Khutbah ini membahas tentang menjaga ketakwaan dengan lima perkara, yaitu: (1) taat kepada Allah, (2) meninggalkan larangan-Nya, (3) berdoa memohon petunjuk dan keselamatan dari wabah, (4) bersyukur atas nikmat, (5) bersabar menghadapi covid-19. Khutbah ini mengingatkan umat Islam untuk selalu bertakwa kepada Allah.
1. TARBAWIYAH
Kumpulan Materi Tarbiyah
Khutbah Idul Fitri 1441 H: Menjaga Ketakwaan dengan
Lima Perkara
Oleh: M. Indra Kurniawan
ﷲﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮﷲﺃﻛﺒﺮ
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُِِّﺭَﺏِّﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُﻭَﻧَﺘُﻮْﺏُﺍِﻟَﻴْﻪِﻭَﻧَﻌُﻮْﺫُﺑِﺎِﻣِﻦْﺷُﺮُﻭْﺭِﺍَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎﻭَﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِﺍَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎﻣَﻦْﻳَﻬْﺪِﷲُﻓَﻼَﻣُﻀِﻞﱠﻟَﻪُﻭَﻣَﻦْﻳُﻀْﻠِﻞْﻓَﻼَﻫَﺎﺩِﻱَﻟَﻪُ.ﺍَﺷْﻬَﺪُﺍَﻥْﻻَﺍِﻟﻪَﺍِﻻﱠﷲُﻭَﺣْﺪَﻩُ
ﻻَﺷَﺮِﻳْﻚَﻟَﻪُﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُﺍَﻥﱠﻣُﺤَﻤﱠﺪًﺍﻋَﺒْﺪُﻩُﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُﻭَﺍﻟﺼﱠﻼَﺓُﻭَﺍﻟﺴﱠﻼَﻡُﻋَﻠَﻰﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎﻣُﺤَﻤﱠﺪٍﻭَﻋَﻠَﻰﺍَﻟِﻪِﻭَﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِﻭَﻣَﻦْﺗَﺒِﻌَﻪُﺍِﻟَﻰﻳَﻮْﻡِﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ.ﺍَﻣﱠﺎﺑَﻌْﺪُ:ﻓَﻴَﺎﻋِﺒَﺎﺩَﷲِ:ﺍُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْﻭَﻧَﻔْﺴِﻲﺑِﺘَﻘْﻮَﷲِﻭَﻁَﺎﻋَﺘِﻪِﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ
ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ.ﻗَﺎﻝَﷲُﺗَﻌَﺎﻟَﻰﻓِﻰﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢِ:ﻳَﺎﺍَﻳﱡﻬَﺎﺍﻟﱠﺬِﻳْﻦَﺍَﻣَﻨُﻮﺍﺍﺗﱠﻘُﻮﺍﷲَﺣَﻖﱠﺗُﻘَﺎﺗِﻪِﻭَﻻَﺗَﻤُﻮْﺗُﻦﱠﺍِﻻﱠﻭَﺍَﻧْﺘُﻢْﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah, kita berpagi hari di awal bulan Syawal ini dalam fitrah Islam; kalimat keikhlasan, kemurnian tauhid; tetap
berpegang teguh kepada agama nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan millah (ajaran) Nabi Ibrahim yang lurus.
Di pagi hari ini, khususnya kaum muslimin di Indonesia, sebagiannya dapat melaksanakan shalat Idul Fitri dengan cara
berjamaah di tanah lapang, masjid, mushalla, atau tempat lain seperti biasa. Namun sebagian yang lain, karena berada di
kawasan penyebaran COVID-19 yang belum terkendali, maka shalat Idul Fitri dilaksanakan di rumah dengan berjamaah
bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid).
Mari kita selalu memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia segera mengangkat wabah ini dari bumi-Nya, khususnya dari seluruh
negeri kaum muslimin.
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺇِﻧِّﻲﺃَﻋُﻮﺫُﺑِﻚَﻣِﻦَﺍﻟْﺒَﺮَﺹِﻭَﺍﻟْﺠُﻨُﻮﻥِﻭَﺍﻟْﺠُﺬَﺍﻡِﻭَﻣِﻦْﺳَﻴِّﺊِﺍْﻷَﺳْﻘَﺎﻡِ
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala keburukan segala macam penyakit.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum Musllimin Rahimakumullah
Ketahuilah sesungguhnya wabah adalah azab sekaligus rahmat bagi manusia,
ﻋَﻦْﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ،ﺃَﻧﱠﻬَﺎﻗَﺎﻟَﺖْ:ﺳَﺄَﻟْﺖُﺭَﺳُﻮﻝَﷲِﺻَﻠﱠﻰﷲُﻋَﻠَﻴْﻪِﻭَﺳَﻠﱠﻢَﻋَﻦِﺍﻟﻄﱠﺎﻋُﻮﻥِ؟ﻓَﺄَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲﺭَﺳُﻮﻝُﷲِﺻَﻠﱠﻰﷲُﻋَﻠَﻴْﻪِﻭَﺳَﻠﱠﻢَ:”ﺃَﻧﱠﻪُﻛَﺎﻥَﻋَﺬَﺍﺑًﺎﻳَﺒْﻌَﺜُﻪُﷲُﻋَﻠَﻰﻣَﻦْﻳَﺸَﺎءُ،ﻓَﺠَﻌَﻠَﻪُﺭَﺣْﻤَﺔًﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ،
ﻓَﻠَﻴْﺲَﻣِﻦْﺭَﺟُﻞٍﻳَﻘَﻊُﺍﻟﻄﱠﺎﻋُﻮﻥُ،ﻓَﻴَﻤْﻜُﺚُﻓِﻲﺑَﻴْﺘِﻪِﺻَﺎﺑِﺮًﺍﻣُﺤْﺘَﺴِﺒًﺎﻳَﻌْﻠَﻢُﺃَﻧﱠﻪُﻻَﻳُﺼِﻴﺒُﻪُﺇِﻻﱠﻣَﺎﻛَﺘَﺐَﷲُﻟَﻪُﺇِﻻﱠﻛَﺎﻥَﻟَﻪُﻣِﺜْﻞُﺃَﺟْﺮِﺍﻟﺸﱠﻬِﻴﺪِ “
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang wabah thaun, maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahunya: ‘Thaun adalah sebuah adzab yang dikirimkan oleh Allah Ta’ ala terhadap siapa saja
yang Dia kehendaki, lalu Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang mukmin. Tidaklah seorang hamba yang terkena wabah tha’un
lantas ia berdiam di rumahnya dengan sabar dan berharap pahala, ia tahu bahwa Thaun tidak akan menimpanya kecuali yang telah
ditetapkan Allah padanya, melainkan hamba tersebut akan mendapatkan seperti pahala orang yang syahid.’” (Hadits ini diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Syaikh Syu’aib al Arnauth mengatakan hadits ini SHAHIH)
Semoga wabah ini menjadi pengingat bagi kita agar menyadari kekuasaan Allah Ta’ala; menjadi penyadar bagi kita akan
takdir-Nya, pentingnya bertawakal, bersabar, dan selalu berserah diri kepada-Nya. Selalu mengokohkan keimanan dan
ketakwaan kepada-Nya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum Musllimin Rahimakumullah
Alhamdulillah, di tahun ini Allah Ta’ala berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan. Dia masih memberikan
kesempatan kepada kita untuk melatih diri dengan ketakwaan serta meraih maghfirah-Nya. Maka, ketakwaan yang telah
tumbuh bersemi di bulan Ramadhan ini wajib kita jaga dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita akrab dengan Allah
Ta’ala hanya pada bulan Ramadhan, lalu sebelas bulan berikutnya kita kembali berbuat jahat dan bermaksiat. Menjauhi
tilawah Al-Qur’an dan berbuat pelanggaran. Jangan sampai saat Ramadhan telah berlalu dan kita mengenakan pakaian Hari
Raya, lalu kita putuskan hubungan dengan Rabb semesta alam dan kembali lagi pada keadaan semula.
2. ﻳَٰٓﺄَﻳﱡﻬَﺎٱﻟﱠﺬِﻳﻦَءَﺍﻣَﻨُﻮﺍ۟ﻛُﺘِﺐَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُٱﻟﺼّ ِﻴَﺎﻡُﻛَﻤَﺎﻛُﺘِﺐَﻋَﻠَﻰٱﻟﱠﺬِﻳﻦَﻣِﻦﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْﺗَﺘﱠﻘُﻮﻥَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah, 2: 183)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum Musllimin Rahimakumullah
Pasca Ramadhan, marilah kita jaga ketakwaan dengan menanamkan lima hal berikut ini,
Pertama, menyadari mu’ahadah, yakni ikatan janji dengan Allah Ta’ala bahwa kita akan selalu beribadah kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﺇِﺫْﺃَﺧَﺬَﺭَﺑﱡﻚَﻣِﻦْﺑَﻨِﻲﺁﺩَﻡَﻣِﻦْﻅُﻬُﻮﺭِﻫِﻢْﺫُﺭِّﻳﱠﺘَﻬُﻢْﻭَﺃَﺷْﻬَﺪَﻫُﻢْﻋَﻠَﻰﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْﺃَﻟَﺴْﺖُﺑِﺮَﺑِّﻜُﻢْﻗَﺎﻟُﻮﺍﺑَﻠَﻰﺷَﻬِﺪْﻧَﺎﺃَﻥْﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍﻳَﻮْﻡَﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِﺇِﻧﱠﺎﻛُﻨﱠﺎﻋَﻦْﻫَﺬَﺍﻏَﺎﻓِﻠِﻴﻦَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi’.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)’” (QS. Al-A’raf, 7: 172)
Allah Ta’ala dalam ayat ini menerangkan tentang suatu janji yang dibuat pada waktu manusia dikeluarkan dari sulbi orang tua
mereka, turunan demi turunan, yakni hal janji Allah menciptakan manusia atas dasar fitrah, yakni tunduk patuh beribadah
hanya kepada Allah Ta’ala .
ﻗُﻞْﺇِﻥﱠﺻَﻼَﺗِﻲﻭَﻧُﺴُﻜِﻲﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲِﱠِﺭَﺏِّﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَﻻَﺷَﺮِﻳﻚَﻟَﻪُﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَﺃُﻣِﺮْﺕُﻭَﺃَﻧَﺎﺃَﻭﱠﻝُﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. iada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS. Al-
An’am, 6: 162-163)
Sadarilah mu’ahadah (ikatan janji) ini agar kita selalu berada dalam suasana keterikatan kepada-Nya.
Kedua, melakukan mujahadah, yakni kesungguhan dalam melawan hawa nafsu dalam rangka ketaatan kepada-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟﻤُﺠَﺎﻫِﺪُﻣَﻦْﺟَﺎﻫَﺪَﻧَﻔْﺴَﻪُﻓِﻲﻁَﺎﻋَﺔِﷲِﻭَﺍﻟﻤُﻬَﺎﺟِﺮُﻣَﻦْﻫَﺠَﺮَﻣَﺎﻧَﻬَﻰﷲُﻋَﻨْﻪُ
“Mujahid adalah orang yang melawan dirinya dalam rangka menta’ati Allah, dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang
Allah larang.” (HR. Ahmad)
Mujahadah (kesungguhan) ini tumbuh dari kedaran akan mu’ahadah (ikatan janji). Manusia bertakwa yang sadar terhadap
ikatan janjinya, akan berusaha untuk melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya dengan sungguh-
sungguh.
Ketiga, menyadari muraqabah, yakni pengawasan Allah Ta’ala atas seluruh gerak langkah hidup kita.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻫُﻮَٱﻟﱠﺬِﻯﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْﻓَﻤِﻨﻜُﻢْﻛَﺎﻓِﺮٌﻭَﻣِﻨﻜُﻢﻣﱡﺆْﻣِﻦٌۚﻭَٱﱠُﺑِﻤَﺎﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَﺑَﺼِﻴﺮٌ
“Dialah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.” (QS. At-Taghabun, 64: 2)
Inilah sikap ihsan (kebaikan) yang sesungguhnya sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﺃَﻥْﺗَﻌْﺒُﺪَﱠَﻛَﺄَﻧﱠﻚَﺗَﺮَﺍﻩُﻓَﺈِﻥْﻟَﻢْﺗَﻜُﻦْﺗَﺮَﺍﻩُﻓَﺈِﻧﱠﻪُﻳَﺮَﺍﻙَ
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya; jika kamu tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR.
Bukhari-Muslim)
Dengan kesadaran akan muraqabah, ketakwaan—rasa takut, waspada, dan kehati-hatian—akan semakin kokoh tertanam
dalam jiwa, dimana pun kita berada.
Keempat, melakukan muhasabah, yakni menghisab, menghitung dan mengevaluasi diri. Menghisab, menghitung, dan
mengevaluasi ketaatan, amal, dan dosa-dosa kita.
Umar bin Kha ab radhiyallahu ‘anhu berkata,
3. ﺣَﺎﺳِﺒُﻮﺍﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْﻗَﺒْﻞَﺃَﻥْﺗُﺤَﺎﺳَﺒُﻮﺍ،ﻭَﺯِﻧُﻮﺍﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْﻗَﺒْﻞَﺃَﻥْﺗُﻮﺯَﻧُﻮﺍ،ﻓَﺈِﻧﱠﻪُﺃَﻫْﻮَﻥُﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْﻓِﻲﺍﻟْﺤِﺴَﺎﺏِﻏَﺪًﺍ،ﺃَﻥْﺗُﺤَﺎﺳِﺒُﻮﺍﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢُﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ،ﻭَﺗَﺰَﻳﱠﻨُﻮﺍﻟِﻠْﻌَﺮْﺽِﺍﻷَﻛْﺒَﺮِ،ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍﺗُﻌْﺮَﺿُﻮﻥَﻻﺗَﺨْﻔَﻰﻣِﻨْﻜُﻢْ
ﺧَﺎﻓِﻴَﺔ
“Hisablah dirimu semua sebelum (nanti) dihisab. Dan timbanglah diri kamu semua sebelum (nanti) ditimbang. Karena nanti hisabmuakan
lebih mudah jika engkau evaluasi dirimu sekarang. Dan hiaslah dirimu untuk pertemuan akbar (besar). Di hari akan ditampakkan semua
dari kamu dan tidak ada yang tersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Kelima, melakukan mu’aqabah, yakni menghukum diri jika berbuat lalai atau melakukan keburukan.
Hukumlah diri kita dengan amal shalih. Maka dosa-dosa dan kesalahan kita akan terhapus, insya Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﺗﱠﻖِﷲَﺣَﻴْﺜُﻤَﺎﻛُﻨْﺖَ،ﻭَﺃَﺗْﺒِﻊِﺍﻟﺴﱠﻴِّﺌَﺔَﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺔَﺗَﻤْﺤُﻬَﺎ،ﻭَﺧَﺎﻟِﻖِﺍﻟﻨﱠﺎﺱَﺑِﺨُﻠُﻖٍﺣَﺴَﻦٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan
menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Kaum Musllimin Rahimakumullah
Lakukanlah lima hal tadi, maka akan terpeliharalah takwa di dalam dada. Semoga Allah Ta’ala memberikan kita kemudahan
untuk melakukannya.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Ied kita pada hari ini dengan sama-sama berdo’a:
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺍﻧْﺼُﺮْﻧَﺎﻓَﺎِﻧﱠﻚَﺧَﻴْﺮُﺍﻟﻨﱠﺎﺻِﺮِﻳْﻦَﻭَﺍﻓْﺘَﺢْﻟَﻨَﺎﻓَﺎِﻧﱠﻚَﺧَﻴْﺮُﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤِﻴْﻦَﻭَﺍﻏْﻔِﺮْﻟَﻨَﺎﻓَﺎِﻧﱠﻚَﺧَﻴْﺮُﺍﻟْﻐَﺎﻓِﺮِﻳْﻦَﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨَﺎﻓَﺎِﻧﱠﻚَﺧَﻴْﺮُﺍﻟﺮﱠﺍﺣِﻤِﻴْﻦَﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨَﺎﻓَﺎِﻧﱠﻚَﺧَﻴْﺮُﺍﻟﺮﱠﺍﺯِﻗِﻴْﻦَﻭَﺍﻫْﺪِﻧَﺎﻭَﻧَﺠِّﻨَﺎﻣِﻦَﺍﻟْﻘَﻮْﻡِﺍﻟﻈﱠﺎﻟِﻤِﻴْﻦَ
ﻭَﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳْﻦَ .
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺃَﺻْﻠِﺢْﻟَﻨَﺎﺩِﻳْﻨَﻨﺎَﺍﻟﱠﺬِﻯﻫُﻮَﻋِﺼْﻤَﺔُﺃَﻣْﺮِﻧَﺎﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْﻟَﻨَﺎﺩُﻧْﻴَﺎﻥَﺍﻟﱠﺘِﻰﻓِﻴْﻬَﺎﻣَﻌَﺎﺷُﻨَﺎﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْﻟَﻨَﺎﺁﺧِﺮَﺗَﻨَﺎﺍﻟﱠﺘِﻰﻓِﻴْﻬَﺎﻣَﻌَﺎﺩُﻧَﺎﻭَﺍﺟْﻌَﻞِﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَﺯِﻳَﺎﺩَﺓًﻟَﻨَﺎﻓِﻰﻛُﻞِّﺧَﻴْﺮٍﻭَﺍﺟْﻌَﻞِﺍﻟْﻤَﻮْﺕَﺭَﺍﺣَﺔًﻟَﻨَﺎﻣِﻦْﻛُﻞِّﺷﺮٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk
kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala
kejahatan.
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺍﻗْﺴِﻢْﻟَﻨَﺎﻣِﻦْﺧَﺸْﻴَﺘِﻚَﻣَﺎﺗَﺤُﻮْﻝُﺑَﻴْﻨَﻨَﺎﻭَﺑَﻴْﻦَﻣَﻌْﺼِﻴَﺘِﻚَﻭَﻣِﻦْﻁَﺎﻋَﺘِﻚَﻣَﺎﺗُﺒَﻠِّﻐُﻨَﺎﺑِﻪِﺟَﻨﱠﺘَﻚَﻭَﻣِﻦَﺍﻟْﻴَﻘِﻴْﻦِﻣَﺎﺗُﻬَﻮِّﻥُﺑِﻪِﻋَﻠَﻴْﻨَﺎﻣَﺼَﺎﺋِﺐَﺍﻟﺪﱡﻧْﻴَﺎ.ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﻣَﺘِّﻌْﻨَﺎﺑِﺄَﺳْﻤَﺎﻋِﻨَﺎﻭَﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻧَﺎﻭَﻗُﻮﱠﺗِﻨَﺎﻣَﺎﺃَﺣْﻴَﻴْﺘَﻨَﺎﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ
ﺍﻟْﻮَﺍﺭِﺙَﻣِﻨﱠﺎﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُﺛَﺄْﺭَﻧَﺎﻋَﻠَﻰﻣَﻦْﻋَﺎﺩﺍَﻧَﺎﻭَﻻَﺗَﺠْﻌَﻞْﻣُﺼِﻴْﺒَﺘَﻨَﺎﻓِﻰﺩِﻳْﻨِﻨَﺎﻭَﻻَﺗَﺠْﻌَﻞِﺍﻟﺪﱡﻧْﻴَﺎﺃَﻛْﺒَﺮَﻫَﻤِّﻨَﺎﻭَﻻَﻣَﺒْﻠَﻎَﻋِﻠْﻤِﻨَﺎﻭَﻻَﺗُﺴَﻠِّﻂْﻋَﻠَﻴْﻨَﺎﻣَﻦْﻻَﻳَﺮْﺣَﻤُﻨَﺎ
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang
akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau
jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan
puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
ﺍﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺇِﻧِّﻲٍﺃَﻋُﻮﺫُﺑِﻚَﻣِﻦْﺯَﻭَﺍﻝِﻧِﻌْﻤَﺘِﻚَﻭَﺗَﺤَﻮﱡﻝِﻋَﺎﻓِﻴَﺘِﻚَﻭَﻓُﺠَﺎءَﺓِﻧِﻘْﻤَﺘِﻚَﻭَﺟَﻤِﻴﻊِﺳَﺨَﻄِﻚَ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya
kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu
ﺍَﻟﻠﱠﻬُﻢﱠﺍﻏْﻔِﺮْﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِﺍَﻷَﺣْﻴَﺎءِﻣِﻨْﻬُﻢْﻭَﺍﻷَﻣْﻮَﺍﺕِﺍِﻧﱠﻚَﺳَﻤِﻴْﻊٌﻗَﺮِﻳْﺐٌﻣُﺠِﻴْﺐُﺍﻟﺪﱠﻋْﻮَﺍﺕِ .
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
ﺭَﺑﱠﻨَﺎﺍَﺗِﻨَﺎﻓِﻰﺍﻟﺪﱡﻧْﻴَﺎﺣَﺴَﻨَﺔًﻭَﻓِﻰﺍﻷَﺧِﺮَﺓِﺣَﺴَﻨَﺔًﻭَﻗِﻨَﺎﻋَﺬَﺍﺏَﺍﻟﻨﱠﺎﺭِ .
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah
kami dari azab neraka.
4. Tagged khutbah, Khutbah Idul Fitri, Menjaga Ketakwaan
Published by Tarbawiyah
View all posts by Tarbawiyah
WORDPRESS.COM.