1. BAB 4
Perilaku Terpuji
A. ADIL
Dalam kamus bahasa Indonesia, kata adil berasal
dari bahasa Arab yang berarti tidak berat sebelah, jujur,
tidak berpihak, atau proporsional. Pengertian adil
menurut istilah ilmu akhlak dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Ø Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Ø Menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang
lain tanpa kurang.
Ø Memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap,
tidak melebihi dan tidak mengurangi, antara sesama yang
berhak dalam keadaan yang sama, dan menghukum orang
jahat atau melanggar hokum sesuai dengan kesalahan
dan pelanggarannya.
Perintah untuk bersikap dan berperilaku adil telah
difirmankan Allah SWT sebagai
berikut. “Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berperilaku adil dan berbuat
kebajikan, member kepada kaum kerabat,
dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan….” (Q.S.
An-Nahl, 16: 90)
B. RIDA
2. Kata ria berasal dari bahasa Arab yang artinya rela
dan menerima dengan suci hati. Menurut istilah rida
berarti menerima dengan rasa senang apa yang Allah baik
berupa peraturan, hukum, ataupun qada atau ketentuan
nasib.
Mengacu pada pengertian rida, menurut istilah
seperti tersebut rida dapat dibagi menjadi 2 macam,
yaitu:
a. Rida terhadap hukum (peraturan) Allah SWT. Orang
yang rida terhadap hukum Allah SWT tentu akan
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
b. Rida terhadap qada dan qadar Allah SWT yang
berkaitan dengan nasib. Orang beriman yang bijaksana
akan menerima qada qadar Allah SWT yang berupa
kenikmatan dengan rasa syukur.
C. AMAL SALEH
Menurut pengertian kebahasaan amal berarti
perbuatan dan saleh berarti baik. Jadi amal saleh berarti
perbuatan yang baik.
Menurut istilah dalam pengertian yang khusus
amal saleh ialah setiap hal yang mengajak dan membawa
ketaatan terhadap Allah SWT, baik perbuatan lahir
maupun batin.
Syarat sahnya amal saleh adalah:
1. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena
Allah SWT semata.
Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak menerima
amal melainkan yang didasari ikhlas
3. karena Allah dan untuk mencari keridaan-
Nya.” (H.R. Ibnu Majah)
2. Amal saleh itu hendaknya dilakukan secara sah, sesuai
dengan petunjuk syara’ (Al-Qur’an dan Hadis).
Rasulullah SAW bersabda:“Barangsiapa yang
mengerjakan suatu amal tanpa ada
dasarnya dalam perintah (agama), maka
(amal tersebut) ditolak.” (H.R. Muslim).
3. Dilakukan dengan mengetahui ilmunya.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila suatu urusan
diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak
mengetahui ilmunya), maka tunggulah kehancurannya.”
(H.R. Bukhari)
Apabila amal-amal saleh itu dikerjakan dengan
niat ikhlas karena Allah sesuai ketentuan syara’ dan
sesuai dengan ilmunya, akan mendatangkan kebaikan-kebaikan
baik bagi kehidupan di alam dunia maupun bagi
kehidupan di alam akhirat. Allah SWT berfirman: "Dan
orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka
itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." (Q.S.
Al-Baqarah, 2: 82)