Dokumen tersebut membahas tentang arti pacaran dalam perspektif agama dan hukum. Secara garis besar, Islam tidak mengenal istilah pacaran melainkan khitbah untuk meminang seseorang. Alkitab juga tidak menyebutkan istilah pacaran. Hukum pidana Indonesia melarang perbuatan yang dapat mengarah pada perzinaan. Dokumen ini juga menyinggung beberapa kasus kekerasan yang dilakukan remaja terhadap pasangannya.
3. APAKAH ARTI KATA PACARAN…………
Pacaran merupakan proses perkenalan
antara dua insan manusia yang biasanya
berada dalam rangkaian tahap
PENCARIAN KECOCOKAN MENUJU
KEHIDUPAN BERKELUARGA YANG
DIKENAL DENGAN PERNIKAHAN
4. LALU APAKAH ARTI PACARAN DALAM
ISLAM…………
Dalam agama Islam istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal. Sementara
istilah untuk menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan pranikah,
Islam hanya mengenal istilah khitbah (meminang). KETIKA SEORANG LAKI-
LAKI MENYUKAI SEORANG PEREMPUAN, MAKA IA BISA
MENGKHITBAHNYA DENGAN MAKSUD AKAN MENIKAHINYA DALAM
WAKTU DEKAT
5. LALU BAGAIMANA MENURUT
ALKITAB……….
Sepanjang Alkitab, mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, tidak
pernah ditemukan tentang arti kata "pacaran", walaupun beberapa orang
menyebut bahwa pacaran adalah sebuah proses sebelum menuju atau
memasuki jenjang pernikahan. FAKTANYA, ALKITAB TIDAK PERNAH
MENULISKAN TENTANG KATA "PACARAN". Namun, Alkitab menuliskan
sebuah ulasan yang indah tentang persahabatan. Dalam persahabatan, kita
bisa mengasihi dan kita bisa juga bersahabat dengan seorang pria atau
wanita. Tidak jarang dari persahabatan muncullah rasa suka, tertarik, dan
menyayangi, sekalipun dengan sahabat kita yang lawan jenis
7. HUKUM BERPACARAN DALAM
ALKITAB
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara
kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu
dengan gelap?" (2 Korintus 6:14).
8. HUKUM BERPACARAN DALAM
ALQUR’AN
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS Al-Isra:32)
“Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat
dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan
janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta ada
mahramnya”. (Muttafaq Alaihi)
9. HUKUM BERPACARAN DALAM KUHP
(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PIDANA
KUHP pasal 281 ayat (1) ke-1“Di Hukum pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500 barang
siapa dengan sengaja di muka umum melanggar kesusilaan.”
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (“ UU Perlindungan
Anak”). Ancaman pidananya lebih berat. Pada pasal 82 UU Perlindungan
anak menyatakan :“Setiap orang yang sengaja melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,serangkaian
kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan di
lakukan perbuatan cabul di pidana dengan pidana penjara paling lama 15 (
lima belas ) tahun dan paling singkat 3 ( tiga ) tahun dan denda paling
banyak Rp. 300.000.000,00 ( tiga ratus juta rupiah ) dan paling sedikit Rp.
60.000.000,00 ( enam puluh juta rupiah )
11. ATURAN BERPACARAN DALAM
ALKITAB………
1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! " Kita tidak
dapat melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena
kecerobohan kita.
“Aku memiliki kesamaan pandangan dengan engkau.” Hal inilah yang
dapat membuat kamu menyesal nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33,
"Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.“
Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya sudah berzinah dengan dia dalam hatinya"
12. ATURAN PACARAN MENURUT
AGAMA ISLAM
Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kita kepada perbuatan zina, Di
antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang
sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.
Tidak menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya karena sudah ada hukum islam
nya.
Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, karena mengakibatkan
munculnya hawa nafsu.
Harus menjaga mata atau pandangan kita ke pandangan yang mengarah pada
timbulnya hawa nafsu. Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah
yang sering membawa kepada perbuatan zina.
Menutup aurat Sangat diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan
dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk
suaminya.
14. Siswa SMP Dibunuh Pacar Lantaran
Minta Dinikahi
Bulan Juni 2013 lalu sempat marak berita memilukan tentang seorang bocah
SMP yang tega membunuh pacarnya yang sebaya di rumahnya sendiri.
Alasannya sendiri diduga karena remaja berusia 15 tahun itu kaget setelah
sang kekasih mengatakan ia hamil. Kalap dan tak bisa menahan amarah,
bocah bernisial IF asal Tulungagung ini pun menghabisi FHM dengan cara
menjeratnya dengan tali pramuka.
15. Pelajar SMP Tikam Perut Pacarnya
yang Hamil
Kembali seorang pelajar SMP berbuat brutal terhadap kekasihnya sendiri.
Kali ini menimpa seorang remaja berinisial LBM asal Tapanuli Utara. LBM
mendatangi pelaku yang berinisial PHB dan mengatakan kalau dirinya
tengah mengandung anak si bocah SMP itu. Keduanya pun sempat
berunding dan akhirnya setuju kalau mereka akan menggugurkan
kandungan.
21. MENURUT ALKITAB
1 Yohanes 1:9 berkata bahwa Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan. Kamu dapat mulai sesuatu yang
baru dengan Tuhan kapanpun.
22. MENURUT ALQUR’AN
Sabda Rasulullah SAW: “Orang yang bertaubat daripada dosa sepertilah
orang yang tidak berdosa.” (Riwayat At Thobroni)
Sabdanya yang lain: “Sesungguhnya Allah menyukai seorang mukmin yang
terjerumus berbuat dosa tetapi bertaubat.” (Riwayat Ahmad)
“tidak ada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang
bertaubat.” (Riwayat Ad Dailami)
Allah juga memberitahu kita dalam firman-Nya: “Maka barangsiapa yang
bertaubat, sesudah melakukan kejahatan itu dan membaiki diri, maka
sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Maidah: 39)