SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
1
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
NOMOR : 14 TAHUN 2015
TENTANG
E-PURCHASING
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 110 ayat (6) Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah diperlukan
pengaturan tentang E-Purchasing;
b. bahwa untuk lebih mempercepat proses
Katalog Elektronik diperlukan
perubahan pengaturan tentang
E-Purchasing;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tentang
E-Purchasing;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun
2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 314);
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan
2
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 5);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA
KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH TENTANG E-PURCHASING.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Di dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang
bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi
yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau
Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
5. Pejabat penandatangan/pengesahan tanda bukti perjanjian adalah
Pejabat yang berwenang menandatangani/mengesahkan tanda
bukti perjanjian yaitu Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat yang
ditetapkan oleh Pimpinan Institusi.
6. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
7. Pejabat Pemesan adalah pejabat yang bertugas untuk melakukan
pemesanan barang/jasa dalam E-Purchasing yaitu PPK, Pejabat
Pengadaan atau Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi/Institusi.
3
8. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan
pemesanan dalam E-Purchasing.
9. Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi adalah
Pejabat yang ditunjuk Pimpinan Instansi/Institusi di luar
PPK/Pejabat Pengadaan yang ditugaskan untuk melakukan
pemesanan dalam E-Purchasing.
10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
institusi/instansi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat
yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
11. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha/orang
perseorangan/Badan Layanan Umum/lembaga/badan penelitian
yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya.
12. Katalog Elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektronik
yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga
Barang/Jasa tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa
Pemerintah.
13. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui
sistem katalog elektronik.
14. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi
elektronik yang terkait dengan informasi pengadaan Barang/Jasa
secara nasional yang dikembangkan oleh LKPP.
15. Aplikasi E-Purchasing adalah aplikasi perangkat lunak Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang
di server Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang dapat diakses
melalui website Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
16. Aplikasi SPSE adalah aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server
Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang dapat diakses melalui
website LPSE untuk pelaksanaan E-Purchasing.
17. Kontrak Katalog adalah perjanjian kerjasama untuk pencantuman
Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik sebagai dasar melakukan
E-Purchasing.
18. Tim Katalog adalah Tim yang ditetapkan oleh Kepala LKPP atau
Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk
melakukan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang akan
dicantumkan dalam Katalog Elektronik.
19. User ID adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari
pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam aplikasi
SPSE.
20. Password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan
oleh Pengguna untuk memverifikasi User ID kepada aplikasi SPSE.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan ini meliputi:
a. Tata Cara Katalog Elektronik;
b. E-Purchasing.
BAB III
TATA CARA KATALOG ELEKTRONIK
Bagian Kesatu
Penyampaian Usulan Pencantuman Barang/Jasa Pada
Katalog Elektronik
Paragraf 1
Pihak yang Menyampaikan Usulan
Pasal 3
Usulan pencantuman Barang/Jasa pada Katalog Elektronik dapat
dilakukan oleh:
a. Pemerintah Daerah;
b. Kementerian/Lembaga/Institusi; atau
c. Penyedia Barang/Jasa.
Paragraf 2
Penyampaian Usulan Kebutuhan Barang/Jasa
Oleh Pemerintah Daerah
Pasal 4
(1) Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
menyampaikan usulan kebutuhan Barang/Jasa kepada LKPP
untuk dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik dengan memuat:
a. volume kebutuhan; dan
b. spesifikasi teknis.
(2) Berdasarkan usulan kebutuhan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa
untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik;
(3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP
menetapkan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
oleh LKPP atau Pemerintah Daerah.
(4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa disetujui
dilakukan oleh Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat
penetapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
5
(5) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP
menyampaikan surat penolakan kepada Kepala Daerah/Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
Paragraf 3
Penyampaian Usulan Kebutuhan Barang/Jasa Oleh
Kementerian/Lembaga/Institusi
Pasal 5
(1) Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Institusi menyampaikan
usulan kebutuhan Barang/Jasa kepada LKPP untuk dicantumkan
ke dalam Katalog Elektronik dengan memuat:
a. volume kebutuhan; dan
b. spesifikasi teknis.
(2) Berdasarkan usulan kebutuhan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa
untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik.
(3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP
menetapkan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
oleh LKPP atau Pemerintah Daerah.
(4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat penetapan proses
pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(5) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP
menyampaikan surat penolakan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Pimpinan Institusi.
Paragraf 4
Penyampaian Usulan Barang/Jasa Oleh Penyedia Barang/Jasa
Pasal 6
(1) Penyedia Barang/Jasa menyampaikan usulan Barang/Jasa kepada
LKPP untuk dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik dengan
memuat:
a. spesifikasi teknis;
b. harga Barang/Jasa; dan
c. jangkauan layanan.
(2) Berdasarkan usulan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa untuk
dicantumkan dalam Katalog Elektronik berdasarkan kebutuhan
terhadap Barang/Jasa dan jangkauan layanan.
(3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP
menetapkan proses pemilihan Barang/Jasa dilakukan oleh LKPP
atau Pemerintah Daerah.
6
(4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat penetapan proses
pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(5) Dalam hal berdasarkan kajian LKPP usulan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak layak untuk
dimasukkan ke dalam Katalog Elektonik maka LKPP
menyampaikan surat penolakan kepada Penyedia Barang/Jasa.
Bagian Kedua
Proses Pemilihan
Pasal 7
Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dicantumkan dalam
Katalog Elektronik dilakukan oleh:
a. LKPP; atau
b. Pemerintah Daerah.
Pasal 8
(1) Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf a dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan
oleh Kepala LKPP.
(2) Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf b dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan
Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(3) Proses pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dapat dilakukan melalui metode:
a. lelang; atau
b. non lelang
(4) Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog yang
ditetapkan Kepala LKPP maka metode pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Direktorat yang memiliki
tugas mengembangkan sistem katalog.
(5) Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog yang
ditetapkan Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk Kepala Daerah
maka metode pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh Tim Katalog.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian Tim Katalog sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak terikat tahun anggaran.
Bagian Ketiga
Penetapan
Pasal 9
Berdasarkan hasil proses pemilihan, LKPP membuat Surat Penetapan
Barang/Jasa yang akan dicantumkan dalam Katalog Elektronik dengan
ketentuan:
a. LKPP mengkaji dan menilai prosedur pemilihan;
7
b. Dalam hal pengkajian dan penilaian sebagaimana dimaksud huruf
a telah memenuhi prosedur pemilihan, LKPP menetapkan
Barang/Jasa untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik;
c. Dalam hal pengkajian dan penilaian sebagaimana dimaksud huruf
a tidak memenuhi prosedur pemilihan maka:
1) LKPP melalui Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan
sistem katalog memerintahkan kepada Tim Katalog untuk
memproses pemilihan ulang dalam hal pemilihan dilakukan
oleh Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
2) LKPP memerintahkan kepada Tim Katalog melalui Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk
memproses pemilihan ulang dalam hal pemilihan dilakukan
oleh Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
Bagian Keempat
Kontrak Katalog
Pasal 10
Berdasarkan Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
dilakukan penandatanganan Kontrak Katalog, dengan ketentuan:
a. Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh
LKPP maka penandatanganan Kontrak Katalog dilakukan antara
Kepala LKPP dengan Penyedia Barang/Jasa;
b. Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Pemerintah Daerah
maka LKPP mendelegasikan kewenangan untuk melakukan
penandatanganan Kontrak Katalog dengan Penyedia Barang/Jasa
kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
Bagian Kelima
Penayangan Katalog Elektronik
Pasal 11
Berdasarkan Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, LKPP
menayangkan daftar Barang/Jasa beserta spesifikasi teknis, harga dan
jumlah ketersediaan Barang/Jasa pada Katalog Elektronik dengan
alamat website: https://e-katalog.lkpp.go.id.
Bagian Keenam
Perubahan Kontrak Katalog
Paragraf 1
Lingkup Perubahan Kontrak Katalog
Pasal 12
Usulan perubahan Kontrak Katalog dapat dilakukan dalam hal :
a. penambahan item barang/jasa;
b. perubahan spesifikasi teknis;
8
c. perubahan harga;
d. penurunan pencantuman baik sebagian maupun seluruh item
barang/jasa dari katalog elektronik;
e. perubahan lainnya yang bersifat substansial; dan/atau
f. perubahan lainnya yang bersifat administratif.
Paragraf 2
Perubahan Kontrak Katalog Atas Usulan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 13
(1) Penyedia Barang/Jasa dapat mengusulkan perubahan Kontrak
Katalog kepada Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(2) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf a dan/atau b yang diproses di LKPP, Kepala LKPP
memerintahkan Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan
sistem katalog untuk menugaskan Tim Katalog sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) melakukan evaluasi.
(3) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf c, d, e, dan/atau f yang diproses di LKPP, Kepala
LKPP memerintahkan Direktorat yang memiliki tugas
mengembangkan sistem katalog untuk melakukan evaluasi.
(4) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf a, b, c, d dan/atau e yang diproses di Pemerintah
Daerah, Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
memerintahkan Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (2) melakukan evaluasi.
(5) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf f yang diproses di Pemerintah Daerah, Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah melakukan
perubahan Kontrak Katalog.
(6) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (4) disetujui oleh Tim Katalog dan Kepala LKPP/Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dengan Penyedia
Barang/Jasa maka dilakukan perubahan Kontrak Katalog.
(7) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disetujui oleh Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan
sistem katalog dan Kepala LKPP dengan Penyedia Barang/Jasa maka
dilakukan perubahan Kontrak Katalog.
(8) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (4) tidak disetujui Tim Katalog dan Kepala LKPP/Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah maka Kepala
LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
menyampaikan surat penolakan perubahan Kontrak Katalog.
(9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
disetujui Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem
katalog dan Kepala LKPP maka Kepala LKPP menyampaikan surat
penolakan perubahan Kontrak Katalog.
9
Paragraf 3
Perubahan Kontrak Katalog Atas Usulan Kepala LKPP atau Kepala
Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah
Pasal 14
(1) Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala
Daerah dapat mengusulkan perubahan Kontrak Katalog kepada
Penyedia Barang/Jasa.
(2) Dalam hal usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disepakati Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk
oleh Kepala Daerah dengan Penyedia Barang/Jasa maka dilakukan
perubahan Kontrak Katalog.
Paragraf 4
Pengecualian
Pasal 15
Pengecualian ketentuan terkait perubahan Kontrak Katalog
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, 13, dan 14 diatur lebih
lanjut oleh Kepala LKPP.
BAB IV
E-PURCHASING
Pasal 16
(1) E-Purchasing dilaksanakan melalui aplikasi E-Purchasing pada
SPSE yang dikembangkan dan dikelola oleh LKPP.
(2) Ketentuan E-Purchasing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Prosedur E-Purchasing yang tercantum dalam lampiran
Peraturan Kepala ini;
b. Syarat dan ketentuan penggunaan yang melekat pada aplikasi
E-Purchasing; dan
c. Panduan pengguna aplikasi E-Purchasing (user guide).
(3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala ini.
Pasal 17
Syarat dan ketentuan penggunaan serta panduan penggunaan (user
guide) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Deputi Bidang Monitoring
Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi.
10
BAB V
SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Bagi Penyedia Barang/Jasa
Pasal 18
(1) Penyedia Barang/Jasa memiliki kewajiban untuk menyediakan
Barang/Jasa yang tercantum pada Katalog Elektronik sesuai
dengan permintaan Pejabat Pemesan.
(2) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi apabila:
a. tidak menanggapi pesanan dalam transaksi melalui
E-Purchasing;
b. tidak dapat memenuhi pesanan sesuai dengan kesepakatan
dalam transaksi melalui E-Purchasing tanpa disertai alasan
yang dapat diterima;
c. harga Barang/Jasa melalui proses E-Purchasing lebih mahal
dari harga Barang/Jasa yang dijual selain melalui
E-Purchasing pada periode penjualan, jumlah, dan tempat
serta spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama; dan/atau
d. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan Katalog Elektronik.
(3) Penyedia Barang/Jasa yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda;
c. penghentian sementara dalam sistem transaksi
E-Purchasing; atau
d. penurunan pencantuman dari katalog elektronik.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Bagi Penyedia Barang/Jasa
Pasal 19
(1) Dalam hal Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian/Pejabat Pemesan mengetahui Penyedia Barang/Jasa
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (2) huruf a dan b maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan
Tanda Bukti Perjanjian melakukan klarifikasi dengan mengundang
Penyedia Barang/Jasa.
(2) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan tidak ada keberatan
dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menjatuhkan sanksi berupa
Surat Peringatan I paling lambat lima (5) hari kerja sejak Berita
Acara Hasil Klarifikasi diterbitkan.
(3) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan terdapat keberatan
dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menyampaikan kepada APIP.
(4) APIP memeriksa keberatan dan memberikan rekomendasi kepada
Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian paling
11
lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya Laporan Pejabat
Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian.
(5) Rekomendasi APIP dikirimkan kepada Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian dan Penyedia Barang/Jasa
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterbitkannya
rekomendasi.
(6) Dalam hal rekomendasi APIP menerima keberatan Penyedia
Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda
Bukti Perjanjian tidak mengenakan sanksi kepada Penyedia
Barang/Jasa.
(7) Dalam hal rekomendasi APIP menolak keberatan Penyedia
Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda
Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa Surat Peringatan I
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya rekomendasi
APIP.
(8) Dalam hal dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya Surat Peringatan I Penyedia Barang/Jasa tetap tidak
mengindahkan Surat Peringatan tersebut maka Pejabat
Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan
sanksi berupa Surat Peringatan II.
(9) Dalam hal dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya Surat Peringatan II Penyedia Barang/Jasa tetap tidak
mengindahkan Surat Peringatan tersebut maka Pejabat
Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan
denda 5% (lima perseratus) dari total nilai Barang/Jasa yang
dipesan.
(10) Pembayaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (8) wajib
dibayarkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Kas Negara/Kas
Daerah dalam kurun waktu 15 hari kerja sejak tanggal pengenaan
sanksi denda.
(11) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak melaksanakan
pembayaran denda dalam waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (9) maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian melaporkan kepada LKPP agar Penyedia Barang/Jasa
dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi
e-Purchasing atas Barang/Jasa yang dipesan sampai dengan
Penyedia Barang/Jasa dimaksud membayar denda.
(12) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) paling kurang
memuat:
a. identitas Penyedia Barang/Jasa ;
b. nama paket pengadaan;
c. besaran dan jangka waktu pembayaran denda; dan
d. jenis dan uraian pelanggaran.
Pasal 20
(1) Dalam hal Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian/Pejabat Pemesan mengetahui Penyedia Barang/Jasa
melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) huruf c maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian melakukan klarifikasi dengan mengundang Penyedia
Barang/Jasa.
12
(2) Dalam hal LKPP mengetahui Penyedia Barang/Jasa melakukan
tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c
maka LKPP memerintahkan Pejabat Penandatangan/Pengesahan
Tanda Bukti Perjanjian yang bertransaksi untuk melakukan
klarifikasi dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa.
(3) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan tidak ada keberatan
dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa
denda sebesar 5 (lima) kali lipat dari selisih nilai transaksi 5 (lima)
hari kerja sejak diterbitkannya Berita Acara Hasil Klarifikasi.
(4) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan terdapat keberatan
dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menyampaikan kepada APIP.
(5) APIP memeriksa keberatan dan memberikan rekomendasi kepada
Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya Laporan Pejabat
Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian.
(6) Rekomendasi APIP dikirimkan kepada Pejabat Penandatangan/
Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian dan Penyedia Barang/Jasa
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterbitkannya
rekomendasi.
(7) Dalam hal rekomendasi APIP menerima keberatan Penyedia
Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda
Bukti Perjanjian tidak mengenakan sanksi kepada Penyedia
Barang/Jasa.
(8) Dalam hal rekomendasi APIP menolak keberatan Penyedia
Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda
Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa denda sebesar 5
(lima) kali lipat dari selisih nilai transaksi paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak diterimanya rekomendasi APIP.
(9) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak membayar denda
dimaksud maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian melaporkan kepada LKPP agar Penyedia Barang/Jasa
dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi
E-Purchasing atas Barang/Jasa yang dipesan.
Pasal 21
(1) Dalam hal Tim Katalog atau Direktorat yang memiliki tugas
mengembangkan sistem katalog mengetahui Penyedia
Barang/Jasa melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) huruf d maka Tim Katalog atau Direktorat yang
memiliki tugas mengembangkan sistem katalog melaporkan
kepada Kepala LKPP.
(2) Kepala LKPP atas laporan dari Tim Katalog atau Direktorat yang
memiliki tugas mengembangkan sistem katalog sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim Pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap Penyedia
Barang/Jasa.
(3) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan
pemeriksaan dan klarifikasi dengan mengundang Penyedia
Barang/Jasa.
13
(4) Dalam hal hasil pemeriksaan dan klarifikasi ternyata benar, maka
Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala LKPP
untuk mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog dan
penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada Penyedia
Barang/Jasa.
(5) Dalam hal hasil pemeriksaan dan klarifikasi ternyata tidak benar,
maka Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala
LKPP untuk tidak mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog
dan penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada
Penyedia Barang/Jasa.
(6) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak menghadiri pemeriksaan
dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tanpa alasan
yang jelas/tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengakui melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d.
(7) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak menghadiri pemeriksaan
dan klarifikasi tanpa alasan yang jelas/tidak dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
maka Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala
LKPP untuk mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog dan
penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada Penyedia
Barang/Jasa.
(8) Kepala LKPP mengenakan sanksi kepada Penyedia Barang/Jasa
berupa pemutusan Kontrak Katalog dan penurunan pencantuman
dari Katalog Elektronik berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (7).
(9) Berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), Kepala LKPP tidak mengenakan sanksi kepada
Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 22
Dalam hal tidak terdapat APIP pada Instansi/Institusi Pejabat
Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian maka fungsi APIP
dalam proses keberatan dilakukan oleh LKPP.
BAB VI
PEMBAYARAN DENDA
Pasal 23
(1) Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian
menerbitkan surat perintah penyetoran denda kepada Penyedia
Barang/Jasa sebagai dasar untuk menyetorkan denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (8) dan Pasal 20 ayat
(7) ke kas Negara/Daerah.
(2) Penyedia Barang/Jasa menyetorkan denda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
14
(3) Penyedia Barang/Jasa menyampaikan bukti penyetoran denda
kepada Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian.
(4) Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian
mengusulkan kepada LKPP untuk mencabut sanksi penghentian
sementara dalam sistem E-Purchasing paling lambat 5 (lima) hari
kerja setelah menerima bukti penyetoran denda.
(5) LKPP mencabut sanksi penghentian sementara dalam sistem
E-Purchasing paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima
usulan dari Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti
Perjanjian.
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 24
(1) LKPP melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
E-Purchasing;
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rangka menjamin:
a. Penyedia Barang/Jasa melaksanakan kewajiban sesuai dengan
Kontrak Katalog;
b. harga barang/jasa yang dicantumkan dalam Katalog Elektronik
tidak lebih mahal dari harga barang/jasa yang dijual diluar
Katalog Elektronik pada periode penjualan, jumlah, dan tempat
serta spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama;
c. harga barang/jasa melalui proses E-Purchasing tidak lebih
mahal dari harga barang/jasa yang dijual selain melalui
E-Purchasing pada periode penjualan, jumlah, dan tempat serta
spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama;
d. pelaksanaan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dalam
rangka Katalog Elektronik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(3) Hasil monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) digunakan oleh Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah sebagai bahan analisa dalam
melanjutkan Kontrak Katalog;
(4) K/L/D/I dan Penyedia Barang/Jasa melaporkan kemajuan
realisasi transaksi setiap Kontrak Katalog melalui aplikasi
E-Purchasing;
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 25
(1) Dalam hal berdasarkan riset yang dilakukan LKPP terdapat
kebutuhan Barang/Jasa tertentu yang belum diusulkan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi/Penyedia
Barang/Jasa, LKPP dapat melakukan proses pencantuman pada
Katalog Elektronik.
15
(2) Dalam hal berdasarkan riset Kementerian/Lembaga /Pemerintah
Daerah/Institusi terdapat Barang/Jasa yang memenuhi kriteria
untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik yang sebelumnya
tidak dibutuhkan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi maka Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi dapat mengusulkan kepada LKPP untuk
dilakukan proses pencantuman pada Katalog Elektronik.
Pasal 26
Ketentuan Peraturan Kepala LKPP yang mengatur tentang tata cara
pengenaan sanksi Daftar Hitam dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah tidak diberlakukan untuk E-Purchasing.
Pasal 27
K/L/D/I dapat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa selain melalui
E-Purchasing dengan melalui e-Lelang Cepat apabila:
a. total volume kontrak sudah terpenuhi, dan Penyedia Barang/Jasa
tidak bersedia menambah volume kontrak;
b. pemesanan baru ditolak oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. barang sudah tidak diproduksi lagi; atau
d. satu-satunya Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik sedang
dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi
E-Purchasing atau penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik
Pasal 28
Prosedur Operasi Standar tentang pengusulan, pemilihan, penetapan,
kontrak katalog, pencantuman, penayangan, pengenaan sanksi,
pembayaran denda, perubahan Kontrak Katalog, serta monitoring dan
evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Deputi Bidang Monitoring,
Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Kontrak Payung yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan
Kepala ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku
Kontrak Payung.
16
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
(1) Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2012 tentang E-Purchasing, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Peraturan Kepala ini berlaku pada tanggal diundangkan.
(3) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH,
AGUS RAHARDJO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR
17
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA
KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
NOMOR
TENTANG
E-PURCHASING
PROSEDUR E-PURCHASING
1. Persiapan
a. PPK/ Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi
1) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi yang
belum mendapatkan kode akses (user ID dan password)
aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai
pengguna SPSE untuk mendapatkan user id dan password
SPSE.
2) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi
menetapkan nama Barang/Jasa, spesifikasi teknis, Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/Jasa harus berdasarkan pada
Katalog Elektronik yang ditayangkan di Portal Pengadaan
Nasional.
3) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi
menyampaikan surat yang berisikan nama Barang/Jasa,
spesifikasi teknis, HPS, dan rancangan perjanjian pembelian
Barang/Jasa kepada Pejabat Pemesan.
4) Surat beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada butir
3) di atas dapat berbentuk dokumen elektronik.
b. Pejabat Pemesan
1) Pejabat Pemesan yang belum mendapatkan kode akses (user
ID dan password) aplikasi SPSE harus melakukan
pendaftaran sebagai pengguna SPSE.
2) Pejabat Pemesan menerima, menyimpan, dan melaksanakan
pemilihan berdasarkan surat yang disampaikan oleh
PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi.
c. Penyedia Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa yang belum mendapatkan kode akses
aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada apliasi SPSE
dan melaksanakan verifikasi pada LPSE untuk mendapatkan
user id dan password aplikasi SPSE.
2. Pelaksanaan E-Purchasing
a. Pembuatan Paket
Pejabat Pemesan membuat paket pembelian Barang/Jasa melalui
aplikasi E-Purchasing, berdasarkan informasi yang diberikan oleh
PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi dan data
Barang/Jasa yang terdapat pada sistem E-Catalogue
sebagaimana tercantum pada portal pengadaan nasional.
18
b. Pengiriman Permintaan Pembelian Barang/Jasa
Pejabat Pemesan mengirimkan permintaan pembelian
Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada
sistem E-Catalogue melalui aplikasi E-Purchasing.
c. Persetujuan Pembelian Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa memberikan persetujuan atas
permintaan pembelian Barang/Jasa melalui aplikasi
E-Purchasing.
d. Perjanjian Pembelian Barang/Jasa
Tanda bukti perjanjian yang disahkan/ditandatangani oleh
PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi meliputi:
1) Surat Pesanan;
2) Kuitansi;
3) Surat Perintah Kerja (SPK); atau
4) Surat Perjanjian.
3. Pelaksanaan E-Purchasing
Syarat dan ketentuan dan user guide aplikasi E-Purchasing dapat
berbeda sesuai dengan jenis Barang/Jasa yang tercantum pada
E-Catalogue.
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH,
AGUS RAHARDJO

More Related Content

What's hot

Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...Kanaidi ken
 
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Khalid Mustafa
 
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01EnvaPya
 
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...Kanaidi ken
 
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaMateri 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaMassaputro Delly TP
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Khalid Mustafa
 
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanMateri Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanPoltak Hutabarat
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJKhalid Mustafa
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1Khalid Mustafa
 
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015Khalid Mustafa
 
Download pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjpDownload pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjpNiken Pradonawati
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barangJoy Irman
 
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutMateri Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutPoltak Hutabarat
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahKhalid Mustafa
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaFormasi Org
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaanYobin Manik
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Kacung Abdullah
 

What's hot (19)

Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
 
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
Pelaksanaan Pengadaan Melalui E-Procurement (Materi 7)
 
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
 
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...
Proses Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGADAAN BARANG ...
 
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaMateri 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Materi 04 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
 
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum PengadaanMateri Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
Materi Sosialisasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
 
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Bagian 1
 
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015
Paparan Sosialisasi Inpres 1/2015 dan Perpres 4/2015
 
Download pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjpDownload pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjp
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang
 
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE KemenhutMateri Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
Materi Pelatihan E-Procuremen LPSE Kemenhut
 
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ PemerintahPotensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
Potensi Permasalahan Hukum PBJ Pemerintah
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
Matrix perbedaan
Matrix perbedaanMatrix perbedaan
Matrix perbedaan
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015 Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
Penjelasan perpres nomor 4 tahun 2015
 

Similar to Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing

Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Yuni
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Ssdotnet
 
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...Eko Wachyu
 
perka lkpp nomor 1 tahun 2015
perka lkpp nomor 1 tahun 2015perka lkpp nomor 1 tahun 2015
perka lkpp nomor 1 tahun 2015Denny Septiawan
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingIrman Gapur
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingkunwidiatmono82
 
Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Ulfah Hanum
 
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdfPeraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdfharyonopkamase1
 
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasing
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasingSyarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasing
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasingbajubajuri
 
PERKA LKPP NO 2 TH 2015
PERKA LKPP NO 2 TH 2015PERKA LKPP NO 2 TH 2015
PERKA LKPP NO 2 TH 2015Sigih Setiono
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpIsmed Nur
 
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...Ulfah Hanum
 
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdf
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdfKajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdf
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdfRiskiSyandriPratama
 
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronik
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronikNo. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronik
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronikkabupaten_pakpakbharat
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpseRahmat Gani
 
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdfKEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdfTaufikAditya4
 
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfKeputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfompepen
 
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...Ulfah Hanum
 
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)lkibandung
 

Similar to Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing (20)

Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres1 tahun 2015
 
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
Paparan sosialisasi perpres 4 dan inpres 1 tahun 2015
 
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015   pengadaan baran...
Paparan sosialisasi perpres no 4 dan inpres no 1 tahun 2015 pengadaan baran...
 
perka lkpp nomor 1 tahun 2015
perka lkpp nomor 1 tahun 2015perka lkpp nomor 1 tahun 2015
perka lkpp nomor 1 tahun 2015
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
 
Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015
 
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdfPeraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
 
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasing
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasingSyarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasing
Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi e purchasing
 
PERKA LKPP NO 2 TH 2015
PERKA LKPP NO 2 TH 2015PERKA LKPP NO 2 TH 2015
PERKA LKPP NO 2 TH 2015
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulp
 
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
 
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdf
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdfKajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdf
Kajian Implementasi BeLa Pengadaan.pdf
 
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronik
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronikNo. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronik
No. 1 Tentang pedoman tata cara pengadaan barang jasa secara elektronik
 
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpsePerka 2 tahun 2010 tentang lpse
Perka 2 tahun 2010 tentang lpse
 
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdfKEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
KEBIJAKAN DALAM EKATALOG DAN EPURCHASING.pdf
 
Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013Pkpu 20 2013
Pkpu 20 2013
 
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfKeputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
 
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
 
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
 

More from Ulfah Hanum

UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUlfah Hanum
 
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...Ulfah Hanum
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Ulfah Hanum
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Ulfah Hanum
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Ulfah Hanum
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Ulfah Hanum
 
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaPmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaUlfah Hanum
 
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornasKeputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornasUlfah Hanum
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Ulfah Hanum
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Ulfah Hanum
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
 
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Ulfah Hanum
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Ulfah Hanum
 
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Ulfah Hanum
 
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Ulfah Hanum
 
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Ulfah Hanum
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Ulfah Hanum
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSUlfah Hanum
 

More from Ulfah Hanum (20)

UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
 
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
 
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaPmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
 
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornasKeputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
 
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
 
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
 
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015 Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 
Doen 2015
Doen 2015Doen 2015
Doen 2015
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 

Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing

  • 1. 1 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 14 TAHUN 2015 TENTANG E-PURCHASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 110 ayat (6) Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diperlukan pengaturan tentang E-Purchasing; b. bahwa untuk lebih mempercepat proses Katalog Elektronik diperlukan perubahan pengaturan tentang E-Purchasing; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang E-Purchasing; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 314); 2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
  • 2. 2 Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TENTANG E-PURCHASING. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Di dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD. 4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. 5. Pejabat penandatangan/pengesahan tanda bukti perjanjian adalah Pejabat yang berwenang menandatangani/mengesahkan tanda bukti perjanjian yaitu Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi. 6. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. 7. Pejabat Pemesan adalah pejabat yang bertugas untuk melakukan pemesanan barang/jasa dalam E-Purchasing yaitu PPK, Pejabat Pengadaan atau Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi.
  • 3. 3 8. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan pemesanan dalam E-Purchasing. 9. Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi adalah Pejabat yang ditunjuk Pimpinan Instansi/Institusi di luar PPK/Pejabat Pengadaan yang ditugaskan untuk melakukan pemesanan dalam E-Purchasing. 10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi/instansi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. 11. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha/orang perseorangan/Badan Layanan Umum/lembaga/badan penelitian yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. 12. Katalog Elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga Barang/Jasa tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah. 13. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik. 14. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik yang terkait dengan informasi pengadaan Barang/Jasa secara nasional yang dikembangkan oleh LKPP. 15. Aplikasi E-Purchasing adalah aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang dapat diakses melalui website Layanan Pengadaan Secara Elektronik. 16. Aplikasi SPSE adalah aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang dapat diakses melalui website LPSE untuk pelaksanaan E-Purchasing. 17. Kontrak Katalog adalah perjanjian kerjasama untuk pencantuman Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik sebagai dasar melakukan E-Purchasing. 18. Tim Katalog adalah Tim yang ditetapkan oleh Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk melakukan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang akan dicantumkan dalam Katalog Elektronik. 19. User ID adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam aplikasi SPSE. 20. Password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh Pengguna untuk memverifikasi User ID kepada aplikasi SPSE.
  • 4. 4 BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan ini meliputi: a. Tata Cara Katalog Elektronik; b. E-Purchasing. BAB III TATA CARA KATALOG ELEKTRONIK Bagian Kesatu Penyampaian Usulan Pencantuman Barang/Jasa Pada Katalog Elektronik Paragraf 1 Pihak yang Menyampaikan Usulan Pasal 3 Usulan pencantuman Barang/Jasa pada Katalog Elektronik dapat dilakukan oleh: a. Pemerintah Daerah; b. Kementerian/Lembaga/Institusi; atau c. Penyedia Barang/Jasa. Paragraf 2 Penyampaian Usulan Kebutuhan Barang/Jasa Oleh Pemerintah Daerah Pasal 4 (1) Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah menyampaikan usulan kebutuhan Barang/Jasa kepada LKPP untuk dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik dengan memuat: a. volume kebutuhan; dan b. spesifikasi teknis. (2) Berdasarkan usulan kebutuhan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik; (3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP menetapkan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh LKPP atau Pemerintah Daerah. (4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa disetujui dilakukan oleh Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat penetapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
  • 5. 5 (5) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP menyampaikan surat penolakan kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. Paragraf 3 Penyampaian Usulan Kebutuhan Barang/Jasa Oleh Kementerian/Lembaga/Institusi Pasal 5 (1) Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Institusi menyampaikan usulan kebutuhan Barang/Jasa kepada LKPP untuk dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik dengan memuat: a. volume kebutuhan; dan b. spesifikasi teknis. (2) Berdasarkan usulan kebutuhan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik. (3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP menetapkan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh LKPP atau Pemerintah Daerah. (4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat penetapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (5) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP menyampaikan surat penolakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Institusi. Paragraf 4 Penyampaian Usulan Barang/Jasa Oleh Penyedia Barang/Jasa Pasal 6 (1) Penyedia Barang/Jasa menyampaikan usulan Barang/Jasa kepada LKPP untuk dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik dengan memuat: a. spesifikasi teknis; b. harga Barang/Jasa; dan c. jangkauan layanan. (2) Berdasarkan usulan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKPP mengkaji kelayakan Barang/Jasa untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik berdasarkan kebutuhan terhadap Barang/Jasa dan jangkauan layanan. (3) Dalam hal Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) layak untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik maka LKPP menetapkan proses pemilihan Barang/Jasa dilakukan oleh LKPP atau Pemerintah Daerah.
  • 6. 6 (4) Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh Pemerintah Daerah, LKPP menyampaikan surat penetapan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (5) Dalam hal berdasarkan kajian LKPP usulan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak layak untuk dimasukkan ke dalam Katalog Elektonik maka LKPP menyampaikan surat penolakan kepada Penyedia Barang/Jasa. Bagian Kedua Proses Pemilihan Pasal 7 Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dicantumkan dalam Katalog Elektronik dilakukan oleh: a. LKPP; atau b. Pemerintah Daerah. Pasal 8 (1) Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan oleh Kepala LKPP. (2) Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (3) Proses pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan melalui metode: a. lelang; atau b. non lelang (4) Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan Kepala LKPP maka metode pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog. (5) Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog yang ditetapkan Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk Kepala Daerah maka metode pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Tim Katalog. (6) Pengangkatan dan pemberhentian Tim Katalog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak terikat tahun anggaran. Bagian Ketiga Penetapan Pasal 9 Berdasarkan hasil proses pemilihan, LKPP membuat Surat Penetapan Barang/Jasa yang akan dicantumkan dalam Katalog Elektronik dengan ketentuan: a. LKPP mengkaji dan menilai prosedur pemilihan;
  • 7. 7 b. Dalam hal pengkajian dan penilaian sebagaimana dimaksud huruf a telah memenuhi prosedur pemilihan, LKPP menetapkan Barang/Jasa untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik; c. Dalam hal pengkajian dan penilaian sebagaimana dimaksud huruf a tidak memenuhi prosedur pemilihan maka: 1) LKPP melalui Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog memerintahkan kepada Tim Katalog untuk memproses pemilihan ulang dalam hal pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 2) LKPP memerintahkan kepada Tim Katalog melalui Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk memproses pemilihan ulang dalam hal pemilihan dilakukan oleh Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2). Bagian Keempat Kontrak Katalog Pasal 10 Berdasarkan Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dilakukan penandatanganan Kontrak Katalog, dengan ketentuan: a. Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh LKPP maka penandatanganan Kontrak Katalog dilakukan antara Kepala LKPP dengan Penyedia Barang/Jasa; b. Dalam hal proses pemilihan dilakukan oleh Pemerintah Daerah maka LKPP mendelegasikan kewenangan untuk melakukan penandatanganan Kontrak Katalog dengan Penyedia Barang/Jasa kepada Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. Bagian Kelima Penayangan Katalog Elektronik Pasal 11 Berdasarkan Surat Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, LKPP menayangkan daftar Barang/Jasa beserta spesifikasi teknis, harga dan jumlah ketersediaan Barang/Jasa pada Katalog Elektronik dengan alamat website: https://e-katalog.lkpp.go.id. Bagian Keenam Perubahan Kontrak Katalog Paragraf 1 Lingkup Perubahan Kontrak Katalog Pasal 12 Usulan perubahan Kontrak Katalog dapat dilakukan dalam hal : a. penambahan item barang/jasa; b. perubahan spesifikasi teknis;
  • 8. 8 c. perubahan harga; d. penurunan pencantuman baik sebagian maupun seluruh item barang/jasa dari katalog elektronik; e. perubahan lainnya yang bersifat substansial; dan/atau f. perubahan lainnya yang bersifat administratif. Paragraf 2 Perubahan Kontrak Katalog Atas Usulan Penyedia Barang/Jasa Pasal 13 (1) Penyedia Barang/Jasa dapat mengusulkan perubahan Kontrak Katalog kepada Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (2) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a dan/atau b yang diproses di LKPP, Kepala LKPP memerintahkan Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog untuk menugaskan Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) melakukan evaluasi. (3) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, d, e, dan/atau f yang diproses di LKPP, Kepala LKPP memerintahkan Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog untuk melakukan evaluasi. (4) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, b, c, d dan/atau e yang diproses di Pemerintah Daerah, Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah memerintahkan Tim Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) melakukan evaluasi. (5) Usulan perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf f yang diproses di Pemerintah Daerah, Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah melakukan perubahan Kontrak Katalog. (6) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) disetujui oleh Tim Katalog dan Kepala LKPP/Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dengan Penyedia Barang/Jasa maka dilakukan perubahan Kontrak Katalog. (7) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disetujui oleh Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog dan Kepala LKPP dengan Penyedia Barang/Jasa maka dilakukan perubahan Kontrak Katalog. (8) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) tidak disetujui Tim Katalog dan Kepala LKPP/Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah maka Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah menyampaikan surat penolakan perubahan Kontrak Katalog. (9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak disetujui Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog dan Kepala LKPP maka Kepala LKPP menyampaikan surat penolakan perubahan Kontrak Katalog.
  • 9. 9 Paragraf 3 Perubahan Kontrak Katalog Atas Usulan Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah Pasal 14 (1) Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dapat mengusulkan perubahan Kontrak Katalog kepada Penyedia Barang/Jasa. (2) Dalam hal usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dengan Penyedia Barang/Jasa maka dilakukan perubahan Kontrak Katalog. Paragraf 4 Pengecualian Pasal 15 Pengecualian ketentuan terkait perubahan Kontrak Katalog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, 13, dan 14 diatur lebih lanjut oleh Kepala LKPP. BAB IV E-PURCHASING Pasal 16 (1) E-Purchasing dilaksanakan melalui aplikasi E-Purchasing pada SPSE yang dikembangkan dan dikelola oleh LKPP. (2) Ketentuan E-Purchasing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Prosedur E-Purchasing yang tercantum dalam lampiran Peraturan Kepala ini; b. Syarat dan ketentuan penggunaan yang melekat pada aplikasi E-Purchasing; dan c. Panduan pengguna aplikasi E-Purchasing (user guide). (3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini. Pasal 17 Syarat dan ketentuan penggunaan serta panduan penggunaan (user guide) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi.
  • 10. 10 BAB V SANKSI Bagian Kesatu Sanksi Bagi Penyedia Barang/Jasa Pasal 18 (1) Penyedia Barang/Jasa memiliki kewajiban untuk menyediakan Barang/Jasa yang tercantum pada Katalog Elektronik sesuai dengan permintaan Pejabat Pemesan. (2) Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi apabila: a. tidak menanggapi pesanan dalam transaksi melalui E-Purchasing; b. tidak dapat memenuhi pesanan sesuai dengan kesepakatan dalam transaksi melalui E-Purchasing tanpa disertai alasan yang dapat diterima; c. harga Barang/Jasa melalui proses E-Purchasing lebih mahal dari harga Barang/Jasa yang dijual selain melalui E-Purchasing pada periode penjualan, jumlah, dan tempat serta spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama; dan/atau d. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Katalog Elektronik. (3) Penyedia Barang/Jasa yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. denda; c. penghentian sementara dalam sistem transaksi E-Purchasing; atau d. penurunan pencantuman dari katalog elektronik. Bagian Kedua Tata Cara Pengenaan Sanksi Bagi Penyedia Barang/Jasa Pasal 19 (1) Dalam hal Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian/Pejabat Pemesan mengetahui Penyedia Barang/Jasa melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dan b maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian melakukan klarifikasi dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa. (2) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan tidak ada keberatan dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menjatuhkan sanksi berupa Surat Peringatan I paling lambat lima (5) hari kerja sejak Berita Acara Hasil Klarifikasi diterbitkan. (3) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan terdapat keberatan dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menyampaikan kepada APIP. (4) APIP memeriksa keberatan dan memberikan rekomendasi kepada Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian paling
  • 11. 11 lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya Laporan Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian. (5) Rekomendasi APIP dikirimkan kepada Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian dan Penyedia Barang/Jasa paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterbitkannya rekomendasi. (6) Dalam hal rekomendasi APIP menerima keberatan Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian tidak mengenakan sanksi kepada Penyedia Barang/Jasa. (7) Dalam hal rekomendasi APIP menolak keberatan Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa Surat Peringatan I paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya rekomendasi APIP. (8) Dalam hal dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya Surat Peringatan I Penyedia Barang/Jasa tetap tidak mengindahkan Surat Peringatan tersebut maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa Surat Peringatan II. (9) Dalam hal dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya Surat Peringatan II Penyedia Barang/Jasa tetap tidak mengindahkan Surat Peringatan tersebut maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan denda 5% (lima perseratus) dari total nilai Barang/Jasa yang dipesan. (10) Pembayaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (8) wajib dibayarkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Kas Negara/Kas Daerah dalam kurun waktu 15 hari kerja sejak tanggal pengenaan sanksi denda. (11) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak melaksanakan pembayaran denda dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (9) maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian melaporkan kepada LKPP agar Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi e-Purchasing atas Barang/Jasa yang dipesan sampai dengan Penyedia Barang/Jasa dimaksud membayar denda. (12) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) paling kurang memuat: a. identitas Penyedia Barang/Jasa ; b. nama paket pengadaan; c. besaran dan jangka waktu pembayaran denda; dan d. jenis dan uraian pelanggaran. Pasal 20 (1) Dalam hal Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian/Pejabat Pemesan mengetahui Penyedia Barang/Jasa melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian melakukan klarifikasi dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa.
  • 12. 12 (2) Dalam hal LKPP mengetahui Penyedia Barang/Jasa melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c maka LKPP memerintahkan Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian yang bertransaksi untuk melakukan klarifikasi dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa. (3) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan tidak ada keberatan dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa denda sebesar 5 (lima) kali lipat dari selisih nilai transaksi 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya Berita Acara Hasil Klarifikasi. (4) Dalam hal hasil klarifikasi ternyata benar dan terdapat keberatan dari Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menyampaikan kepada APIP. (5) APIP memeriksa keberatan dan memberikan rekomendasi kepada Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya Laporan Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian. (6) Rekomendasi APIP dikirimkan kepada Pejabat Penandatangan/ Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian dan Penyedia Barang/Jasa paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal diterbitkannya rekomendasi. (7) Dalam hal rekomendasi APIP menerima keberatan Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian tidak mengenakan sanksi kepada Penyedia Barang/Jasa. (8) Dalam hal rekomendasi APIP menolak keberatan Penyedia Barang/Jasa maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengenakan sanksi berupa denda sebesar 5 (lima) kali lipat dari selisih nilai transaksi paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya rekomendasi APIP. (9) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak membayar denda dimaksud maka Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian melaporkan kepada LKPP agar Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi E-Purchasing atas Barang/Jasa yang dipesan. Pasal 21 (1) Dalam hal Tim Katalog atau Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog mengetahui Penyedia Barang/Jasa melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d maka Tim Katalog atau Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog melaporkan kepada Kepala LKPP. (2) Kepala LKPP atas laporan dari Tim Katalog atau Direktorat yang memiliki tugas mengembangkan sistem katalog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap Penyedia Barang/Jasa. (3) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan pemeriksaan dan klarifikasi dengan mengundang Penyedia Barang/Jasa.
  • 13. 13 (4) Dalam hal hasil pemeriksaan dan klarifikasi ternyata benar, maka Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala LKPP untuk mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog dan penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada Penyedia Barang/Jasa. (5) Dalam hal hasil pemeriksaan dan klarifikasi ternyata tidak benar, maka Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala LKPP untuk tidak mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog dan penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada Penyedia Barang/Jasa. (6) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak menghadiri pemeriksaan dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tanpa alasan yang jelas/tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengakui melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf d. (7) Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak menghadiri pemeriksaan dan klarifikasi tanpa alasan yang jelas/tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka Tim Pemeriksa menyampaikan rekomendasi kepada Kepala LKPP untuk mengenakan sanksi pemutusan Kontrak Katalog dan penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik kepada Penyedia Barang/Jasa. (8) Kepala LKPP mengenakan sanksi kepada Penyedia Barang/Jasa berupa pemutusan Kontrak Katalog dan penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (7). (9) Berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala LKPP tidak mengenakan sanksi kepada Penyedia Barang/Jasa. Pasal 22 Dalam hal tidak terdapat APIP pada Instansi/Institusi Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian maka fungsi APIP dalam proses keberatan dilakukan oleh LKPP. BAB VI PEMBAYARAN DENDA Pasal 23 (1) Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian menerbitkan surat perintah penyetoran denda kepada Penyedia Barang/Jasa sebagai dasar untuk menyetorkan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (8) dan Pasal 20 ayat (7) ke kas Negara/Daerah. (2) Penyedia Barang/Jasa menyetorkan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
  • 14. 14 (3) Penyedia Barang/Jasa menyampaikan bukti penyetoran denda kepada Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian. (4) Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian mengusulkan kepada LKPP untuk mencabut sanksi penghentian sementara dalam sistem E-Purchasing paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima bukti penyetoran denda. (5) LKPP mencabut sanksi penghentian sementara dalam sistem E-Purchasing paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima usulan dari Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian. BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 24 (1) LKPP melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan E-Purchasing; (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka menjamin: a. Penyedia Barang/Jasa melaksanakan kewajiban sesuai dengan Kontrak Katalog; b. harga barang/jasa yang dicantumkan dalam Katalog Elektronik tidak lebih mahal dari harga barang/jasa yang dijual diluar Katalog Elektronik pada periode penjualan, jumlah, dan tempat serta spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama; c. harga barang/jasa melalui proses E-Purchasing tidak lebih mahal dari harga barang/jasa yang dijual selain melalui E-Purchasing pada periode penjualan, jumlah, dan tempat serta spesifikasi teknis dan persyaratan yang sama; d. pelaksanaan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dalam rangka Katalog Elektronik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Hasil monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan oleh Kepala LKPP atau Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sebagai bahan analisa dalam melanjutkan Kontrak Katalog; (4) K/L/D/I dan Penyedia Barang/Jasa melaporkan kemajuan realisasi transaksi setiap Kontrak Katalog melalui aplikasi E-Purchasing; BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 25 (1) Dalam hal berdasarkan riset yang dilakukan LKPP terdapat kebutuhan Barang/Jasa tertentu yang belum diusulkan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi/Penyedia Barang/Jasa, LKPP dapat melakukan proses pencantuman pada Katalog Elektronik.
  • 15. 15 (2) Dalam hal berdasarkan riset Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah/Institusi terdapat Barang/Jasa yang memenuhi kriteria untuk dicantumkan dalam Katalog Elektronik yang sebelumnya tidak dibutuhkan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi maka Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dapat mengusulkan kepada LKPP untuk dilakukan proses pencantuman pada Katalog Elektronik. Pasal 26 Ketentuan Peraturan Kepala LKPP yang mengatur tentang tata cara pengenaan sanksi Daftar Hitam dalam pengadaan barang/jasa pemerintah tidak diberlakukan untuk E-Purchasing. Pasal 27 K/L/D/I dapat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa selain melalui E-Purchasing dengan melalui e-Lelang Cepat apabila: a. total volume kontrak sudah terpenuhi, dan Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menambah volume kontrak; b. pemesanan baru ditolak oleh Penyedia Barang/Jasa; c. barang sudah tidak diproduksi lagi; atau d. satu-satunya Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik sedang dikenakan sanksi penghentian sementara dalam sistem transaksi E-Purchasing atau penurunan pencantuman dari Katalog Elektronik Pasal 28 Prosedur Operasi Standar tentang pengusulan, pemilihan, penetapan, kontrak katalog, pencantuman, penayangan, pengenaan sanksi, pembayaran denda, perubahan Kontrak Katalog, serta monitoring dan evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Kontrak Payung yang ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Kepala ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku Kontrak Payung.
  • 16. 16 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 (1) Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 17 Tahun 2012 tentang E-Purchasing, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Peraturan Kepala ini berlaku pada tanggal diundangkan. (3) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, AGUS RAHARDJO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR
  • 17. 17 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR TENTANG E-PURCHASING PROSEDUR E-PURCHASING 1. Persiapan a. PPK/ Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi 1) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi yang belum mendapatkan kode akses (user ID dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSE untuk mendapatkan user id dan password SPSE. 2) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi menetapkan nama Barang/Jasa, spesifikasi teknis, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Barang/Jasa harus berdasarkan pada Katalog Elektronik yang ditayangkan di Portal Pengadaan Nasional. 3) PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi menyampaikan surat yang berisikan nama Barang/Jasa, spesifikasi teknis, HPS, dan rancangan perjanjian pembelian Barang/Jasa kepada Pejabat Pemesan. 4) Surat beserta lampirannya sebagaimana dimaksud pada butir 3) di atas dapat berbentuk dokumen elektronik. b. Pejabat Pemesan 1) Pejabat Pemesan yang belum mendapatkan kode akses (user ID dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSE. 2) Pejabat Pemesan menerima, menyimpan, dan melaksanakan pemilihan berdasarkan surat yang disampaikan oleh PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi. c. Penyedia Barang/Jasa Penyedia Barang/Jasa yang belum mendapatkan kode akses aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada apliasi SPSE dan melaksanakan verifikasi pada LPSE untuk mendapatkan user id dan password aplikasi SPSE. 2. Pelaksanaan E-Purchasing a. Pembuatan Paket Pejabat Pemesan membuat paket pembelian Barang/Jasa melalui aplikasi E-Purchasing, berdasarkan informasi yang diberikan oleh PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi dan data Barang/Jasa yang terdapat pada sistem E-Catalogue sebagaimana tercantum pada portal pengadaan nasional.
  • 18. 18 b. Pengiriman Permintaan Pembelian Barang/Jasa Pejabat Pemesan mengirimkan permintaan pembelian Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem E-Catalogue melalui aplikasi E-Purchasing. c. Persetujuan Pembelian Barang/Jasa Penyedia Barang/Jasa memberikan persetujuan atas permintaan pembelian Barang/Jasa melalui aplikasi E-Purchasing. d. Perjanjian Pembelian Barang/Jasa Tanda bukti perjanjian yang disahkan/ditandatangani oleh PPK/Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Institusi meliputi: 1) Surat Pesanan; 2) Kuitansi; 3) Surat Perintah Kerja (SPK); atau 4) Surat Perjanjian. 3. Pelaksanaan E-Purchasing Syarat dan ketentuan dan user guide aplikasi E-Purchasing dapat berbeda sesuai dengan jenis Barang/Jasa yang tercantum pada E-Catalogue. KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, AGUS RAHARDJO