SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     i
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA




                    KATA PENGANTAR

Buku Panduan Safeguard Lingkungan dan Sosial dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan ringkas secara terperinci mengenai penilaian
kelayakan lingkungan dan kelayakan sosial dari Rencana Investasi
Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya. Buku panduan ini merupakan bagian
dari panduan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya.
Buku Panduan Safeguard Lingkungan dan Sosial ini disusun untuk
mendukung daerah dalam menilai kelayakan Rencana Investasi
Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya ditinjau dari dampak lingkungan
sosial yang dapat ditimbulkan serta kerangka pelaksanaan pengadaan lahan.
Dengan demikian, diharapkan melalui penapisan (safeguard) yang
memadai dapat diminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
sosial sehingga dapat memaksimalkan manfaat dari program investasi yang
dilaksanakan.
Selain itu, diharapkan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta Karya dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas melalui kerjasama antara pusat dan daerah
yang berbasis keterpaduan dan pengembangan wilayah sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga Buku Panduan
Safeguard Lingkungan Sosial dan Lingkungan ini bermanfaat bagi kita
semua untuk mewujudkan kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi,
dan Daerah Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.


                                                         September 2007


                                                           Tim Penyusun




                                                                      
ii    BUKU PANDUAN
      SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL




                                         
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                                                    iii
RPIJM               BIDANG PU/CIPTA KARYA


                                       DAFTAR ISI

BAB I PETUNJUK UMUM ....................................................................... 1
     1.1 Umum........................................................................................ 1
        1.2      Prinsip-prinsip Dasar Safeguard............................................... 1
        1.3      Lingkup Kerangka Safeguard................................................... 3
BAB II SAFEGUARD LINGKUNGAN ................................................... 5
     2.1 Prinsip Dasar............................................................................. 5
        2.2      Landasan Hukum ...................................................................... 6
        2.3      Prosedur Safeguard Lingkungan .............................................. 7
        2.4      Kerangka Kelembagaan Safeguard Lingkungan ...................... 8
               2.4.1 Pemrakarsa Kegiatan ........................................................ 8
               2.4.2 Bappedalda atau Dinas/Instansi Terkait ........................... 9
               2.4.3 Komisi AMDAL ............................................................. 10
BAB III SAFEGUARD KERANGKA PENGADAAN TANAH
        DAN PERMUKIMAN KEMBALI ....................................... 11
    3.1 Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah dan
         Pemukiman Kembali............................................................... 11
        3.2      Prosedur Safeguard Pembebasan Tanah dan Pemukiman
                 Kembali................................................................................... 14




                                                                                                          
iv    BUKU PANDUAN
      SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL




                                         
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     1
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA


BAB I PETUNJUK UMUM

1.1 UMUM

Kerangka dasar penulisan ini bersifat umum dan fleksibel, artinya dapat
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Muatan yang disajikan
menggambarkan kondisi saat ini dan permasalahannya serta rencana
pencapaian yang akan dilaksanakan, termasuk berbagai program dan
kebutuhan investasi dalam memenuhi tujuan pembangunan daerah jangka
menengah.
Bab Pendahuluan yang bersifat umum diharapkan menyajikan hal-hal
terkait dengan mekanisme safeguard lingkungan dan sosial yang
disesuaikan dengan program investasi daerah, sasaran pencapaian yang
diamanatkan dalam RPJMN dan RPJMD dan sebagainya, seperti tulisan
pada bagian di bawah ini.
Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi
masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari
pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air
limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah
domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan
tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah
tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air
limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak
seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko
menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

1.2 PRINSIP-PRINSIP DASAR SAFEGUARD

1. Disetiap Kabupaten/Kota peserta program, semua pihak terkait wajib
   memahami, menyepakati dan melaksanakan dengan baik dan konsisten
   kerangka     Safeguard       Lingkungan      dan    Sosial.      Para
   walikota/bupati/gubernur secara formal perlu menyepakati isi kerangka
   Safeguard Lingkungan dan Sosial yang disusun. Disamping itu
   kerangka safeguard juga perlu disepakati dan dilaksanakan bersama
   oleh stakeholder Propinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan, tidak
   hanya dari kalangan pemerintah daerah saja, namun juga dari DPRD,
   LSM, perguruan tinggi, dan warga kota lainnya;



                                                                      
2   BUKU PANDUAN
    SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

    2. Agar pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan secara lebih
       efektif, diperlukan penguatan kapasitas lembaga pelaksana. Fokus
       penguatan kapasitas mencakup kemampuan fasilitasi, penciptaan arena
       multi-stakeholder, dan pengetahuan teknis dari pihak-pihak terkait;
    3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah
       dimengerti, jelas kaitannya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat
       dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek;
    4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program
       investasi infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat
       mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak dapat
       diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negatif maka perlu
       dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak
       negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiapan maupun tahap
       pelaksanaannya;
    5. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang karena
       kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi
       safeguard dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak
       lingkungan atau (PAP – Potentially Affected People) warga terasing dan
       rentan (IVP – Isolated and Vulnerable People) atau warga yang terkena
       dampak pemindahan (DP – displaced people), secara memadai;
    6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan
       benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:
      •    Identifkasi,   penyaringan   dan   pengelompokkan   (kategorisasi)
           dampak;
      •    Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan dapat
           dilakukan. Pada saat yang sama, juga perlu didiseminasikan dan
           didiskusikan dampak dan alternatif rencana tindak penanganannya;
      •    Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak;
      •    Pemantauan dan pengkajian terhadap semua proses di atas; dan
      •    Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan
           (complaints) yang cepat dan efektif;
    7. Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang berkaitan
       dengan kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan
       secara luas, terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak.
       Warga, terutama yang terkena dampak, harus mendapat kesempatan
       untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau


                                                                           
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                      3
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

   keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat
   menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan bagi mereka.

1.3 LINGKUP KERANGKA SAFEGUARD

Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program
investasi infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM infrastruktur bidang
PU/Cipta Karya terdiri dari 3 komponen yakni:
1. Safeguard Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk
dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan,
pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan,
promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi
publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP;
2. Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk
dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam pananganan,
pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi
manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan
warga yang terkena dampak pemindahan atau DP;




                                                                       
4   BUKU PANDUAN
    SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL




                                       
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                    5
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA



BAB II SAFEGUARD LINGKUNGAN

2.1 PRINSIP DASAR

Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang
diusulkan oleh Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi
   dampak sub proyek, dirumuskan dalam bentuk:
  •    Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau
       Analisis Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan
       Rencana Pengelolaan Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan
       Lingkungan- RPL);
  •    Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan
       lingkungan-UPL; atau
  •    Standar Operasi Baku-SOP,
  •    Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan.
   Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan
   dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub
   proyek;
3. Sejauh mungkin, subproyek harus menghindari atau meminimalkan
   dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub
   proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif
   semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat
   mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan
   dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan
   konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMDAL;
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak
   dapat dipergunakan mendukung mendukung kegiatan yang dapat
   mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga
   terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional
   atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak
   membiayai pembelian, produksi atau pengunaan:



                                                                     
6   BUKU PANDUAN
    SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL


      •    Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk
           tembakau;
      •    Asbes. Bahan-bahan yang mengandung unsur asbes;
      •    Bahan/material yang termasuk dalam ketegori B3 (bahan beracun
           dan berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang
           menggunakan, menghasilkan, menyimpan atau mengangkut
           bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material
           yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di
           Indonesia;
      •    Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPIJM tidak diperuntukkan
           membiayai kegiatan yang melakukan pengadaan pestisida,
           herbisida atau insektisida;
      •    Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta
           Karya tidak membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan
           atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja
           bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;
      •    Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya
           tidak membiayai kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan
           kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi
           yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan
      •    Penebangan kayu. RPIJM bidang Infrastruktur PU/Cipta Karya
           tidak membiayai kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan
           kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.

    2.2 LANDASAN HUKUM

    Panduan kerangka Safeguard Lingkungan dan Sosial dalam USDRP
    dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang berlaku, antara lain:
    1. Undang-undang (UU) No. 23/1997 tentang pengelolaan lingkungan,
       pasal 5 (1) mengenai rencana kegiatan atau pekerjaan yang
       kemungkinan dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan
       signifikan harus dilengkapi dengan AMDAL
    2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang Analisis mengenai
       Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 5 (1), AMDAL diperlukan jika
       proyek tersebut: (i) mempengaruhi sejumlah besar orang, wilayah dan
       komponen lingkungan; (ii) menimbulkan dampak yang berlangsung
       kuat, lama, kumulatif, dan tidak dapat dipulihkan kembali
       (irreversible);

                                                                            
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                      7
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1999 Pasal 5 (1) kriteria mengenai
   dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap
   lingkungan hidup antara lain: jumlah manusia yang terkena dampak,
   luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak
   berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
   dampak, sifat kumulatif dampak, dan berbalik (reversible) atau tidak
   berbaliknya dampak. Pasal 11 (1) tentang AMDAL menyatakan bahwa
   Komisi AMDAL Pusat berwenang menilai hasil AMDAL bagi jenis
   usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi unsur-unsur strategis nasional
   dan/atau berkaitan dengan ketahanan nasional dengan dampak
   mencakup lebih dari propinsi, terletak di wilayah konflik dengan negara
   lain, terletak di perairan laut, dan/atau lokasinya mencakup wilayah
   hukum negara lain. Pasal 11 (2) menyatakan Komisi AMDAL daerah
   (Propinsi dan Kabupaten/Kota) berwenang menilai AMDAL bagi jenis-
   jenis usaha dan/atau kegiatan yang berada di luar kriteria di atas;
4. Sesuai PP 27/1999 tentang AMDAL pasal 33 (3), dalam waktu 30 hari
   setelah pengumuman proyek, pihak-pihak yang berkepentingan,
   termasuk warga yang terkena dampak, LSM setempat, dan pihak
   lainnya, dapat menyampaikan tanggapan, saran dan keluhan kepada
   Pemrakarsa kegiatan;
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001, tanggal
   22 Mei 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
   Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
   Hidup;
6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak lingkungan
   No. 09 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
   Dampak Lingkungan (AMDAL);
7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
   17/KPTS/2003, tanggal 3 Februari 2003, tentang Penetapan Jenis Usaha
   dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang
   Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
   Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003 tentang
   Petunjuk Pelaksanaan UKL/UPL;

2.3 PROSEDUR SAFEGUARD LINGKUNGAN

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni:
pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan      safeguard,   evaluasi        dampak        lingkungan;

                                                                       
8   BUKU PANDUAN
    SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

    pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang
    diusulkan (lihat tabel I.1), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau
    AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan
    pemantauan pelaksanaan.
    Tabel II-1 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan
                                                                    Persyaratan
     Kategori                      Dampak
                                                                    Pemerintah
          A       Subproyek dapat mengakibatkan dampak
                  lingkungan yang buruk, berkaitan dengan
                                                                ANDAL dan
                  kepekaan dan keragaman dampak yang
                                                                RKL/RPL *)
                  ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat
                  sulit dilakukan
          B       Subproyek dengan ukuran dan volume kecil,
                  mengakibatkan dampak lingkungan akan
                                                                UKL/UPL
                  tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin
                  dilakukan
          C       Subproyek yang tidak memiliki komponen        Tidak diperlukan
                  konstruksi dan tidak mengakibatkan            ANDAL atau
                  pencemaran udara, tanah dan air               UKL/UPL
    Catatan:
    ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan
    RPL           : Rencanana Pemantauan Lingkungan
    UKL           : Upaya Pengelolaan Lingkungan
    UPL           : Upaya Pemantauan Lingkungan
    *)       Lihat lampiran 1 bagian III : SK Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001;
    SK Menteri PU No. 17/KPTS/M/2003; UU No. 23/1997, Pasal 15(1); dan
    PP No. 27/1999, pasal 5(1)



    2.4 KERANGKA KELEMBAGAAN SAFEGUARD LINGKUNGAN

    2.4.1 PEMRAKARSA KEGIATAN

    Pemrakarsa Kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM di masing-
    masing pemerintah Kabupaten/Kota peserta. Pemrakarsa kegiatan
    bertanggung jawab untuk melaksanakan:
    1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft
       UKL/UPL,    melaksanakan  serta melakukan  pemantauan


                                                                                    
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                   9
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

   pelaksanaannya. Bila diperlukan Bappedalda dapat          membantu
   pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan;
2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak
   lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat
   perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL. Sebelum
   kegiatan konsultasi dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan
   semua bahan yang relevan sekurang-kurangnnya 3 (tiga) hari sebelum
   kegiatan dilakukan yang setidaknya mencakup: ringkasan tujuan
   kegiatan, rincian kegiatan; dan gambaran menyeluruh potensi
   dampaknya. Hasil konsultasi dalam forum stakeholder tersebut harus
   dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan
   konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan
   sub proyek;
3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL          dan   hasil   pemantauannya
   Bapedalda, Bupati/Walikota;
4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau
   UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan
5. Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan
   prosedur penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus
   dijawab sebelum tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang
   diajukan sebelum konstruksi, selama konstruksi dan/atau operasi
   kegiatan perlu diselesaikan secara musyawarah antara pemrakarsa
   kegiatan dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan.

2.4.2 BAPPEDALDA ATAU DINAS/INSTANSI TERKAIT

1. Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003,
   Bappedalda atau Dinas/Instansi yang berkecimpung dalam masalah
   lingkungan hidup, bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan
   persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa
   kegiatan;
2. Dalam pelaksanaan RPIJM, Bappedalda juga bertanggung jawab untuk
   melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan
   pemantauan terhadap lingkungan secara umum.
3. Bappedalda juga merupakan anggota tetap Komisi AMDAL.




                                                                    
10   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

     2.4.3 KOMISI AMDAL

     Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab
     untuk melakukan:
     1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL
        yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;
     2. Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada
        Walikota/Bupati yang bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999
        mengenai AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dimaksudkan sebagai
        Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL tingkat Kabupaten/Kota).




                                                                     
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                     11
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA



BAB III SAFEGUARD KERANGKA
        PENGADAAN TANAH DAN
        PERMUKIMAN KEMBALI

3.1 PRINSIP DASAR SAFEGUARD PENGADAAN TANAH DAN
    PEMUKIMAN KEMBALI

Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjadi jika kegiatan
investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah
ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip
utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus
dilakukan untuk meningkatkan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan
dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan
pengadaan tanah ini.
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali atau land acquisition and
resettlement untuk kegiatan RPIJM mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Transparan: Sub proyek dan kegiatan yang terkait harus diinformasikan
   secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkena dampak.
   Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah,
   bangunan, tanaman, atau lainnya) yang akan terkena dampak;
2. Partisipatif: Warga yang berpotensi terkena dampak/dipindahkan (DP)
   harus terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, seperti:
   penentuan lokasi proyek, jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi,
   serta lokasi tempat pemukiman kembali;
3. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan
   DP. Warga tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang
   memadai, seperti tanah pengganti dan/atau uang tunai yang setara
   dengan harga pasar tanah dan asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti
   biaya pindah, pengurusan surat tanah, dan pajak, harus ditanggung oleh
   pemrakarsa kegiatan. DP harus diberi kesempatan untuk dapat mengkaji
   rencana pengadaan tanah ini secara terpisah di antara mereka sendiri
   dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah ganti rugi dan/atau
   pemukiman kembali;
4. Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yang
   ditetapkan atau    jika  memungkinkan,      secara   sukarela


                                                                      
12   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

        mengkontribusikan/hibah sebagian tanahnya pada kegiatan. Dalam
        kasus dimana tanah dihibahkan secara sukarela, DP akan melakukan
        musyawarah dalam forum stakeholder untuk menjamin bahwa hibah
        benar-benar dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak
        manapun;
     5. Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan bila:
       •    DP mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan
            dengan harga tanah miliknya (dibuktikan dengan perhitungan yang
            disepakati kedua belah pihak); dan
       •    Tanah yang dihibahkan nilainya ≤ 10 % dari nilai tanah, bangunan
            atau aset lain yang produktif dan nilainya < 1 (satu) juta Rupiah.
     Kesepakatan kontribusi sukarela tersebut harus ditandatangani kedua belah
     pihak setelah DP melakukan diskusi secara terpisah. Safeguard Monitoring
     Team atau SMT harus dapat menjamin bahwa tidak ada tekanan pada DP
     untuk melakukan kontribusi tanah secara sukarela. Persetujuan tersebut
     harus didokumentasikan secara formal;
     1. Kegiatan investasi harus sudah menentukan batas-batas lahan yang
        diperlukan, jumlah warga yang terkena dampak, informasi umum
        mengenai pendapatan serta status pekerjaan DP, dan harga tanah yang
        berlaku yang diusulkan oleh pemrakarsa kegiatan dan didukung oleh
        NJOP, sebelum pembebasan tanah (dengan atau tanpa pemukiman
        kembali/resettlement) dilakukan;
     2. Kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak pada lebih dari 200 orang
        atau 40 KK, atau melibatkan pemindahan lebih dari 100 orang atau 20
        KK, harus didukung dengan Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan
        Pemukiman Kembali atau RTPTPK yang menyeluruh.
     3. Jika kegiatan investasi hanya akan mengakibatkan dampak pada kurang
        dari 200 orang atau 40 KK atau berdampak pada kurang dari 10% aset
        produktif    atau hanya melakukan pemindahan penduduk secara
        temporer (sementara) selama masa konstruksi, harus didukung dengan
        RTPTPK sederhana.
     4. RTPTPK menyeluruh atau RTPTPK sederhana dan pelaksanaannya
        menjadi tanggung jawab pemrakarsa kegiatan, dimonitor oleh Tim
        Pemantauan Safeguard.
     5. Perhitungan ganti rugi bagi DP. Terdapat beberapa alternatif cara untuk
        menghitung ganti rugi, yakni:



                                                                              
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                       13
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA


  •    Perhitungan ganti rugi tanah berdasarkan nilai pasar tanah di lokasi
       yang memiliki karakteristik ekonomi yang serupa pada saat
       pembayaran kompensasi ganti rugi dilakukan;
  •    Perhitungan kompensasi ganti rugi bangunan berdasarkan nilai
       pasar bangunan dengan kondisi yang serupa di lokasi yang sama;
  •    Perhitungan ganti rugi untuk tanaman berdasarkan nilai pasar
       tanaman yang sama ditambah dengan biaya atas kerugian non
       material lainnya; dan
  •    Perhitungan ganti rugi untuk aset lainnya diganti dengan aset yang
       paling tidak sama, atau ganti rugi uang tunai setara dengan harga
       untuk memperoleh aset yang sama.
Pihak yang dapat terkena dampak pembebasan tanah dan/atau pemukiman
dipindahkan dalam kegiatan sub proyek dapat berupa warga/individu,
entitas, atau badan hukum. Adapun bentuk dampak yang diakibatkan dapat
berupa:
  •    Dampak fisik, seperti dampak pada tanah, bangunan, tanaman dan
       aset produktif lainnya; dan
  •    Dampak non-fisik, seperti dampak lokasi, akses pada tempat kerja
       atau prasarana, dan sebagainya.
6. Berkenanaan dengan hak hukum atas tanah, DP dapat dikelompokkan
   menjadi:
  •    Warga yang memiliki hak atas tanah pada saat pendataan dilakukan,
       termasuk hak adat dan ulayat;
  •    Warga yang tidak memiliki hak atas tanah akan tetapi
       menguasai/menggarap lahan atau aset lannya (hak garap);
  •    Warga yang menguasai tanah berdasarkan perjanjian dengan
       pemilik tanah (hak sewa);
  •    Warga yang menguasai/menempati tanah/lahan tanpa landasan
       hukum ataupun perjanjian dengan pemilik tanah (sering disebut
       sebagai squatter); dan
  •    Warga yang mengelola tanah wakaf (tanah yang dihibahkan untuk
       kepentingan agama).




                                                                        
14   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

     3.2 PROSEDUR SAFEGUARD PEMBEBASAN TANAH DAN
         PEMUKIMAN KEMBALI

     Panduan kerangka safeguard pembebasan tanah dan pemukiman kembali
     dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang berlaku, antara lain
     sesuai dengan Keputusan Presiden No. 55/1993 tentang pembebasan tanah
     untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
     Prosedur pelaksanaan safeguard pembebasan tanah dan pemukiman
     kembali terdiri dari beberapa kegiatan utama yang meliputi: pentapisan
     awal dari usulan kegiatan untuk melihat apakah kegiatan yang
     bersangkutan memerlukan pembebasan tanah atau kegiatan pemukiman
     kembali atau tidak; pengklasifikasian/kategorisasi dampak pembebasan
     tanah dan pemukiman kembali dari sub proyek yang diusulkan sesuai tabel;
     perumusuan surat pernyataan bersama (jika melibatkan hibah sebidang
     tanah secara sukarela) atau perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah
     dan Pemukiman Kembali atau (RTPTPK) sederhana atau menyeluruh
     sesuai kebutuhan didukung SK Gubernur/Bupati/Walikota.
     Pembebasan tanah        (dan pemukiman kembali) yang telah selesai
     dilaksanakan sebelum usulan sub proyek disampaikan, harus di periksa
     kembali (recheck) dengan tracer study. Tracer study ini dimaksudkan
     untuk menjamin bahwa proses pembebasan tanah telah sesuai dengan
     standar yang berlaku, tidak mengakibatkan kondisi kehidupan DP menjadi
     lebih buruk, dan mekanisme penanganan keluhan dilaksanakan dengan
     baik.




                                                                            
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                          15
RPIJM              BIDANG PU/CIPTA KARYA

Tabel      III-1    Kategori Subproyek Menurut Dampak Kegiatan
                    Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali

Kategori                    Dampak                              Persyaratan

   A        Sub proyek tidak melibatkan kegiatan
            pembebasan tanah
            1. Sub proyek seluruhnya menempati tanah     Surat   Pernyataan    dari
               negara                                    pemrakarsa kegiatan
            2. Sub proyek seluruhnya atau sebagian Laporan yang disusun oleh
               menempati tanah yang telah dihibahkan pemrakarsa kegiatan
               secara sukarela
   B        Pembebasan tanah secara sukarela:            Surat Persetujuan yang
            Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif   disepakati             dan
            yang dihibahkan ≤ 10% dan memotong <         ditandatangani     bersama
            bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas        antara pemrakarsa kegiatan
            kavling atau < garis sepadan bangunan, dan   dan        warga      yang
            bangunan atau aset tidak bergerak lainnya    menghibahkan      tanahnya
            yang dihibahkan senilai ≤ Rp. 1 Juta.        dengan sukarela
   C        Pembebasan tanah berdampak pada < 200        RTPTPK sederhana
            orang atau 40 KK atau ≤ 10% dari aset
            produktif atau melibatkan pemindahan
            warga sementara selama masa konstruksi
   D        Pembebasan tanah berdampak pada ≥ 200        RTPTPK menyeluruh
            orang atau memindahkan warga > 100 orang




                                                                                
16   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL




                                        
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                  17
RPIJM          BIDANG PU/CIPTA KARYA

LAMPIRAN


SISTEMATIKA LAPORAN UKL DAN UPL


1. Rencana Kegiatan Mencangkup
  a. Jenis kegiatan
  b. Rencana lokasi yang tepat dari lokasi kegiatan
  c. Jarak rencana kegiatan dengan sumber daya dan kegiatan lain di
     sekitarnya
  d. Sarana/fasilitas yang direncanakan
  e. Proses kegiatan yang dilaksanakan
2. Komponen
Uraian secara singkat mengenai sumber-sumber alam yang diperkirakan
terkena dampak, seperti antara lain : sungai, udara, flora, fauna, dll
3. Dampak-dampak yang akan terjadi
  a. Sumber dampak
  b. Jenis dampak dan ukurannya
  c. Sifat dan tolok ukur dampak
4. Upaya pengelolaan lingkungan
Uraian secara rinci mengenai UKL yang harus dilaksanakan pemrakarsa
5. Upaya pemantauan lingkungan, mencangkup :
  a. Jenis dampak yang dipantau
  b. Lokasi pemantauan
  c. Waktu pemantauan
  d. Cara pemantauan
6. Pelaporan
7. Pernyataan pelaksanaan
Untuk melaksanakan UKL dan UPL atas rencana kegiatan dilengkapi
dengan tanda tangan pemrakarsa




                                                                       
18   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

     KERANGKA LAPORAN STUDI ANDAL


     Bab I    Pendahuluan
              1.1 Latar belakang
              1.2 Tujuan Studi
     Bab II   Metoda Studi
              2.1 Dampak penting yang ditelaah
              2.2 Wilayah studi
              2.3 Metoda pengumpulan dan analisa data
              2.4 Metoda perkiraan dampak penting
              2.5 Metoda evaluasi dampak penting
     Bab III Rencana Kegiatan
              3.1 Identifikasi pemrakarsa dan penyusunan ANDAL
              3.2 Tujuan rencana kegiatan
              3.3 Kegunaan dan keperluan rencana kegiatan


              a.   Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan
                   oleh rencana kegiatan,
              b.   Hubungan antara rencana kegiatan dengan sumber daya air,
                   SDA, SD Non hayati dan SDM,
              c.   Tata letak kegiatan disertai dengan skala peta yang memadai,
              d.   Tahap pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut :
                    1)   Tahap pra konstruksi
                    2)   Tahap konstruksi
                    3)   Tahap operasi
                    4)   Tahap pasca operasi
     Bab IV Rona Lingkungan Hidup
              4.1 Rona lingkungan hidup di wilayah rencana kegiatan
              4.2 Kondisi kualitatif dan kumulatif

                                                                             
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH                           19
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

        4.3 Data dan informasi rona lingkungan hidup
        a.    Fisik-kimia (iklim – fisiografi –              hidrologi        –
              hidrooceanografi – ruang, lahan dan tanah)
        b.    Biologi (floran dan fauna)
        c.    Sosial (demografi – ekonomi – budaya)
        d.    Kesehatan masyarakat
Bab V Prakiraan Dampak Penting
        5.1   Prakiraan secara cermat dampak kegiatan                    pada
              prakonstruksi – konstruksi – operasi – pasca operasi,
        5.2   Penentuan arti penting perubahan kualitas lingkungan
        5.3   Dalam telaah butir 1 dan 2 tersebut diperlukan dampak yang
              bersifat langsung dan atau tidak langsung
Bab VI Evaluasi Dampak Penting
        5.1   Telaah terhadap dampak penting
        5.2   Telaah sebagai dasar pengelolaan
Bab VII Daftar Pustaka
Bab VIII Lampiran




                                                                           
20   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL

     PENYUSUNAN DOKUMEN RKL


     Bab I    Latar Belakang Pengelolaan Lingkungan
              1.1   Latar Belakang
              1.2   Tujuan
              1.3   Kegunaan
              1.4   Lokasi
     Bab II   Rencana pengelolaan Lingkungan
              2.1   Dampak penting dan sumber dampak penting
                    a.   Uraian secara singkat dan jelas komponen lingkungan
                         yang diperkirakan mengalami perubahan,
                    b.   Uraian secara singkat sumber penyebab timbulnya
                         dampak
              2.2   Tolak ukur dampak
              2.3   Pengelolaan lingkungan
              2.4   Tujuan rencana pengelolaan lingkungan
              2.5   Lokasi pengelolaan lingkungan
              2.6   Periode pengelolaan lingkungan
              2.7   Pembiayaan pengelolaanlingkungan
              2.8   Institusi pengelolaan lingkungan
                    a.   Pelaksanaan KL
                    b.   Pengawas KL
                    c.   Pelaporan hasil KL
     Bab III Daftar Pustaka
     Bab IV Lampiran




                                                                          
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH       21
RPIJM         BIDANG PU/CIPTA KARYA

PENYUSUNAN DOKUMEN RPL


Bab I    Latar Belakang
         1.1 Latar belakang
         1.2 Tujuan Pemantauan
         1.3 Kegunaan Pemantauan
Bab II   Rencana PL
         2.1 Dampak penting yang dipantau
         2.2 Sumber dampak
         2.3 Parameter lingkungan yang dipantau
         2.4 Tujuan rencana PL
         2.5 Metode PL mencangkup
             a. Metode pengumpulan dan analisis data
             b. Lokasi PL
             c. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
         2.6 Institusi PL
             a. Pelaksanaan PL
             b. Pengawas PL
             c. Pelaporan hasil PL
Bab III Daftar Pustaka
Bab IV Lampiran




                                                           
22   BUKU PANDUAN
     SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL




                                        
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH          23
RPIJM          BIDANG PU/CIPTA KARYA

TIM PENGARAH
   1.   Ir. Agoes Widjanarko, MIP
   2.   Ir. Ismanto, MSc
   3.   Ir. Danny Sutjiono
   4.   Ir. Guratno Hartono, M.Bc
   5.   Ir. Antonius Budiono, MSc
   6.   Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc
   7.   Ir. Susmono

TIM PENYUSUN
  1. Ir. Andreas Suhono, MSc
  2. Ir. Diana Kusumastuti, MT
  3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci
  4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng
  5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT
  6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES
  7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc
  8. Ir. Doddy Koeswanto
  9. Ir. Iskandar Z
  10. Ir. Halasan Sitompul
  11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc
  12. Dades Prinandes, ST, MT
  13. Yuke Ratnawulan, ST
  14. Dra. Endah T. Widowati
  15. Veronica Kusumawardhani, ST
  16. Ade Syaiful, ST., MT
  17. Meytri Wilda Ayuantari, ST
  18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM
  19. Budi Hertanto, ST
  20. Akhfian Mustika A, ST
  21. Hidemiwan, ST
  22. Azibi Taufik, ST

NARASUMBER
  1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW
  2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati
  3. Ir. Gita Chandrika N., MCP
  4. Ir. Sugiantoro

PENYELARAS AKHIR
STUDIO Jakstra BPCK
Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4
Telp. +62 21 72796582/7244067 Faks. +62 21 72796582/7244067




                                                               

More Related Content

What's hot

Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasirossh93
 
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanAnalisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaKutsiyatinMSi
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...Septya Kaunang
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludapotek agam farma
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanAni Rani
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
TEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZTEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZSulistia Rini
 
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018RudiPrihartono
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangDeki Zulkarnain
 
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRO
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETROiklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRO
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRORETRO KOMPUTER
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang MedisSOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang MedisGaindo
 
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS Terintegrasi
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS TerintegrasiKerjasama Operasional Implementasi SIMRS Terintegrasi
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS TerintegrasiAris Widiatmoko
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Standar kompetensi pln
Standar kompetensi plnStandar kompetensi pln
Standar kompetensi plnDede Hakim
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031joihot
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfTriSarjaka1
 
Surat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaSurat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaVika Yurista
 

What's hot (20)

Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja PembangunanAnalisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
Analisa SWOT, Balanced Scorecard, dan Perumusan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG   DI RUMAH SAKIT JIWA  PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG...
 
Manajemen perkantoran
Manajemen perkantoranManajemen perkantoran
Manajemen perkantoran
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud blud
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahan
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
TEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI ZTEORI MOTIVASI TEORI Z
TEORI MOTIVASI TEORI Z
 
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018
Ba serah terima &amp; pembayaran cleaning 2018
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
 
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRO
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETROiklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRO
iklan layanan masyarakat tentang sampah - RETRO
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang MedisSOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
 
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS Terintegrasi
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS TerintegrasiKerjasama Operasional Implementasi SIMRS Terintegrasi
Kerjasama Operasional Implementasi SIMRS Terintegrasi
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Standar kompetensi pln
Standar kompetensi plnStandar kompetensi pln
Standar kompetensi pln
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
 
Surat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerjaSurat perjanjian kontrak kerja
Surat perjanjian kontrak kerja
 

Similar to OPTIMASI RPIJM

Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek InvestasiPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasiinfosanitasi
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+CIFOR-ICRAF
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiJoy Irman
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Oswar Mungkasa
 
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)infosanitasi
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...deliadzanni
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)Irene Susilo
 
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”Rabiyatul Adawiyah
 
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...infosanitasi
 
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...Oswar Mungkasa
 
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaManual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaJoy Irman
 
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docx
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docxb7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docx
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docxariesnad
 
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdf
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdfFA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdf
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdfCinne1
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Zulhamdi AnWar SinaGa
 
Strategi Sanitasi Kota Tegal
Strategi Sanitasi Kota TegalStrategi Sanitasi Kota Tegal
Strategi Sanitasi Kota Tegalinfosanitasi
 
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturPetunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturSHINTA LILIANA
 

Similar to OPTIMASI RPIJM (20)

Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek InvestasiPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Investasi
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+
 
Buku 1 infra
Buku 1 infraBuku 1 infra
Buku 1 infra
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
 
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)
Pedoman pelaksanaan hr (kepmenkes no. 567 2006)
 
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
KAJIAN METODA PERANCANGAN II “TOKO BAJU”
 
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
Program CSR dalam Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya melalui...
 
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...
Stop Buang Air Besar Sembarangan. Community-Led Total Sanitation. Pembelajara...
 
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaManual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
 
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docx
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docxb7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docx
b7a0c_Modul_Pembongkaran1 bangunanas.docx
 
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdf
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdfFA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdf
FA_ JUKNIS SANIMAS - 2021.pdf
 
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
Proposal PLPBK Desa suka Makmur terhadap calon Mitra
 
Skn 2009
Skn 2009Skn 2009
Skn 2009
 
Strategi Sanitasi Kota Tegal
Strategi Sanitasi Kota TegalStrategi Sanitasi Kota Tegal
Strategi Sanitasi Kota Tegal
 
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastrukturPetunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
Petunjuk teknis perencanaan_kegiatan_infrastruktur
 

More from infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

More from infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

OPTIMASI RPIJM

  • 1.
  • 2. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH i RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA KATA PENGANTAR Buku Panduan Safeguard Lingkungan dan Sosial dimaksudkan untuk memberikan penjelasan ringkas secara terperinci mengenai penilaian kelayakan lingkungan dan kelayakan sosial dari Rencana Investasi Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya. Buku panduan ini merupakan bagian dari panduan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya. Buku Panduan Safeguard Lingkungan dan Sosial ini disusun untuk mendukung daerah dalam menilai kelayakan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya ditinjau dari dampak lingkungan sosial yang dapat ditimbulkan serta kerangka pelaksanaan pengadaan lahan. Dengan demikian, diharapkan melalui penapisan (safeguard) yang memadai dapat diminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial sehingga dapat memaksimalkan manfaat dari program investasi yang dilaksanakan. Selain itu, diharapkan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta Karya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas melalui kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis keterpaduan dan pengembangan wilayah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga Buku Panduan Safeguard Lingkungan Sosial dan Lingkungan ini bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Daerah Kabupaten/Kota secara berkelanjutan. September 2007 Tim Penyusun  
  • 3. ii  BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL  
  • 4. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH iii RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA DAFTAR ISI BAB I PETUNJUK UMUM ....................................................................... 1 1.1 Umum........................................................................................ 1 1.2 Prinsip-prinsip Dasar Safeguard............................................... 1 1.3 Lingkup Kerangka Safeguard................................................... 3 BAB II SAFEGUARD LINGKUNGAN ................................................... 5 2.1 Prinsip Dasar............................................................................. 5 2.2 Landasan Hukum ...................................................................... 6 2.3 Prosedur Safeguard Lingkungan .............................................. 7 2.4 Kerangka Kelembagaan Safeguard Lingkungan ...................... 8 2.4.1 Pemrakarsa Kegiatan ........................................................ 8 2.4.2 Bappedalda atau Dinas/Instansi Terkait ........................... 9 2.4.3 Komisi AMDAL ............................................................. 10 BAB III SAFEGUARD KERANGKA PENGADAAN TANAH DAN PERMUKIMAN KEMBALI ....................................... 11 3.1 Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali............................................................... 11 3.2 Prosedur Safeguard Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali................................................................................... 14  
  • 5. iv  BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL  
  • 6. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 1 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB I PETUNJUK UMUM 1.1 UMUM Kerangka dasar penulisan ini bersifat umum dan fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Muatan yang disajikan menggambarkan kondisi saat ini dan permasalahannya serta rencana pencapaian yang akan dilaksanakan, termasuk berbagai program dan kebutuhan investasi dalam memenuhi tujuan pembangunan daerah jangka menengah. Bab Pendahuluan yang bersifat umum diharapkan menyajikan hal-hal terkait dengan mekanisme safeguard lingkungan dan sosial yang disesuaikan dengan program investasi daerah, sasaran pencapaian yang diamanatkan dalam RPJMN dan RPJMD dan sebagainya, seperti tulisan pada bagian di bawah ini. Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain. 1.2 PRINSIP-PRINSIP DASAR SAFEGUARD 1. Disetiap Kabupaten/Kota peserta program, semua pihak terkait wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka Safeguard Lingkungan dan Sosial. Para walikota/bupati/gubernur secara formal perlu menyepakati isi kerangka Safeguard Lingkungan dan Sosial yang disusun. Disamping itu kerangka safeguard juga perlu disepakati dan dilaksanakan bersama oleh stakeholder Propinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan, tidak hanya dari kalangan pemerintah daerah saja, namun juga dari DPRD, LSM, perguruan tinggi, dan warga kota lainnya;  
  • 7. 2 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL 2. Agar pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan secara lebih efektif, diperlukan penguatan kapasitas lembaga pelaksana. Fokus penguatan kapasitas mencakup kemampuan fasilitasi, penciptaan arena multi-stakeholder, dan pengetahuan teknis dari pihak-pihak terkait; 3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas kaitannya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek; 4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program investasi infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiapan maupun tahap pelaksanaannya; 5. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP – Potentially Affected People) warga terasing dan rentan (IVP – Isolated and Vulnerable People) atau warga yang terkena dampak pemindahan (DP – displaced people), secara memadai; 6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut: • Identifkasi, penyaringan dan pengelompokkan (kategorisasi) dampak; • Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan dapat dilakukan. Pada saat yang sama, juga perlu didiseminasikan dan didiskusikan dampak dan alternatif rencana tindak penanganannya; • Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak; • Pemantauan dan pengkajian terhadap semua proses di atas; dan • Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan (complaints) yang cepat dan efektif; 7. Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas, terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak. Warga, terutama yang terkena dampak, harus mendapat kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau  
  • 8. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 3 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan bagi mereka. 1.3 LINGKUP KERANGKA SAFEGUARD Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM infrastruktur bidang PU/Cipta Karya terdiri dari 3 komponen yakni: 1. Safeguard Lingkungan. Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP; 2. Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali. Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam pananganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak pemindahan atau DP;  
  • 9. 4 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL  
  • 10. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 5 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB II SAFEGUARD LINGKUNGAN 2.1 PRINSIP DASAR Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub proyek, dirumuskan dalam bentuk: • Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau Analisis Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan- RPL); • Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan lingkungan-UPL; atau • Standar Operasi Baku-SOP, • Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud. 2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub proyek; 3. Sejauh mungkin, subproyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMDAL; 4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau pengunaan:  
  • 11. 6 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL • Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau; • Asbes. Bahan-bahan yang mengandung unsur asbes; • Bahan/material yang termasuk dalam ketegori B3 (bahan beracun dan berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan, menyimpan atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia; • Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPIJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida; • Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun; • Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan • Penebangan kayu. RPIJM bidang Infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu. 2.2 LANDASAN HUKUM Panduan kerangka Safeguard Lingkungan dan Sosial dalam USDRP dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang berlaku, antara lain: 1. Undang-undang (UU) No. 23/1997 tentang pengelolaan lingkungan, pasal 5 (1) mengenai rencana kegiatan atau pekerjaan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan signifikan harus dilengkapi dengan AMDAL 2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 5 (1), AMDAL diperlukan jika proyek tersebut: (i) mempengaruhi sejumlah besar orang, wilayah dan komponen lingkungan; (ii) menimbulkan dampak yang berlangsung kuat, lama, kumulatif, dan tidak dapat dipulihkan kembali (irreversible);  
  • 12. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 7 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA 3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1999 Pasal 5 (1) kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup antara lain: jumlah manusia yang terkena dampak, luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak berlangsung, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak, dan berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya dampak. Pasal 11 (1) tentang AMDAL menyatakan bahwa Komisi AMDAL Pusat berwenang menilai hasil AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi unsur-unsur strategis nasional dan/atau berkaitan dengan ketahanan nasional dengan dampak mencakup lebih dari propinsi, terletak di wilayah konflik dengan negara lain, terletak di perairan laut, dan/atau lokasinya mencakup wilayah hukum negara lain. Pasal 11 (2) menyatakan Komisi AMDAL daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) berwenang menilai AMDAL bagi jenis- jenis usaha dan/atau kegiatan yang berada di luar kriteria di atas; 4. Sesuai PP 27/1999 tentang AMDAL pasal 33 (3), dalam waktu 30 hari setelah pengumuman proyek, pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk warga yang terkena dampak, LSM setempat, dan pihak lainnya, dapat menyampaikan tanggapan, saran dan keluhan kepada Pemrakarsa kegiatan; 5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001, tanggal 22 Mei 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak lingkungan No. 09 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003, tanggal 3 Februari 2003, tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan 8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan UKL/UPL; 2.3 PROSEDUR SAFEGUARD LINGKUNGAN Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni: pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan;  
  • 13. 8 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang diusulkan (lihat tabel I.1), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan. Tabel II-1 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan Persyaratan Kategori Dampak Pemerintah A Subproyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan ANDAL dan kepekaan dan keragaman dampak yang RKL/RPL *) ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan B Subproyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan UKL/UPL tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan C Subproyek yang tidak memiliki komponen Tidak diperlukan konstruksi dan tidak mengakibatkan ANDAL atau pencemaran udara, tanah dan air UKL/UPL Catatan: ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan RPL : Rencanana Pemantauan Lingkungan UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan *) Lihat lampiran 1 bagian III : SK Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001; SK Menteri PU No. 17/KPTS/M/2003; UU No. 23/1997, Pasal 15(1); dan PP No. 27/1999, pasal 5(1) 2.4 KERANGKA KELEMBAGAAN SAFEGUARD LINGKUNGAN 2.4.1 PEMRAKARSA KEGIATAN Pemrakarsa Kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM di masing- masing pemerintah Kabupaten/Kota peserta. Pemrakarsa kegiatan bertanggung jawab untuk melaksanakan: 1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL, melaksanakan serta melakukan pemantauan  
  • 14. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 9 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA pelaksanaannya. Bila diperlukan Bappedalda dapat membantu pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan; 2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan sekurang-kurangnnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya mencakup: ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan; dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsultasi dalam forum stakeholder tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan sub proyek; 3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya Bapedalda, Bupati/Walikota; 4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan 5. Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan prosedur penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab sebelum tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum konstruksi, selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara musyawarah antara pemrakarsa kegiatan dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan. 2.4.2 BAPPEDALDA ATAU DINAS/INSTANSI TERKAIT 1. Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003, Bappedalda atau Dinas/Instansi yang berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup, bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan; 2. Dalam pelaksanaan RPIJM, Bappedalda juga bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap lingkungan secara umum. 3. Bappedalda juga merupakan anggota tetap Komisi AMDAL.  
  • 15. 10 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL 2.4.3 KOMISI AMDAL Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan: 1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan; 2. Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Walikota/Bupati yang bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL tingkat Kabupaten/Kota).  
  • 16. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 11 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA BAB III SAFEGUARD KERANGKA PENGADAAN TANAH DAN PERMUKIMAN KEMBALI 3.1 PRINSIP DASAR SAFEGUARD PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjadi jika kegiatan investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini. Pengadaan tanah dan pemukiman kembali atau land acquisition and resettlement untuk kegiatan RPIJM mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Transparan: Sub proyek dan kegiatan yang terkait harus diinformasikan secara transparan kepada pihak-pihak yang akan terkena dampak. Informasi harus mencakup, antara lain, daftar warga dan aset (tanah, bangunan, tanaman, atau lainnya) yang akan terkena dampak; 2. Partisipatif: Warga yang berpotensi terkena dampak/dipindahkan (DP) harus terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, seperti: penentuan lokasi proyek, jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lokasi tempat pemukiman kembali; 3. Adil: Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan DP. Warga tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang memadai, seperti tanah pengganti dan/atau uang tunai yang setara dengan harga pasar tanah dan asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti biaya pindah, pengurusan surat tanah, dan pajak, harus ditanggung oleh pemrakarsa kegiatan. DP harus diberi kesempatan untuk dapat mengkaji rencana pengadaan tanah ini secara terpisah di antara mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah ganti rugi dan/atau pemukiman kembali; 4. Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi yang ditetapkan atau jika memungkinkan, secara sukarela  
  • 17. 12 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL mengkontribusikan/hibah sebagian tanahnya pada kegiatan. Dalam kasus dimana tanah dihibahkan secara sukarela, DP akan melakukan musyawarah dalam forum stakeholder untuk menjamin bahwa hibah benar-benar dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun; 5. Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan bila: • DP mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan harga tanah miliknya (dibuktikan dengan perhitungan yang disepakati kedua belah pihak); dan • Tanah yang dihibahkan nilainya ≤ 10 % dari nilai tanah, bangunan atau aset lain yang produktif dan nilainya < 1 (satu) juta Rupiah. Kesepakatan kontribusi sukarela tersebut harus ditandatangani kedua belah pihak setelah DP melakukan diskusi secara terpisah. Safeguard Monitoring Team atau SMT harus dapat menjamin bahwa tidak ada tekanan pada DP untuk melakukan kontribusi tanah secara sukarela. Persetujuan tersebut harus didokumentasikan secara formal; 1. Kegiatan investasi harus sudah menentukan batas-batas lahan yang diperlukan, jumlah warga yang terkena dampak, informasi umum mengenai pendapatan serta status pekerjaan DP, dan harga tanah yang berlaku yang diusulkan oleh pemrakarsa kegiatan dan didukung oleh NJOP, sebelum pembebasan tanah (dengan atau tanpa pemukiman kembali/resettlement) dilakukan; 2. Kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak pada lebih dari 200 orang atau 40 KK, atau melibatkan pemindahan lebih dari 100 orang atau 20 KK, harus didukung dengan Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali atau RTPTPK yang menyeluruh. 3. Jika kegiatan investasi hanya akan mengakibatkan dampak pada kurang dari 200 orang atau 40 KK atau berdampak pada kurang dari 10% aset produktif atau hanya melakukan pemindahan penduduk secara temporer (sementara) selama masa konstruksi, harus didukung dengan RTPTPK sederhana. 4. RTPTPK menyeluruh atau RTPTPK sederhana dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab pemrakarsa kegiatan, dimonitor oleh Tim Pemantauan Safeguard. 5. Perhitungan ganti rugi bagi DP. Terdapat beberapa alternatif cara untuk menghitung ganti rugi, yakni:  
  • 18. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 13 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA • Perhitungan ganti rugi tanah berdasarkan nilai pasar tanah di lokasi yang memiliki karakteristik ekonomi yang serupa pada saat pembayaran kompensasi ganti rugi dilakukan; • Perhitungan kompensasi ganti rugi bangunan berdasarkan nilai pasar bangunan dengan kondisi yang serupa di lokasi yang sama; • Perhitungan ganti rugi untuk tanaman berdasarkan nilai pasar tanaman yang sama ditambah dengan biaya atas kerugian non material lainnya; dan • Perhitungan ganti rugi untuk aset lainnya diganti dengan aset yang paling tidak sama, atau ganti rugi uang tunai setara dengan harga untuk memperoleh aset yang sama. Pihak yang dapat terkena dampak pembebasan tanah dan/atau pemukiman dipindahkan dalam kegiatan sub proyek dapat berupa warga/individu, entitas, atau badan hukum. Adapun bentuk dampak yang diakibatkan dapat berupa: • Dampak fisik, seperti dampak pada tanah, bangunan, tanaman dan aset produktif lainnya; dan • Dampak non-fisik, seperti dampak lokasi, akses pada tempat kerja atau prasarana, dan sebagainya. 6. Berkenanaan dengan hak hukum atas tanah, DP dapat dikelompokkan menjadi: • Warga yang memiliki hak atas tanah pada saat pendataan dilakukan, termasuk hak adat dan ulayat; • Warga yang tidak memiliki hak atas tanah akan tetapi menguasai/menggarap lahan atau aset lannya (hak garap); • Warga yang menguasai tanah berdasarkan perjanjian dengan pemilik tanah (hak sewa); • Warga yang menguasai/menempati tanah/lahan tanpa landasan hukum ataupun perjanjian dengan pemilik tanah (sering disebut sebagai squatter); dan • Warga yang mengelola tanah wakaf (tanah yang dihibahkan untuk kepentingan agama).  
  • 19. 14 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL 3.2 PROSEDUR SAFEGUARD PEMBEBASAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI Panduan kerangka safeguard pembebasan tanah dan pemukiman kembali dirumuskan berdasarkan sejumlah regulasi terkait yang berlaku, antara lain sesuai dengan Keputusan Presiden No. 55/1993 tentang pembebasan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Prosedur pelaksanaan safeguard pembebasan tanah dan pemukiman kembali terdiri dari beberapa kegiatan utama yang meliputi: pentapisan awal dari usulan kegiatan untuk melihat apakah kegiatan yang bersangkutan memerlukan pembebasan tanah atau kegiatan pemukiman kembali atau tidak; pengklasifikasian/kategorisasi dampak pembebasan tanah dan pemukiman kembali dari sub proyek yang diusulkan sesuai tabel; perumusuan surat pernyataan bersama (jika melibatkan hibah sebidang tanah secara sukarela) atau perumusan Rencana Tindak Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali atau (RTPTPK) sederhana atau menyeluruh sesuai kebutuhan didukung SK Gubernur/Bupati/Walikota. Pembebasan tanah (dan pemukiman kembali) yang telah selesai dilaksanakan sebelum usulan sub proyek disampaikan, harus di periksa kembali (recheck) dengan tracer study. Tracer study ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa proses pembebasan tanah telah sesuai dengan standar yang berlaku, tidak mengakibatkan kondisi kehidupan DP menjadi lebih buruk, dan mekanisme penanganan keluhan dilaksanakan dengan baik.  
  • 20. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 15 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA Tabel III-1 Kategori Subproyek Menurut Dampak Kegiatan Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali Kategori Dampak Persyaratan A Sub proyek tidak melibatkan kegiatan pembebasan tanah 1. Sub proyek seluruhnya menempati tanah Surat Pernyataan dari negara pemrakarsa kegiatan 2. Sub proyek seluruhnya atau sebagian Laporan yang disusun oleh menempati tanah yang telah dihibahkan pemrakarsa kegiatan secara sukarela B Pembebasan tanah secara sukarela: Surat Persetujuan yang Hanya dapat dilakukan bila lahan produktif disepakati dan yang dihibahkan ≤ 10% dan memotong < ditandatangani bersama bidang lahan sejarak 1,5 m dari batas antara pemrakarsa kegiatan kavling atau < garis sepadan bangunan, dan dan warga yang bangunan atau aset tidak bergerak lainnya menghibahkan tanahnya yang dihibahkan senilai ≤ Rp. 1 Juta. dengan sukarela C Pembebasan tanah berdampak pada < 200 RTPTPK sederhana orang atau 40 KK atau ≤ 10% dari aset produktif atau melibatkan pemindahan warga sementara selama masa konstruksi D Pembebasan tanah berdampak pada ≥ 200 RTPTPK menyeluruh orang atau memindahkan warga > 100 orang  
  • 21. 16 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL  
  • 22. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 17 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA LAMPIRAN SISTEMATIKA LAPORAN UKL DAN UPL 1. Rencana Kegiatan Mencangkup a. Jenis kegiatan b. Rencana lokasi yang tepat dari lokasi kegiatan c. Jarak rencana kegiatan dengan sumber daya dan kegiatan lain di sekitarnya d. Sarana/fasilitas yang direncanakan e. Proses kegiatan yang dilaksanakan 2. Komponen Uraian secara singkat mengenai sumber-sumber alam yang diperkirakan terkena dampak, seperti antara lain : sungai, udara, flora, fauna, dll 3. Dampak-dampak yang akan terjadi a. Sumber dampak b. Jenis dampak dan ukurannya c. Sifat dan tolok ukur dampak 4. Upaya pengelolaan lingkungan Uraian secara rinci mengenai UKL yang harus dilaksanakan pemrakarsa 5. Upaya pemantauan lingkungan, mencangkup : a. Jenis dampak yang dipantau b. Lokasi pemantauan c. Waktu pemantauan d. Cara pemantauan 6. Pelaporan 7. Pernyataan pelaksanaan Untuk melaksanakan UKL dan UPL atas rencana kegiatan dilengkapi dengan tanda tangan pemrakarsa  
  • 23. 18 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL KERANGKA LAPORAN STUDI ANDAL Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan Studi Bab II Metoda Studi 2.1 Dampak penting yang ditelaah 2.2 Wilayah studi 2.3 Metoda pengumpulan dan analisa data 2.4 Metoda perkiraan dampak penting 2.5 Metoda evaluasi dampak penting Bab III Rencana Kegiatan 3.1 Identifikasi pemrakarsa dan penyusunan ANDAL 3.2 Tujuan rencana kegiatan 3.3 Kegunaan dan keperluan rencana kegiatan a. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana kegiatan, b. Hubungan antara rencana kegiatan dengan sumber daya air, SDA, SD Non hayati dan SDM, c. Tata letak kegiatan disertai dengan skala peta yang memadai, d. Tahap pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut : 1) Tahap pra konstruksi 2) Tahap konstruksi 3) Tahap operasi 4) Tahap pasca operasi Bab IV Rona Lingkungan Hidup 4.1 Rona lingkungan hidup di wilayah rencana kegiatan 4.2 Kondisi kualitatif dan kumulatif  
  • 24. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 19 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA 4.3 Data dan informasi rona lingkungan hidup a. Fisik-kimia (iklim – fisiografi – hidrologi – hidrooceanografi – ruang, lahan dan tanah) b. Biologi (floran dan fauna) c. Sosial (demografi – ekonomi – budaya) d. Kesehatan masyarakat Bab V Prakiraan Dampak Penting 5.1 Prakiraan secara cermat dampak kegiatan pada prakonstruksi – konstruksi – operasi – pasca operasi, 5.2 Penentuan arti penting perubahan kualitas lingkungan 5.3 Dalam telaah butir 1 dan 2 tersebut diperlukan dampak yang bersifat langsung dan atau tidak langsung Bab VI Evaluasi Dampak Penting 5.1 Telaah terhadap dampak penting 5.2 Telaah sebagai dasar pengelolaan Bab VII Daftar Pustaka Bab VIII Lampiran  
  • 25. 20 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL PENYUSUNAN DOKUMEN RKL Bab I Latar Belakang Pengelolaan Lingkungan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Kegunaan 1.4 Lokasi Bab II Rencana pengelolaan Lingkungan 2.1 Dampak penting dan sumber dampak penting a. Uraian secara singkat dan jelas komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan, b. Uraian secara singkat sumber penyebab timbulnya dampak 2.2 Tolak ukur dampak 2.3 Pengelolaan lingkungan 2.4 Tujuan rencana pengelolaan lingkungan 2.5 Lokasi pengelolaan lingkungan 2.6 Periode pengelolaan lingkungan 2.7 Pembiayaan pengelolaanlingkungan 2.8 Institusi pengelolaan lingkungan a. Pelaksanaan KL b. Pengawas KL c. Pelaporan hasil KL Bab III Daftar Pustaka Bab IV Lampiran  
  • 26. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 21 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA PENYUSUNAN DOKUMEN RPL Bab I Latar Belakang 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan Pemantauan 1.3 Kegunaan Pemantauan Bab II Rencana PL 2.1 Dampak penting yang dipantau 2.2 Sumber dampak 2.3 Parameter lingkungan yang dipantau 2.4 Tujuan rencana PL 2.5 Metode PL mencangkup a. Metode pengumpulan dan analisis data b. Lokasi PL c. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan 2.6 Institusi PL a. Pelaksanaan PL b. Pengawas PL c. Pelaporan hasil PL Bab III Daftar Pustaka Bab IV Lampiran  
  • 27. 22 BUKU PANDUAN SAFEGUARD LINGKUNGAN DAN SOSIAL  
  • 28. RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 23 RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA TIM PENGARAH 1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP 2. Ir. Ismanto, MSc 3. Ir. Danny Sutjiono 4. Ir. Guratno Hartono, M.Bc 5. Ir. Antonius Budiono, MSc 6. Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc 7. Ir. Susmono TIM PENYUSUN 1. Ir. Andreas Suhono, MSc 2. Ir. Diana Kusumastuti, MT 3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci 4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng 5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT 6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES 7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc 8. Ir. Doddy Koeswanto 9. Ir. Iskandar Z 10. Ir. Halasan Sitompul 11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc 12. Dades Prinandes, ST, MT 13. Yuke Ratnawulan, ST 14. Dra. Endah T. Widowati 15. Veronica Kusumawardhani, ST 16. Ade Syaiful, ST., MT 17. Meytri Wilda Ayuantari, ST 18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM 19. Budi Hertanto, ST 20. Akhfian Mustika A, ST 21. Hidemiwan, ST 22. Azibi Taufik, ST NARASUMBER 1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW 2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati 3. Ir. Gita Chandrika N., MCP 4. Ir. Sugiantoro PENYELARAS AKHIR STUDIO Jakstra BPCK Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4 Telp. +62 21 72796582/7244067 Faks. +62 21 72796582/7244067