SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Dosen Pengampu : Dr. Sunaryati, SE, M.Si
Oleh : Indika Farhatunnada_19208012039
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Review Jurnal “A FINANCIAL INCLUSION
INDEX FOR INDONESIA”
Hilman Hanivan dan Nasrudin Nasrudin
Bulletin of Monetary Economics and Banking, Vol. 22, No. 3 (2019), pp. 351 - 366
1
2
INTRODUCTION
Inklusi keuangan dianggap sebagai landasan dalam pembangunan ekonomi suatu negara, dan
menjadi faktor penting dalam memenuhi beberapa tujuan pembangunan secara kelanjutan, seperti
mengentaskan kemiskinan dan membantu dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi.
(Burgess dan Pande, 2005; Beck et Jovanovic (1990).
Indonesia pada tahun 2017, 48% dari populasi orang dewasa memiliki akun di lembaga keuangan.
Jumlah ini lebih rendah daripada di negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (85%), Thailand
(82%), India (80%), Kenya (82%), Sri Lanka (74%), dan Afrika Selatan ( 69%) .
- World Bank’s Global Findex database
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
3
Beberapa alasan yang mencegah seseorang untuk memiliki akun keuangan:
1) 72,13% Terkendala dana yang tidak
mencukupi
2) 32,96% Terkendala jarak yang jauh
3) 31,74% Terkendala biaya yang mahal
4) 29,20% Karena beberapa sanak
keluarga sudah memilikinya
5) 26,39% Karena kurangnya dokumen
yang diperlukan
6) 8,04% Karena kurangnya
kepercayaan terhadap Lembaga
keuangan
7) 5,24% Karena alasan agama atau
kepercayaan
8) 1,69% karena tidak memerlukan jika
untuk pelayanan keuangan saja
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
4
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Jadi, ada problem dari penelitian terdahulu, adalah alokasi bobot yang sama untuk setiap dimensi inklusi keuangan
Ummah dan Nuryatono
(2013)
Membuat indeks inklusi
keuangan menggunakan
data panel beberapa negara
Asia, termasuk Indonesia.
Dengan asumsi bahwa
masing-masing dimensi
terdiri dari bagian yang
sama persis dari peran
dalam menentukan inklusi
keuangan, mereka
menggunakan bobot yang
sama dalam analisis empiris
mereka
Ummah et al. (2015)
Menetapkan bobot yang
sama untuk menyusun
indeks inklusi keuangan
menggunakan data panel 33
provinsi di Indonesia. Dalam
kumpulan data mereka,
batas bawah setiap dimensi
ditentukan sebelumnya
sebagai nol, sedangkan
batas atas setiap dimensi
didefinisikan sebagai nilai
maksimum dari data empiris
Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu
Sanjaya dan Nursechafia
(2016)
Menyusun indeks inklusi
keuangan menggunakan
data panel 33 provinsi di
Indonesia dari 2008
hingga 2014. Penelitian
mereka juga menerapkan
bobot yang sama.
Umar (2017)
Memberikan bobot
yang sama untuk
menyusun indeks
inklusi keuangan
Syariah di Indonesia.
Lantas, seberapa akurat peneliti dapat mengukur inklusifitas keuangan?
5
Cámara dan Tuesta (2014),
Berpendapat bahwa pembobotan sewenang-wenang dalam proses membangun indeks komposit
untuk mengukur inklusi keuangan tersebut masih dipertanyakan dan bahwa pilihan bobot eksogen
tidak memiliki kekuatan ilmiah.
Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) (2008),
Bobot pada dasarnya adalah seperangkat penilaian nilai.
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Di sisi lain, bobot yang sama menyiratkan bahwa semua variabel memainkan peran yang sama dalam indikator komposit
Next…
6
Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pembangunan indeks inklusi keuangan bobot
multidimensi di Indonesia. Menggunakan dua tahap Principal Component (PC) Analysis (PCA),
peneliti menemukan indeks ini membaik pada indeks inklusi keuangan Indonesia yang ada dengan
cara yang mungkin untuk menghilangkan subjektivitas atau pengenaan pada bobot.
Next..
Ini karena bobot masing-masing indikator / dimensi diperoleh dari estimasi statistik
dari data empiris, yang pada gilirannya juga dapat menunjukkan apakah masing-
masing dimensi memiliki bobot yang sama, atau adanya dominasi dari bobot tertentu
Selain itu, pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk melakukan
analisis yang lebih dalam di tingkat sub-indeks (tingkat dimensi), karena
peneliti juga memperkirakan bobot masing-masing indikator di setiap
dimensi
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
7
METHODOLOGY AND DATA
Metodologi yang digunakan untuk membangun indeks inklusi keuangan dalam penelitian ini adalah berdasarkan
pada OECD (2008), dimana untuk membangun indikator komposit melibatkan beberapa langkah, diantaranya:
1.
• Peneliti mengembangkan kerangka teori, di mana peneliti mendefinisikan apa yang
diukur dengan indikator komposit
2.
• Pemilihan variabel. Variabel harus dipilih berdasarkan relevansinya dengan
fenomena yang diukur.
3.
• Mempertimbangkan standardisasi data, dengan mengadopsi transformasi
distribusi normal
4.
• Pembobotan, yang diperkirakan secara endogen melalui PCA dua tahap.
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Setelah mendapatkan indeks, peneliti menghubungkan indeks itu dengan variabel ekonomi makro untuk menguji validitas atau
kekuatan penjelas dari indeks yang dimiliki saat pengambilan informasi tentang tingkat inklusifitas keuangan di Indonesia.
8
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
A. Index Construction
Peneliti mengadaptasi dimensi inklusi keuangan yang didefinisikan oleh Sarma dan Pais (2011),
Akses (Access)1
• Mengukur penetrasi jasa keuangan di masyarakat.
Ketersediaan (Availability)2
• Menggambarkan betapa mudahnya layanan perbankan
digunakan oleh penggunanya
Pemakaian (Usage)3
• Mengantisipasi kemungkinan pengamatan, dengan
banyaknya orang yang memiliki akun tetapi membuat
pemanfaatan produk perbankan sangat rendah.
 Jumlah rekening bank per 1.000 orang dewasa
 jumlah kartu debit per 1.000 orang dewasa
 jumlah kartu kredit per 1.000 orang dewasa
 jumlah akun uang elektronik per 1.000 orang dewasa
dalam populasi
Indikator
 Menyertakan jumlah cabang bank komersial dan
ATMS per 100.000 orang dewasa
Indikator
 Kredit domestik ke sektor swasta sebagai persentase
dari produk domestik bruto triwulanan nominal (PDB)
 Jumlah transaksi per kartu debit
 Jumlah transaksi per kartu kredit
Indikator
9
Peneliti mengumpulkan data bulanan untuk setiap indikator dari Januari 2012 hingga Desember 2018,
karena kendala data, peneliti memperoleh pengamatan selama 84 bulan.
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Next,,,
Waktu
Semua data berasal dari Bank Indonesia.
Sumber Data
Pendekatan PCA Dua Tahap
1. Memperkirakan skor tiga dimensi (sub-indeks) yaitu: akses, ketersediaan, dan penggunaan - dan bobot
masing-masing indikator
2. Memperkirakan keseluruhan indeks inklusi keuangan dan bobot setiap dimensi.
10
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Result
A. Hasil Estimasi
Hasil estimasi Analisis Principal Components (PC) tahap pertama dalam
membangun semua dimensi :
Kolom 1 nama variabel
Kolom 2, 3, 4, dan 5 vektor pemuatan setiap PC.
Kolom 6 adalah bobot dinormalisasi
Dimensi Akses (Access)1
•Kartu Kredit memilki bobot paling besar (0,2869). Maka, kartu kredit adalah
indikator terpenting dalam mengarahkan dimensi akses. Bobotnya cenderung
merata, tanpa indikator mendominasi bobotnya.
Dimensi Ketersediaan (Availability)2
•Kedua indikator memiliki bobot yang relatif sama, meskipun bobot ATMS
(0,5091) sedikit lebih besar daripada cabang (0,4909).
Dimensi Pemakaian (Usage)3
•Transaksi Kredit memiliki bobot terbesar (0,4441), diikuti oleh Credit-to-GDP
(0,3513) dan transaksi debit (0,2046). Karena itu, penting untuk
memperhitungkan transaksi kredit dalam menentukan dimensi penggunaan
inklusi keuangan
11
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Next,,,
Tabel tentang varian kumulatif yang dijelaskan oleh komponen PCA pada tahap
pertama ;
Kolom 1 komponen utama (PC).
Kolom 2 porsi varian total yang dikandung oleh setiap PC.
Kolom 3 varian kumulatif untuk setiap penambahan PC.
Dimensi Akses (Access)1
•PC pertama menjelaskan 80,43% dari total varians. Komponen pertama juga
tercatat memiliki kontribusi dari semua indikator. Berarti bahwa memiliki kartu
kredit juga bisa mewakili bidang inklusi keuangan yang lebih luas
Dimensi Ketersediaan (Availability)2
•PC pertama sudah mengandung 98,21% dari total variasi, dapat dikatakan
bahwa kedua indikator, cabang dan ATMS benar-benar mengukur struktur
laten yang sama dalam inklusi keuangan.
Dimensi Pemakaian (Usage)3
•PC pertama hanya menyumbang 58,82% dari total varians.
•Selain itu, perlu dicatat bahwa transaksi kredit dan credit-to-GDP cenderung
memiliki pembebanan positif yang serupa di komponen pertama, sementara
transaksi debet memiliki pembebanan negatif yang sangat kecil. Sebaliknya,
pemuatan transaksi debit tertinggi dan mendominasi di komponen kedua, di
mana dua komponen lainnya ditemukan memiliki muatan kecil.
•Hasil ini menunjukkan bahwa transaksi debit mungkin mengukur struktur laten
yang berbeda dari yang diukur oleh dua indikator lainnya.
12
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Next,,,
Tabel tentang Hasil estimasi analisis PC tahap pertama dalam membangun
Indeks Inklusi Keuangan (Index of Financial Inclusion).
Kolom 1 adalah nama dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel grand
latent IFI.
Kolom 2, 3, dan 4 adalah vektor pemuatan setiap PC.
Kolom 5 berisi bobot dinormalisasi yang diperhitungkan untuk setiap dimensi
dalam mendefinisikan IFI.
 Dimensi Usage memiliki bobot terbesar dalam
menentukan IFI (0,3680), diikuti oleh Availability
(0,3179) dan Access (0,3141).
 Temuan ini menyiratkan bahwa Usage adalah
dimensi atau sub-indeks yang paling penting
dalam menentukan indeks inklusi keuangan
untuk Indonesia.
 Hasil estimasi ini juga menyiratkan bahwa harus
ada penyesuaian bobot untuk setiap dimensi
dalam membangun indeks untuk pengambilan
informasi yang berbasis empiris.
 jika bobot digunakan dalam proses pengindeksan
itu sama, mungkin tidak dapat diambil informasi
yang berbasis empiris yang diperhitungkan di
setiap dimensi
13
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Next,,,
• komponen pertama sudah mengandung
89,07% dari total variasi dan tiga dimensi
memberikan kontribusi yang relatif merata.
• Ini menunjukkan bahwa ketiga indikator ini
mengukur struktur laten yang sama.
• Namun demikian, Usage juga
mengalokasikan sebagian informasinya ke
PC kedua, sehingga Usage berkontribusi
pada keseluruhan IFI melalui PC pertama
dan kedua, yang merupakan cara Usage
untuk memperoleh kepentingannya dalam
mendefinisikan inklusi keuangan.
Tabel ini tentang varians kumulatif yang dijelaskan oleh komponen Analisis PC pada
tahap kedua untuk Indeks Inklusi Keuangan.
Kolom 1 berisi PC.
Kolom 2 berisi porsi total varians yang dikontribusikan oleh setiap PC.
Kolom 3 berisi varians kumulatif untuk PC tambahan.
14
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
B. Beberapa Rincian
Perhatikan bahwa IFI dan tiga dimensi (Access,
Availability, Usage) dinormalisasi untuk
visualisasi data yang lebih baik. Bagan garis
menunjukkan bahwa IFI memiliki tren positif,
yang menyiratkan bahwa perwujudan inklusi
keuangan di Indonesia telah meningkat
selama tujuh tahun terakhir. Namun, selama
kemajuan positif secara keseluruhan, fluktuasi
tidak mungkin untuk dihindari.
Untuk memperkaya analisis skor IFI dan dimensinya, Gambar 2
disediakan.
Gambar ini menyediakan grafik garis Indeks bulanan Inklusi Keuangan
Indonesia yang diperoleh dari PCA tahap kedua dari Januari 2012 hingga
Desember 2018.
15
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Next,,,
November 2012, dimensi Access menghadapi penurunan paling signifikan atas sampel data
kami, yang disebabkan oleh penurunan 4,7% kartu kredit. Hal ini sebagian disebabkan oleh
kebijakan Bank Indonesia (2012: Q4) tentang kelayakan pemegang kartu kredit, yang dibuat
lebih ketat.
Agustus 2013, IFI menurun sekitar 0,1361 poin, yang bertepatan dengan penurunan Usage
0,3325 poin, bersama dengan penurunan Access 0,04 dan peningkatan Availability 0,0273.
Selain itu, penurunan Usage juga bertepatan dengan penurunan 10,9% dalam transaksi
debit dan penurunan 8,89% dalam transaksi kredit.
IFI, naik secara signifikan pada Desember 2013. Pertumbuhan ini didukung oleh
pertumbuhan di semua dimensi. Kinerja dimensi Access disebabkan oleh kartu uang
elektronik (dengan pertumbuhan 25% dalam kartu e-money). Dimensi Usage ditingkatkan
karena efek musiman: Desember dianggap sebagai musim permintaan tinggi ketika
pengeluaran juga tinggi.
Maret 2014, IFI meningkat sekitar 0,1845 poin, salah satu peningkatan terbesar dalam
catatan. Kemajuan positif juga bertepatan dengan peningkatan Usage 0,419 poin, yang juga
merupakan salah satu peningkatan terbesar dalam catatan, meskipun Access menurun
sebesar 0,0321 poin pada saat yang sama, sementara Availability stabil.
April 2016, meskipun Availability mengalami peningkatan 0,0845-point dan Access
menunjukkan peningkatan moderat, IFI turun sekitar 0,1510 poin. Semua dimensi inklusi
keuangan di Indonesia telah meningkat.
16
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
C. Hubungan Dengan Indikator Ekonomi Makro
Peneliti menghubungkan IFI ke beberapa indikator ekonomi makro dengan menghitung koefisien korelasi Pearson untuk menguji
validasi atau kekuatan indeks.
Tabel ini memberikan gambaran singkat tentang hubungan antara ukuran inklusi
finansial dan indikator ekonomi makro menggunakan analisis korelasi Pearson.
Kolom 1 Variabel makroekonomi
Kolom 2 koefisien korelasi pearson yang diperoleh
Korelasi negatif yang kuat (-0.8956) antara IFI dan tingkat kemiskinan. Hubungan negatif ini dikaitkan
dengan inklusi keuangan yang menyediakan akses lebih besar ke layanan keuangan, memungkinkan
orang untuk memperlancar konsumsi mereka dan untuk terlibat dalam kegiatan produktif.
Korelasi negatif yang kuat (-0,8484) antara IFI dan rasio Gini, Hubungan negatif ini dikaitkan dengan
penurunan ketimpangan pendapatan dengan meningkatkan inklusi keuangan karena lebih banyak
orang di strata pendapatan yang lebih rendah mendapatkan akses ke layanan keuangan.
Korelasi positif yang kuat diamati antara IFI dan PDB per kapita (0,8696) dan antara IFI dan indeks
pembangunan manusia (0,8845).
Pesan utama dari analisis korelasi ini adalah bahwa keempat agregat ekonomi makro
berkorelasi dengan IFI secara bivariat. Tanda korelasi secara teoritis konsisten dengan
harapan; yaitu, langkah-langkah kemiskinan berkorelasi negatif, sedangkan langkah-
langkah pendapatan / pembangunan berkorelasi positif. Dari sini, penliti
menyimpulkan bahwa IFI adalah ukuran inklusifitas finansial yang cukup bagus.
17
Magister Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Conclution
Studi ini berkaitan dengan inklusifitas keuangan Indonesia. Beberapa upaya
telah dilakukan untuk membangun indeks inklusifitas finansial untuk Indonesia;
namun, Peneliti mempertanyakan bobot yang sama yang diberikan pada semua
dimensi inklusivitas dan mengusulkan memperkirakan bobot spesifik secara
empiris, berdasarkan data. Oleh karena itu peneliti membuat indeks inklusifitas
keuangan Indonesia.
Analisis peneliti menunjukkan bahwa di luar Usage, Access, dan
Availability (tiga dimensi yang secara populer dipertimbangkan dalam
literatur ini) dengan bobot sekitar 37%. Peneliti menyimpulkan dengan
mengembangkan koneksi antara indeks dan data ekonomi makro lainnya
Peneliti menunjukkan bahwa korelasi antara indeks dan ukuran kemiskinan (tingkat
kemiskinan dan rasio Gini) bersifat negatif, dan antara indeks dan ukuran pendapatan /
pembangunan bersifat positif, semua secara statistik berbeda dari nol. Secara
keseluruhan, ada dukungan yang menunjukkan bahwa inklusivitas keuangan memiliki
hubungan ekonomi dengan seluruh perekonomian.
Penliti menyimpulkan bahwa IFI adalah ukuran inklusifitas finansial
yang cukup bagus.
18
Sekian,
dan
Terimakasih 

More Related Content

Similar to IFI-INDEKS

Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Dadang Solihin
 
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...junaedi666
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanPenyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanDadang Solihin
 
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi BiayaDampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi BiayaEkaputra Sananto
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Dadang Solihin
 
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahMembangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityPaper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityYudo Devianto
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulan
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulanMeta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulan
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulanWahyuMustajab2
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...naim muhammad
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Yudiwid
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 

Similar to IFI-INDEKS (20)

Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
 
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...
Artikel sim PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ...
 
Proposal metlit
Proposal metlitProposal metlit
Proposal metlit
 
01 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V001 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V0
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi PembangunanPenyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
 
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi BiayaDampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
Dampak Peraturan Capital Requirements Terhadap Efisiensi Biaya
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009
 
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan DaerahMembangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
Membangun Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah
 
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityPaper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Paper Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulan
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulanMeta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulan
Meta Analisis metode pembelajaran dan kesimpulan
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sarana Akuntabilitas dan Transparansi Keuang...
 
Studi kasusaps
Studi kasusapsStudi kasusaps
Studi kasusaps
 
Penggunaan statistika dalam teknik
Penggunaan statistika dalam teknikPenggunaan statistika dalam teknik
Penggunaan statistika dalam teknik
 
Validitas penulisan
Validitas penulisanValiditas penulisan
Validitas penulisan
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
 
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja PembangunanTeknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
Teknik Penyusunan Kriteria dan Indikator Kinerja Pembangunan
 

Recently uploaded

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 

Recently uploaded (20)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 

IFI-INDEKS

  • 1. Dosen Pengampu : Dr. Sunaryati, SE, M.Si Oleh : Indika Farhatunnada_19208012039 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Review Jurnal “A FINANCIAL INCLUSION INDEX FOR INDONESIA” Hilman Hanivan dan Nasrudin Nasrudin Bulletin of Monetary Economics and Banking, Vol. 22, No. 3 (2019), pp. 351 - 366 1
  • 2. 2 INTRODUCTION Inklusi keuangan dianggap sebagai landasan dalam pembangunan ekonomi suatu negara, dan menjadi faktor penting dalam memenuhi beberapa tujuan pembangunan secara kelanjutan, seperti mengentaskan kemiskinan dan membantu dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi. (Burgess dan Pande, 2005; Beck et Jovanovic (1990). Indonesia pada tahun 2017, 48% dari populasi orang dewasa memiliki akun di lembaga keuangan. Jumlah ini lebih rendah daripada di negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (85%), Thailand (82%), India (80%), Kenya (82%), Sri Lanka (74%), dan Afrika Selatan ( 69%) . - World Bank’s Global Findex database Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
  • 3. 3 Beberapa alasan yang mencegah seseorang untuk memiliki akun keuangan: 1) 72,13% Terkendala dana yang tidak mencukupi 2) 32,96% Terkendala jarak yang jauh 3) 31,74% Terkendala biaya yang mahal 4) 29,20% Karena beberapa sanak keluarga sudah memilikinya 5) 26,39% Karena kurangnya dokumen yang diperlukan 6) 8,04% Karena kurangnya kepercayaan terhadap Lembaga keuangan 7) 5,24% Karena alasan agama atau kepercayaan 8) 1,69% karena tidak memerlukan jika untuk pelayanan keuangan saja Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
  • 4. 4 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jadi, ada problem dari penelitian terdahulu, adalah alokasi bobot yang sama untuk setiap dimensi inklusi keuangan Ummah dan Nuryatono (2013) Membuat indeks inklusi keuangan menggunakan data panel beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Dengan asumsi bahwa masing-masing dimensi terdiri dari bagian yang sama persis dari peran dalam menentukan inklusi keuangan, mereka menggunakan bobot yang sama dalam analisis empiris mereka Ummah et al. (2015) Menetapkan bobot yang sama untuk menyusun indeks inklusi keuangan menggunakan data panel 33 provinsi di Indonesia. Dalam kumpulan data mereka, batas bawah setiap dimensi ditentukan sebelumnya sebagai nol, sedangkan batas atas setiap dimensi didefinisikan sebagai nilai maksimum dari data empiris Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu Sanjaya dan Nursechafia (2016) Menyusun indeks inklusi keuangan menggunakan data panel 33 provinsi di Indonesia dari 2008 hingga 2014. Penelitian mereka juga menerapkan bobot yang sama. Umar (2017) Memberikan bobot yang sama untuk menyusun indeks inklusi keuangan Syariah di Indonesia. Lantas, seberapa akurat peneliti dapat mengukur inklusifitas keuangan?
  • 5. 5 Cámara dan Tuesta (2014), Berpendapat bahwa pembobotan sewenang-wenang dalam proses membangun indeks komposit untuk mengukur inklusi keuangan tersebut masih dipertanyakan dan bahwa pilihan bobot eksogen tidak memiliki kekuatan ilmiah. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) (2008), Bobot pada dasarnya adalah seperangkat penilaian nilai. Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Di sisi lain, bobot yang sama menyiratkan bahwa semua variabel memainkan peran yang sama dalam indikator komposit Next…
  • 6. 6 Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pembangunan indeks inklusi keuangan bobot multidimensi di Indonesia. Menggunakan dua tahap Principal Component (PC) Analysis (PCA), peneliti menemukan indeks ini membaik pada indeks inklusi keuangan Indonesia yang ada dengan cara yang mungkin untuk menghilangkan subjektivitas atau pengenaan pada bobot. Next.. Ini karena bobot masing-masing indikator / dimensi diperoleh dari estimasi statistik dari data empiris, yang pada gilirannya juga dapat menunjukkan apakah masing- masing dimensi memiliki bobot yang sama, atau adanya dominasi dari bobot tertentu Selain itu, pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis yang lebih dalam di tingkat sub-indeks (tingkat dimensi), karena peneliti juga memperkirakan bobot masing-masing indikator di setiap dimensi Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
  • 7. 7 METHODOLOGY AND DATA Metodologi yang digunakan untuk membangun indeks inklusi keuangan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada OECD (2008), dimana untuk membangun indikator komposit melibatkan beberapa langkah, diantaranya: 1. • Peneliti mengembangkan kerangka teori, di mana peneliti mendefinisikan apa yang diukur dengan indikator komposit 2. • Pemilihan variabel. Variabel harus dipilih berdasarkan relevansinya dengan fenomena yang diukur. 3. • Mempertimbangkan standardisasi data, dengan mengadopsi transformasi distribusi normal 4. • Pembobotan, yang diperkirakan secara endogen melalui PCA dua tahap. Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Setelah mendapatkan indeks, peneliti menghubungkan indeks itu dengan variabel ekonomi makro untuk menguji validitas atau kekuatan penjelas dari indeks yang dimiliki saat pengambilan informasi tentang tingkat inklusifitas keuangan di Indonesia.
  • 8. 8 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga A. Index Construction Peneliti mengadaptasi dimensi inklusi keuangan yang didefinisikan oleh Sarma dan Pais (2011), Akses (Access)1 • Mengukur penetrasi jasa keuangan di masyarakat. Ketersediaan (Availability)2 • Menggambarkan betapa mudahnya layanan perbankan digunakan oleh penggunanya Pemakaian (Usage)3 • Mengantisipasi kemungkinan pengamatan, dengan banyaknya orang yang memiliki akun tetapi membuat pemanfaatan produk perbankan sangat rendah.  Jumlah rekening bank per 1.000 orang dewasa  jumlah kartu debit per 1.000 orang dewasa  jumlah kartu kredit per 1.000 orang dewasa  jumlah akun uang elektronik per 1.000 orang dewasa dalam populasi Indikator  Menyertakan jumlah cabang bank komersial dan ATMS per 100.000 orang dewasa Indikator  Kredit domestik ke sektor swasta sebagai persentase dari produk domestik bruto triwulanan nominal (PDB)  Jumlah transaksi per kartu debit  Jumlah transaksi per kartu kredit Indikator
  • 9. 9 Peneliti mengumpulkan data bulanan untuk setiap indikator dari Januari 2012 hingga Desember 2018, karena kendala data, peneliti memperoleh pengamatan selama 84 bulan. Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Next,,, Waktu Semua data berasal dari Bank Indonesia. Sumber Data Pendekatan PCA Dua Tahap 1. Memperkirakan skor tiga dimensi (sub-indeks) yaitu: akses, ketersediaan, dan penggunaan - dan bobot masing-masing indikator 2. Memperkirakan keseluruhan indeks inklusi keuangan dan bobot setiap dimensi.
  • 10. 10 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Result A. Hasil Estimasi Hasil estimasi Analisis Principal Components (PC) tahap pertama dalam membangun semua dimensi : Kolom 1 nama variabel Kolom 2, 3, 4, dan 5 vektor pemuatan setiap PC. Kolom 6 adalah bobot dinormalisasi Dimensi Akses (Access)1 •Kartu Kredit memilki bobot paling besar (0,2869). Maka, kartu kredit adalah indikator terpenting dalam mengarahkan dimensi akses. Bobotnya cenderung merata, tanpa indikator mendominasi bobotnya. Dimensi Ketersediaan (Availability)2 •Kedua indikator memiliki bobot yang relatif sama, meskipun bobot ATMS (0,5091) sedikit lebih besar daripada cabang (0,4909). Dimensi Pemakaian (Usage)3 •Transaksi Kredit memiliki bobot terbesar (0,4441), diikuti oleh Credit-to-GDP (0,3513) dan transaksi debit (0,2046). Karena itu, penting untuk memperhitungkan transaksi kredit dalam menentukan dimensi penggunaan inklusi keuangan
  • 11. 11 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Next,,, Tabel tentang varian kumulatif yang dijelaskan oleh komponen PCA pada tahap pertama ; Kolom 1 komponen utama (PC). Kolom 2 porsi varian total yang dikandung oleh setiap PC. Kolom 3 varian kumulatif untuk setiap penambahan PC. Dimensi Akses (Access)1 •PC pertama menjelaskan 80,43% dari total varians. Komponen pertama juga tercatat memiliki kontribusi dari semua indikator. Berarti bahwa memiliki kartu kredit juga bisa mewakili bidang inklusi keuangan yang lebih luas Dimensi Ketersediaan (Availability)2 •PC pertama sudah mengandung 98,21% dari total variasi, dapat dikatakan bahwa kedua indikator, cabang dan ATMS benar-benar mengukur struktur laten yang sama dalam inklusi keuangan. Dimensi Pemakaian (Usage)3 •PC pertama hanya menyumbang 58,82% dari total varians. •Selain itu, perlu dicatat bahwa transaksi kredit dan credit-to-GDP cenderung memiliki pembebanan positif yang serupa di komponen pertama, sementara transaksi debet memiliki pembebanan negatif yang sangat kecil. Sebaliknya, pemuatan transaksi debit tertinggi dan mendominasi di komponen kedua, di mana dua komponen lainnya ditemukan memiliki muatan kecil. •Hasil ini menunjukkan bahwa transaksi debit mungkin mengukur struktur laten yang berbeda dari yang diukur oleh dua indikator lainnya.
  • 12. 12 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Next,,, Tabel tentang Hasil estimasi analisis PC tahap pertama dalam membangun Indeks Inklusi Keuangan (Index of Financial Inclusion). Kolom 1 adalah nama dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel grand latent IFI. Kolom 2, 3, dan 4 adalah vektor pemuatan setiap PC. Kolom 5 berisi bobot dinormalisasi yang diperhitungkan untuk setiap dimensi dalam mendefinisikan IFI.  Dimensi Usage memiliki bobot terbesar dalam menentukan IFI (0,3680), diikuti oleh Availability (0,3179) dan Access (0,3141).  Temuan ini menyiratkan bahwa Usage adalah dimensi atau sub-indeks yang paling penting dalam menentukan indeks inklusi keuangan untuk Indonesia.  Hasil estimasi ini juga menyiratkan bahwa harus ada penyesuaian bobot untuk setiap dimensi dalam membangun indeks untuk pengambilan informasi yang berbasis empiris.  jika bobot digunakan dalam proses pengindeksan itu sama, mungkin tidak dapat diambil informasi yang berbasis empiris yang diperhitungkan di setiap dimensi
  • 13. 13 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Next,,, • komponen pertama sudah mengandung 89,07% dari total variasi dan tiga dimensi memberikan kontribusi yang relatif merata. • Ini menunjukkan bahwa ketiga indikator ini mengukur struktur laten yang sama. • Namun demikian, Usage juga mengalokasikan sebagian informasinya ke PC kedua, sehingga Usage berkontribusi pada keseluruhan IFI melalui PC pertama dan kedua, yang merupakan cara Usage untuk memperoleh kepentingannya dalam mendefinisikan inklusi keuangan. Tabel ini tentang varians kumulatif yang dijelaskan oleh komponen Analisis PC pada tahap kedua untuk Indeks Inklusi Keuangan. Kolom 1 berisi PC. Kolom 2 berisi porsi total varians yang dikontribusikan oleh setiap PC. Kolom 3 berisi varians kumulatif untuk PC tambahan.
  • 14. 14 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga B. Beberapa Rincian Perhatikan bahwa IFI dan tiga dimensi (Access, Availability, Usage) dinormalisasi untuk visualisasi data yang lebih baik. Bagan garis menunjukkan bahwa IFI memiliki tren positif, yang menyiratkan bahwa perwujudan inklusi keuangan di Indonesia telah meningkat selama tujuh tahun terakhir. Namun, selama kemajuan positif secara keseluruhan, fluktuasi tidak mungkin untuk dihindari. Untuk memperkaya analisis skor IFI dan dimensinya, Gambar 2 disediakan. Gambar ini menyediakan grafik garis Indeks bulanan Inklusi Keuangan Indonesia yang diperoleh dari PCA tahap kedua dari Januari 2012 hingga Desember 2018.
  • 15. 15 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Next,,, November 2012, dimensi Access menghadapi penurunan paling signifikan atas sampel data kami, yang disebabkan oleh penurunan 4,7% kartu kredit. Hal ini sebagian disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (2012: Q4) tentang kelayakan pemegang kartu kredit, yang dibuat lebih ketat. Agustus 2013, IFI menurun sekitar 0,1361 poin, yang bertepatan dengan penurunan Usage 0,3325 poin, bersama dengan penurunan Access 0,04 dan peningkatan Availability 0,0273. Selain itu, penurunan Usage juga bertepatan dengan penurunan 10,9% dalam transaksi debit dan penurunan 8,89% dalam transaksi kredit. IFI, naik secara signifikan pada Desember 2013. Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan di semua dimensi. Kinerja dimensi Access disebabkan oleh kartu uang elektronik (dengan pertumbuhan 25% dalam kartu e-money). Dimensi Usage ditingkatkan karena efek musiman: Desember dianggap sebagai musim permintaan tinggi ketika pengeluaran juga tinggi. Maret 2014, IFI meningkat sekitar 0,1845 poin, salah satu peningkatan terbesar dalam catatan. Kemajuan positif juga bertepatan dengan peningkatan Usage 0,419 poin, yang juga merupakan salah satu peningkatan terbesar dalam catatan, meskipun Access menurun sebesar 0,0321 poin pada saat yang sama, sementara Availability stabil. April 2016, meskipun Availability mengalami peningkatan 0,0845-point dan Access menunjukkan peningkatan moderat, IFI turun sekitar 0,1510 poin. Semua dimensi inklusi keuangan di Indonesia telah meningkat.
  • 16. 16 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga C. Hubungan Dengan Indikator Ekonomi Makro Peneliti menghubungkan IFI ke beberapa indikator ekonomi makro dengan menghitung koefisien korelasi Pearson untuk menguji validasi atau kekuatan indeks. Tabel ini memberikan gambaran singkat tentang hubungan antara ukuran inklusi finansial dan indikator ekonomi makro menggunakan analisis korelasi Pearson. Kolom 1 Variabel makroekonomi Kolom 2 koefisien korelasi pearson yang diperoleh Korelasi negatif yang kuat (-0.8956) antara IFI dan tingkat kemiskinan. Hubungan negatif ini dikaitkan dengan inklusi keuangan yang menyediakan akses lebih besar ke layanan keuangan, memungkinkan orang untuk memperlancar konsumsi mereka dan untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Korelasi negatif yang kuat (-0,8484) antara IFI dan rasio Gini, Hubungan negatif ini dikaitkan dengan penurunan ketimpangan pendapatan dengan meningkatkan inklusi keuangan karena lebih banyak orang di strata pendapatan yang lebih rendah mendapatkan akses ke layanan keuangan. Korelasi positif yang kuat diamati antara IFI dan PDB per kapita (0,8696) dan antara IFI dan indeks pembangunan manusia (0,8845). Pesan utama dari analisis korelasi ini adalah bahwa keempat agregat ekonomi makro berkorelasi dengan IFI secara bivariat. Tanda korelasi secara teoritis konsisten dengan harapan; yaitu, langkah-langkah kemiskinan berkorelasi negatif, sedangkan langkah- langkah pendapatan / pembangunan berkorelasi positif. Dari sini, penliti menyimpulkan bahwa IFI adalah ukuran inklusifitas finansial yang cukup bagus.
  • 17. 17 Magister Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Conclution Studi ini berkaitan dengan inklusifitas keuangan Indonesia. Beberapa upaya telah dilakukan untuk membangun indeks inklusifitas finansial untuk Indonesia; namun, Peneliti mempertanyakan bobot yang sama yang diberikan pada semua dimensi inklusivitas dan mengusulkan memperkirakan bobot spesifik secara empiris, berdasarkan data. Oleh karena itu peneliti membuat indeks inklusifitas keuangan Indonesia. Analisis peneliti menunjukkan bahwa di luar Usage, Access, dan Availability (tiga dimensi yang secara populer dipertimbangkan dalam literatur ini) dengan bobot sekitar 37%. Peneliti menyimpulkan dengan mengembangkan koneksi antara indeks dan data ekonomi makro lainnya Peneliti menunjukkan bahwa korelasi antara indeks dan ukuran kemiskinan (tingkat kemiskinan dan rasio Gini) bersifat negatif, dan antara indeks dan ukuran pendapatan / pembangunan bersifat positif, semua secara statistik berbeda dari nol. Secara keseluruhan, ada dukungan yang menunjukkan bahwa inklusivitas keuangan memiliki hubungan ekonomi dengan seluruh perekonomian. Penliti menyimpulkan bahwa IFI adalah ukuran inklusifitas finansial yang cukup bagus.