Dokumen tersebut membahas tentang penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang merupakan gangguan saluran napas dimana pasien dapat mengalami gejala kronik bronkitis, emfisema, atau asma secara dominan. Hal ini menyebabkan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya dapat dipulihkan. Dokumen juga menjelaskan tanda-tanda radiologi, mekanisme, dan penatalaksanaan eksaserbasi PPOK
3. Chronic obstructive lung
disease is a disorder in
which subsets of patients
may have dominant features
of chronic bronchitis,
emphysema, or asthma.
The result is airflow
obstruction that is not fully
reversible
4.
5.
6.
7. Penyakit pada saluran napas
kecil
Inflamasi pada saluran
napas
Fibrosis pada saluran
napas, luminal plugs
Peningkatan hambatan
udara
Kerusakan Parenkim
• Kehilangan ikatan
alveolar
• Penurunan elastisitas
recoil
Mekanisme yang Mendasari Pembatasan Aliran
Udara pada PPOK
Pembatasan Aliran Udara
8.
9.
10.
11.
12.
13. Posteroanterior (PA) and lateral chest radiograph in a patient with severe chronic obstructive
pulmonary disease (COPD). Hyperinflation, depressed diaphragm, increased retrosternal space,
and hypovascularity of lung parenchyma are demonstrated
14.
15.
16.
17. Mengurangi gejala
Memperbaiki gejala
Meningkatkan toleransi aktivitas fisik
Meningkatkan status kesehatan
Mengurangi risiko
Mencegah dan mengobati eksaserbasi
Mencegah perkembangan penyakit
Mengurangi mortalitas
18. SABA dengan atau tanpa SAMA, direkomendasikan sebagai
bronkodilator inisial untuk mengobati eksaserbasi akut
Kortikosteroid sistemik dapat memperbaiki fungsi paru (FEV1),
oksigenasi dan memperpendek waktu penyembuhan dan lama rawat inap
Antibiotik, jika diindikasikan dapat memperpendek waktu penyembuhan,
mengurangi risiko relaps, gagal terapi dan durasi rawat inap
29. Tujuan Utama: mengurangi dampak
eksaserbasi saat ini dan mencegah
eksaserbasi berikutnya
Prinsip tatalaksana eksaserbasi PPOK: segera
mengatasi eksaserbasi dan mencegah gagal
napas
30. Tanpa Gagal Napas
Laju napas 20-30 x/mnt; tidak
menggunakan otot bantu napas; sadar;
hipoksemia membaik dengan terapi oksigen;
PaCO2 normal
Gagal Napas tidak Mengancam Nyawa
Laju napas >30 x/mnt; menggunakan otot
bantu napas; sadar; hipoksemia membaik
dengan terapi oksigen; hiperkarbia PaCO2
50-60 mmHg
Gagal Napas Mengancam Nyawa
Laju napas >30 x/mnt; menggunakan otot
bantu napas; kesadaran menurun;
hipoksemia tidak membaik dengan terapi
oksigen; hiperkarbia PaCO2 meningkat >60
mmHg atau jika ada asidosis (pH < 7.25)