SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Kontrak terhadap Kompensasi pada
Rumah Sakit Daerah
(Heryana)
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah Serta
Peningkatan Pajak Asli Daerah di Kabupaten Musi Banyuasin
(Irian Very)
Analisis Pengendalian Intern dalam Rangka Pemberian Kredit dalam
Mengatasi Terjadinya Piutang Tak Tertagih pada
Lembaga Keuangan Non Bank
(Jumania Septiani)
Evaluasi Penerapan Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi dalam Industri
Restoran Makanan Cepat Saji
(Lesi Hertati) ,
Analisis Pengaruh Strategi Promosi terhadap Peningkatan Volume Penjualan
Produk Cetakan pada CV. Indah Sari Palembang
(Nenny Octarinie)
Peranan Motivasi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja pada
PT. Graha Anandaya Palembang
(Sri Yulidar)
Analisis Perilaku Konsumen Minimarket Atha Mart di Palembang
(Hj. Zubaidah)
I
JURNAL MANAJEMEN
PROGRMvl STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PALEMBANG
Volume 2, Nomor 7, Juli 2014 ISSN. 2089-6832
DAFTAR lSI
iii' . 'f. •.';
Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Kontrakte¥ha'ctap.K'Ompensasi pada. .
Rumah Sakit Daerah '#
(Heryana) ..1.......................................................... 1- 16
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah Serta
Peningkatan PaJak-.fTI1iDaerah di Kabupaten 1!,v1.usiBanyuasin
(IrIan Very) 17 - 31
Analisis Pengendalian Intern dalam Rangka Pemberian Kredit dalam Mengatasi
Terjadinya Piutang Tak Tertagih pad a Lembaga Keuangan Non Bank
(Jumania Septiani) ,.............................................................................32 - 45
Evaluasi Penerapan Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi dalam Industri
Restoran Makanan Cepat Saji
(Lesi Hertati) 46 - 62
Analisis Pengaruh Strategi Promosi terhadap Peningkatan Volume Penjualan
Produk Cetakan pada CV. Indah Sari Palembang
(Nenny Octarinie) 63 - 71
Peranan Motivasi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Graha Anandaya
.Palembang
{S·riYulidar) .u •• f............................................................... 72 - 78
Analisis Perilaku Konsumen Minimarket Atha Mart di Palembang
(Hj. Zubaidah) 79 - 84
111
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN DALAM RANGKA PEMBERIAN KREDIT
DALAM MENGATASI TERJADINYA PIUTANG TAK TERTAGIH PADA
LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
Jumania Septiani*
Dosen PNSD Koopertis Wilayah 2, di Rahminyah
ABSTRACT
Dalam mencapai tujuan banyak halangan dan rintangan baik dari faktor internal maupun eksternal yang
dapat mengganggu aktivitas perusahaan yang akhirnya berdampak pada sulitnya perusahaan untuk
mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Semua ini merupakan tantangan bagi manajemen ,
perusahaan mengelola kegiatan operasionalnya sebaik dan seoptimal mungkin. Perusabaan yal}g
tumbuh dan berkembang dengan ruang lingkup yang besar, jumlah karyawan yang banyak, maka
kegiatan operasional perusahaan akan semakin bertambah dan menuntut penanganan yang lebih serius,
sebab masalah yang dihadapinya tersebut semakin kompleks sehingga menyulitkan pimpinan
perusahaan dalam menjalankan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan operasional
perusahaan. Aktivitas penjualar; Q'Wa perusahaan jasa memegang peranan penting dalam kelancaran
kegiatan usahanya, hat ini terjadi karena bagian penjualan mempunyai tingkat perputararj yang cepat
terutama penjualan secara kredit, sehingga perlu adanya pengendalian terhadap kebijakan dan prosedur
dalam melakukan transaksi penjualan dan pencatatan piutang. Dalam ilmu ekonomi, penjua!an terbagi
atas dua golongan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Di satu pihak, penjualan barang secara
kredit memang dapat menguntungkan perusahaan karena perusahaan mendapatkan keuntungan dari
harga jual dan bunga yang dikenakan untuk konsumen. Namun di sisi lain, penjualan secara kredit juga
dapat menimbulkan resiko yang dapat merugikan perusahaan apabila terjadi kredit macet atau piutang
tak tertagih. Oleh karen a itu, pemberian kredit harus dianalisa dan dilakukan seteliti dan seoptimal
mungkin untuk menghindari kredit macet.
Kata-Kunci: Pengendalian Intern, Kredit, Lembaga Non bank
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya ditujukan untuk mendapatkan laba.
Dari tujuan tersebut, menuntut adanya pengelolahan perusahaan yang baik sangat diperlukan,
apalagi saat ini persaingan diantara perusahaan semakin kompetitif. Namun, dalam mencapai tujuan
terse but banyak halangan dan rintangan baik dari faktor internal maupun ekstemal yang dapat
mengganggu aktivitas perusahaan yang akhirnya berdampak pada sulitnya perusahaan untuk
mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Semua ini merupakan tantangan bagi manajemen
perusahaan mengelola kegiatan operasionalnya sebaik dan seoptimal mungkin. Perusahaan yang
tumbuh dan berkembang dengan ruang lingkup yang besar, jumlah karyawan yang banyak, maka
kegiatan operasional perusahaan akan semakin bertarnbah dan menuntut penanganan yang lebih
serius, sebab masalah yang dihadapinya tersebut semakin kompleks sehingga menyulitkan pimpinan
perusahaan dalam menjalankan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan operasional
perusahaan.
Aktivitas penjualan pada perusahaan jasa memegang peranan penting dalam kelancaran
kegiatan usahanya, hat ini terjadi karena bagian penjualan mempunyai tingkat perputaran yang cepat
terutama penjualan secara kredit, sehingga perlu adanya pengendalian terhaclap kebijakan dan
proseclur dalam melakukan transaksi penjualan dan pencatatan piutang.
Meningkatnya aktivitas dunia usaha khususnya disektor industri menimbulkan berbagai
kebutuhan antara lain kebutuhan dana untuk keperluan membangun dan memperluas bidang usaha.
Tambahan dana kadang tidak sepenuhnya diperoleh dari perusahaan itu sendiri tetapi dapat juga
diperoleh dari pihak luar yaitu lembaga yang bias a memberikan pinjaman dana seperti lembaga
perbankan maupun lembaga pembiayaan yang memberikan pinjaman dana dengan cara kredit.
Dalam ilmu ekonomi, penjualan terbagi atas dua golongan yaitu penjualan tunai dan
penjualan kredit. Di satu pihak, penjualan barang secara kredit memang dapat menguntungkan
32
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 33
perusahaan karena perusahaan mendapatkan keuntungan dan harga jual dan bunga yang dikenakan
untuk konsumen. Namun di sisi lain, penjualan secara kredit juga dapat menimbulkan resiko yang
dapat merugikan perusahaan apabila terjadi kredit macet atau piutang tak tertagih. Oleh karena itu,
pemberian kredit harus dianalisa dan dilakukan seteliti dan seoptimal mungkin untuk menghindari
kredit macet.
Pemberian kredit tanpa dianalis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bagi perusahaan.
Debitur dalam hal ini bisa saja memberikan data-data fiktif sehingga kredit itu tidak layak untuk
diberikan. Akibatnya jika salah dan tidak teliti dalam menganalisis, maka kredit yang diberikan
tersebut akan sulit untuk ditagih atau macet. Namun faktor utama kesalahan analisis ini bukan
merupakan faktor utama penyebab kredit macet, bisa saja disebabkan oleh kesalahan dalam
pengelolahan. Adapun kriteria kredit macet antara lain tidak memenuhi kriteria lancar,kurang lancar
dan diragukan. Memenuhi kriteria diragukan apabila dalam jangka waktu 12 bulan terhitung sejak
digolongkan diragukan belum ada pelunasan.
Mulyadi (2002.198), Pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
memberikan keyakinan bahwa petunjuk yangdibuat oleh manajemen dilaksanakan. Sistem pemberian
kredit pada umumnya merupakan jaringan prosedur yang dimulai dari adanya analisis kelayakan
konsumen. Sistem pemberian kredit pada perusahaan didahului dengan seleksi calon konsumen.
Pengendalian pemberian kredit merupakan suatu sistem pengendalian kebijakan pemberian
pinjaman kepada debitur dalam melaksanakan kebijakan perusahaan. Dalam melakukan pengendalian
pemberian kredit harus dilakukan terlebih dahulu beberapa tahap yaitu tahap persiapan kredit, tahap
analisis kredit, tahap keputusan kredit, tahap pelaksanaan dan administrasi dan tahap pembinaan
debitur.
Dalam sistem pemberian kredit wring terjadi kendala-kendala yang dihadapi perusahaan guna
menyalurkan kredit tersebut. Mulai dari kurangnya syarat -syarat administrasi untuk aplikasi kredit
sampai dengan keraguan pihak kreditur untuk memberikan kredit kepada calon nasabahnya.
Kasmir (2004:72), untuk meyakinkan bahwa calon debitur benar-benar dapat dipercaya, maka
sebelum kredit diberikan kreditur terlebih dahulu mengadakan analisis kredit yang mencakup Latar
belakang calon debitur, prospek usaha debitur, jaminan yang diberikan Serta faktor-faktor pendukung
lainnya. Tujuan analisis ini agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Sebelum debitur memperoleh kredit, terlebih dahulu harus melalui tahaptahap yang sesuai
dengan kriteria pemberian kredit yang baik mulai dari pengajuan proposal aplikasi kredit dan
dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan
kredit tersebut dikucurkan. Adapun langkah-langkah pemberian kredit yang baik adalah:
1. konsumen mengajukan permohonan kredit ke departemen marketing
2. setelah disetujui departemen marketing, maka departemen kredit akan melakukan tugasnya yaitu
mengumpulkan informasi, melakukan penilaian layak atau tidaknya konsumen diberikan kredit
3. setelah disetujui departemen kredit, maka debitur dapat mengambil barang yang telah dipesan
4. departemen accounting dan piutang membuat kartupiutang dan melakukan penjua1an
5. selanjutnya bagian collection atau penagihan akan melakukan penagihan terhadap konsumen
yang menunggak.
Dalarn setiap perusahaan khususnya perusahaan pembiayaan, masingmasing mempunyai
standar yang telah di tetapkan untuk target penjualan dan target overdue atau tunggakan sesuai dengan
kebijakan yang diputuskan oleh manajemen perusahaan tersebut. Apabila target yang telah ditetapkan
tidak tercapai, maka akan ada keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen guna memperbaiki
kinerja perusahaanya.
Lembaga keuangan non bank adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam biclang
pembiayaan kredit kendaraan bermotor roda empat berbagai merk clan tipe, baik itu untuk kendaraan
penumpang maupun untuk kenclaraan niaga seperti truk dan pick up.
Dilihat dari sistem pemberian kredit, Lembaga keuangan non bank ditemukan masalah yang
belum berhasil dikendalikan yaitu dalam mencegah dan mengatasi piutang tak tertagih atau kredit
macet, dimana konsumen melakukan penunggakan pembayaran yang melebihi 30 hari dari tanggal
jatuh tempo untuk pembayaran angsuran kredit mobilnya.
Untuk keterlambatan dibayamya setiap angsuran, sebagaimana telah ditetapkan dan disetujui
sebelumnya, debitur wajib membayar denda keterlambatan dari angsuran tersebut kepada pihak
kreditur. Apabila dalam waktu 20 hari debitur masih belum melakukan pembayaran, maka debitur
34 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
akan diberikan surat peringatan pertama, apabila dalam jangka waktu 30 hari maka debitur akan
diberikan surat peringatan kedua dan bila tidak ada konfinnasi dan itikad baik dari debitur setelah
melewati 40 hari, maka terbitlah surat tugas penarikan kepada debitur agar debitur bersedia secara
sukarela untuk mengembalikan mobil tersebut kepada lembaga keuangan non bank atau barang
tersebut diambil secara paksa oleh bagian collection atau pihak penagihan.
Tabell.l
Daftar Angsuran Piutang Tak Tertagih pada PT BIT Finance Center
Palemban~ Tahun 2007-2009
Persentase
Persentase
Tahun Total Piutang
Piutang yang Total piutang piutang
piutang tak
tertagih tak tertagih yang
tertagih
tertagih
2007 32.215.000.000 31.142.000.000 1.073.000.000 96,67% 3,33%
2008 38.663.000.000 37.319.000.000 1.344.000.000 96,53% 3,47%
2009 40.128.000.000 38.474.000.000 1.654.000.000 95,88% 4,12%
Sumber: PT BII Finance Center Palembang
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah pinjaman pada lembaga keuangan non bank mengalami
peningkatan pertahunnya, namun di sisi lain jumlah piutang tak tertagih juga ikut mengalami
kenaikan per tahun. Padahal target yang ditetapkan oleh perusahaan untuk persentase overdue atau
tunggakan adalah minimal 3% per tahun. Apabila lebih dari 3% dalam 3 tahun berturut-turut, maka
wewenang cabang untuk memutuskan diterima atau tidaknya suatu aplikasi kredit akan dicabut dan
hal ini akan mengakibatkan menurunnya pendapatan,
Pengertian Pengendalian Sistem Pemberian Kredit
Mulyadi dan Jhony Setiawan (200:3), pengendalian pemberian kredit adalah merupakan
sistem untuk mengimpelementasjkan dan mengendalikan rencana kegiatan dalam proses pemberian
kredit.
Malaya Hasibuan (2001:105), pengertian pengendalian pemberian kredit adalah usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar
dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian
kredit yang telah disetujui antara kedua belch pihak.
Hansen dan mowen dalam buku Halim dan Tjahjono (2004:5), menyatakan bahwa pengendalian
adalah proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesunggulmya berbeda
secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Sedangkan pengertian sistem pemberian kredit menurut Thomas suyatno (2003: 14-15) adalah cara
yang ditetapkan oleh perusahaan dengan maksud untuk mempermudah c1ebitur dalam melakukan
pinjarnan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sistem pemberian kredit
adalah pengukuran efektivitas dan efisiensi dari manajemen perusahaan untuk memberikan pinjaman
kepada debitur yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
a.Tahap-Tahap Pengendalian Pernberian Kredit
Firdaus dan Ariyanti (2004 : 91-97), menyatakan sebelum kreclit diberikan harus melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
1)Tahap persiapan kredit
Adalah kegiatan tahap pennulaan dengan maksud untuk saling mengetahui infonnasi dasar antara
calon debitur dengan perusahaan.
1) Tahap analisis
Diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek permohonan kredit.
2) Tahap keputusan
Berdasarkan atas laporan analisis kredit ditemukan layak atau tidaknya kredit diberikan.
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 35
3) Tahap pelaksanaan aclministrasi
Setelah kreclit clisetujui oleh keclua belch pihak, maka clilakukan penanclatanganan kontrak kredit
4) Tahap supervise pembinaan debitur
Supervise kredit clan pembinaan clebitur, memonitor clan memberikan saran kepacla debitur agar
kredit berjalan dengan lancar.
Malayu (2002:91), prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1) calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit. yang diinginkan pad a formulir
aplikasi permohonan kreclit
2) calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan
3) karyawan analisis kreclit menetapkan besarnya legalleding limit atau BPMK-nya
4) jika BPMK disetujui nasabah, akad kredit ditandatangani oleh kedua belahpihak.
Suyatno (1999:62), mengemukakan bahwa prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Tahap Permohonan Fasilitas Kredit
Permohonan fasilitas kredit mencakup:
a. permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit
b. permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan
c. permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir masa berlakunya
d. permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang
berjalan
2. Tahap Penyidikan dan Analisa Kredit
Tahap penyidikan dan analisa kredit meliputi:
a. wawancara dengan pemohon kredit
b. pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah baik
data intern bank maupun data ekstern
3. Tahap Keputusan Permohonan Kredit
Dalam hat ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan
wewenang berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan
fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan kredit harus memperhatikan
penilaian syarat-syarat umum yang tercantum dalam laporan pembayaran kredit.
4. Tahap Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan fasilitas kredit yang telah
disetujui oleh bank. Dalam prakteknya pencairan kredit berupa pembayaran dan atau
pemindahbukuan. Dapat disimpulkan bahwa prosedur dalam pemberian kredit dimulai dan
penerimaan aplikasi kredit, analisis kelayakan kredit, persetujuan kredit dan pelaksanaan supervise
kredit.
a. Penyelamatan Kredit
Dendawijaya (2003:86-88), mengungkapkan cara-cara untuk menyelamatkan kredit macet atau
kredit yang bennasalah adalah sebagai berikut:
1. Reschedulling
Adalah dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit dan mernperpanjang jangka waktu
angsuran
2. Reconditioning
Adalah dengan cara kapitalisasi bunga, penundaan pembayaran bung a sampai waktu tertentu,
penurunan suku bunga dan pembebasan bunga
3. Restructuring
Adalah dengan menambah jumlah kredit atau menambah equity
4. Kombinasi antara Reschedulling, Reconditioning dan Restructuring
5. Penyitaan jaminan atau eksekusi
Penyitaan jaminan atau eksekusi dilakukan jika semua usaha penyelamatan sudah dicoba
namun nasabah masih juga tidak mampu memenui kewajibannya terhadap bank. Dapat disimpulkan
bahwa untuk mengatasi kredit macet atau kredit berasalah adalah dengan cara melakukan
Reschedulling, Reconditioning dan Restructuring. Apabila dengan cara-cara tersebut nasabah masih
'belum mampu memenuhi kewajibannya, perusahaan melakukan usaha terakhir berupa penyitaan
jaminan atau eksekusi.
36 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
b. Tujuan Pengendalian Pemberian Kredit
SP Hasibuan (2003;342) tujuan pengendalian pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan penyimpangan.
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai rene ana
Muljono (1994: 483), menyatakan bahwa tujuan dari pengendatian pemberian kredit yaitu:
1. Melakukan penjagaan atau pengawasan dalam pengelolan kekayaan bank dibidang perkreditan
atas penyelewengan-penyelewengan baik dari oknum-oknum ekstern bank maupun intern bank.
2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data akuntansi dibidang perkreditan
3. Untuk meningkatkan efisiensi didalam pengelolaan dan tata laksana usaha dibidang perkreditan
dan mendorong tercapainya rencana yang ada.
Malayu Hasibuan (2001: 105), menyatakan tujuan pengendalian pemberian kredit adalah :
1. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak
2. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah
3. Mengeva1uasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu
disempurnakan
4. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan agar kesalahan
itu tidak terulang kembali
5. Mengetahni posisi persentase collectibility credit yang disalnrkan bank
6. Meningkatkan moral dan tanggungjawab karyawan analisis kredit
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian pemberian kredit adalah untuk
mencegah terjadinya, kecurangan-kecurangan yang ada di perusahaan dan apabila terjadi kecurangan
dapat dilakukan, tindakan perbaikan.
1. Sistem Pemberian Kredit
a. Pengertian Sistem Pemberian Kredit
Thomas Suyanto (2003:14-15) adalah cara yang ditetapkan oleh perusahaan dengan maksud
untuk mempermndah debitur dalam melakukan pinjaman
Siswanto Sutojo (2000:21); adalah ketentnan-ketentuan untuk mengajukan permintaan kredit
yang hams dilengkapi dengan data yang lengkap.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian pengendalian pemberian kredit adalah ketentnan dan tata
cara yang diberikan oleh perusahaan kepada talon debitur untuk mempermudah debitnr
melakukan pinjaman dan menghindari terjadinya hat-hat yang tidakdiharapkan.
b. Unsur-Unsur Pemberian Kredit
Kasmir (2003 : 72), unsur-nnsur pemberian kredit terdiri dari:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa nang atau jasa
akan benar-benar diterima kembali climasa tertentu yang akan datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.
3. Jangka Waktn
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Resiko
Dapat diakibatkan oleh dna hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah-nasabah sengaja
tidak mau mernbayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena
nasabah tidak sengaja yaitu terjadinya musibah seperti bencana alamo
5. Balas Jasa
Akibat dari pemberian kredit, perusahaan tentunya mengharapkan suatu keuntungan dalam
jumlah tertentu.
Rahmad (2004:03), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang, jasa yang bersedia untuk meminjamkan
pada pihak lain yang disebut kreditur
11
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 37
2. adanya pihak yang membutuhkan uang, barang atau jasa yang disebut debitur
3. adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur
4. adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh
kreditur pada saat pembayaran kembali dari debitur
5. adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur
adanya resiko sebagai akibat unsure perbedaan waktu diatas
6. adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur
Suyatno (1999:4), unsur-unsur kredit terdiri dari yaitu:
1. Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari pihak krebitur bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang,
barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang
akan datang.
2. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian pre stasi tenaga kontra pre stasi yang akan
diterima pada masa yang akan datang
3. Tingkat Resiko
Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari,
semakin lama kredit diberikan, semakin tinggi tingkat resikonya
4. Prestasi
Yaitu objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi dapat juga berbentuk barang
atau jasa.
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pemberian kredit meliputi adanya kepercayaan, jangka
waktu, kesepaktan, balas jasa, bungs dan resiko.
c. Kriteria Penilaian Kredit
Rahmad Firdaus dan Maya Arianti (2004:83-90) analisis penilaian kredit menggunakan analisa 5C
yaitu:
1. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hat ini calon debitur atau calon costumer.
Tujuaannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank atau prussahaan pembiayaan bahwa
sifat atau wata dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah atau calon customer dalam mernbayar
kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari
laba.
3. Capital adalah biasanya bank atau perusahaan pembiayaan tidak akan bersedia membiayai suatu
perusahaan 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit hams pula
menyediakan dana dari sumber lainnya.
4. Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non
fisiko Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Condition adalah dalam penilaian kreclit hendaknya jugs dinilai ekonomi sekarang clan untuk masa
yang akan clatang.
Rahmad Firdaus dan Maya Arianti (2004:83-90), penilaian kredit menggunakan 7P yaitu :
1. Party adalah mengklasifikasikan nasabah kedalam kalsifikasi tertentu
atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakter
2. Purpose aclalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kreclit termasuk jenis kreclit yang cliinginkan nasabah.
3. Payment adalah merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau clari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
4. Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba
5. Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan Jaminan mendapatkan perlinclungan
6. Prospect adalah untuk menilai usha debitur dimas a yang akan clatang apakah menguntungkan atau
tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya
7. Personality adalah untuk menilai debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah
dalam menghadapi suatu masalah.
38 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
Hadiwidjaja Rivai Wirasasmita (2004:83-90),penilaian kredit berdasarkan analisa 3R yaitu
1. Return adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah dibantu
dengan kredit
2. Repayment adalah dalam hat ini kreditur harus mnilai berapa lam perusahaan memohon kredit
dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali dan apakah
kredit harus diangsur atau dicicit atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk bearing ability adalah dalam hat ini kreditur harus mengetahui dan menilai sampai jauh mana
perusahaan permohonan kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu
yang tak diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pemberian kredit atau analisa penilaian kredit dengan
menggunakan analisis 5C, 7P dan 3R yang mempunyai kesamaan antara character dengan
personality, capacity dengan payment dan condition dengan prospect.
d. Kebijakan Pemberian Kredit
Suyatno (1999:16), kebijakan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. pernberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi
2. pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan
3. bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan dengan bank abilitynya
4. setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit, disini tersirat pertimbangan yuridis dari
penghasilan pemerintah dengan adanya materai kredit
5. overdraft dan penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi platform kredit yang
disetujui dilarang
6. pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada perrierintah dilarang
7. kredit tanpa jaminan dilarang
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pernberian kredit perlu dilakukan untuk meminimalisasi
terjadinya kredit macet, fasilitas kredit tidak bisa diberikan secara sembarangan. Hanya debitur yang
mempunyai usaha yang jelas dan mempunyai prospek yang baik yang layak untuk diberikan fasilitas
kredit.
e. Tujuan Sistem Pemberian Kredit
Siswanto Sutojo (2000;19) tujuan sistem pemberian kredit adalah:
1. Memenuhi syarat-syarat dalam permintaan kredit
2. Melihatjumlah maksimal kredit yang dapat diberikan pada seorang debituratau kelompok debitur
3. Mengetahui standar criteria dalam meluluskan permintaan kredit
4. Kriteria jaminan kredit yang dapat diterima
Kasmir (2003:105-106), tujuan pemberian kredit adalah
1. Mencari keuntungan
Yaitu agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya Berta dapat
membesarkan usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Yaitu agar dapat mengembangkan dan mernpertahankan usaha nasabah
3. Membantu pemerintah
Yaitu dalam berbagai bidang dalam rangka membantu peninek-atan pembangunan diberbagai
sektor.
Suyatno (1999:15), mengemukakan tujuan dari pemberian kredit adalah:
1. turut menyukseskan program pernerintah di biclang ekonomi dan pernbangunan
2. meningkatkan aktivitas agar clapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhnya kebutuhan
masyarakat
3. rnemperoleh taba agar kelangsungan hiclup perusahaan terjamin clan memperluas usahanya
4. clari tujuan tersebut tersimpul bahwa adanva kepentingan Cana seimbang antara kepentingan
pemerintah, kepentingan masx-arakat clan kepentingan pemilik modal.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem pemberian kredit aclalah untuk memenuhi permintaan
kredit yang diajukan oleh calon debitur dengan menggunakan standar dan criteria yang telah
clitetapkan agar kreclit tersebut clapat cliterima dan clipertanggungjawabkan.
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 39
2. Piutang Tak Tertagih
a. Pengertian Piutang Tak Tertagih
Al Haryono (2005 : 55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat menimbulkan kerugian
karen a debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya.
Soemarso (2002 : 343) piutang tak tertagih adalah piutang yang telah dipastikan tidak dapat ditagih
karena pelanggan bangkrut atau melarikan diri ke luar negeri.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa piutan tak
tertagih adalah piutang yang tidak dapat ditagih lagi karena pelanggan tidak mampu melunasi
kewajibannya karena bangkrut atau melarikan diri.
b. Klasifikasi Piutang Tak Tertagih
Standar Akuntansi Keuangan (2002:65) menyatakan bahwa piutang tak tertagih menurut kualitas
atau kolektibilitasnya dapat digolongkan menjadi:
1. Kredit da1am perhatian khusus
Kredit yang termasuk da1am kategori perhatian khusus ini bila memenuhi criteria sebagai berikut:
a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari
b. hubungan debitur dengan perusahaan baik dan debitur selalu menyampaikan .informasi
keuangan secara teratur dan masih akurat
C. dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat
d. pelanggaran perjanjian kredit yang tidak principal
2. Kredit kurang lancar
Kredit yang termaksud dalam kategori kurang lancar ini bila memenuhi
a. terdapat tuinggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari
b. hubungan kreditur dengan perusahaan memburuk dan informasi keuangan debitur tidak dapat
diperoaya
C. dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikat agunan yang lemah
d. pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit
e. perpanjangan kreditu untuk menyembunyikan kesulitan keuangan
3. Kredit diragukan
Kredit yang termaksud dalam kategori diragukan bila memenuhi criteria yaitu:
a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari sampai
dengan 270 hari
b. hubungan debitur dengan perusahaan semakin memburuk dan informasi debitur tidak
bersedia atau tidak dapat dipercaya
C. dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikat agunan yang lemah
d. pelanggaran yang prisipil.
4. Kredit macet
Mahmoeddin (2002:2) menyatakan bahwa kredit macet ada1ah kredit yang tidak menepati jadwa1
angsuran sehingga terjadi tunggakan atau kredit yang tidak 1ancar, sehingga debitumya tidak
mernenuhi persyaratan yang dijanjikan.
Mahmoeddin (2000:8-9) criteria kredit macet yaitu.tidak memenuhi criteria lancar, kurang lancar dan
diragukan, memenuhi criteria diragukan dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan
belum ada pelunasan,penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan diserahkan kepada
pengadilan negeri.
Dapat disimpulkan bahwa piutang tak tertagih terdiri dari kredit dalam perhatian khusus,
kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet dan dapat digolongkan menjadi salah satu
klasifikasi tersebut di atas berdasarkan kriteria-kriteria yang acla.
Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih
Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih menurut Muchdarsah (2000: 241), adalah:
1. Adanya unsur kesengajaan
Artinya inclividu sengaja tidak mau membayar kewajibannya sehingga kreclit yang diberikan
dengan sendirinya macet.
2. Adanya unsur ketidaksengajaan
40 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
Individu memiliki kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan terkena musibah
misalnya kebakaran. meninggal dunia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih berawal dari unsur
kesengajaan dari debitur dan unsur yang tidak disengaja oleh debitur.
PEMBAHASAN
Pengendalian pemberian kredit merupakan faktor yang sangat menentukan tinggi
rendahnya piutang tak tertagih pada perusahaan. Oleh karen a itu perlu dipahami pengendalian
pemberian kredit sebelum kredit diberikan kepada konsumen.
Pemahaman terhadap pengendalian pemberian kredit dilakukan untuk menilai dan
menentukan seberapa jauh aktivitas pengendalian yang ada sehingga dapat mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian kredit yang mengakibatkan kerugian dalam perusahaan.
Tujuan dari pengendalian pemberian kredit adalah untuk mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan dalam pengendalian pemberian kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis atas data dan informasi yang didapat tersebut, penulis menilai dan
menentukan analisis pengendalian pemberian kredit yang diterapkan oleh perusahaan.
Unsur-unsur pengendalian pemberian kredit rang seharusnya ada dalam prosedur
pemberian kredit dirancang untuk mencapai pengendalian tujuan pokok akuntansi. Untuk
metakukan pengendalian pemberian kredit yang baik, maka ciri-ciri yang harus terkandung
menurut Kasmir adalah dengan menggunakan analisis 5C, 7P da 3R. analisis ini seharusnya
benar-benar clilakukan oleh setup bagian karyawan mulai clari marketing, supervisor, credit
analyst sampai ke pimpinan cabang. Agar kelak, jika suatu waktu konsumen tersebut melakukan
wanprestasi terhadap kewajibannya maka hat tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pemberian kredit adalah urutan atau tahapan pemberian kredit yang harus
dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pemberian kredit, tahap analisis kredit, tahap
persetujuan kredit sampai kredit tersebut direalisasikan dan tahap supervise atau pengawasan
kreclit climana tahap-tahap tersebut dilakukan dalam rangka menghindari clan meminimalisasi
timbulnya piutang tak tertagih.
1. Analisis Pengendalian Pemberian Kredit
a. Tahap Persiapan Pemberian Kredit
Pada PT Bll Finance Center Palembang pacla tahap persiapan pernberian kredit
karyawan bagian marketing perusahaan tidak melakukan survey dengan benar sehingga
piutang tak tertagih masih terjadi.
Tahap persiapan pemberian kredit adalah tahap permulaan dengan maksud untuk
sating mengetahui informasi clasar antara calon debitur clengan perusahaan, terutama calon
debitur yang barn pertama kali akan mengajukan kredit biasanya melakukan wawancara awal
atau cara-cara lain.
Dalam hat ini, credit marketing officer tidak melakukan survey clengan benar bahkan
ticlak melakukan survey sama sekali ke rumah atau ke tempat usaha calon clebitur sehingga
informasi yang diclapatkan tidak akurat clan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga aplikasi
yang tidak layak disetujui menjadi layak untuk clisetujui yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kreclit yang bermasalah.
Pihak perusahaan juga tidak memberikan sanksi tegas kepada bagian marketing yang
tidak melakukan survey atau melakukan pemalsuan data-data nasabah sehingga hal ini akan
terus terjacli kembali karen a baik akan clilakukan kembali oleh karyawan itu sendiri maupun
oleh karyawan lain yang mengakibatkan karyawan tersebut akan sembarangan dalam
melakukan analisis kelayakan konsumen.
Sebaiknya seorang credit marketing officer harus melakukan survey ke rumah atau ke
tempat usaha calon clebitur Berta melakukan survey lingkungan kepada tetangga-tetangga
calon debitur untuk mendapatkan basil yang lebih akurat lagi dan pihak PT BlI Finance
Center Palembang harus memberikan sanksi tegas bagi karyawan marketing yang tidak
melakukan survey agar perilaku tersebut tidak terulang kembali dan juga tidak akan dicontoh
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam.: 41
oleh karyawan lain sehingga analisa k-elaak-an konsumen dilakukan dengan sebenar-
benamya dan dapat men2hindari kredit yang bermasalah.
Dari pihak calon debitur, seorang marketing harus bisa mengenal karakter calon
debitur agar diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hat-hal yang
diperlukan oleh perusahaan, informasiinformasi mengenai usaha dan keuangan dari calon
debitur dilakukan guna
menganalisa tingkat kemampuan calon debitur dalam pembayaran angsuran dengan lancar.
Untuk memperoleh keyakinan debitur mampu melunasi kreditnya sebelum
melakukan persetujuan pemberian kredit, perusahaan harus telah menetapkan syarat bagi
penerima kredit dan ketentuan setelah menerima kredit.
b. Tahap Analisis dan Penilaian Kredit
Tahap analisis dan penilaian kredit yang dilakukan oleh supervisor marketing dan
credit analyst belum dilakukan dengan balk terutama diakhir bulan. Sering kali aplikasi
permohonan kredit yang masuk tidak diperiksa secara teliti dan tidak dilakukannya konfirmasi
dan verifikasi kepada konsumen dan dapat menimbulkan kredit macet.
Tahap analisis kredit merupakan tahap penilaian yang mendalam tentang keadaan
usaha atau proyek permohonan kredit yang meliputi berbagai aspek dan pada umumnya
terdiri dari aspek management dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
keuangan. aspek yuridis. dan aspek social ekonomi.
Tahap analisis kredit memerlukan data-data dan informasi yang akurat dan mendalam
dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara atau teknik antara lain dengan wawancara atau
kunjungan langsung ke tempat usaha. Persetujuan kredit harus berdasarkan analisis yang
tajam, data lengkap, akurat dan relevan.
Seorang credit analyst dituntut untuk melakukan analisa permohonan kredit dengan
tepat dan sebaik-baiknya mulai dari kelengkapan dan keaslian data calon konsumen sampai
dengan konfirmasi dan verifikasi langsung lewat telepon kepada konsumen untuk
menanyakan lang sung kepada calon debitur tentang laporan yang sebelumnya dibuat oleh
credit marketing offier.
Hal ini juga untuk mengetahui apakah credit marketing tersebut telah bertemu dan
berkunjung ke tempat konsumen dan apakah benar data-data yang dilampirkan oleh credit
marketing officer memang data yang sesungguhnya yang sesuai dengan yang di1aporkan
kepada credit analyst.
Pada saat akhir bulan, sering kali terjadi persetujuan kredit yang dilakukan tanpa
meneliti calon debitur. Hal ini dilakukan agar target penjualan perusahaan mudah tercapai
tanpa memikirkan hal-hal rang bisa merugikan perusahaan kelak. Sebaiknya seorang credit
analisis harus tetap melakukan analisis sebaik-baiknya walaupun pada akhir bulan untuk
menghindari dan mengatasi kredit bemasalah.
c. Tahap Keputusan Kredit
Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak kreditur melalui pemutusan kredit
baik berupa seorang pejabat yang ditunjuk atau pimpinan perusahaan kreditur, masing-masing
dapat memutuskan apakah pennohonan kredit tersebut layak untuk disetujui atau tidak. Tahap
keputusan kredit dilakukan setelah tahap analisis kredit yang dilaporkandan
direkomendasikan oleh supervisor marketing dan credit analyst dilakukan oleh seorang
pejabat yang clitunjuk atau pimpinan perusahaan.
Aplikasi yang telah sampai ke tahap ini atau tahap keputusan kredit ditentukan oleh
kepala cabang apakah layak atau ticlak aplikasi kredit tersebut clisetujui. Namun aplikasi
tersebut pasti disetujui hanya dengan melihat komposisi struktur kredit tanpa menganalisa
ulang dan meminta keterangan detail dari marketing, supervisor marketing dan credit analyst.
Sebaiknya setelah diperoleh hasil analisis pemberian kredit dari bagian marketing,
supervisor marketing dan credit analyst, hasil anal isis tersebut harus dilakukan evaluasi ulang
oleh kepala cabang PT BII Finance Center Palembang, bila hasil analisis dianggap tidak
sesuai maka hasil analisis dikembalikan kepada credit marketing officer untuk dilakukan
42 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
analisis ulang atau bahkan aplikasi tersebut tidak disetujui. Hal ini dilakukan untuk
menghindari analisis yang salah sehinaga dapat menghindari kredit yang bermasalah.
Pada PT BII Finance Center Palembang, talon konsumen yang akan diberikan
fasilitas kredit harus melengkapi syarat-syarat pemberian kredit yaitu foto copy KTP suami
dan istri, foto copy kartu keluarga bukti kepemilikan rumah, foto copy rekening
tabunganiKoran 3 bulan terakhir dan data-data keuarigan atau data usaha debitur.
d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit
Setelah tercapainya tahap persetujuan akhir dari pimpinan cabang alas aplikasi suatu
kredit, maka akan dicetak dokumen-dokumen perjanjian kredit yang harus ditandatangani
oleh calon debitur dan pihak dealer atau showroom dimana calon debitur terlebih dahulu
mempelajari dan menyetujui isi keputusan kredit serta kreditur telah menerima dan meneliti
semua persyaratan kredit maka kedua belch pihak menandatangani perjanjian kredit serta
syarat-syarat umum pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya.
Penandatanganan surat perjanjian yang telah dilakukan oleh pihak debitur, kreditur
dan dealer atau showroom pada proses pemberian kredit, staf administrasi PT BII Finance
Center Palembang kemudian akan menyiapkan pembayaran atau pelunasan ke dealer atau
showroom. Seringkali dokumen-dokumen perjanjian kredit yang belum ditandatangani telah
dilakukan terlebih dahulu pembayaran atau pelunasan ke pihak dealer sehingga menyebabkan
pihak debitur tidak tabu isi dokumen tersebut dan menghindari tanggungjawab untuk
melakukan pembayaran angsuran yang pada akhimya akan menimbulkan kredit macet.
Tidak adanya konfirmasi saat saat dilakukannya pembayaran atau pelunasan kepada
pihak dealer yang juga merupakan tanggal jatuh tempo angsuran kredit debitur dapat juga
menimbulkan tunggakan-tunggakan pembayaran dari debitur tersebut. Sebaiknya sebelum
melakukan pelunasan ke pihak dealer, staf administrasi hams terlebih dahulu memberikan
konfirmasi dan menayakan bersedia atau tidakkah debitur tersebut untuk melakukan
pembayaran tiap tanggal yang ditentukan.
Hal ini dilakukan agar pihak debitur tabu tang gal jatuh tempo pembayaran
angsurannya dan juga bisa mengetahui apakah tanggal tersebut adalah tanggal dimana debitur
tersebut mempunyai dana untuk membayar angsuran. Misalnya tanggal setelah gajian atau
memperoleh penghasilan lainnya. Dengan adanya konfirmasi dari pihak administrasi dan
persetujuan debitur atas tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, maka dapat menghindari dari
tunggakan-tunggakan pembayaran angsuran oleh debitur.
e. Tahap Supervise dan Pembinaan Debitur
Tahap supervise dan pembinaan debitur merupakan upaya pengamatan kredit yang
telahdiberikan, dengan cara mernpelajari dan menganalisis informasi-informasi dan data yang
ada pada debitur, khususnya terhadap debitur yang pada angsurannya terdapat tunggakan-
tunggakan dalam data operasional yang dapat dipelajari dan memperhatikan sernua
kewajibannya agar pembayaran angsuran dijalankan dengan baik sesuai jadwal yang
ditentukan. PT BII Finance Center Palembang hanya melakukan peringatan-peringatan
terhadap debitur yang menunggak melalui telepon dan tidak segera mungkin menagih debitur
sehingga bisa menyebabkan debitur tersebut lari dan atau melakukan mobil yang menjadi
obyek pembiayaan.
Sebaiknya pihak collection yang bertanggungjawab dalam hal penagihan harus
secepat mungkin melakukan tindakan-tindakan penagihan ke rumah debitur untuk mengetahui
penyebab macetnya pembayaran debitur dan memberikan solusi yang terbaik bagi debitur dan
PT BII Finance Center Palembang. Pihak collection juga bisa menarik mobil tersebut sebelum
mobil tersebut hilang atau dibawa lari oleh debitur agar tidak terjadinya kerugian perusahaan.
Pengiriman map aplikasi yang berisi polis asuransi, copy dokumen perjanjian yang
telah ditandatangani beserta tata cara pembayaran juga harus dilakukan secepat mungkin
jangan sampai terlewat dari tanggal jatuh tempo. Hal ini harus dilakukan agar debitur
mengetahui bagaimana cara mereka untuk melakukan pembayaran sehingga tidak
menimbulkan masalah dan tidak menjadi alasan bagi debitur untuk tidak melaksanakan
kewajibannya.
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 43
PT BII Finance Center Palembang juga sebaiknya memberlakukan cara-cara
penyelamatan kredit seperti Reschedulling yang telah dilakukan oleh lembaga-lembaga
pembiayaan lain, dimana konsumen yang ingin merubah tanggal jatuh tempo pada saat kredit
telah berlangsung bisa menyesuaikan kembali tanggal jatuh tempo tiap bulannya agar tidak
terkena denda dan terjadi tunggakan-tunggakan yang bisa merugikan konsumen dan
perusahaan.
Penambahan uang muka atau Down Payment juga sebaiknya diberlakukan bagi
nasabah yang ingin menambah uang muka di saat kreditnya tengah berlangsung dengan
tujuan agar memperkecil angsuran konsumen tersebut dan menghindari potensi adanya kredit
macet atau kredit yang bermasalah.
2. Piutang Tak Tertagih
Piutang tak tertagih adalah piutang yang tidak dapat ditagih lagi karena pelanggan tidak
mampu membayar kewajibannya karena bangkrut atau melarikan diri, piutang tak tertagih
banyak disebabkan oleh banyak hal baik itu oleh pihak perusahaan maupun pihak konsumen.
Dari perusahaan misalnya, pemberian persetujuan kredit kepada konsumen yang kurang tepat.
Kurang tepat maksudnya perusahaan memberikan kredit kepada konsumen yang tidak
memiliki kemampuan membayar jumlah tagihan, sehingga dalam perusahaan timbul piutang tak
tertagih, sedangkan dari pihak konsumen yaitu para konsumen yang mengajukan kredit tidak
dapat menguukur kernampuan mereka dalam membayar jumlah angsuran yang telah clitentukan
sehingga kejadian tersebut berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan yang biasa dinamakan
dengan piutang tak tertagih.
1. Lancar
adalah pembayaran angsuran pokok clan bunga tepat pada tanggal jatuh tempo waktunya.
2. Kurang Lancar
adalah apabila terjacli keterlambatan pembayaran angsuran pokok atau bung a yang telah
melebihi 1-30 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian
yang clisetujui bersama.
3. Diragukan
Aclalah apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah
melebihi 30 hari dan belum melebihi 60 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran
sesuai dengan perjanjian yang clisetujui bersama.
4. Macet
Aclalah apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok clan atau bunga yang telah
melebihi 60 hari dari tanggal jatuh tempo. Pada pinjaman lancar, PT BII Finance Palembang
memberikan prioritas untuk menjadi konsumen lanjutan sehingga mendorong konsumen
untuk melaksanakan kewajibannya tepat waktu sesuai clengan jaclwal yang dituangkan clalam
surat perjanjian.
Pacla konsumen yang dalam pernbayaran angsurannya lancar, PT BII Finance juga
mernberikan kernudahan apabila konsumen tersebut ingin rnelakukan, kredit kembali yaitu
kemuclahan dalam pengumsan syaratsyarat kreclit seperti konsumen tersebut hanya diminta
melampirkan fotocopy bukti rumah clan fotocopy rekening tabungan atau rekening Koran 3
(tiga) bulan terakhir saja. 'Hal ini dikarenakan konsumen tersebut memang terbukti dalam
tinakat kolektibilitasnya yang baik dalam membayar angsuran atau tepat waktu.
Pada pinjaman kurang lancar. pinjaman ragu-ragu dan maces, PT BII Finance Center
Palembang melakukan tindakan pernantauan dan penagihan terhadap konsumen yang
mengalami kendala pembayaran angsuran dilakukan tindakan penjadwalan ulang kernbali
terhadap pinjaman, Kunjungan clan penagihan yang dilakukan oleh PT BII Finance Center
Palembang secara terjadwal agar pernberian kredit tersebut clapat meminimalisasi piutang tak
tertagih pads PT BII Finance Center Palembang.
Setiap keterlambatan angsuran sebagaimana yang telah clitetapkan, debitur wajib
membayar kepacla kreditur clenclaketerlambatan sebesar 0.2% untuk setiap hari keterlambatan
clari angsuran yang telah disepakati. Apabila debitur masih belum bisa melunasi
kewajibannya sampai dengan waktu yang telah ditentukan atau setelah 60 hari clari tanggal
44 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014
jatuh tempo, maka debitur tersebut secara sukarela mengembalikan mobil tersebut kepada
kreditur atau diambil secara paksa oleh bagian penagihan PT BII Finance Center Palembang.
Untuk calon debitur selanjutnya, PT BII Finance Center Palembang hares lebih
selektif lagi dalam menentukan calon debitur dan melakukan survey yang lebih detail, teliti
dan hari-hari dalam melihat situasi dan kondisi calon debitur, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari dan meminimalisasi piutang tak tertagih agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan secara jelas mengenai anal isis pengendalian sistem
pemberian kredit dalam rangka mengatasi terjadinyaa piutang tak tertagih pada PT BII Finance Center
palembang. Berdasarkan uraian dan pembahasan, maka bab ini akan memberikan kesimpulan dan
saran yang didapat dari uraian dan pembahasan sebelumnya.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian clan pernbahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang clapat
diambil adalah pengenclalian sistem pemberian kreclit yang dilakukan oleh PT BII Finance Center
Palembang masih belum dilakukan dengan baik sehingga kredit macet atau kredit yang bermasalah
masih akan terus.tcrjadi.
Pada prosedur pengenclalian pemberian kreclit, PT BII Finance telah melaksanakan tahap-
tahap pemberian kredit sesuai standar, mulai dari tahap persiapan kredit, tahap analisis clan penilaian
kredit, tahap keputusan kredit. tahap pelaksanaan dan administrasi kreclit dan tahap supervise
pembinaan debitur. Namun kurangnya ketelitian analisis dalam pemberian kredit masih berpotensi
untuk menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang akhirnya merugikan perusahaan.
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah diungkapkan, penulis ingin memberikan saran yang
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak perusahaan dalam upaya menanggulangi
terjadinya kredit macet atau piutang tak tertagih yaitu sebagai berikut:
1. Hendaknya karyawan yang nielakukan analisis kredit harus benar-benar teliti dan cermat dalam
menentukan kelayakan talon konsumen guna menghindari kredit macet.
2. PT Bll Finance sebaiknya memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang melakukan kesalahan
agar tidak terulang lagi dan memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen serta
kemudahan bagi konsumen dalam melakukan cara penyelamatan kredit agar tidak terjadi kredit
yang bennasalah.
DAFT AR PUST AKA
Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan Kedua, Praja Grafindo Persada, Jakarta
Malayu Hasibuan, 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Cetakan Kedua, Pt Bumi Aksara Jakarta
Mulyadi dan Jhony Setiawan, 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi 3. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Penerbit Salernba Empat. Jakarta
Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi Enam, Buku Dua. Penerbit Salernba Empat Jakarta
Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004. Metodologi
Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1 BPFE UGM Yogyakarta
Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV. Alfabeta Bandung, Bandung : Alfabeta
Nur Penelitian Bisnis
Standar Akuntansi Keuangan, 2002. Penerbit Salemba Empat Jakarta
Sri Susilo Y, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta
Skripsi: Badaruddin, Anatisis Pengendalian Piutang Dalam Rangka Meminimalkan Kredit Macet Atas Piutang
KPR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero). 2005
Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 45
Dara Shinta, Analisis Pengendalian Pemberian Kredit Dalam Rangka Meminimalkan Piutang Tak Tertagih
Pada PT Mandala Finance Cabang Baturaja, 2007

More Related Content

Similar to ANALISIS PENGENDALIAN

Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangInal Ypyn
 
Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Eka Wahyuliana
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanwardahmega
 
Suplements for micro, medium and small business enterprises
Suplements for micro, medium and small business enterprisesSuplements for micro, medium and small business enterprises
Suplements for micro, medium and small business enterprisesSetiono Winardi
 
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARMAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARfalentinalarasayu
 
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxKELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxsellyhuang
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKANKanaidi ken
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...radityawijaksono
 
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaranSkripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaranInstansi
 
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdf
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdfmakalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdf
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdfriskhaamelya
 
Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industrialiciacutdwiputri
 
Jurnal acsy genap 2015 2016
Jurnal acsy genap 2015 2016Jurnal acsy genap 2015 2016
Jurnal acsy genap 2015 2016Masriermawijya
 
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program TJSL BUMN
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program  TJSL BUMNPengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program  TJSL BUMN
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program TJSL BUMNKanaidi ken
 

Similar to ANALISIS PENGENDALIAN (20)

RESIKO KREDIT MACET
RESIKO KREDIT MACETRESIKO KREDIT MACET
RESIKO KREDIT MACET
 
Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutang
 
Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)Analisis kredit alk (credit analysis)
Analisis kredit alk (credit analysis)
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
Suplements for micro, medium and small business enterprises
Suplements for micro, medium and small business enterprisesSuplements for micro, medium and small business enterprises
Suplements for micro, medium and small business enterprises
 
5manajemen piutang
5manajemen piutang5manajemen piutang
5manajemen piutang
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARMAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
 
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptxKELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
KELOMPOK 2 SISTEM INFORMASI.pptx
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
Sipi, raditya wijaksono, hapzi ali, pengendalian internal, unsur unsur pengen...
 
270 457-1-ce
270 457-1-ce270 457-1-ce
270 457-1-ce
 
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaranSkripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
Skripsi elika pengaruh penjualan kredit, perputaran
 
Muk bab iii
Muk bab iiiMuk bab iii
Muk bab iii
 
BAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.docBAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.doc
 
BAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.docBAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.doc
 
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdf
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdfmakalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdf
makalah uas Strategi Efektif dalam Manajemen Piutang.pdf
 
Laporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industriLaporan praktik kerja industri
Laporan praktik kerja industri
 
Jurnal acsy genap 2015 2016
Jurnal acsy genap 2015 2016Jurnal acsy genap 2015 2016
Jurnal acsy genap 2015 2016
 
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program TJSL BUMN
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program  TJSL BUMNPengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program  TJSL BUMN
Pengelolaan dan Perlakuan Piutang Mitra Binaan dalam Program TJSL BUMN
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 

ANALISIS PENGENDALIAN

  • 1. Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Kontrak terhadap Kompensasi pada Rumah Sakit Daerah (Heryana) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah Serta Peningkatan Pajak Asli Daerah di Kabupaten Musi Banyuasin (Irian Very) Analisis Pengendalian Intern dalam Rangka Pemberian Kredit dalam Mengatasi Terjadinya Piutang Tak Tertagih pada Lembaga Keuangan Non Bank (Jumania Septiani) Evaluasi Penerapan Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi dalam Industri Restoran Makanan Cepat Saji (Lesi Hertati) , Analisis Pengaruh Strategi Promosi terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Cetakan pada CV. Indah Sari Palembang (Nenny Octarinie) Peranan Motivasi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Graha Anandaya Palembang (Sri Yulidar) Analisis Perilaku Konsumen Minimarket Atha Mart di Palembang (Hj. Zubaidah)
  • 2. I JURNAL MANAJEMEN PROGRMvl STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PALEMBANG Volume 2, Nomor 7, Juli 2014 ISSN. 2089-6832 DAFTAR lSI iii' . 'f. •.'; Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Kontrakte¥ha'ctap.K'Ompensasi pada. . Rumah Sakit Daerah '# (Heryana) ..1.......................................................... 1- 16 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah Serta Peningkatan PaJak-.fTI1iDaerah di Kabupaten 1!,v1.usiBanyuasin (IrIan Very) 17 - 31 Analisis Pengendalian Intern dalam Rangka Pemberian Kredit dalam Mengatasi Terjadinya Piutang Tak Tertagih pad a Lembaga Keuangan Non Bank (Jumania Septiani) ,.............................................................................32 - 45 Evaluasi Penerapan Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi dalam Industri Restoran Makanan Cepat Saji (Lesi Hertati) 46 - 62 Analisis Pengaruh Strategi Promosi terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Cetakan pada CV. Indah Sari Palembang (Nenny Octarinie) 63 - 71 Peranan Motivasi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Graha Anandaya .Palembang {S·riYulidar) .u •• f............................................................... 72 - 78 Analisis Perilaku Konsumen Minimarket Atha Mart di Palembang (Hj. Zubaidah) 79 - 84 111
  • 3. ANALISIS PENGENDALIAN INTERN DALAM RANGKA PEMBERIAN KREDIT DALAM MENGATASI TERJADINYA PIUTANG TAK TERTAGIH PADA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK Jumania Septiani* Dosen PNSD Koopertis Wilayah 2, di Rahminyah ABSTRACT Dalam mencapai tujuan banyak halangan dan rintangan baik dari faktor internal maupun eksternal yang dapat mengganggu aktivitas perusahaan yang akhirnya berdampak pada sulitnya perusahaan untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Semua ini merupakan tantangan bagi manajemen , perusahaan mengelola kegiatan operasionalnya sebaik dan seoptimal mungkin. Perusabaan yal}g tumbuh dan berkembang dengan ruang lingkup yang besar, jumlah karyawan yang banyak, maka kegiatan operasional perusahaan akan semakin bertambah dan menuntut penanganan yang lebih serius, sebab masalah yang dihadapinya tersebut semakin kompleks sehingga menyulitkan pimpinan perusahaan dalam menjalankan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Aktivitas penjualar; Q'Wa perusahaan jasa memegang peranan penting dalam kelancaran kegiatan usahanya, hat ini terjadi karena bagian penjualan mempunyai tingkat perputararj yang cepat terutama penjualan secara kredit, sehingga perlu adanya pengendalian terhadap kebijakan dan prosedur dalam melakukan transaksi penjualan dan pencatatan piutang. Dalam ilmu ekonomi, penjua!an terbagi atas dua golongan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Di satu pihak, penjualan barang secara kredit memang dapat menguntungkan perusahaan karena perusahaan mendapatkan keuntungan dari harga jual dan bunga yang dikenakan untuk konsumen. Namun di sisi lain, penjualan secara kredit juga dapat menimbulkan resiko yang dapat merugikan perusahaan apabila terjadi kredit macet atau piutang tak tertagih. Oleh karen a itu, pemberian kredit harus dianalisa dan dilakukan seteliti dan seoptimal mungkin untuk menghindari kredit macet. Kata-Kunci: Pengendalian Intern, Kredit, Lembaga Non bank PENDAHULUAN Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya ditujukan untuk mendapatkan laba. Dari tujuan tersebut, menuntut adanya pengelolahan perusahaan yang baik sangat diperlukan, apalagi saat ini persaingan diantara perusahaan semakin kompetitif. Namun, dalam mencapai tujuan terse but banyak halangan dan rintangan baik dari faktor internal maupun ekstemal yang dapat mengganggu aktivitas perusahaan yang akhirnya berdampak pada sulitnya perusahaan untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Semua ini merupakan tantangan bagi manajemen perusahaan mengelola kegiatan operasionalnya sebaik dan seoptimal mungkin. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang dengan ruang lingkup yang besar, jumlah karyawan yang banyak, maka kegiatan operasional perusahaan akan semakin bertarnbah dan menuntut penanganan yang lebih serius, sebab masalah yang dihadapinya tersebut semakin kompleks sehingga menyulitkan pimpinan perusahaan dalam menjalankan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Aktivitas penjualan pada perusahaan jasa memegang peranan penting dalam kelancaran kegiatan usahanya, hat ini terjadi karena bagian penjualan mempunyai tingkat perputaran yang cepat terutama penjualan secara kredit, sehingga perlu adanya pengendalian terhaclap kebijakan dan proseclur dalam melakukan transaksi penjualan dan pencatatan piutang. Meningkatnya aktivitas dunia usaha khususnya disektor industri menimbulkan berbagai kebutuhan antara lain kebutuhan dana untuk keperluan membangun dan memperluas bidang usaha. Tambahan dana kadang tidak sepenuhnya diperoleh dari perusahaan itu sendiri tetapi dapat juga diperoleh dari pihak luar yaitu lembaga yang bias a memberikan pinjaman dana seperti lembaga perbankan maupun lembaga pembiayaan yang memberikan pinjaman dana dengan cara kredit. Dalam ilmu ekonomi, penjualan terbagi atas dua golongan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Di satu pihak, penjualan barang secara kredit memang dapat menguntungkan 32
  • 4. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 33 perusahaan karena perusahaan mendapatkan keuntungan dan harga jual dan bunga yang dikenakan untuk konsumen. Namun di sisi lain, penjualan secara kredit juga dapat menimbulkan resiko yang dapat merugikan perusahaan apabila terjadi kredit macet atau piutang tak tertagih. Oleh karena itu, pemberian kredit harus dianalisa dan dilakukan seteliti dan seoptimal mungkin untuk menghindari kredit macet. Pemberian kredit tanpa dianalis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bagi perusahaan. Debitur dalam hal ini bisa saja memberikan data-data fiktif sehingga kredit itu tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dan tidak teliti dalam menganalisis, maka kredit yang diberikan tersebut akan sulit untuk ditagih atau macet. Namun faktor utama kesalahan analisis ini bukan merupakan faktor utama penyebab kredit macet, bisa saja disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolahan. Adapun kriteria kredit macet antara lain tidak memenuhi kriteria lancar,kurang lancar dan diragukan. Memenuhi kriteria diragukan apabila dalam jangka waktu 12 bulan terhitung sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan. Mulyadi (2002.198), Pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yangdibuat oleh manajemen dilaksanakan. Sistem pemberian kredit pada umumnya merupakan jaringan prosedur yang dimulai dari adanya analisis kelayakan konsumen. Sistem pemberian kredit pada perusahaan didahului dengan seleksi calon konsumen. Pengendalian pemberian kredit merupakan suatu sistem pengendalian kebijakan pemberian pinjaman kepada debitur dalam melaksanakan kebijakan perusahaan. Dalam melakukan pengendalian pemberian kredit harus dilakukan terlebih dahulu beberapa tahap yaitu tahap persiapan kredit, tahap analisis kredit, tahap keputusan kredit, tahap pelaksanaan dan administrasi dan tahap pembinaan debitur. Dalam sistem pemberian kredit wring terjadi kendala-kendala yang dihadapi perusahaan guna menyalurkan kredit tersebut. Mulai dari kurangnya syarat -syarat administrasi untuk aplikasi kredit sampai dengan keraguan pihak kreditur untuk memberikan kredit kepada calon nasabahnya. Kasmir (2004:72), untuk meyakinkan bahwa calon debitur benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan kreditur terlebih dahulu mengadakan analisis kredit yang mencakup Latar belakang calon debitur, prospek usaha debitur, jaminan yang diberikan Serta faktor-faktor pendukung lainnya. Tujuan analisis ini agar kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. Sebelum debitur memperoleh kredit, terlebih dahulu harus melalui tahaptahap yang sesuai dengan kriteria pemberian kredit yang baik mulai dari pengajuan proposal aplikasi kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit tersebut dikucurkan. Adapun langkah-langkah pemberian kredit yang baik adalah: 1. konsumen mengajukan permohonan kredit ke departemen marketing 2. setelah disetujui departemen marketing, maka departemen kredit akan melakukan tugasnya yaitu mengumpulkan informasi, melakukan penilaian layak atau tidaknya konsumen diberikan kredit 3. setelah disetujui departemen kredit, maka debitur dapat mengambil barang yang telah dipesan 4. departemen accounting dan piutang membuat kartupiutang dan melakukan penjua1an 5. selanjutnya bagian collection atau penagihan akan melakukan penagihan terhadap konsumen yang menunggak. Dalarn setiap perusahaan khususnya perusahaan pembiayaan, masingmasing mempunyai standar yang telah di tetapkan untuk target penjualan dan target overdue atau tunggakan sesuai dengan kebijakan yang diputuskan oleh manajemen perusahaan tersebut. Apabila target yang telah ditetapkan tidak tercapai, maka akan ada keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen guna memperbaiki kinerja perusahaanya. Lembaga keuangan non bank adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam biclang pembiayaan kredit kendaraan bermotor roda empat berbagai merk clan tipe, baik itu untuk kendaraan penumpang maupun untuk kenclaraan niaga seperti truk dan pick up. Dilihat dari sistem pemberian kredit, Lembaga keuangan non bank ditemukan masalah yang belum berhasil dikendalikan yaitu dalam mencegah dan mengatasi piutang tak tertagih atau kredit macet, dimana konsumen melakukan penunggakan pembayaran yang melebihi 30 hari dari tanggal jatuh tempo untuk pembayaran angsuran kredit mobilnya. Untuk keterlambatan dibayamya setiap angsuran, sebagaimana telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya, debitur wajib membayar denda keterlambatan dari angsuran tersebut kepada pihak kreditur. Apabila dalam waktu 20 hari debitur masih belum melakukan pembayaran, maka debitur
  • 5. 34 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 akan diberikan surat peringatan pertama, apabila dalam jangka waktu 30 hari maka debitur akan diberikan surat peringatan kedua dan bila tidak ada konfinnasi dan itikad baik dari debitur setelah melewati 40 hari, maka terbitlah surat tugas penarikan kepada debitur agar debitur bersedia secara sukarela untuk mengembalikan mobil tersebut kepada lembaga keuangan non bank atau barang tersebut diambil secara paksa oleh bagian collection atau pihak penagihan. Tabell.l Daftar Angsuran Piutang Tak Tertagih pada PT BIT Finance Center Palemban~ Tahun 2007-2009 Persentase Persentase Tahun Total Piutang Piutang yang Total piutang piutang piutang tak tertagih tak tertagih yang tertagih tertagih 2007 32.215.000.000 31.142.000.000 1.073.000.000 96,67% 3,33% 2008 38.663.000.000 37.319.000.000 1.344.000.000 96,53% 3,47% 2009 40.128.000.000 38.474.000.000 1.654.000.000 95,88% 4,12% Sumber: PT BII Finance Center Palembang Tabel 1.1 menunjukkan jumlah pinjaman pada lembaga keuangan non bank mengalami peningkatan pertahunnya, namun di sisi lain jumlah piutang tak tertagih juga ikut mengalami kenaikan per tahun. Padahal target yang ditetapkan oleh perusahaan untuk persentase overdue atau tunggakan adalah minimal 3% per tahun. Apabila lebih dari 3% dalam 3 tahun berturut-turut, maka wewenang cabang untuk memutuskan diterima atau tidaknya suatu aplikasi kredit akan dicabut dan hal ini akan mengakibatkan menurunnya pendapatan, Pengertian Pengendalian Sistem Pemberian Kredit Mulyadi dan Jhony Setiawan (200:3), pengendalian pemberian kredit adalah merupakan sistem untuk mengimpelementasjkan dan mengendalikan rencana kegiatan dalam proses pemberian kredit. Malaya Hasibuan (2001:105), pengertian pengendalian pemberian kredit adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disetujui antara kedua belch pihak. Hansen dan mowen dalam buku Halim dan Tjahjono (2004:5), menyatakan bahwa pengendalian adalah proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesunggulmya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan pengertian sistem pemberian kredit menurut Thomas suyatno (2003: 14-15) adalah cara yang ditetapkan oleh perusahaan dengan maksud untuk mempermudah c1ebitur dalam melakukan pinjarnan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sistem pemberian kredit adalah pengukuran efektivitas dan efisiensi dari manajemen perusahaan untuk memberikan pinjaman kepada debitur yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. a.Tahap-Tahap Pengendalian Pernberian Kredit Firdaus dan Ariyanti (2004 : 91-97), menyatakan sebelum kreclit diberikan harus melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1)Tahap persiapan kredit Adalah kegiatan tahap pennulaan dengan maksud untuk saling mengetahui infonnasi dasar antara calon debitur dengan perusahaan. 1) Tahap analisis Diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek permohonan kredit. 2) Tahap keputusan Berdasarkan atas laporan analisis kredit ditemukan layak atau tidaknya kredit diberikan.
  • 6. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 35 3) Tahap pelaksanaan aclministrasi Setelah kreclit clisetujui oleh keclua belch pihak, maka clilakukan penanclatanganan kontrak kredit 4) Tahap supervise pembinaan debitur Supervise kredit clan pembinaan clebitur, memonitor clan memberikan saran kepacla debitur agar kredit berjalan dengan lancar. Malayu (2002:91), prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1) calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit. yang diinginkan pad a formulir aplikasi permohonan kreclit 2) calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan 3) karyawan analisis kreclit menetapkan besarnya legalleding limit atau BPMK-nya 4) jika BPMK disetujui nasabah, akad kredit ditandatangani oleh kedua belahpihak. Suyatno (1999:62), mengemukakan bahwa prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. Tahap Permohonan Fasilitas Kredit Permohonan fasilitas kredit mencakup: a. permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit b. permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan c. permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir masa berlakunya d. permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan 2. Tahap Penyidikan dan Analisa Kredit Tahap penyidikan dan analisa kredit meliputi: a. wawancara dengan pemohon kredit b. pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah baik data intern bank maupun data ekstern 3. Tahap Keputusan Permohonan Kredit Dalam hat ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenang berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan kredit harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang tercantum dalam laporan pembayaran kredit. 4. Tahap Pencairan Fasilitas Kredit Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan fasilitas kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam prakteknya pencairan kredit berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan. Dapat disimpulkan bahwa prosedur dalam pemberian kredit dimulai dan penerimaan aplikasi kredit, analisis kelayakan kredit, persetujuan kredit dan pelaksanaan supervise kredit. a. Penyelamatan Kredit Dendawijaya (2003:86-88), mengungkapkan cara-cara untuk menyelamatkan kredit macet atau kredit yang bennasalah adalah sebagai berikut: 1. Reschedulling Adalah dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit dan mernperpanjang jangka waktu angsuran 2. Reconditioning Adalah dengan cara kapitalisasi bunga, penundaan pembayaran bung a sampai waktu tertentu, penurunan suku bunga dan pembebasan bunga 3. Restructuring Adalah dengan menambah jumlah kredit atau menambah equity 4. Kombinasi antara Reschedulling, Reconditioning dan Restructuring 5. Penyitaan jaminan atau eksekusi Penyitaan jaminan atau eksekusi dilakukan jika semua usaha penyelamatan sudah dicoba namun nasabah masih juga tidak mampu memenui kewajibannya terhadap bank. Dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kredit macet atau kredit berasalah adalah dengan cara melakukan Reschedulling, Reconditioning dan Restructuring. Apabila dengan cara-cara tersebut nasabah masih 'belum mampu memenuhi kewajibannya, perusahaan melakukan usaha terakhir berupa penyitaan jaminan atau eksekusi.
  • 7. 36 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 b. Tujuan Pengendalian Pemberian Kredit SP Hasibuan (2003;342) tujuan pengendalian pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan 2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan penyimpangan. 3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai rene ana Muljono (1994: 483), menyatakan bahwa tujuan dari pengendatian pemberian kredit yaitu: 1. Melakukan penjagaan atau pengawasan dalam pengelolan kekayaan bank dibidang perkreditan atas penyelewengan-penyelewengan baik dari oknum-oknum ekstern bank maupun intern bank. 2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data akuntansi dibidang perkreditan 3. Untuk meningkatkan efisiensi didalam pengelolaan dan tata laksana usaha dibidang perkreditan dan mendorong tercapainya rencana yang ada. Malayu Hasibuan (2001: 105), menyatakan tujuan pengendalian pemberian kredit adalah : 1. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak 2. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah 3. Mengeva1uasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu disempurnakan 4. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali 5. Mengetahni posisi persentase collectibility credit yang disalnrkan bank 6. Meningkatkan moral dan tanggungjawab karyawan analisis kredit Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian pemberian kredit adalah untuk mencegah terjadinya, kecurangan-kecurangan yang ada di perusahaan dan apabila terjadi kecurangan dapat dilakukan, tindakan perbaikan. 1. Sistem Pemberian Kredit a. Pengertian Sistem Pemberian Kredit Thomas Suyanto (2003:14-15) adalah cara yang ditetapkan oleh perusahaan dengan maksud untuk mempermndah debitur dalam melakukan pinjaman Siswanto Sutojo (2000:21); adalah ketentnan-ketentuan untuk mengajukan permintaan kredit yang hams dilengkapi dengan data yang lengkap. Dapat disimpulkan bahwa pengertian pengendalian pemberian kredit adalah ketentnan dan tata cara yang diberikan oleh perusahaan kepada talon debitur untuk mempermudah debitnr melakukan pinjaman dan menghindari terjadinya hat-hat yang tidakdiharapkan. b. Unsur-Unsur Pemberian Kredit Kasmir (2003 : 72), unsur-nnsur pemberian kredit terdiri dari: 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa nang atau jasa akan benar-benar diterima kembali climasa tertentu yang akan datang. 2. Kesepakatan Kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. 3. Jangka Waktn Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko Dapat diakibatkan oleh dna hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah-nasabah sengaja tidak mau mernbayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu terjadinya musibah seperti bencana alamo 5. Balas Jasa Akibat dari pemberian kredit, perusahaan tentunya mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Rahmad (2004:03), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang, jasa yang bersedia untuk meminjamkan pada pihak lain yang disebut kreditur
  • 8. 11 Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 37 2. adanya pihak yang membutuhkan uang, barang atau jasa yang disebut debitur 3. adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur 4. adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur pada saat pembayaran kembali dari debitur 5. adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur adanya resiko sebagai akibat unsure perbedaan waktu diatas 6. adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur Suyatno (1999:4), unsur-unsur kredit terdiri dari yaitu: 1. Kepercayaan Yaitu keyakinan dari pihak krebitur bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. 2. Waktu Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian pre stasi tenaga kontra pre stasi yang akan diterima pada masa yang akan datang 3. Tingkat Resiko Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari, semakin lama kredit diberikan, semakin tinggi tingkat resikonya 4. Prestasi Yaitu objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi dapat juga berbentuk barang atau jasa. Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pemberian kredit meliputi adanya kepercayaan, jangka waktu, kesepaktan, balas jasa, bungs dan resiko. c. Kriteria Penilaian Kredit Rahmad Firdaus dan Maya Arianti (2004:83-90) analisis penilaian kredit menggunakan analisa 5C yaitu: 1. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hat ini calon debitur atau calon costumer. Tujuaannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank atau prussahaan pembiayaan bahwa sifat atau wata dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. 2. Capacity adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah atau calon customer dalam mernbayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. 3. Capital adalah biasanya bank atau perusahaan pembiayaan tidak akan bersedia membiayai suatu perusahaan 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit hams pula menyediakan dana dari sumber lainnya. 4. Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisiko Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5. Condition adalah dalam penilaian kreclit hendaknya jugs dinilai ekonomi sekarang clan untuk masa yang akan clatang. Rahmad Firdaus dan Maya Arianti (2004:83-90), penilaian kredit menggunakan 7P yaitu : 1. Party adalah mengklasifikasikan nasabah kedalam kalsifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakter 2. Purpose aclalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kreclit termasuk jenis kreclit yang cliinginkan nasabah. 3. Payment adalah merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau clari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. 4. Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba 5. Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan Jaminan mendapatkan perlinclungan 6. Prospect adalah untuk menilai usha debitur dimas a yang akan clatang apakah menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya 7. Personality adalah untuk menilai debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
  • 9. 38 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 Hadiwidjaja Rivai Wirasasmita (2004:83-90),penilaian kredit berdasarkan analisa 3R yaitu 1. Return adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit 2. Repayment adalah dalam hat ini kreditur harus mnilai berapa lam perusahaan memohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali dan apakah kredit harus diangsur atau dicicit atau dilunasi sekaligus diakhir periode. 3. Risk bearing ability adalah dalam hat ini kreditur harus mengetahui dan menilai sampai jauh mana perusahaan permohonan kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Dapat disimpulkan bahwa prinsip pemberian kredit atau analisa penilaian kredit dengan menggunakan analisis 5C, 7P dan 3R yang mempunyai kesamaan antara character dengan personality, capacity dengan payment dan condition dengan prospect. d. Kebijakan Pemberian Kredit Suyatno (1999:16), kebijakan pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. pernberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi 2. pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan 3. bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan dengan bank abilitynya 4. setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit, disini tersirat pertimbangan yuridis dari penghasilan pemerintah dengan adanya materai kredit 5. overdraft dan penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi platform kredit yang disetujui dilarang 6. pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada perrierintah dilarang 7. kredit tanpa jaminan dilarang Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pernberian kredit perlu dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya kredit macet, fasilitas kredit tidak bisa diberikan secara sembarangan. Hanya debitur yang mempunyai usaha yang jelas dan mempunyai prospek yang baik yang layak untuk diberikan fasilitas kredit. e. Tujuan Sistem Pemberian Kredit Siswanto Sutojo (2000;19) tujuan sistem pemberian kredit adalah: 1. Memenuhi syarat-syarat dalam permintaan kredit 2. Melihatjumlah maksimal kredit yang dapat diberikan pada seorang debituratau kelompok debitur 3. Mengetahui standar criteria dalam meluluskan permintaan kredit 4. Kriteria jaminan kredit yang dapat diterima Kasmir (2003:105-106), tujuan pemberian kredit adalah 1. Mencari keuntungan Yaitu agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya Berta dapat membesarkan usaha bank. 2. Membantu usaha nasabah Yaitu agar dapat mengembangkan dan mernpertahankan usaha nasabah 3. Membantu pemerintah Yaitu dalam berbagai bidang dalam rangka membantu peninek-atan pembangunan diberbagai sektor. Suyatno (1999:15), mengemukakan tujuan dari pemberian kredit adalah: 1. turut menyukseskan program pernerintah di biclang ekonomi dan pernbangunan 2. meningkatkan aktivitas agar clapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat 3. rnemperoleh taba agar kelangsungan hiclup perusahaan terjamin clan memperluas usahanya 4. clari tujuan tersebut tersimpul bahwa adanva kepentingan Cana seimbang antara kepentingan pemerintah, kepentingan masx-arakat clan kepentingan pemilik modal. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem pemberian kredit aclalah untuk memenuhi permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur dengan menggunakan standar dan criteria yang telah clitetapkan agar kreclit tersebut clapat cliterima dan clipertanggungjawabkan.
  • 10. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 39 2. Piutang Tak Tertagih a. Pengertian Piutang Tak Tertagih Al Haryono (2005 : 55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat menimbulkan kerugian karen a debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Soemarso (2002 : 343) piutang tak tertagih adalah piutang yang telah dipastikan tidak dapat ditagih karena pelanggan bangkrut atau melarikan diri ke luar negeri. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa piutan tak tertagih adalah piutang yang tidak dapat ditagih lagi karena pelanggan tidak mampu melunasi kewajibannya karena bangkrut atau melarikan diri. b. Klasifikasi Piutang Tak Tertagih Standar Akuntansi Keuangan (2002:65) menyatakan bahwa piutang tak tertagih menurut kualitas atau kolektibilitasnya dapat digolongkan menjadi: 1. Kredit da1am perhatian khusus Kredit yang termasuk da1am kategori perhatian khusus ini bila memenuhi criteria sebagai berikut: a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari b. hubungan debitur dengan perusahaan baik dan debitur selalu menyampaikan .informasi keuangan secara teratur dan masih akurat C. dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat d. pelanggaran perjanjian kredit yang tidak principal 2. Kredit kurang lancar Kredit yang termaksud dalam kategori kurang lancar ini bila memenuhi a. terdapat tuinggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari b. hubungan kreditur dengan perusahaan memburuk dan informasi keuangan debitur tidak dapat diperoaya C. dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikat agunan yang lemah d. pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit e. perpanjangan kreditu untuk menyembunyikan kesulitan keuangan 3. Kredit diragukan Kredit yang termaksud dalam kategori diragukan bila memenuhi criteria yaitu: a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari b. hubungan debitur dengan perusahaan semakin memburuk dan informasi debitur tidak bersedia atau tidak dapat dipercaya C. dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikat agunan yang lemah d. pelanggaran yang prisipil. 4. Kredit macet Mahmoeddin (2002:2) menyatakan bahwa kredit macet ada1ah kredit yang tidak menepati jadwa1 angsuran sehingga terjadi tunggakan atau kredit yang tidak 1ancar, sehingga debitumya tidak mernenuhi persyaratan yang dijanjikan. Mahmoeddin (2000:8-9) criteria kredit macet yaitu.tidak memenuhi criteria lancar, kurang lancar dan diragukan, memenuhi criteria diragukan dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan,penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan diserahkan kepada pengadilan negeri. Dapat disimpulkan bahwa piutang tak tertagih terdiri dari kredit dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet dan dapat digolongkan menjadi salah satu klasifikasi tersebut di atas berdasarkan kriteria-kriteria yang acla. Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih menurut Muchdarsah (2000: 241), adalah: 1. Adanya unsur kesengajaan Artinya inclividu sengaja tidak mau membayar kewajibannya sehingga kreclit yang diberikan dengan sendirinya macet. 2. Adanya unsur ketidaksengajaan
  • 11. 40 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 Individu memiliki kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan terkena musibah misalnya kebakaran. meninggal dunia. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih berawal dari unsur kesengajaan dari debitur dan unsur yang tidak disengaja oleh debitur. PEMBAHASAN Pengendalian pemberian kredit merupakan faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya piutang tak tertagih pada perusahaan. Oleh karen a itu perlu dipahami pengendalian pemberian kredit sebelum kredit diberikan kepada konsumen. Pemahaman terhadap pengendalian pemberian kredit dilakukan untuk menilai dan menentukan seberapa jauh aktivitas pengendalian yang ada sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian kredit yang mengakibatkan kerugian dalam perusahaan. Tujuan dari pengendalian pemberian kredit adalah untuk mengidentifikasi kelemahan- kelemahan dalam pengendalian pemberian kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis atas data dan informasi yang didapat tersebut, penulis menilai dan menentukan analisis pengendalian pemberian kredit yang diterapkan oleh perusahaan. Unsur-unsur pengendalian pemberian kredit rang seharusnya ada dalam prosedur pemberian kredit dirancang untuk mencapai pengendalian tujuan pokok akuntansi. Untuk metakukan pengendalian pemberian kredit yang baik, maka ciri-ciri yang harus terkandung menurut Kasmir adalah dengan menggunakan analisis 5C, 7P da 3R. analisis ini seharusnya benar-benar clilakukan oleh setup bagian karyawan mulai clari marketing, supervisor, credit analyst sampai ke pimpinan cabang. Agar kelak, jika suatu waktu konsumen tersebut melakukan wanprestasi terhadap kewajibannya maka hat tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Proses pemberian kredit adalah urutan atau tahapan pemberian kredit yang harus dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pemberian kredit, tahap analisis kredit, tahap persetujuan kredit sampai kredit tersebut direalisasikan dan tahap supervise atau pengawasan kreclit climana tahap-tahap tersebut dilakukan dalam rangka menghindari clan meminimalisasi timbulnya piutang tak tertagih. 1. Analisis Pengendalian Pemberian Kredit a. Tahap Persiapan Pemberian Kredit Pada PT Bll Finance Center Palembang pacla tahap persiapan pernberian kredit karyawan bagian marketing perusahaan tidak melakukan survey dengan benar sehingga piutang tak tertagih masih terjadi. Tahap persiapan pemberian kredit adalah tahap permulaan dengan maksud untuk sating mengetahui informasi clasar antara calon debitur clengan perusahaan, terutama calon debitur yang barn pertama kali akan mengajukan kredit biasanya melakukan wawancara awal atau cara-cara lain. Dalam hat ini, credit marketing officer tidak melakukan survey clengan benar bahkan ticlak melakukan survey sama sekali ke rumah atau ke tempat usaha calon clebitur sehingga informasi yang diclapatkan tidak akurat clan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga aplikasi yang tidak layak disetujui menjadi layak untuk clisetujui yang pada akhirnya dapat menimbulkan kreclit yang bermasalah. Pihak perusahaan juga tidak memberikan sanksi tegas kepada bagian marketing yang tidak melakukan survey atau melakukan pemalsuan data-data nasabah sehingga hal ini akan terus terjacli kembali karen a baik akan clilakukan kembali oleh karyawan itu sendiri maupun oleh karyawan lain yang mengakibatkan karyawan tersebut akan sembarangan dalam melakukan analisis kelayakan konsumen. Sebaiknya seorang credit marketing officer harus melakukan survey ke rumah atau ke tempat usaha calon clebitur Berta melakukan survey lingkungan kepada tetangga-tetangga calon debitur untuk mendapatkan basil yang lebih akurat lagi dan pihak PT BlI Finance Center Palembang harus memberikan sanksi tegas bagi karyawan marketing yang tidak melakukan survey agar perilaku tersebut tidak terulang kembali dan juga tidak akan dicontoh
  • 12. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam.: 41 oleh karyawan lain sehingga analisa k-elaak-an konsumen dilakukan dengan sebenar- benamya dan dapat men2hindari kredit yang bermasalah. Dari pihak calon debitur, seorang marketing harus bisa mengenal karakter calon debitur agar diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hat-hal yang diperlukan oleh perusahaan, informasiinformasi mengenai usaha dan keuangan dari calon debitur dilakukan guna menganalisa tingkat kemampuan calon debitur dalam pembayaran angsuran dengan lancar. Untuk memperoleh keyakinan debitur mampu melunasi kreditnya sebelum melakukan persetujuan pemberian kredit, perusahaan harus telah menetapkan syarat bagi penerima kredit dan ketentuan setelah menerima kredit. b. Tahap Analisis dan Penilaian Kredit Tahap analisis dan penilaian kredit yang dilakukan oleh supervisor marketing dan credit analyst belum dilakukan dengan balk terutama diakhir bulan. Sering kali aplikasi permohonan kredit yang masuk tidak diperiksa secara teliti dan tidak dilakukannya konfirmasi dan verifikasi kepada konsumen dan dapat menimbulkan kredit macet. Tahap analisis kredit merupakan tahap penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek permohonan kredit yang meliputi berbagai aspek dan pada umumnya terdiri dari aspek management dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan. aspek yuridis. dan aspek social ekonomi. Tahap analisis kredit memerlukan data-data dan informasi yang akurat dan mendalam dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara atau teknik antara lain dengan wawancara atau kunjungan langsung ke tempat usaha. Persetujuan kredit harus berdasarkan analisis yang tajam, data lengkap, akurat dan relevan. Seorang credit analyst dituntut untuk melakukan analisa permohonan kredit dengan tepat dan sebaik-baiknya mulai dari kelengkapan dan keaslian data calon konsumen sampai dengan konfirmasi dan verifikasi langsung lewat telepon kepada konsumen untuk menanyakan lang sung kepada calon debitur tentang laporan yang sebelumnya dibuat oleh credit marketing offier. Hal ini juga untuk mengetahui apakah credit marketing tersebut telah bertemu dan berkunjung ke tempat konsumen dan apakah benar data-data yang dilampirkan oleh credit marketing officer memang data yang sesungguhnya yang sesuai dengan yang di1aporkan kepada credit analyst. Pada saat akhir bulan, sering kali terjadi persetujuan kredit yang dilakukan tanpa meneliti calon debitur. Hal ini dilakukan agar target penjualan perusahaan mudah tercapai tanpa memikirkan hal-hal rang bisa merugikan perusahaan kelak. Sebaiknya seorang credit analisis harus tetap melakukan analisis sebaik-baiknya walaupun pada akhir bulan untuk menghindari dan mengatasi kredit bemasalah. c. Tahap Keputusan Kredit Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak kreditur melalui pemutusan kredit baik berupa seorang pejabat yang ditunjuk atau pimpinan perusahaan kreditur, masing-masing dapat memutuskan apakah pennohonan kredit tersebut layak untuk disetujui atau tidak. Tahap keputusan kredit dilakukan setelah tahap analisis kredit yang dilaporkandan direkomendasikan oleh supervisor marketing dan credit analyst dilakukan oleh seorang pejabat yang clitunjuk atau pimpinan perusahaan. Aplikasi yang telah sampai ke tahap ini atau tahap keputusan kredit ditentukan oleh kepala cabang apakah layak atau ticlak aplikasi kredit tersebut clisetujui. Namun aplikasi tersebut pasti disetujui hanya dengan melihat komposisi struktur kredit tanpa menganalisa ulang dan meminta keterangan detail dari marketing, supervisor marketing dan credit analyst. Sebaiknya setelah diperoleh hasil analisis pemberian kredit dari bagian marketing, supervisor marketing dan credit analyst, hasil anal isis tersebut harus dilakukan evaluasi ulang oleh kepala cabang PT BII Finance Center Palembang, bila hasil analisis dianggap tidak sesuai maka hasil analisis dikembalikan kepada credit marketing officer untuk dilakukan
  • 13. 42 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 analisis ulang atau bahkan aplikasi tersebut tidak disetujui. Hal ini dilakukan untuk menghindari analisis yang salah sehinaga dapat menghindari kredit yang bermasalah. Pada PT BII Finance Center Palembang, talon konsumen yang akan diberikan fasilitas kredit harus melengkapi syarat-syarat pemberian kredit yaitu foto copy KTP suami dan istri, foto copy kartu keluarga bukti kepemilikan rumah, foto copy rekening tabunganiKoran 3 bulan terakhir dan data-data keuarigan atau data usaha debitur. d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit Setelah tercapainya tahap persetujuan akhir dari pimpinan cabang alas aplikasi suatu kredit, maka akan dicetak dokumen-dokumen perjanjian kredit yang harus ditandatangani oleh calon debitur dan pihak dealer atau showroom dimana calon debitur terlebih dahulu mempelajari dan menyetujui isi keputusan kredit serta kreditur telah menerima dan meneliti semua persyaratan kredit maka kedua belch pihak menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat umum pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya. Penandatanganan surat perjanjian yang telah dilakukan oleh pihak debitur, kreditur dan dealer atau showroom pada proses pemberian kredit, staf administrasi PT BII Finance Center Palembang kemudian akan menyiapkan pembayaran atau pelunasan ke dealer atau showroom. Seringkali dokumen-dokumen perjanjian kredit yang belum ditandatangani telah dilakukan terlebih dahulu pembayaran atau pelunasan ke pihak dealer sehingga menyebabkan pihak debitur tidak tabu isi dokumen tersebut dan menghindari tanggungjawab untuk melakukan pembayaran angsuran yang pada akhimya akan menimbulkan kredit macet. Tidak adanya konfirmasi saat saat dilakukannya pembayaran atau pelunasan kepada pihak dealer yang juga merupakan tanggal jatuh tempo angsuran kredit debitur dapat juga menimbulkan tunggakan-tunggakan pembayaran dari debitur tersebut. Sebaiknya sebelum melakukan pelunasan ke pihak dealer, staf administrasi hams terlebih dahulu memberikan konfirmasi dan menayakan bersedia atau tidakkah debitur tersebut untuk melakukan pembayaran tiap tanggal yang ditentukan. Hal ini dilakukan agar pihak debitur tabu tang gal jatuh tempo pembayaran angsurannya dan juga bisa mengetahui apakah tanggal tersebut adalah tanggal dimana debitur tersebut mempunyai dana untuk membayar angsuran. Misalnya tanggal setelah gajian atau memperoleh penghasilan lainnya. Dengan adanya konfirmasi dari pihak administrasi dan persetujuan debitur atas tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, maka dapat menghindari dari tunggakan-tunggakan pembayaran angsuran oleh debitur. e. Tahap Supervise dan Pembinaan Debitur Tahap supervise dan pembinaan debitur merupakan upaya pengamatan kredit yang telahdiberikan, dengan cara mernpelajari dan menganalisis informasi-informasi dan data yang ada pada debitur, khususnya terhadap debitur yang pada angsurannya terdapat tunggakan- tunggakan dalam data operasional yang dapat dipelajari dan memperhatikan sernua kewajibannya agar pembayaran angsuran dijalankan dengan baik sesuai jadwal yang ditentukan. PT BII Finance Center Palembang hanya melakukan peringatan-peringatan terhadap debitur yang menunggak melalui telepon dan tidak segera mungkin menagih debitur sehingga bisa menyebabkan debitur tersebut lari dan atau melakukan mobil yang menjadi obyek pembiayaan. Sebaiknya pihak collection yang bertanggungjawab dalam hal penagihan harus secepat mungkin melakukan tindakan-tindakan penagihan ke rumah debitur untuk mengetahui penyebab macetnya pembayaran debitur dan memberikan solusi yang terbaik bagi debitur dan PT BII Finance Center Palembang. Pihak collection juga bisa menarik mobil tersebut sebelum mobil tersebut hilang atau dibawa lari oleh debitur agar tidak terjadinya kerugian perusahaan. Pengiriman map aplikasi yang berisi polis asuransi, copy dokumen perjanjian yang telah ditandatangani beserta tata cara pembayaran juga harus dilakukan secepat mungkin jangan sampai terlewat dari tanggal jatuh tempo. Hal ini harus dilakukan agar debitur mengetahui bagaimana cara mereka untuk melakukan pembayaran sehingga tidak menimbulkan masalah dan tidak menjadi alasan bagi debitur untuk tidak melaksanakan kewajibannya.
  • 14. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 43 PT BII Finance Center Palembang juga sebaiknya memberlakukan cara-cara penyelamatan kredit seperti Reschedulling yang telah dilakukan oleh lembaga-lembaga pembiayaan lain, dimana konsumen yang ingin merubah tanggal jatuh tempo pada saat kredit telah berlangsung bisa menyesuaikan kembali tanggal jatuh tempo tiap bulannya agar tidak terkena denda dan terjadi tunggakan-tunggakan yang bisa merugikan konsumen dan perusahaan. Penambahan uang muka atau Down Payment juga sebaiknya diberlakukan bagi nasabah yang ingin menambah uang muka di saat kreditnya tengah berlangsung dengan tujuan agar memperkecil angsuran konsumen tersebut dan menghindari potensi adanya kredit macet atau kredit yang bermasalah. 2. Piutang Tak Tertagih Piutang tak tertagih adalah piutang yang tidak dapat ditagih lagi karena pelanggan tidak mampu membayar kewajibannya karena bangkrut atau melarikan diri, piutang tak tertagih banyak disebabkan oleh banyak hal baik itu oleh pihak perusahaan maupun pihak konsumen. Dari perusahaan misalnya, pemberian persetujuan kredit kepada konsumen yang kurang tepat. Kurang tepat maksudnya perusahaan memberikan kredit kepada konsumen yang tidak memiliki kemampuan membayar jumlah tagihan, sehingga dalam perusahaan timbul piutang tak tertagih, sedangkan dari pihak konsumen yaitu para konsumen yang mengajukan kredit tidak dapat menguukur kernampuan mereka dalam membayar jumlah angsuran yang telah clitentukan sehingga kejadian tersebut berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan yang biasa dinamakan dengan piutang tak tertagih. 1. Lancar adalah pembayaran angsuran pokok clan bunga tepat pada tanggal jatuh tempo waktunya. 2. Kurang Lancar adalah apabila terjacli keterlambatan pembayaran angsuran pokok atau bung a yang telah melebihi 1-30 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang clisetujui bersama. 3. Diragukan Aclalah apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melebihi 30 hari dan belum melebihi 60 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian yang clisetujui bersama. 4. Macet Aclalah apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok clan atau bunga yang telah melebihi 60 hari dari tanggal jatuh tempo. Pada pinjaman lancar, PT BII Finance Palembang memberikan prioritas untuk menjadi konsumen lanjutan sehingga mendorong konsumen untuk melaksanakan kewajibannya tepat waktu sesuai clengan jaclwal yang dituangkan clalam surat perjanjian. Pacla konsumen yang dalam pernbayaran angsurannya lancar, PT BII Finance juga mernberikan kernudahan apabila konsumen tersebut ingin rnelakukan, kredit kembali yaitu kemuclahan dalam pengumsan syaratsyarat kreclit seperti konsumen tersebut hanya diminta melampirkan fotocopy bukti rumah clan fotocopy rekening tabungan atau rekening Koran 3 (tiga) bulan terakhir saja. 'Hal ini dikarenakan konsumen tersebut memang terbukti dalam tinakat kolektibilitasnya yang baik dalam membayar angsuran atau tepat waktu. Pada pinjaman kurang lancar. pinjaman ragu-ragu dan maces, PT BII Finance Center Palembang melakukan tindakan pernantauan dan penagihan terhadap konsumen yang mengalami kendala pembayaran angsuran dilakukan tindakan penjadwalan ulang kernbali terhadap pinjaman, Kunjungan clan penagihan yang dilakukan oleh PT BII Finance Center Palembang secara terjadwal agar pernberian kredit tersebut clapat meminimalisasi piutang tak tertagih pads PT BII Finance Center Palembang. Setiap keterlambatan angsuran sebagaimana yang telah clitetapkan, debitur wajib membayar kepacla kreditur clenclaketerlambatan sebesar 0.2% untuk setiap hari keterlambatan clari angsuran yang telah disepakati. Apabila debitur masih belum bisa melunasi kewajibannya sampai dengan waktu yang telah ditentukan atau setelah 60 hari clari tanggal
  • 15. 44 Jurnal Manajemen, Volume 2 No.7, Juli 2014 jatuh tempo, maka debitur tersebut secara sukarela mengembalikan mobil tersebut kepada kreditur atau diambil secara paksa oleh bagian penagihan PT BII Finance Center Palembang. Untuk calon debitur selanjutnya, PT BII Finance Center Palembang hares lebih selektif lagi dalam menentukan calon debitur dan melakukan survey yang lebih detail, teliti dan hari-hari dalam melihat situasi dan kondisi calon debitur, hal ini dimaksudkan untuk menghindari dan meminimalisasi piutang tak tertagih agar tujuan perusahaan dapat tercapai. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah diuraikan secara jelas mengenai anal isis pengendalian sistem pemberian kredit dalam rangka mengatasi terjadinyaa piutang tak tertagih pada PT BII Finance Center palembang. Berdasarkan uraian dan pembahasan, maka bab ini akan memberikan kesimpulan dan saran yang didapat dari uraian dan pembahasan sebelumnya. A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian clan pernbahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang clapat diambil adalah pengenclalian sistem pemberian kreclit yang dilakukan oleh PT BII Finance Center Palembang masih belum dilakukan dengan baik sehingga kredit macet atau kredit yang bermasalah masih akan terus.tcrjadi. Pada prosedur pengenclalian pemberian kreclit, PT BII Finance telah melaksanakan tahap- tahap pemberian kredit sesuai standar, mulai dari tahap persiapan kredit, tahap analisis clan penilaian kredit, tahap keputusan kredit. tahap pelaksanaan dan administrasi kreclit dan tahap supervise pembinaan debitur. Namun kurangnya ketelitian analisis dalam pemberian kredit masih berpotensi untuk menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang akhirnya merugikan perusahaan. B. SARAN Dari hasil kesimpulan yang telah diungkapkan, penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak perusahaan dalam upaya menanggulangi terjadinya kredit macet atau piutang tak tertagih yaitu sebagai berikut: 1. Hendaknya karyawan yang nielakukan analisis kredit harus benar-benar teliti dan cermat dalam menentukan kelayakan talon konsumen guna menghindari kredit macet. 2. PT Bll Finance sebaiknya memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang melakukan kesalahan agar tidak terulang lagi dan memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen serta kemudahan bagi konsumen dalam melakukan cara penyelamatan kredit agar tidak terjadi kredit yang bennasalah. DAFT AR PUST AKA Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan Kedua, Praja Grafindo Persada, Jakarta Malayu Hasibuan, 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Cetakan Kedua, Pt Bumi Aksara Jakarta Mulyadi dan Jhony Setiawan, 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi 3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Penerbit Salernba Empat. Jakarta Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi Enam, Buku Dua. Penerbit Salernba Empat Jakarta Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004. Metodologi Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1 BPFE UGM Yogyakarta Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV. Alfabeta Bandung, Bandung : Alfabeta Nur Penelitian Bisnis Standar Akuntansi Keuangan, 2002. Penerbit Salemba Empat Jakarta Sri Susilo Y, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta Skripsi: Badaruddin, Anatisis Pengendalian Piutang Dalam Rangka Meminimalkan Kredit Macet Atas Piutang KPR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero). 2005
  • 16. Jumania Septiani; Analisis Pengendalian Intern dalam... 45 Dara Shinta, Analisis Pengendalian Pemberian Kredit Dalam Rangka Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada PT Mandala Finance Cabang Baturaja, 2007