SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
STRATEGI BISNIS
DAN
PENDEFINISIAN
MODEL BISNIS
PADA PELABUHAN
OUTLINE
I. LATAR BELAKANG
II. PEMBAHASAN
II.1. Pelabuhan dan Terminal
II.2. Pola Dasar Manajemen Pelabuhan
II.3. Target Operating Model (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan
II.4. Analisis Model Bisnis Pelabuhan
II.5. Business Model Canvas (Model Bisnis Kanvas) Pelabuhan
II.6. Struktur Organisasi Pelabuhan berdasarkan TOM
Daftar Gambar
Gambar Building Bloks Of Business
Gambar Business Model Disclosures VS Other Information
Gambar Bisnis Model Kanvas
Gambar Skema Antar Moda Transportasi dan Rantai Nila Perdagangan
Gambar Komunitas di Pelabuhan
Gambar Skematis Operasional layanan di Pelabuhan
Gambar Gambaran Fasilitas dan operasional Pelabuhan
Gambar Aliran Barang Pelabuhan Yang Mempunyai Beberapa Terminal
Gambar Spectrum of Port Reform Tools
Gambar Business Model Components According To An External Literatur Review
Gambar Pola Pikir Dan Kerangka Acuan Dalam Melakukan Transformasi Bisnis Yang Terintegrasi
Gambar Implemetation Process of Business Transformation
Gambar Business Model Disclousure Map
Gambar Piramida Bussines Model dan Strategy of SeaPort
Gambar Busines Model Platform dan Business Model Canvas
Gambar Environment Of Business Model Canvas
Gambar Contoh Model Bisnis Kanvas berdasarkan TOM Pelabuhan
Daftar Tabel
Tabel Business Model Frameworks Comparison
Table Matrik Perkembangan Pelabuhan
Tabel Tanggung Jawab/Kewenangan Penyelenggaraa Pelabuhan (Port Autority) Dalam Manajemen
Pelabuhan
Table Pola Pengelolaan Pelabuhan
Tabel Typical Ownership Model At Port
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Pola Manajemen Pelabuhan
Tabel Kondisi eksisting pembagian wewenang dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia
I. LATAR BELAKANG
Proses tahap Perencanan dan pengembangan pelabuhan yang tertata dan sistematis akan memberikan
dampak berkelanjutan dalam aspek bisnis, perdagangan, ekologi dan sosial budaya. Beberapa instrumen
yang digunakan dalam perencanaan dan pengembangan pelabuhan secara terencana dan terstruktur,
diantaranya yaitu Rencana Strategis pelabuhan (corporate strategic plans/business plan), berisi Visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi-strategi dan Rencana Induk Pelabuhan (port master plan), berisi rencana
jangka panjang kebutuhan fasilitas pelabuhan. Untuk menjalankan Rencana Strategis Pelabuhan tersebut
diantaranya dibutuhkan dan perlu dibuat suatu framework model bisnisnya seperti apa dan bagaimana
suatu pelabuhan itu sendiri. Karena kuncinya sebuah organisasi yaitu pemilihan model bisnisnya. Banyak
organisasi yang tumbuh pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis yang tepat dan dengan
model tersebut memungkinkan untuk melakukan penyesuaian (improvisasi, adaptasi, pivoting) bisnis
terhadap kondisi lingkungan yang begitu dinamis. Model bisnis dibuat untuk memudahkan/membantu para
pemilik perusahaan/organisasi serta profesionalnya menggagas bisnis ditingkat abstrak & kemudian
mengujinya ditingkat nyata. Setelah itu, strategi bisnis disusun untuk membuat perusahaan berbeda secara
strategis terhadap pesaing-pesaingnya. Untuk itu sebuah model bisnis memerlukan perencanaan yang
matang agar usaha yang kita bangun dapat terwujud dan berkembang sesuai harapan kita serta sejalan
dalam koridornya.
Gambar Building Bloks Of Business
(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=RfiQ2VSt0FA)
Seiring perkembangan waktu, model bisnis juga mengalami perubahan. Banyak indikator yang
menyebabkan perubahan bisnis itu sendiri, mulai dari peraturan, teknologi, Internet, perilaku customer,
sistem distribusi, trend market dan masih banyak lagi. Perusahaan dan pelaku bisnis tidak bisa mengubah
kondisi indikator-indikator yang ada. Sehingga mereka harus beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi
yang ada. Oleh karena itu, mendefinisikan model bisnis sangat dibutuhkan. Model bisnis Menggambarkan
cara mewujudkan tujuan bisnis dan setiap bisnis memiliki model bisnis masing-masing.
MISION & VISION
STRATEGY STRUCTURE
FINANCE
PEOPLE
&
CULTURE
SYSTEM
&
PROCESSES
PRODUCTS
&
SERVICES
SALES
&
MARKETING
Gambar Business Model Disclosures VS Other Information
(sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf)
Model bisnis dibagi kedalam tiga kelompok, pertama adalah model bisnis sebagai metode (cara), model
bisnis dilihat dari aspek komponen-komponennya dan model bisnis sebagai strategi bisnis. Definisi Model
Bisnis adalah suatu metode dalam melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan
untuk mempertahankan keberadaan perusahaannya. Model bisnis juga menetukan bagaimana cara dan
nilai apa saja yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Secara sederhana model bisnis adalah rencana untuk bagaimana
sebuah perusahaan akan menghasilkan uang atau disimpulkan yaitu Sebuah model bisnis menggambarkan
dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai, atau agar
dapat dipetakan, tergambar secara sistematis, yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan pengembangan manajemen strategik bisnis. Dan yang diibaratkan sebagai cetak biru sebuah
strategi yang diterapkan melalui sruktur organisasi, proses, dan sistem, semua terangkum dalam sebuah
business model untuk menggambarkan bisnis kita secara lengkap.
Tabel Business Model Frameworks Comparison
(sumber : https://www.scribd.com/document/331514810/Gradu-07203)
Alat bantu untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan merancang model tersebut, salah satunya dengan
pendekatan model bisnis kanvas atau lebih dikenal dengan Business Model Canvas (BMC) yang
diperkenalkan oleh Osterwalder & Pigneur melalui ditampilkan/direpresentasikan dalam satu lembar
kanvas, berisi peta/visual 9 elemen/aspek komponen (kotak/blok) yang memperlihatkan cara berpikir
tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang/pendapatan.
Business Model Canvas itu sendiri merupakan sebuah kanvas/template/alat untuk mengembangkan model
bisnis baru atau mendokumentasikan dari model bisnis yang sudah ada. BMC membantu bisnis dalam
menyelaraskan kegiatan mereka dengan menuangkan poin-poin penting di tiap elemen yang ada dan
merupakan model bisnis yang sederhana, relevan, dan secara intuitif dapat dipahami, tetapi tidak terlalu
menyederhanakan kerumitan tentang bagaimana suatu usaha berfungsi.
Alat bantu ini untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan
jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail
apa saja elemen-elemen kunci yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat gambaran
utuh yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan
mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang
tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita.
Model bisnis kanvas digambarkan secara visual agar lebih mudah mengetahui keterkaitan aspek
perusahaan. Selain itu dengan mewujudkan kedalam visual berarti bisa menyederhanakan aktivitas yang
terlihat rumit secara visual gambar dan dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang meliputi : Customer segments,
Value proposition, Channel, Customer relationship, Revenue stream, Key resources, Key activities, Key
partners, Cost structure.
Gambar Bisnis Model Kanvas
(sumber : http://www.businessmodelsinc.com/wp-content/uploads/2011/11/Business-Model-Generation-
preview-of-the-book.pdf)
Perusahaan sangat penting memiliki model bisnis sebab bila sebuah perusahaan tidak memiliki atau tidak
memikirkan model bisnis maka perusahaan itu akan bingung menjalankan roda bisnisnya sendiri. Mereka
tidak dapat menentukan cara-cara untuk menjual produk mereka, mereka akan bingung menentukan
target pasar mereka, dan mereka akan sangat kesulitan untuk mempertahankan keberadaan bisnis dan
perusahaan mereka sendiri. Tanpa model bisnis, investor dan pemilik tidak akan memiliki gagasan yang
jelas tentang cara terbaik untuk mengembangkan bisnis mereka.
II. PEMBAHASAN
II.1. Pelabuhan dan Terminal
Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri
atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. Sedangkan definisi terminal adalah fasilitas pelabuhan yang
terdiri atas kolam sandar dan tempat bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan
naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang atau salah satu fasilitas (lokasi khusus)
pelabuhan di daratan.
Utamanya Pelabuhan sebagai untuk menerima kapal (tempat bersandar dan berlabuh) dan/atau
memindahkan barang cargo maupun penumpang ke dalamnya dari satu tempat ketempat lainnya yang
diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya berawal di Pelabuhan muat dan berakhir di
Pelabuhan tujuan yang dilengkapi biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh atau fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Secara umum
fungsi pelabuhan dapat disebutkan sebagai tempat pertemuan (interface), pintu gerbang (gate way),
entititas (industry entity) dan tempat bertemunya berbagai bentuk moda transportasi.
Pelabuhan menjadi bagian dari rantai perdagangan lewat laut (sea borne trade). Perdagangan lewat laut
pada prinsipnyanya merupakan aliran tiga proses pergerakan yaitu transportasi darat (haulier) yang
mengangkut komoditas dari pemilik barang menuju ke sebuah tempat dari pihak keagenan cargo ataupun
jasa penyimpanan (freight forwarder, inland container depo, warehouse) sebelum dibawa dan ditangani
(handling) di area pelabuhan untuk dinaikan ke atas kapal.
Gambar Skema Antar Moda Transportasi dan Rantai Nila Perdagangan
(Sumber : Dibuat Oleh Penulis Dari Berbagai Sumber)
Pergerakan barang ini tentunya melibatkan institusi lain selain pelabuhan dan pelayaran yaitu industri
perbankan/keuangan, berbagai aturan regulasi dan aplikasi moda angkutan lainnya (selain darat) dari
daerah pembeli dan penjual.
Gambar Komunitas di Pelabuhan
(sumber : http://slideplayer.info/slide/5250417/)
Pola dasar penyelenggaraan pelabuhan di Indosnesia dikategorikan atas dua klaster yaitu Pelabuhan Umum
(PELUM/PUBLIC) dan pelabuhan Khusus (PELSUS).
Klaster pertama yaitu Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan/digunakan untuk melayani
kepentingan pelayanan masyarakat umum yang dioperasikan serta dikembangkan oleh pengguna jasa
pelabuhan secara umum oleh public dan kepemilikannya oleh Negara atau Penyelenggaraan pelabuhan
umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan atau melalui kepada badan
usaha milik negara yang didirikan dengan maksud tertentu dan pemerintah pusat atau local serta Badan
Usaha Pelabuhan (BUP).
Pelabuhan Umum pada dasarnya memiliki karakteristik terbuka untuk seluruh tipe cargo dan jasa pelayaran
dan pola jasanya mengikuti sifat kedatangan kapal dengan operasi yang tetap (liner) atau tidak tetap
(tramper) dan Pelabuhan Umum dapat diklasifikasikan juga ke dalam dua domain besar yaitu pelabuhan
yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan tidak disuahakan (tidak komersial). Di Indonesia dibentuk
empat badan usaha milik negara (PT. Pelindo I – IV) yang diberikan wewenang mengelola Pelabuhan Umum
yang diusahakan yang berada dibawah kementrian BUMN. Pelabuhan Umum yang tidak diusahakan
biasanya adalah pelabuhan kecil yang dioerasikan atau dikelola oleh pemerintah pusat (melalui dirjen
perhubungan laut) dan pemerimtah daerah baik provinsi, kota atau kabupaten.
Klaster kedua yaitu Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang dikelola/digunakan untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik instansi pemerintah maupun badan usaha swasta.
Pelabuhan Khusus biasanya dikenali dari dua sifat dasarnya yaitu dedikasi atas fungsi spesifik dan karakter
akses pelayanannya yang terbatas hanya untuk kebutuhan pelayaran industrial yang dimiliki okeh suatu
badan usaha tertentu.
Secara operasional, kedua klaster pelabuhan tersebut memiliki jartingan jasa yang dominan dalam skala
internasional dan local, namun pelabuhan umum memiliki orientasi lengkap atas wlayah lokal, nasional dan
internasional. Dan bila dilihat dari parameter trafiknya, jelas bahwa pelsus didominasi oleh komoditas
dalam bentuk curah sementara pelum ditandai dengan komoditas dengan kemasan, Kemudian bila dilihat
dari aspek regulasi dan tatanan pengelolaannya adalah Nampak bahwa pelum merupakan klaster yang
lebih terkontrol pengoperasiannya dengan kompleksitas regulasi yang sarat dengan aturan dalam skala
nasional dan internasional dibandingkan dengan pelsus.
Dalam pelabuhan terdapat terminal yang merupakan salah satu fasilitas pelabuhan di daratan yang terdiri
dari suatu kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu
dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.
Adapun jenis dari terminal sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
Pertama yaitu Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Kedua yaitu Terminal Untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan dioperasikan hanya
bersifat menunjang kegiatan pojok perusahaan. Pembangunan pelabuhan hanya bertujuan menunjuang
usaha pokok dari perusahaan tersebut. Kegiatan usaha pokok sebagaimana disebutkan diatas adalah :
Pertambangan; Energi; Kehutanan; Pertanian; Perikanan; Industri; Pariwisata; dan Dok dan galangan kapal.
Dilihat dari penempatan lokasi terdapat perbedaan yang mendasar dari Terminal Khusus dan TUKS.
Terminal Khusus terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan
laut/ sungai dan danau, sehingga untuk itu Terminal Khusus tersebut menjadi bagian dari suatu pelabuhan
terdekatnya.
Sedangkan TUKS terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan, dengan demikian maka TUKS menjadi satu kesatuan dengan pelabuhan dimaksud.
Perlu diperhatikan bahwa sebagai akibat dari dibuatnya Terminal Khusus, maka terdapat konsekuensi
sebagai berikut :
• Terminal Khusus tersebut akan menjadi bagian menjadi bagian dari pelabuhan terdekat;
• Wajib memiliki Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan tertentu; dan Daerah ini
akan digunakan untuk kepentingan Lapangan penumpukan, Tempat kegiatan bongkar muat, Alur
pelayaran dan perlintasan kapal, Olah gerak kapal, Keperluan darurat; dan Tempat labuh kapal.
• Ditempatkannya instansi pemerintah untuk melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan
pelayaran, serta instansi yang melaksanakan fungsi pemerintahan sesuai dengan kebutuhan.
• Terminal Khusus sebagaimana dimaksud hanya dapat dibangun dan dioperasikan apabila Pelabuhan
terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok instansi pemerintah atau badan usaha; dan
Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif dan efisien serta lebih
menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
Dalam UU lama tentang Pelayaran, istilah Terminal Khusus adalah Pelabuhan Khusus (PELSUS). Setelah
berlakunya UU No. 17 Tahun 2008, maka istilah Pelabuhan Khusus berubah menjadi Terminal Khusus.
Terminal Khusus (Tersus) adalah terminal yang terletak DILUAR Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp), yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Sedangkan Dermaga Untuk kepentingan Sendiri (DUKS) adalah dermaga dan fasilitas pendukungnya yang
berada di Dalam Daerah Lingkungan Kerja dan/atau Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan laut yang
dibangun, dioperasikan dan digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu,
berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.
Setelah berlakunya UU No. 17 tahun 2008, maka istilah DUKS berubah menjadi Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS). Pengertian TUKS dan DUKS adalah sama.
Gambaran struktur suatu pelabuhan secara umum terdiri dari area pelabuhan (fasilitas), Infrastruktur dan
Peralatan yang digunakannya. Unutk Komponen Infrastruktur tersebut dibagi menjadi dua komponen yaitu
infrastruktur akses maritime dan infrastruktur akses darat, sedangkan area pelabuhan (fasilitas) pelabuhan
dikategorikan menjadi dua yaitu, Fasilitas Infrastruktur adalah fasilitas dasar yang digunakan untuk
melayani kapal-kapal seperti alur pelayaran dan sarana bantu Navigasi, kolam pelabuhan, break-water,
dermaga/tambatan dan lahan pelabuhan, dsb, dan Fasilitas Suprastruktur adalah fasilitas dan peralatan
tambahan yang digunakan untuk kelancaran penanganan barang muatan muatan kapal di pelabuhan,
seperti gudang/lapangan penumpukkan, peralatan bongkar muat, jaringan jalan, dsb.
Perkembangan pelabuhan, secara umum dapat dikelompokan berdasarkan generasinya yang terkait pada
jangkauan waktunya serta parameternya, yaitu :
a. Pelabuhan Generasi Pertama : Pelabuhan tradisional yang tidak mempergunakan alat-alat mekanis atau
seluruh kegiatannya menggunakan tenaga manusia.
b. Pelabuhan Generasi Kedua : Pelabuhan yang penyelenggaraan kegiatannya telah menggunakan alat-alat
mekanis.
c. Pelabuhan Generasi Ketiga : Pelabuhan dengan penggunaan dermaga sesuai kegiatan operasionalnya,
misalnya untuk liquid cargo, bulk cargo dll.
d. Pelabuhan Generasi Keempat : Pelabuhan yang telah menggunakan sistem automatisasi/komputerisasi.
Table Matrik Perkembangan Pelabuhan
(sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
Sedangkan Jasa Usaha Kepelabuhan memiliki arti segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan dan kegiatan
lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, ketertiban arus
lalu lintas atau trafik (kapal, penumpang dan/atau barang), menjaga keselamatan berlayar, tempat
perpindahan intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah. Ini berarti
pasar jasa sebuah pelabuhan sangat ditentukan oleh besaran aktivitas perdagangan lewat laut yang
dihasilkan dalam suatu wilayah penyedia cargo di belakang (hinterland) dalam suatu batasan pulau ataupun
yang berada di depan atau diluar pulau dari sebuah pelabuhan berada (foreland).
Secara umum layanan yang diberikan oleh pelabuhan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
• Layanan yang terkait pada kapal (sea-related services), seperti : jasa labuh, tambatan, pandu, tunda.
• Layanan yang terkait pada barang (land-related services), seperti : jasa bongkarmuat barang, peralatan
bongkar-muat, penumpukan
• Layanan yang terkait pada penyaluran/angkutan (delivery-related services), seperti : bongkarmuat,
pergudangan, pengangkutan.
(sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
Guna memenuhi layanan tersebut pelabuhan harus mempunyai fasilitas dan peralatan yang memadai
sesuai dengan fungsinya. Fasilitas dan peralatan pelabuhan erat sekali kaitannya dengan jenis kapal,
barang, kemasan dan teknologi serta aspek operasional lainnya yang terkait ; sehingga dalam
perhitungannya harus mempertimbangkan seluruh aspek tersebut. Secara umum, fasilitas pokok/utama
yang harus dipunyai pelabuhan terdiri dari yaitu Fasilitas Tambatan, Fasilitas Penumpukan dan
Penyimpanan dan Peralatan. Fasilitas dan peralatan pelabuhan tersebut menentukan kapasitas suatu
pelabuhan dalam melayani layanannya sesuai peran dan fungsinya, oleh karenanya penentuan kebutuhan
fasilitas dan peralatannya harus dipertimbangkan berdasarkan jenis dan tingkat layanan yang harus dipikul,
disamping antisipasi terhadap perkembangan yang terkait. Perancangan fasilitas dan peralatan pelabuhan
merupakan proyeksi fisik kebutuhan akan fasilitas dan peralatan pelabuhan dalam menunjang aktifitas
pelabuhan dan harus memperhatikan parameter kondisi alam dan operasionalnya disamping aspek
perawatan serta aspek ekonominya.
(sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
Dalam mengatasi perkembangan trafik dan pengguna jasa pelabuhan kedepan serta melakukan pengaturan
kembali dalam kaitannya dengan persaingan antar pelabuhan dalam hal keputusan penyediaan atau
pembangunan baru sebuah pelabuhan diperlukan sebuah rencana yang sifatnya mengikat dalam jangka
waktu, dapat terukur oleh parameter-parameter yang tertata dan sistemastis. Dan proses tahap
pengembangan pelabuhan yang tertata dan sistematis akan memberikan dampak berkelanjutan dalam
aspek bisnis, perdagangan, ekologi dan social budaya, serta adalah baik jika perencanaan dan
pengembangan suatu pelabuhan tidak hanya berorientasi pada proyeksi waktu jangka panjang tetapi
mengarah juga pada periode pengelolaan jangka menengah dan pendek.
Untuk jangka panjang, penetapannya tergantung dari pemerintah atau regulator penanaman modal yang
memberikan kewenangan berdasarkan pengaturan atau hukum tanah atau lahan yang disediakan.
Penetapan waktu atau periode yang relative panjang ini didasarkan pada life-time (waktu teknis operasi)
dari infrastruktur pelabuhan serta pertimbangan waktu kelayakan balik investasi pelabuhan. Karena
sifatnya padat modal, terutama fasilitas dasar maka kecenderungan tingkat pengembalian investasi (bila
diserahkan kepada pihak swasta dalam bentuk investasi swasta) mengakibatkan waktu jangka panjang
pengelolaan lebih lama dari waktu teknis pelabuhan, namun bila pelabuhan tersebut disediakan atau
dibangun pemerintah sebagai usaha penyediaan infrastruktur untuk public, maka jangka waktunya
sebaliknya ditetapkan sama dengan waktu teknis dari pelabuhan.
Untuk jangka menengah yang biasanya ditentukan berdasarkan kriteria suprastruktur dan infrastruktur
yang disediakan oleh operator atau manajemen pelabuhan dalam bentuk lapangan penumpukan, fasilitas
pergudangan, peralatan bongkarmuat dan sistem informasi yang dipakai. Masa menengah ini juga dipakai
untuk melakukan pengaturan kembali tingkat kualitas jasa dan peralatan yang mungkin sudah mulai
menurun dari level minimal ataupun relative rendah disbanding dengan pesaing lain (operator pelabuhan
lainnya). Dari sisi pengaruh, factor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro, perkembangan industry
pelayaran, pola logistik barang, serta perubahan perdagangan regional atau kawasan perlu menjadi
perhatian serius pengelola atau manajemen pelabuhan berkaitan dengan periode menengah ini. Waktu
pertengahan ini juga dapat dijadikan indicator keberhasilan atau tercapainya tujuan jangka panjang dari
pelabuhan. Variasi tingkat pencapaian dapat terindetifikasi selama masa jangka menengah operasi suatu
pelabuhan. Jika mengarah kepada deviasi yang signifikan, maka penyesuaian perlu dilakukan oleh otoritas
atas manajemen pelabuhan agar tidak terjadi pengulangan atas pola yang berubah ataupun merubah pola
operasi dan bisnis yang dipandang strategis agar pelabuhan dapat melakukan fungsinya sesuai dengan
tujuannya.
Sedangkan untuk jangka pendek, merupakan periode strategis yang perlu dilakukan dengan menyakinkan
untuk orientasi pasar pengguna jasa pelabuhan. Ketetapan atau keputusan manajemn biasnya dilakukan
untuk pengaturan operasi yang bersifat urgen dan rutin seperti pengaturan operator terminal, kelengkapan
peralatan bongkar muat, peningkatan sumberdaya manusia, pola operasi, sistem administrasi, pengaturan
budget dan tariff, pengaturan kontrak/keputusan outsourching atas lahan dan operasi tertentu dan lainnya.
Jadi dalam cakupannya, orientasi jangka pendek lebih diarahkan kepada internalisasi organisasi
pengelolaan pelabuhan dan penguatan kompetensi usaha yang sensitive terhadap kebutuhan pelanggan
baik langsung dan tidak langsung. Evaluasi dari besaran hinterland dan foreland perlu dilakukan dalam
periode ini, scenario dan pemetaan risiko bisnis harus dibuat berdasarkan kondisi ekonomi pada tahap lima
tahunan, perkembangan dan pergerakan arus barang serta penumpang dan daya dukung lingkungan
perairan di sekitar daerah lingkungan kerja.
Yang terutama dalam perencanaan dan pengembangan suatu pelabuhan adalah sikap konsisten dan
persistensi terhadap komitmen yang telah dilakukan untuk tetap menjamin bahwa pola layanan pelabuhan
mengarah kepada arah yang tepat. Tetapi tidak lupa juga memasukan ruang fleksibilitas dalam proses
perencanaan dan pengembangannya, sehingga apa yang terjadi di luar asumsi awal dapat diantisipasi
dengan cepat guna menghindari kerugian investasi dan sosial serta meningkatkan kembali daya saing
pelabuhan. Dalam proses penetapannya, memamng sebuah produk yang bersifat kompromistik yang
mengoptimalkan kepentingan operator pelabuhan, industri pelayaran pemilik barang, pemerintah lokal,
dan masyarakat sekitar serta kelestarian lingkungan. Perencanaan dan pengembangan suatu pelabuhan
yang tidak dapat mengakomodasi kepentingan ini, membuat port master plan hanyalah sebuah rencana
saja akibat berbagai kendala implementasi di lapangan dari waktu ke waktu. Untuk itu disarankan agar
proses penyusunannya dilakukan secara bersama oleh seluruh komponen langsung dan tidak langsung
(stake-holder) pelabuhan.
Keberadaan jasa layanan pelabuhan eksis (yang sudah ada) perlu dipertimbangkan dengan baik khususnya
menyangkut kapasistas infrastruktur dasar (alur pelayaran, peralatan navigasi, kolam pelabuhan, dermaga
dan terminal) yang telah disediakan apakah telah mencukupi atau tidak. Bila mencukupi,
mengindentifikasikan bahwa fasilitas serupa akan disediakan ke depan merupakan sesuatu yang bersifat
alternative subtitutif terhadap fasilitas eksis yang tersedia. Namun bila fasilitas tersebut belum tersedia
atau kurang mencukupi maka realisasi penyediaan fasilitas serupa akan menjadi jasa layanan baru atau
komplementer dari fasilitas yang telah tersedia.
Hal penting yang perlu dikalkulasikan dengan cermat adalah berapa besar kawasan belakang (hinterland)
dan juga wilayah depan pelabuhan (foreland) yang akan menjadi area pemasok baik lalulintas kapal,
barang, dan penumpang secara eksis. Estimasi yang kurang proposional terhadap besaran input kargo ini
akan mengakibatkan kurang tepatnya pelabuhan baik berlebihan (over capacity) atau karena under
capacity. Dari kawasan industri yang ada perlu diidentifikasi kelompok industri guna memprediksi tipe
muatan yang akan ditangani oleh pelabuhan. Kelompok industri yang variatif tetapi berpotensi
menghasilkan volume barang yang memenuhi kreteria skala ekonomis akan menuntut fasilitas dermaga
atau terminal yang juga bervariasi.
Hal lain yang juga perlu ditelusuri adalah kapabilitas wilayah perairan dan kondisinya secara meteorology
dan hydrologi untuk menilai seberapa layak daerah perairan tersebut dapat mendukung operasi gerak dan
keselamatan kapal menuju dan keluar wilayah pelabuhan. Kondisi perairan yang terbatas mengakibatkan
semakin terbatasnya kapal yang layak memasuki pelabuhan rencana. Secara teknis informasi dan data-data
perihal persyaratan teknis perairan didapat melalui data-data empiric dan data survei teknis yang dilakukan
di sekitar wilayah calon pelabuhan.
Dan hal yang paling utama adalah mengakomodasi kepentingan pengguna jasa perihal segala jasa yang
akan disediakan lewat fasilitas pelabuhan. Masukan dan inputan pengguna jasa ini sangatlah penting
khususnya berhubungan dengan orientasi pelabuhan itu sendiri dalam mendukung proses penaganan
barang dan penumpang. Kelompok usaha yang perlu diperhatikan adalah para pemilik atau operator kapal,
perusahaan bongkar muat, tenaga kerja bongkar muat, haulier, operator terminal, operator gudang,
kelompok usaha galngan kapal dan pemilik muatan kapal laut. Masukan dan inputan mereka selain menjadi
referensi strategi logistik pelabuhan juga sebagai usaha menjadikan para pengguna jasa tadi sebagai
partner dalam memasarkan pelabuhan di masa mendatang.
Khusus rancangan pengembangan pelabuhan mulai dari tahapan rintisan, ekspansi dan spesialiasasi dapat
diusulkan kemudian ditetapkan bersama-sama dengan pemerintah, otoritas pelabuhan dan masyarakat
pengguna jasa pelabuhan. Model rintisan berdasarkan batasan volume kargo per satuan wilayah, luasan
area terminal atau lapangan penumpukan, jenis atau tipikal peralatan yang dibutuhkan yang disesuaikan
dengan perilaku arus barang dan permintaan spesifik pengguna jasa pelabuhan. Model ekspansi diarahkan
kepada scenario ekspansi kawasan industry dan komoditas tertentu yang relative dominan secara trafik
dibandingkan dengan yang lain. Pembesaran volume kargo tersebut diantisipasi melalui penyediaan atau
perluasan terminal yang menagani komoditas dominan tersebut. Sedangkan model spesialiasi dipersiapkan
disamping aksi pengembangan secara volume juga dilakukan strategi spesialisasi terhadap kargo tertentu
dan dikembangkan menjadi terminal yang relative sebanding secara dimensional dengan pelabuhan
sebelumnya. Faktor eksternal yang menjadi pertimbangan adalah karena unsur ketetapan pengembangan
industrial secara sengaja didorong oleh pemerintah untuk pengembangan daya saing nasional.
Pengembangan pelabuhan spesialisasi untuk didukung dengan jaringan transportasi dan aksesbilitas
khususnya inland transportation seperti kereta api dan jalan tol untuk dapat mempermudah gerakan
barang dan alat angkut darat dari lokasi (premise) pemilik dan penerima barang (shipper dan consignee).
Secara umum lokasi pelabuhan dapat saja dipilih atas 8 potensi lokasi, yaitu di area delta, di ujung delta, di
sekitar wilayah sungai, pelabuhan alamiah (terdapat pelindung alamiah), di sekitar wilayah yang dekat
dengan area estuary, di wilayah estuary itu sendiri, di sepanjang selat (atau teluk) dan wilayah terbuka
(open sea) yang dilindungi. Kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana merancang sebuah
kemungkinan ryte kargo dan penumpang yang akan datang memasuki atau keluar dari wilayah pelabuhan.
Untuk rute yang dipilih, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengasumsikan besaran volume per
satuan unit waktu yang akan melalui jalur akses dari dank e luar pelabuhan. Beban angkutan ini tentunya
yang menjadi pertimbangan selanjutnya dalam merancang pola gerak barang dan penumpang dari sebuah
pelabuhan. Selanjutnya dari besaran akumulasi tersebut dapat dikelompokan mana arus barang dan
penumpang dengan orientasi asal dan destinasi skala internasional, nasional, regional (antar provinsi) dan
lokal (dalam provinsi atau antar kota/kabupaten). Dari besaran tiap pola gerak dengan orientasi
kewilayahan itulah kemudian dapat diperkirakan fasilitas koneksinya antar pelabuhan dengan wilayah
hinterland dan foreland pelabuhan. Evaluasi terlebih dahulu apakah fasilitas tersebut telah tersedia secara
eksis atau belum baik, kereta api, truk, sungai, udara dan perpipaan.
Jikalau sarana dan prasarana yang eksis tidak dapat mengakomodasi besaran trafik tersebut maka solusinya
adalah pengembangan sarana dan prasarana. Namun jika semua fasilitas intra dan ekstra koneksi belum
tersedia maka pilihan terbaiknya adalah penyediaan sarana dan prasarana tersebut dalam kerangka berapa
scenario baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kemudian perlu diidentifikasi sifat rute yang
mungkin terjadi dari arus barang dan penumpang yang akan menuju dan dari calon pelabuhan dengan
tujuan untuk dapat memprediksi beban logistik yang dilaluinya. Paling tidak ada tiga sifat rute yang dikenal
yaitu dari pelabuhan ke pelabuhan (port to port), memutar (pendulum) atau keliling (round).
Ketiga sifat rute itu tentunya akan membentuk sistem jaringan transportasi dan alat angkutnya yang saling
berbeda menuju dan dari lokasi calon pelabuhan. Pola ini dapat diidentifikasikan melaui survei asal-tujuan
(orgin-destination) yang dilakukan dengan objek alat angkut dan pengguna angkutannya baik untuk barang
dan penumpang. Namun disamping itu faktor ekonomi, sosial dan budaya perlu menjadi pertimbanagan di
dalam mengukur motif gerakan barang dan penumpang tersebut. Ada wilayah yang dapat menjadi sumber
pembangkit trafik dan adalah wilayah yang menjadi penarik (tarikan) dari jaringan transportasi. Sehingga
bila motif bangkitan dan tarikan telah terbentuk maka akan ada sebuah ketergantungan ekonomi yang
bersifat dinamis yang secara tidak langsung menjadi jaminan bagi pasokan inputan trafik bagi pelabuhan.
Dalam perkembangannya guna efisiensi dan optimalisasi di pelabuhan, pelabuhan mengarah kepada
pemusatan aktifitas berdasarkan barang dan kemasan serta teknologinya. Pemusatan aktifitas di pelabuhan
tersebut membentuk terminal-terminal yang mempunyai kelengkapan fasilitas dan peralatan serta pola
operasional masing-masing. Dan dalam merencana/merancang terminal, perlu diperhatikan jenis/kemasan
barang yang akan dilayani serta konsekuensi kelengkapan sarana-prasarana lainnya dalam menunjang
kelancaran operasionalnya.
(sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
II.2. Pola Dasar Manajemen Pelabuhan
Pengelola Pelabuhan (Port Authority) adalah Suatu lembaga negara atau wilayah/kota, publik atau swasta,
yang bertanggung jawab atas tugas-tugas pembangunan, administrasi, dan jika diperlukan termasuk
operasi fasilitas pelabuhan. Tujuannya yaitu : Mengupayakan pengembalian seluruh biaya pelabuhan;
Menarik investasi dari luar; Mendorong inovasi; Membangkitkan cash-flow internal untuk penggantian dan
pengembangan infrastruktur; Berkompetisi sesuai hukum pasar; Membatasi subsidi silang; dan
Menghindarkan kehilangan asset.
Peran Pemerintah, berWewenang antara lain yaitu : Menyetujui proposal investasi; Menetapkan sasaran
finansial pelabuhan; Regulasi tarif dan biaya; Kebijakan tenaga kerja; Menentukan prinsip lisensi; Fasilitasi
pengumpulan data dan penelitian; dan Legal advice terhadap pengelola pelabuhan, Namun bisa berPeran
Paralel yaitu : Regulasi pelayaran dan operasi pelabuhan; Pengendalian operasi kelautan; Pemasaran dan
promosi pelabuhan; dan Perencanaan strategis.
Sedangkan Fungsi Tipikal Administrasi Maritim, yaitu sebagai : Keselamatan kapal; Keselamatan lalu lintas
dan lingkungan; Bantuan navigasi; Pendidikan dan pelatihan kemaritiman; Search and rescue; dan Eksekusi
kebijakan kepelabuhanan nasional. Dan Port Functions yaitu Infrastructure landlord; Regulator of economic
activities and operations; Planning for future development; Marketing and promotion of port services;
Operation of nautical services; dan Supplier of cargo-handling and storage services; dan Provider of
ancillary facilities.
Secara Umum pola penanganan dan pengelolaan kepelabuhan di dunia ini dikenali menjadi beberapa
sistem berdasarkan pola kepemilikan dan pengelolaan usaha/layanannya dan diklasifikasikan atas tiga rejim
besar yaitu pola land-lord port, tool port dan operation port serta Pelabuhan Swasta. Perbedaan nya
terletak pada penyediaan fasilitas dan pemberian pelayanannya, apakah langsung dioperasikan sendiri atau
diberikan melalui pihak lain.
Tipe pertama Pelabuhan dengan tipe pengelolaan land-lord port, otoritas (Pengelola Pelabuhan) berperan
layaknya seperti tuan tanah yang memberikan konsesi asset tidak bergerak berupa lahan dan bangunan
untuk dipakai, dioperasikan dan tidak dimiliki hingga suatu masa atau periode tertentu yang disepakati.
Dimana pengelola pelabuhan hanya menguasai dan memiliki infrastruktur seperti alur pelayaran, kolam
pelabuhan, dermaga, public utility serta area pelabuhan. Kemudian sebuah entitas pengelola (operator)
ditunjuk atau disepakati mengusahakan asset yang ada dan melengkapinya dengan sistem peralatan
bongkar muat dan sistem informasi lainnya untuk mengoperasikan sebuah tipe jasa pelabuhan tertentu,
atau dimana suprastruktur seperti gudang/fasilitas penumpukan, bangunan, jalan lingkungan dan peralatan
bongkarmuat serta semua kegiatan operasional dan pelayanan terhadap kapal dan barang serta keamanan
dan ketertiban umum dalam areal pelabuhan diselenggarakannya atau menjadi tanggung jawabnya,
berdasarkan perjanjian konsesi atau perjanjingan persewaan jangka panjang dengan pihak pengelola
pelabuhan. Pemilik asset (land lord) biasanya adalah pemerintah atau Negara yang berhak atas kompensasi
dari asset yang dikonsesikannya dalam suatu presentasi tertentu berdasarkan fungsi profit, skala usaha dan
parameter lain yang disepakati bersama. Faktor ketersediaan infrastruktur dengan pola ini mengeleminasi
kewajiban Negara kepada public dalam hal penyediaan infrastruktur yang mana diserahkan kepada
partisipasi masyarakat pengguna lahan atau asset perairan. Pengelola Pelabuhan (Badan Pemerintah)
menyediakan fasilitas dasar kepelabuhan (Infrastruktur) kemudian menyewakan kepada Operator
Terminal. Para Operator Terminal ini melengkapi Fasilitas Tambahan (Suprastruktur) sekaligus pelaksana
bongkar muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery, dengan kata lain penyelenggara pelabuhan
hanya menyediakan prasarana pokok pelabuhan (Breakwater, Alur Pelayaran, Dermaga, Lapangan
Penumpukan dan gedung), sedangkan peralatan dan kegiatan operasional dilakukan pihak lain. Dan
Pengelola pelabuhan ini merupakan perpanjangan dari pemerintah, baik pemerintah pusat atau
pemerintah daerah.
Tipe kedua yaitu pelabuhan tool port yang ditandai dengan insensitas pengadaan infrastruktur pelabuhan
dan sistem peralatan bongkar muatnya yang dimiliki langsung oleh otoritas (pengelola) pelabuhan itu
sendiri. Namun fasilitas dan peralatan tersebut kemudian didedikasikan oleh pihak ketiga (swasta) yang
mengoperasikannya secara dominan dibandingkan dengan prinsipalnya. Pengelola Pelabuhan terdiri dari
Badan Pemerintah, menyediakan Fasilitas Dasar dan Tambahan (Suprastruktur), kemudian menyewakan
kepada Operator Terminal (pihak Ketiga) untuk melaksanakan bongkar muat, cargodoring, storage dan
receiving/delivery maupun sebagai perusahaan pelayaran atau agen pelayaran. Tools atau peralatan yang
disediakan tersebut dikonsesikan kepada pihak ketiga dalam suatu periode yang disepakati berdasarkan
kriteria teknis bongkar muat dan operasional pelayanan jasa sebuah pelabuhan., dengan kata lain
penyelenggara pelabuhan menyediakan prasarana pokok pelabuhan, dan peralatan bongkar muat, namun
kegiatan operasionalnya dilaksanakan oleh pihak lain, Sehingga dalam pola manajemen pelabuhan bertipe
ini sering muncul fungsi-fungsi manajerial yang tegas dan terpisah antara otoritas pelabuhan, operator
pelabuhan dan operator terminal. Kluster penangan jasa kepelabuhan yang bercorak seperti ini biasanya
terjadi banyak di Negara-negara yang sedang berkembang dimana pemerintah memegang kendali yang
kuat di dalam memerankan fungsi public-provider bagi masyarakat industri kepelabuhanan dan pelayaran.
Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya kekuatan partisipasi public khususnya pihak swasta di alam
pengelolaan sebuah pelabuhan.
Tipe ketiga yaitu operating port adalah kelompok pengelolaan. Dalam kategori pengelolaan ini, perspektif
otoritas (pengelola) sebuah pelabuhan terkesan menjadi terpadu atau menyatu dalam seluruh lini jasa yang
disediakan oleh pelabuhan tersebut. Pengelola pelabuhan (Badan Pemerintah), selain menyediakan fasilitas
dasar (infrastruktur dan Superstruktur) dan tambahan juga sekaligus sebagai pelaksana operator
pelabuhan, yang melaksanakan kegiatan bongkar muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery. Lebih
detail, otoritas pelabuhan memainkan peran dan fungsi secara komprehensif baik sebagai operator
pelabuhan dan operator terminal, dengan kata lain penyelenggara pelabuhan menyediakan prasarana
pokok, peralatan bongkar muat serta peralatan lainnya dan juga melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Dibandingkan dengan dua klasifikasi sebelumnya, pada tipe ini, otoritas pelabuhan memiliki dan
mengerahkan seluruh sumberdayanya untuk perencanaan investasi, operasi, resiko bisnis dan penanganan
sumber daya manusia. Sehingga kelihatan dengan jelas bahwa otoritas pelabuhan (dalam hal ini dapat
berupa Negara atau pemerintah) adalah juga operator pelabuhan atau terminal.
Diakui bahwa ketiga pola penanganan kepelabuhan di dunia ini masing-masing mempunyai contoh baik dan
sukses masing-masing. Namun dari keseluruh pola tersebut tidaklah dapat ditetapkan pola mana yang
terbaik diterapkan di suati wilayah tertentu. Atau dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa penerapan
bentuk dasar dari bentuk manajemn kepelabuhanan suatu region sangat ditentukan oleh karakteristik dan
kebutuhan sistem perdagangan yang ingin dilaksanakan secara terbaik untuk suatu area dan Negara. Dalam
prakteknya, pola dasar antar satu bentuk yang satu dengan yang lainnya telah mulai dikombinasikan
berdasarkan the best and worst practicasnya, jadi tidak hanya fanatic membentuk suatu pola yang sudah
baku ini. Faktor utama pola tersebut dapat dilihat dari manajemen operasi, infarastruktur, aspek komersial
dan kebijakan atas regulasi yang dijadikan utem kualitatif dalam membandingkan pola penanganan jasa
kepelabuhanan.
Tipe keempat yaitu Pelabuhan Swasta (Fully Privated Port) dalam kategori ini penyelenggaraan pelabuhan
yang dilaksanakan oleh swasta.
Tabel Tanggung Jawab/Kewenangan Penyelenggaraa Pelabuhan (Port Autority)
Dalam Manajemen Pelabuhan
(sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
Kepemilikan dan
Pengelolaan Sistem
Infrastruktur Superstruktur Stevedoring/Labour
Land Lord Port Ya Tidak Tidak
Tool Port Ya Ya Tidak
Operating Port (Service Port) Ya Ya Ya
Swasta (Fully Privated Port) Ya Ya Ya
Ada 4 faktor utama yang dipertimbangkan sebagai fungsi variasi tanggung jawab dan kewenangan yaitu
infrastruktur (sarana fasilitas bangunan dermaga dan pendukung), suprastruktur (peralatan bongkar muat),
pola operasi dan penetapan tariff atas jasa yang dihasilkan. Pelabuhan tipe komersial berada dimana ada
keterlibatan dari pemerintah, operator (PT Pelindo I-IV), dan Publik (swasta) dalam urusan kewenangan dan
tanggung jawab pengelolaannya. Walau dari fakta di lapangan, masih relative rendahnya partisipasi public
di dalam proses pengelolaan pelabuhan komersial secara nasional.
Aplikasi pengelolaan kepelabuhan di Indonesia mengarah pada kombinasi dua bentuk dasar dari pola
pengelolaan pelabuhan yaitu tool port dan operating port. Jadi ada beberapa kelompok pelabuhan
(khususnya pelabuhan umum di Indonesia) secara tidak langsung menerapkan prinsip tool port dimana PT
Pelindo I-IV menyediakan dan menyiapkan sarana dan prasarana jasa pelabuhan yang kemudian diserahkan
kepada pihak ketiga untuk dikelola berdasarkan pertimbangan teknis operasional dan bisnis. Jadi secara
mendasar PT PelindO I-IV oleh pemerintah ditunjuk melakukan pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai
Undang-Undang pelayaran dengan fungsi sebagai operator pelabuhan (port operator). Fakta di lapangan
menunjukan bahwa berbagai fasilitas bongkar muat pelabuhan disediakan oleh pemerintah melalui PT
Pelindo I-IV, kemudian segala fasilitas infrastruktur dan suprastruktur ini dipakai oleh pihak ketiga yang
kemudian dikenal dengan terminal operator yang dilakukan oleh institusi perusahaan bongkar muat,
perusahaan pelayaran, pihak manufaktur/industri di Indonesia ataupun anak perusahaan dari PT pelindo I-
IV sendiri.
Table Pola Pengelolaan Pelabuhan
(sumber : buku manajemen Bisnis Pelabuhan, Raja Oloan Saut Guring dan Eko Haryadi Budiyanto)
Manajemen Infrastruktur Komersial Regulasi
• Tool/Operating
• Kewenangan
Instansi lain
• Terbatas
• Port Operator
• Pemerintah Pusat
• Tarif volatile
• Kompetisi
• Lemah
Pemasaran
• Internasional
• Nasional
• Oleh Badan
Pemerintahan
INDONESIA
Infastruktur Superstruktur Operasi Tarif
• Disediakan
Pemerintah
• Keterlibatan
Publik Rendah
• Disediakan Oleh
Pelindo
• Ada Keterlibatan
publik/swasta
• Ada Keterlibatan
publik/swasta
• Didominasi oleh
Pelindo
Ditentukan oleh
Asosiasi atas dasar
SK Mentri & Direksi
Pelindo
KOMERSIAL
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah
Daerah
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah Daerah
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah
Daerah
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah Daerah
NON
KOMERSIAL
• Industri
• Instansi Teknis
• Pemilik Barang
• Industri
• Instansi Teknis
• Pemilik Barang
• Industri
• Instansi Teknis
• Pemilik Barang
• Industri
• Instansi Teknis
• Pemilik Barang
KHUSUS
Tabel Typical Ownership Model At Port
(sumber : https://www.youtube.com/watch?v=uqN73Ki4aMU)
Mode Of
Ownership
Land Area Infrastructure Superstructure
Quay Side
Operation
Land Side
Operation
100% State
Owned &
Operated
State Owned
Owned and
Construction by
Port Autority
State Owned Port Autority Port Autority
Leased
Terminal
State Owned
Owned and
Construction by
Port Autority
Privately
Owned or
Rented from
Port Autority
Terminal
Operator
Terminal
Operator
Concession
Agrement
State Owned
Owned and
Construction by
Port Autority
Privately
Owned
Terminal
Operator
Terminal
Operator
BOT
Concession
State Owned
Construction
Privately
Owned
Privately
Owned
Terminal
Operator
Terminal
Operator
100% Privately
Owned
Privately
Owned
Privately
Owned
Privately
Owned
Terminal
Operator
Terminal
Operator
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Pola Manajemen Pelabuhan
(sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan)
Sistem
Pengelolaan Pelabuhan
Kelebihan Kekurangan
Landlord Port
Penyelenggara pelabuhan
membatasi fungsinya pada
penyediaan lahan, perairan &
fasilitas pokok,sedangkan pihak
swasta dapat menyewa fasilitas
pokok tersebut dan membangun
terminal serta mengoperasikan.
•Dana investasi yang harus
disediakan oleh penyelenggara
pelabuhan tidak besar.
•Tidak terjadi monopoli dalam
penyediaan pelayanan jasa
kepelabuhan.
Tidak dapat diaplikasikan pada
daerah yang belum berkembang,
para investor tidak tertarik untuk
menanamkan modalnya.
Tool Port
Penyelenggara pelabuhan
menyediakan semua fasilitas dan
peralatan pelabuhan sedangkan
pengoperasiannya di lakukan oleh
swasta atas dasar sewa dengan
tarif yang telah ditentukan.
Memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada banyak
pihak untuk terlibat dalam
penyediaan jasa kepalabuhanan.
Karena banyak pihak yang terlibat
akan sulit mengendalikan tingkat
kinerja pelabuhan.
Operating Port
Penyediaan semua fasilitas dan
operasi oleh penyelenggara
pelabuhan.
Pengendalian kinerja pelabuhan
lebih mudah karena tidak banyak
pihak yang terlihat dalam
penyelenggaraan jasa pelabuhan.
•Bersifat monopoli dalam
penyediaan jasa kepelabuhan,
sehingga kinerja pelabuhan sulit
dipacu (tidak ada kompetisi).
•Peluang investor/swasta
terbatas untuk terlibat dalam
penyediaan jasa.
3 Elemen Dasar dalam Pengelolaan Pelabuhan
1. Port Regulator (Pemerintah), berkewajiban :
• Menyediakan dan memelihara sarana navigasi khususnya di alur pelayaran
• Menyediakan pelayanan pemanduan dan manajemen lalulintas kapal untuk menjamin
keselamatan pelayaran.
• Melakukan pembinaan dan menyediakan sertifikasi terhadap buruh
• Menyelenggarakan keamanan pelabuhan.
2. Port Landowner (Pengelola Pelabuhan), berkewajiban :
• Mengelola dan mengembangkan area pelabuhan (port estate)
• Mengimplementasikan kebijakan dan strategi pengembangan pelabuhan
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
• Menyediakan dan merawat alur pelayaran, kolam pelabuhan, dam
• Menyediakan jalan di lingkungan pelabuhan.
3. Port Operator (Swasta)
Merupakan elemen yang paling mungkin untuk diprivatisasi, elemen tersebut merupakan elemen yang
berperan dalam melakukan kegiatan fisik transfer barang/penumpang dari laut ke darat atau
sebaliknya atau lebih dikenal dengan stevedoring activity.
Tabel Kondisi eksisting pembagian wewenang dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia
(sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan)
Fungsi Port Regulator Port landowner Port operator
•Perencanaan umum
•Penetapan masterplan
•Sertifikasi alat dan operator
•Keselamatan pelayaran
•Penetapan tarif
x
x
x
x
x
x
x
•Alur, kolam, dam
•Dermaga, gudang, alat bongkar/muat
•Jalan, lingkungan, penerangan
x
x
x
x
•Pemanduan
•Penundaan
•Terminal
x
x
x
x
x
Privatisasi (Peran serta Swasta) Terhadap Pelabuhan
• Agar pelabuhan komersial dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat dan mampu
menyesuaikandengan perubahan lingkungan bisnis pelabuhan, maka pelabuhan harus dikelola dengan
professional, salah satunya dengan cara melibatkan pihak swasta secara luas dalam pengelolaan
pelabuhan.
• Program keikutsertaan swasta atau privatisasi dalam pengelolaan pelabuhan adalah suatu proses
hukum menswastakan suatu kegiatan atau wewenang pengelolaan suatu segmen kegiatan yang
selama ini hanya dilakukan oleh pemerintah atau badan usaha milik negara sebagai perpanjangan
tangan dari pemerintah, selanjutnya diserahkan dan dimiliki atau dikelola oleh pihak swasta.
• Program privatisasi ini membawa implikasi hukum dengan berubahnya kepemilikan atau status yang
semula merupakan aset pemerintah menjadi swasta, walau tidak secara permanen (biasanya 20
sampai 30 tahun, sesuai bentuk/jenis perjanjian konsesinya), tetapi tidak menutup kemungkinan
adanya kepemilikian yang bersifat permanen, seperti bentuk perjanjian Built-Operate-and-Own (BOO)
melalui penjualan secara utuh atau sebagian besar saham/aset.
Bentuk Transaksi Privatisasi
• Penjualan semua aset pelabuhan dengan segala hak, goodwill dan wewenang/hak (previlege) yang
melekat terhadap pelabuhan atau aset tersebut;
• Mendirikan perusahaan baru dan menjual sebagian besar sahamnya, lebih dari 50% kepada pihak
swasta, dalam bentuk direct placement, seperti yang telah dilakukan terhadap Terminal Petikemas
Tanjung Priok;
• Perjanjian pembangunan suprastruktur oleh pihak wasta di area atau di atas infrastruktur milik
pelabuhan, dan mengoperasikannya dengan kontrak atau konsesi jangka panjang dan ini lazim terjadi
di Eropa dan Amerika Serikat, Hongkong, yang dikenal konsep landlord port;
• Investasi swasta dalam pembangunan infra dan suprastruktur baik sebagai suatu terminal baru atau
pelabuhan baru, dan mengoperasikannya atas dasar perjanjian konsesi dalam bentuk Build-Operate-
and-Transfer (BOT), atau Build-Operate-and-Own (BOO);
• Terminal operating system, yaitu infrastruktur milik pelabuhan dan suprastruktur dibangun dan
dioperasikan oleh pihak terminal operator swasta berdasarkan kontrak operasi atau persewaan secara
lump-sum jangka panjang. Ini banyak terjadi di pelabuhan-pelabuhan di negara maju maupun negara
berkembang
Bentuk Privatisasi Dalam Penyelenggaraan Pelabuhan
• Outsourcing
Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer sebagian fungsi pelabuhan kepada pihak swasta
(dalam kondisi sistem operating port). Adapun bentuk-bentuk outsourcing meliputi : sub-contract,
management contract, dan equipment leasing.
• Restructuring
Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer core business pelabuhan kepada pihak swasta,
tanpa menghilangkan kepemilikan terhadap asset. Bentuk-bentuknya meliputi : capital leasing dan
wholly-owned subsidiaries.
• Partial Divestiture
Transfer aset melalui kepemilikan bersama antara pemerintah dan swasta pada perioda kontrak
tertentu (20-40 tahun) melalui suatu perjanjian joint venture. Bentuk-bentuknya meliputi : concession
dan joint venture.
• Full Divestiture
Semua aset ditransfer atau dijual seluruhnya ke pihak swasta. Bentuk privatisasi ini sangat jarang
diterapkan, kecuali pelabuhan di Inggris.
Pembagian Tanggungjawab antara Sektor Publik dan Swasta
• Public Sector : planner, facilitator and regulator
• Private Sector : service provider, operator and developer
• Shifting the boundary line : results rather than ideology
 Increased service levels for infrastructure users
 Increased efficiency in operations
 Improved allocation of limited public funds
Port Reform
• Modernization : introduction of more suitable systems, working practices, etc. within the existing
system of bureaucratic constraints.
• Liberalization/de-regulation : reform or partial elimination of government rules, enabling private
companies to operate in a previously publicly-operated area.
• Commercialization : the public port is given more autonomy, made accountable for its decisions and
overall performance, and applies private sector management accounting principles.
• Corporatization : the public port is given the legal status of a private company, although the public
sector sill retains ownership
• Privatization : transfer of ownership of assets from the public to the private sector, or the application
of private capital to fund investments in port facilities, equipment and systems. It can be
comprehensive or partial.
(Sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan)
II.3. Target Operating Model (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan pada Pelabuhan
Persaingan bisnis semakin hari semakin sengit dan setiap perusahaan berusaha mencari celah pasar.
Perusahaan dapat memilih pada area biaya rendah atau area kualitas tinggi. Dan untuk supaya bisa selalu
terdepan, perusahaan harus selalu mengevaluasi model operasi bisnis yang dibuatnya.
Model bisnis menjadi kunci dalam kesiapan perusahaan dalam persaingan. Bisnis model yang efisien akan
membuat ongkos operasi perusahaan menjadi lebih ringan dan akan membuat perusahaan dalam 'lead cost
operation'. Terkait dengan model bisnis adalah juga proses bisnis. Proses bisnis yang efektif dan efisien
akan menghasilkan layanan/produk sesuai harapan pelanggan. Perusahaan harus mempunyai team untuk
memantau efetifitas bisnis perusahaan. Perusahaan tidak boleh terlampau puas dengan model bisnis yang
sekarang sedang dijalankan. Kita harus memikirkan model-model bisnis lain yang mungkin akan
meningkatkan efisiensi perusahaan atau meningkatkan kualitas layanan dan produk kita.
Bisnis model adalah suatu kerangka kerja untuk membuat bentuk-bentuk ekonomi, sosial, dan/atau semua
nilai-nilai dalam perusahaan. “Model bisnis”, isitilah tersebut biasanya digunakan untuk berbagai deskripsi
informal atau formal untuk mewakili aspek-aspek inti dari bisnis, termasuk tujuan, penawaran, strategi,
infrastruktur, struktur organisasi, praktek-praktek perdagangan, dan juga operasional proses dan kebijakan
perusahaan. Dalam arti, sebuah model bisnis adalah metode dalam melakukan bisnis dengan perusahaan
yang dapat berdiri sendiri. Artinya, menghasilkan pendapatan. Model bisnis memaksa bagaimana suatu
perusahaan menghasilkan uang dengan menentukan dimana posisi dalam sebuah “value chain” (rantai
nilai) perusahaan. Sebenernya, bisnis model ini adalah suatu kunci dari bagian operational bisnis dalam
suatu perusahaan. Kalau gak ada bisnis model dalam suatu perusahaan, maka alur produksi dalam
perusahaan tidak akan terbaca, sehingga kita tidak tau perusahaan itu lagi mengalami kesuksesan atau
kegagalan. Dengan adanya bisnis model ini, kita bisa membaca jalannya perusahaan, dari tahap produksi
sampai ke dimana barang ada di konsumen.
(sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf)
Sebuah Pemodelan Proses Bisnis adalah diagram umum yang mewakili urutan kegiatan. Biasanya
menunjukkan peristiwa, tindakan dan hubungan atau titik-titik koneksi, secara berurutan dari ujung ke
ujung. Urutan ini penting untuk sebagian besar aspek pemodelan proses bisnis, tetapi ada pengecualian
untuk ini terutama di tingkat yang lebih tinggi dari suatu operasi organisasi (lihat catatan tentang urutan).
Pemodelan Proses Bisnis secara implisit berfokus pada proses, tindakan dan kegiatan. Sumber Daya yang
digambarkan dan menunjukkan bagaimana mereka akan diproses serta menunjukkan hal apa yang mereka
lakukan, untuk apa, dan biasanya kapan dan untuk alasan alasan, terutama ketika berbagai kemungkinan
atau pilihan muncul, seperti pada diagram alir. Pemodelan Proses Bisnis merupakan lintas fungsional,
biasanya menggabungkan pekerjaan dan dokumentasi lebih dari satu departemen dalam organisasi. Dalam
situasi lebih rumit, Pemodelan Proses juga termasuk aktivitas proses eksternal organisasi dan sistem yang
dimasukkan ke dalam proses primer/utama.
Dalam organisasi besar Pemodelan Proses Bisnis untuk operasi cenderung dianalisis dan direpresentasikan
secara lebih rinci daripada di organisasi kecil, karena skala dan kompleksitasnya lebih besar. Pemodelan
Proses Bisnis sampai batas tertentu juga ditentukan oleh berbagai alat komputerisasi dan atau perangkat
lunak yang digunakan dalam menerapkan metode tersebut. Metode-metode dan fitur standar dalam
Pemodelan Proses Bisnis terus berkembang, yang berarti bahwa kita harus tetap berpikiran terbuka dan
swelalu ingin tahu bagaimana model tersebut dapat digunakan.
Sebuah Diagram Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan hasil kinerja dari suatu
proses. Hasil akhir diagram proses bisnis adalah perbaikan cara proses bisnis itu bekerja. Fokus perbaikan
adalah pada 'nilai tambah' yang membuat layanan pelanggan dan pengalaman yang lebih baik, dan
mengurangi waktu atau usaha yang terbuang. Dan Pemodelan Proses adalah metodologi yang ampuh
untuk diarahkan pada operasi yang ada manfaatnya dari perbaikan, dan bila orang yang terlibat adalah
yang berkecimpung dan mendukung.
Semakin efisien perusahaan mampu melakukan transformasi, maka semakin produktif dan nilai yang
ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Dalam Perkembangan sistem
manajemen operasi untuk melakukan sebuah transformasi usaha/bisnis dapat ditempuh dengan cara :
Menciptakan produk baru (product innovation); Membeli hak cipta atau dengan mengadakan kontrak
dengan pihak luar tentang penciptaan produk baru; dan Mengembangkan produk yang sudah ada (product
development).
Persaingan bisnis akan semakin tajam dan keras. Hanya perusahaan yang kuat, sehat dan kompetitif yang
dapat bertahan. Diperlukan perubahan-perubahan fundamental agar tetap eksis. Transformasi bisnis
adalah seluruh proses perubahan yang diperlukan oleh suatu korporasi untuk memposisikan diri agar lebih
baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah
secara cepat maupun keinginan-keinginan baru yang muncul dari dalam perusahaan. Perubahan dilakukan
secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap pola pikir, pola pandang dan pola tindak perusahaan,
strategi bisnis, budaya perusahaan maupun perilaku dan kemampuan organisasi.
Rencana transformasi perusahaan untuk pelabuhan, hasil pengembangan terakhir dari proses di atas akan
berujung pada struktur organisasi mendatang dan model operasi tingkat tinggi, atau yang biasa disebut
sebagai Target Operating Model (TOM).
Perusahaan yang melakukan transformasi bisnis secara fundamental, utuh dan berkesinambungan
memperoleh banyak manfaat, antara lain yaitu perusahaan dapat memfokuskan diri kepada bidang bisnis
yang lebih menjanjikan (business repositioning), menciptakan daya tahan dan daya saing yang lebih besar,
meningkatkan kemampuan organisasi agar dapat memiliki daya dukung yang lebih kuat, menciptakan nilai
dan penghasilan finansial yang lebih besar serta berpeluang lebih besar menjadi perusahaan bertaraf kelas
dunia. Dengan kata lain hanya perusahaan yang mampu merubah dirinya dalam menghadapi tantangan
bisnis kedepan yang akan “survive”.
Gambar Pola Pikir Dan Kerangka Acuan Dalam Melakukan Transformasi Bisnis Yang Terintegrasi
(sumber : http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development-
behavior/mengelola-transformasi-bisnis)
Pola pikir dan kerangka acuan dalam melakukan transformasi bisnis yang terintegrasi, ini terdiri dari dua
unsur. Pertama Value Chain of Business Transformation, yang berisi tahapan-tahapan yang harus dilakukan
agar perubahan yang dilakukan dapat menciptakan nilai. Tahap tersebut meliputi lima tahap, yaitu tahapan
pertama, visioning dan strategic positioning serta corporate strategy development; tahap kedua,
peningkatan kemampuan organisasi; tahap ketiga, pengembangan sumberdaya manusia; tahap keempat,
pemantapan budaya perusahaan; dan tahap kelima, pencapaian sasaran perusahaan dan penciptaan nilai.
Tahap pertama adalah visioning, strategic positioning dan corporate strategy development untuk
menetapkan arah dan tujuan perusahaan serta memposisikan diri agar lebih kompetitif. Tahap kedua,
peningkatan kemampuan organisasi. Tahap ketiga, pengembangan sumberdaya manusia untuk melakukan
perubahan mendasar pada pengelolaan dan kesisteman sumberdaya manusia. Tahap keempat,
pemantapan budaya perusahaan diperlukan agar seluruh kekuatan perusahaan dapat ‘diikat’ menjadi satu
dan diarahkan kepada sasaran yang diinginkan. Budaya perusahaan merupakan pola pikir, pola tindak dan
perilaku organisasi beserta sumberdaya manusianya di dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Tahap kelima,
pencapaian sasaran perusahaan dan penciptaan nilai ditujukan untuk menerapkan kiat-kiat bisnis terbaik
di dalam melaksanakan strategi bisnis dan kegiatan operasi agar tercipta nilai yang besar.
Kedua. Implemetation Process of Business Transformation, yang berisi langkah-langkah yang diperlukan
dalam melaksanakan bisnis secara terencana dan baik serta pelaksanaan transformasi bisnis, setiap tahap
harus dilakukan secara utuh dan runtut.
Gambar Implemetation Process of Business Transformation
(sumber : http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development-
behavior/mengelola-transformasi-bisnis)
Berawal dengan visioning dan positioning yang intinya adalah upaya memposisikan diri dengan metoda
scenario planning. Tujuannya untuk mengindentifikasikan segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa
depan sehingga kebijakan-kebijakan bisnis dan operasional dapat ditetapkan secara lebih baik dan dini. Isu-
isu strategis yang akan dihadapi oleh perusahaan dikumpulkan dan dikaji dengan analisa SWOT dan kajian
iklim usaha. Dengan demikian skenario masa depan yang paling tepat bagi perusahaan dapat ditetapkan
sebagai skenario idaman. Dari skenario idaman inilah dapat dijabarkan menjadi Visi, Misi dan Tatanilai
baru, rencana korporat jangka panjang dan strategi bisnis yang tepat, serta peta jalan (road map) lengkap
dengan target-target pencapaian (milestones) yang diperlukan didalam melaksanakan bisnisnya.
Tahap selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan organisasi,. Terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan. Pertama, penyusunan strategi korporat dan rencana bisnis yang lebih terfokus dan terintegrasi.
Kedua, rencana bisnis dengan ukuran kinerja yang jelas dan menantang. Ketiga, kemampuan untuk
melaksanakan strategi menjadi kenyataan. Keempat, aplikasi good corporate governance. Kelima,
keselarasan yang kuat antara korporat dan unit-unit bisnis. Keenam, penerapan konsep dan aplikasi
Manajemen Mutu Terpadu sebagai “pola hidup dan pola tindak”. Ketujuh, struktur organisasi berdasarkan
proses yang utuh. Kedelapan, lingkungan kerja berdasarkan team-based. Kesembilan, konsep organisasi
yang ramping “lean and mean”. Kesepuluh, kesisteman organisasi yang menunjang. Kesebelas,
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi. Keduabelas, kemampuan untuk memupuk modal usaha; serta
terakhir adalah penetapan kebijakan strategic outsourcing yang tepat guna.
Di dalam upaya pengembangan sumberdaya manusia perlu diterapkan konsep manajemen sumberdaya
manusia yang terintegrasi dan selalu mengacu kepada Visi, Misi, Tata nilai dan strategi bisnis perusahaan.
Kaji ulang kesisteman sumberdaya manusia perlu dilakukan secara terintegrasi mulai dari manpower
planning, rekruitmen, pelatihan dan pengembangan karir, sistem penilaian kinerja, kompensasi, sampai
dengan rencana redeployment.
Pemantapan budaya perusahaan merupakan faktor sangat penting karena budaya menjadi isi, jiwa dan
perilaku perusahaan dan pekerjanya serta merupakan motor penggerak perusahaan di dalam menyikapi
tantangan bisnis. Budaya perusahaan juga merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam
membangun citra dan reputasi perusahaan. Untuk dapat mengetahui budaya perusahaan sekarang dan
budaya yang diinginkan dapat dilakukan beberapa survai dan kajian, antara lain: survai pendapat karyawan,
audit budaya dan citra, dan force field analysis. Dari kajian-kajian tersebut dapat ditentukan unsur-unsur
pembangun budaya dan citra sebagai basis untuk melakukan perbaikan dan pemantapan menuju budaya
baru. Langkah terakhir adalah memasukkan budaya baru kedalam kesisteman perusahaan.
Tahapan akhir dari transformasi bisnis adalah tahapan pencapaian sasaran bisnis dan penciptaan nilai.
Dalam tahap ini diperlukan pelaksanaan operasi yang mengikuti Standard Operating Procedures (SOP) yang
baku dan diterapkan secara konsisten, aplikasi manajemen mutu terpadu, manajemen kontrol biaya, dan
akuntabilitas. Sebagai tolok ukur keberhasilan dapat dipergunakan Transformational Scorecard, yang terdiri
dari lima kelompok tolok ukur, yaitu : ukuran kinerja finansial, tingkat kepuasan pelanggan, kinerja
sumberdaya manusia dan kemampuan belajar, kinerja kesisteman organisasi, dan kinerja operasional.
Seluruh tahapan di atas dapat dilakukan dengan sangat efisien dan efektif dengan bantuan teknologi
informasi sebagai process dan business enablers. Ada dua elemen besar dalam teknologi informasi, yang
pertama adalah informasi dan yang kedua adalah teknologi. Kedua elemen tersebut apabila dikemas
dengan benar akan menjadi teknologi informasi yang dapat memberikan nilai tambah yang besar kepada
proses kerja. Demikian pula, informasi yang dimiliki oleh perusahaan akan dapat dikelola dengan lebih baik
dengan menghilangkan kesalahan manusia apabila dibantu dengan teknologi informasi yang tepat.
Untuk mempunyai sistem teknologi informasi yang sempurna, perusahaan perlu melewati tiga tahapan.
Tahapan pertama adalah penyempurnaan proses kerja; tahapan kedua adalah mengetahui kebutuhan
pengguna; dan tahapan ketiga adalah penggabungan proses kerja, kebutuhan dan teknologi yang ada.
Dengan penggabungan tersebut, proses kerja organisasi dapat lebih efektif dan efisien.
Strategi-strategi untuk melakukan Kerangka acuan bisnis model, sebagai berikut :
1. Market Potential/Cost Structure
• Target inefficiencies in off-line value chain
• Scalability (MC (Marginal Cost) and FC (Fixed Cost))
• Appeal of low-service levels in the industry
2. Pricing and Advertising Potential
• Price Discrimination
• Customer Data
• Versioning & Targeting
• Legal Issues
3. Barriers to Entry
• Network Externalities (Direct and Indirect)
• Switching Cost/Lock-In
• Scarce Assets—Legal, Reputational, Strategic
• Channel Conflict
4. Alliances/Partnerships/Acquisitions
• Complementarities
• Merge, Ally or go it Alone Decisions
5. Sustainability
• Potential Competitors
• Potential New Markets
Transformasi perusahaan untuk model operasinya (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan pada
Pelabuhan bisa dalam bentuk sbb :
Kantor Pusat (KP)
Fungsi-Fungsi di Kantor Pusat
Terpusat
• Shared Service
• Menetapkan Strategi
• Menetapkan Standar
• Meneteapkan Kebijakan
• Mendorong tercapainya target Kinerja
Terpusat
• Menetapkan Strategi
• Menetapkan Standar
• Meneteapkan Kebijakan
• Mendorong tercapainya target Kinerja
• Memberi Panduan & dukungan
Anak Perusahaan
Kantor Cabang
Cabang
Pelabuhan
Unit
Bisnis
Lokal
• Melaksanakan Strategi
• Melaksanakan Standar
• Melaksanakan kebijakan
• Memberikan Pencapaian Kinerja
• Perbaikan Kinerja yang berkelanjutan
Lokal
• Melaksanakan Strategi
• Melaksanakan Standar
• Melaksanakan kebijakan
• Memberikan Pencapaian Kinerja
• Perbaikan Kinerja yang berkelanjutan
Anak Perusahaan
Kantor Pusat
Aktivitas Utama, Peran Dan Fungsi Dari Tiap Pilar
Aktivitas Utama Peran Fungsi Utama
Kantor
Pusat
(KP)
• Penetapan Strategi
• Penetapan Kebijakan
• Pengelolaan dan Pengendalian
• Pengelolaan pemangku kepentingan
• Pemantauan hubungan dengan
investor & humas
• Pengelolaan bidang legal
• Pengelolaan keuangan korporasi,
penetapan target keungan dan
operasional untuk entitas bisnis
• Pengelolaan SDM KP
• Memenuhi persyaratan pemegang
saham
• Memenuhi persyaratan pemangku
kepentingan
• Mentapkan tujuan tingkatan
korporat
• Menentukan dan mengoptimasi
struktur korporat
• Mengelola Corporate Govermance
• Meyetujui investasi dan kemitraan
• Melakukan kegiatan keuangan
korporat dan kinerja operasional
• Melakukan Kegiatan SDM
• Dewan Direksi,
CEO, CFO, COO
• Manager atau
Direktur fungsi lain
Kantor Pusat dan Fungsi Korposrasi
Berfokus pada Strategi Korporasi ; Memastikan Sinergi antar entitas Bisnis ; Menetapkan Kebijakan dan
Tujuan ; Mengawasi dan Mengendalikan ; Melaksanakan fungsi korporasi seperti bagian hukum,
keuangan korporasi, pelaporan kepada pemangku kepentingan.
Entitas Bisnis
• Menyatukan kegiatan yang mempunyai kesamaan
layanan, pelanggan, proses, aset, budaya dan SDM
• Mendorong manajemen untuk berfokus pada satu
kegiatan tertentu
• Mempunyai kewenangan mengambil keputusan
dalam lingkup kebijakan yang dibuat KP untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan KP
• Membatasi risiko dan masalah keuangan atas suatu
investasi pada unit usahanya agar tidak
mempengaruhi unit lain
• Mempunyai kelenturan dalam menarik mitra dan
takeover
• Dapat mengelola laba & Rugi nya sendiri (tidak selalu)
Saran Pengelompokan
1. Layanan kargo (curah kering dan cair, general cargo,
petikemas)
• Opsi 1 : Menyatukan kegiatan stevadoring per tiap
pelabuhan
• Opsi 2 : Meyatukan terminal petikemas sebagai 1
jaringan dalam perusahaan
2. Layanan Kapal (Pandu, Tunda, Tambat)
3. Kegiatan Pengembangan Pelabuhan
• Kemungkinan berbentuk Unit Bisnis, karena
pengembangan Pelabuhan dilakukan oleh SPV
(Special Purpose Vehicle)
Shared Service
• Mendorong Economy of Scale
• Mendorong pengendalian
prosedur baku & transparansi
• Menyatukan Pengetahuan dan
Keahlian
• Melayani Unit Bisnis dan Kantor
Pusat
• Menjadi Cost Center
Saran Jenis Shared Service
Keungan & Pelaporan/Analisis
Kinerja, Procurement, IT, SDM
Special Purpose Vehicles
• Entitas JV (Joint Venture) dan
Kemitraan
• Entitas perusahaan induk untuk
memudahkan pendanaan atau
mitigasi risiko (contoh perusahaan
pemegang aset)
Entitas
Bisnis
• Perencanaan dan pengelolaan
kegiatan operasi
• Pengelolaan keuangan
• Pengelolaan aset
• Pengelolaan SDM & rekrutmen
• Pengelolaan marketing, penjualan
dan CS
• Perencanaan procurement
• MRO (maintenace, repair &
overhaul)
• Penyediaan dukungan utama proses
SSC
• Penyediaan kegiatan HSSE
• Menetapkan dan mengoptimasi
struktur entitas bisnis
• Merencanakan kegiatan bisnis dan
prakiraan bisnis
• Memenuhi target yang ditetapkan
KP
• Melakukan kegiatan keuangan
entitas bisnis (Laba/Rugi)
• Melakukan kegiatan operasional
(pelaksanaan & pengukuran
kinerja)
• Melakukan dan memungut
pendapatan
• Melakukan investasi sesuai tingkat
kewenangannya
• Melakukan kegiatan SDM
• Melakukan kegiatan sesuai
kebijakan KP & perundangan
• Mencari mitra pembangunan
pelabuhan
• Melakukan pengembangan
strategis dan perencanaan
infrastruktur (khusus entitas
pengembangan pelabuhan)
• Manajemen, GM,
Direktur Operasi
Keungan
• Manajer SDM,
Procurement,
Marketing &
Penjualan
(Stevadoring
mungkin
membutuhkan
Direktur karena
besarnya)
Shared
Service
• Pelaksanan kegiatan Shared Service
• Pemantauan kinerja SLA (service
level agreement) dengan entitas
bisnis
• Pemantauan target KP atas kegiatan
SSC
• Proyek peningkatan
• Pengelolaan SDM untuk staf SSC
• Memenuhi target yang ditetapkan
KP
• Memenuhi SLA dengan entitas
bisnis
• Meminimalisasi biaya kegiatan
• Mendorong perbaikan
berkelanjutan
• Mendapatkan kepuasan pelanggan
• Direktur SSC,
keungan, IT dan
SDm
• Kepala fungsi SSC,
keungan
procurement,
SDM, IT
SPV Tergantung Tiap Proyek Tergantung Tiap Proyek TBD
II.4. Analisis Model Bisnis Pelabuhan
(sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf)
Gambar Port Dimention
(sumber : https://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch4en/conc4en/port_dimensions.html)
Gambar Port Activities
(sumber : https://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch4en/conc4en/tbl_port_activities.html
)
(sumber : www.oecd.org/regreform/sectors/48837794.pdf)
Aktivitas Segmen usaha/bisnis layanan kepelabuhanan yang dilakukan bisa dalam bentuk sebagai berikut :
 PELAYANAN KAPAL
• Labuh
• Penambatan
• Pemanduan
• Penundaan
• Air Kapal
• Lainnya
o Kepil
o Tagihan Minimum
o Kapal Lainnya
 PELAYANAN BARANG
• Dermaga
• Gudang
o Pengusahaan
o Persewaaan
• Lapangan
o Pengusahaan
o Persewaan
• Overbrengen
• Terminal Operator
o Lift On/Off
o Pas Kendaraan
o Penumpukan
• Pipanisasi
• Lainnya
o Tagihan Minimum
o Biaya Materai
o Share Peti Kemas
o Batal Muat
o Jasa Monitoring
o Jasa Cleaning
o Barang Lainnya
 PENGUSAHAAN ALAT
• Kran darat
• Kran apung
• Forklift
• Head Truck
• Chasis
• Tongkang
• Towing Tranctor
• Timbangan
• Wheal Loader
• Reception Facilities
• Alat PMK
• Lainnya
 PELAYANAN TERMINAL
• Stevedoring
• Cargodoring
• Overbrengen
• Receiving / Delivery
• B/M Barang Per Paket
• B/M Peti Kemas
• B/M Peti Kemas Per Paket
• Penyewaan Alat
• Pengusahaan Alat
• Reefer Container
• Pendapatan Ro-Ro
• Lainnya
o Sharing
o Administrasi
o TCK (UBM)
o Tuslag
o Mobilitas
o Supervisi Fee Instalasi Pipa
o Troughput Fee Instalasi
Pipa
 PENGUSAHAAN TANAH, BANGUNAN, AIR, DAN LISTRIK
(TBAL)
• Tanah
o Daratan
o Perairan
• Bangunan
o Gedung
o Ruangan
• Air Minum
o Diusahakan Sendiri
o Pihak Ketiga
• Listrik
o Pemakaian
o PPJ
• TBAL Lainnya
 PELAYANAN PELSUS/TERSUS/DUKS/TUKS
• Labuh
• Penambatan
• Dermaga
• Pemanduan
• Penundaan
o Milik
o Non Milik (Sharing)
• Pelsus Lainnya
 PELAYANAN TERMINAL PETIKEMAS
• Operasi Kapal Internasional
o Captive Cargo
o Transhipment
o Shifting
o Uncontainerized
o Over Height/Weight/Length
o Buka/Tutup Palka
o Pembatalan Muatan
• Operasi Lapangan
o Lift On/Off
o Relokasi Alat
o Gerakan Extra
o Reefer Container
o Penumpukan Container
o Pengusahaan Lapangan
o Haulage/Trucking
• Operasi CFS
o Stuffing
o Stripping
o Receiving
o Delivery
o Penumpukan Barang
o Persewaan CFS(Lumpsum)
o Tuslag/Surcharge
o Rubah Status USD
o Pengusahaan Alat
• Operasi Lainnya International
o Dermaga
o Pas Pelabuhan
o Repair Container
o Cleaning Container
• Operasi Kapal Domestik
o Bongkar/Muat
o Transhipment
o Shifting
o Uncontainerized
o Over Height/Weight/Length
o Buka Tutup Palka
o Pembatalan Muatan
• Operasi Lapangan Domestik
o Lift On/Off
o Relokasi Alat
o Gerakan Extra
o Reefer dan Monitoring
o Penumpukan Container
o Pengusahaan Lapangan
o Haulage/Trucking
• Operasi CFS Domestik
o Stuffing
o Stripping
o Receiving
o Delivery
o Penumpukan Barang
o Persewaan CFS(Lumpsum)
o Tuslag/Surcharge
o Rubah Status
o Pengusahaan Alat
• Operasi Lainnya Domestik
o Dermaga
o Pas Pelabuhan
o Repair Container
o Cleaning Container
 RUPA-RUPA USAHA
• Pas Pelabuhan
• Konstribusi Mekanis/Alat
• Bengkel
• Pendidikan dan Latihan
• Konstribusi Terminal Operator
• Jasa Kebersihan
• Puskepel/Unit Kesehatan
• Pengusahaan Alat
 PELAYANAN KERJA SAMA MITRA USAHA(KSMU)
• KSMU Pelayanan Kapal
o Labuh
o Penambatan
o Pemanduan
o Penundaan
o Air kapal
o Lainnya
• KSMU Pelayanan
Barang
o Dermaga
o Gudang
o Lapangan
o Overbrengen
o Terminal Operator
o Pipanisasi
• Pengusahaan Alat
o Kran Darat
o Kran Apung
o Forklift
o Truck
o Chasis
o Tongkang
o Towing Tractor
o Timbangan
o Wheel Loader
o Reception Facilities
o PMK
o Lainnya
• Pelayanan Terminal
o Stevedoring
o Cargodoring
o Overbrengen
o Receiving/Delivery
o B/M Petikemas
o Penyewaan Alat
o Reefer Container
o Pend. RO-RO
o Lainnya
• Terminal Peti Kemas
o TPK Operasi Kapal
o TPK Operasi Lapangan
 Gerakan Extra
 Reefer Container
 Penumpukan
Container
 Pengusahaan
Lapangan
 Haulage/Trucking
o TPK Operasi CFS
 Receiving
 Delivery
 Penumpukan Barang
 Persewaan
CFS(Lumpsum)
 Tuslag
 Rubah Status
 Pengusahaan Alat
 Lainnya
• TBAL
o Tanah
 Tanah Daratan
 Tanah Perairan
o Bangunan
 Bangunan Gedung
 Bangunan Ruangan
o Air Minum
 Diusahakan Sendiri
 Pihak Ketiga
o Listrik
o TBAL Lainnya
• Lainnya
o Pas Pelabuhan
o Konstribusi Mekanis/Alat
o Bengkel
o Pendidikan dan Latihan
o Konstribusi Terminal Operator
o Jasa Kebersihan
o Puskepel/Unit Kesehatan
o Pengusahaan Alat
o Fasilitas Pelabuhan/Kompensasi
o Telekomunikasi
o Jasa Monthly Rental
o Jasa Over Time
o Jasa Space Gudang
o Rupa-rupa Lainnya
 PELAYANAN RUMAH SAKIT PELABUHAN
• Klinik Umum
• Klinik Spesialis
• Klinik Gigi
• Klinik Terpadu
• Rontgen
• Laboratorium
• Farmasi
• Rawat Inap
• Ambulance
• CT. Scan
• RSP Lainnya
 PELAYANAN USAHA GALANGAN KAPAL
• Jasa Galangan Kapal
• Jasa Teknik
• Jasa Konsultasi
• Usaha Galangan Kapal Lainnya
 PELAYANAN DEPO PETIKEMAS
• Lift On/Off
• Relokasi Alat
• Reefer Container
• Penumpukan
• Trucking/Haulage
• Repair Container
• Cleaning Container
• Stuffing/Striping
• Lainnya
 ANAK PERUSAHAAN
(Sumber : Dibuat Oleh Penulis Dari Berbagai Sumber)
Perbandingan Klasifikasi Pola Jenis Layanan Jasa/Usaha Kepelabuhan Yang Dikelompokan Berdasarkan
Target Operasi Model (TOM) Sesuai Aktivitas Model Bisnis Pelabuhan menjadi Area aktivitas yang
menghasilkan jasa Bisnis sebagai berikut :
Value Chain dan Pelaku Bisnis Transportasi Perdagangan Lewat Laut
Movement
Transportation
Conectivity
Customer
/Suplier
Port & Terminal
(Orgin)
Port & Terminal
(Destination)
Movement
Transportation
Conectivity
Pemilik Barang
Penjual
Pembeli
Kawasan Industri
Eksportir
Importir
Pabrik
Perusahaan Pelayaran
Freight Forwader
Ekspedisi/EMKL
Agen
Perusahaan Angkutan
Darat
Pemilik Barang
Penjual
Pembeli
Kawasan Industri
Eksportir
Importir
Pabrik
Perusahaan Pelayaran
Freight Forwader
Ekspedisi/EMKL
Agen
Perusahaan Angkutan
Darat
Badan Usaha Pelabuhan
Perusahaan Bongkar
Muat
Bea & Cukai
Imigrasi
Karantina
Otoritas Pelabuhan
Kesyahbandaran
KPPP/KPLP
Surveyor
Bank
Asuransi
Pemda
Customer
/Suplier
AS - IS
PORT OPERATOR PELAYANAN KAPAL PELAYANAN BARANG
USAHA PENDUKUNG
TO - BE
TERMINAL OPERATOR
(PELAYANAN BARANG)
MARINE SERVICE
(PELAYANAN KAPAL)
LOGISTIC SERVICE
COMPLEMENTARY BUSINESSPORT DEVELOPER
Pengelompokan dan Evaluasi Jasa kepelabuhan utama dan lainnya yang dapat dikelola oleh Pelabuhan sesuai yang diatas tersebut dengan Target Model Operasi (TOM) Bisnis
adalah sebagai berikut :
Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business
1 Penyediaan dan/atau pelayanan
kolam-kolam pelabuhan
1 Perairan untuk lalu lintas dan
tempat-tempat berlabuhnya
kapal
1 Penyediaan pelayanan jasa
bongkar muat, peti kemas,
curah cair, curah kering
(general cargo) dan kenderaan
1 Penyediaan dan/atau
pelayanan tanah untuk
berbagai bangunan dan
lapangan, industry dan
gedung-gedung/bangunan
yang berhubungan dengan
kepentingan kelancaran
angkutan multi moda
1 Penyediaan dan/atau
pelayanan listrik, air
minum, dan instalasi
limbah serta
pembuangan sampah
2 Penyediaan dan/atau pelayanan
dermaga dan fasilitas lain untuk
bertambat, bongkar muat peti
kemas, curah cair, curah kering,
multi purpose, barang termasuk
hewan (general cargo), dan
fasilitas naik turunnya
penumpang dan/atau kenderaan
2 Penyediaan dan/atau jasa-
jasa yang berhubungan
dengan pemanduan
(pilotage) dan penundaan
kapal
2 Penyediaan dan/atau
pelayanan kegiatan
konsolidasi dan distribusi
barang termasuk hewan
2 Kawasan Industri 2 Penyediaan dan/atau
pelayanan jasa
pengisian BBM untuk
kapal dan kendaraan di
lingkungan pelabuhan
3 Penyediaan dan/atau pelayanan
jasa terminal peti kemas, curah
cair, curah kering, multi purpose,
penumpang, pelayanan rakyat,
dan Ro-Ro
3 Jasa pelayanan alih muat dari
kapal ke kapal (Ship to Ship
Transfer) termasuk jasa
ikutan lainnya
3 Pengusahaan dan
penyelenggaraan depo peti
kemas dan perbaikan,
cleaning, fumigasi, serta
pelayanan logistik
3 Jasa konstruksi
kepelabuhanan
3 Penyediaan
pengelolaan jasa
konsultansi, pendidikan
dan pelatihan yang
berkaitan dengan
kepelabuhanan
4 Penyediaan dan/atau pelayanan
gudang-gudang dan lapangan
penumpukan dan tangki/tempat
penimbunan barang-barang,
angkutan bandar, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan
4 Jasa penyelaman (salvage) 4 Jasa forwarding / ekspedisi 4 Jasa persewaan dan
perbaikan fasilitas dan
peralatan
5 Jasa perawatan kapal 5 Jasa angkutan 5 Jasa perawatan
peralatan dibidang
kepelabuhanan
6 Jasa Tally 6 Properti di luar kegiatan
utama kepelabuhanan
Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business
7 Jasa timbangan 7 Fasilitas pariwisata dan
perhotelan
8 Pengusahaan kawasan pabean
dan tempat penimbunan
sementara
8 Jasa konsultan dan
surveyor
kepelabuhanan
9 Jasa komunikasi dan
informasi
10 Jasa kesehatan
11 Perbekalan dan catering
12 Tempat tunggu
kenderaan bermotor
dan shuttle bus
13 Jasa pas pelabuhan
Aktivitas/segmen bisnis atau jasa layanan yang akan dibuat mendatang adalah sebagai berikut :
Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business
● Jasa timbangan dan sertifikat tes
VGM (Verified Gross Mass)
● Jasa penyelaman (salvage) ● Penyediaan dan/atau
pelayanan kegiatan distribusi
barang termasuk hewan
● Kawasan Industri ● Jasa angkutan (Trucking,
land transportation)
● Penyediaan dan/atau pelayanan
pembuangan sampah
● Penyediaan dan/atau
pelayanan jasa pengisian
BBM dan air bersih untuk
kapal dan kendaraan di
lingkungan pelabuhan
● Jasa
Forwarding/Ekspedisi/3PL
● Jasa Konsultan Dan
Surveyor
Kepelabuhanan
● Jasa persewaan dan
perbaikan fasilitas dan
peralatan bongkar muat
● Tempat tunggu kenderaan
bermotor dan shuttle bus
● Perbekalan dan catering
(Marine Logistic)
● Jasa Tally ● Bonded Warehousing ● Properti di luar kegiatan
utama kepelabuhanan
● Dedicated Ro/ro terminal ● Bunkering ● Penyediaan dan/atau
pelayanan pusat distribusi
dan konsolidasi barang
● Logistics
Condominiums
● Fasilitas pariwisata dan
perhotelan
● Bulking terminal (Liquid storage
tanks and dry)
● Shipping Line ● Packaging/repackaging/sortin
g/labeling
● Industrial Parks ● Jasa komunikasi dan
informasi
● Pipelines ● Tug Assist ● Drumming, heating, and
blending
● Power Plant ● Jasa penyediaan
peralatan pokok dan
penunjang kegiatan
bongkar muat
● Reefer services ● Various Ship Provider ● Tri-Modal Access/Dry Bulk
Transport
● Pemasangan/perakitan,
perbaikan dan
pemeliharaan
(perawatan) serta
instalasi peralatan untuk
air, gas, telekomunikasi,
elektrikal dan mekanikal,
bejana tekan
(boller/pressure Vessel)
serta bidang usaha yang
berkaitan
Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business
● Car terminal/yard ● Ship Facilities ● Dry Bulk Warehousing
● Electrical supplay company for
suronding on seaport or demand
for vessel (shore to ship)
● Crewing ● Blending And Bagging
Services
● Penyediaan dan/atau pelayanan
fasilitas naik turun penumpang
dan/atau kendaraan
● Keagenan Kapal ● Dangerous Goods Services
● Container Depot Services
● Custome Clearance
● Warehouse And Distribution
● Penyediaan dan/atau
pelayanan jasa gudang dan
tempat penimbunan barang,
alat bongkar muat serta
peralatan pelabuhan
Gambar Piramida Bussines Model dan Strategy of Seaport
(Source: Developed by Author from various sources)
Improve Overall
Business Process
STAKEHOLDER
VALUE
SERVICE
(CUSTOMER FOCUS & PERFORMANCE)
SAFETY &
SECURITY
INTEGRATED
LOGISTICS
Promotion, Retain
And Increase
Market Share
Extend Value
Chain Into
Complementary
Business
VALUE CREATION PROCESS
Focus to
Port/Terminal
Operator, Marine
Business, Logistics,
and Ports Developer
Differentiation With
Smart & Green Port
And Connectivity With
Integrated Industry
Zone With Port
Business
Development With
Establish Subsidiary
and Complementary
Business
CARGO
VOLUME
ICT Based
Integrated
System
Good Synergy And Parthership With Other Component (stake-holder)
BUSINESS STRATEGY
Corporate
Reorganization
Funding
StrategyStakeholder &
Regulatory
ManagementMarketing
Strategy
Strategic
Partnerships
NETWORK
• Port Location and
Type of
Port/Terminal
• Local Cargo Volume
• Transhipment
CONNECTIVITY
• Port feeder connection
(connect to different
port)
• Hinterland Connection
and Transport Capacity
PERFORMANCE
• Port Capacity, Bert Availiability, Port Operation
and Choose The Right Port Technology
• Reduce Congestion, Minimise Delay And
Shipping Cost
• Pricing and Cost Strategy
CORE VALUE FOCUS
THE CORE ISSUES
The Core Issues In Ports Generally Are Not About Terminal Operations, But About:
• Port Planning (Including Hinterland Connections)
• The Distance beetwen The Port with Client and
Integration of Moda Transportation
• Asset Utilization
• Rules, Laws and Economic Growth
• Ports Logistics and Supply Chain Management
• Procedures Of Customs (And Other Inspection
Agencies)
• Information Exchange, Integrated Port Call
Optimization and Functional Integration
• Innovation and Technology
• Local and Transhipment Cargo (Type&Volume)
II.5. Business Model Canvas (Model Bisnis Kanvas) Pelabuhan
Salah satu fungsi suatu Rencana Strategis (corporate strategic plans) yaitu
menterjemahkan/mendeskripsikan strategi-strategi. Dan Strategi tersebut dapat digambarkan melalui
model. Model tersebut sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan merancang strategi-
strategi dimaksud. Sehingga untuk menterjemahkan Strategi Bisnisnya sama dengan menggambarkan
Model Bisnisnya.
Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai. Serta mendeskripsikan bagamana untuk menciptakan nilai (value)
untuk menghasilkan pendapatan (revenue). Ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui
proses, sistem dan struktur organisasi. Model bisnis tersebut dibuat untuk memudahkan/membantu para
pemilik perusahan/organisasi serta profesionalnya menggagas bisnis ditingkat abstrak dan kemudian
mengujinya ditingkat nyata serta juga sebagai platform untuk menganalisis dan atau mengembangkan
model bisnis yang baru dan mendokumentasikan model bisnis yang sudah ada. Setelah itu, strategi bisnis
disusun untuk membuat perusahaan berbeda secara strategis terhadap pesaing-pesaingnya.
Platform/Kerangka model bisnis terdiri dari 4 area/komponen yaitu customer (pelanggan), yang ditawarkan
(offer), Organisasi (Organization) dan Ekonomi (Economic). Untuk mendefinisikan hubungan antara 4 area
tersebut digunakan konsep model binis kanvas (Business Model Canvas) yang dikembangkan oleh
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. Dengan pendekatan kanvas, Platform model bisnis dapat
ditampilkan/direpsentasikan dari konsep yang rumit menjadi sederhana dan
didokumentasikan/direpsentasikan dalam satu kanvas yang berisi 9 blok/elemen/visual yang masing-
masing mewakili area/elemen penting dalam bisnis. Elemen tersebut yaitu : Customer Segments, Value
Proposition, Distribution Channel, Customer Relationship Management, Revenue Stream, Key Resources,
Key Activities, Key Partners, Cost Structure.
Gambar Busines Model Platform dan Business Model Canvas
(sumber : https://www.slideshare.net/Ennovainc/business-model-1568367)
 Elemen pertama dari kanvas model bisnis yaitu Customer Segments (Segmen Pelanggan).
Adalah sekelompok orang/organisasi atau perusahaan berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh
perusahaan. Customer adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa Customer, tidak ada perusahaan yang
mampu bertahan dalam waktu lama. Sebuah perusahaan harus memutuskan melayani satu atau lebih
segmen dan segmen mana yang dilayani dan mana yang diabaikan. Customer juga bisa merupakan target
pembeli/menggunakan atau kita bidik dan kepada siapa nilai kita tujukan dari produk/jasa yang diberikan
atau pihak yang berkontribusi atau pelanggan terpenting dalam memberikan income/revenue kepada
perusahaan.
Customer
Segments
Economics
OfferOrganization Customers
Value
Proposition
Relationship
Management
Distribution
Channels
Revenue
Stream
Key
Activities
Key
Partner
Key
Resources
Cost
Structure
12
4
3
5
6
7
8
9
 Elemen kedua dari kanvas model bisnis yaitu Value proposition (Proposisi Nilai).
Adalah nilai/keunggulan/kelebihan/manfaat yang ada/berikan/ditawarkan/sampaikan pada produk/jasa
yang membuat customer memilih/beralih/menonjol dari produk lain ke produk anda atau kepada segmen
pasar yang dilayani. Proposi nilai haruslah memecahkan masalah/solusi atau memenuhi kebutuhan
customer serta membedakan dengan pesaing. Pada blok ini, menggambarkan gabungan antara produk/jasa
yang menciptakan nilai untuk segmen customer spesifik. Proposisi nilai bisa saja sama dengan yang sudah
ada (tidak unik), namun dengan fitur dan atribut tambahan. Buat skala prioritas pada proposisi nilai dan
hubungkan tiap proposisi nilai dengan segmen customer yang ada. Dengan begitu kita dapat mengetahui
proposisi nilai apa yang menarik segmen customer.
 Elemen ketiga dari kanvas model bisnis yaitu Distribution Channel (Saluran Distribusi).
Adalah Channel atau Saluran yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
berkomunikasi/menghubungkan dan menjangkau/meraih mereka untuk memberikan/menyampaikan
komunikasi nilai (value propotion) serta mendistribusikan produk/jasa yang dilayani atau bagaimana
menjualnya kepada segmen customernya. Dengan kata lain, channel adalah media/sarana atau cara yang
memungkinkan customer berinteraksi, melihat, atau berkomunikasi dengan produk/jasa yang ditawarkan.
Channel memiliki beberapa fungsi, seperti : Menimbulkan awareness customer terhadap produk/jasa;
meningkatkan kedekatan perusahan dengan customer; memudahkan pembelian, Membantu customer
mengevaluasi proposisi nilai produk (feedback); Memungkinkan customer membeli produk/jasa tertentu;
Menyampaikan proposisi nilai kepada customer; dan Menghadirkan akses purna jual/support kepada
customer. Channel yang baik adalah channel yang memiliki visibilitas yang cukup & tepat pada segmen
customer tujuan. Channel berperan penting dalam mengakuisisi customer/user. Customer segment
mengetahui tentang proposisi nilai produk/jasa yang dihadirkan hingga berakhir pada terjadinya sales
melalui channel.
 Elemen keempat dari kanvas model bisnis yaitu Customer Relationship Management (Manajemen
Hubungan Pelanggan).
Adalah Menggambarkan usaha yang dilakukan dengan berbagai jenis hubungan/menjalin ikatan apa yang
diinginkan atau dibangun antara perusahaan dan segmen customer tertentu atau untuk membina
hubungan baik dengan customer dan megintegrasikan hubungan tersebut dengan model bisnis yang lain
serta bagaimana kita mencari customer lalu memuaskan customer dengan cara mempertahankannya.
Sebuah produk/jasa haruslah mendefinisikan bagaimana hubungan yang akan dijalin antara ia dan
customernya. Hubungan ini bisa bervariasi mulai dari yang personal hingga yang otomatis semisal
knowledge-base untuk yang berhubungan dengan loyalitas, perluasan market dan promo. Jalinan
hubungan dengan customer didasari oleh : Akuisisi customer; Mempertahankan/retensi customer; dan
Meningkatkan penjualan/Upselling. Hubungan dengan customer dapat dikategorikan sebagai berikut :
Bantuan Personal; Bantuan Personal Dedicated; Self-Services; Automated-Services; Komunitas; Co-Created
(Sinergi antara customer dan perusahaan).
 Elemen kelima dari kanvas model bisnis yaitu Revenue Stream (Timbal Balik Pendapatan).
Adalah Merepresentasikan/menggambarkan pendapatan/pemasukan/income yang dihasilkan atau
darimana dan bagaimana perusahaan mendapat pemasukan uang (arus pendapatan) dari usaha yang
dilakukan atau dari tiap segmen customer yang ada. Arus pendapatan merefleksikan bagaimana customer
membayar produk/jasa atau bisa dari penjualan produk/jasa yang ditawarkan atau bisa pikirkan cara-cara
lain yang memungkinkan mendapatkan uang (arus pendapatan) lebih banyak. Jika customer adalah inti dari
model bisnis, maka arus pendapatan ini adalah urat nadinya. Pada blok ini, anda dapat bertanya : “Untuk
nilai apakah customer benar-benar bersedia membayar? Bagaimana “pembayaran”mereka? Dan
bagaimana cara yang diinginkan customer untuk membayar? ”Jika anda dapat menjawabnya, maka anda
dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan dari tiap-tiap segmen customer. Pendapatan bisa
atang tidak hanya dari main activities atau sebuah model bisnis dapat menciptakan dua buah arus
pendapatan yang berbeda, yakni : Pendapatan transaksi dari one-time payment customer (beliputus) dan
Pendapatan berulang dari pembayaran berkelanjutan (berlangganan). Ada beberapa cara untuk
menciptakan arus pendapatan yaitu : Penjualan produk/jasa; Biaya pemakaian; Biaya berlangganan;
Penyewaan; Lisensi; Biaya komisi/broker; dan Biaya periklanan. Dan masing-masing arus pendapatan
memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda-beda.
 Elemen keenam dari kanvas model bisnis yaitu Key Resources (Sumber Daya Utama).
Adalah asset/sumber daya strategis atau kunci/terpenting/utama yang diperlukan/dibutuhkan agar sebuah
bisnis dapat berfungsi dengan baik atau dipunya/dimiliki untuk menjalankan setiap aktivitas usaha dan
mewujudkan/memberikan/menghasilkan proposisi nilai&saluran distribusi&hubungan pelanggan&timbal
balik yang dijanjikan/ditawarkan kepada customer. Setiap model bisnis memerlukan asset kunci untuk
menciptakan dan menawarkan proposisinilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan
customer, dan memperoleh pendapatan. Kebutuhan asset kunci berbeda-beda sesuai model bisnis. Aset
kunci dapat dikategorikan atau berwujud sebagai berikut yaitu : Fisik; Intelektual (teknologi/peralatan) ;
Manusia; brand; dan Finansial.
 Elemen ketujuh dari kanvas model bisnis yaitu Key Activities (Aktivitas/Kegiatan Utama).
Adalah menggambarkan apa saja yang menjadi aktifitas/kegiatan penting/kunci/utama yang harus
dilakukan/diperlukan/dibutuhlan/menunjang agar bisnis tetap berjalan. Aktifitas kunci adalah komponen
penting dalam bisnis untuk menghasilkan/mengembangkan/membuat/menciptakan/keberhasilan elemen
lain (proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan customer, dan arus pendapatan produk/jasa)
bekerja/berjalan/diwujudkan.
 Elemen kedelapan dari kanvas model bisnis yaitu Key Partners (Kemitraan Utama).
Adalah mendeskripsikan jaringan atau siapa saja mitra/partner/rekanan/supplier utama dalam
berkerjasama dan membantu/mendukung model bisnis/usaha kita untuk bekerja atau dalam
pengoperasian perusahaan/organisasi serta merupakan sumber daya yang diperlukan/kita dapatkan
perusahaan/organisasi dari mitra tersebut untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh
perusahaan/organisasi tersebut. Perusahaan membentuk kemitraan dengan beragam alasan seperti
mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, atau untuk mengakses sumber daya yang dimiliki mitra
kunci tersebut. Untuk bermitra dimaksud kita harus tau terlebih dahulu kegiatan/scope
pekerjaan/kewenangan apa saja yang dapat dilakukannya. Terdapat empat tipe kemitraan, yakni :
Kemitraaan strategis antara perusahaan non-kompetitor; Coopetition (kemitraan strategis antar
competitor); Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru; Hubungan antaras upliers-buyers untuk
menjamin supply yang stabil. Atau dalam bentuk outsourching, joint ventur, joint operasi atau aliasnsi
strategis.
 Elemen kesembilan dari kanvas model bisnis yaitu Cost Structure (Struktur Biaya).
Adalah menjelaskan komposisi biaya terpenting dan apa saja yang ada/muncul/dikeluarkan ketika
mengoperasikan suatu model bisnis/usaha agar usaha berjalan. Cost Struktur atau struktur biaya
menggambarkan/mewujudkan semua biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan dan memberikan nilai,
mempertahankan hubungan customer, dan menghasilkan pendapatan yang diberikan kepada customer.
Perhitungan biaya akan lebih mudah setelah elemen asset kunci, aktifitas kunci dan kemitraan ditentukan.
Ada dua kategori struktur biaya yaitu : Cost-driven dan Value-driven. Karakteristik struktur biaya yaitu :
Fixed costs; Variable costs; Economies of scale; dan Economies of scope. Struktur biaya menjadi kunci
besarnya laba yang diperoleh organisasi/perusahaan.
Gambar Environment Of Business Model Canvas
(sumber : https://www.slideshare.net/realwahyuputra/mudah-mengelola-bisnis-dengan-business-model-
canvas)
Strategi bisnis dan pendefinisian model bisnis pada pelabuhan
Strategi bisnis dan pendefinisian model bisnis pada pelabuhan

More Related Content

What's hot

Template tabel kpi hrd manager
Template   tabel kpi hrd managerTemplate   tabel kpi hrd manager
Template tabel kpi hrd manager
Agus Witono
 
4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value
kusmira
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
Wijayanto NM
 

What's hot (20)

Template tabel kpi hrd manager
Template   tabel kpi hrd managerTemplate   tabel kpi hrd manager
Template tabel kpi hrd manager
 
Manajemen Risiko SNIISO31000
Manajemen Risiko SNIISO31000Manajemen Risiko SNIISO31000
Manajemen Risiko SNIISO31000
 
Slack dan float
Slack dan floatSlack dan float
Slack dan float
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskrit
 
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana StrategisPenentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
Penentuan Parameter dalam Menyusun Rencana Strategis
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Manajemen kinerja
Manajemen kinerjaManajemen kinerja
Manajemen kinerja
 
Contoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
Contoh Bsc dan Peta Strategi BisnisContoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
Contoh Bsc dan Peta Strategi Bisnis
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
Presentation consolidation
Presentation consolidationPresentation consolidation
Presentation consolidation
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
 
Fmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsepFmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsep
 
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value
 
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembagaPedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
 
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan InternalKelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Kelompok 4 - Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
 

Similar to Strategi bisnis dan pendefinisian model bisnis pada pelabuhan

1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
Miftahul Agusta
 

Similar to Strategi bisnis dan pendefinisian model bisnis pada pelabuhan (20)

Canvas business model, diversification and balance scorecard riki ardoni
Canvas business model, diversification and balance scorecard   riki ardoniCanvas business model, diversification and balance scorecard   riki ardoni
Canvas business model, diversification and balance scorecard riki ardoni
 
Chapter 6 model bisnis
Chapter 6   model bisnisChapter 6   model bisnis
Chapter 6 model bisnis
 
Bisnis Plan.pptx
Bisnis Plan.pptxBisnis Plan.pptx
Bisnis Plan.pptx
 
9, sm, rame priyanto, hapzi ali, business canvas model, diversification, and ...
9, sm, rame priyanto, hapzi ali, business canvas model, diversification, and ...9, sm, rame priyanto, hapzi ali, business canvas model, diversification, and ...
9, sm, rame priyanto, hapzi ali, business canvas model, diversification, and ...
 
Model Model Bisnis
Model Model BisnisModel Model Bisnis
Model Model Bisnis
 
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
 
Bisnis Model Canvas Bagi Pelaku Bisnis.pptx
Bisnis Model Canvas Bagi Pelaku Bisnis.pptxBisnis Model Canvas Bagi Pelaku Bisnis.pptx
Bisnis Model Canvas Bagi Pelaku Bisnis.pptx
 
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
 
Slide Mata Kuliah Kewirausahaan/Islamic Entreprneuer Temu#5
Slide Mata Kuliah Kewirausahaan/Islamic Entreprneuer Temu#5Slide Mata Kuliah Kewirausahaan/Islamic Entreprneuer Temu#5
Slide Mata Kuliah Kewirausahaan/Islamic Entreprneuer Temu#5
 
9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...
9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...
9, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Canvas Business Model Diversification and Balance...
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
 
Bab ii ani
Bab ii aniBab ii ani
Bab ii ani
 
Materi BMC.pptx
Materi BMC.pptxMateri BMC.pptx
Materi BMC.pptx
 
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptxPERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
PERT1_INTRODUCTION_OF_BAM.pptx
 
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
 
Business Model Canvas-kewirausahaan
Business Model Canvas-kewirausahaanBusiness Model Canvas-kewirausahaan
Business Model Canvas-kewirausahaan
 
Bahan materi pengayaan 1 - Penyusunan dan Pemilihan Alternatif Rencana Inves...
Bahan materi pengayaan 1 -  Penyusunan dan Pemilihan Alternatif Rencana Inves...Bahan materi pengayaan 1 -  Penyusunan dan Pemilihan Alternatif Rencana Inves...
Bahan materi pengayaan 1 - Penyusunan dan Pemilihan Alternatif Rencana Inves...
 
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKAnalisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
 
C4 s2 garis besar perencanaan bisnis
C4 s2   garis besar perencanaan bisnisC4 s2   garis besar perencanaan bisnis
C4 s2 garis besar perencanaan bisnis
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
ssupi412
 
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdfThe Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
SarahchimaeBanjar
 
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptxStrategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
RettoDjong
 
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
talalhafid173
 
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
aciambarwati
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
RizkiArvita
 
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
b54037163
 

Recently uploaded (20)

Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
 
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGIPRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
 
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Bukittinggi Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
 
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdfThe Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
The Book Of Complete English Grammar (Tata bahasa Inggris Lengkap).pdf
 
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Cianjur #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
 
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptxStrategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
Strategi Obligasi yang baik dalam melakukan investasi.pptx
 
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah""Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
 
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
644264087-KONSEP-DESAIN-PESAN-PEMBELAJARAN-man.docx
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptxmankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
 
lokmin linsek puskesmas maret 2024.pptx
lokmin linsek puskesmas maret  2024.pptxlokmin linsek puskesmas maret  2024.pptx
lokmin linsek puskesmas maret 2024.pptx
 
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declaremateri sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
 
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sleman Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
 
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawitPengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
 

Strategi bisnis dan pendefinisian model bisnis pada pelabuhan

  • 2. OUTLINE I. LATAR BELAKANG II. PEMBAHASAN II.1. Pelabuhan dan Terminal II.2. Pola Dasar Manajemen Pelabuhan II.3. Target Operating Model (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan II.4. Analisis Model Bisnis Pelabuhan II.5. Business Model Canvas (Model Bisnis Kanvas) Pelabuhan II.6. Struktur Organisasi Pelabuhan berdasarkan TOM Daftar Gambar Gambar Building Bloks Of Business Gambar Business Model Disclosures VS Other Information Gambar Bisnis Model Kanvas Gambar Skema Antar Moda Transportasi dan Rantai Nila Perdagangan Gambar Komunitas di Pelabuhan Gambar Skematis Operasional layanan di Pelabuhan Gambar Gambaran Fasilitas dan operasional Pelabuhan Gambar Aliran Barang Pelabuhan Yang Mempunyai Beberapa Terminal Gambar Spectrum of Port Reform Tools Gambar Business Model Components According To An External Literatur Review Gambar Pola Pikir Dan Kerangka Acuan Dalam Melakukan Transformasi Bisnis Yang Terintegrasi Gambar Implemetation Process of Business Transformation Gambar Business Model Disclousure Map Gambar Piramida Bussines Model dan Strategy of SeaPort Gambar Busines Model Platform dan Business Model Canvas Gambar Environment Of Business Model Canvas Gambar Contoh Model Bisnis Kanvas berdasarkan TOM Pelabuhan Daftar Tabel Tabel Business Model Frameworks Comparison Table Matrik Perkembangan Pelabuhan Tabel Tanggung Jawab/Kewenangan Penyelenggaraa Pelabuhan (Port Autority) Dalam Manajemen Pelabuhan Table Pola Pengelolaan Pelabuhan Tabel Typical Ownership Model At Port Tabel Kelebihan dan Kekurangan Pola Manajemen Pelabuhan Tabel Kondisi eksisting pembagian wewenang dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia I. LATAR BELAKANG
  • 3. Proses tahap Perencanan dan pengembangan pelabuhan yang tertata dan sistematis akan memberikan dampak berkelanjutan dalam aspek bisnis, perdagangan, ekologi dan sosial budaya. Beberapa instrumen yang digunakan dalam perencanaan dan pengembangan pelabuhan secara terencana dan terstruktur, diantaranya yaitu Rencana Strategis pelabuhan (corporate strategic plans/business plan), berisi Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi-strategi dan Rencana Induk Pelabuhan (port master plan), berisi rencana jangka panjang kebutuhan fasilitas pelabuhan. Untuk menjalankan Rencana Strategis Pelabuhan tersebut diantaranya dibutuhkan dan perlu dibuat suatu framework model bisnisnya seperti apa dan bagaimana suatu pelabuhan itu sendiri. Karena kuncinya sebuah organisasi yaitu pemilihan model bisnisnya. Banyak organisasi yang tumbuh pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis yang tepat dan dengan model tersebut memungkinkan untuk melakukan penyesuaian (improvisasi, adaptasi, pivoting) bisnis terhadap kondisi lingkungan yang begitu dinamis. Model bisnis dibuat untuk memudahkan/membantu para pemilik perusahaan/organisasi serta profesionalnya menggagas bisnis ditingkat abstrak & kemudian mengujinya ditingkat nyata. Setelah itu, strategi bisnis disusun untuk membuat perusahaan berbeda secara strategis terhadap pesaing-pesaingnya. Untuk itu sebuah model bisnis memerlukan perencanaan yang matang agar usaha yang kita bangun dapat terwujud dan berkembang sesuai harapan kita serta sejalan dalam koridornya. Gambar Building Bloks Of Business (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=RfiQ2VSt0FA) Seiring perkembangan waktu, model bisnis juga mengalami perubahan. Banyak indikator yang menyebabkan perubahan bisnis itu sendiri, mulai dari peraturan, teknologi, Internet, perilaku customer, sistem distribusi, trend market dan masih banyak lagi. Perusahaan dan pelaku bisnis tidak bisa mengubah kondisi indikator-indikator yang ada. Sehingga mereka harus beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, mendefinisikan model bisnis sangat dibutuhkan. Model bisnis Menggambarkan cara mewujudkan tujuan bisnis dan setiap bisnis memiliki model bisnis masing-masing. MISION & VISION STRATEGY STRUCTURE FINANCE PEOPLE & CULTURE SYSTEM & PROCESSES PRODUCTS & SERVICES SALES & MARKETING
  • 4. Gambar Business Model Disclosures VS Other Information (sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf) Model bisnis dibagi kedalam tiga kelompok, pertama adalah model bisnis sebagai metode (cara), model bisnis dilihat dari aspek komponen-komponennya dan model bisnis sebagai strategi bisnis. Definisi Model Bisnis adalah suatu metode dalam melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan untuk mempertahankan keberadaan perusahaannya. Model bisnis juga menetukan bagaimana cara dan nilai apa saja yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Secara sederhana model bisnis adalah rencana untuk bagaimana sebuah perusahaan akan menghasilkan uang atau disimpulkan yaitu Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai, atau agar dapat dipetakan, tergambar secara sistematis, yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen strategik bisnis. Dan yang diibaratkan sebagai cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui sruktur organisasi, proses, dan sistem, semua terangkum dalam sebuah business model untuk menggambarkan bisnis kita secara lengkap. Tabel Business Model Frameworks Comparison (sumber : https://www.scribd.com/document/331514810/Gradu-07203)
  • 5. Alat bantu untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan merancang model tersebut, salah satunya dengan pendekatan model bisnis kanvas atau lebih dikenal dengan Business Model Canvas (BMC) yang diperkenalkan oleh Osterwalder & Pigneur melalui ditampilkan/direpresentasikan dalam satu lembar kanvas, berisi peta/visual 9 elemen/aspek komponen (kotak/blok) yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang/pendapatan. Business Model Canvas itu sendiri merupakan sebuah kanvas/template/alat untuk mengembangkan model bisnis baru atau mendokumentasikan dari model bisnis yang sudah ada. BMC membantu bisnis dalam menyelaraskan kegiatan mereka dengan menuangkan poin-poin penting di tiap elemen yang ada dan merupakan model bisnis yang sederhana, relevan, dan secara intuitif dapat dipahami, tetapi tidak terlalu menyederhanakan kerumitan tentang bagaimana suatu usaha berfungsi. Alat bantu ini untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail apa saja elemen-elemen kunci yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita. Model bisnis kanvas digambarkan secara visual agar lebih mudah mengetahui keterkaitan aspek perusahaan. Selain itu dengan mewujudkan kedalam visual berarti bisa menyederhanakan aktivitas yang terlihat rumit secara visual gambar dan dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang meliputi : Customer segments, Value proposition, Channel, Customer relationship, Revenue stream, Key resources, Key activities, Key partners, Cost structure. Gambar Bisnis Model Kanvas (sumber : http://www.businessmodelsinc.com/wp-content/uploads/2011/11/Business-Model-Generation- preview-of-the-book.pdf) Perusahaan sangat penting memiliki model bisnis sebab bila sebuah perusahaan tidak memiliki atau tidak memikirkan model bisnis maka perusahaan itu akan bingung menjalankan roda bisnisnya sendiri. Mereka tidak dapat menentukan cara-cara untuk menjual produk mereka, mereka akan bingung menentukan target pasar mereka, dan mereka akan sangat kesulitan untuk mempertahankan keberadaan bisnis dan perusahaan mereka sendiri. Tanpa model bisnis, investor dan pemilik tidak akan memiliki gagasan yang jelas tentang cara terbaik untuk mengembangkan bisnis mereka.
  • 6. II. PEMBAHASAN II.1. Pelabuhan dan Terminal Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, definisi pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. Sedangkan definisi terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang atau salah satu fasilitas (lokasi khusus) pelabuhan di daratan. Utamanya Pelabuhan sebagai untuk menerima kapal (tempat bersandar dan berlabuh) dan/atau memindahkan barang cargo maupun penumpang ke dalamnya dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi laut yang prosesnya berawal di Pelabuhan muat dan berakhir di Pelabuhan tujuan yang dilengkapi biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh atau fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Secara umum fungsi pelabuhan dapat disebutkan sebagai tempat pertemuan (interface), pintu gerbang (gate way), entititas (industry entity) dan tempat bertemunya berbagai bentuk moda transportasi. Pelabuhan menjadi bagian dari rantai perdagangan lewat laut (sea borne trade). Perdagangan lewat laut pada prinsipnyanya merupakan aliran tiga proses pergerakan yaitu transportasi darat (haulier) yang mengangkut komoditas dari pemilik barang menuju ke sebuah tempat dari pihak keagenan cargo ataupun jasa penyimpanan (freight forwarder, inland container depo, warehouse) sebelum dibawa dan ditangani (handling) di area pelabuhan untuk dinaikan ke atas kapal. Gambar Skema Antar Moda Transportasi dan Rantai Nila Perdagangan (Sumber : Dibuat Oleh Penulis Dari Berbagai Sumber)
  • 7. Pergerakan barang ini tentunya melibatkan institusi lain selain pelabuhan dan pelayaran yaitu industri perbankan/keuangan, berbagai aturan regulasi dan aplikasi moda angkutan lainnya (selain darat) dari daerah pembeli dan penjual. Gambar Komunitas di Pelabuhan (sumber : http://slideplayer.info/slide/5250417/) Pola dasar penyelenggaraan pelabuhan di Indosnesia dikategorikan atas dua klaster yaitu Pelabuhan Umum (PELUM/PUBLIC) dan pelabuhan Khusus (PELSUS). Klaster pertama yaitu Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan/digunakan untuk melayani kepentingan pelayanan masyarakat umum yang dioperasikan serta dikembangkan oleh pengguna jasa pelabuhan secara umum oleh public dan kepemilikannya oleh Negara atau Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan atau melalui kepada badan usaha milik negara yang didirikan dengan maksud tertentu dan pemerintah pusat atau local serta Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Pelabuhan Umum pada dasarnya memiliki karakteristik terbuka untuk seluruh tipe cargo dan jasa pelayaran dan pola jasanya mengikuti sifat kedatangan kapal dengan operasi yang tetap (liner) atau tidak tetap (tramper) dan Pelabuhan Umum dapat diklasifikasikan juga ke dalam dua domain besar yaitu pelabuhan yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan tidak disuahakan (tidak komersial). Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara (PT. Pelindo I – IV) yang diberikan wewenang mengelola Pelabuhan Umum yang diusahakan yang berada dibawah kementrian BUMN. Pelabuhan Umum yang tidak diusahakan biasanya adalah pelabuhan kecil yang dioerasikan atau dikelola oleh pemerintah pusat (melalui dirjen perhubungan laut) dan pemerimtah daerah baik provinsi, kota atau kabupaten. Klaster kedua yaitu Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang dikelola/digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik instansi pemerintah maupun badan usaha swasta. Pelabuhan Khusus biasanya dikenali dari dua sifat dasarnya yaitu dedikasi atas fungsi spesifik dan karakter akses pelayanannya yang terbatas hanya untuk kebutuhan pelayaran industrial yang dimiliki okeh suatu badan usaha tertentu. Secara operasional, kedua klaster pelabuhan tersebut memiliki jartingan jasa yang dominan dalam skala internasional dan local, namun pelabuhan umum memiliki orientasi lengkap atas wlayah lokal, nasional dan internasional. Dan bila dilihat dari parameter trafiknya, jelas bahwa pelsus didominasi oleh komoditas dalam bentuk curah sementara pelum ditandai dengan komoditas dengan kemasan, Kemudian bila dilihat
  • 8. dari aspek regulasi dan tatanan pengelolaannya adalah Nampak bahwa pelum merupakan klaster yang lebih terkontrol pengoperasiannya dengan kompleksitas regulasi yang sarat dengan aturan dalam skala nasional dan internasional dibandingkan dengan pelsus. Dalam pelabuhan terdapat terminal yang merupakan salah satu fasilitas pelabuhan di daratan yang terdiri dari suatu kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang. Adapun jenis dari terminal sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu: Pertama yaitu Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Kedua yaitu Terminal Untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan dioperasikan hanya bersifat menunjang kegiatan pojok perusahaan. Pembangunan pelabuhan hanya bertujuan menunjuang usaha pokok dari perusahaan tersebut. Kegiatan usaha pokok sebagaimana disebutkan diatas adalah : Pertambangan; Energi; Kehutanan; Pertanian; Perikanan; Industri; Pariwisata; dan Dok dan galangan kapal. Dilihat dari penempatan lokasi terdapat perbedaan yang mendasar dari Terminal Khusus dan TUKS. Terminal Khusus terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan laut/ sungai dan danau, sehingga untuk itu Terminal Khusus tersebut menjadi bagian dari suatu pelabuhan terdekatnya. Sedangkan TUKS terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, dengan demikian maka TUKS menjadi satu kesatuan dengan pelabuhan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa sebagai akibat dari dibuatnya Terminal Khusus, maka terdapat konsekuensi sebagai berikut : • Terminal Khusus tersebut akan menjadi bagian menjadi bagian dari pelabuhan terdekat; • Wajib memiliki Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan tertentu; dan Daerah ini akan digunakan untuk kepentingan Lapangan penumpukan, Tempat kegiatan bongkar muat, Alur pelayaran dan perlintasan kapal, Olah gerak kapal, Keperluan darurat; dan Tempat labuh kapal. • Ditempatkannya instansi pemerintah untuk melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran, serta instansi yang melaksanakan fungsi pemerintahan sesuai dengan kebutuhan. • Terminal Khusus sebagaimana dimaksud hanya dapat dibangun dan dioperasikan apabila Pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok instansi pemerintah atau badan usaha; dan Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif dan efisien serta lebih menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Dalam UU lama tentang Pelayaran, istilah Terminal Khusus adalah Pelabuhan Khusus (PELSUS). Setelah berlakunya UU No. 17 Tahun 2008, maka istilah Pelabuhan Khusus berubah menjadi Terminal Khusus. Terminal Khusus (Tersus) adalah terminal yang terletak DILUAR Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp), yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Sedangkan Dermaga Untuk kepentingan Sendiri (DUKS) adalah dermaga dan fasilitas pendukungnya yang berada di Dalam Daerah Lingkungan Kerja dan/atau Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan laut yang dibangun, dioperasikan dan digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Setelah berlakunya UU No. 17 tahun 2008, maka istilah DUKS berubah menjadi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS). Pengertian TUKS dan DUKS adalah sama.
  • 9. Gambaran struktur suatu pelabuhan secara umum terdiri dari area pelabuhan (fasilitas), Infrastruktur dan Peralatan yang digunakannya. Unutk Komponen Infrastruktur tersebut dibagi menjadi dua komponen yaitu infrastruktur akses maritime dan infrastruktur akses darat, sedangkan area pelabuhan (fasilitas) pelabuhan dikategorikan menjadi dua yaitu, Fasilitas Infrastruktur adalah fasilitas dasar yang digunakan untuk melayani kapal-kapal seperti alur pelayaran dan sarana bantu Navigasi, kolam pelabuhan, break-water, dermaga/tambatan dan lahan pelabuhan, dsb, dan Fasilitas Suprastruktur adalah fasilitas dan peralatan tambahan yang digunakan untuk kelancaran penanganan barang muatan muatan kapal di pelabuhan, seperti gudang/lapangan penumpukkan, peralatan bongkar muat, jaringan jalan, dsb. Perkembangan pelabuhan, secara umum dapat dikelompokan berdasarkan generasinya yang terkait pada jangkauan waktunya serta parameternya, yaitu : a. Pelabuhan Generasi Pertama : Pelabuhan tradisional yang tidak mempergunakan alat-alat mekanis atau seluruh kegiatannya menggunakan tenaga manusia. b. Pelabuhan Generasi Kedua : Pelabuhan yang penyelenggaraan kegiatannya telah menggunakan alat-alat mekanis. c. Pelabuhan Generasi Ketiga : Pelabuhan dengan penggunaan dermaga sesuai kegiatan operasionalnya, misalnya untuk liquid cargo, bulk cargo dll. d. Pelabuhan Generasi Keempat : Pelabuhan yang telah menggunakan sistem automatisasi/komputerisasi. Table Matrik Perkembangan Pelabuhan (sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II) Sedangkan Jasa Usaha Kepelabuhan memiliki arti segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, ketertiban arus lalu lintas atau trafik (kapal, penumpang dan/atau barang), menjaga keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah. Ini berarti pasar jasa sebuah pelabuhan sangat ditentukan oleh besaran aktivitas perdagangan lewat laut yang dihasilkan dalam suatu wilayah penyedia cargo di belakang (hinterland) dalam suatu batasan pulau ataupun yang berada di depan atau diluar pulau dari sebuah pelabuhan berada (foreland).
  • 10. Secara umum layanan yang diberikan oleh pelabuhan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : • Layanan yang terkait pada kapal (sea-related services), seperti : jasa labuh, tambatan, pandu, tunda. • Layanan yang terkait pada barang (land-related services), seperti : jasa bongkarmuat barang, peralatan bongkar-muat, penumpukan • Layanan yang terkait pada penyaluran/angkutan (delivery-related services), seperti : bongkarmuat, pergudangan, pengangkutan. (sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II) Guna memenuhi layanan tersebut pelabuhan harus mempunyai fasilitas dan peralatan yang memadai sesuai dengan fungsinya. Fasilitas dan peralatan pelabuhan erat sekali kaitannya dengan jenis kapal, barang, kemasan dan teknologi serta aspek operasional lainnya yang terkait ; sehingga dalam perhitungannya harus mempertimbangkan seluruh aspek tersebut. Secara umum, fasilitas pokok/utama yang harus dipunyai pelabuhan terdiri dari yaitu Fasilitas Tambatan, Fasilitas Penumpukan dan Penyimpanan dan Peralatan. Fasilitas dan peralatan pelabuhan tersebut menentukan kapasitas suatu pelabuhan dalam melayani layanannya sesuai peran dan fungsinya, oleh karenanya penentuan kebutuhan fasilitas dan peralatannya harus dipertimbangkan berdasarkan jenis dan tingkat layanan yang harus dipikul, disamping antisipasi terhadap perkembangan yang terkait. Perancangan fasilitas dan peralatan pelabuhan merupakan proyeksi fisik kebutuhan akan fasilitas dan peralatan pelabuhan dalam menunjang aktifitas pelabuhan dan harus memperhatikan parameter kondisi alam dan operasionalnya disamping aspek perawatan serta aspek ekonominya. (sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
  • 11. Dalam mengatasi perkembangan trafik dan pengguna jasa pelabuhan kedepan serta melakukan pengaturan kembali dalam kaitannya dengan persaingan antar pelabuhan dalam hal keputusan penyediaan atau pembangunan baru sebuah pelabuhan diperlukan sebuah rencana yang sifatnya mengikat dalam jangka waktu, dapat terukur oleh parameter-parameter yang tertata dan sistemastis. Dan proses tahap pengembangan pelabuhan yang tertata dan sistematis akan memberikan dampak berkelanjutan dalam aspek bisnis, perdagangan, ekologi dan social budaya, serta adalah baik jika perencanaan dan pengembangan suatu pelabuhan tidak hanya berorientasi pada proyeksi waktu jangka panjang tetapi mengarah juga pada periode pengelolaan jangka menengah dan pendek. Untuk jangka panjang, penetapannya tergantung dari pemerintah atau regulator penanaman modal yang memberikan kewenangan berdasarkan pengaturan atau hukum tanah atau lahan yang disediakan. Penetapan waktu atau periode yang relative panjang ini didasarkan pada life-time (waktu teknis operasi) dari infrastruktur pelabuhan serta pertimbangan waktu kelayakan balik investasi pelabuhan. Karena sifatnya padat modal, terutama fasilitas dasar maka kecenderungan tingkat pengembalian investasi (bila diserahkan kepada pihak swasta dalam bentuk investasi swasta) mengakibatkan waktu jangka panjang pengelolaan lebih lama dari waktu teknis pelabuhan, namun bila pelabuhan tersebut disediakan atau dibangun pemerintah sebagai usaha penyediaan infrastruktur untuk public, maka jangka waktunya sebaliknya ditetapkan sama dengan waktu teknis dari pelabuhan. Untuk jangka menengah yang biasanya ditentukan berdasarkan kriteria suprastruktur dan infrastruktur yang disediakan oleh operator atau manajemen pelabuhan dalam bentuk lapangan penumpukan, fasilitas pergudangan, peralatan bongkarmuat dan sistem informasi yang dipakai. Masa menengah ini juga dipakai untuk melakukan pengaturan kembali tingkat kualitas jasa dan peralatan yang mungkin sudah mulai menurun dari level minimal ataupun relative rendah disbanding dengan pesaing lain (operator pelabuhan lainnya). Dari sisi pengaruh, factor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro, perkembangan industry pelayaran, pola logistik barang, serta perubahan perdagangan regional atau kawasan perlu menjadi perhatian serius pengelola atau manajemen pelabuhan berkaitan dengan periode menengah ini. Waktu pertengahan ini juga dapat dijadikan indicator keberhasilan atau tercapainya tujuan jangka panjang dari pelabuhan. Variasi tingkat pencapaian dapat terindetifikasi selama masa jangka menengah operasi suatu pelabuhan. Jika mengarah kepada deviasi yang signifikan, maka penyesuaian perlu dilakukan oleh otoritas atas manajemen pelabuhan agar tidak terjadi pengulangan atas pola yang berubah ataupun merubah pola operasi dan bisnis yang dipandang strategis agar pelabuhan dapat melakukan fungsinya sesuai dengan tujuannya. Sedangkan untuk jangka pendek, merupakan periode strategis yang perlu dilakukan dengan menyakinkan untuk orientasi pasar pengguna jasa pelabuhan. Ketetapan atau keputusan manajemn biasnya dilakukan untuk pengaturan operasi yang bersifat urgen dan rutin seperti pengaturan operator terminal, kelengkapan peralatan bongkar muat, peningkatan sumberdaya manusia, pola operasi, sistem administrasi, pengaturan budget dan tariff, pengaturan kontrak/keputusan outsourching atas lahan dan operasi tertentu dan lainnya. Jadi dalam cakupannya, orientasi jangka pendek lebih diarahkan kepada internalisasi organisasi pengelolaan pelabuhan dan penguatan kompetensi usaha yang sensitive terhadap kebutuhan pelanggan baik langsung dan tidak langsung. Evaluasi dari besaran hinterland dan foreland perlu dilakukan dalam periode ini, scenario dan pemetaan risiko bisnis harus dibuat berdasarkan kondisi ekonomi pada tahap lima tahunan, perkembangan dan pergerakan arus barang serta penumpang dan daya dukung lingkungan perairan di sekitar daerah lingkungan kerja. Yang terutama dalam perencanaan dan pengembangan suatu pelabuhan adalah sikap konsisten dan persistensi terhadap komitmen yang telah dilakukan untuk tetap menjamin bahwa pola layanan pelabuhan mengarah kepada arah yang tepat. Tetapi tidak lupa juga memasukan ruang fleksibilitas dalam proses perencanaan dan pengembangannya, sehingga apa yang terjadi di luar asumsi awal dapat diantisipasi dengan cepat guna menghindari kerugian investasi dan sosial serta meningkatkan kembali daya saing pelabuhan. Dalam proses penetapannya, memamng sebuah produk yang bersifat kompromistik yang mengoptimalkan kepentingan operator pelabuhan, industri pelayaran pemilik barang, pemerintah lokal, dan masyarakat sekitar serta kelestarian lingkungan. Perencanaan dan pengembangan suatu pelabuhan yang tidak dapat mengakomodasi kepentingan ini, membuat port master plan hanyalah sebuah rencana saja akibat berbagai kendala implementasi di lapangan dari waktu ke waktu. Untuk itu disarankan agar
  • 12. proses penyusunannya dilakukan secara bersama oleh seluruh komponen langsung dan tidak langsung (stake-holder) pelabuhan. Keberadaan jasa layanan pelabuhan eksis (yang sudah ada) perlu dipertimbangkan dengan baik khususnya menyangkut kapasistas infrastruktur dasar (alur pelayaran, peralatan navigasi, kolam pelabuhan, dermaga dan terminal) yang telah disediakan apakah telah mencukupi atau tidak. Bila mencukupi, mengindentifikasikan bahwa fasilitas serupa akan disediakan ke depan merupakan sesuatu yang bersifat alternative subtitutif terhadap fasilitas eksis yang tersedia. Namun bila fasilitas tersebut belum tersedia atau kurang mencukupi maka realisasi penyediaan fasilitas serupa akan menjadi jasa layanan baru atau komplementer dari fasilitas yang telah tersedia. Hal penting yang perlu dikalkulasikan dengan cermat adalah berapa besar kawasan belakang (hinterland) dan juga wilayah depan pelabuhan (foreland) yang akan menjadi area pemasok baik lalulintas kapal, barang, dan penumpang secara eksis. Estimasi yang kurang proposional terhadap besaran input kargo ini akan mengakibatkan kurang tepatnya pelabuhan baik berlebihan (over capacity) atau karena under capacity. Dari kawasan industri yang ada perlu diidentifikasi kelompok industri guna memprediksi tipe muatan yang akan ditangani oleh pelabuhan. Kelompok industri yang variatif tetapi berpotensi menghasilkan volume barang yang memenuhi kreteria skala ekonomis akan menuntut fasilitas dermaga atau terminal yang juga bervariasi. Hal lain yang juga perlu ditelusuri adalah kapabilitas wilayah perairan dan kondisinya secara meteorology dan hydrologi untuk menilai seberapa layak daerah perairan tersebut dapat mendukung operasi gerak dan keselamatan kapal menuju dan keluar wilayah pelabuhan. Kondisi perairan yang terbatas mengakibatkan semakin terbatasnya kapal yang layak memasuki pelabuhan rencana. Secara teknis informasi dan data-data perihal persyaratan teknis perairan didapat melalui data-data empiric dan data survei teknis yang dilakukan di sekitar wilayah calon pelabuhan. Dan hal yang paling utama adalah mengakomodasi kepentingan pengguna jasa perihal segala jasa yang akan disediakan lewat fasilitas pelabuhan. Masukan dan inputan pengguna jasa ini sangatlah penting khususnya berhubungan dengan orientasi pelabuhan itu sendiri dalam mendukung proses penaganan barang dan penumpang. Kelompok usaha yang perlu diperhatikan adalah para pemilik atau operator kapal, perusahaan bongkar muat, tenaga kerja bongkar muat, haulier, operator terminal, operator gudang, kelompok usaha galngan kapal dan pemilik muatan kapal laut. Masukan dan inputan mereka selain menjadi referensi strategi logistik pelabuhan juga sebagai usaha menjadikan para pengguna jasa tadi sebagai partner dalam memasarkan pelabuhan di masa mendatang. Khusus rancangan pengembangan pelabuhan mulai dari tahapan rintisan, ekspansi dan spesialiasasi dapat diusulkan kemudian ditetapkan bersama-sama dengan pemerintah, otoritas pelabuhan dan masyarakat pengguna jasa pelabuhan. Model rintisan berdasarkan batasan volume kargo per satuan wilayah, luasan area terminal atau lapangan penumpukan, jenis atau tipikal peralatan yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan perilaku arus barang dan permintaan spesifik pengguna jasa pelabuhan. Model ekspansi diarahkan kepada scenario ekspansi kawasan industry dan komoditas tertentu yang relative dominan secara trafik dibandingkan dengan yang lain. Pembesaran volume kargo tersebut diantisipasi melalui penyediaan atau perluasan terminal yang menagani komoditas dominan tersebut. Sedangkan model spesialiasi dipersiapkan disamping aksi pengembangan secara volume juga dilakukan strategi spesialisasi terhadap kargo tertentu dan dikembangkan menjadi terminal yang relative sebanding secara dimensional dengan pelabuhan sebelumnya. Faktor eksternal yang menjadi pertimbangan adalah karena unsur ketetapan pengembangan industrial secara sengaja didorong oleh pemerintah untuk pengembangan daya saing nasional. Pengembangan pelabuhan spesialisasi untuk didukung dengan jaringan transportasi dan aksesbilitas khususnya inland transportation seperti kereta api dan jalan tol untuk dapat mempermudah gerakan barang dan alat angkut darat dari lokasi (premise) pemilik dan penerima barang (shipper dan consignee). Secara umum lokasi pelabuhan dapat saja dipilih atas 8 potensi lokasi, yaitu di area delta, di ujung delta, di sekitar wilayah sungai, pelabuhan alamiah (terdapat pelindung alamiah), di sekitar wilayah yang dekat dengan area estuary, di wilayah estuary itu sendiri, di sepanjang selat (atau teluk) dan wilayah terbuka (open sea) yang dilindungi. Kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana merancang sebuah kemungkinan ryte kargo dan penumpang yang akan datang memasuki atau keluar dari wilayah pelabuhan.
  • 13. Untuk rute yang dipilih, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengasumsikan besaran volume per satuan unit waktu yang akan melalui jalur akses dari dank e luar pelabuhan. Beban angkutan ini tentunya yang menjadi pertimbangan selanjutnya dalam merancang pola gerak barang dan penumpang dari sebuah pelabuhan. Selanjutnya dari besaran akumulasi tersebut dapat dikelompokan mana arus barang dan penumpang dengan orientasi asal dan destinasi skala internasional, nasional, regional (antar provinsi) dan lokal (dalam provinsi atau antar kota/kabupaten). Dari besaran tiap pola gerak dengan orientasi kewilayahan itulah kemudian dapat diperkirakan fasilitas koneksinya antar pelabuhan dengan wilayah hinterland dan foreland pelabuhan. Evaluasi terlebih dahulu apakah fasilitas tersebut telah tersedia secara eksis atau belum baik, kereta api, truk, sungai, udara dan perpipaan. Jikalau sarana dan prasarana yang eksis tidak dapat mengakomodasi besaran trafik tersebut maka solusinya adalah pengembangan sarana dan prasarana. Namun jika semua fasilitas intra dan ekstra koneksi belum tersedia maka pilihan terbaiknya adalah penyediaan sarana dan prasarana tersebut dalam kerangka berapa scenario baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kemudian perlu diidentifikasi sifat rute yang mungkin terjadi dari arus barang dan penumpang yang akan menuju dan dari calon pelabuhan dengan tujuan untuk dapat memprediksi beban logistik yang dilaluinya. Paling tidak ada tiga sifat rute yang dikenal yaitu dari pelabuhan ke pelabuhan (port to port), memutar (pendulum) atau keliling (round). Ketiga sifat rute itu tentunya akan membentuk sistem jaringan transportasi dan alat angkutnya yang saling berbeda menuju dan dari lokasi calon pelabuhan. Pola ini dapat diidentifikasikan melaui survei asal-tujuan (orgin-destination) yang dilakukan dengan objek alat angkut dan pengguna angkutannya baik untuk barang dan penumpang. Namun disamping itu faktor ekonomi, sosial dan budaya perlu menjadi pertimbanagan di dalam mengukur motif gerakan barang dan penumpang tersebut. Ada wilayah yang dapat menjadi sumber pembangkit trafik dan adalah wilayah yang menjadi penarik (tarikan) dari jaringan transportasi. Sehingga bila motif bangkitan dan tarikan telah terbentuk maka akan ada sebuah ketergantungan ekonomi yang bersifat dinamis yang secara tidak langsung menjadi jaminan bagi pasokan inputan trafik bagi pelabuhan. Dalam perkembangannya guna efisiensi dan optimalisasi di pelabuhan, pelabuhan mengarah kepada pemusatan aktifitas berdasarkan barang dan kemasan serta teknologinya. Pemusatan aktifitas di pelabuhan tersebut membentuk terminal-terminal yang mempunyai kelengkapan fasilitas dan peralatan serta pola operasional masing-masing. Dan dalam merencana/merancang terminal, perlu diperhatikan jenis/kemasan barang yang akan dilayani serta konsekuensi kelengkapan sarana-prasarana lainnya dalam menunjang kelancaran operasionalnya. (sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II)
  • 14. II.2. Pola Dasar Manajemen Pelabuhan Pengelola Pelabuhan (Port Authority) adalah Suatu lembaga negara atau wilayah/kota, publik atau swasta, yang bertanggung jawab atas tugas-tugas pembangunan, administrasi, dan jika diperlukan termasuk operasi fasilitas pelabuhan. Tujuannya yaitu : Mengupayakan pengembalian seluruh biaya pelabuhan; Menarik investasi dari luar; Mendorong inovasi; Membangkitkan cash-flow internal untuk penggantian dan pengembangan infrastruktur; Berkompetisi sesuai hukum pasar; Membatasi subsidi silang; dan Menghindarkan kehilangan asset. Peran Pemerintah, berWewenang antara lain yaitu : Menyetujui proposal investasi; Menetapkan sasaran finansial pelabuhan; Regulasi tarif dan biaya; Kebijakan tenaga kerja; Menentukan prinsip lisensi; Fasilitasi pengumpulan data dan penelitian; dan Legal advice terhadap pengelola pelabuhan, Namun bisa berPeran Paralel yaitu : Regulasi pelayaran dan operasi pelabuhan; Pengendalian operasi kelautan; Pemasaran dan promosi pelabuhan; dan Perencanaan strategis. Sedangkan Fungsi Tipikal Administrasi Maritim, yaitu sebagai : Keselamatan kapal; Keselamatan lalu lintas dan lingkungan; Bantuan navigasi; Pendidikan dan pelatihan kemaritiman; Search and rescue; dan Eksekusi kebijakan kepelabuhanan nasional. Dan Port Functions yaitu Infrastructure landlord; Regulator of economic activities and operations; Planning for future development; Marketing and promotion of port services; Operation of nautical services; dan Supplier of cargo-handling and storage services; dan Provider of ancillary facilities. Secara Umum pola penanganan dan pengelolaan kepelabuhan di dunia ini dikenali menjadi beberapa sistem berdasarkan pola kepemilikan dan pengelolaan usaha/layanannya dan diklasifikasikan atas tiga rejim besar yaitu pola land-lord port, tool port dan operation port serta Pelabuhan Swasta. Perbedaan nya terletak pada penyediaan fasilitas dan pemberian pelayanannya, apakah langsung dioperasikan sendiri atau diberikan melalui pihak lain. Tipe pertama Pelabuhan dengan tipe pengelolaan land-lord port, otoritas (Pengelola Pelabuhan) berperan layaknya seperti tuan tanah yang memberikan konsesi asset tidak bergerak berupa lahan dan bangunan untuk dipakai, dioperasikan dan tidak dimiliki hingga suatu masa atau periode tertentu yang disepakati. Dimana pengelola pelabuhan hanya menguasai dan memiliki infrastruktur seperti alur pelayaran, kolam pelabuhan, dermaga, public utility serta area pelabuhan. Kemudian sebuah entitas pengelola (operator) ditunjuk atau disepakati mengusahakan asset yang ada dan melengkapinya dengan sistem peralatan bongkar muat dan sistem informasi lainnya untuk mengoperasikan sebuah tipe jasa pelabuhan tertentu, atau dimana suprastruktur seperti gudang/fasilitas penumpukan, bangunan, jalan lingkungan dan peralatan bongkarmuat serta semua kegiatan operasional dan pelayanan terhadap kapal dan barang serta keamanan dan ketertiban umum dalam areal pelabuhan diselenggarakannya atau menjadi tanggung jawabnya, berdasarkan perjanjian konsesi atau perjanjingan persewaan jangka panjang dengan pihak pengelola pelabuhan. Pemilik asset (land lord) biasanya adalah pemerintah atau Negara yang berhak atas kompensasi dari asset yang dikonsesikannya dalam suatu presentasi tertentu berdasarkan fungsi profit, skala usaha dan parameter lain yang disepakati bersama. Faktor ketersediaan infrastruktur dengan pola ini mengeleminasi kewajiban Negara kepada public dalam hal penyediaan infrastruktur yang mana diserahkan kepada partisipasi masyarakat pengguna lahan atau asset perairan. Pengelola Pelabuhan (Badan Pemerintah) menyediakan fasilitas dasar kepelabuhan (Infrastruktur) kemudian menyewakan kepada Operator Terminal. Para Operator Terminal ini melengkapi Fasilitas Tambahan (Suprastruktur) sekaligus pelaksana bongkar muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery, dengan kata lain penyelenggara pelabuhan hanya menyediakan prasarana pokok pelabuhan (Breakwater, Alur Pelayaran, Dermaga, Lapangan Penumpukan dan gedung), sedangkan peralatan dan kegiatan operasional dilakukan pihak lain. Dan Pengelola pelabuhan ini merupakan perpanjangan dari pemerintah, baik pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Tipe kedua yaitu pelabuhan tool port yang ditandai dengan insensitas pengadaan infrastruktur pelabuhan dan sistem peralatan bongkar muatnya yang dimiliki langsung oleh otoritas (pengelola) pelabuhan itu sendiri. Namun fasilitas dan peralatan tersebut kemudian didedikasikan oleh pihak ketiga (swasta) yang
  • 15. mengoperasikannya secara dominan dibandingkan dengan prinsipalnya. Pengelola Pelabuhan terdiri dari Badan Pemerintah, menyediakan Fasilitas Dasar dan Tambahan (Suprastruktur), kemudian menyewakan kepada Operator Terminal (pihak Ketiga) untuk melaksanakan bongkar muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery maupun sebagai perusahaan pelayaran atau agen pelayaran. Tools atau peralatan yang disediakan tersebut dikonsesikan kepada pihak ketiga dalam suatu periode yang disepakati berdasarkan kriteria teknis bongkar muat dan operasional pelayanan jasa sebuah pelabuhan., dengan kata lain penyelenggara pelabuhan menyediakan prasarana pokok pelabuhan, dan peralatan bongkar muat, namun kegiatan operasionalnya dilaksanakan oleh pihak lain, Sehingga dalam pola manajemen pelabuhan bertipe ini sering muncul fungsi-fungsi manajerial yang tegas dan terpisah antara otoritas pelabuhan, operator pelabuhan dan operator terminal. Kluster penangan jasa kepelabuhan yang bercorak seperti ini biasanya terjadi banyak di Negara-negara yang sedang berkembang dimana pemerintah memegang kendali yang kuat di dalam memerankan fungsi public-provider bagi masyarakat industri kepelabuhanan dan pelayaran. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya kekuatan partisipasi public khususnya pihak swasta di alam pengelolaan sebuah pelabuhan. Tipe ketiga yaitu operating port adalah kelompok pengelolaan. Dalam kategori pengelolaan ini, perspektif otoritas (pengelola) sebuah pelabuhan terkesan menjadi terpadu atau menyatu dalam seluruh lini jasa yang disediakan oleh pelabuhan tersebut. Pengelola pelabuhan (Badan Pemerintah), selain menyediakan fasilitas dasar (infrastruktur dan Superstruktur) dan tambahan juga sekaligus sebagai pelaksana operator pelabuhan, yang melaksanakan kegiatan bongkar muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery. Lebih detail, otoritas pelabuhan memainkan peran dan fungsi secara komprehensif baik sebagai operator pelabuhan dan operator terminal, dengan kata lain penyelenggara pelabuhan menyediakan prasarana pokok, peralatan bongkar muat serta peralatan lainnya dan juga melaksanakan kegiatan operasionalnya. Dibandingkan dengan dua klasifikasi sebelumnya, pada tipe ini, otoritas pelabuhan memiliki dan mengerahkan seluruh sumberdayanya untuk perencanaan investasi, operasi, resiko bisnis dan penanganan sumber daya manusia. Sehingga kelihatan dengan jelas bahwa otoritas pelabuhan (dalam hal ini dapat berupa Negara atau pemerintah) adalah juga operator pelabuhan atau terminal. Diakui bahwa ketiga pola penanganan kepelabuhan di dunia ini masing-masing mempunyai contoh baik dan sukses masing-masing. Namun dari keseluruh pola tersebut tidaklah dapat ditetapkan pola mana yang terbaik diterapkan di suati wilayah tertentu. Atau dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa penerapan bentuk dasar dari bentuk manajemn kepelabuhanan suatu region sangat ditentukan oleh karakteristik dan kebutuhan sistem perdagangan yang ingin dilaksanakan secara terbaik untuk suatu area dan Negara. Dalam prakteknya, pola dasar antar satu bentuk yang satu dengan yang lainnya telah mulai dikombinasikan berdasarkan the best and worst practicasnya, jadi tidak hanya fanatic membentuk suatu pola yang sudah baku ini. Faktor utama pola tersebut dapat dilihat dari manajemen operasi, infarastruktur, aspek komersial dan kebijakan atas regulasi yang dijadikan utem kualitatif dalam membandingkan pola penanganan jasa kepelabuhanan. Tipe keempat yaitu Pelabuhan Swasta (Fully Privated Port) dalam kategori ini penyelenggaraan pelabuhan yang dilaksanakan oleh swasta. Tabel Tanggung Jawab/Kewenangan Penyelenggaraa Pelabuhan (Port Autority) Dalam Manajemen Pelabuhan (sumber : Buku Referensi Kepelabuhanan Seri 03, edisi II) Kepemilikan dan Pengelolaan Sistem Infrastruktur Superstruktur Stevedoring/Labour Land Lord Port Ya Tidak Tidak Tool Port Ya Ya Tidak Operating Port (Service Port) Ya Ya Ya Swasta (Fully Privated Port) Ya Ya Ya Ada 4 faktor utama yang dipertimbangkan sebagai fungsi variasi tanggung jawab dan kewenangan yaitu infrastruktur (sarana fasilitas bangunan dermaga dan pendukung), suprastruktur (peralatan bongkar muat), pola operasi dan penetapan tariff atas jasa yang dihasilkan. Pelabuhan tipe komersial berada dimana ada
  • 16. keterlibatan dari pemerintah, operator (PT Pelindo I-IV), dan Publik (swasta) dalam urusan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaannya. Walau dari fakta di lapangan, masih relative rendahnya partisipasi public di dalam proses pengelolaan pelabuhan komersial secara nasional. Aplikasi pengelolaan kepelabuhan di Indonesia mengarah pada kombinasi dua bentuk dasar dari pola pengelolaan pelabuhan yaitu tool port dan operating port. Jadi ada beberapa kelompok pelabuhan (khususnya pelabuhan umum di Indonesia) secara tidak langsung menerapkan prinsip tool port dimana PT Pelindo I-IV menyediakan dan menyiapkan sarana dan prasarana jasa pelabuhan yang kemudian diserahkan kepada pihak ketiga untuk dikelola berdasarkan pertimbangan teknis operasional dan bisnis. Jadi secara mendasar PT PelindO I-IV oleh pemerintah ditunjuk melakukan pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai Undang-Undang pelayaran dengan fungsi sebagai operator pelabuhan (port operator). Fakta di lapangan menunjukan bahwa berbagai fasilitas bongkar muat pelabuhan disediakan oleh pemerintah melalui PT Pelindo I-IV, kemudian segala fasilitas infrastruktur dan suprastruktur ini dipakai oleh pihak ketiga yang kemudian dikenal dengan terminal operator yang dilakukan oleh institusi perusahaan bongkar muat, perusahaan pelayaran, pihak manufaktur/industri di Indonesia ataupun anak perusahaan dari PT pelindo I- IV sendiri. Table Pola Pengelolaan Pelabuhan (sumber : buku manajemen Bisnis Pelabuhan, Raja Oloan Saut Guring dan Eko Haryadi Budiyanto) Manajemen Infrastruktur Komersial Regulasi • Tool/Operating • Kewenangan Instansi lain • Terbatas • Port Operator • Pemerintah Pusat • Tarif volatile • Kompetisi • Lemah Pemasaran • Internasional • Nasional • Oleh Badan Pemerintahan INDONESIA Infastruktur Superstruktur Operasi Tarif • Disediakan Pemerintah • Keterlibatan Publik Rendah • Disediakan Oleh Pelindo • Ada Keterlibatan publik/swasta • Ada Keterlibatan publik/swasta • Didominasi oleh Pelindo Ditentukan oleh Asosiasi atas dasar SK Mentri & Direksi Pelindo KOMERSIAL • Pemerintah Pusat • Pemerintah Daerah • Pemerintah Pusat • Pemerintah Daerah • Pemerintah Pusat • Pemerintah Daerah • Pemerintah Pusat • Pemerintah Daerah NON KOMERSIAL • Industri • Instansi Teknis • Pemilik Barang • Industri • Instansi Teknis • Pemilik Barang • Industri • Instansi Teknis • Pemilik Barang • Industri • Instansi Teknis • Pemilik Barang KHUSUS Tabel Typical Ownership Model At Port (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=uqN73Ki4aMU) Mode Of Ownership Land Area Infrastructure Superstructure Quay Side Operation Land Side Operation 100% State Owned & Operated State Owned Owned and Construction by Port Autority State Owned Port Autority Port Autority Leased Terminal State Owned Owned and Construction by Port Autority Privately Owned or Rented from Port Autority Terminal Operator Terminal Operator Concession Agrement State Owned Owned and Construction by Port Autority Privately Owned Terminal Operator Terminal Operator BOT Concession State Owned Construction Privately Owned Privately Owned Terminal Operator Terminal Operator 100% Privately Owned Privately Owned Privately Owned Privately Owned Terminal Operator Terminal Operator
  • 17. Tabel Kelebihan dan Kekurangan Pola Manajemen Pelabuhan (sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan) Sistem Pengelolaan Pelabuhan Kelebihan Kekurangan Landlord Port Penyelenggara pelabuhan membatasi fungsinya pada penyediaan lahan, perairan & fasilitas pokok,sedangkan pihak swasta dapat menyewa fasilitas pokok tersebut dan membangun terminal serta mengoperasikan. •Dana investasi yang harus disediakan oleh penyelenggara pelabuhan tidak besar. •Tidak terjadi monopoli dalam penyediaan pelayanan jasa kepelabuhan. Tidak dapat diaplikasikan pada daerah yang belum berkembang, para investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya. Tool Port Penyelenggara pelabuhan menyediakan semua fasilitas dan peralatan pelabuhan sedangkan pengoperasiannya di lakukan oleh swasta atas dasar sewa dengan tarif yang telah ditentukan. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada banyak pihak untuk terlibat dalam penyediaan jasa kepalabuhanan. Karena banyak pihak yang terlibat akan sulit mengendalikan tingkat kinerja pelabuhan. Operating Port Penyediaan semua fasilitas dan operasi oleh penyelenggara pelabuhan. Pengendalian kinerja pelabuhan lebih mudah karena tidak banyak pihak yang terlihat dalam penyelenggaraan jasa pelabuhan. •Bersifat monopoli dalam penyediaan jasa kepelabuhan, sehingga kinerja pelabuhan sulit dipacu (tidak ada kompetisi). •Peluang investor/swasta terbatas untuk terlibat dalam penyediaan jasa. 3 Elemen Dasar dalam Pengelolaan Pelabuhan 1. Port Regulator (Pemerintah), berkewajiban : • Menyediakan dan memelihara sarana navigasi khususnya di alur pelayaran • Menyediakan pelayanan pemanduan dan manajemen lalulintas kapal untuk menjamin keselamatan pelayaran. • Melakukan pembinaan dan menyediakan sertifikasi terhadap buruh • Menyelenggarakan keamanan pelabuhan. 2. Port Landowner (Pengelola Pelabuhan), berkewajiban : • Mengelola dan mengembangkan area pelabuhan (port estate) • Mengimplementasikan kebijakan dan strategi pengembangan pelabuhan • Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan • Menyediakan dan merawat alur pelayaran, kolam pelabuhan, dam • Menyediakan jalan di lingkungan pelabuhan. 3. Port Operator (Swasta) Merupakan elemen yang paling mungkin untuk diprivatisasi, elemen tersebut merupakan elemen yang berperan dalam melakukan kegiatan fisik transfer barang/penumpang dari laut ke darat atau sebaliknya atau lebih dikenal dengan stevedoring activity.
  • 18. Tabel Kondisi eksisting pembagian wewenang dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia (sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan) Fungsi Port Regulator Port landowner Port operator •Perencanaan umum •Penetapan masterplan •Sertifikasi alat dan operator •Keselamatan pelayaran •Penetapan tarif x x x x x x x •Alur, kolam, dam •Dermaga, gudang, alat bongkar/muat •Jalan, lingkungan, penerangan x x x x •Pemanduan •Penundaan •Terminal x x x x x Privatisasi (Peran serta Swasta) Terhadap Pelabuhan • Agar pelabuhan komersial dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat dan mampu menyesuaikandengan perubahan lingkungan bisnis pelabuhan, maka pelabuhan harus dikelola dengan professional, salah satunya dengan cara melibatkan pihak swasta secara luas dalam pengelolaan pelabuhan. • Program keikutsertaan swasta atau privatisasi dalam pengelolaan pelabuhan adalah suatu proses hukum menswastakan suatu kegiatan atau wewenang pengelolaan suatu segmen kegiatan yang selama ini hanya dilakukan oleh pemerintah atau badan usaha milik negara sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah, selanjutnya diserahkan dan dimiliki atau dikelola oleh pihak swasta. • Program privatisasi ini membawa implikasi hukum dengan berubahnya kepemilikan atau status yang semula merupakan aset pemerintah menjadi swasta, walau tidak secara permanen (biasanya 20 sampai 30 tahun, sesuai bentuk/jenis perjanjian konsesinya), tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kepemilikian yang bersifat permanen, seperti bentuk perjanjian Built-Operate-and-Own (BOO) melalui penjualan secara utuh atau sebagian besar saham/aset. Bentuk Transaksi Privatisasi • Penjualan semua aset pelabuhan dengan segala hak, goodwill dan wewenang/hak (previlege) yang melekat terhadap pelabuhan atau aset tersebut; • Mendirikan perusahaan baru dan menjual sebagian besar sahamnya, lebih dari 50% kepada pihak swasta, dalam bentuk direct placement, seperti yang telah dilakukan terhadap Terminal Petikemas Tanjung Priok; • Perjanjian pembangunan suprastruktur oleh pihak wasta di area atau di atas infrastruktur milik pelabuhan, dan mengoperasikannya dengan kontrak atau konsesi jangka panjang dan ini lazim terjadi di Eropa dan Amerika Serikat, Hongkong, yang dikenal konsep landlord port; • Investasi swasta dalam pembangunan infra dan suprastruktur baik sebagai suatu terminal baru atau pelabuhan baru, dan mengoperasikannya atas dasar perjanjian konsesi dalam bentuk Build-Operate- and-Transfer (BOT), atau Build-Operate-and-Own (BOO); • Terminal operating system, yaitu infrastruktur milik pelabuhan dan suprastruktur dibangun dan dioperasikan oleh pihak terminal operator swasta berdasarkan kontrak operasi atau persewaan secara lump-sum jangka panjang. Ini banyak terjadi di pelabuhan-pelabuhan di negara maju maupun negara berkembang Bentuk Privatisasi Dalam Penyelenggaraan Pelabuhan • Outsourcing Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer sebagian fungsi pelabuhan kepada pihak swasta (dalam kondisi sistem operating port). Adapun bentuk-bentuk outsourcing meliputi : sub-contract, management contract, dan equipment leasing.
  • 19. • Restructuring Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer core business pelabuhan kepada pihak swasta, tanpa menghilangkan kepemilikan terhadap asset. Bentuk-bentuknya meliputi : capital leasing dan wholly-owned subsidiaries. • Partial Divestiture Transfer aset melalui kepemilikan bersama antara pemerintah dan swasta pada perioda kontrak tertentu (20-40 tahun) melalui suatu perjanjian joint venture. Bentuk-bentuknya meliputi : concession dan joint venture. • Full Divestiture Semua aset ditransfer atau dijual seluruhnya ke pihak swasta. Bentuk privatisasi ini sangat jarang diterapkan, kecuali pelabuhan di Inggris. Pembagian Tanggungjawab antara Sektor Publik dan Swasta • Public Sector : planner, facilitator and regulator • Private Sector : service provider, operator and developer • Shifting the boundary line : results rather than ideology  Increased service levels for infrastructure users  Increased efficiency in operations  Improved allocation of limited public funds Port Reform • Modernization : introduction of more suitable systems, working practices, etc. within the existing system of bureaucratic constraints. • Liberalization/de-regulation : reform or partial elimination of government rules, enabling private companies to operate in a previously publicly-operated area. • Commercialization : the public port is given more autonomy, made accountable for its decisions and overall performance, and applies private sector management accounting principles. • Corporatization : the public port is given the legal status of a private company, although the public sector sill retains ownership • Privatization : transfer of ownership of assets from the public to the private sector, or the application of private capital to fund investments in port facilities, equipment and systems. It can be comprehensive or partial. (Sumber : https://www.slideshare.net/AryaDewantara/216074397-214febmanajemenpelabuhan)
  • 20. II.3. Target Operating Model (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan pada Pelabuhan Persaingan bisnis semakin hari semakin sengit dan setiap perusahaan berusaha mencari celah pasar. Perusahaan dapat memilih pada area biaya rendah atau area kualitas tinggi. Dan untuk supaya bisa selalu terdepan, perusahaan harus selalu mengevaluasi model operasi bisnis yang dibuatnya. Model bisnis menjadi kunci dalam kesiapan perusahaan dalam persaingan. Bisnis model yang efisien akan membuat ongkos operasi perusahaan menjadi lebih ringan dan akan membuat perusahaan dalam 'lead cost operation'. Terkait dengan model bisnis adalah juga proses bisnis. Proses bisnis yang efektif dan efisien akan menghasilkan layanan/produk sesuai harapan pelanggan. Perusahaan harus mempunyai team untuk memantau efetifitas bisnis perusahaan. Perusahaan tidak boleh terlampau puas dengan model bisnis yang sekarang sedang dijalankan. Kita harus memikirkan model-model bisnis lain yang mungkin akan meningkatkan efisiensi perusahaan atau meningkatkan kualitas layanan dan produk kita. Bisnis model adalah suatu kerangka kerja untuk membuat bentuk-bentuk ekonomi, sosial, dan/atau semua nilai-nilai dalam perusahaan. “Model bisnis”, isitilah tersebut biasanya digunakan untuk berbagai deskripsi informal atau formal untuk mewakili aspek-aspek inti dari bisnis, termasuk tujuan, penawaran, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktek-praktek perdagangan, dan juga operasional proses dan kebijakan perusahaan. Dalam arti, sebuah model bisnis adalah metode dalam melakukan bisnis dengan perusahaan yang dapat berdiri sendiri. Artinya, menghasilkan pendapatan. Model bisnis memaksa bagaimana suatu perusahaan menghasilkan uang dengan menentukan dimana posisi dalam sebuah “value chain” (rantai nilai) perusahaan. Sebenernya, bisnis model ini adalah suatu kunci dari bagian operational bisnis dalam suatu perusahaan. Kalau gak ada bisnis model dalam suatu perusahaan, maka alur produksi dalam perusahaan tidak akan terbaca, sehingga kita tidak tau perusahaan itu lagi mengalami kesuksesan atau kegagalan. Dengan adanya bisnis model ini, kita bisa membaca jalannya perusahaan, dari tahap produksi sampai ke dimana barang ada di konsumen. (sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf) Sebuah Pemodelan Proses Bisnis adalah diagram umum yang mewakili urutan kegiatan. Biasanya menunjukkan peristiwa, tindakan dan hubungan atau titik-titik koneksi, secara berurutan dari ujung ke ujung. Urutan ini penting untuk sebagian besar aspek pemodelan proses bisnis, tetapi ada pengecualian untuk ini terutama di tingkat yang lebih tinggi dari suatu operasi organisasi (lihat catatan tentang urutan). Pemodelan Proses Bisnis secara implisit berfokus pada proses, tindakan dan kegiatan. Sumber Daya yang digambarkan dan menunjukkan bagaimana mereka akan diproses serta menunjukkan hal apa yang mereka lakukan, untuk apa, dan biasanya kapan dan untuk alasan alasan, terutama ketika berbagai kemungkinan atau pilihan muncul, seperti pada diagram alir. Pemodelan Proses Bisnis merupakan lintas fungsional, biasanya menggabungkan pekerjaan dan dokumentasi lebih dari satu departemen dalam organisasi. Dalam situasi lebih rumit, Pemodelan Proses juga termasuk aktivitas proses eksternal organisasi dan sistem yang dimasukkan ke dalam proses primer/utama.
  • 21. Dalam organisasi besar Pemodelan Proses Bisnis untuk operasi cenderung dianalisis dan direpresentasikan secara lebih rinci daripada di organisasi kecil, karena skala dan kompleksitasnya lebih besar. Pemodelan Proses Bisnis sampai batas tertentu juga ditentukan oleh berbagai alat komputerisasi dan atau perangkat lunak yang digunakan dalam menerapkan metode tersebut. Metode-metode dan fitur standar dalam Pemodelan Proses Bisnis terus berkembang, yang berarti bahwa kita harus tetap berpikiran terbuka dan swelalu ingin tahu bagaimana model tersebut dapat digunakan. Sebuah Diagram Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan hasil kinerja dari suatu proses. Hasil akhir diagram proses bisnis adalah perbaikan cara proses bisnis itu bekerja. Fokus perbaikan adalah pada 'nilai tambah' yang membuat layanan pelanggan dan pengalaman yang lebih baik, dan mengurangi waktu atau usaha yang terbuang. Dan Pemodelan Proses adalah metodologi yang ampuh untuk diarahkan pada operasi yang ada manfaatnya dari perbaikan, dan bila orang yang terlibat adalah yang berkecimpung dan mendukung. Semakin efisien perusahaan mampu melakukan transformasi, maka semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Dalam Perkembangan sistem manajemen operasi untuk melakukan sebuah transformasi usaha/bisnis dapat ditempuh dengan cara : Menciptakan produk baru (product innovation); Membeli hak cipta atau dengan mengadakan kontrak dengan pihak luar tentang penciptaan produk baru; dan Mengembangkan produk yang sudah ada (product development). Persaingan bisnis akan semakin tajam dan keras. Hanya perusahaan yang kuat, sehat dan kompetitif yang dapat bertahan. Diperlukan perubahan-perubahan fundamental agar tetap eksis. Transformasi bisnis adalah seluruh proses perubahan yang diperlukan oleh suatu korporasi untuk memposisikan diri agar lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah secara cepat maupun keinginan-keinginan baru yang muncul dari dalam perusahaan. Perubahan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap pola pikir, pola pandang dan pola tindak perusahaan, strategi bisnis, budaya perusahaan maupun perilaku dan kemampuan organisasi. Rencana transformasi perusahaan untuk pelabuhan, hasil pengembangan terakhir dari proses di atas akan berujung pada struktur organisasi mendatang dan model operasi tingkat tinggi, atau yang biasa disebut sebagai Target Operating Model (TOM). Perusahaan yang melakukan transformasi bisnis secara fundamental, utuh dan berkesinambungan memperoleh banyak manfaat, antara lain yaitu perusahaan dapat memfokuskan diri kepada bidang bisnis yang lebih menjanjikan (business repositioning), menciptakan daya tahan dan daya saing yang lebih besar, meningkatkan kemampuan organisasi agar dapat memiliki daya dukung yang lebih kuat, menciptakan nilai dan penghasilan finansial yang lebih besar serta berpeluang lebih besar menjadi perusahaan bertaraf kelas dunia. Dengan kata lain hanya perusahaan yang mampu merubah dirinya dalam menghadapi tantangan bisnis kedepan yang akan “survive”.
  • 22. Gambar Pola Pikir Dan Kerangka Acuan Dalam Melakukan Transformasi Bisnis Yang Terintegrasi (sumber : http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development- behavior/mengelola-transformasi-bisnis) Pola pikir dan kerangka acuan dalam melakukan transformasi bisnis yang terintegrasi, ini terdiri dari dua unsur. Pertama Value Chain of Business Transformation, yang berisi tahapan-tahapan yang harus dilakukan agar perubahan yang dilakukan dapat menciptakan nilai. Tahap tersebut meliputi lima tahap, yaitu tahapan pertama, visioning dan strategic positioning serta corporate strategy development; tahap kedua, peningkatan kemampuan organisasi; tahap ketiga, pengembangan sumberdaya manusia; tahap keempat, pemantapan budaya perusahaan; dan tahap kelima, pencapaian sasaran perusahaan dan penciptaan nilai. Tahap pertama adalah visioning, strategic positioning dan corporate strategy development untuk menetapkan arah dan tujuan perusahaan serta memposisikan diri agar lebih kompetitif. Tahap kedua, peningkatan kemampuan organisasi. Tahap ketiga, pengembangan sumberdaya manusia untuk melakukan perubahan mendasar pada pengelolaan dan kesisteman sumberdaya manusia. Tahap keempat, pemantapan budaya perusahaan diperlukan agar seluruh kekuatan perusahaan dapat ‘diikat’ menjadi satu dan diarahkan kepada sasaran yang diinginkan. Budaya perusahaan merupakan pola pikir, pola tindak dan perilaku organisasi beserta sumberdaya manusianya di dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Tahap kelima, pencapaian sasaran perusahaan dan penciptaan nilai ditujukan untuk menerapkan kiat-kiat bisnis terbaik di dalam melaksanakan strategi bisnis dan kegiatan operasi agar tercipta nilai yang besar. Kedua. Implemetation Process of Business Transformation, yang berisi langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan bisnis secara terencana dan baik serta pelaksanaan transformasi bisnis, setiap tahap harus dilakukan secara utuh dan runtut.
  • 23. Gambar Implemetation Process of Business Transformation (sumber : http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organization-development- behavior/mengelola-transformasi-bisnis) Berawal dengan visioning dan positioning yang intinya adalah upaya memposisikan diri dengan metoda scenario planning. Tujuannya untuk mengindentifikasikan segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan sehingga kebijakan-kebijakan bisnis dan operasional dapat ditetapkan secara lebih baik dan dini. Isu- isu strategis yang akan dihadapi oleh perusahaan dikumpulkan dan dikaji dengan analisa SWOT dan kajian iklim usaha. Dengan demikian skenario masa depan yang paling tepat bagi perusahaan dapat ditetapkan sebagai skenario idaman. Dari skenario idaman inilah dapat dijabarkan menjadi Visi, Misi dan Tatanilai baru, rencana korporat jangka panjang dan strategi bisnis yang tepat, serta peta jalan (road map) lengkap dengan target-target pencapaian (milestones) yang diperlukan didalam melaksanakan bisnisnya. Tahap selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan organisasi,. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama, penyusunan strategi korporat dan rencana bisnis yang lebih terfokus dan terintegrasi. Kedua, rencana bisnis dengan ukuran kinerja yang jelas dan menantang. Ketiga, kemampuan untuk melaksanakan strategi menjadi kenyataan. Keempat, aplikasi good corporate governance. Kelima, keselarasan yang kuat antara korporat dan unit-unit bisnis. Keenam, penerapan konsep dan aplikasi Manajemen Mutu Terpadu sebagai “pola hidup dan pola tindak”. Ketujuh, struktur organisasi berdasarkan proses yang utuh. Kedelapan, lingkungan kerja berdasarkan team-based. Kesembilan, konsep organisasi yang ramping “lean and mean”. Kesepuluh, kesisteman organisasi yang menunjang. Kesebelas, kemampuan menciptakan nilai yang tinggi. Keduabelas, kemampuan untuk memupuk modal usaha; serta terakhir adalah penetapan kebijakan strategic outsourcing yang tepat guna. Di dalam upaya pengembangan sumberdaya manusia perlu diterapkan konsep manajemen sumberdaya manusia yang terintegrasi dan selalu mengacu kepada Visi, Misi, Tata nilai dan strategi bisnis perusahaan. Kaji ulang kesisteman sumberdaya manusia perlu dilakukan secara terintegrasi mulai dari manpower planning, rekruitmen, pelatihan dan pengembangan karir, sistem penilaian kinerja, kompensasi, sampai dengan rencana redeployment. Pemantapan budaya perusahaan merupakan faktor sangat penting karena budaya menjadi isi, jiwa dan perilaku perusahaan dan pekerjanya serta merupakan motor penggerak perusahaan di dalam menyikapi tantangan bisnis. Budaya perusahaan juga merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam membangun citra dan reputasi perusahaan. Untuk dapat mengetahui budaya perusahaan sekarang dan budaya yang diinginkan dapat dilakukan beberapa survai dan kajian, antara lain: survai pendapat karyawan, audit budaya dan citra, dan force field analysis. Dari kajian-kajian tersebut dapat ditentukan unsur-unsur pembangun budaya dan citra sebagai basis untuk melakukan perbaikan dan pemantapan menuju budaya baru. Langkah terakhir adalah memasukkan budaya baru kedalam kesisteman perusahaan. Tahapan akhir dari transformasi bisnis adalah tahapan pencapaian sasaran bisnis dan penciptaan nilai. Dalam tahap ini diperlukan pelaksanaan operasi yang mengikuti Standard Operating Procedures (SOP) yang baku dan diterapkan secara konsisten, aplikasi manajemen mutu terpadu, manajemen kontrol biaya, dan akuntabilitas. Sebagai tolok ukur keberhasilan dapat dipergunakan Transformational Scorecard, yang terdiri dari lima kelompok tolok ukur, yaitu : ukuran kinerja finansial, tingkat kepuasan pelanggan, kinerja sumberdaya manusia dan kemampuan belajar, kinerja kesisteman organisasi, dan kinerja operasional.
  • 24. Seluruh tahapan di atas dapat dilakukan dengan sangat efisien dan efektif dengan bantuan teknologi informasi sebagai process dan business enablers. Ada dua elemen besar dalam teknologi informasi, yang pertama adalah informasi dan yang kedua adalah teknologi. Kedua elemen tersebut apabila dikemas dengan benar akan menjadi teknologi informasi yang dapat memberikan nilai tambah yang besar kepada proses kerja. Demikian pula, informasi yang dimiliki oleh perusahaan akan dapat dikelola dengan lebih baik dengan menghilangkan kesalahan manusia apabila dibantu dengan teknologi informasi yang tepat. Untuk mempunyai sistem teknologi informasi yang sempurna, perusahaan perlu melewati tiga tahapan. Tahapan pertama adalah penyempurnaan proses kerja; tahapan kedua adalah mengetahui kebutuhan pengguna; dan tahapan ketiga adalah penggabungan proses kerja, kebutuhan dan teknologi yang ada. Dengan penggabungan tersebut, proses kerja organisasi dapat lebih efektif dan efisien. Strategi-strategi untuk melakukan Kerangka acuan bisnis model, sebagai berikut : 1. Market Potential/Cost Structure • Target inefficiencies in off-line value chain • Scalability (MC (Marginal Cost) and FC (Fixed Cost)) • Appeal of low-service levels in the industry 2. Pricing and Advertising Potential • Price Discrimination • Customer Data • Versioning & Targeting • Legal Issues 3. Barriers to Entry • Network Externalities (Direct and Indirect) • Switching Cost/Lock-In • Scarce Assets—Legal, Reputational, Strategic • Channel Conflict 4. Alliances/Partnerships/Acquisitions • Complementarities • Merge, Ally or go it Alone Decisions 5. Sustainability • Potential Competitors • Potential New Markets
  • 25. Transformasi perusahaan untuk model operasinya (TOM) dan Struktur Organisasi Perusahaan pada Pelabuhan bisa dalam bentuk sbb : Kantor Pusat (KP) Fungsi-Fungsi di Kantor Pusat Terpusat • Shared Service • Menetapkan Strategi • Menetapkan Standar • Meneteapkan Kebijakan • Mendorong tercapainya target Kinerja Terpusat • Menetapkan Strategi • Menetapkan Standar • Meneteapkan Kebijakan • Mendorong tercapainya target Kinerja • Memberi Panduan & dukungan Anak Perusahaan Kantor Cabang Cabang Pelabuhan Unit Bisnis Lokal • Melaksanakan Strategi • Melaksanakan Standar • Melaksanakan kebijakan • Memberikan Pencapaian Kinerja • Perbaikan Kinerja yang berkelanjutan Lokal • Melaksanakan Strategi • Melaksanakan Standar • Melaksanakan kebijakan • Memberikan Pencapaian Kinerja • Perbaikan Kinerja yang berkelanjutan Anak Perusahaan Kantor Pusat
  • 26. Aktivitas Utama, Peran Dan Fungsi Dari Tiap Pilar Aktivitas Utama Peran Fungsi Utama Kantor Pusat (KP) • Penetapan Strategi • Penetapan Kebijakan • Pengelolaan dan Pengendalian • Pengelolaan pemangku kepentingan • Pemantauan hubungan dengan investor & humas • Pengelolaan bidang legal • Pengelolaan keuangan korporasi, penetapan target keungan dan operasional untuk entitas bisnis • Pengelolaan SDM KP • Memenuhi persyaratan pemegang saham • Memenuhi persyaratan pemangku kepentingan • Mentapkan tujuan tingkatan korporat • Menentukan dan mengoptimasi struktur korporat • Mengelola Corporate Govermance • Meyetujui investasi dan kemitraan • Melakukan kegiatan keuangan korporat dan kinerja operasional • Melakukan Kegiatan SDM • Dewan Direksi, CEO, CFO, COO • Manager atau Direktur fungsi lain Kantor Pusat dan Fungsi Korposrasi Berfokus pada Strategi Korporasi ; Memastikan Sinergi antar entitas Bisnis ; Menetapkan Kebijakan dan Tujuan ; Mengawasi dan Mengendalikan ; Melaksanakan fungsi korporasi seperti bagian hukum, keuangan korporasi, pelaporan kepada pemangku kepentingan. Entitas Bisnis • Menyatukan kegiatan yang mempunyai kesamaan layanan, pelanggan, proses, aset, budaya dan SDM • Mendorong manajemen untuk berfokus pada satu kegiatan tertentu • Mempunyai kewenangan mengambil keputusan dalam lingkup kebijakan yang dibuat KP untuk mencapai tujuan yang ditetapkan KP • Membatasi risiko dan masalah keuangan atas suatu investasi pada unit usahanya agar tidak mempengaruhi unit lain • Mempunyai kelenturan dalam menarik mitra dan takeover • Dapat mengelola laba & Rugi nya sendiri (tidak selalu) Saran Pengelompokan 1. Layanan kargo (curah kering dan cair, general cargo, petikemas) • Opsi 1 : Menyatukan kegiatan stevadoring per tiap pelabuhan • Opsi 2 : Meyatukan terminal petikemas sebagai 1 jaringan dalam perusahaan 2. Layanan Kapal (Pandu, Tunda, Tambat) 3. Kegiatan Pengembangan Pelabuhan • Kemungkinan berbentuk Unit Bisnis, karena pengembangan Pelabuhan dilakukan oleh SPV (Special Purpose Vehicle) Shared Service • Mendorong Economy of Scale • Mendorong pengendalian prosedur baku & transparansi • Menyatukan Pengetahuan dan Keahlian • Melayani Unit Bisnis dan Kantor Pusat • Menjadi Cost Center Saran Jenis Shared Service Keungan & Pelaporan/Analisis Kinerja, Procurement, IT, SDM Special Purpose Vehicles • Entitas JV (Joint Venture) dan Kemitraan • Entitas perusahaan induk untuk memudahkan pendanaan atau mitigasi risiko (contoh perusahaan pemegang aset)
  • 27. Entitas Bisnis • Perencanaan dan pengelolaan kegiatan operasi • Pengelolaan keuangan • Pengelolaan aset • Pengelolaan SDM & rekrutmen • Pengelolaan marketing, penjualan dan CS • Perencanaan procurement • MRO (maintenace, repair & overhaul) • Penyediaan dukungan utama proses SSC • Penyediaan kegiatan HSSE • Menetapkan dan mengoptimasi struktur entitas bisnis • Merencanakan kegiatan bisnis dan prakiraan bisnis • Memenuhi target yang ditetapkan KP • Melakukan kegiatan keuangan entitas bisnis (Laba/Rugi) • Melakukan kegiatan operasional (pelaksanaan & pengukuran kinerja) • Melakukan dan memungut pendapatan • Melakukan investasi sesuai tingkat kewenangannya • Melakukan kegiatan SDM • Melakukan kegiatan sesuai kebijakan KP & perundangan • Mencari mitra pembangunan pelabuhan • Melakukan pengembangan strategis dan perencanaan infrastruktur (khusus entitas pengembangan pelabuhan) • Manajemen, GM, Direktur Operasi Keungan • Manajer SDM, Procurement, Marketing & Penjualan (Stevadoring mungkin membutuhkan Direktur karena besarnya) Shared Service • Pelaksanan kegiatan Shared Service • Pemantauan kinerja SLA (service level agreement) dengan entitas bisnis • Pemantauan target KP atas kegiatan SSC • Proyek peningkatan • Pengelolaan SDM untuk staf SSC • Memenuhi target yang ditetapkan KP • Memenuhi SLA dengan entitas bisnis • Meminimalisasi biaya kegiatan • Mendorong perbaikan berkelanjutan • Mendapatkan kepuasan pelanggan • Direktur SSC, keungan, IT dan SDm • Kepala fungsi SSC, keungan procurement, SDM, IT SPV Tergantung Tiap Proyek Tergantung Tiap Proyek TBD II.4. Analisis Model Bisnis Pelabuhan (sumber : http://integratedreporting.org/wp-content/uploads/2013/03/Business_Model.pdf)
  • 28. Gambar Port Dimention (sumber : https://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch4en/conc4en/port_dimensions.html) Gambar Port Activities (sumber : https://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch4en/conc4en/tbl_port_activities.html )
  • 30. Aktivitas Segmen usaha/bisnis layanan kepelabuhanan yang dilakukan bisa dalam bentuk sebagai berikut :  PELAYANAN KAPAL • Labuh • Penambatan • Pemanduan • Penundaan • Air Kapal • Lainnya o Kepil o Tagihan Minimum o Kapal Lainnya  PELAYANAN BARANG • Dermaga • Gudang o Pengusahaan o Persewaaan • Lapangan o Pengusahaan o Persewaan • Overbrengen • Terminal Operator o Lift On/Off o Pas Kendaraan o Penumpukan • Pipanisasi • Lainnya o Tagihan Minimum o Biaya Materai o Share Peti Kemas o Batal Muat o Jasa Monitoring o Jasa Cleaning o Barang Lainnya  PENGUSAHAAN ALAT • Kran darat • Kran apung • Forklift • Head Truck • Chasis • Tongkang • Towing Tranctor • Timbangan • Wheal Loader • Reception Facilities • Alat PMK • Lainnya  PELAYANAN TERMINAL • Stevedoring • Cargodoring • Overbrengen • Receiving / Delivery • B/M Barang Per Paket • B/M Peti Kemas • B/M Peti Kemas Per Paket • Penyewaan Alat • Pengusahaan Alat • Reefer Container • Pendapatan Ro-Ro • Lainnya o Sharing o Administrasi o TCK (UBM) o Tuslag o Mobilitas o Supervisi Fee Instalasi Pipa o Troughput Fee Instalasi Pipa  PENGUSAHAAN TANAH, BANGUNAN, AIR, DAN LISTRIK (TBAL) • Tanah o Daratan o Perairan • Bangunan o Gedung o Ruangan • Air Minum o Diusahakan Sendiri o Pihak Ketiga • Listrik o Pemakaian o PPJ • TBAL Lainnya  PELAYANAN PELSUS/TERSUS/DUKS/TUKS • Labuh • Penambatan • Dermaga • Pemanduan • Penundaan o Milik o Non Milik (Sharing) • Pelsus Lainnya
  • 31.  PELAYANAN TERMINAL PETIKEMAS • Operasi Kapal Internasional o Captive Cargo o Transhipment o Shifting o Uncontainerized o Over Height/Weight/Length o Buka/Tutup Palka o Pembatalan Muatan • Operasi Lapangan o Lift On/Off o Relokasi Alat o Gerakan Extra o Reefer Container o Penumpukan Container o Pengusahaan Lapangan o Haulage/Trucking • Operasi CFS o Stuffing o Stripping o Receiving o Delivery o Penumpukan Barang o Persewaan CFS(Lumpsum) o Tuslag/Surcharge o Rubah Status USD o Pengusahaan Alat • Operasi Lainnya International o Dermaga o Pas Pelabuhan o Repair Container o Cleaning Container • Operasi Kapal Domestik o Bongkar/Muat o Transhipment o Shifting o Uncontainerized o Over Height/Weight/Length o Buka Tutup Palka o Pembatalan Muatan • Operasi Lapangan Domestik o Lift On/Off o Relokasi Alat o Gerakan Extra o Reefer dan Monitoring o Penumpukan Container o Pengusahaan Lapangan o Haulage/Trucking • Operasi CFS Domestik o Stuffing o Stripping o Receiving o Delivery o Penumpukan Barang o Persewaan CFS(Lumpsum) o Tuslag/Surcharge o Rubah Status o Pengusahaan Alat • Operasi Lainnya Domestik o Dermaga o Pas Pelabuhan o Repair Container o Cleaning Container  RUPA-RUPA USAHA • Pas Pelabuhan • Konstribusi Mekanis/Alat • Bengkel • Pendidikan dan Latihan • Konstribusi Terminal Operator • Jasa Kebersihan • Puskepel/Unit Kesehatan • Pengusahaan Alat
  • 32.  PELAYANAN KERJA SAMA MITRA USAHA(KSMU) • KSMU Pelayanan Kapal o Labuh o Penambatan o Pemanduan o Penundaan o Air kapal o Lainnya • KSMU Pelayanan Barang o Dermaga o Gudang o Lapangan o Overbrengen o Terminal Operator o Pipanisasi • Pengusahaan Alat o Kran Darat o Kran Apung o Forklift o Truck o Chasis o Tongkang o Towing Tractor o Timbangan o Wheel Loader o Reception Facilities o PMK o Lainnya • Pelayanan Terminal o Stevedoring o Cargodoring o Overbrengen o Receiving/Delivery o B/M Petikemas o Penyewaan Alat o Reefer Container o Pend. RO-RO o Lainnya • Terminal Peti Kemas o TPK Operasi Kapal o TPK Operasi Lapangan  Gerakan Extra  Reefer Container  Penumpukan Container  Pengusahaan Lapangan  Haulage/Trucking o TPK Operasi CFS  Receiving  Delivery  Penumpukan Barang  Persewaan CFS(Lumpsum)  Tuslag  Rubah Status  Pengusahaan Alat  Lainnya • TBAL o Tanah  Tanah Daratan  Tanah Perairan o Bangunan  Bangunan Gedung  Bangunan Ruangan o Air Minum  Diusahakan Sendiri  Pihak Ketiga o Listrik o TBAL Lainnya • Lainnya o Pas Pelabuhan o Konstribusi Mekanis/Alat o Bengkel o Pendidikan dan Latihan o Konstribusi Terminal Operator o Jasa Kebersihan o Puskepel/Unit Kesehatan o Pengusahaan Alat o Fasilitas Pelabuhan/Kompensasi o Telekomunikasi o Jasa Monthly Rental o Jasa Over Time o Jasa Space Gudang o Rupa-rupa Lainnya  PELAYANAN RUMAH SAKIT PELABUHAN • Klinik Umum • Klinik Spesialis • Klinik Gigi • Klinik Terpadu • Rontgen • Laboratorium • Farmasi • Rawat Inap • Ambulance • CT. Scan • RSP Lainnya  PELAYANAN USAHA GALANGAN KAPAL • Jasa Galangan Kapal • Jasa Teknik • Jasa Konsultasi • Usaha Galangan Kapal Lainnya  PELAYANAN DEPO PETIKEMAS • Lift On/Off • Relokasi Alat • Reefer Container • Penumpukan • Trucking/Haulage • Repair Container • Cleaning Container • Stuffing/Striping • Lainnya  ANAK PERUSAHAAN
  • 33. (Sumber : Dibuat Oleh Penulis Dari Berbagai Sumber) Perbandingan Klasifikasi Pola Jenis Layanan Jasa/Usaha Kepelabuhan Yang Dikelompokan Berdasarkan Target Operasi Model (TOM) Sesuai Aktivitas Model Bisnis Pelabuhan menjadi Area aktivitas yang menghasilkan jasa Bisnis sebagai berikut : Value Chain dan Pelaku Bisnis Transportasi Perdagangan Lewat Laut Movement Transportation Conectivity Customer /Suplier Port & Terminal (Orgin) Port & Terminal (Destination) Movement Transportation Conectivity Pemilik Barang Penjual Pembeli Kawasan Industri Eksportir Importir Pabrik Perusahaan Pelayaran Freight Forwader Ekspedisi/EMKL Agen Perusahaan Angkutan Darat Pemilik Barang Penjual Pembeli Kawasan Industri Eksportir Importir Pabrik Perusahaan Pelayaran Freight Forwader Ekspedisi/EMKL Agen Perusahaan Angkutan Darat Badan Usaha Pelabuhan Perusahaan Bongkar Muat Bea & Cukai Imigrasi Karantina Otoritas Pelabuhan Kesyahbandaran KPPP/KPLP Surveyor Bank Asuransi Pemda Customer /Suplier AS - IS PORT OPERATOR PELAYANAN KAPAL PELAYANAN BARANG USAHA PENDUKUNG TO - BE TERMINAL OPERATOR (PELAYANAN BARANG) MARINE SERVICE (PELAYANAN KAPAL) LOGISTIC SERVICE COMPLEMENTARY BUSINESSPORT DEVELOPER
  • 34. Pengelompokan dan Evaluasi Jasa kepelabuhan utama dan lainnya yang dapat dikelola oleh Pelabuhan sesuai yang diatas tersebut dengan Target Model Operasi (TOM) Bisnis adalah sebagai berikut : Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business 1 Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan 1 Perairan untuk lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal 1 Penyediaan pelayanan jasa bongkar muat, peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo) dan kenderaan 1 Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industry dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda 1 Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum, dan instalasi limbah serta pembuangan sampah 2 Penyediaan dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, barang termasuk hewan (general cargo), dan fasilitas naik turunnya penumpang dan/atau kenderaan 2 Penyediaan dan/atau jasa- jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal 2 Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan 2 Kawasan Industri 2 Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan 3 Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, penumpang, pelayanan rakyat, dan Ro-Ro 3 Jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (Ship to Ship Transfer) termasuk jasa ikutan lainnya 3 Pengusahaan dan penyelenggaraan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi, serta pelayanan logistik 3 Jasa konstruksi kepelabuhanan 3 Penyediaan pengelolaan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan 4 Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan 4 Jasa penyelaman (salvage) 4 Jasa forwarding / ekspedisi 4 Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan 5 Jasa perawatan kapal 5 Jasa angkutan 5 Jasa perawatan peralatan dibidang kepelabuhanan 6 Jasa Tally 6 Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan
  • 35. Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business 7 Jasa timbangan 7 Fasilitas pariwisata dan perhotelan 8 Pengusahaan kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara 8 Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan 9 Jasa komunikasi dan informasi 10 Jasa kesehatan 11 Perbekalan dan catering 12 Tempat tunggu kenderaan bermotor dan shuttle bus 13 Jasa pas pelabuhan
  • 36. Aktivitas/segmen bisnis atau jasa layanan yang akan dibuat mendatang adalah sebagai berikut : Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business ● Jasa timbangan dan sertifikat tes VGM (Verified Gross Mass) ● Jasa penyelaman (salvage) ● Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan distribusi barang termasuk hewan ● Kawasan Industri ● Jasa angkutan (Trucking, land transportation) ● Penyediaan dan/atau pelayanan pembuangan sampah ● Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM dan air bersih untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan ● Jasa Forwarding/Ekspedisi/3PL ● Jasa Konsultan Dan Surveyor Kepelabuhanan ● Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan bongkar muat ● Tempat tunggu kenderaan bermotor dan shuttle bus ● Perbekalan dan catering (Marine Logistic) ● Jasa Tally ● Bonded Warehousing ● Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan ● Dedicated Ro/ro terminal ● Bunkering ● Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang ● Logistics Condominiums ● Fasilitas pariwisata dan perhotelan ● Bulking terminal (Liquid storage tanks and dry) ● Shipping Line ● Packaging/repackaging/sortin g/labeling ● Industrial Parks ● Jasa komunikasi dan informasi ● Pipelines ● Tug Assist ● Drumming, heating, and blending ● Power Plant ● Jasa penyediaan peralatan pokok dan penunjang kegiatan bongkar muat ● Reefer services ● Various Ship Provider ● Tri-Modal Access/Dry Bulk Transport ● Pemasangan/perakitan, perbaikan dan pemeliharaan (perawatan) serta instalasi peralatan untuk air, gas, telekomunikasi, elektrikal dan mekanikal, bejana tekan (boller/pressure Vessel) serta bidang usaha yang berkaitan
  • 37. Port & Terminal Operator Marine Service Logistic Service Port Developer Complementer Business ● Car terminal/yard ● Ship Facilities ● Dry Bulk Warehousing ● Electrical supplay company for suronding on seaport or demand for vessel (shore to ship) ● Crewing ● Blending And Bagging Services ● Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan ● Keagenan Kapal ● Dangerous Goods Services ● Container Depot Services ● Custome Clearance ● Warehouse And Distribution ● Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan
  • 38. Gambar Piramida Bussines Model dan Strategy of Seaport (Source: Developed by Author from various sources) Improve Overall Business Process STAKEHOLDER VALUE SERVICE (CUSTOMER FOCUS & PERFORMANCE) SAFETY & SECURITY INTEGRATED LOGISTICS Promotion, Retain And Increase Market Share Extend Value Chain Into Complementary Business VALUE CREATION PROCESS Focus to Port/Terminal Operator, Marine Business, Logistics, and Ports Developer Differentiation With Smart & Green Port And Connectivity With Integrated Industry Zone With Port Business Development With Establish Subsidiary and Complementary Business CARGO VOLUME ICT Based Integrated System Good Synergy And Parthership With Other Component (stake-holder) BUSINESS STRATEGY Corporate Reorganization Funding StrategyStakeholder & Regulatory ManagementMarketing Strategy Strategic Partnerships NETWORK • Port Location and Type of Port/Terminal • Local Cargo Volume • Transhipment CONNECTIVITY • Port feeder connection (connect to different port) • Hinterland Connection and Transport Capacity PERFORMANCE • Port Capacity, Bert Availiability, Port Operation and Choose The Right Port Technology • Reduce Congestion, Minimise Delay And Shipping Cost • Pricing and Cost Strategy CORE VALUE FOCUS THE CORE ISSUES The Core Issues In Ports Generally Are Not About Terminal Operations, But About: • Port Planning (Including Hinterland Connections) • The Distance beetwen The Port with Client and Integration of Moda Transportation • Asset Utilization • Rules, Laws and Economic Growth • Ports Logistics and Supply Chain Management • Procedures Of Customs (And Other Inspection Agencies) • Information Exchange, Integrated Port Call Optimization and Functional Integration • Innovation and Technology • Local and Transhipment Cargo (Type&Volume)
  • 39. II.5. Business Model Canvas (Model Bisnis Kanvas) Pelabuhan Salah satu fungsi suatu Rencana Strategis (corporate strategic plans) yaitu menterjemahkan/mendeskripsikan strategi-strategi. Dan Strategi tersebut dapat digambarkan melalui model. Model tersebut sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan merancang strategi- strategi dimaksud. Sehingga untuk menterjemahkan Strategi Bisnisnya sama dengan menggambarkan Model Bisnisnya. Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Serta mendeskripsikan bagamana untuk menciptakan nilai (value) untuk menghasilkan pendapatan (revenue). Ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui proses, sistem dan struktur organisasi. Model bisnis tersebut dibuat untuk memudahkan/membantu para pemilik perusahan/organisasi serta profesionalnya menggagas bisnis ditingkat abstrak dan kemudian mengujinya ditingkat nyata serta juga sebagai platform untuk menganalisis dan atau mengembangkan model bisnis yang baru dan mendokumentasikan model bisnis yang sudah ada. Setelah itu, strategi bisnis disusun untuk membuat perusahaan berbeda secara strategis terhadap pesaing-pesaingnya. Platform/Kerangka model bisnis terdiri dari 4 area/komponen yaitu customer (pelanggan), yang ditawarkan (offer), Organisasi (Organization) dan Ekonomi (Economic). Untuk mendefinisikan hubungan antara 4 area tersebut digunakan konsep model binis kanvas (Business Model Canvas) yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. Dengan pendekatan kanvas, Platform model bisnis dapat ditampilkan/direpsentasikan dari konsep yang rumit menjadi sederhana dan didokumentasikan/direpsentasikan dalam satu kanvas yang berisi 9 blok/elemen/visual yang masing- masing mewakili area/elemen penting dalam bisnis. Elemen tersebut yaitu : Customer Segments, Value Proposition, Distribution Channel, Customer Relationship Management, Revenue Stream, Key Resources, Key Activities, Key Partners, Cost Structure. Gambar Busines Model Platform dan Business Model Canvas (sumber : https://www.slideshare.net/Ennovainc/business-model-1568367)  Elemen pertama dari kanvas model bisnis yaitu Customer Segments (Segmen Pelanggan). Adalah sekelompok orang/organisasi atau perusahaan berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Customer adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa Customer, tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Sebuah perusahaan harus memutuskan melayani satu atau lebih segmen dan segmen mana yang dilayani dan mana yang diabaikan. Customer juga bisa merupakan target pembeli/menggunakan atau kita bidik dan kepada siapa nilai kita tujukan dari produk/jasa yang diberikan atau pihak yang berkontribusi atau pelanggan terpenting dalam memberikan income/revenue kepada perusahaan. Customer Segments Economics OfferOrganization Customers Value Proposition Relationship Management Distribution Channels Revenue Stream Key Activities Key Partner Key Resources Cost Structure 12 4 3 5 6 7 8 9
  • 40.  Elemen kedua dari kanvas model bisnis yaitu Value proposition (Proposisi Nilai). Adalah nilai/keunggulan/kelebihan/manfaat yang ada/berikan/ditawarkan/sampaikan pada produk/jasa yang membuat customer memilih/beralih/menonjol dari produk lain ke produk anda atau kepada segmen pasar yang dilayani. Proposi nilai haruslah memecahkan masalah/solusi atau memenuhi kebutuhan customer serta membedakan dengan pesaing. Pada blok ini, menggambarkan gabungan antara produk/jasa yang menciptakan nilai untuk segmen customer spesifik. Proposisi nilai bisa saja sama dengan yang sudah ada (tidak unik), namun dengan fitur dan atribut tambahan. Buat skala prioritas pada proposisi nilai dan hubungkan tiap proposisi nilai dengan segmen customer yang ada. Dengan begitu kita dapat mengetahui proposisi nilai apa yang menarik segmen customer.  Elemen ketiga dari kanvas model bisnis yaitu Distribution Channel (Saluran Distribusi). Adalah Channel atau Saluran yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi/menghubungkan dan menjangkau/meraih mereka untuk memberikan/menyampaikan komunikasi nilai (value propotion) serta mendistribusikan produk/jasa yang dilayani atau bagaimana menjualnya kepada segmen customernya. Dengan kata lain, channel adalah media/sarana atau cara yang memungkinkan customer berinteraksi, melihat, atau berkomunikasi dengan produk/jasa yang ditawarkan. Channel memiliki beberapa fungsi, seperti : Menimbulkan awareness customer terhadap produk/jasa; meningkatkan kedekatan perusahan dengan customer; memudahkan pembelian, Membantu customer mengevaluasi proposisi nilai produk (feedback); Memungkinkan customer membeli produk/jasa tertentu; Menyampaikan proposisi nilai kepada customer; dan Menghadirkan akses purna jual/support kepada customer. Channel yang baik adalah channel yang memiliki visibilitas yang cukup & tepat pada segmen customer tujuan. Channel berperan penting dalam mengakuisisi customer/user. Customer segment mengetahui tentang proposisi nilai produk/jasa yang dihadirkan hingga berakhir pada terjadinya sales melalui channel.  Elemen keempat dari kanvas model bisnis yaitu Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Pelanggan). Adalah Menggambarkan usaha yang dilakukan dengan berbagai jenis hubungan/menjalin ikatan apa yang diinginkan atau dibangun antara perusahaan dan segmen customer tertentu atau untuk membina hubungan baik dengan customer dan megintegrasikan hubungan tersebut dengan model bisnis yang lain serta bagaimana kita mencari customer lalu memuaskan customer dengan cara mempertahankannya. Sebuah produk/jasa haruslah mendefinisikan bagaimana hubungan yang akan dijalin antara ia dan customernya. Hubungan ini bisa bervariasi mulai dari yang personal hingga yang otomatis semisal knowledge-base untuk yang berhubungan dengan loyalitas, perluasan market dan promo. Jalinan hubungan dengan customer didasari oleh : Akuisisi customer; Mempertahankan/retensi customer; dan Meningkatkan penjualan/Upselling. Hubungan dengan customer dapat dikategorikan sebagai berikut : Bantuan Personal; Bantuan Personal Dedicated; Self-Services; Automated-Services; Komunitas; Co-Created (Sinergi antara customer dan perusahaan).  Elemen kelima dari kanvas model bisnis yaitu Revenue Stream (Timbal Balik Pendapatan). Adalah Merepresentasikan/menggambarkan pendapatan/pemasukan/income yang dihasilkan atau darimana dan bagaimana perusahaan mendapat pemasukan uang (arus pendapatan) dari usaha yang dilakukan atau dari tiap segmen customer yang ada. Arus pendapatan merefleksikan bagaimana customer membayar produk/jasa atau bisa dari penjualan produk/jasa yang ditawarkan atau bisa pikirkan cara-cara lain yang memungkinkan mendapatkan uang (arus pendapatan) lebih banyak. Jika customer adalah inti dari model bisnis, maka arus pendapatan ini adalah urat nadinya. Pada blok ini, anda dapat bertanya : “Untuk nilai apakah customer benar-benar bersedia membayar? Bagaimana “pembayaran”mereka? Dan bagaimana cara yang diinginkan customer untuk membayar? ”Jika anda dapat menjawabnya, maka anda dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan dari tiap-tiap segmen customer. Pendapatan bisa atang tidak hanya dari main activities atau sebuah model bisnis dapat menciptakan dua buah arus pendapatan yang berbeda, yakni : Pendapatan transaksi dari one-time payment customer (beliputus) dan Pendapatan berulang dari pembayaran berkelanjutan (berlangganan). Ada beberapa cara untuk menciptakan arus pendapatan yaitu : Penjualan produk/jasa; Biaya pemakaian; Biaya berlangganan; Penyewaan; Lisensi; Biaya komisi/broker; dan Biaya periklanan. Dan masing-masing arus pendapatan memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda-beda.  Elemen keenam dari kanvas model bisnis yaitu Key Resources (Sumber Daya Utama). Adalah asset/sumber daya strategis atau kunci/terpenting/utama yang diperlukan/dibutuhkan agar sebuah bisnis dapat berfungsi dengan baik atau dipunya/dimiliki untuk menjalankan setiap aktivitas usaha dan mewujudkan/memberikan/menghasilkan proposisi nilai&saluran distribusi&hubungan pelanggan&timbal
  • 41. balik yang dijanjikan/ditawarkan kepada customer. Setiap model bisnis memerlukan asset kunci untuk menciptakan dan menawarkan proposisinilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan customer, dan memperoleh pendapatan. Kebutuhan asset kunci berbeda-beda sesuai model bisnis. Aset kunci dapat dikategorikan atau berwujud sebagai berikut yaitu : Fisik; Intelektual (teknologi/peralatan) ; Manusia; brand; dan Finansial.  Elemen ketujuh dari kanvas model bisnis yaitu Key Activities (Aktivitas/Kegiatan Utama). Adalah menggambarkan apa saja yang menjadi aktifitas/kegiatan penting/kunci/utama yang harus dilakukan/diperlukan/dibutuhlan/menunjang agar bisnis tetap berjalan. Aktifitas kunci adalah komponen penting dalam bisnis untuk menghasilkan/mengembangkan/membuat/menciptakan/keberhasilan elemen lain (proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan customer, dan arus pendapatan produk/jasa) bekerja/berjalan/diwujudkan.  Elemen kedelapan dari kanvas model bisnis yaitu Key Partners (Kemitraan Utama). Adalah mendeskripsikan jaringan atau siapa saja mitra/partner/rekanan/supplier utama dalam berkerjasama dan membantu/mendukung model bisnis/usaha kita untuk bekerja atau dalam pengoperasian perusahaan/organisasi serta merupakan sumber daya yang diperlukan/kita dapatkan perusahaan/organisasi dari mitra tersebut untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan/organisasi tersebut. Perusahaan membentuk kemitraan dengan beragam alasan seperti mengoptimalkan model bisnis, mengurangi resiko, atau untuk mengakses sumber daya yang dimiliki mitra kunci tersebut. Untuk bermitra dimaksud kita harus tau terlebih dahulu kegiatan/scope pekerjaan/kewenangan apa saja yang dapat dilakukannya. Terdapat empat tipe kemitraan, yakni : Kemitraaan strategis antara perusahaan non-kompetitor; Coopetition (kemitraan strategis antar competitor); Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru; Hubungan antaras upliers-buyers untuk menjamin supply yang stabil. Atau dalam bentuk outsourching, joint ventur, joint operasi atau aliasnsi strategis.  Elemen kesembilan dari kanvas model bisnis yaitu Cost Structure (Struktur Biaya). Adalah menjelaskan komposisi biaya terpenting dan apa saja yang ada/muncul/dikeluarkan ketika mengoperasikan suatu model bisnis/usaha agar usaha berjalan. Cost Struktur atau struktur biaya menggambarkan/mewujudkan semua biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan dan memberikan nilai, mempertahankan hubungan customer, dan menghasilkan pendapatan yang diberikan kepada customer. Perhitungan biaya akan lebih mudah setelah elemen asset kunci, aktifitas kunci dan kemitraan ditentukan. Ada dua kategori struktur biaya yaitu : Cost-driven dan Value-driven. Karakteristik struktur biaya yaitu : Fixed costs; Variable costs; Economies of scale; dan Economies of scope. Struktur biaya menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi/perusahaan. Gambar Environment Of Business Model Canvas (sumber : https://www.slideshare.net/realwahyuputra/mudah-mengelola-bisnis-dengan-business-model- canvas)