Dokumen ini membahas tentang pencarian data Produk Domestik Bruto (GDP) dan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara tahun 2015-2019. GDP per kapita Indonesia meningkat dari Rp35,2 juta pada 2015 menjadi Rp40,8 juta pada 2019. Pertumbuhan GDP per kapita berkisar antara 3,5-3,9% selama periode tersebut meskipun jumlah penduduk juga meningkat sekitar 1,2% per tahun.
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015-2019
1. TUGAS TEORI EKONOMI LANJUTAN
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Basri Hasanuddin, MA.
Mencari GDP dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2015-2019.
DISUSUN OLEH:
A. IKRAM RIFQI (A052201007)
ANDI VELIA YUNASFIRA (A052201008)
ANDREAS GERALD RUAUW (A052201005)
AYU SARIVA YANS (A052201001)
IRVAN (A052201011)
KHAIRIL ASWANDI (A052201002)
PROGRAM MAGISTER EKONOMI SUMBER DAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
2. Mencari GDP dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2015-2019.
Berbagai indikator ekonomi makro yang lazim digunakan dalam analisis sosial
ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat data PDB. Meskipun secara total
mempunyai nilai yang sama, namun PDB yang diukur melalui pendekatan lapangan
usaha atau pengeluaran mempunyai dua dimensi analisis yang berbeda. Secara garis
besar, paling tidak dua dimensi itu mampu untuk menggambarkan tentang bagaimana
nilai tambah produk diciptakan dan siapa pengguna akhir produk tersebut.
Dalam menghasilkan berbagai produk barang dan jasa, maka di satu sisi akan
menciptakan nilai tambah, sementara di sisi lain nilai tambah tersebut akan menjadi
sumber penghasilan bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini
adalah rumah tangga, LNPRT, perusahaan, dan pemerintah. Berdasarkan proses
pembentukan dan pemanfaatan nilai tambah ini, dapat dipelajari lebih jauh tentang
sumber-sumber pendapatan masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,
sehingga dapat diperhitungkan besaran pendapatan potensial yang akan diterima
oleh masyarakat atau yang disebut sebagai pendapatan nasional.
Pada agregat PDB (dominan) menunjukkan nilai produk barang dan jasa
yang dihasilkan di dalam suatu wilayah ekonomi domestik, di mana di dalamnya
masih terkandung nilai penyusutan (konsep bruto). PDB dapat digunakan sebagai
ukuran produktivitas, karena menjelaskan kemampuan wilayah dalam menghasilkan
produk domestik, yang dihitung melalui pendekatan nilai tambah. Proses tersebut
dapat berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan, dengan dukungan
berbagai faktor produksi serta sumber daya alam yang tersedia.
Dengan demikian, maka nilai tambah yang sebagian besar menggambarkan
balas jasa (kompensasi atas) faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal
(kapital) dan keahlian (kewirausahaan), merupakan inti dari PDB itu sendiri. Di sisi
yang lain, PDB menurut pengeluaran atau permintaan akhir menjelaskan tentang
aspek konsumsi dan akumulasi, bukan aspek produksi.
Dari data PDB pengeluaran akan diturunkan beberapa ukuran yang berkaitan
dengan PDB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan tenaga
kerja). Untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan, misalnya, maka disajikan
data PDB per kapita, yang selama ini digunakan sebagai proksi dari pola dan
perkembangan distribusi pendapatan di dalam masyarakat.
3.
4. PDB per kapita Indonesia menunjukkan peningkatan, sejalan dengan
perbandingan kenaikan PDB dan jumlah penduduk. PDB per kapita atas dasar harga
konstan, secara kumulatif meningkat mulai tahun 2015, dari sebesar 35.161,9 ribu
rupiah menjadi 40.844,0 ribu rupiah di tahun 2019. Pada periode tahun 2016 s.d
2018, masing masing tahun meningkat menjadi 36.468,6 ribu rupiah, 37.851,4 ribu
rupiah, dan 39.338,9 ribu rupiah. Indikator ini menunjukkan bahwa secara ekonomi
setiap penduduk Indonesia rata-rata mampu menciptakan PDB atau nilai tambah
sebesar nilai dimaksud pada masing masing tahun.
Sementara itu pertumbuhan per kapita secara riil membaik meskipun diiringi
meningkatnya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan PDB per kapita ini berawal
dengan besaran 3,52 persen (2015), 3,72 persen (2016), 3,79 persen (2017), 3,93
persen (2018), dan 3,83 persen (2019). Pertumbuhan per kapita tersebut diikuti pula
oleh penambahan jumlah penduduk, yang meningkat rata-rata pada kisaran 1,23
persen setiap tahunnya. Dengan demikian maka pertumbuhan per kapita tersebut,
tidak saja terjadi secara riil tetapi juga terjadi secara kualitas.