SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
Specimen
Specimen
collection,
collection,
shipment, receipt
shipment, receipt
and processing
and processing
KELOMPOK 1
Devian Ratu Ronting K011211019
Andi Tis’a Ramadhani K011211057
Muhammad Raihan K011211086
Anggota
Taskia Auliyah Alifah K011211005
Arbi Ahmadi K011211232
Stefy Justin Salamba K011211186
Salwa Satira Polontalo K011211200
Nabila salsabilah K011211246
Nur Khanza Maahdewi K011211136
Aulia Rahmah Julianti Said K011211213
Nadya Dwi Putri Fauziah K011211125
Documenting
sample
collection
Documenting sample
collection
Nomor Identifikasi
Nomor laboratorium
Nama pasien
Usia
Provinsi (wilayah)
Kode Negara
Tanggal vaksinasi campak dan/atau rubella terakhir
Apakah pasien sesuai dengan kasus?
Jenis spesimen
Tanggal pengambilan spesimen
Spesimen tanggal dikirim ke laboratorium
Semua sampel yang dikumpulkan untuk analisis harus dijelaskan
secara tertulis, idealnya menggunakan formulir permintaan
laboratorium standar. Informasi dasar yang wajib disertakan
dalam formulir permintaan laboratorium yang dapat diterima
mencakup:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Serological
samples for
antibody
detection
Serological samples for antibody
detection
Memerlukan sampel non-invasif
Hanya memerlukan satu sampel saja
Dapat menggunakan sampel yang dikumpulkan pada kontak pertama
dengan pasien
Sangat sensitif dan spesifik
Memiliki nilai prediksi positif yang tinggi
Mudah dilakukan dan memberikan hasil yang cepat dan akurat
Untuk mendiagnosis penyakit campak dan rubella tes yang ideal untuk
digunakan yaitu tes yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tes yang direkomendasikan oleh WHO untuk tes
laboratorium campak dan rubella adalah tes ELISA
untuk mendeteksi antibodi IgM spesifik virus. Tes ELISA
tersedia secara komersial dan hasilnya menunjukkan
hasil korelasi yang sangat baik untuk mendeteksi
peningkatan IgG sebanyak 4 kali lipat. Laboratorium
disarankan untuk melaporkan hasil tes IgM dari kasus
rutin dalam waktu 7 hari setelah sampel diterima.
Rekomendasi Tes Dari WHO?
Tes ELISA IgM untuk campak dan rubella lebih sensitif antara hari ke 4-28
setelah timbulnya ruam. Sampel serum pertama dapat diambil kapan saja
dalam 28 hari setelah onset ruam. Namun, dalam 72 jam pertama setelah
ruam muncul, tes IgM campak dapat memberikan hasil negatif palsu hingga
30%, dan tes IgM rubella dapat memberikan hasil negatif palsu hingga 50%.
Dalam wabah dengan banyak sampel, diagnosis individu tidak penting,
tetapi dalam kasus sporadis, sampel serum kedua mungkin diperlukan saat
keadaan:
Waktu Pengambilan Sampel darah
untuk Campak dan Rubella
Sampel darah pertama diserahkan untuk pemeriksaan
IgM yang dikumpulkan dalam waktu 4 hari setelah
munculnya ruam dan hasil tes ELISA menunjukan hasil
negatif.
01
02 Hasil tes IgM ELISA tidak pasti atau samar-samar
03
Dokter perlu pemeriksaan ulang untuk diagnosis pasti
pada pasien yang hasil tes awalnya negatif
Sampel serum kedua untuk pengujian IgM dapat diambil dalam rentang waktu
4-28 hari setelah setelah munculnya ruam. Pengambilan sampel kedua 10-20
hari setelah yang pertama akan memungkinkan saat uji lab tidak hanya untuk
menguji IgM saja, tetapi juga menguji peningkatan level antibodi IgG.
Darah dikumpulkan dengan venipuncture dalam tabung steril (5 ml untuk anak
yang lebih besar, 1 ml untuk orang dewasa dan untuk bayi dan anak kecil harus
memadai)
Jika memungkinkan dapat dilakukan dengan tusukan jari atau tumit ke kertas
saring dan diberi label dengan milik pasien identifikasi dan tanggal
pengumpulan
Darah utuh disimpan pada suhu 4-8oC hingga 24 jam sebelum serum
dipisahkan, tetapi tidak boleh dibekukan
Darah utuh harus dibiarkan menggumpal dan kemudian disentrifugasi pada
1000 x g untuk 10 menit untuk memisahkan serum
Prosedur Pengumpulan dan
Penanganan Serum atau darah
kering
Jika tidak ada alat sentrifugasi, darah harus disimpan dalam lemari es sampai bekuan
darah benar-benar tercabut dari serum (tidak lebih dari 24 jam)
Serum harus dikeluarkan dengan hati-hati menggunakan pipet halus untuk menghindari
pengambilan sel darah merah
Dipindahkan secara aseptik ke dalam botol berlabel steril dengan nama atau identitas
pasien, tanggal pengumpulan dan jenis spesimen
Darah kering harus dibiarkan kering dan kemudian disegel dalam kantong plastik atau
amplop yang dapat ditutup rapat, jika memungkinkan dengan bahan pengering
Meskipun sampel darah kering stabil pada suhu kamar untuk jangka waktu terbatas, sampel
tersebut harus disimmpan pada suhu 4oC, jika memungkinkan hingga dapat dikirim ke
laboratorium
Prosedur Pengumpulan dan
Penanganan Serum atau darah
kering
Sampel yang telah diterima
untuk analisis IgM diuji
sesegera mungkin setelah di
terima di laboratorium.
Penyimpanan sampel serum
jangka pendek (1-7 hari) darus
pada suhu 4oC dan jangka
panjang harus pada suhu
-20oC
Penyimpanan dan Pengiriman
Sampel ke kertas
Spesimen serum yang telah diberi
label harus ditempatkan dalam
kantong plastik yang bisa disegel.
Sampel kemudian ditempatkan di
tengah dan lebih banyak kantong es
ditempatkan diatasnya. Tanggal
pengiriman diatur antara pengumpul
sampel dan laboratorium. Penerima
harus diberitahu tentang waktu dan
cara transportasi.
Sampel serum harus disimpan pada
suhu 4–8°C selama maksimal 7 hari
sebelum pengiriman. Jika disimpan
lebih lama, sampel serum harus
dibekukan pada suhu -20°C atau
lebih rendah dan diangkut dengan
es beku. Spesimen serum sebaiknya
dikirim ke laboratorium secepat
mungkin tanpa menunda
pengiriman untuk mengumpulkan
lebih banyak spesimen.
1
1 2
2 3
3
Samples for
virus isolation
Idealnya, sampel harus dikumpulkan bersamaan dengan sampel
darah untuk diagnosis serologis dan konfirmasi virus campak atau
rubella sebagai penyebab wabah. Direkomendasikan agar
sampel klinis (swab tenggorokan atau nasofaring, aspirasi hidung
atau 10 hingga 50 ml urin) untuk isolasi virus campak dikumpulkan
sesegera mungkin setelah munculnya ruam. Sampel harus
dikumpulkan pada kontak pertama dengan kasus dugaan campak
ketika sampel serum untuk diagnosis diambil.
Samples for virus isolation
Samples for
RT-PCR
Sampel RT-PCR merupakan contoh atau bahan biologis yang diambil
dari seseorang atau sesuatu yang akan dianalisis menggunakan
metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Sampel ini dapat berupa berbagai jenis materi biologis, seperti cairan
tubuh, jaringan, atau produk biologi lainnya, yang mengandung materi
genetik (RNA) dari organisme yang ingin dideteksi atau diidentifikasi.
Dalam konteks yang Anda sebutkan sebelumnya, sampel RT-PCR dapat
berupa sampel yang mengandung virus campak dan rubella, yang
dianalisis untuk deteksi dan isolasi virus tersebut.
Samples for RT-PCR
Alternative
sampling
techniques (dried
blood samples and
oral fluid)
Bercak darah kering telah digunakan untuk berbagai studi
epidemiologi sebagai alternatif serum. Antibodi stabil dalam
bentuk bercak darah kering dan karenanya sangat berharga
ketika kurangnya rantai dingin menjadi masalah. Teknik ini
baru-baru ini telah berhasil diterapkan pada kasus campak,
dan ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa teknik ini juga
dapat diterapkan pada kasus rubella.
Alternative sampling techniques
(dried blood samples and oral
fluid)
Setiap jari pasien, atau tumit untuk anak-anak yang masih kecil,
dibersihkan dengan alkohol, kemudian ditusuk dengan microlancet
steril sekali pakai. Hingga empat tetes darah lengkap dikumpulkan
di atas kertas saring standar. Kertas saring harus dibiarkan
mengering secara menyeluruh (setidaknya 60 menit) sebelum
dimasukkan ke dalam kantong untuk disimpan. Setiap kertas saring
harus dibungkus secara terpisah, disarankan untuk menyimpan
sampel di tempat yang sejuk dan dibawa ke laboratorium
sesegera mungkin.
Dried blood samples
Metode pengambilan dan penyimpanan sampel cairan oral untuk tes IgM dan
RT-PCR dikembangkan untuk mengumpulkan cairan sulkus, yang merupakan
cairan yang keluar dari antarmuka antara gusi dan gigi. Cairan sulkus
mengandung kadar IgM yang rendah, yang dapat digunakan untuk mendeteksi
infeksi tertentu. Cairan oral diekstraksi dengan menambahkan medium
transportasi virus ke dalam tabung yang berisi swab. Medium transportasi virus
membantu untuk menjaga cairan oral tetap stabil dan mencegahnya dari
kontaminasi. Cairan oral yang diekstraksi kemudian dapat disimpan pada suhu
+4°C atau -20°C hingga diuji. Metode pengambilan dan penyimpanan
sampel cairan oral ini penting untuk memastikan bahwa hasil tes IgM dan RT-
PCR akurat.
Oral fluids collection, storage
and shipment procedures
General safety
precautions on
receipt
Tindakan pencegahan keselamatan umum pada penerimaan sampel:
Setelah sampel atau bahan tiba di laboratorium, karton atau pengangkut
pengiriman harus segera dibongkar di tempat yang telah ditentukan.
Tempat bongkar harus dilengkapi dengan wadah pembuangan, penyeka
alkohol, dan tisu.
Keselamatan pekerja laboratorium menjadi prioritas utama.
Jika tersedia, Bio Safety Cabinet (BSC) Kelas II dapat digunakan untuk
membatasi paparan staf laboratorium terhadap patogen potensial. Jika BSC
tidak tersedia, meja kerja yang bersih dapat digunakan sebagai alternatif.
Laboratorium harus memiliki penutup permukaan yang mudah didesinfeksi.
General safety precautions on receipt
Pembongkaran dan pencatatan spesimen sebaiknya dilakukan oleh dua
orang:
a. Satu orang mencatat data.
b. Orang lain bersarung tangan dan bertanggung jawab untuk membuka
kemasan, memeriksa pecah dan bocornya wadah sampel, serta kontaminasi
pada dokumen yang menyertainya.
Dokumen orang yang terkontaminasi harus ditempatkan sementara di BSC,
sementara informasinya dicatat secara manual pada selembar kertas bersih.
Dokumen orang yang terkontaminasi harus ditangani dengan cara yang sama
seperti limbah menular.
Direkomendasikan agar setiap laboratorium mengembangkan prosedur
operasi standar khusus untuk pembukaan kemasan dan pencatatan spesimen.
General safety precautions on receipt
Thank
Thank
you
you

More Related Content

Similar to Sample collection, processing and testing

Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimenpjj_kemenkes
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen pjj_kemenkes
 
Makalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidMakalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidkikykiky24
 
Makalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidMakalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidkikykiky24
 
HIV ( pelatihan IMS).ppt
HIV ( pelatihan IMS).pptHIV ( pelatihan IMS).ppt
HIV ( pelatihan IMS).pptRezaFiansyah1
 
LAB PANASEA sop covid antibodi.docx
LAB PANASEA sop covid antibodi.docxLAB PANASEA sop covid antibodi.docx
LAB PANASEA sop covid antibodi.docxAdisaAmariUlfa
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumSisko Sipir
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmSudeArtYas1
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...ssuser72cb6d
 
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptx
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptxkelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptx
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptxlaboratoriummuaraemb
 
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.pptSunny92x
 
PD3I Puskesmas.pptx
PD3I Puskesmas.pptxPD3I Puskesmas.pptx
PD3I Puskesmas.pptxAndyEmre
 
Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 niniekyusdia
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.pptpOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.pptAnonymouswpUzJB
 

Similar to Sample collection, processing and testing (20)

Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Makalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoidMakalah imunologi dx typhoid
Makalah imunologi dx typhoid
 
Makalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidMakalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoid
 
HIV ( pelatihan IMS).ppt
HIV ( pelatihan IMS).pptHIV ( pelatihan IMS).ppt
HIV ( pelatihan IMS).ppt
 
LAB PANASEA sop covid antibodi.docx
LAB PANASEA sop covid antibodi.docxLAB PANASEA sop covid antibodi.docx
LAB PANASEA sop covid antibodi.docx
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
Sampling_non_acak.pptx
Sampling_non_acak.pptxSampling_non_acak.pptx
Sampling_non_acak.pptx
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptx
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptxkelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptx
kelompok 9 penanganan spesimen jaringan tubuh.pptx
 
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
11B. PEMANTAPAN MUTU PHLEBOTOMY.ppt
 
PD3I Puskesmas.pptx
PD3I Puskesmas.pptxPD3I Puskesmas.pptx
PD3I Puskesmas.pptx
 
Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.pptpOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 

Sample collection, processing and testing

  • 2. Devian Ratu Ronting K011211019 Andi Tis’a Ramadhani K011211057 Muhammad Raihan K011211086 Anggota Taskia Auliyah Alifah K011211005 Arbi Ahmadi K011211232 Stefy Justin Salamba K011211186 Salwa Satira Polontalo K011211200 Nabila salsabilah K011211246 Nur Khanza Maahdewi K011211136 Aulia Rahmah Julianti Said K011211213 Nadya Dwi Putri Fauziah K011211125
  • 4. Documenting sample collection Nomor Identifikasi Nomor laboratorium Nama pasien Usia Provinsi (wilayah) Kode Negara Tanggal vaksinasi campak dan/atau rubella terakhir Apakah pasien sesuai dengan kasus? Jenis spesimen Tanggal pengambilan spesimen Spesimen tanggal dikirim ke laboratorium Semua sampel yang dikumpulkan untuk analisis harus dijelaskan secara tertulis, idealnya menggunakan formulir permintaan laboratorium standar. Informasi dasar yang wajib disertakan dalam formulir permintaan laboratorium yang dapat diterima mencakup: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
  • 5.
  • 7. Serological samples for antibody detection Memerlukan sampel non-invasif Hanya memerlukan satu sampel saja Dapat menggunakan sampel yang dikumpulkan pada kontak pertama dengan pasien Sangat sensitif dan spesifik Memiliki nilai prediksi positif yang tinggi Mudah dilakukan dan memberikan hasil yang cepat dan akurat Untuk mendiagnosis penyakit campak dan rubella tes yang ideal untuk digunakan yaitu tes yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
  • 8. Tes yang direkomendasikan oleh WHO untuk tes laboratorium campak dan rubella adalah tes ELISA untuk mendeteksi antibodi IgM spesifik virus. Tes ELISA tersedia secara komersial dan hasilnya menunjukkan hasil korelasi yang sangat baik untuk mendeteksi peningkatan IgG sebanyak 4 kali lipat. Laboratorium disarankan untuk melaporkan hasil tes IgM dari kasus rutin dalam waktu 7 hari setelah sampel diterima. Rekomendasi Tes Dari WHO?
  • 9. Tes ELISA IgM untuk campak dan rubella lebih sensitif antara hari ke 4-28 setelah timbulnya ruam. Sampel serum pertama dapat diambil kapan saja dalam 28 hari setelah onset ruam. Namun, dalam 72 jam pertama setelah ruam muncul, tes IgM campak dapat memberikan hasil negatif palsu hingga 30%, dan tes IgM rubella dapat memberikan hasil negatif palsu hingga 50%. Dalam wabah dengan banyak sampel, diagnosis individu tidak penting, tetapi dalam kasus sporadis, sampel serum kedua mungkin diperlukan saat keadaan: Waktu Pengambilan Sampel darah untuk Campak dan Rubella
  • 10. Sampel darah pertama diserahkan untuk pemeriksaan IgM yang dikumpulkan dalam waktu 4 hari setelah munculnya ruam dan hasil tes ELISA menunjukan hasil negatif. 01 02 Hasil tes IgM ELISA tidak pasti atau samar-samar 03 Dokter perlu pemeriksaan ulang untuk diagnosis pasti pada pasien yang hasil tes awalnya negatif Sampel serum kedua untuk pengujian IgM dapat diambil dalam rentang waktu 4-28 hari setelah setelah munculnya ruam. Pengambilan sampel kedua 10-20 hari setelah yang pertama akan memungkinkan saat uji lab tidak hanya untuk menguji IgM saja, tetapi juga menguji peningkatan level antibodi IgG.
  • 11. Darah dikumpulkan dengan venipuncture dalam tabung steril (5 ml untuk anak yang lebih besar, 1 ml untuk orang dewasa dan untuk bayi dan anak kecil harus memadai) Jika memungkinkan dapat dilakukan dengan tusukan jari atau tumit ke kertas saring dan diberi label dengan milik pasien identifikasi dan tanggal pengumpulan Darah utuh disimpan pada suhu 4-8oC hingga 24 jam sebelum serum dipisahkan, tetapi tidak boleh dibekukan Darah utuh harus dibiarkan menggumpal dan kemudian disentrifugasi pada 1000 x g untuk 10 menit untuk memisahkan serum Prosedur Pengumpulan dan Penanganan Serum atau darah kering
  • 12. Jika tidak ada alat sentrifugasi, darah harus disimpan dalam lemari es sampai bekuan darah benar-benar tercabut dari serum (tidak lebih dari 24 jam) Serum harus dikeluarkan dengan hati-hati menggunakan pipet halus untuk menghindari pengambilan sel darah merah Dipindahkan secara aseptik ke dalam botol berlabel steril dengan nama atau identitas pasien, tanggal pengumpulan dan jenis spesimen Darah kering harus dibiarkan kering dan kemudian disegel dalam kantong plastik atau amplop yang dapat ditutup rapat, jika memungkinkan dengan bahan pengering Meskipun sampel darah kering stabil pada suhu kamar untuk jangka waktu terbatas, sampel tersebut harus disimmpan pada suhu 4oC, jika memungkinkan hingga dapat dikirim ke laboratorium Prosedur Pengumpulan dan Penanganan Serum atau darah kering
  • 13. Sampel yang telah diterima untuk analisis IgM diuji sesegera mungkin setelah di terima di laboratorium. Penyimpanan sampel serum jangka pendek (1-7 hari) darus pada suhu 4oC dan jangka panjang harus pada suhu -20oC Penyimpanan dan Pengiriman Sampel ke kertas Spesimen serum yang telah diberi label harus ditempatkan dalam kantong plastik yang bisa disegel. Sampel kemudian ditempatkan di tengah dan lebih banyak kantong es ditempatkan diatasnya. Tanggal pengiriman diatur antara pengumpul sampel dan laboratorium. Penerima harus diberitahu tentang waktu dan cara transportasi. Sampel serum harus disimpan pada suhu 4–8°C selama maksimal 7 hari sebelum pengiriman. Jika disimpan lebih lama, sampel serum harus dibekukan pada suhu -20°C atau lebih rendah dan diangkut dengan es beku. Spesimen serum sebaiknya dikirim ke laboratorium secepat mungkin tanpa menunda pengiriman untuk mengumpulkan lebih banyak spesimen. 1 1 2 2 3 3
  • 15. Idealnya, sampel harus dikumpulkan bersamaan dengan sampel darah untuk diagnosis serologis dan konfirmasi virus campak atau rubella sebagai penyebab wabah. Direkomendasikan agar sampel klinis (swab tenggorokan atau nasofaring, aspirasi hidung atau 10 hingga 50 ml urin) untuk isolasi virus campak dikumpulkan sesegera mungkin setelah munculnya ruam. Sampel harus dikumpulkan pada kontak pertama dengan kasus dugaan campak ketika sampel serum untuk diagnosis diambil. Samples for virus isolation
  • 17. Sampel RT-PCR merupakan contoh atau bahan biologis yang diambil dari seseorang atau sesuatu yang akan dianalisis menggunakan metode Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Sampel ini dapat berupa berbagai jenis materi biologis, seperti cairan tubuh, jaringan, atau produk biologi lainnya, yang mengandung materi genetik (RNA) dari organisme yang ingin dideteksi atau diidentifikasi. Dalam konteks yang Anda sebutkan sebelumnya, sampel RT-PCR dapat berupa sampel yang mengandung virus campak dan rubella, yang dianalisis untuk deteksi dan isolasi virus tersebut. Samples for RT-PCR
  • 19. Bercak darah kering telah digunakan untuk berbagai studi epidemiologi sebagai alternatif serum. Antibodi stabil dalam bentuk bercak darah kering dan karenanya sangat berharga ketika kurangnya rantai dingin menjadi masalah. Teknik ini baru-baru ini telah berhasil diterapkan pada kasus campak, dan ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa teknik ini juga dapat diterapkan pada kasus rubella. Alternative sampling techniques (dried blood samples and oral fluid)
  • 20. Setiap jari pasien, atau tumit untuk anak-anak yang masih kecil, dibersihkan dengan alkohol, kemudian ditusuk dengan microlancet steril sekali pakai. Hingga empat tetes darah lengkap dikumpulkan di atas kertas saring standar. Kertas saring harus dibiarkan mengering secara menyeluruh (setidaknya 60 menit) sebelum dimasukkan ke dalam kantong untuk disimpan. Setiap kertas saring harus dibungkus secara terpisah, disarankan untuk menyimpan sampel di tempat yang sejuk dan dibawa ke laboratorium sesegera mungkin. Dried blood samples
  • 21. Metode pengambilan dan penyimpanan sampel cairan oral untuk tes IgM dan RT-PCR dikembangkan untuk mengumpulkan cairan sulkus, yang merupakan cairan yang keluar dari antarmuka antara gusi dan gigi. Cairan sulkus mengandung kadar IgM yang rendah, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi tertentu. Cairan oral diekstraksi dengan menambahkan medium transportasi virus ke dalam tabung yang berisi swab. Medium transportasi virus membantu untuk menjaga cairan oral tetap stabil dan mencegahnya dari kontaminasi. Cairan oral yang diekstraksi kemudian dapat disimpan pada suhu +4°C atau -20°C hingga diuji. Metode pengambilan dan penyimpanan sampel cairan oral ini penting untuk memastikan bahwa hasil tes IgM dan RT- PCR akurat. Oral fluids collection, storage and shipment procedures
  • 23. Tindakan pencegahan keselamatan umum pada penerimaan sampel: Setelah sampel atau bahan tiba di laboratorium, karton atau pengangkut pengiriman harus segera dibongkar di tempat yang telah ditentukan. Tempat bongkar harus dilengkapi dengan wadah pembuangan, penyeka alkohol, dan tisu. Keselamatan pekerja laboratorium menjadi prioritas utama. Jika tersedia, Bio Safety Cabinet (BSC) Kelas II dapat digunakan untuk membatasi paparan staf laboratorium terhadap patogen potensial. Jika BSC tidak tersedia, meja kerja yang bersih dapat digunakan sebagai alternatif. Laboratorium harus memiliki penutup permukaan yang mudah didesinfeksi. General safety precautions on receipt
  • 24. Pembongkaran dan pencatatan spesimen sebaiknya dilakukan oleh dua orang: a. Satu orang mencatat data. b. Orang lain bersarung tangan dan bertanggung jawab untuk membuka kemasan, memeriksa pecah dan bocornya wadah sampel, serta kontaminasi pada dokumen yang menyertainya. Dokumen orang yang terkontaminasi harus ditempatkan sementara di BSC, sementara informasinya dicatat secara manual pada selembar kertas bersih. Dokumen orang yang terkontaminasi harus ditangani dengan cara yang sama seperti limbah menular. Direkomendasikan agar setiap laboratorium mengembangkan prosedur operasi standar khusus untuk pembukaan kemasan dan pencatatan spesimen. General safety precautions on receipt