Hehe akhirnya bisa upload salah satu mata pelajaran saya di madrasah. Ini tentang Haji dan Umrah, di dalamnya ada berbagai macam informasi terkait keduanya. Semoga bermanfaat! ;)
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
Banyak para muslimah yang mengunakan jilbab belum sesuai dengan kriteria-kriteria syariat. ”jilbab gaul”, ”jilbab modis”, tidak bisa disebut dengan jilbab. Jilbab yang benar akan berpengaruh kebaikan, membukanya justru membuka peluang besar jalan maksiat.
Are you single?
Alhamdulillah...
Are you married?
Alhamdulillah...
Are you in haram relatinship?
Astagfirullah...
How can you give your precious time, body, and mind for someone who will talk against you on The Judgement Day? Just break up. And wait for someone who wants to be serious with you.
Hehe akhirnya bisa upload salah satu mata pelajaran saya di madrasah. Ini tentang Haji dan Umrah, di dalamnya ada berbagai macam informasi terkait keduanya. Semoga bermanfaat! ;)
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
Banyak para muslimah yang mengunakan jilbab belum sesuai dengan kriteria-kriteria syariat. ”jilbab gaul”, ”jilbab modis”, tidak bisa disebut dengan jilbab. Jilbab yang benar akan berpengaruh kebaikan, membukanya justru membuka peluang besar jalan maksiat.
Are you single?
Alhamdulillah...
Are you married?
Alhamdulillah...
Are you in haram relatinship?
Astagfirullah...
How can you give your precious time, body, and mind for someone who will talk against you on The Judgement Day? Just break up. And wait for someone who wants to be serious with you.
Disampaikan di Seminar Muharam di Universitas Indonesia di hadapan mahasiwa UI di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Tgl 26 November 2011, yang diselenggarakan oleh Forum Remaja Masjid UI
Jasa Nikah Siri Jawa Tengah Berikut ini beberapa ulasan terkait dengan informasi nikah siri beserta hukum dan syarat sahnya pernikahan, agar pernikahan anda sah di mata agama, sebagai informasi lengkapnya silahkan simak ulasan yang ada di website ini, Jasa Nikah Siri Jawa Tengah
https://ustadz.my.id/category/nikah-siri-jawa-tengah/
https://www.nikahsiri.net/search/label/Nikah%20Siri%20Jawa%20Tengah?&max-results=100
Download original PowerPoint fie: https://docs.google.com/presentation/d/0B4FHqhdXEKVEN2tpQWlBeVNoMFk/edit?usp=sharing&ouid=112686025975315019083&resourcekey=0-z1_oltHFU-IpquEl8gqa0A&rtpof=true&sd=true
Pastikan anda download as PowerPoint.
Beberapa element seperti SmartArt tidak dipaparkan dengan baik menggunakan Google Slides.
Goodluck! Sama2 success.
Perkahwinan dalam Islam tingkatan 5 SPM,
merangkumi bab 1 hingga 4:
1) Perkahwinan dalam Islam
2) Kaifiat perkahwinan dlm Islam
3) Tanggungjawab suami dan isteri
4) Masalah Rumahtangga dan penyelesaiannya
PERIHAL MUNAKAHAT
0193988956 / iqmal3@outlook.com / foxtrotiqmal3@gmail.com / t.me/iqfareez / facebook.com/muhammadfareez.iqmal.5
Setelah merdeka Indonesia tidak langsung menjadi negara yang aman dan tentram. Berbagai konflik internal negara silih berganti bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Tak jarang konflik-konflik itu mengancam intregasi negara Indonesia. Salah satu ancaman disintegrasi yang dihadapi pemerintah saat itu adalah Pemberontakan Separatis Republik Maluku Selatan.
Materi lengkap tentang macam-macam clauses dan sentences bahasa inggris. dilengkapi contoh yang membuat lebih memudahkan pemahaman. Materi presentasi ini diberikan oleh guru saya
Presentasi tentang banjir yang disajikan secara garis besar dan hanya point-point penting saja. Bacaan ayat al Qur'an yang dianjurkan ketika kita mendapat musibah
2. Apakah defenisi dari Ta'aruf ?
• Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada
masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka,
atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan
tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga
dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut
adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga
dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju
dan tinggal menunggu keputusan anak untuk
bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang
khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang
hendak dijodohkan dengan maksud agar saling
mengenal.
3. • Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan
pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat
berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i
memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi
pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki
antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi
tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih
kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat.
Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk
mengetahui kriteria calon pasangan.
4. Apakah Perbedaan Pacaran dan
Ta'aruf ?
• Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon
pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi
kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli
motor second, tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma
memegang atau mengelus motor itu tanpa pernah tahu kondisi
mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap
mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan
kelebihan motor itu.
• Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir motor yang ahli
memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan
elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia
melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan taaruf, seseorang
baik pihak pria atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetil,
seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan
lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya.
Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara
teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah
boleh untuk membawa pergi motor itu sendiri.
5. Ada Suatu Pertanyaan Seperti ini ?
• a. Bagaimana hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita)
yang hendak dinikahi dengan tujuan untuk saling mengenal
karakter dan sifat masing-masing?
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ ..
“Katakan kepada kaum mukminin hendaklah mereka
menjaga pandangan serta kemaluan mereka –hingga
firman-Nya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat
hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan
mereka .”
Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma dia berkata:
سَألَْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرِ للْفَجْأ فَ اََلَ : لصْرِفْ بَصَ رَكَ
“Aku berta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang pandangan yg tiba-tiba ? mk beliau bersabda:
‘Palingkan pandanganmu’.”
6. • Adapun suara dan ucapan wanita pada asal bukanlah aurat yg
terlarang. Namun tdk boleh bagi seorang wanita bersuara dan
berbicara lbh dari tuntutan hajat dan tdk boleh melembutkan
suara. Demikian juga dgn isi pembicaraan tdk boleh berupa
perkara-perkara yg membangkitkan syahwat dan mengundang
fitnah. Karena bila demikian mk suara dan ucapan menjadi
aurat dan fitnah yg terlarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْ وََْلِ فَيَطْمَعَ للَّذِي فِي قَلْبِهِ مَ رَ وَقُلْنَ قَوْاً مَعْرُوْفً ا
“Maka janganlah kalian berbicara dgn suara yg lembut sehingga
lelaki yg memiliki penyakit dlm kalbu menjadi tergoda dan
ucapkanlah perkataan yg ma’ruf .”
Adalah para wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan di sekitar beliau hadir para shahabat lalu
wanita itu berbicara kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyampaikan kepentingan dan para shahabat ikut
mendengarkan. Tapi mereka tdk berbicara lbh dari tuntutan
hajat dan tanpa melembutkan suara.
7. Proses Ta'aruf
• Lalu bagaimana proses taaruf yang syar’i sehingga
menuju pernikahan yang barokah? Yang pertama yaitu
tidak boleh menunggu, misalnya jarak antara taaruf
dengan pernikahan selama satu tahun. Si akhawat
diminta menunggu selama satu tahun karena
ikhwannya harus bekerja terlebih dahulu atau harus
menyelesaikan kuliah dulu. Hal ini jelas mendzolimi
akhawat karena harus menunggu, dan juga apa ada
jaminan bahwa saat proses menunggu itu tidak ada
setan yang mengganggu?? Yang kedua adalah tidak
boleh malu-malu, jadi kalau memang sudah siap untuk
menikah sebaiknya segera untuk mengajukan diri
untuk bertaaruf. Apabila malu-malu maka ya gak jadi-jadi
prosesnya, nah jadi repot sendiri kita. Kemudian
yang ketiga dapat melalui jalur mana saja. Maksudnya
adalah kita bisa meminta bantuan siapa saja untuk
mencarikan calon pendamping kita, mulai dari orang
tua, murobbi, saudara, kawan atau orang-orang yang
dapat kita percaya
8. • Etika selama bertaaruf yaitu jangan terburu-buru
menjatuhkan cinta. Misalnya ketika kita mendapatkan
satu biodata calon pasangan tanpa mengenal lebih
dalam, tiba-tiba sudah yakin dengan pilihan itu.
Alangkah baiknya jika mengenal lebih dalam mulai dari
kepribadian, fisik, dan juga latar belakang keluarganya,
sehingga nanti tidak seperti membeli kucing dalam
karung. Akan tetapi tidak terburu-buru dalam
menjatuhkan cita itu juga tidak boleh terlalu lama dan
bertele-tele. Sebaiknya menanyakan hal yang penting
dan to the point. Hal ini juga untuk menghindari
godaan setan yang lebih dahyat lagi. Proses taaruf
dikatakan selesai jika sudah mendapatan tiga hal yaitu
1. Tentang budaya keluarga,
2. proyeksi masa depan dan ketiga visi hidup dari
masing masing.
9. • Nah jika ketiga hal ini sudak didapatkan maka
proses taaruf selesai, dan berlanjut ke tingkat
berikutnya apakan dilanjutkan atau tidak. Jika iya
maka segera untuk ditindak lajuti bersama
dengan pihak keluarga kedua belah pihak kalau
istilah jawanya “rembug tuwo”. Dan ingat pada
saat proses menunggu datangnya hari bahagia itu
godaan setan akan bertumpuk-tumpuk, akan ada
saja yang menggoda kita melalui berbagai macam
hal. Jadi untuk menghindari itu perbanyak dzikir
mengingat Allah, dan memperbaiki hubungan
dengan Allah. Karena dengan itu maka Allah akan
senantiasa melindungi hati kita, pikiran kita dan
tindakan kita dari hal-hal yang dilarang
10. • Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah
alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan
memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa
tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau
cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi
istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat
telepon, ataupun melalui surat. Karena saling
mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah
hubungan asmara yang mengandung makna pacaran
yang akan menyeret ke dalam fitnah. Demikian pula
halnya berkunjung ke rumah calon istri atau wanita
yang ingin dilamar dan bergaul dengannya dalam
rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing,
karena perbuatan seperti ini juga mengandung
makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Wallahul musta’an (Allah-lah tempat meminta
pertolongan).
11. • Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk
mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan
mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui
seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi
(riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang
dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan.
Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada
wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang
seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang
dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab
seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib
wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam
kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari
enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun
menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya
dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk
mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya,
dapat menempuh cara yang sama.
12. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits
Fathimah bintu Qais ketika dilamar oleh
Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm, lalu dia
minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam maka beliau bersabda:
“Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang
tidak pernah meletakkan tongkatnya dari
pundaknya . Adapun Mu’awiyah, dia adalah lelaki
miskin yang tidak memiliki harta. Menikahlah
dengan Usamah bin Zaid.” (HR. Muslim)
13. • Para ulama juga menyatakan bolehnya berbicara secara
langsung dengan calon istri yang dilamar sesuai dengan
tuntunan hajat dan maslahat. Akan tetapi tentunya
tanpa khalwat dan dari balik hijab. Asy-Syaikh Ibnu
Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ (130-129/5
cetakan Darul Atsar) berkata: “Bolehnya berbicara
dengan calon istri yang dilamar wajib dibatasi dengan
syarat tidak membangkitkan syahwat atau tanpa
disertai dengan menikmati percakapan tersebut. Jika
hal itu terjadi maka hukumnya haram, karena setiap
orang wajib menghindar dan menjauh dari fitnah.”
Perkara ini diistilahkan dengan ta’aruf. Adapun terkait
dengan hal-hal yang lebih spesifik yaitu organ tubuh,
maka cara yang diajarkan adalah dengan melakukan
nazhor, yaitu melihat wanita yang hendak dilamar.
Nazhor memiliki aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan
yang membutuhkan pembahasan khusus .