SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
VENTILASI
MEKANIS
RSUD Asy Syifa’
2023
Kebutuhan Ventilasi Mekanik
Sedikit bukti dan
kriteria yang
memandu dokter
dalam memulai
ventilatory
support
DULU
AGD untuk
mengidentifikasi
gagal napas dan
apakah
dibutuhkan
ventilatory
support
SEKARANG
Menilai kekuatan
otot respirasi
untuk memulai
ventilasi mekanik
Dibutuhkan
informasi lebih
lanjut untuk
membantu klinisi
mengenali tanda
distres
pernapasan dan
gagal napas
DIPERLUKAN BUKTI BAHWA INTERVENSI
TERTENTU BERMANFAAT & MEMBERIKAN
HASIL YANG EFEKTIF:
1. PENINGKATAN KUALITAS HIDUP
2. MENURUNKAN LAMA PERAWATAN
3. MENURUNKAN MORTALITAS
Tujuan Ventilasi Mekanik
FISIOLOGIS
■ Support manipulasi
pertukaran gas
■ Meningkatkan volume
paru
■ Menurunkan upaya
napas (WoB)
KLINIS
■ Mengatasi gagal napas &
distres pernapasan
■ Mengatasi hipoksemia
■ Mengatasi Atelectasis
■ Mengatasi kelelahan otot
pernapasan
■ Memungkinkan sedasi atau
paralisis
■ Menurunkan konsumsi O2
Penilaian awal
Respiratory Distress
Tingkat kesadaran
Tentukan apakah
pasien sadar atau
tidak
Bila pasien tidak
sadar, tentukan
hingga seberapa
pasien dapat
dibangunkan
Penampakan dan tekstur kulit
Sianosis
Pucat
Diaforesis
Tanda vital
Tekanan darah
Frekuensi jantung
Suhu
Frekuensi napas
Status oksigenasi
Distres
pernapasan
• Gelisah
• Mata terbuka lebar dengan dahi mengernyit dan napas cuping
hidung
• berkeringat
• Ingin duduk tegak atau agak membungkuk dengan siku bertumpu
pada sisi bed
Gangguan
hemo-
dinamik
• Wajah pucat, seluruh tubuh pucat, atau sianosis
• Penggunaan otot bantu napas (sternokleidomastoideus, skaleni,
trapezius)
Distres
napas berat
• Retraksi interkostal dan supraklavikula saat inspirasi aktif
• Napas paradoksik atau gerakan abnormal toraks dan abdomen
• Suara napas abnormal
• Takikardia, aritmia, hipotensi
Pulse oximetry adalah alat yang efektif dan efisien dalam menilai saturasi
oksigen dan frekuensi nadi
Gagal Napas Akut
■ Ketidakmampuan untuk mempertahankan
kadar PaO2, PaCO2, dan pH normal
– PaO2 di bawah kisaran normal < 70
mmHg .
– PaCO2 > 50 mmHg
– pH ≤ 7.25 mmHg
Gagal Napas Akut
Gagal Napas Hipoksemia:
Hipoksia jaringan akut yang
mengancam nyawa atau organ vital
Akibat
severe V/Q
mismatch
Gangguan difusi
R-to-L shunt
Hipoventilasi
alveolar
Inspirasi O2
tidak adekuat
Terapi:
Terapi O2
PEEP atau
CPAP
MV
GN
Hiperkapnia:
Gagal ventilasi
akut
Gangguan
SSP
Gangguan
neuromuskular
Kelainan yang
meningkatkan
usaha napas
Hipoventilasi dan Gagal Napas
Gangguan SSP
dengan ↓
Trigger Napas
Depresan
Lesi otak atau
batang otak
Hipotiroid
Sleep apnea
yang disebabkan
oleh hipoventilasi
alveolar sentral
idiopatik
Gangguan SSP
dengan ↑
Trigger Napas
↑ laju
metabolisme
Asidosis
metabolik
Dispnea terkait
kecemasan
Gangguan
Neuromuskular
Penyakit yang
menyebabkan
paralisis
Obat yang
menyebabkan
paralisis
Obat yang
mempengaruhi
transmisi
neuromuskular
Gangguan fungsi
otot
Kelainan yang
meningkatkan usaha
napas (WoB)
Lesi yang mengisi pleura
Deformitas dinding dada
↑ resistensi jalan napas
Keterlibatan jaringan paru
Masalah vaskular paru
Komplikasi pulmonal post-
op
Hiperinflasi dinamis
↑ laju metabolisme
Common Cause of
Hypoxemic Respiratory
Failure:
■ Pneumonia
■ Cardiogenic pulmonary edema
■ ARDS
■ Aspiration of gastric contents
■ Multiple trauma
■ Immunocompromised host with pulmonary
infiltrates
■ Pulmonary embolism
Ringan hingga Sedang
Respirasi
Takipnea
Dispnea
Kardiovaskular
Pucat
Takikardia
Hipertensi
ringan
Vasokonstriksi
perifer
Neurologi
Gelisah
Disorientasi
Sakit kepala
Letargi
GEJALA KLINIS HIPOKSEMIA
Berat
Respirasi
Takipnea
Dispnea
Kardiovaskular
Sianosis
Takikardia
 bradikardia,
aritmia
Hipertensi

hipotensi
Neurologi
Somnolen
Confusion
Delirium
Pandangan kabur atau
tunnel vision
Gangguan koordinasi
Penilaian terganggu
Reaksi melambat
Aktivitas manik-depresi
Gangguan kesadaran
Koma
GEJALA KLINIS
HIPOKSEMIA
Ringan hingga
Sedang
Respirasi
Takipnea
Dispnea
Kardiovaskular
Takikardia
Hipertensi
Vasodilatasi
Neurologi
Sakit kepala
Mengantuk
Pusing
Confusion
Klinis
Berkeringat
Kulit
kemerahan
GEJALA KLINIS HIPERKAPNIA
Berat
Respirasi
Takipnea

bradipnea
Kardiovaskular
Takikardia
Hipertensi

hipotensi
Neurologi
Halusinasi
Hipomania
Kejang
Penurunan
kesadaran
Koma
GEJALA KLINIS HIPERKAPNIA
Gagal Napas Akut dan
Indikasi Ventilasi Mekanik
Ventilasi
Nilai Normal Nilai Kritis
pH 7.35-7.45 <7.25
PaCO2 35-45 >55 dan
meningkat
Rasio ruang
rugi/volume tidal (V0/V1)
0.3-0.4 >0.6
Oksigenasi
Nilai Normal Nilai Kritis
PaO2 80-100 <70 (on O2 ≥ 0.6)
P(A-a)O2 5-20 >450 (dengan
O2)
PaO2/PAO2 0.75 <0.15
P O /FO 475 200
Kriteria Standar Memulai
Ventilasi Mekanik
TUJUAN TERAPI
1. Mendukung sistem pernapasan
2. Menurunkan WoB hingga
penyebab gagal napas diketahui
dan diatasi
3. Mengembalikan keseimbangan
asam-basa kembali normal untuk
pasien
4. Meningkatkan delivery O2
5. Mencegah komplikasi terkait
PERTIMBANGAN:
1.RIWAYAT MEDIS PASIEN
2.PEMERIKSAAN FISIK
3.EVALUASI AGD
4.PARAMETER MEKANIKA PARU
5.PROGNOSIS
6.ADVANCED DIRECTIVES (KEINGINAN PASIEN)
Kriteria Standar Memulai
Ventilasi Mekanik
TUJUAN TERAPI
1. Mendukung sistem pernapasan
2. Menurunkan WoB hingga
penyebab gagal napas diketahui
dan diatasi
3. Mengembalikan keseimbangan
asam-basa kembali normal untuk
pasien
4. Meningkatkan delivery O2
Indikasi Ventilasi Mekanik Invasif pada
Gagal Napas Akut
Apnea atau
impending
henti napas
PPOK eksaserbasi
akut dengan:
1. Instabilitas
kardiovaskular akut
2. Gangguan status
mental
3. Ketidakmampuan
menjaga jalan napas
bawah
4. Sekret sangat
banyak atau lebih
kental dari biasanya
5. Abnormalitas
wajah atau jalan
napas atas
mencegah NIV
Insufisiensi
ventilasi akut
pada kasus
gangguan
neuromuskular
disertai:
1. Asidosis
respiratorik akut
2. Berkurangnya
kapasitas vital
secara progresif
Gagal napas
hipoksemia akut
disertai takipnea,
respiratory
distress dan
persisten
hipoksemia
dengan FiO2
tinggi, atau
disertai adanya:
1. Instabilitas
kardiovaskular akut
2. Gangguan status
mental atau tidak
kooperatif terus
menerus
3. Ketidakmampuan
menjaga jalan
napas bawah
Perlunya
intubasi
untuk
menjaga
jalan napas
atau
mengatasi
sekret
dengan:
1. ETT ≤ 7
mm dengan
MV > 10
L/menit
2. ET ≤ 8
mm dengan
MV > 15
L/menit
Keberhasilan Intervensi
Penggunaan
terapi
suplementasi
O2
Mempertahankan
jalan napas tetap
paten
Pemantauan
berkelanjuta
n status
oksigenasi
dan ventilasi
Postoperative Respiratory Failure.
the need for intubation and mechanical ventilation in the 48 hours
after surgery.
Ann Surg. 2000;232(2):242-253
SHOCK
■ DEFINE AS: a state which a profound and
widespread reduction of effective tissue
perfusion leads to reversible and if prolonged,
irreversible cellular injury.
■ Classified into:
– Cardiogenic
– Hypovolemic
– Obstructive
– Distributive
Kumar A et al. Crit Care Med. Mosby; 2001:371-
420
Clinical presentation of
shock
■ Sesak Napas
■ Takipnea dan takikardia ( alkalosis respiratorik
atau asidosis metabolik) Menurunnya produksi
urin.
■ Penurunan kesadaran (gangguan elektrolit,
hipoksemia dan hiperkapnia)
■ Penurunan kesadaran merupakan indikasi
dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik.
Physiologic effect of shock
■ Minute Ventilasi (VE) akan meningkat untuk
mencapai kondisi normokapnia.
■ VE yang meningkat  memicu aliran balik
vena dan vasokonstriksi  Membantu sistem
kardiovaskular mengatasi kondisi
hipovolemia.
Physiologic effect of shock
■ Cellular dysfunction & injury 
Respiratory muscle dysfunction.
■ Mekanisme :
– Failure of neuromuscular transmission
– The cytotoxic effect of nitric oxide and
its metabolites
– Free radicals
– Ubiquitin-proteasome proteolysis
– Decrease in nicotinic acetylcoholine
receptors.
Physiologic effect of shock
■ Shock Patient  Respiratory failure because
INABILITY of the RESPIRATORY
MUSCLES TO MAINTAIN ADEQUATE
VENTILATION.
■ Kontoyannis et al studies:
– In 28 cardiogenic shock patients.
– Ventilated patiens were weaned from
IABP more often, and their survival was
greater.
■ During Shock, PVR increases.
Goals of Mechanical
Ventilation
in Shock
■ In Hemodynamically unstable patients, tissue perfussion,
including CNS compromised.
■ 2 main goals :
1. establish an adequate airway
2. reduce VO2.
■ By resting the respiratory muscles and allowing for
sedation, MV can reduce VO2 and decrease sympathetic
tone. These effects may improve tissue perfusion.
■ It is important to achieve patient-ventilator
synchronization, otherwise, WoB increase  diverts
blood to the respiratory muscles & away from other
vulnerable tissue beds.
Suplementasi
oksigen
Pasien
diposisikan
ulang
Medikamentosa
(bronkodilator
dan mukolitik)
Noninvasive
Positive
Pressure
Ventilation
(NIPPV)
Kemungkinan
alternatif
ventilasi
invasif
■ Adequate preoxygenation
■ Apnoeic oxygenation
■ Haemodinamic optimization
■ Appropriate device and medication selection
■ Human factors
Pertimbangan Etika
■ Hal yang Penting!
■ Apakah pasien ingin berada dalam bantuan ventilasi?
– Bila pasien tidak mampu menjawab  perwakilan
keluarga, wasiat, pesan/keinginan yang diutarakan
sebelumnya, atau dokumen legal lain
– Jangan memaksakan ventilasi invasif bila
kontradiktif dengan keinginan pasien
■ Jangan gunakan ventilasi invasif bila
– Tidak bermanfaat secara medis
– No reasonable chance
KESIMPULAN
■ Gagal nafas tipe I dan tipe II
■ Seringkali untuk memberikan ventilasi mekanik tidak
perlu menunggu AGD tetapi cukup dengan menilai
tanda tanda klinis gagal nafas.
■ Mengatasi hipoperfusi dengan meningkatkan delivery
oksigen dan nenurunkan Work of Breathing
■ Jangan menunggu gagal nafas atau apnea dulu
■ Jangan lupa Informed consent
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx

Similar to Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx (20)

GAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptxGAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptx
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
 
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
 
Miokard infark
Miokard infarkMiokard infark
Miokard infark
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Atelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptxAtelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptx
 
ASMA.pptx
ASMA.pptxASMA.pptx
ASMA.pptx
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
 
Ventilasi Mekanik
Ventilasi MekanikVentilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Pp gagal nafas
Pp gagal nafasPp gagal nafas
Pp gagal nafas
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Prolong apneu
Prolong apneuProlong apneu
Prolong apneu
 

Recently uploaded

High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 

Recently uploaded (20)

High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 

Ventilasi Mekanis RSUD Asy Syifa' Sumbawa.pptx

  • 2. Kebutuhan Ventilasi Mekanik Sedikit bukti dan kriteria yang memandu dokter dalam memulai ventilatory support DULU AGD untuk mengidentifikasi gagal napas dan apakah dibutuhkan ventilatory support SEKARANG Menilai kekuatan otot respirasi untuk memulai ventilasi mekanik Dibutuhkan informasi lebih lanjut untuk membantu klinisi mengenali tanda distres pernapasan dan gagal napas DIPERLUKAN BUKTI BAHWA INTERVENSI TERTENTU BERMANFAAT & MEMBERIKAN HASIL YANG EFEKTIF: 1. PENINGKATAN KUALITAS HIDUP 2. MENURUNKAN LAMA PERAWATAN 3. MENURUNKAN MORTALITAS
  • 3. Tujuan Ventilasi Mekanik FISIOLOGIS ■ Support manipulasi pertukaran gas ■ Meningkatkan volume paru ■ Menurunkan upaya napas (WoB) KLINIS ■ Mengatasi gagal napas & distres pernapasan ■ Mengatasi hipoksemia ■ Mengatasi Atelectasis ■ Mengatasi kelelahan otot pernapasan ■ Memungkinkan sedasi atau paralisis ■ Menurunkan konsumsi O2
  • 4. Penilaian awal Respiratory Distress Tingkat kesadaran Tentukan apakah pasien sadar atau tidak Bila pasien tidak sadar, tentukan hingga seberapa pasien dapat dibangunkan Penampakan dan tekstur kulit Sianosis Pucat Diaforesis Tanda vital Tekanan darah Frekuensi jantung Suhu Frekuensi napas Status oksigenasi
  • 5. Distres pernapasan • Gelisah • Mata terbuka lebar dengan dahi mengernyit dan napas cuping hidung • berkeringat • Ingin duduk tegak atau agak membungkuk dengan siku bertumpu pada sisi bed Gangguan hemo- dinamik • Wajah pucat, seluruh tubuh pucat, atau sianosis • Penggunaan otot bantu napas (sternokleidomastoideus, skaleni, trapezius) Distres napas berat • Retraksi interkostal dan supraklavikula saat inspirasi aktif • Napas paradoksik atau gerakan abnormal toraks dan abdomen • Suara napas abnormal • Takikardia, aritmia, hipotensi Pulse oximetry adalah alat yang efektif dan efisien dalam menilai saturasi oksigen dan frekuensi nadi
  • 6. Gagal Napas Akut ■ Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar PaO2, PaCO2, dan pH normal – PaO2 di bawah kisaran normal < 70 mmHg . – PaCO2 > 50 mmHg – pH ≤ 7.25 mmHg
  • 7. Gagal Napas Akut Gagal Napas Hipoksemia: Hipoksia jaringan akut yang mengancam nyawa atau organ vital Akibat severe V/Q mismatch Gangguan difusi R-to-L shunt Hipoventilasi alveolar Inspirasi O2 tidak adekuat Terapi: Terapi O2 PEEP atau CPAP MV GN Hiperkapnia: Gagal ventilasi akut Gangguan SSP Gangguan neuromuskular Kelainan yang meningkatkan usaha napas
  • 8. Hipoventilasi dan Gagal Napas Gangguan SSP dengan ↓ Trigger Napas Depresan Lesi otak atau batang otak Hipotiroid Sleep apnea yang disebabkan oleh hipoventilasi alveolar sentral idiopatik Gangguan SSP dengan ↑ Trigger Napas ↑ laju metabolisme Asidosis metabolik Dispnea terkait kecemasan Gangguan Neuromuskular Penyakit yang menyebabkan paralisis Obat yang menyebabkan paralisis Obat yang mempengaruhi transmisi neuromuskular Gangguan fungsi otot Kelainan yang meningkatkan usaha napas (WoB) Lesi yang mengisi pleura Deformitas dinding dada ↑ resistensi jalan napas Keterlibatan jaringan paru Masalah vaskular paru Komplikasi pulmonal post- op Hiperinflasi dinamis ↑ laju metabolisme
  • 9. Common Cause of Hypoxemic Respiratory Failure: ■ Pneumonia ■ Cardiogenic pulmonary edema ■ ARDS ■ Aspiration of gastric contents ■ Multiple trauma ■ Immunocompromised host with pulmonary infiltrates ■ Pulmonary embolism
  • 11. Berat Respirasi Takipnea Dispnea Kardiovaskular Sianosis Takikardia  bradikardia, aritmia Hipertensi  hipotensi Neurologi Somnolen Confusion Delirium Pandangan kabur atau tunnel vision Gangguan koordinasi Penilaian terganggu Reaksi melambat Aktivitas manik-depresi Gangguan kesadaran Koma GEJALA KLINIS HIPOKSEMIA
  • 14. Gagal Napas Akut dan Indikasi Ventilasi Mekanik Ventilasi Nilai Normal Nilai Kritis pH 7.35-7.45 <7.25 PaCO2 35-45 >55 dan meningkat Rasio ruang rugi/volume tidal (V0/V1) 0.3-0.4 >0.6 Oksigenasi Nilai Normal Nilai Kritis PaO2 80-100 <70 (on O2 ≥ 0.6) P(A-a)O2 5-20 >450 (dengan O2) PaO2/PAO2 0.75 <0.15 P O /FO 475 200
  • 15. Kriteria Standar Memulai Ventilasi Mekanik TUJUAN TERAPI 1. Mendukung sistem pernapasan 2. Menurunkan WoB hingga penyebab gagal napas diketahui dan diatasi 3. Mengembalikan keseimbangan asam-basa kembali normal untuk pasien 4. Meningkatkan delivery O2 5. Mencegah komplikasi terkait PERTIMBANGAN: 1.RIWAYAT MEDIS PASIEN 2.PEMERIKSAAN FISIK 3.EVALUASI AGD 4.PARAMETER MEKANIKA PARU 5.PROGNOSIS 6.ADVANCED DIRECTIVES (KEINGINAN PASIEN)
  • 16. Kriteria Standar Memulai Ventilasi Mekanik TUJUAN TERAPI 1. Mendukung sistem pernapasan 2. Menurunkan WoB hingga penyebab gagal napas diketahui dan diatasi 3. Mengembalikan keseimbangan asam-basa kembali normal untuk pasien 4. Meningkatkan delivery O2
  • 17. Indikasi Ventilasi Mekanik Invasif pada Gagal Napas Akut Apnea atau impending henti napas PPOK eksaserbasi akut dengan: 1. Instabilitas kardiovaskular akut 2. Gangguan status mental 3. Ketidakmampuan menjaga jalan napas bawah 4. Sekret sangat banyak atau lebih kental dari biasanya 5. Abnormalitas wajah atau jalan napas atas mencegah NIV Insufisiensi ventilasi akut pada kasus gangguan neuromuskular disertai: 1. Asidosis respiratorik akut 2. Berkurangnya kapasitas vital secara progresif Gagal napas hipoksemia akut disertai takipnea, respiratory distress dan persisten hipoksemia dengan FiO2 tinggi, atau disertai adanya: 1. Instabilitas kardiovaskular akut 2. Gangguan status mental atau tidak kooperatif terus menerus 3. Ketidakmampuan menjaga jalan napas bawah Perlunya intubasi untuk menjaga jalan napas atau mengatasi sekret dengan: 1. ETT ≤ 7 mm dengan MV > 10 L/menit 2. ET ≤ 8 mm dengan MV > 15 L/menit
  • 18. Keberhasilan Intervensi Penggunaan terapi suplementasi O2 Mempertahankan jalan napas tetap paten Pemantauan berkelanjuta n status oksigenasi dan ventilasi
  • 19. Postoperative Respiratory Failure. the need for intubation and mechanical ventilation in the 48 hours after surgery. Ann Surg. 2000;232(2):242-253
  • 20. SHOCK ■ DEFINE AS: a state which a profound and widespread reduction of effective tissue perfusion leads to reversible and if prolonged, irreversible cellular injury. ■ Classified into: – Cardiogenic – Hypovolemic – Obstructive – Distributive Kumar A et al. Crit Care Med. Mosby; 2001:371- 420
  • 21. Clinical presentation of shock ■ Sesak Napas ■ Takipnea dan takikardia ( alkalosis respiratorik atau asidosis metabolik) Menurunnya produksi urin. ■ Penurunan kesadaran (gangguan elektrolit, hipoksemia dan hiperkapnia) ■ Penurunan kesadaran merupakan indikasi dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik.
  • 22. Physiologic effect of shock ■ Minute Ventilasi (VE) akan meningkat untuk mencapai kondisi normokapnia. ■ VE yang meningkat  memicu aliran balik vena dan vasokonstriksi  Membantu sistem kardiovaskular mengatasi kondisi hipovolemia.
  • 23. Physiologic effect of shock ■ Cellular dysfunction & injury  Respiratory muscle dysfunction. ■ Mekanisme : – Failure of neuromuscular transmission – The cytotoxic effect of nitric oxide and its metabolites – Free radicals – Ubiquitin-proteasome proteolysis – Decrease in nicotinic acetylcoholine receptors.
  • 24. Physiologic effect of shock ■ Shock Patient  Respiratory failure because INABILITY of the RESPIRATORY MUSCLES TO MAINTAIN ADEQUATE VENTILATION. ■ Kontoyannis et al studies: – In 28 cardiogenic shock patients. – Ventilated patiens were weaned from IABP more often, and their survival was greater. ■ During Shock, PVR increases.
  • 25. Goals of Mechanical Ventilation in Shock ■ In Hemodynamically unstable patients, tissue perfussion, including CNS compromised. ■ 2 main goals : 1. establish an adequate airway 2. reduce VO2. ■ By resting the respiratory muscles and allowing for sedation, MV can reduce VO2 and decrease sympathetic tone. These effects may improve tissue perfusion. ■ It is important to achieve patient-ventilator synchronization, otherwise, WoB increase  diverts blood to the respiratory muscles & away from other vulnerable tissue beds.
  • 27.
  • 28. ■ Adequate preoxygenation ■ Apnoeic oxygenation ■ Haemodinamic optimization ■ Appropriate device and medication selection ■ Human factors
  • 29. Pertimbangan Etika ■ Hal yang Penting! ■ Apakah pasien ingin berada dalam bantuan ventilasi? – Bila pasien tidak mampu menjawab  perwakilan keluarga, wasiat, pesan/keinginan yang diutarakan sebelumnya, atau dokumen legal lain – Jangan memaksakan ventilasi invasif bila kontradiktif dengan keinginan pasien ■ Jangan gunakan ventilasi invasif bila – Tidak bermanfaat secara medis – No reasonable chance
  • 30. KESIMPULAN ■ Gagal nafas tipe I dan tipe II ■ Seringkali untuk memberikan ventilasi mekanik tidak perlu menunggu AGD tetapi cukup dengan menilai tanda tanda klinis gagal nafas. ■ Mengatasi hipoperfusi dengan meningkatkan delivery oksigen dan nenurunkan Work of Breathing ■ Jangan menunggu gagal nafas atau apnea dulu ■ Jangan lupa Informed consent