujung tombak tapi tidak melakukan re-engineering dan re-analysis terhadap komponen lain yang mempengaruhi kinerja pengadaan dapat mencapai tujuan pembangunan secara menyeluruh. Untuk itu merangkum gelaran diskusi, debat, tanya jawab, usulan dan curahan hati lebih dari 300 pelaku pengadaan barang/jasa yang hadir pada even nasional ini, Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia (P3I), menyampaikan hasil Temu Nasional Ahli Pengadaan Tahun 2015 dalam bentuk rekomendasi sebagai berikut: Perbaikan serapan anggaran melalui perbaikan sistem pengadaan barang/jasa tidak hanya dapat dicapai dengan memperbaiki peraturan pengadaan barang/jasa saja namun perbaikan seluruh ekosistem yang mempengaruhi pengadaan barang/jasa baik eksternal maupun internal. 1. Ekosistem Eksternal Pengadaan Barang/Jasa yang perlu dilakukan perubahan dalam rangka mendukung perbaikan pengadaan barang/jasa adalah: a. Sistem Perencanaan Pembangunan. Dibutuhkan Sistem Perencanaan Pembangunan yang berbasiskan pengadaan barang/jasa yaitu menempatkan proses perencanaan umum pengadaan barang/jasa secara tegas dan jelas dalam tata urutan Pelaksanaan Teknis Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan demikian Rencana Kerja Anggaran (RKA) sebagai output Perencanaan Pembangunan telah mencakup pembiayaan atas keseluruhan biaya perolehan pengadaan barang/jasa (Total Cost of Ownership).
  • 11. 10 b. Sistem Penganggaran Pembangunan. Dibutuhkan sistem penganggaran yang lebih fleksibel mengikuti pola belanja yang semakin berkembang. Pola penganggaran tidak boleh mengikat pola belanja. Jika semangatnya adalah Anggaran berbasis kinerja maka kinerja yang memimpin anggaran. Kinerja adalah belanja dan belanja adalah pengadaan barang/jasa. Untuk itu fleksibilitas anggaran untuk mengakomodir belanja-belanja strategis pembangunan perlu dituangkan dalam regulasi yang jelas dan tegas. Fleksibilitas tersebut utamanya mengakomodir hal-hal sebagai berikut: i. Fleksibilitas ijin belanja multiyear untuk karakteristik pengadaan barang/jasa yang bersifat rutin, kritikal strategik, khusus dan/atau keadaan tertentu. ii. Fleksibilitas penggunaan Sisa Anggaran dalam rangka optimalisasi pencapaian target pembangunan. c. Sistem Pembayaran. Dibutuhkan sistem pembayaran yang update dan fleksibel untuk mendorong dunia usaha yang sehat bersedia mendekati sistem pengadaan barang/jasa pemerintah. Untuk itu sistem pembayaran belanja pemerintah sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, harus mengakomodir fleksibilitas pola pembayaran sebagai berikut: i. Pola Pembayaran Mendahului Progres Fisik Pekerjaan seperti pembayaran Kontrak Sewa dan pembelian barang/jasa secara elektronik. ii. Memperluas jangkauan Jaminan Pembayaran hingga melewati tahun anggaran tanpa mengurangi prinsip akuntabilitas pengadaan barang/jasa misal untuk memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan tahun tunggal di akhir tahun. iii. Menyederhanakan dan mempertegas administrasi pembayaran hanya sebatas unsur administratif pekerjaan. Sedangkan unsur teknis dan kualitas pekerjaan diserahkan kepada pelaksana pengadaan barang/jasa.
  • 12. 11 d. Sistem Perpajakan. Kewajiban perpajakan yang dibebankan dalam proses pengadaan barang/jasa tidak memberikan nilai tambah bagi percepatan proses pengadaan barang/jasa bahkan cenderung menghambat. Disisi lain peranan sektor belanja dalam upaya disiplin perpajakan hanya meringankan risiko dan beban kerja sektor pendapatan dalam hal ini perpajakan. Kondisi beban kerja perpajakan di pengadaan barang/jasa ini berbanding terbalik dengan reward yang didapatkan jika dibandingkan dengan sektor perpajakan. Untuk itu kewajiban pemungutan PPN dan PPh direkomendasikan untuk dilakukan langsung kepada penyedia barang/jasa dan tidak membebani proses pengadaan barang/jasa. e. Sistem Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah. Sistem pengawasan dan pemeriksaan selama ini memandang proses pengadaan hanya terkait kepatuhan pada tata cara administratif namun tidak mempertimbangkan asas kinerja. Meski telah diatur secara tegas dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara bahwa unsur penting adalah Pemeriksaan Kinerja realisasinya jauh lebih dominan pemeriksaan administratif keuangan. Untuk itu disampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut : i. Mempertegas ruang lingkup kewenangan pemeriksaan keuangan pemerintah terkait kasus hukum pengadaan barang/jasa. ii. Perlu dipertegas dari sisi aturan tentang mekanisme pemeriksaan kinerja dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. iii. Merubah atau mempertegas aturan tentang indikator kinerja pemeriksa/pemeriksaan atas dasar kuantitas temuan pelanggaran kearah kualitas temuan pemeriksaan sehingga temuan adanya prestasi dari terperiksa juga dapat dijadikan indikator kinerja pemeriksa/pemeriksaan. iv. Mendorong penyamaan persepsi pemeriksa/pengawas dengan pelaksana pengadaan barang/jasa dalam kerangka pencegahan dan penindakan. v. Mendorong peningkatan kompetensi auditor dalam mendukung kinerja pengadaan barang/jasa pemerintah pengadaan dengan mewajibkan auditor minimal memiliki sertifikasi ahli pengadaan.
  • 13. 12 f. Sistem Hukum. Sistem penegakan hukum disisi pengadaan barang/jasa selama ini menafikan kedudukan hukum proses pengadaan barang/jasa berada diwilayah Hukum Administrasi dan Hukum Perdata. Semua permasalahan pengadaan barang/jasa dijustifikasi sebagai persoalan pidana. Kondisi ini menjadi hambatan besar dalam percepatan proses pengadaan barang/jasa. Untuk itu direkomendasikan agar : i. Kedudukan Hukum Administrasi dan Hukum Perdata proses pengadaan barang/jasa pemerintah ditegaskan dalam bentuk peraturan. 1) Mempercepat terbitnya Peraturan Pelaksanaan Teknis Undang-Undang 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. 2) Mendorong percepatan penyusunan Undang-Undang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang menegaskan ruang lingkup hukum proses pengadaan barang/jasa pemerintah. ii. Mengaktifkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibidang Pengadaan Barang/Jasa untuk menjamin penyidik kasus pengadaan barang/jasa mengerti ruang lingkup hukum pengadaan barang/jasa. iii. Merubah indikator kinerja aparat penegak hukum dari atas dasar kuantitas kejahatan (Kerugian Negara) kearah kualitas penegakan hukum. Sehingga tidak dapat dibuktikannya kejahatan atas laporan/pengaduan/ temuan kejahatan juga dapat dijadikan indikator kinerja aparat penegak hukum. iv. Mendorong penyamaan persepsi pemeriksa/pengawas, aparat hukum dengan pelaksana pengadaan barang/jasa dalam kerangka pencegahan dan penindakan. v. Mendorong peningkatan kompetensi aparat hukum, khususnya dalam mendukung kinerja pengadaan barang/jasa pemerintah dengan mewajibkan APH yang memeriksa kasus pengadaan wajib minimal memiliki sertifikasi ahli pengadaan. vi. Menyelenggarakan rapat koordinasi rutin pada tingkat nasional anatara APH, LKPP, BPKP dan BPK untuk menyelaraskan pencegahan dan penanganan kasus-kasus pengadaan barang.jasa secara nasional
  • 14. 13 2. Ekosistem Internal Pengadaan Barang/Jasa yang perlu dilakukan perubahan dalam rangka mendukung perbaikan pengadaan barang/jasa adalah: a. Memperkuat kedudukan hukum kelembagaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. b. Memperkuat kelembagaan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai motor penggerak perbaikan pengadaan barang/jasa, melalui penegasan bentuk kelembagaan baik tingkat pusat maupun daerah salah satunya dengan merubah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang memberi ruang ULP menjadi permanen dan berdiri sendiri. c. Memperkuat organisasi pengadaan barang/jasa melalui pembagian kewenangan yang jelas, tegas dan berimbang diantaranya dengan: i. Membagi kewenangan yang sedemikian besar oleh PPK, dalam lingkup pengambilan kebijakan kepada Pengguna Anggaran. ii. Segera menyusun aturan yang menjamin karir, kesejahteraan dan sallary yang memadai untuk fungsional pengadaan barang/jasa. iii. Memberi ruang kesempatan dan kewajiban peningkatan kompetensi kepada seluruh pelaksana pengadaan barang/jasa baik disisi manajerial kegiatan hingga teknis pekerjaan. iv. Memberikan reward yang sesuai dengan beban kerja dan risiko terhadap seluruh pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah melalui penetapan tunjangan dan remunerasi setara dengan sektor pendapatan misal sektor perpajakan. d. Revisi Peraturan Pengadaan Barang/Jasa ditingkat teknis yang secara penuh mendukung langkah-langkah strategis percepatan pengadaan barang/jasa seperti mendukung : i. Konsolidasi pengadaan barang/jasa seperti Lelang Itemized, Kontrak Bersama, Performance Base Contract untuk project strategis, lelang cepat, dan e-Purchasing melalui katalog.
  • 15. 14 ii. Melepaskan larangan memecah paket pengadaan untuk 1 kode rekening belanja atau menggabungkan paket pengadaan yang terdiri dari beberapa rekening belanja bahkan lintas dokumen anggaran. iii. Melepaskan aturan pengadaan diatas 100 Milyar wajib menggunakan prakualifikasi. iv. Mempertegas tentang mekanisme perubahan kontrak pada jenis kontrak lumpsum. v. Sinkronisasi aturan pengadaan barang/jasa secara umum dengan aturan pengadaan teknis jasa konstruksi. e. Revisi peraturan terkait pengadaan barang/jasa agar membuka ruang bagi banyak pihak untuk memberikan koreksi, kritisi, masukan dan perbaikan sehingga peraturan yang diterbitkan benar-benar menggambarkan kondisi riil dilapangan. f. Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Kepala Daerah dan Kementrian/Lembaga/Instansi untuk membuat aturan rinci pengadaan barang/jasa yang konsisten dengan tujuan kinerja pengadaan namun memenuhi kekhususan di masing-masing daerah/kementrian/lembaga/ instansi. Demikian Rekomendasi ini disampaikan untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam kerangka perbaikan sistem pengadaan barang/jasa yang pada akhirnya juga berujung pada peningkatan kesejahteraan Masyarakat dan Bangsa. Atas perhatian kami ucapkan terimakasih. ________________
  • 18. 17 3-Menyanyikan lagu Indonesia Raya 4-Menyanyikan lagu Indonesia Raya
  • 19. 18 5-Sambutan Ketua Umum P3I 6-Sambutan Bappenas
  • 20. 19 7-Sambutan Kepala LKPP 8-Panel LKPP-Bupati Tapin- TP4 Kejaksaan Agung-BPKP