SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
PERJANJIAN KHUSUS PERDATA
HKUM 4202, HUKUM PERDATA
Pengembang: Hazar Kusmayanti, S.H.,M.H.
Penelaah:
Hukum Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
Pasal 1457
Prof. R. Subekti JB sbg perjanjian bertimbal balik
dimana pihak yang satu (penjual) berjanji untuk
menyerahkan hak milik atas suatu barang
sedangkan pihak lainnya (pembeli) berjanji untuk
membayar harga yang terdiri dari atas sejumlah
uang sebagai imbalan dari perolehan hak tersebut.
Unsur-Unsur Pokok (esensialia) JB Barang dan
Harga. (1458 BW).
Kewajiban Para Pihak (1/3)
Kewajiban Penjual
Menyerahkan Barang
(1475 s/d 1490 BW)
Menyerahkan Barang
(1475 s/d 1490 BW)
Menanggung Kenikmatan
tentram atas barang &
Menanggung terhadap Cacat2
tersembunyi
Benda
Bergerak
Benda Tak
Bertubuh
Benda tak
Bergerak
1474 BW
Menyerahkan hak milik atas benda yang dijualnya
612
613
616 Jo. 620
Kewajiban Para Pihak (2/3)
pihak III (ekstern)
Pasal 1491 KUHPerdata
Menanggung Kenikmatan tentram atas barang & Menanggung
terhadap Cacat2 tersembunyi
A. Gangguan yg ditunjukan
kepada penguasaan secara
tentang dan tentram
B. Gangguan yang ditimbulkan karena
adanya cacat tersembunyi. (Ps. 1504
KUHPerdata)
Penjual (Intern)
Ps. 1429 s.d 1503 KUHPerdata Ps. 1504 s.d 1512 KUHPerdata
1. Gangguan karena adanya putusan pengadilan yg berisi
hukuman untuk menyerahkan barang baik seluruhnya
maupun sebagian.
2. Gangguan yang timbul karena adanya beban-beban
berupa hak-hak pihak ke-3 atas barang
Kewajiban Para Pihak (3/3)
Kewajiban Pembeli (Ps. 1513 KUHPerdata)
Membayar harga pembelian pada waktu dan tempat
sesuai dengan kesepakatan (perjanjian)
Beralihnya Hak Milik
Beralihnya Hak Milik (Ps 1459 KUHPerdata)
Beralihnya Risiko
Pengertian:
Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena
suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang
menimpa barang yang menjadi obyek perjanjian.
Pengaturan
Pasal 1460 KUH Perdata
Pasal 1461
Pasal 1462
Jual Beli dengan membeli hak
kembali
Pasal 1519 jo Pasal 1532
Hak “membeli kembali” tidak boleh lebih dari 5 tahun,
lihat Pasal 1520, 1521
Hak reklame
Reklame berarti menuntut kembali (reclaim=inggris)
Apabila jual beli diadakan tanpa suatu janji bahwa
harga barang boleh dianggsur atau dicicil dan pembeli
tidak membayar harga tersebut maka selama barang
tersebut masih berada di tangan pembeli, penjual dapat
menuntut kembali barang tersebut, asala penuntutan
tersebut dilakukan dalam jangka waktu 30 hari.
Pasal 1145 KUHPerdata (Buku II KUHPerdata)
Pengertian
Sewa menyewa di atur dalam BAB VII Buku III
KUHPerdata mulai pasal 1548 s/d 1599.
Pengertian dari sewa menyewa adalah
“suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan
suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu
tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang
disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang
dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang
tetap maupun yang bergerak.” (Ps. 1548 KUHPerdata)
Unsur/elemen sewa menyewa
Dari jenisnya perjanjian tersebut adalah perjanjian
timbal balik dengan elemen atau unsur sebagai berikut:
1. Pihak I memberi kenikmatan dari suatu barang kepada
pihak II;
2. Waktu tertentu;
3. Pembayaran dengan Harga.
KEWAJIBAN PARA PIHAK
Kewajiban
Yang menyewakan (1550)
 Menyerahkan barang
 Memelihara barang
 Memberikan kenikmatan tentram selama berlangsung
penyewaan
Penyewa
 Memakai barang yg disewakan sebagai seorang “Bapak rumah
yang baik”
 Membayar harga sewa pada waktu yg ditentukan.
Sewa tertulis dan Lisan
Pasal 1570 KUHPerdata
Perjanjian berakhir sesuai dengan waktu yang telah
diperjanjikan (tertulis);
Pasal 1571 KUHPerdata
Lisan adalah berdasar tenggang waktu
(pemberitahuan)
Mengulang sewakan dan
melepaskan hak sewa dilarang UU
Pasal 1559 KUHPerdata
Ayat (1) larangan mengulang sewakan dan melepaskan
hak sewa ke pihak lain;
Ayat (2) menyewakan sebagai boleh/diperkenankan.
Pasal 1575 KUHPerdata
Perjanjian tidak hapus bila yang menyewakan/penyewa
meninggal dunua.
Pasal 1576 KUHPerdata
Jual beli tidak menghapuskan sewa menyewa ( Koop breekt
geen huur)
Maksud dari jual beli adalah setiap perbuatan hukum
perpindahan hak milik, termasuk tukar menukar, hibah dan
waris.
Pasal 1579 KUHPerdata
perjanjian sewa tidak dapat dihentikan dengan alasan
dipakai sendiri.
Sewa Menyewa
Resiko dalam Sewa Menyewa
Ps. 1553 KUHPerdata.
1. “persetujuan gugur demi hukum bila terjadi overmacht”
2. Dipikul oleh pihak yg menyewakan (si pemilik barang) apabila
barangnya musnah karena kesalahan salah satu pihak.
Berakhirnya Perjanjian sewa menyewa.
 Lisan pemberitahuan kepada penyewa bahwa ia
hendak menghentikan sewa.
 Tertulis berakhir demi hukum (otomatis) apabila
waktu yg ditentukan sudah habis.
Beli Sewa
Pengertian
“Jual beli barang dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara memperhitungkan
setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli
dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati
bersama, hak milik atas barang beralih dari penjual
kepada pembeli setelah harganya dibayar lunas
oleh pembeli kepada penjual.”
TUKAR MENUKAR (BARTER) – Psl 1541 BW
• Suatu perjanjian dimana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk
saling memberikan suatu barang secara timbal balik, sebagai ganti suatu
barang yang lainnya. Hal ini biasa disebut dengan istilah Barter.
• Perjanjian ini merupakan perjanjian konsensual, perjanjian tersebut sudah
mengikat pada detik tercapainya kata sepakat mengenai barang-barang
yang menjadi obyek dalam perjanjian. Masing-masing pihak mendapatkan
hak untuk menuntut diserahkannya hak milik atas barang yang menjadi
obyek perjanjian. Pemindahan hak milik (levering), perbuatan hukum
(penyerahan hak milik secara yuridis), masing- masing harus merupakan
pemilik barang yang mau dipertukarkan.
Lanjutan barter
• Psl 1977 BW : Besitter berlaku sebagai title sempurna bagi benda bergerak
untuk mempermudah lalu lintas perdagangan, maka untuk benda bergerak
besitter dapat melakukan jual-beli (Jadi tidak usah pemilik barang).
Kewajiban untuk menanggung (vrijwaring warranty) akan kenikmatan dan
terhadap cacat-cacat tersembunyi, berlaku bagi seseorang yang telah
memberikan barangnya di dalam tukar-menukar.
barter
• Kelalaian dalam menunaikan kewajiban tersebut merupakan “wan
prestasi”, sehingga hal tersebut dapat digunakan alasan untuk menuntut
ganti-rugi atau pembatalan perjanjian (Psl 1546 BW). Bila pihak lain
menerima barang yang bukan miliknya maka dia tidak dapat dipaksa untuk
menyerahkan yang telah ia janjikan, melainkan hanya untuk
mengembalikan barang yang telah diterimanya (Psl 1453 BW).
barter
• Psl 1545 BW : Jika suatu barang tertentu yang telah diperjanjikan untuk
ditukar musnah diluar kesalahan pemiliknya, maka persetujuan dianggap
“gugur”, dan bagi siapa saja dari para pihaknya telah memenuhi
persyaratan/ persetujuan, maka dia dapat menuntut kembali barang yang
telah ia berikan dalam tukar-menukar. Hukum Adat : Tukar menukar
dengan barang lain bersifat Riil Sedangkan BW : Tukar menukar merupakan
suatu persetujuan (consensus), dimana para pihak mengikatkan diri untuk
saling memberikan suatu barang sebagai pengganti barang lainnya.
Perjanjian melakukan pekerjaan dalam KUHPer
• 1601a. Perjanjian kerja ialah suatu persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu
buruh, mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain,
yaitu majikan, dengan upah selama waktu yang tertentu.
• 1601b. Perjanjian pemborongan kerja ialah suatu persetujuan bahwa
pihak kesatu, yaitu pemborong, mengikatkan diri untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan bagi pihak lain, yaitu pemberi tugas, dengan harga yang
telah ditentukan.
Lanjutan perjanjian
melakukan pekerjaan
• 1601c. Jika suatu persetujuan mengandung sifat-
sifat suatu perjanjian kerja dan persetujuan lain,
maka baik ketentuan-ketentuan mengenai
perjanjian kerja maupun ketentuan-ketentuan
mengenai persetujuan lain yang sifat-sifatnya
terkandung di dalamnya, keduanya berlaku; jika
ada pertentangan antara kedua jenis ketentuan
tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan-
Lanjutan perjanjian melakukan pekerjaan
• Jika pemborongan kerja diikuti dengan beberapa persetujuan sejenis itu,
meskipun tiap kali dengan suatu selang waktu, atau jika pada waktu
persetujuan dibuat, ternyata maksud kedua belah pihak membuat
beberapa persetujuan secara demikian ialah supaya
pemboronganpemborongan itu dapat dipandang sebagai suatu perjanjian
kerja, maka peraturan-peraturan mengenai perjanjian kerja harus berlaku
bagi semua persetujuan ini, baik bagi semua persetujuan itu secara
serempak maupun bagi masing-masing persetujuan secara sendiri-sendiri,
kecuali ketentuan-ketentuan dalam Bagian 6
Perjanjian persekutuan dalam KUHper
• 1618. Perseroan perdata adalah suatu persetujuan antara dua orang atau
lebih, yang berjanji untuk memasukkan sesuatu ke dalam perseroan itu
dengan maksud supaya keuntungan yang diperoleh dari perseroan itu
dibagi di antara mereka.
• 1619. Semua perseroan perdata harus ditunjukan pada sesuatu yang halal
dan diadakan untuk kepentingan bersama para anggotanya. Masing-
masing anggota wajib memasukkan uang, barang atau usaha ke dalam
perseroan itu.
Lanjutan perjanjian persekutuan
•1620. Ada perseroan perdata yang tak terbatas dan ada
yang terbatas.
•1621. Undang-undang hanya mengenai perseroan
mengenai seluruh keuntungan. Dilarang adanya perseroan
yang meliputi semua barang kekayaan dari peserta atau
sebagian dari barang-barang itu dengan suatu alas hak
umum, tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan Bab VI
dan Bab VII Buku Pertama dalam Kitab Undang-undang
ini.
Lanjutan perjanjian persekutuan
• 1622. Perseroan perdata tak terbatas itu meliputi apa saja yang akan
diperoleh para peserta sebagai hasil usaha mereka selama perseroan itu
berdiri.
• 1623. Perseroan perdata yang terbatas hanya menyangkut barang-barang
tertentu, pemakaiannya atau hasil-hasil yang akan diperoleh dari barang-
barang itu, mengenai usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu
perusahaan atau pekerjaan tetap.
Perjanjian Hibah dalam KUHPer
• Penghibahan adalah suatu persetujuan dengan mana seorang penghibah
menyerahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya
kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan barang
itu. Undang-undang hanya mengakui penghibahan-penghibahan antara
orang-orang yang masih hidup.
• 1667. Penghibahan hanya boleh dilakukan terhadap barang-barang yang
sudah ada pada saat pengbibahan itu terjadi. Jika hibah itu mencakup
barang-barang yang belum ada, maka penghibahan batal sekedar
mengenai barang-barang yang belum ada.
• 1671. Penghibah boleh memperjanjikan bahwa ia akan tetap menguasai
penggunaan sejumlah uang yang ada di antara barang yang dihibahkan.
Jika ia mennggal dunia sebelum menggunakan uang itu, maka barang dan
uang itu tetap menjadi milik penerima hibah.
• 1672. Penghibah boleh memberi syarat, bahwa barang yang
dihibahkannya itu akan kembali kepadanya bila orang yang diberi hibah
atau ahli warisnya meninggal dunia lebih dahulu dari penghibah, tetapi
syarat demikian hanya boleh diadakan untuk kepentingan penghibah
sendiri.
• 1673. Akibat dari hak mendapatkan kembali barang-barang yang
dihibahkan ialah bahwa pemindahan barang-barang itu ke tangan orang
lain, sekiranya telah terjadi, harus dibatalkan, dan pengembalian barang-
barang itu kepada penghibah harus bebas dari semua beban dan hipotek
yang mungkin diletakkan pada barang itu sewaktu ada ditangan orang
yang diberi hibah.
• 1674. Penghibah tidak wajib menjamin orang bebas dari gugatan
pengadilan bila kemudian barang yang dihibahkan itu menjadi milik orang
lain berdasarkan keputusan Pengadilan.
Kemampuan Untuk Memberikan dan Menerima Hibah
• 1676. Semua orang boleh memberikan dan menerima hibah kecuali
mereka yang oleh undang-undang dinyatakan tidak mampu untuk itu.
• 1677. Anak-anak di bawah umur tidak boleh menghibahkan sesuatu
kecuali dalam hal yang ditetapkan pada Bab VII Buku Pertama Kitab
Undang-undang Hukum Perdata ini.
• 1678. Penghibahan antara suami isteri selama perkawinan mereka masih
berlangsung, dilarang. Tetapi ketentuan ini tidak berlaku terhadap hadiah
atau pemberian berupa barang bergerak yang berwujud, yang harganya
tidak mahal kalau dibandingkan dengan besarnya kekayaan penghibah.
• 1679. Supaya dapat dikatakan sah untuk menikmati barang yang
dihibahkan, orang yang diberi hibah harus ada di dunia atau dengan
memperhatikan aturan dalam Pasal 2 yaitu sudah ada dalam kandungan
ibunya pada saat penghibahan dilakukan.
• 1680. Hibah-hibah kepada lembaga umum atau lembaga keagamaan
tidak berakibat hukum, kecuali jika Presiden atau pembesar yang
ditunjuknya telah memberikan kuasa kepada para pengurus lembaga-
lembaga tersebut untuk menerimanya.
• 1681. Ketentuan-ketentuan ayat (2) dan terakhir pada Pasal 904, begitu
pula Pasal 906, 907, 908, 909 dan 911, berlaku terhadap penghibahan.
Cara Menghibahkan Sesuatu
• 1682. Tiada suatu hibah, kecuali yang disebutkan dalam Pasal 1687,
dapat, atas ancaman batal, dilakukan selainnya dengan suatu akta
notaris, yang aslinya disimpan oleh notaris itu.
• 1683. Tiada uatu penghibahan pun mengikat penghibah atau
mengakibatkan sesuatu sebelum penghibahan diterima dengan kata-kata
tegas oleh orang yang diberi hibah atau oleh wakilnya yang telah diberi
kuasa olehnya untuk menerima hibah yang telah atau akan
dihibahkannya itu.
Jika penerimaan itu tidak dilakukan dengan akta hibah itu maka
penerimaan itu dapat dilakukan dengan suatu akta otentik kemudian,
yang naskah aslinya harus disimpan oleh Notaris asal saja hal itu terjadi
waktu penghibah masih hidup; dalam hal demikian maka bagi penghibah,
hibah tersebut hanya sah sejak penerimaan hibah itu diberitahukan
dengan resmi kepadanya.
Materi Sesi 7.pptx

More Related Content

Similar to Materi Sesi 7.pptx

Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
amanda lubis
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
Puw Elroy
 
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.pptfdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
IjalMokodompitSugeha
 
A. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewaA. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewa
junita191
 
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptxAkutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
Adi211
 

Similar to Materi Sesi 7.pptx (20)

Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt
 
Perjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual BeliPerjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
 
profdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptxprofdev upi hukum jaminan.pptx
profdev upi hukum jaminan.pptx
 
Tugas kontrak
Tugas kontrakTugas kontrak
Tugas kontrak
 
Hak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutHak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolut
 
Materi Kuliah - Perikatan Karena Perjanjian.pptx
Materi Kuliah - Perikatan Karena Perjanjian.pptxMateri Kuliah - Perikatan Karena Perjanjian.pptx
Materi Kuliah - Perikatan Karena Perjanjian.pptx
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
Hipotek
HipotekHipotek
Hipotek
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
Ahdb #3
Ahdb #3Ahdb #3
Ahdb #3
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.pptfdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
fdokumen.com_hak-tanggungan-568182660fb93.ppt
 
A. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewaA. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewa
 
Hukum jaminan sudjito
Hukum jaminan   sudjitoHukum jaminan   sudjito
Hukum jaminan sudjito
 
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptxAkutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
Akutansi Ijarah & Akutansi Wadiah.pptx
 

Materi Sesi 7.pptx

  • 1. PERJANJIAN KHUSUS PERDATA HKUM 4202, HUKUM PERDATA Pengembang: Hazar Kusmayanti, S.H.,M.H. Penelaah:
  • 3. Perjanjian Jual Beli Pasal 1457 Prof. R. Subekti JB sbg perjanjian bertimbal balik dimana pihak yang satu (penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sedangkan pihak lainnya (pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri dari atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak tersebut. Unsur-Unsur Pokok (esensialia) JB Barang dan Harga. (1458 BW).
  • 4. Kewajiban Para Pihak (1/3) Kewajiban Penjual Menyerahkan Barang (1475 s/d 1490 BW) Menyerahkan Barang (1475 s/d 1490 BW) Menanggung Kenikmatan tentram atas barang & Menanggung terhadap Cacat2 tersembunyi Benda Bergerak Benda Tak Bertubuh Benda tak Bergerak 1474 BW Menyerahkan hak milik atas benda yang dijualnya 612 613 616 Jo. 620
  • 5. Kewajiban Para Pihak (2/3) pihak III (ekstern) Pasal 1491 KUHPerdata Menanggung Kenikmatan tentram atas barang & Menanggung terhadap Cacat2 tersembunyi A. Gangguan yg ditunjukan kepada penguasaan secara tentang dan tentram B. Gangguan yang ditimbulkan karena adanya cacat tersembunyi. (Ps. 1504 KUHPerdata) Penjual (Intern) Ps. 1429 s.d 1503 KUHPerdata Ps. 1504 s.d 1512 KUHPerdata 1. Gangguan karena adanya putusan pengadilan yg berisi hukuman untuk menyerahkan barang baik seluruhnya maupun sebagian. 2. Gangguan yang timbul karena adanya beban-beban berupa hak-hak pihak ke-3 atas barang
  • 6. Kewajiban Para Pihak (3/3) Kewajiban Pembeli (Ps. 1513 KUHPerdata) Membayar harga pembelian pada waktu dan tempat sesuai dengan kesepakatan (perjanjian)
  • 7. Beralihnya Hak Milik Beralihnya Hak Milik (Ps 1459 KUHPerdata)
  • 8. Beralihnya Risiko Pengertian: Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang yang menjadi obyek perjanjian. Pengaturan Pasal 1460 KUH Perdata Pasal 1461 Pasal 1462
  • 9. Jual Beli dengan membeli hak kembali Pasal 1519 jo Pasal 1532 Hak “membeli kembali” tidak boleh lebih dari 5 tahun, lihat Pasal 1520, 1521
  • 10. Hak reklame Reklame berarti menuntut kembali (reclaim=inggris) Apabila jual beli diadakan tanpa suatu janji bahwa harga barang boleh dianggsur atau dicicil dan pembeli tidak membayar harga tersebut maka selama barang tersebut masih berada di tangan pembeli, penjual dapat menuntut kembali barang tersebut, asala penuntutan tersebut dilakukan dalam jangka waktu 30 hari. Pasal 1145 KUHPerdata (Buku II KUHPerdata)
  • 11.
  • 12. Pengertian Sewa menyewa di atur dalam BAB VII Buku III KUHPerdata mulai pasal 1548 s/d 1599. Pengertian dari sewa menyewa adalah “suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang tetap maupun yang bergerak.” (Ps. 1548 KUHPerdata)
  • 13. Unsur/elemen sewa menyewa Dari jenisnya perjanjian tersebut adalah perjanjian timbal balik dengan elemen atau unsur sebagai berikut: 1. Pihak I memberi kenikmatan dari suatu barang kepada pihak II; 2. Waktu tertentu; 3. Pembayaran dengan Harga.
  • 14. KEWAJIBAN PARA PIHAK Kewajiban Yang menyewakan (1550)  Menyerahkan barang  Memelihara barang  Memberikan kenikmatan tentram selama berlangsung penyewaan Penyewa  Memakai barang yg disewakan sebagai seorang “Bapak rumah yang baik”  Membayar harga sewa pada waktu yg ditentukan.
  • 15. Sewa tertulis dan Lisan Pasal 1570 KUHPerdata Perjanjian berakhir sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan (tertulis); Pasal 1571 KUHPerdata Lisan adalah berdasar tenggang waktu (pemberitahuan)
  • 16. Mengulang sewakan dan melepaskan hak sewa dilarang UU Pasal 1559 KUHPerdata Ayat (1) larangan mengulang sewakan dan melepaskan hak sewa ke pihak lain; Ayat (2) menyewakan sebagai boleh/diperkenankan.
  • 17. Pasal 1575 KUHPerdata Perjanjian tidak hapus bila yang menyewakan/penyewa meninggal dunua. Pasal 1576 KUHPerdata Jual beli tidak menghapuskan sewa menyewa ( Koop breekt geen huur) Maksud dari jual beli adalah setiap perbuatan hukum perpindahan hak milik, termasuk tukar menukar, hibah dan waris. Pasal 1579 KUHPerdata perjanjian sewa tidak dapat dihentikan dengan alasan dipakai sendiri.
  • 18. Sewa Menyewa Resiko dalam Sewa Menyewa Ps. 1553 KUHPerdata. 1. “persetujuan gugur demi hukum bila terjadi overmacht” 2. Dipikul oleh pihak yg menyewakan (si pemilik barang) apabila barangnya musnah karena kesalahan salah satu pihak. Berakhirnya Perjanjian sewa menyewa.  Lisan pemberitahuan kepada penyewa bahwa ia hendak menghentikan sewa.  Tertulis berakhir demi hukum (otomatis) apabila waktu yg ditentukan sudah habis.
  • 19. Beli Sewa Pengertian “Jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati bersama, hak milik atas barang beralih dari penjual kepada pembeli setelah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual.”
  • 20. TUKAR MENUKAR (BARTER) – Psl 1541 BW • Suatu perjanjian dimana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik, sebagai ganti suatu barang yang lainnya. Hal ini biasa disebut dengan istilah Barter. • Perjanjian ini merupakan perjanjian konsensual, perjanjian tersebut sudah mengikat pada detik tercapainya kata sepakat mengenai barang-barang yang menjadi obyek dalam perjanjian. Masing-masing pihak mendapatkan hak untuk menuntut diserahkannya hak milik atas barang yang menjadi obyek perjanjian. Pemindahan hak milik (levering), perbuatan hukum (penyerahan hak milik secara yuridis), masing- masing harus merupakan pemilik barang yang mau dipertukarkan.
  • 21. Lanjutan barter • Psl 1977 BW : Besitter berlaku sebagai title sempurna bagi benda bergerak untuk mempermudah lalu lintas perdagangan, maka untuk benda bergerak besitter dapat melakukan jual-beli (Jadi tidak usah pemilik barang). Kewajiban untuk menanggung (vrijwaring warranty) akan kenikmatan dan terhadap cacat-cacat tersembunyi, berlaku bagi seseorang yang telah memberikan barangnya di dalam tukar-menukar.
  • 22. barter • Kelalaian dalam menunaikan kewajiban tersebut merupakan “wan prestasi”, sehingga hal tersebut dapat digunakan alasan untuk menuntut ganti-rugi atau pembatalan perjanjian (Psl 1546 BW). Bila pihak lain menerima barang yang bukan miliknya maka dia tidak dapat dipaksa untuk menyerahkan yang telah ia janjikan, melainkan hanya untuk mengembalikan barang yang telah diterimanya (Psl 1453 BW).
  • 23. barter • Psl 1545 BW : Jika suatu barang tertentu yang telah diperjanjikan untuk ditukar musnah diluar kesalahan pemiliknya, maka persetujuan dianggap “gugur”, dan bagi siapa saja dari para pihaknya telah memenuhi persyaratan/ persetujuan, maka dia dapat menuntut kembali barang yang telah ia berikan dalam tukar-menukar. Hukum Adat : Tukar menukar dengan barang lain bersifat Riil Sedangkan BW : Tukar menukar merupakan suatu persetujuan (consensus), dimana para pihak mengikatkan diri untuk saling memberikan suatu barang sebagai pengganti barang lainnya.
  • 24. Perjanjian melakukan pekerjaan dalam KUHPer • 1601a. Perjanjian kerja ialah suatu persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu buruh, mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain, yaitu majikan, dengan upah selama waktu yang tertentu. • 1601b. Perjanjian pemborongan kerja ialah suatu persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu pemborong, mengikatkan diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bagi pihak lain, yaitu pemberi tugas, dengan harga yang telah ditentukan.
  • 25. Lanjutan perjanjian melakukan pekerjaan • 1601c. Jika suatu persetujuan mengandung sifat- sifat suatu perjanjian kerja dan persetujuan lain, maka baik ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian kerja maupun ketentuan-ketentuan mengenai persetujuan lain yang sifat-sifatnya terkandung di dalamnya, keduanya berlaku; jika ada pertentangan antara kedua jenis ketentuan tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan-
  • 26. Lanjutan perjanjian melakukan pekerjaan • Jika pemborongan kerja diikuti dengan beberapa persetujuan sejenis itu, meskipun tiap kali dengan suatu selang waktu, atau jika pada waktu persetujuan dibuat, ternyata maksud kedua belah pihak membuat beberapa persetujuan secara demikian ialah supaya pemboronganpemborongan itu dapat dipandang sebagai suatu perjanjian kerja, maka peraturan-peraturan mengenai perjanjian kerja harus berlaku bagi semua persetujuan ini, baik bagi semua persetujuan itu secara serempak maupun bagi masing-masing persetujuan secara sendiri-sendiri, kecuali ketentuan-ketentuan dalam Bagian 6
  • 27. Perjanjian persekutuan dalam KUHper • 1618. Perseroan perdata adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, yang berjanji untuk memasukkan sesuatu ke dalam perseroan itu dengan maksud supaya keuntungan yang diperoleh dari perseroan itu dibagi di antara mereka. • 1619. Semua perseroan perdata harus ditunjukan pada sesuatu yang halal dan diadakan untuk kepentingan bersama para anggotanya. Masing- masing anggota wajib memasukkan uang, barang atau usaha ke dalam perseroan itu.
  • 28. Lanjutan perjanjian persekutuan •1620. Ada perseroan perdata yang tak terbatas dan ada yang terbatas. •1621. Undang-undang hanya mengenai perseroan mengenai seluruh keuntungan. Dilarang adanya perseroan yang meliputi semua barang kekayaan dari peserta atau sebagian dari barang-barang itu dengan suatu alas hak umum, tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan Bab VI dan Bab VII Buku Pertama dalam Kitab Undang-undang ini.
  • 29. Lanjutan perjanjian persekutuan • 1622. Perseroan perdata tak terbatas itu meliputi apa saja yang akan diperoleh para peserta sebagai hasil usaha mereka selama perseroan itu berdiri. • 1623. Perseroan perdata yang terbatas hanya menyangkut barang-barang tertentu, pemakaiannya atau hasil-hasil yang akan diperoleh dari barang- barang itu, mengenai usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap.
  • 30. Perjanjian Hibah dalam KUHPer • Penghibahan adalah suatu persetujuan dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan barang itu. Undang-undang hanya mengakui penghibahan-penghibahan antara orang-orang yang masih hidup. • 1667. Penghibahan hanya boleh dilakukan terhadap barang-barang yang sudah ada pada saat pengbibahan itu terjadi. Jika hibah itu mencakup barang-barang yang belum ada, maka penghibahan batal sekedar mengenai barang-barang yang belum ada.
  • 31. • 1671. Penghibah boleh memperjanjikan bahwa ia akan tetap menguasai penggunaan sejumlah uang yang ada di antara barang yang dihibahkan. Jika ia mennggal dunia sebelum menggunakan uang itu, maka barang dan uang itu tetap menjadi milik penerima hibah. • 1672. Penghibah boleh memberi syarat, bahwa barang yang dihibahkannya itu akan kembali kepadanya bila orang yang diberi hibah atau ahli warisnya meninggal dunia lebih dahulu dari penghibah, tetapi syarat demikian hanya boleh diadakan untuk kepentingan penghibah sendiri.
  • 32. • 1673. Akibat dari hak mendapatkan kembali barang-barang yang dihibahkan ialah bahwa pemindahan barang-barang itu ke tangan orang lain, sekiranya telah terjadi, harus dibatalkan, dan pengembalian barang- barang itu kepada penghibah harus bebas dari semua beban dan hipotek yang mungkin diletakkan pada barang itu sewaktu ada ditangan orang yang diberi hibah. • 1674. Penghibah tidak wajib menjamin orang bebas dari gugatan pengadilan bila kemudian barang yang dihibahkan itu menjadi milik orang lain berdasarkan keputusan Pengadilan.
  • 33. Kemampuan Untuk Memberikan dan Menerima Hibah • 1676. Semua orang boleh memberikan dan menerima hibah kecuali mereka yang oleh undang-undang dinyatakan tidak mampu untuk itu. • 1677. Anak-anak di bawah umur tidak boleh menghibahkan sesuatu kecuali dalam hal yang ditetapkan pada Bab VII Buku Pertama Kitab Undang-undang Hukum Perdata ini. • 1678. Penghibahan antara suami isteri selama perkawinan mereka masih berlangsung, dilarang. Tetapi ketentuan ini tidak berlaku terhadap hadiah atau pemberian berupa barang bergerak yang berwujud, yang harganya tidak mahal kalau dibandingkan dengan besarnya kekayaan penghibah.
  • 34. • 1679. Supaya dapat dikatakan sah untuk menikmati barang yang dihibahkan, orang yang diberi hibah harus ada di dunia atau dengan memperhatikan aturan dalam Pasal 2 yaitu sudah ada dalam kandungan ibunya pada saat penghibahan dilakukan. • 1680. Hibah-hibah kepada lembaga umum atau lembaga keagamaan tidak berakibat hukum, kecuali jika Presiden atau pembesar yang ditunjuknya telah memberikan kuasa kepada para pengurus lembaga- lembaga tersebut untuk menerimanya. • 1681. Ketentuan-ketentuan ayat (2) dan terakhir pada Pasal 904, begitu pula Pasal 906, 907, 908, 909 dan 911, berlaku terhadap penghibahan.
  • 35. Cara Menghibahkan Sesuatu • 1682. Tiada suatu hibah, kecuali yang disebutkan dalam Pasal 1687, dapat, atas ancaman batal, dilakukan selainnya dengan suatu akta notaris, yang aslinya disimpan oleh notaris itu. • 1683. Tiada uatu penghibahan pun mengikat penghibah atau mengakibatkan sesuatu sebelum penghibahan diterima dengan kata-kata tegas oleh orang yang diberi hibah atau oleh wakilnya yang telah diberi kuasa olehnya untuk menerima hibah yang telah atau akan dihibahkannya itu. Jika penerimaan itu tidak dilakukan dengan akta hibah itu maka penerimaan itu dapat dilakukan dengan suatu akta otentik kemudian, yang naskah aslinya harus disimpan oleh Notaris asal saja hal itu terjadi waktu penghibah masih hidup; dalam hal demikian maka bagi penghibah, hibah tersebut hanya sah sejak penerimaan hibah itu diberitahukan dengan resmi kepadanya.