2. 2
Pertanyaan
Apakah itu ketersediaan layanan TI?
Komponen infrastruktur apa yang
menentukan ketersediaan layanan TI?
Faktor apakah yang mempengaruhi
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana strategi pencapaian tingkat
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana caranya menyempurnakan
ketersediaan infrastruktur TI?
3. 3
Kebutuhan Bisnis
Ketergantungan bisnis modern pada TI
menuntut ketersediaan layanan TI yang
tinggi.
Terhentinya layanan dapat berakibat
kerugian yang sebanding dengan lamanya
gangguan.
Fleksibilitas bisnis berkat teknologi
internet (transaksi kapan saja dimana
saja) menuntut ketersediaan layanan TI
setiap saat (24jam x 7hari).
4. 4
Ketersediaan
Availability adalah kemampuan fasilitas TI
untuk menjalankan fungsi pada saat
dibutuhkan atau untuk menjalankan
fungsi selama suatu periode waktu
tertentu.
Ketersediaan umumnya diikat dengan
service level agreement (SLA)
Dalam bentuk target prosentase waktu
dimana layanan tersedia.
Contoh: 99,9% (dalam waktu satu tahun,
total waktu mati tidak boleh melebihi 0.1%
≈ 8.75 jam).
6. 6
Tujuan Manajemen Ketersediaan
Tujuan dari proses manajemen
ketersediaan adalah untuk memastikan
bahwa tingkat ketersediaan layanan yang
diberikan sesuai dengan atau melebihi
kebutuhan bisnis yang telah disepakati
saat ini dan masa depan, dengan biaya
yang efektif
7. 7
Pengukuran Ketersediaan
Ketersediaan layanan TI dapat diukur dari:
Log transaksi client: (total_requests –
total_requests_gagal) / total_requests
Log aktivitas server: (total_jam_layanan –
total_jam_tak_beroperasi) /
total_jam_layanan
Ukuran menurut client dan server dapat
berbeda, cara pengukuran harus disepakati.
Tingkatan Ketersediaan
Service availability
Component availability
9. 9
Prinsip Manajemen Ketersediaan
(2)
Prinsip 2: Kecepatan menanggulangi
gangguan ketersediaan berdampak besar
pada kepuasan bisnis dan pengguna.
Menuntut adanya proses, prosedur, dan
mekanisme penanggulangan gangguan.
Prinsip 3: Manajemen Ketersediaan yang
efektif menuntut pemahaman tentang peran
layanan TI dalam proses-proses bisnis.
Dapat memprioritaskan ketersediaan
layanan-layanan TI.
11. Aktifitas Proses Manajemen
Ketersediaan
Aktifitas Reaktif: aspek reaktif Ketersediaan
Manajemen melibatkan pemantauan, pengukuran,
analisis dan pengelolaan semua kejadian, insiden, dan
masalah yang melibatkan unavailability. Aktifitas ini
merupakan aktifitas dalam peran operasional
Aktifitas Proaktif: kegiatan proaktif Ketersediaan
Manajemen melibatkan perencanaan, desain proaktif
dan peningkatan ketersediaan. Aktifitas ini merupakan
aktifitas dalam peran desain dan perencanaan
11
12. 12
Pertanyaan
Apakah itu ketersediaan layanan TI?
Komponen infrastruktur apa yang
menentukan ketersediaan layanan TI?
Faktor apakah yang mempengaruhi
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana strategi pencapaian tingkat
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana caranya menyempurnakan
ketersediaan infrastruktur TI?
13. 13
Identifikasi Komponen Kritis
Pengelolaan ketersediaan layanan TI
melibatkan pengelolaan ketersediaan
infrastruktur pendukungnya.
Membutuhkan analisa keterkaitan antar
komponen infrastruktur
Fault Tree Analysis, Component Failure
Impact Analysis, dsb.
Arsitektur TI modern sifatnya terpartisi
(multi-tier) dengan shared-use komponen
infrastruktur oleh beberapa sistem aplikasi.
14. 14
Fault Tree Analysis
Pemetaan struktur rantai penyebab ketidak-
tersediaan layanan TI:
basic events
resulting events
OR gate
conditional event
conditional gate
15. 15
Component Failure Impact
Analysis
Analisa komponen “rawan” dengan CFIA:
Tabulasi layanan dan komponen-komponen
infrastruktur atau CI (configuration item).
Tandai ketergantungan layanan terhadap
tiap CI:
Kosong jika tidak tergantung pada CI tsb.
X jika tergantung sepenuhnya pada CI
tsb.
A jika tergantung tapi dapat dialihkan ke
CI lain.
M jika dapat dialihkan ke CI lain tapi
melalui intervensi secara manual
17. 17
CFIA (3)
CI dengan banyak X adalah komponen
kritis.
Layanan dengan banyak X adalah layanan
kompleks: potensi keandalannya rendah.
CI yang kritis harus:
Memiliki cadangan atau alternatif.
Memiliki prosedur pemulihan (recovery).
18. 18
CFIA (4)
Dapat juga ditambahkan kolom-kolom:
Probabilitas kerusakan atau dengan label
kualitatif: rendah/sedang/tinggi.
Berdasarkan statistik MTBF (mean time
between failures).
Berdasarkan data MTBF dari vendor
atau pembuatnya.
Perkiraan waktu perbaikan:
Dari data perbaikan masa lalu: MTRS
(mean time to restore service).
20. 20
CFIA (6)
Teknik lain: orientasi pada jumlah user yang
terkena dampak.
CI VBF Total Users
Power Semua 1000
Application Server Semua 1000
Aplikasi ERP Semua 1000
Disk 1 Pembayaran 50
Disk 2 Pemesanan 100
Utility X Pelaporan 25
VBF: vital
business
function
(proses
bisnis vital)
Komponen yang kritis adalah yang memiliki
total jumlah user terbesar.
21. 21
Pertanyaan
Apakah itu ketersediaan layanan TI?
Komponen infrastruktur apa yang
menentukan ketersediaan layanan TI?
Faktor apakah yang mempengaruhi
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana strategi pencapaian tingkat
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana caranya menyempurnakan
ketersediaan infrastruktur TI?
22. 22
Faktor Penentu
Faktor-faktor ketersediaan infrastruktur TI:
Keandalan (reliability)
Keandalan komponen terhadap gangguan.
Kemudahan pemeliharaan
(maintainability)
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya
gangguan. Termasuk deteksi tanda-tanda
kerusakan.
Kemudahan perbaikan (serviceability)
Adanya perjanjian/kontrak dukungan
perbaikan dengan vendor atau pihak
ketiga.
25. Perhitungan Availability,
Reliability, dan Mantainability
25
MTBSI (Mean Time Between Service Incidents)
MTBF (Mean Time Between Failures)
MTRS (Mean Time to Restore Service)
(Agreed Service Time (AST) – downtime)
Agreed Service Time (AST)
X 100 %Availability (%) =
Available time in hours
Number of breaks
Reliability (MTBSI in hours) =
Available time in hours – Total downtime in hours
Number of breaks
Reliability (MTBF in hours) =
Total downtime in hours
Number of breaks
Maintainability (MTRS in hours) =
26. Perhitungan Availability,
Reliability, dan Mantainability
Contoh: Sebuah situasi dimana layanan 24 x 7 telah
beroperasi selama 5,020 jam dengan dua kali terhenti
(yang masing-masingnya 6 jam dan 14 jam)
Availability = (5,020–(6+14)) / 5,020 x 100 = 99.60%
Reliability (MTBSI) = 5,020 / 2 = 2,510 hours
Reliability (MTBF) = 5,020–(6+14) / 2 = 2,500 hours
Maintainability (MTRS) = (6+14) / 2 = 10 hours
26
MTBSI (Mean Time Between Service Incidents)
MTBF (Mean Time Between Failures)
MTRS (Mean Time to Restore Service)
30. 30
Pertanyaan
Apakah itu ketersediaan layanan TI?
Komponen infrastruktur apa yang
menentukan ketersediaan layanan TI?
Faktor apakah yang mempengaruhi
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana strategi pencapaian tingkat
ketersediaan infrastruktur TI?
Bagaimana caranya menyempurnakan
ketersediaan infrastruktur TI?
31. 31
Pengelolaan Ketersediaan
Tingkat ketersediaan dinegosiasikan dengan
user berdasarkan anggaran dan potensi
kerugian yang berimbang.
Perhitungan biaya untuk memenuhi
kebutuhan ketersediaan berdasarkan:
Identifikasi persyaratan keandalan
(reliability) dan kemudahan
pemeliharaan (maintainability)
komponen-komponen yang terlibat.
Identifikasi kemudahan perbaikan
(serviceability) komponen-komponen dari
vendor eksternal.
32. 32
Biaya Ketidak-tersediaan (1)
Mengetahui biaya kerugian akibat ketidak-
tersediaan penting dalam memutuskan
tingkat investasi TI untuk memenuhi
persyaratan ketersediaan.
Perkiraan dampak ketidak-tersediaan:
1. Jumlah layanan bisnis yang terkena
dampak.
Mudah dihitung tapi kurang akurat.
1. Perkiraan nilai kerugian moneter akibat
terhentinya layanan bisnis.
Kerugian tangible dan intangible.
33. 33
Biaya Ketidak-tersediaan (2)
Biaya Tangible Biaya Intangible
Penurunan produktivitas pengguna Kehilangan kepercayaan konsumen
Penurunan produktivitas staf TI Kehilangan konsumen
Kehilangan pendapatan Kehilangan peluang bisnis
Biaya lembur dukungan teknis Jatuhnya reputasi perusahaan
Pasokan yang tidak terpakai Kehilangan kepercayaan pengguna
Denda atau penalti Kerusakan moril staf TI
Permasalahan:
Banyaknya faktor yang harus masuk dalam
perhitungan.
Sulit mengkuantifikasi biaya intangible.
Data sulit diperoleh.
37. 37
Pengelolaan Infrastruktur
Kerangka kerja IT Infrastructure Library:
Service Strategy
Menetapkan service yang perlu dibuka/dilayankan
Service Design
Mengumpulkan requirement dan membuat design
service baru maupun modifikasi service yang lama
Service Transition
Pengembangan/pembuatan service
Service Operation
Service beroperasi
Continual Service Improvement
Review dan penyesuaian
42. 42
Perencanaan Ketersediaan (1)
Secara periodik perlu ada review untuk
merencanakan ketersediaan infrastruktur
TI, berdasarkan:
Seringnya pelanggaran SLA ketersediaan.
Seringnya downtime untuk perbaikan atau
lamanya downtime melebihi batas toleransi.
Hasil pengukuran ketersediaan
menunjukkan trend penurunan.
Permintaan pengguna/bisnis untuk
meningkatkan ketersediaan akibat
pertumbuhan bisnis.
43. 43
System Outage Analysis
SOA: kegiatan analisa dengan melibatkan
berbagai data dari log-log proses (termasuk
aktifitas dukungan teknis) untuk mencari
penyebab gangguan ketersediaan.
Pelaksanaanya melibatkan administrator
sistem & jaringan, staf dukungan teknis, user/
operator, analis sistem, vendor, manajemen
bisnis.
Hasilnya dilaporkan beserta rekomendasi
langkah-langkah perbaikan.
44. 44
Rencana Ketersediaan (1)
Garis besar isi rencana:
Tingkat ketersediaan aktual saat ini (dalam
bahasa pengguna/bisnis) dan tingkat
ketersediaan ideal menurut SLA.
Rangkuman hasil analisa pencarian
penyebab gangguan-gangguan ketersediaan
atau SOA (system outage analysis).
Aktivitas-aktivitas perbaikan yang sedang
dilaksanakan dengan pertimbangan
biaya/manfaat masing-masing.
45. 45
Rencana Ketersediaan (2)
Sosialisasi tentang potensi teknologi baru
atau versi baru (upgrade) dalam
memperbaiki tingkat ketersediaan layanan
TI.
Perubahan tingkat ketersediaan beserta
alasannya, dan opsi-opsi untuk
memenuhinya beserta biayanya.