SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1Chapter Two
®
BAB2
Data Makroekonomi
Tutorial PowerPoint™
untukmendampingi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
N. Gregory Mankiw
oleh
Mannig J. Simidian
2Chapter Two
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic
Product, GDP) adalah nilai mata uang
seluruh barang dan jasa yang diproduksi
dalam satu negara pada perioda waktu
tertentu.
Indeks harga konsumen (Consumer Price
Index, CPI) mengukur tingkat harga.
Tingkat pengangguran menyatakan jumlah
pekerja yang tidak memiliki pekerjaan.
3Chapter Two
Dua cara
menghitung GDP
Pendapatan total semua orang dalam negara
Pengeluaran total output barang dan jasa
dalam negara
Rumah Tangga Perusahaan
Pendapatan Rp
Tenaga Kerja
Barang
Pengeluaran Rp
Untuk ekonomi secara keseluruhan, pendapatan harus sama
dengan pengeluaran. GDP mengukur aliran rupiah dalam
ekonomi.
Pendapatan, Pengeluaran,
dan Aliran Sirkuler
4Chapter Two
1) Untuk menghitung nilai total barang dan jasa yang berbeda, pos
pendapatan nasional (national income accounts) menggunakan harga
pasar.
Thus, if $0.50 $1.00
GDP = (Harga apel × Jumlah apel)
+ (Harga jeruk × Jumlah jeruk)
= ($0.50 × 4) + ($1.00 × 3)
GDP = $5.00
2) Barang bekas tidak dimasukkan dalam perhitungan GDP.
3) Perlakuan terhadap persediaan bergantung apakah barang disimpan
atau dibiarkan. Bila barang disimpan, nilainya dimasukkan dalam GDP.
Bila dibiarkan, GDP tidak berubah. Bila akhirnya terjual, barang
tersebut dianggap sebagai barang bekas (tidak dihitung).
5Chapter Two
4) Barang setengah jadi (intermediate goods) tidak dihitung dalam GDP
- hanya barang jadi. Alasan: nilai barang setengah jadi telah dimasukkan
dalam harga pasar. Nilai tambah (value added) sebuah perusahaan sama
dengan nilai output perusahaan itu dikurangi nilai barang setengah jadi
yang dibeli perusahaan.
5) Sebagian barang tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki
harga pasar. Kita harus menggunakan nilai terkait (imputed value)
Sebagaia perkiraan nilainya. Misalnya, jasa perumahan dan layanan
pemerintah.
6Chapter Two
Nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga berlaku disebut
GDP nominal. Ini bisa berubah setiap saat, baik karena ada perubahan
dalam jumlah (nilai riil) barang dan jasa atau ada perubahan dalam harga
barang dan jasa tersebut.
Sehingga, GDP nominal Y = P × y, di mana P adalah tingkat harga dan y
adalah output riil—di sini output dan GDP serupa.
GDP Riil atau, y = Y÷P adalah nilai barang dan jasa yang diukur
menggunakan harga konstan.
Perbedaan antara riil dan nominal ini dapat juga diterapkan pada nilai
moneter lain, seperti gaji. Gaji nominal (atau uang) dinotasikan oleh W
dan dibagi jadi nilai riil (w) dan variabel harga (P). Sehingga, W = gaji
nominal = P • w
w = gaji riil = W/P
Konversi dari satuan nominal ke riil ini memungkinkan kita untuk
menghilangkan masalah yang muncul ketika mengukur nilai rupiah yang
berubah sepanjang waktu sebagaimana tingkat harga berubah.
7Chapter Two
Mari kita lihat bagaimana GDP riil dihitung dalam
ekonomi apel dan jeruk kita.
Misalnya, kita ingin membandingkan output pada 2006 dan 2007, kita
pilih harga-dasar tahunan (base-year prices), misal harga 2006.
GDP riil pada 2006 :
(Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2006) +
(Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2006).
GDP riil pada 2007 :
(Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2007) +
(Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2007).
GDP riil pada 2008 :
(Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2008) +
(Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2008).
Harga 2006 digunakan untuk menghitung GDP riil untuk semua tahun
di atas. Karena harga dibuat konstan dari tahun ke tahun, GDP riil
bervariasi hanya jika jumlah yang diproduksi berbeda.
8Chapter Two
GDP Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output
perekonomian.
GDP Riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan.
Deflator GDP, disebut juga deflator harga implisit untuk GDP,
mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. Ini
mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam
perekonomian.
Deflator GDP = GDP Nominal
GDP Riil
DEFLATOR HARGA IMPLISIT UNTUK GDP
9Chapter Two
Pada beberapa kasus, menggunakan harga-dasar tahunan
yang muncul 10 atau 20 tahun lalu adalah salah
(misal,
komputer dan biaya kuliah). Pada tahun 1995, Biro
Analisis Ekonomi memutuskan untuk memakai
ukuran rantai-tertimbang GDP riil. Tahun
dasar berubah terus-menerus. Ukuran baru
ini lebih baik daripada ukuran sebelumnya
karena menjamin harga yang dipakai
untuk menghitung GDP riil tidak
terlalu out-of-date.
Harga rata-rata pada 2006
dan 2007 digunakan untuk
mengukur pertumbuhan riil dari
2006 sampai 2007. Harga rata-rata
pada 2007 dan 2008 digunakan untuk
mengukur pertumbuhan riil dari 2007
sampai 2008, dan seterusnya. Tingkat
pertumbuhan tahun-ke-tahun ini disatukan
membentuk rantai untuk membandingkan output
antara dua waktu..
10Chapter Two
Pembelian
pemerintah
Pembelian
pemerintah
Y = C + I + G + NXY = C + I + G + NXY = C + I + G + NXY = C + I + G + NX
Jumlah
permintaan
untuk output
domestik (GDP)
Jumlah
permintaan
untuk output
domestik (GDP)
terdiri dariterdiri dari
Konsumsi
rumah tangga
Konsumsi
rumah tangga
Investasi
oleh sektor
usaha dan
rumah tangga
Investasi
oleh sektor
usaha dan
rumah tangga Ekspor neto
atau permintaan
luar negeri neto
Ekspor neto
atau permintaan
luar negeri neto
Ini disebut identitas pos pendapatan nasional (national
income accounts identity).
11Chapter Two
Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif itu saling
terkait, kita mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai
kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (gross national
product, GNP), kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor
produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi
pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia.
GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara – Pembayaran faktor ke
mancanegara
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik,
GNP mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk
suatu negara).
Untuk mendapatkan produk nasional netto (net national product, NNP),
kita kurangi depresiasi modal—jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan
struktur residensial yang habis dipakai selama setahun :
NNP = GNP - Depresiasi
12Chapter Two
Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer
Price Index (CPI) mengubah harga berbagai
barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal
yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro
Statistik Tenaga Kerja mengukur semuanya
dengan menghitung harga sekeranjang barang dan
jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah
harga sekeranjang barang ini relatif terhadap harga
keranjang yang sama pada tahun dasar.
Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer
Price Index (CPI) mengubah harga berbagai
barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal
yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro
Statistik Tenaga Kerja mengukur semuanya
dengan menghitung harga sekeranjang barang dan
jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah
harga sekeranjang barang ini relatif terhadap harga
keranjang yang sama pada tahun dasar.
13Chapter Two
Mari kita lihat bagaimana CPI akan dihitung dalam
ekonomi apel dan jeruk kita.
Misalnya, anggap bahwa konsumen tipikal membeli 5 apel dan 2 jeruk
setiap bulan. Lalu keranjang barang terdiri dari 5 apel dan 2 jeruk, dan
CPI :
CPI = ( 5 × Harga Apel sekarang) + (2 × Harga Jeruk sekarang)
( 5 × Harga Apel 2006) + (2 × Harga Jeruk 2006)
Pada perhitungan CPI, 2006 adalah tahun dasar. Index menyatakan
berapa yang harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk
sekarang relatif terhadap harga sekeranjang buah yang sama tahun
2006.
14Chapter Two
Deflator GDP mengukur harga semua barang diproduksi, sementara
CPI mengukur harga hanya barang dan jasa yang dibeli konsumen.
Sehingga, peningkatan harga barang yang dibeli hanya oleh
perusahaan-perusahaan dan pemerintah akan muncul dalam deflator
GDP, bukan dalam CPI.
Perbedaan lain adalah deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa
yang diproduksi secara domestik. Barang-barang impor bukan bagian
dari GDP dan karenanya tidak muncul dalam deflator GDP.
Perbedaan ketiga adalah cara keduanya mengagregasi harga. CPI
menerapkan timbangan tetap pada harga barang yang berbeda-beda,
sementara deflator GDP menerapkan timbangan yang berubah.
15Chapter Two
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang
bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran
(unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan
kerja yang tidak bekerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate)
adalah persentase dari populasi orang dewasayang ada dalam angkatan
kerja. Tingkat Pengangguran = Jumlah Penganggur
Angkatan Kerja
× 100
Tingkat partisipasi angkatan kerja = Angkatan Kerja
Populasi Dewasa
× 100
16Chapter Two
Biro Statistik Tenaga Kerja menghitung statistik ini untuk seluruh
populasi dan untuk kelompok di dalam populasi : laki-laki dan
perempuan, kulit putih dan kulit hitam, remaja dan usia kerja.
Angkatan Kerja = 147,4 juta
Tingkat pengangguran = 5,5%
Tingkat partisipasi angkatan kerja = 66,0%
Biro Statistik
Tenaga Kerja
Labor Force = 147.4 million
Unemployment rate = 5.5%
Labor Force Participation Rate = 66.0%
17Chapter Two
Biro statistik menyelenggarakan dua survei tentang
ang angkatan kerja, sehingga menghasilkan dua ukuran
angkatan kerja. Survei pembangunan mengestimasi jumlah
pekerja yang perusahaan miliki berdasarkan daftar gaji.
Survei rumah tangga mengestimasi jumlah orang yang
mengatakan mereka bekerja.
Dua ukuran angkatan kerja tidak perlu identik, meskipun
berkorelasi positif. Alasannya? Keduanya mengukur hal
yang berbeda dan keduanya secara umum tak sempurna.
Beberapa ahli ekonomi meyakini bahwa survei
pembangunan lebih akurat karena memiliki ukuran sampel
yang lebih besar. Intinya : semua statistik ekonomi tidak
sempurna!
18Chapter Two
Deflator GDP (GDP deflator)
Identitas pos pendapatan nasional
(National income accounts identity)
Konsumsi (Consumption)
Investasi (Investment)
Belanja pemerintah (Government
purchases)
Ekspor neto (Net exports)
Angkatan Kerja
(Labor force)
Tingkat partisipasi angkatan kerja
(Labor-force participation rate)
Produk Domestik Bruto (Gross
domestic product,GDP)
Indeks Harga Konsumen
(Consumer Price Index, CPI)
Tingkat Pengangguran
(Unemployment rate)
Akuntansi pendapatan
nasional (National income
accounting) Persediaan
(Stocks) dan Aliran (Flows)
Nilai tambah (Value added)
Nilai terkait
(Imputed value)
GDP nominal vs GDP riil
(Nominal versus real GDP)

More Related Content

What's hot

Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwYesica Adicondro
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiQuinta Nursabrina
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangSukma Kenangan
 
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)pakguruku.site
 
Teori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikroTeori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikrogoder21
 
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5Yesica Adicondro
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)19091997sovi
 
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk  analisis sumber dan penggunaan modal kerjaAlk  analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerjaHarisno Al-anshori
 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro vinonasurya1
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenTrisnadi Wijaya
 
Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)faridaekas
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyL N
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDavy Hendri
 

What's hot (20)

Bab IV pertumbuhan ekonomi
Bab IV pertumbuhan ekonomiBab IV pertumbuhan ekonomi
Bab IV pertumbuhan ekonomi
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Produk domestik bruto
Produk domestik brutoProduk domestik bruto
Produk domestik bruto
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
 
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
 
Teori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikroTeori produksi ekonomi mikro
Teori produksi ekonomi mikro
 
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
UANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASIUANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASI
 
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk  analisis sumber dan penggunaan modal kerjaAlk  analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
 
Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)Teori Produksi (Jangka Panjang)
Teori Produksi (Jangka Panjang)
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoli
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 

Viewers also liked

Measuring the Cost of Living
Measuring the Cost of LivingMeasuring the Cost of Living
Measuring the Cost of LivingChris Thomas
 
Measuring The Cost of living
Measuring The Cost of livingMeasuring The Cost of living
Measuring The Cost of livingdjalex035
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeMonika Septian
 
measuring nation's income
measuring nation's incomemeasuring nation's income
measuring nation's incomeitmamul akwan
 

Viewers also liked (6)

6 mankiw18
6 mankiw186 mankiw18
6 mankiw18
 
Measuring the Cost of Living
Measuring the Cost of LivingMeasuring the Cost of Living
Measuring the Cost of Living
 
Measuring The Cost of living
Measuring The Cost of livingMeasuring The Cost of living
Measuring The Cost of living
 
6 mankiw09
6 mankiw096 mankiw09
6 mankiw09
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resume
 
measuring nation's income
measuring nation's incomemeasuring nation's income
measuring nation's income
 

Similar to MAKROEKONOMI

Presentation EkonomiMakro
Presentation EkonomiMakroPresentation EkonomiMakro
Presentation EkonomiMakroDissa MeLina
 
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdf
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdfMakro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdf
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdfwiliamsteven2
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...zuhrofial imaniah
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1AGUS SETIYONO
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaYuca Siahaan
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalAGUS SETIYONO
 
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasional
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasionalPpt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasional
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasionalsihitetioma94
 
The data of macroeconomic
The data of macroeconomicThe data of macroeconomic
The data of macroeconomicenis s
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptdwisantoso51
 
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdfluluksaja
 
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxMAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxSatreskrimPemalang
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisWahono Diphayana
 
Ekonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfEkonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfIndhyPolii
 

Similar to MAKROEKONOMI (20)

PENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKROPENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKRO
 
Presentation EkonomiMakro
Presentation EkonomiMakroPresentation EkonomiMakro
Presentation EkonomiMakro
 
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdf
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdfMakro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdf
Makro Ekonomi BAB 2 Data Makroekonomi.pdf
 
Ekonomi bab 19
Ekonomi bab 19Ekonomi bab 19
Ekonomi bab 19
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 
Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)
 
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasional
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasionalPpt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasional
Ppt pembelajaran ekonomi tentang pendapatan nasional
 
Data Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptxData Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptx
 
Pertemuan 10 baru
Pertemuan 10 baruPertemuan 10 baru
Pertemuan 10 baru
 
The data of macroeconomic
The data of macroeconomicThe data of macroeconomic
The data of macroeconomic
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasional Pendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
 
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptxMAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
MAKRO MODUL 2 - KELOMPOK 1.pptx
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
 
Ekonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfEkonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdf
 

MAKROEKONOMI

  • 1. 1Chapter Two ® BAB2 Data Makroekonomi Tutorial PowerPoint™ untukmendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian
  • 2. 2Chapter Two Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai mata uang seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu negara pada perioda waktu tertentu. Indeks harga konsumen (Consumer Price Index, CPI) mengukur tingkat harga. Tingkat pengangguran menyatakan jumlah pekerja yang tidak memiliki pekerjaan.
  • 3. 3Chapter Two Dua cara menghitung GDP Pendapatan total semua orang dalam negara Pengeluaran total output barang dan jasa dalam negara Rumah Tangga Perusahaan Pendapatan Rp Tenaga Kerja Barang Pengeluaran Rp Untuk ekonomi secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran. GDP mengukur aliran rupiah dalam ekonomi. Pendapatan, Pengeluaran, dan Aliran Sirkuler
  • 4. 4Chapter Two 1) Untuk menghitung nilai total barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar. Thus, if $0.50 $1.00 GDP = (Harga apel × Jumlah apel) + (Harga jeruk × Jumlah jeruk) = ($0.50 × 4) + ($1.00 × 3) GDP = $5.00 2) Barang bekas tidak dimasukkan dalam perhitungan GDP. 3) Perlakuan terhadap persediaan bergantung apakah barang disimpan atau dibiarkan. Bila barang disimpan, nilainya dimasukkan dalam GDP. Bila dibiarkan, GDP tidak berubah. Bila akhirnya terjual, barang tersebut dianggap sebagai barang bekas (tidak dihitung).
  • 5. 5Chapter Two 4) Barang setengah jadi (intermediate goods) tidak dihitung dalam GDP - hanya barang jadi. Alasan: nilai barang setengah jadi telah dimasukkan dalam harga pasar. Nilai tambah (value added) sebuah perusahaan sama dengan nilai output perusahaan itu dikurangi nilai barang setengah jadi yang dibeli perusahaan. 5) Sebagian barang tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki harga pasar. Kita harus menggunakan nilai terkait (imputed value) Sebagaia perkiraan nilainya. Misalnya, jasa perumahan dan layanan pemerintah.
  • 6. 6Chapter Two Nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga berlaku disebut GDP nominal. Ini bisa berubah setiap saat, baik karena ada perubahan dalam jumlah (nilai riil) barang dan jasa atau ada perubahan dalam harga barang dan jasa tersebut. Sehingga, GDP nominal Y = P × y, di mana P adalah tingkat harga dan y adalah output riil—di sini output dan GDP serupa. GDP Riil atau, y = Y÷P adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. Perbedaan antara riil dan nominal ini dapat juga diterapkan pada nilai moneter lain, seperti gaji. Gaji nominal (atau uang) dinotasikan oleh W dan dibagi jadi nilai riil (w) dan variabel harga (P). Sehingga, W = gaji nominal = P • w w = gaji riil = W/P Konversi dari satuan nominal ke riil ini memungkinkan kita untuk menghilangkan masalah yang muncul ketika mengukur nilai rupiah yang berubah sepanjang waktu sebagaimana tingkat harga berubah.
  • 7. 7Chapter Two Mari kita lihat bagaimana GDP riil dihitung dalam ekonomi apel dan jeruk kita. Misalnya, kita ingin membandingkan output pada 2006 dan 2007, kita pilih harga-dasar tahunan (base-year prices), misal harga 2006. GDP riil pada 2006 : (Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2006) + (Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2006). GDP riil pada 2007 : (Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2007) + (Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2007). GDP riil pada 2008 : (Harga Apel 2006 × Jumlah Apel 2008) + (Harga Jeruk 2006 × Jumlah Jeruk 2008). Harga 2006 digunakan untuk menghitung GDP riil untuk semua tahun di atas. Karena harga dibuat konstan dari tahun ke tahun, GDP riil bervariasi hanya jika jumlah yang diproduksi berbeda.
  • 8. 8Chapter Two GDP Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP Riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator GDP, disebut juga deflator harga implisit untuk GDP, mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. Ini mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Deflator GDP = GDP Nominal GDP Riil DEFLATOR HARGA IMPLISIT UNTUK GDP
  • 9. 9Chapter Two Pada beberapa kasus, menggunakan harga-dasar tahunan yang muncul 10 atau 20 tahun lalu adalah salah (misal, komputer dan biaya kuliah). Pada tahun 1995, Biro Analisis Ekonomi memutuskan untuk memakai ukuran rantai-tertimbang GDP riil. Tahun dasar berubah terus-menerus. Ukuran baru ini lebih baik daripada ukuran sebelumnya karena menjamin harga yang dipakai untuk menghitung GDP riil tidak terlalu out-of-date. Harga rata-rata pada 2006 dan 2007 digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil dari 2006 sampai 2007. Harga rata-rata pada 2007 dan 2008 digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil dari 2007 sampai 2008, dan seterusnya. Tingkat pertumbuhan tahun-ke-tahun ini disatukan membentuk rantai untuk membandingkan output antara dua waktu..
  • 10. 10Chapter Two Pembelian pemerintah Pembelian pemerintah Y = C + I + G + NXY = C + I + G + NXY = C + I + G + NXY = C + I + G + NX Jumlah permintaan untuk output domestik (GDP) Jumlah permintaan untuk output domestik (GDP) terdiri dariterdiri dari Konsumsi rumah tangga Konsumsi rumah tangga Investasi oleh sektor usaha dan rumah tangga Investasi oleh sektor usaha dan rumah tangga Ekspor neto atau permintaan luar negeri neto Ekspor neto atau permintaan luar negeri neto Ini disebut identitas pos pendapatan nasional (national income accounts identity).
  • 11. 11Chapter Two Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif itu saling terkait, kita mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (gross national product, GNP), kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia. GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara – Pembayaran faktor ke mancanegara Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, GNP mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatu negara). Untuk mendapatkan produk nasional netto (net national product, NNP), kita kurangi depresiasi modal—jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan struktur residensial yang habis dipakai selama setahun : NNP = GNP - Depresiasi
  • 12. 12Chapter Two Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro Statistik Tenaga Kerja mengukur semuanya dengan menghitung harga sekeranjang barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah harga sekeranjang barang ini relatif terhadap harga keranjang yang sama pada tahun dasar. Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro Statistik Tenaga Kerja mengukur semuanya dengan menghitung harga sekeranjang barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah harga sekeranjang barang ini relatif terhadap harga keranjang yang sama pada tahun dasar.
  • 13. 13Chapter Two Mari kita lihat bagaimana CPI akan dihitung dalam ekonomi apel dan jeruk kita. Misalnya, anggap bahwa konsumen tipikal membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap bulan. Lalu keranjang barang terdiri dari 5 apel dan 2 jeruk, dan CPI : CPI = ( 5 × Harga Apel sekarang) + (2 × Harga Jeruk sekarang) ( 5 × Harga Apel 2006) + (2 × Harga Jeruk 2006) Pada perhitungan CPI, 2006 adalah tahun dasar. Index menyatakan berapa yang harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif terhadap harga sekeranjang buah yang sama tahun 2006.
  • 14. 14Chapter Two Deflator GDP mengukur harga semua barang diproduksi, sementara CPI mengukur harga hanya barang dan jasa yang dibeli konsumen. Sehingga, peningkatan harga barang yang dibeli hanya oleh perusahaan-perusahaan dan pemerintah akan muncul dalam deflator GDP, bukan dalam CPI. Perbedaan lain adalah deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. Barang-barang impor bukan bagian dari GDP dan karenanya tidak muncul dalam deflator GDP. Perbedaan ketiga adalah cara keduanya mengagregasi harga. CPI menerapkan timbangan tetap pada harga barang yang berbeda-beda, sementara deflator GDP menerapkan timbangan yang berubah.
  • 15. 15Chapter Two Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran (unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) adalah persentase dari populasi orang dewasayang ada dalam angkatan kerja. Tingkat Pengangguran = Jumlah Penganggur Angkatan Kerja × 100 Tingkat partisipasi angkatan kerja = Angkatan Kerja Populasi Dewasa × 100
  • 16. 16Chapter Two Biro Statistik Tenaga Kerja menghitung statistik ini untuk seluruh populasi dan untuk kelompok di dalam populasi : laki-laki dan perempuan, kulit putih dan kulit hitam, remaja dan usia kerja. Angkatan Kerja = 147,4 juta Tingkat pengangguran = 5,5% Tingkat partisipasi angkatan kerja = 66,0% Biro Statistik Tenaga Kerja Labor Force = 147.4 million Unemployment rate = 5.5% Labor Force Participation Rate = 66.0%
  • 17. 17Chapter Two Biro statistik menyelenggarakan dua survei tentang ang angkatan kerja, sehingga menghasilkan dua ukuran angkatan kerja. Survei pembangunan mengestimasi jumlah pekerja yang perusahaan miliki berdasarkan daftar gaji. Survei rumah tangga mengestimasi jumlah orang yang mengatakan mereka bekerja. Dua ukuran angkatan kerja tidak perlu identik, meskipun berkorelasi positif. Alasannya? Keduanya mengukur hal yang berbeda dan keduanya secara umum tak sempurna. Beberapa ahli ekonomi meyakini bahwa survei pembangunan lebih akurat karena memiliki ukuran sampel yang lebih besar. Intinya : semua statistik ekonomi tidak sempurna!
  • 18. 18Chapter Two Deflator GDP (GDP deflator) Identitas pos pendapatan nasional (National income accounts identity) Konsumsi (Consumption) Investasi (Investment) Belanja pemerintah (Government purchases) Ekspor neto (Net exports) Angkatan Kerja (Labor force) Tingkat partisipasi angkatan kerja (Labor-force participation rate) Produk Domestik Bruto (Gross domestic product,GDP) Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index, CPI) Tingkat Pengangguran (Unemployment rate) Akuntansi pendapatan nasional (National income accounting) Persediaan (Stocks) dan Aliran (Flows) Nilai tambah (Value added) Nilai terkait (Imputed value) GDP nominal vs GDP riil (Nominal versus real GDP)