1. Puspo Wardoyo pengusaha
restoran “Wong Solo” yang
merasa dirinya sukses dan
berprestasi menikmati
poligami sebagai bagian dari
kesuksesannya. Bahkan ia
berniat mengkampanyekan
poligami di kalangan
masyarakat. Langkah
pengusaha restoran ini
banyak menuai kecaman dari
kaum perempuan dan
kelompok feminis di
Indonesia.
2. Dalam keluarga besarnya, ternyata tidak hanya
Puspo Wardoyo saja yang melakukan poligami.
Selain sang ayah, kakak, dan adik Puspo juga ada
yang melakukan poligami.
3. Saat sukses mampu diraihnya bersama label Wong
Solo, Puspo pun merasa tidak cukup dengan hanya
memiliki istri satu orang saja. “Poligami itu adalah hak
dan kebutuhan perempuan,” ujar Bapak dari 11 anak
ini. Tak heran, ia pun memutuskan untuk menikah
kembali dengan perempuan yang tak lain adalah salah
satu karyawan Wong Solo. Tahun 1996, Puspo pun
memutuskan untuk menikah dengan istri
keduanya, Supiyanti. “Isteri kedua saya adalah mantan
karyawan saya sendiri,” aku Puspo.
4. Uniknya, dalam mencari calon isteri
keempat, Puspo mengaku sempat
memasang iklan di sebuah surat
kabar yang terbit di Semarang.
“Untuk mendapatkan istri
keempat, saya pasang iklan di
sebuah surat kabar yang terbit di
Semarang untuk mencari seorang
sekretaris pribadi buat saya,” aku
Puspo. Alhasil, sekitar 400
pelamar berdatangan ke rumah
makan Wong Solo di Semarang.
5. Terkait praktik poligami yang
dilakukan Puspo
Wardoyo, Koordinator Jaringan Peduli
Perempuan dan Anak Jateng
(JPPA), Prof Dr Agnes Widanti
memandang, poligami sebagai
tindakan merugikan
perempuan.
6. Poligami merupakan salah satu isu yang
disorot tajam kalangan feminis, tak
terkecuali feminis Islam. Poligami adalah
syariat Islam yang merupakan sunnah
Rasulallah SAW, tentunya dengan syarat
sang suami memiliki kemampuan untuk
adil diantara para istri, sebagaimana pada
ayat yang artinya:
7. “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain)
yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat
kepada tidak berbuat aniaya.”(QS An-Nisa, ayat ke-3)
8. Tidak disyaratkan bagi seorang laki laki untuk meminta
ijin kepada istrinya bila akan menikah lagi. Hanya saja
untuk menghindari permasalahan di kemudian
hari, seorang suami baiknya memberitahukan (bukan
meminta ijin) agar ada kesiapan mental bagi si istri
pertama. Termasuk mempersiapkan mental istri
adalah seorang suami mendidik istrinya dengan
pendidikan agama yang baik. Dan ini memerlukan
waktu yang lama.
9. Semoga apa yang teringkas ini dapat menjadi
pemahaman kita semua mengenai Poligami, sekali lagi
bahwa Poligami bukanlah hal yang mudah karena
akan dihadapkan pada pertanggungan jawab yang
besar di hari akhirat kelak.