SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah dorongan untuk bergerak, untuk mengatur
berbagai hal dan untuk berbuat tanpa kekangan. Saat berlangsungnya
proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa adanya
aktivitas tidak akan berlangsung dengan baik. Pada dasarnya prinsip
belajar yaitu berubah untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan
aktivitas (Sardiman, 2009: 96). Aktivitas pada belajar disini dapat bersifat
fisik atau mental. Pada saat belajar kedua aktivitas itu saling terkait.
Keterkaitan tersebut menumbuhkan aktivitas yang optimal. Banyak
aktivitas belajar yang dilakukan siswa disekolah. Aktivitas yang dilakukan
siswa disekolah tidak cukup mencatat ataupun mendengar.
Menurut C. Astri Budiningsih (2003: 125) ada berbagai cara
untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, diantaranya ialah:
1. Memberikan pertaanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran
berlangsung
2. Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan
3. Membuat percobaan dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang
diaajukan
4. Membentuk kelompok belajar
5. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.
8
9
Menurut Oemar Hamalik (2008: 175) aktivitas dalam
pembelajaran itu mempunyai nilai, nilai yang terkandung dalam aktivitas
pengajaran ialah:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan berlangsung mengalami
sendiri
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral
3. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa
4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyartakat, hubungan orangtua
dengan guru
7. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan masyarakat.
8. Pengajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan
pemahaman berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas.
Aktivitas belajar meliputi berbagai macam, menurut Paul D.
Dierich (Oemar Hamalik 2001: 172) mengklasifikasikan menjadi 8
kelompok ialah :
a. Kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demontrasi, pameran dan mengamati orang lain
bekerja atau bermain.
10
b. Kegiatan-kegiatan lisan yaitu mengemukakan suatu fakta atau
prinsip,menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan
interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan audio.
d. Kegiatan-kegitan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-
bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
e. Kegitan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental
Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan mebuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dll. Kegiatan-kegiatan
dalam kelompo ini terdapat semua jenis kegiatan dan overlap satu sama
lain.
11
Aktivitas belajar siswa juga dapat digolongkan dalam beberapa
hal, antara lain (Moh. Uzer, 1992: 17) :
a. Aktivitas visual (visual Activities) seperti membaca, menulis,
melakukan eksperimen dan demontrasi.
b. Aktivitas lisan (Oral activities) seperti bercerita, membaca, tanya
jawab, diskusi, dan menyanyi
c. Aktivitas mendengarkan (Listening Activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
d. Aktivitas gerak (Motor Activities) seperti senam, atletik, menari,
melukis.
e. Aktivitas menulis (Writing Ativities) seperti mengarang, membuat
makalah, dan membuat surat.
Menurut Sardiman (2009: 101) aktivitas siswa dalam belajar
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut :
a. Visial activities, yang termasuk didalamnya adalah membaca,
percobaan, memperhatikan gambar, demontrasi.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara
diskusi.
c. Listening activities, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan laporan, angket,
menyalin.
12
e. Drawing activities, seperti menggambarkan, membuat grafik, peta.
f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi,
bermain, berkebun, berternak.
g. Mental activities, seperti mengingat, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti minat, meras bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar sejarah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik mental,
emosional, dan fisik yang dilakukan pada saat proses pembelajaran
sejarah. Aktivitas dalam pembelajaran sejarah dibagi menjadi beberapa
kegiatan yaitu
1. Membaca
2. Kegiatan betanya
3. Diskusi
4. Mendengarkan
5. Mengerjakan tugas
6. Memecahkan masalah
7. Menjawab soal
8. Menjawab pertanyaan dari guru
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa harus mengacu
pada peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan melibatkan siswa
berperan dalam kegiatan belajar mengajar sama saja membatu
13
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki pada siswa
secara penuh.
Setelah melihat beberapa aktivitas pembelajaran yang kompleks
dan bervariasi, maka guru sebagai pendidik harus bisa memotivasi siswa
didiknya agar aktivitas saat berlangsungnya proses pembelajaran sejarah
berjalan secara optimal dan seefektif mungkin. Dengan demikian pada saat
pelajaran sejarah akan lebih aktif dan tidak membosankan. Hal inilah yang
menjadi tantangan sebagai seorang pendidik agar pada waktu proses
pembelajarannya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, sehingga
aktivitas siswa pada saat pembelajaran sejarah dapat seefektif mungkin
dan optimal. Penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas.
2. Tinjauan Pembelajaran Sejarah
a. Konsep Dasar Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman, selain itu belajar ialah suatu proses, sesuatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan (Oemar Hamalik 2001: 27).
Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan, misal dengan mengamati,
mendengarkan, menirukan. Pada dasarnya belajar itu memahami atau
14
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Menurut Slameto
(2005:2) “ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan tingakah laku yang baru secara keseluruhan”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern,
faktor yang terdapat dalam diri anak bersifat biologis dan faktor
ekstern yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor
keluarga, sekolah, masyarakat (Sardiman, 1992:38).
1. Faktor Intern
a. Kecerdasan seseorang yang memiliki intelegensi baik
umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik.
b. Bakat siswa, kemampuan individu untuk mengembangkan
sesuatu yang dimilikinya. Untuk mengetahui bakat siswa
diperlukan penggunakan tes bakat. Berdasarkan hasil tes
tersebut dapat diperkirakan hasil belajarnya.
c. Minat Siswa
Menurut Sardiman (1992: 76) mengemukakan minat
adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keingina-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Apabila
seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang
diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
15
d. Motivasi
Menurut Sardiman (1992:77) bahwa motivasi adalah
menggerakan siswa untuk melakukan sesuatu atau keinginan
melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu
• Motivasi instrinsik
Motivasi intrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya
kesadaran diri sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan
belajar.
• Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang
datangnya dari luar diri sendiri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Melihat beberapa faktor intern yang mempengaruhi
dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
yaitu minat dan motivasi. Siswa yang mempunyai minat dan
motivasi untuk mencapai suatu keinginan maka siswa dengan
sendirinya akan berusaha sampai semua keinginanya akan
tercapai.
16
2. Faktor Ekstern
• Keadaan Keluarga
Menurut Oemar Hamalik (2001: 182) bahwa keadaan
keluarga mempengaruhi individu siswa, banyak faktor yang
bersumber dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan
individual, seperti keluarga. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara kedua
orang tuanya bekerja, sikap keluarga terhadap masalah-masalah
sosial, realita kehidupan, dll.
• Keadaan Sekolah
Metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pembelajaran, waktu sekolah, standart belajar diatas ukuran,
keadaan gedung metode belajar dan tugas rumah (Syaiful
Bahri Djamarah 1997: 68).
• Lingkungan Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Faktor ekstern yang berpengaruh adalah metode
mengajar guru, cara guru yang setiap harinya membimbing
siswa tesebut saat pembelajaran berlangsung. Guru disini harus
bisa menciptakan kreativitas dalam menerapkan model
pembelajaran agar mampu meningkatkan aktivitas siswa.
17
Melihat beberapa faktor ekstern yang termasuk pada
penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yaitu cara
guru mengajar dalam menyampaikan metode.
b. Konsep Dasar Sejarah
Sejarah dalam bahasa arab syajarahtun yang berarti sil-silah,
dalam bahasa inggris adalah history, bahasa latin dan yunani disebut
historia, kata history yang berarti sejarah. Sartono Kartodirdjo
mendefinisikan bahwa sejarah adalah suatu cerita tentang pengalaman
kolektif suatu komunitas dimasa lalu (Kuntowidjoyo, 2001: 1).
Kuntowidjoyo mendefinisikan bahwa sejarah adalah
rekonstruksi masa lalu. Rekonstruksi sejarah meliputi apa saja yang
dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang
(Kuntowidjoyo, 2005: 18).
Roeslan Abdhulgani (1963: 174) memaparkan sejarah ialah
salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sitematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau.
Sejarah menurut Sardiman A.M (2004: 9) merupakan cabang
ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan
proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala
aspek kehidupan masyarakat yang terjadi pada masa lampau.
18
Dari pendapat diatas, disimpulkan bahwa sejarah merupakan
serangkaian peristiwa masa lalu. Sejarah terdiri dari pelaku, tempat,
atau waktu kejadian dan peristiwa yang terjadi. Pengalaman sejarah
dapat dijadikan sebagai bekal agar peristiwa kelam dimasa lalu tidak
terulang dimasa sekarang dan dijadikan evaluasi sebagai perbaikan
dimasa yang akan datang.
c. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tesusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar
Hamalik, 2001:57).
Pada dasarnya pembelajaran sejarah di sekolah, khususnya
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan pada siswa
bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan, rasa cinta tanah air
dan bangsa sebagai warga Negara Indonesia. Pembelajaran di sekolah
juga menanamkan kepada siswa tentang adanya perkembangan
masyarakat masa lampau hingga masa kini, hal tersebut sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menggambarkan kepribadian
seseorang warga negara Indonesia (Nana S.S, 2003:179).
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata
pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
19
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini, dan masa depan
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan
metodologi keilmuan
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di
masa lampau
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian
dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah
air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan baik nasional maupun internasional
Ruang lingkup mata pelajaran sejarah untuk Sekolah
Menengah Atas meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Prinsip dasar ilmu sejarah
2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia
3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia
4. Indonesia pada masa penjajahan
5. Pergerakan kebangsaan
20
6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 juga berisikan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun SK dan KD
mata pelajaran sejarah SMA Kelas X sebagai berikut:
Tabel 1. SK & KD Mata Pelajaran Sejarah SMA Kelas X
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.Memahami
prinsip dasar
ilmu sejarah
1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup
ilmu sejarah
1.2 Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa pra-aksara
dan masa aksara
1.3 Menggunakan prinsip-prinsip dasar
penelitian sejarah
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
2. Menganalisis
peradaban
Indonesia dan
dunia
2.1 Menganalisis kehidupan awal masyarakat
Indonesia
2.2 Mengidentifikasi peradaban awal
masyarakat di dunia yang berpengaruh
terhadap peradaban Indonesia
2.3 Menganalisis asal-usul dan persebaran
manusia di kepulauan Indonesia
3. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
a. Model Pembelajaran
Model merupakan pola umum perilaku pembelajran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran
merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
21
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran
dikelas (Rusman, 2010:133).
Model pembelajaran berfungsi untuk mengarahkan para
pendidik untuk mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai
acuan pada pelaksanaan pembelajaran yang bertujuan untuk
tercapainya pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik yang
tinggi terhadap minat siswa (LPMP DIY, 2004:1).
Salah satu contohnya adalah Model Cooperative Learning
tipe Jigsaw yang merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan kegiatan dengan cara berdiskusi yang
menonjolkan ketrampilan membaca siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaan.
b. Model Cooperative Learning
Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut model
pembelajaran kerjasama dan merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada anak didik untuk bekerjasama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur (Anita Lie 2004:12).
Menurut Ana Suhaenah Suparno (2000:131), bahwa pada
penerapan model pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai
fasilitator dan mendorong terlaksanannya interaksi dan mengendalikan
dalam suasana yang sportif dan dalam konteks saling menerima.
22
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4), pada dasarnya
cooperative learning merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok. Model pembelajaran
kooperatif mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru selama proses
pembelajaran dan berupaya untuk mencari solusi pemecahan masalah
tersebut dengan siswa lainnya dalam kelompok.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa struktur kooperatif
dibandingkan dengan struktur kompetensi dan usaha individual lebih
menunjang komunikasi yang lebih efektif dan pertukaran informasi
antar siswa, saling membantu hasil belajar yang baik lebih banyak
bimbingan perorangan, berbagai sumber diantara siswa, perasaan
terlibat yang besar, sehingga mengurangi rasa takut. Model
pembelajaran kooperatif mendorong meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah.
c. Pembelajaran Tipe Jigsaw
1. Konsep Dasar
Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok lain. Dengan
23
demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
bekerja sama secara cooperative untuk mempelajari tugas yang
diberikan.
Menurut Anita Lie (2002: 68) dalam tipe jigsaw terjadi
berbagai kegiatan penggabungan kegiatan yaitu penggabungan
kegiatan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Dengan
mengamati secara mendalam, teknik ini cocok untuk semua kelas
tingkatan. Saat pelaksanaan tipe Jigsaw siswa-siswa ditempatkan
ke dalam tim-tim yang heterogen beranggotakan lima atau enam
orang, berbagai materi akademis yang disajikan kepada siswa
dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggungjawab untuk
mempelajari satu porsi materinya (Richard I. Arends, 2007: 13).
Menurut Zamroni (2000:147), Model pembelajaran tipe
Jigsaw mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara,
mendengarkan pendapat orang lain, dan bekerjasama dengan orang
lain.
Model Cooperative Learning tipe jigsaw adalah sebuah
model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja
kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman,
2010:218).
24
2. Adapun langkah-langkah penerapan model Cooperative
Learning tipe Jigsaw
Model ini bertujuan untuk mengefektifkan kerja
kelompok, sehingga pembelajaran dibangun dengan basis
kelompok kecil dengan prinsip saling asah, asih, dan asuh antar
teman sebaya. Guru sebagai fasilator dan dinamisator bagi
kelompok kerja selama proses pembelajaran berlangsung (Mulyadi,
2011:132).
a. Langkah-langkah model Cooperative Learning tipe Jigsaw
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dengan
pembelajaran ini.
2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok misal lima kelompok
3. Guru membagi topik yang berbeda ke setiap kelompok
4. Kelompok Cooperative Learning memilih ketua yang bertugas
membagi topik kepada anggotanya
5. Anggota kelompok diperintahkan untuk berpasangan dengan
teman yang berbeda topik untuk saling tukar pikiran tentang
topik yang telah ditentukan dan mencatat hasilnya.
6. Dari kelompok Cooperative diubah menjadi lima kelompok ahli
yang terdiri dari masing-masing anggota yang mendapatkan
topik yang sama.
7. Setiap kelompok ahli membuat laporan tentang deskripsi
perilaku atau perlakuan dari topik yang ditugaskan.
25
8. Dari kelompok ahli kembali lagi ke kelompok kooperatif
asalnya masing-masing dengan membawa lembar kerja.
9. Sekarang kelompok Cooperative Learning mensistematisasi
hasil laporan kelima kelompok ahli menjadi tata tertib kelas
yang akan dipersentasikan.
10. Masing-masing kelompok menunjuk wakil untuk
mempresentasikan tata tertib yang telah dirumuskan
11. Trainer memberikan penilaian untuk menentukan peringkat
tata tertib terbaik.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Hariani Sasti yang berjudul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw
Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kerjasama Siswa Dalam
Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 9 Yogyakarta Kelas X Semester
II 2006/2007”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan
model pembelajaran Kooperatif dengan teknik Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan dan kerjasama.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah
terletak pada model yang diterapkan sama-sama melibatkan siswa untuk
diskusi saat pembelajaran berlangsung. Perbedaannya yaitu penelitian
yang dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan keaktifan, sedangkan
peneliti sendiri ingin meningkatkan aktivitas.
26
2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Tatik Riyanti yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw
Dalam Peningkatan Presetasi Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XB
SMK N I Pedan Klaten Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa menggunakan model Kooperatif dengan metode
Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak
pada model pembelajaran yang diterapkan sama. Perbedaannya terletak
pada penerapan model pembelajaran peneliti sebelumnya meningkatkan
prestasi belajar, sedangkan peneliti ingin meningkatkan aktivitas.
C. Kerangka Pikir
Selama ini proses pembelajaran masih konvesional yang bersifat
monoton yang hanya menggunakan metode ceramah sehingga minat dan
ketertarikan siswa untuk belajar materi sejarah menjadi rendah. Oleh
karena itu menimbulkan kencenderungan siswa mengalami kebosanan dan
rasa jenuh. Hal ini menyebabkan tidak adanya aktivitas dalam kegiatan
belajar mengajar secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti mencoba
menerapkan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw.
Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
ini siswa dapat lebih mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran di kelas. Peran guru dalam hal ini hanya mengkoordinasi
27
kegiatan belajar mengajar, menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan. Melalui model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw ini dapat meningkatkan aktivitas siswa
pada pembelajaran sejarah.
Kerangka pikir penerapan model Cooperative Learning Tipe
Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa, dapat digambarkan dalam
bagan berikut
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Guru Sejarah
Aktivitas Belajar Kurang
Optimal
Penerapan Model
Cooperative Learning
Tipe Jigsaw
Aktivitas Belajar
Meningkat
Pembelajaran
Konvensional
28
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir, maka
hipotesis tindakan penelitian ini yaitu penerapan model Cooperative
Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran sejarah SMA Negeri I Jogonalan Klaten Kelas XA Tahun
Ajaran 2012/2013.
E. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatan aktivitas siswa kelas
X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Apa saja kendala-kendala dalam menerapkan Model Cooperative
Learning tipe Jigsaw Kelas X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten
Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Apa saja kelebihan dalam menerapkan Model Cooperative Learning
tipe Jigsaw Kelas X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten Tahun Ajaran
2012/2013.

More Related Content

What's hot

MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranSTKIP Bina Bangsa Getsempena
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranArif Wicaksono
 
Teori behaviorisme dan teori konstruktivisme
Teori behaviorisme dan  teori konstruktivismeTeori behaviorisme dan  teori konstruktivisme
Teori behaviorisme dan teori konstruktivismeAzura Zainal Abidin
 
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarPertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarFPsiA
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarMono Manullang
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaranNana Citra
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
 
KARAKTERISTIK BELAJAR
KARAKTERISTIK BELAJARKARAKTERISTIK BELAJAR
KARAKTERISTIK BELAJARevi megawati
 

What's hot (18)

PTK (BAB I)
PTK (BAB I)PTK (BAB I)
PTK (BAB I)
 
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
 
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas PembelajaranKelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
Kelompok 2-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran
 
Teori behaviorisme dan teori konstruktivisme
Teori behaviorisme dan  teori konstruktivismeTeori behaviorisme dan  teori konstruktivisme
Teori behaviorisme dan teori konstruktivisme
 
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarPertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
 
Prinsip Belajar
Prinsip BelajarPrinsip Belajar
Prinsip Belajar
 
Belajar
BelajarBelajar
Belajar
 
Tugas kuis spte
Tugas kuis spteTugas kuis spte
Tugas kuis spte
 
Proses pembelajaran
Proses pembelajaranProses pembelajaran
Proses pembelajaran
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip Belajar
 
test upload
test uploadtest upload
test upload
 
0 kekuatan paradigma
0 kekuatan paradigma0 kekuatan paradigma
0 kekuatan paradigma
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Resiprokal
ResiprokalResiprokal
Resiprokal
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 
KARAKTERISTIK BELAJAR
KARAKTERISTIK BELAJARKARAKTERISTIK BELAJAR
KARAKTERISTIK BELAJAR
 
Bdp
BdpBdp
Bdp
 
2. bab 2
2. bab 22. bab 2
2. bab 2
 

Similar to AKTIVITAS BELAJAR

Perspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sdPerspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sdendang zr
 
Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah28DEKY
 
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxP2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxMastiurVerawatySilal
 
konsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.pptkonsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.pptUlaNEFauziah
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaranAdefebrian3
 
Bab ii rendra revisi
Bab ii rendra revisiBab ii rendra revisi
Bab ii rendra revisirisqifajril
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifzikriamri86
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2widi lestari
 

Similar to AKTIVITAS BELAJAR (20)

Perspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sdPerspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sd
 
Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah
 
Pp kurikulum
Pp kurikulumPp kurikulum
Pp kurikulum
 
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptxP2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
P2_PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .pptx
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
konsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.pptkonsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.ppt
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Bab ii rendra revisi
Bab ii rendra revisiBab ii rendra revisi
Bab ii rendra revisi
 
3
33
3
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
 
Tugas Otin
Tugas OtinTugas Otin
Tugas Otin
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2
 
MODUL 6.pptx
MODUL 6.pptxMODUL 6.pptx
MODUL 6.pptx
 

More from Jarot Jp

Kisi kisi plsv
Kisi kisi plsvKisi kisi plsv
Kisi kisi plsvJarot Jp
 
Jaswal simulasi
Jaswal  simulasiJaswal  simulasi
Jaswal simulasiJarot Jp
 
Luna kisi prakarya uasgsl 2016
Luna kisi prakarya uasgsl 2016Luna kisi prakarya uasgsl 2016
Luna kisi prakarya uasgsl 2016Jarot Jp
 
Job paul arus ac
Job paul arus acJob paul arus ac
Job paul arus acJarot Jp
 
latihan ulagnan
latihan ulagnanlatihan ulagnan
latihan ulagnanJarot Jp
 
Uht 1 1213
Uht 1 1213Uht 1 1213
Uht 1 1213Jarot Jp
 
Uht 1 1213
Uht 1 1213Uht 1 1213
Uht 1 1213Jarot Jp
 

More from Jarot Jp (8)

Kisi kisi plsv
Kisi kisi plsvKisi kisi plsv
Kisi kisi plsv
 
Jaswal simulasi
Jaswal  simulasiJaswal  simulasi
Jaswal simulasi
 
Luna kisi prakarya uasgsl 2016
Luna kisi prakarya uasgsl 2016Luna kisi prakarya uasgsl 2016
Luna kisi prakarya uasgsl 2016
 
Jobpaul 4
Jobpaul 4Jobpaul 4
Jobpaul 4
 
Job paul arus ac
Job paul arus acJob paul arus ac
Job paul arus ac
 
latihan ulagnan
latihan ulagnanlatihan ulagnan
latihan ulagnan
 
Uht 1 1213
Uht 1 1213Uht 1 1213
Uht 1 1213
 
Uht 1 1213
Uht 1 1213Uht 1 1213
Uht 1 1213
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

AKTIVITAS BELAJAR

  • 1. BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Tinjauan Aktivitas Belajar Aktivitas adalah dorongan untuk bergerak, untuk mengatur berbagai hal dan untuk berbuat tanpa kekangan. Saat berlangsungnya proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa adanya aktivitas tidak akan berlangsung dengan baik. Pada dasarnya prinsip belajar yaitu berubah untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan aktivitas (Sardiman, 2009: 96). Aktivitas pada belajar disini dapat bersifat fisik atau mental. Pada saat belajar kedua aktivitas itu saling terkait. Keterkaitan tersebut menumbuhkan aktivitas yang optimal. Banyak aktivitas belajar yang dilakukan siswa disekolah. Aktivitas yang dilakukan siswa disekolah tidak cukup mencatat ataupun mendengar. Menurut C. Astri Budiningsih (2003: 125) ada berbagai cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, diantaranya ialah: 1. Memberikan pertaanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung 2. Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan 3. Membuat percobaan dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang diaajukan 4. Membentuk kelompok belajar 5. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif. 8
  • 2. 9 Menurut Oemar Hamalik (2008: 175) aktivitas dalam pembelajaran itu mempunyai nilai, nilai yang terkandung dalam aktivitas pengajaran ialah: 1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan berlangsung mengalami sendiri 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral 3. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri 5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah dan masyartakat, hubungan orangtua dengan guru 7. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat. 8. Pengajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas. Aktivitas belajar meliputi berbagai macam, menurut Paul D. Dierich (Oemar Hamalik 2001: 172) mengklasifikasikan menjadi 8 kelompok ialah : a. Kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
  • 3. 10 b. Kegiatan-kegiatan lisan yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan audio. d. Kegiatan-kegitan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. e. Kegitan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan mebuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dll. Kegiatan-kegiatan dalam kelompo ini terdapat semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
  • 4. 11 Aktivitas belajar siswa juga dapat digolongkan dalam beberapa hal, antara lain (Moh. Uzer, 1992: 17) : a. Aktivitas visual (visual Activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demontrasi. b. Aktivitas lisan (Oral activities) seperti bercerita, membaca, tanya jawab, diskusi, dan menyanyi c. Aktivitas mendengarkan (Listening Activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan. d. Aktivitas gerak (Motor Activities) seperti senam, atletik, menari, melukis. e. Aktivitas menulis (Writing Ativities) seperti mengarang, membuat makalah, dan membuat surat. Menurut Sardiman (2009: 101) aktivitas siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut : a. Visial activities, yang termasuk didalamnya adalah membaca, percobaan, memperhatikan gambar, demontrasi. b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara diskusi. c. Listening activities, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan laporan, angket, menyalin.
  • 5. 12 e. Drawing activities, seperti menggambarkan, membuat grafik, peta. f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, bermain, berkebun, berternak. g. Mental activities, seperti mengingat, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti minat, meras bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar sejarah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik mental, emosional, dan fisik yang dilakukan pada saat proses pembelajaran sejarah. Aktivitas dalam pembelajaran sejarah dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu 1. Membaca 2. Kegiatan betanya 3. Diskusi 4. Mendengarkan 5. Mengerjakan tugas 6. Memecahkan masalah 7. Menjawab soal 8. Menjawab pertanyaan dari guru Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa harus mengacu pada peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan belajar mengajar sama saja membatu
  • 6. 13 mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki pada siswa secara penuh. Setelah melihat beberapa aktivitas pembelajaran yang kompleks dan bervariasi, maka guru sebagai pendidik harus bisa memotivasi siswa didiknya agar aktivitas saat berlangsungnya proses pembelajaran sejarah berjalan secara optimal dan seefektif mungkin. Dengan demikian pada saat pelajaran sejarah akan lebih aktif dan tidak membosankan. Hal inilah yang menjadi tantangan sebagai seorang pendidik agar pada waktu proses pembelajarannya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, sehingga aktivitas siswa pada saat pembelajaran sejarah dapat seefektif mungkin dan optimal. Penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas. 2. Tinjauan Pembelajaran Sejarah a. Konsep Dasar Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, selain itu belajar ialah suatu proses, sesuatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Oemar Hamalik 2001: 27). Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misal dengan mengamati, mendengarkan, menirukan. Pada dasarnya belajar itu memahami atau
  • 7. 14 melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Menurut Slameto (2005:2) “ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingakah laku yang baru secara keseluruhan”. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern, faktor yang terdapat dalam diri anak bersifat biologis dan faktor ekstern yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat (Sardiman, 1992:38). 1. Faktor Intern a. Kecerdasan seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. b. Bakat siswa, kemampuan individu untuk mengembangkan sesuatu yang dimilikinya. Untuk mengetahui bakat siswa diperlukan penggunakan tes bakat. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diperkirakan hasil belajarnya. c. Minat Siswa Menurut Sardiman (1992: 76) mengemukakan minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keingina-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
  • 8. 15 d. Motivasi Menurut Sardiman (1992:77) bahwa motivasi adalah menggerakan siswa untuk melakukan sesuatu atau keinginan melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu • Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran diri sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. • Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri sendiri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Melihat beberapa faktor intern yang mempengaruhi dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw yaitu minat dan motivasi. Siswa yang mempunyai minat dan motivasi untuk mencapai suatu keinginan maka siswa dengan sendirinya akan berusaha sampai semua keinginanya akan tercapai.
  • 9. 16 2. Faktor Ekstern • Keadaan Keluarga Menurut Oemar Hamalik (2001: 182) bahwa keadaan keluarga mempengaruhi individu siswa, banyak faktor yang bersumber dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individual, seperti keluarga. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara kedua orang tuanya bekerja, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial, realita kehidupan, dll. • Keadaan Sekolah Metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pembelajaran, waktu sekolah, standart belajar diatas ukuran, keadaan gedung metode belajar dan tugas rumah (Syaiful Bahri Djamarah 1997: 68). • Lingkungan Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Faktor ekstern yang berpengaruh adalah metode mengajar guru, cara guru yang setiap harinya membimbing siswa tesebut saat pembelajaran berlangsung. Guru disini harus bisa menciptakan kreativitas dalam menerapkan model pembelajaran agar mampu meningkatkan aktivitas siswa.
  • 10. 17 Melihat beberapa faktor ekstern yang termasuk pada penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yaitu cara guru mengajar dalam menyampaikan metode. b. Konsep Dasar Sejarah Sejarah dalam bahasa arab syajarahtun yang berarti sil-silah, dalam bahasa inggris adalah history, bahasa latin dan yunani disebut historia, kata history yang berarti sejarah. Sartono Kartodirdjo mendefinisikan bahwa sejarah adalah suatu cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas dimasa lalu (Kuntowidjoyo, 2001: 1). Kuntowidjoyo mendefinisikan bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Rekonstruksi sejarah meliputi apa saja yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang (Kuntowidjoyo, 2005: 18). Roeslan Abdhulgani (1963: 174) memaparkan sejarah ialah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sitematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau. Sejarah menurut Sardiman A.M (2004: 9) merupakan cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupan masyarakat yang terjadi pada masa lampau.
  • 11. 18 Dari pendapat diatas, disimpulkan bahwa sejarah merupakan serangkaian peristiwa masa lalu. Sejarah terdiri dari pelaku, tempat, atau waktu kejadian dan peristiwa yang terjadi. Pengalaman sejarah dapat dijadikan sebagai bekal agar peristiwa kelam dimasa lalu tidak terulang dimasa sekarang dan dijadikan evaluasi sebagai perbaikan dimasa yang akan datang. c. Pembelajaran Sejarah Pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tesusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001:57). Pada dasarnya pembelajaran sejarah di sekolah, khususnya tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan pada siswa bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan, rasa cinta tanah air dan bangsa sebagai warga Negara Indonesia. Pembelajaran di sekolah juga menanamkan kepada siswa tentang adanya perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menggambarkan kepribadian seseorang warga negara Indonesia (Nana S.S, 2003:179). Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  • 12. 19 1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan 2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan 3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau 4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang 5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional Ruang lingkup mata pelajaran sejarah untuk Sekolah Menengah Atas meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Prinsip dasar ilmu sejarah 2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia 3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia 4. Indonesia pada masa penjajahan 5. Pergerakan kebangsaan
  • 13. 20 6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 juga berisikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun SK dan KD mata pelajaran sejarah SMA Kelas X sebagai berikut: Tabel 1. SK & KD Mata Pelajaran Sejarah SMA Kelas X Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.Memahami prinsip dasar ilmu sejarah 1.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah 1.2 Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara 1.3 Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia 2.1 Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia 2.2 Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia 2.3 Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia 3. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw a. Model Pembelajaran Model merupakan pola umum perilaku pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
  • 14. 21 membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran dikelas (Rusman, 2010:133). Model pembelajaran berfungsi untuk mengarahkan para pendidik untuk mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan pembelajaran yang bertujuan untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik yang tinggi terhadap minat siswa (LPMP DIY, 2004:1). Salah satu contohnya adalah Model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan kegiatan dengan cara berdiskusi yang menonjolkan ketrampilan membaca siswa untuk mencapai tujuan pembelajaan. b. Model Cooperative Learning Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut model pembelajaran kerjasama dan merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur (Anita Lie 2004:12). Menurut Ana Suhaenah Suparno (2000:131), bahwa pada penerapan model pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator dan mendorong terlaksanannya interaksi dan mengendalikan dalam suasana yang sportif dan dalam konteks saling menerima.
  • 15. 22 Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4), pada dasarnya cooperative learning merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran dan berupaya untuk mencari solusi pemecahan masalah tersebut dengan siswa lainnya dalam kelompok. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa struktur kooperatif dibandingkan dengan struktur kompetensi dan usaha individual lebih menunjang komunikasi yang lebih efektif dan pertukaran informasi antar siswa, saling membantu hasil belajar yang baik lebih banyak bimbingan perorangan, berbagai sumber diantara siswa, perasaan terlibat yang besar, sehingga mengurangi rasa takut. Model pembelajaran kooperatif mendorong meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. c. Pembelajaran Tipe Jigsaw 1. Konsep Dasar Jigsaw bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok lain. Dengan
  • 16. 23 demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara cooperative untuk mempelajari tugas yang diberikan. Menurut Anita Lie (2002: 68) dalam tipe jigsaw terjadi berbagai kegiatan penggabungan kegiatan yaitu penggabungan kegiatan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Dengan mengamati secara mendalam, teknik ini cocok untuk semua kelas tingkatan. Saat pelaksanaan tipe Jigsaw siswa-siswa ditempatkan ke dalam tim-tim yang heterogen beranggotakan lima atau enam orang, berbagai materi akademis yang disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggungjawab untuk mempelajari satu porsi materinya (Richard I. Arends, 2007: 13). Menurut Zamroni (2000:147), Model pembelajaran tipe Jigsaw mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara, mendengarkan pendapat orang lain, dan bekerjasama dengan orang lain. Model Cooperative Learning tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman, 2010:218).
  • 17. 24 2. Adapun langkah-langkah penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw Model ini bertujuan untuk mengefektifkan kerja kelompok, sehingga pembelajaran dibangun dengan basis kelompok kecil dengan prinsip saling asah, asih, dan asuh antar teman sebaya. Guru sebagai fasilator dan dinamisator bagi kelompok kerja selama proses pembelajaran berlangsung (Mulyadi, 2011:132). a. Langkah-langkah model Cooperative Learning tipe Jigsaw 1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dengan pembelajaran ini. 2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok misal lima kelompok 3. Guru membagi topik yang berbeda ke setiap kelompok 4. Kelompok Cooperative Learning memilih ketua yang bertugas membagi topik kepada anggotanya 5. Anggota kelompok diperintahkan untuk berpasangan dengan teman yang berbeda topik untuk saling tukar pikiran tentang topik yang telah ditentukan dan mencatat hasilnya. 6. Dari kelompok Cooperative diubah menjadi lima kelompok ahli yang terdiri dari masing-masing anggota yang mendapatkan topik yang sama. 7. Setiap kelompok ahli membuat laporan tentang deskripsi perilaku atau perlakuan dari topik yang ditugaskan.
  • 18. 25 8. Dari kelompok ahli kembali lagi ke kelompok kooperatif asalnya masing-masing dengan membawa lembar kerja. 9. Sekarang kelompok Cooperative Learning mensistematisasi hasil laporan kelima kelompok ahli menjadi tata tertib kelas yang akan dipersentasikan. 10. Masing-masing kelompok menunjuk wakil untuk mempresentasikan tata tertib yang telah dirumuskan 11. Trainer memberikan penilaian untuk menentukan peringkat tata tertib terbaik. B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Hariani Sasti yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 9 Yogyakarta Kelas X Semester II 2006/2007”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada model yang diterapkan sama-sama melibatkan siswa untuk diskusi saat pembelajaran berlangsung. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan keaktifan, sedangkan peneliti sendiri ingin meningkatkan aktivitas.
  • 19. 26 2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Tatik Riyanti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Dalam Peningkatan Presetasi Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XB SMK N I Pedan Klaten Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model Kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak pada model pembelajaran yang diterapkan sama. Perbedaannya terletak pada penerapan model pembelajaran peneliti sebelumnya meningkatkan prestasi belajar, sedangkan peneliti ingin meningkatkan aktivitas. C. Kerangka Pikir Selama ini proses pembelajaran masih konvesional yang bersifat monoton yang hanya menggunakan metode ceramah sehingga minat dan ketertarikan siswa untuk belajar materi sejarah menjadi rendah. Oleh karena itu menimbulkan kencenderungan siswa mengalami kebosanan dan rasa jenuh. Hal ini menyebabkan tidak adanya aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ini siswa dapat lebih mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Peran guru dalam hal ini hanya mengkoordinasi
  • 20. 27 kegiatan belajar mengajar, menciptakan suasana kelas yang kondusif dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ini dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran sejarah. Kerangka pikir penerapan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa, dapat digambarkan dalam bagan berikut Gambar 1. Kerangka Berpikir Guru Sejarah Aktivitas Belajar Kurang Optimal Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Aktivitas Belajar Meningkat Pembelajaran Konvensional
  • 21. 28 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan penelitian ini yaitu penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sejarah SMA Negeri I Jogonalan Klaten Kelas XA Tahun Ajaran 2012/2013. E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatan aktivitas siswa kelas X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Apa saja kendala-kendala dalam menerapkan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw Kelas X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Apa saja kelebihan dalam menerapkan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw Kelas X A SMA Negeri I Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.