SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
MODULPELAYANAN PUBLIK DIGITAL
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
2019
Hak Cipta © Pada:
Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2019
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197
Fax. (62 21) 3800188
PELAYANAN PUBLIK DIGITAL
Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
TIM PENGARAH SUBSTANSI:
1. Dr. Adi Suryanto, M.Si
2. Dr. Muhammad Taufiq, DEA
3. Erna Irawati, S.Sos., M.Pol., Adm
TIM PENULIS MODUL:
1. Ismayanti, DFM., DEA;
2. Annisa Nurul Aini Firdaus, S.Psi, MBA
REKA CETAK : ......
COVER : ....
Jakarta – LAN – 2019
ISBN: ........
i
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
KATA PENGANTAR
Arah pembangunan SDM Aparatur ditujukan pada SDM
Aparatur yang memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN,
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Selain itu, pembangunan SDM juga
diarahkan agar mampu beradaptasi terhadap perubahan
global yang sangat dinamis. Oleh karena itu, penyiapan SDM
Aparatur ke depan harus diarahkan pada peningkatan daya
saing yang komprehensif baik terkait penguatan teknologi,
infrastruktur, dan sistem, maupun penguatan terhadap
penguasaan pengetahuan, networking, dan kolaborasi. Kunci
keberhasilan dari semua unsur tersebut terletak pada
kualitas sumber daya manusia yang akan berperan sebagai
penggerak utamanya.
Perubahan mendasar yang saat ini sedang terjadi di
dunia yaitu Revolusi Industri 4.0 dimana teknologi informasi
menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
sehari-hari juga membawa pengaruh terhadap
pengembangan kompetensi ASN. Perkembangan teknologi
informasi mengubah business process di segala bidang dan
menjadikan kegiatan yang semula dilakukan secara manual
dapat dilakukan melalui teknologi informasi. Dalam dunia
bisnis, pelaku usaha tidak perlu memiliki modal yang
berwujud untuk dapat memulai sebuah bisnis sedangkan
dari konsumen segala transaksi dapat dilakukan melalui
online. Untuk berbelanja, orang tidak perlu datang ke
supermarket untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan,
namun dengan berbagai aplikasi, barang yang dibutuhkan
tersebut dapat diantarkan langsung kedepan pintu rumah.
Demikian juga dengan pembelajaran, orang tidak perlu
datang ke tempat pelatihan, namun tetap dapat mengikuti
ii
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
pembelajaran melalui model pembelajaran e-learning. Hal ini
tentu membawa pengaruh perubahan mindset dalam
pengembangan kompetensi ASN dimana pembelajaran jarak
jauh melalui e-learning menjadi hal yang tidak dapat
dihindarkan. Wajah kediklatan yang terjadi diperkaya
dengan perubahan businessprocess dari manual ke online
yang mengubah sistem kediklatan lama yang lebih
mengutamakan pembelajaran tatap muka dan di dalam kelas
menjadi pembelajaran mandiri, jarak jauh dan tidak di dalam
kelas.
Lembaga Administrasi Negara sebagai Instansi
Pembina Pelatihan harus melakukan berbagai penyesuaian
sesuai dengan tuntutan zaman. Memenuhi tuntutan tersebut
maka perubahan mendasar dalam penyiapan kompetensi
bagi Pejabat Pengawas telah dilakukan oleh Lembaga
Administrasi Negara melalui perubahan kurikulum dan
bahan ajar.
Akhir kata, kami atas nama Lembaga Administrasi
Negara, mengucapkan terima kasih kepada tim penulis yang
telah meluangkan waktu dan pikiran sehingga bahan ajar ini
dapat hadir di tengah-tengah Bapak dan Ibu peserta
pelatihan. Kami berharap bahan ajar ini dapat menjawab
tuntutan pembelajaran dan membawa manfaat bagi
pembacanya. Namun demikian, kami menyadari bahwa
bahan ajar ini masih jauh dari sempurna, maka kami
membuka lebar terhadap masukan dan saran perbaikan atas
isi bahan ajar ini.
Demikian,selamat membaca. Semoga bermanfaat.
iii
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
BAB I .......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................2
B. Deskripsi Singkat .....................................................................................................2
C. Tujuan Pembelajaran.............................................................................................3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ............................................................3
BAB II......................................................................................................................................5
KONSEP DAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT.....................................................5
DALAM PELAYANAN PUBLIK....................................................................................5
A. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik .............................................................5
B. E-Government sebagai Langkah untuk Mencapai efektifitas
Pelayanan Publik...............................................................................................................9
C. Kebijakan E-Government dalam Pelayanan Publik.............................11
BAB III................................................................................................................................. 15
JENIS-JENIS PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TI .......................................... 15
A. Publikasi ....................................................................................................................15
B. Interaksi.....................................................................................................................17
C. Transaksi...................................................................................................................18
BAB IV................................................................................................................................. 20
KOMPONEN UTAMA PENGEMBANGAN PELAYANAN PUBLIK
BERBASIS TI..................................................................................................................... 20
A. Kebijakan...................................................Error! Bookmark not defined.
B. Kelembagaan...........................................Error! Bookmark not defined.
C. Infrastruktur............................................Error! Bookmark not defined.
D. Aplikasi.......................................................Error! Bookmark not defined.
E. Perencanaan ............................................Error! Bookmark not defined.
1
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan tujuan
pembelajaran tercapai dengan baik, dianjurkan untuk
melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat semua materi yang ada dan pahami
tujuan pembelajaran yang tertera pada setiap awal bab, apabila
terdapat hal-hal yang kurang jelas dapat dilakukan tanya jawab
dengan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas;
2. Cobalah untuk mengerjakan latihan dan evaluasi yang ada
pada setiap akhir bab pada modul ini;
3. Bentuklah kelompok diskusi untuk membahas materi-materi
tertentu dan studi kasus yang diberikan untuk memperdalam
pemahaman materi;
4. Untuk memperluas wawasan, disarankan untuk mempelajari
bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada daftar
pustaka di akhir modul ini;
5. Kaitkan materi yang diperoleh dengan kondisi lingkungan
kerja dan coba rencanakan implementasinya bila diperlukan.
2
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik di Indonesia adalah suatu bahasan yang selalu
menarik untuk diperbincangkan. Hal ini dikarenakan pelayanan
publik yang selama ini berlangsung di Indonesia masih belum
bisa dikatakan memuaskan jika dilihat dari berbagai masalah
yang ada di dalam proses pelayanan publik. Hal tersebut dapat
terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat sebagai pihak yang
menerima pelayanan. Langkah perbaikan pelayanan publik
dinilai masih lambat dan tidak dapat mengikuti ekspektasi
masyarakat yang terus meningkat seiring dengan kemajuan
teknologi informasi.
Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi
telah melahirkan model pelayanan publik yang dilakukan
melalui e-government. Pelayanan pemerintah yang birokratis
dan terkesan kaku, dengan pemanfaatan e-government menjadi
lebih fleksibel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. E-
government menawarkan pelayanan publik yang dapat diakses
sepanjang waktu, kapanpun dan dari manapun masyarakat
berada. E-government juga memungkinkan pelayanan publik
tidak dilakukan secara face-to-face sehingga pelayanan menjadi
lebih efisien.
B. Deskripsi Singkat
Modul Pelayanan Publik Digital membekali peserta dengan
kemampuan memahami dan mengauasai konsep dan praktik
pelayanan publik digital.
3
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan
mampu menjelaskan konsep dan praktik pelayanan publik
digital.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat:
a. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik
digital;
b. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis
teknologi informasi dan komunikasi;
c. Menjelaskan komponen utama pengembangan
pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan
komunikasi; dan
d. Menjelaskan tantangan implementasi pelayanan public
digital.
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Mengacu pada tujuan pembelajaran di atas, materi pokok dan
sub materi pokok untuk mata pelatihan Pelayanan Publik Digital
ini adalah :
1. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik Digital
a. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik
b. E-government sebagai Langkah untuk Mencapai Efektifitas
Pelayanan Publik
c. Kebijakan terkait Pelayanan Publik Digital
2. Jenis-Jenis Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi
a. Publikasi
b. Interaksi
4
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
c. Transaksi
3. Komponen Utama Pengembangan Pelayanan Publik Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Faktor-Faktor Pendorong
b. Elemen Sukses dalam Penerapan Konsep Digitalisasi
Sektor Publik
4. Tantangan Implementasi Pelayanan Publik Digital
a. Kepemimpinan
b. Kebijakan
c. Infrastruktur Telekomunikasi
d. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan IT oleh Pemerintah
e. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah
f. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah
g. Ketersediaan Dana dan Anggaran
h. Perangkat Hukum
i. Perubahan Paradigma
5
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
BAB II
KONSEP DAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT
DALAM PELAYANAN PUBLIK
Indikator Keberhasilan:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat
menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik digital.
A. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan amanah yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Negara
memiliki kewajiban melayani setiap warga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
rangka pelayanan umum dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (PAN) nomor 63 tahun 2003 tentang Pedoman
umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, tertuang bahwa
pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam bentuk barang
dan atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Saat ini penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan
oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan,
terutama yang menyangkut pemenuhan hak dan kebutuhan
dasar masyarakat, kinerjanya masih belum seperti yang
diharapkan. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah masih menyisakan pengaduan atau keluhan baik
dari masyarakat maupun dunia usaha. Hal yang dikeluhkan ialah
menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang
berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang
akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan
prasaran pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian baik
6
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
dari segi hukum, waktu dan biaya serta masih dijumpainya
praktek pungutan liar serta tindakan -tindakan yang
berindikasikan penyimpangan dan KKN (Kemenpan).
Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi apabila pemerintah
baik itu Kementerian/Lembaga/Daerah patuh pada kewajiban
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana yang
telah ditetapkan pada Undang-Undang pelayanan Publik.
Ombudsman pada tahun 2018 melakukan penilaian kepatuhan
terhadap kewajiban penyelenggara pelayanan publik. Hasil
penilaian diklasifikasikan dengan menggunakan traffic light
system diman zona merah mengindikasikan tingkat kepatuhan
rendah, zona kuning mengindikasikan tingkat kepatuhan sedang
dan zona hijau mengindikasikan zona kepatuhan tinggi. Untuk
kategori Kementerian tidak terdapat Kementerian yang
memperoleh predikat kepatuhan rendah namun masih terdapat
44 % Kementerian yang mendapat predikat kepatuhan sedang.
Untuk kategori Lembaga, masih terdapat 25% Lembaga
mendapat predikat kepatuhan rendah dan 50% Lembaga
mendapat predikat kepatuhan sedang. Untuk Kategori Provinsi,
masih terdapat 12% Provinsi mendapat predikat kepatuhan
rendah dan 25% Provinsi mendapat predikat kepatuhan sedang.
Untuk Kategori Kota, masih terdapat 18% Kota mendapat
predikat kepatuhan rendah dan 45% Kota mendapat predikat
kepatuhan sedang. Dan untuk Kabupaten, masih terdapat 24%
Kabupaten mendapat predikat kepatuhan rendah dan 44%
Kabupaten mendapat predikat kepatuhan sedang.
7
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Gambar 1.1
Potret terkait keluhan dan tingkat kepatuhan pelayanan publik
tersebut menggambarkan masih terdapat ketidakefektifan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sehingga belum
memenuhi harapan dari masyarakat. Hal tersebut juga
bertentangan dengan sebagaimana yang diatur pada Undang-
Undang Pelayanan Publik. Dalam Undang-Undang no 25 tahun
2009, penyelenggaraan pelayanan publik harus berlandaskan
pada asas kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak,
keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
Zona
Hijau
56%
Zona
Kuning
44%
Kementerian
Zona
Merah
25%
Zona
Kuning
50%
Zona
Hijau
25%
Lembaga
Zona
Merah
12%
Zona
Kuning
25%
Zona
Hijau
63%
Provinsi
Zona
Merah
18%
Zona
Kuning
45%
Zona
Hijau
37%
Kota
Zona
Merah
24%
Zona
Kuning
44%
Zona
Hijau
32%
Kabupaten
8
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan,
akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan, ketepatan waktu serta kecepatan, kemudahan dan
keterjangkauan.
Upaya pencapaian efektifitas dalam pelayanan publik, dapat
ditempuh dengan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu.
Sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses
pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis pelayanan yang
dilakukan secara terintegrasi dalam satu tempat baik secara
fisik maupun yang dilakukan dengan memadukan pelayanan
secara elektronik. Sejalan dengan asas penyelenggaraan publik,
tujuan dari penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu ialah:
1. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
masyarakat
2. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat
3. Memperpendek proses pelayanan
4. Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti dan terjangkau
5. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
memperoleh pelayanan
Upaya peningkatan efektifitas pelayanan publik melalui
pelayanan terpadu telah dimulai sejak 2010 yaitu saat
pemerintah memperkenalkan Pelayanan Terpadu Satu Atap
(PTSA) yang dikenal sebagai generasi pertama layanan terpadu
di Indonesia. Kemudian berevolusi menjadi Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) yang merupakan generasi kedua. Yang saat ini
sedang dikembangkan oleh pemerintah dan merupakan
generasi pelayanan terpadu ketiga yaitu Mal Pelayanan Publik
(MPP). MPP dinilai sebagai langkah pembaharuan bagi system
pelayanan publik di Indonesia. Pelayanan pada MPP
dikombinasikan dengan teknologi informasi sebagai jawaban
atas tantangan revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang
dihadapi dunia.
9
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
B. E-Government sebagai Langkah untuk Mencapai efektifitas
Pelayanan Publik
Sebagai manusia, kita dituntut untuk mampu beradaptasi
dengan setiap perubahan. Perubahan merupakan sesuatu yang
mutlak tanpa terkecuali jika tidak ingin kehilangan peluang di
masa yang akan datang. Konsep tersebut tidak hanya berlaku
pada individu namun juga berlaku pada pemerintah. Birokrasi
pemerintah perlu terus melakukan perubahan dan pembenahan
dalam melakukan tugasnya yaitu memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat.
Dalam merespon perubahan global, tidak hanya teknologi saja
yang semakin maju, namun masyarakat juga menjadi semakin
modern. Pengguna internet di Indonesia naik 82% dari 72.7 juta
pengguna di tahun 2015 menjadi 132.7 juta di tahun 2018 (We
are social). Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia mulai meninggalkan cara konvensional dalam
meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dalam menjalankan
aktivitasnya seperti mencari informasi atau mendapatkan
pelayanan.
Kecepatan dan ketepatan menjadi unsur penting dalam segala
aspek kehidupan termasuk dalam urusan yang berhubungan
dengan pemerintahan. Oleh karena itu, digitalisasi tata kelola
pemerintahan menjadi langkah nyata reformasi birokrasi dalam
mewujudkan pemerintahan yang adaptif terhadap
perkembangan dan kebutuhan stakeholdernya. Dengan adaptasi
pelayanan publik ke bentuk digital dan virtual maka proses dan
tata kelola pemerintah menjadi lebih strategis dalam mencapai
good governance. Dimana pemerintah menghadirkan pelayanan
Change is the law of life. And Those who look only to
the past or the present are certain to miss the future.
(John F. Kennedy)
10
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
publik yang berkualitas, menopang pembangunan berkelanjutan
serta menjawab harapan masyarakat.
Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila
masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan
prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan.
Keberhasilan meningkatkan efektifitas pelayanan umum
dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Penerapan digitalisasi tata kelola atau dikenal
dengan istilah e-government bagi penyelenggaraan negara
bukan lagi suatu pilihan namun merupakan suatu keharusan.
Secara konseptual, konsep dasar dari e-Government sebenarnya
adalah bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik (e-
service), seperti melalui internet, jaringan telepon seluler dan
komputer, serta multimedia. Melalui pengembangan e-Gov ini,
maka sejalan dengan itu dilakukan pula penataan system
manajemen informasi dan proses pelayanan publik dan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (rusli dalam Holle, 2011).
E-government didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi yang mempunyai kemampuan untuk
mentransformasi hubungan dengan warga negara, para pebisnis
dan Lembaga pemerinta yang lain.
Secara umum e-Government didefinisikan sebagai
pemerintahan elektronik (juga disebut digital government,
online government atau transformational government). Yang
ditandai dengan penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi
warganya, kalangan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan
dengan pemerintah. E-Government dapat di aplikasikan pada
legislative, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan
publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model
penyampaian utama adalah Government to Citizen atau
Government to Customer (G2C), Government to Business (G2B)
serta Government to Government (G2G). Keuntungan yang
11
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan
efisiensi, kenyamanan serta aksesibilitas yang lebih baik dari
pelayanan publik.
Dua negara besar yang terdepan dalam mengimplementasikan
konsep e-Government, yaitu Amerika dan Inggris secara jelas
dan terperinci menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan
diterapkannya konsep e-Government bagi suatu negara, antara
lain:
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para
pemangku kepentingannya. Terutama dalam hal kinerja
efektifitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan
bernegara;
2. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan
konsep Good Corporate Governance;
3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi
dan interaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun
pemangku kepentingannya untuk keperluan sehari-hari;
4. Memberi peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan
sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya
dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat
secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan
yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global
dan trend yang ada; dan
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai
mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai
kebijakan publik secara merata dan demokratis.
C. Kebijakan terkait Pelayanan Publik Digital
Menjawab tantangan dunia menghadapi revolusi industri 4.0 ini,
penerapan e-government dalam penyelenggaraan negara akan
bermuara pada peningkatan kualitas layanan publik seperti
yang diidam-idamkan oleh masyarakat. Implementasi e-
12
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
government akan menekan praktik kecurangan dalam birokrasi,
seperti pungutan liar, suap menyuap bahkan KKN. Seiring
dengan harapan dan tuntutan masyarakat dalam hal
peningkatan pelayanan publik, maka menjadi tanggung jawab
pemerintah dalam membangun kepercayaan masyarakat atas
pelayanan publik yang dilakukan.
Upaya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat mulai serius
digalakkan secara nasional. Termasuk dibuatnya kebijakan-
kebijakan yang mendorong dan mengarahkan pada percepatan
pemanfaatan teknologi digital dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Walaupun sebenarnya embrio kebijakan
pemanfaatan teknologi digital itu sendiri bukan barang baru di
tanah air termasuk di kalangan birokrasi pemerintah. Hal ini
dapat dilihat dari kebijakan terkait yang sebenarnya telah ada
sejak lama. Berikut adalah beberapa kebijakan sebagai bentuk
upaya pemerintah dalam merealisasikan pelayanan publik
berbasis digital:
1. Undang-Undang Dasar 1945
Pada pasal 28F disebutkan bahwa setiap orang berhak
untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
2. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003
Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-governmentsebagai
upaya untuk mendukung penerapan e-government dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dan menciptakan good governance. Kebijakan
ini juga sudah dilengkapi dengan begbagai panduan terkait
e-government seperti Panduan Pembangunan Infrastruktur
Portal Pemerintah, Panduan Manajemen Sistem Dokumen
Elektronik Pemerintah, Pedoman tentang Penyelenggaraan
Situs Web Pemerintah Daerah dan lainnya yang menjadi
13
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
acuan bagi penyelenggara e-government di pusat dan
daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
Dukungan terhadap pelayanan publik dengan pemanfaatan
teknologi informasi juga muncul pada Peraturan Pemerintah
Nomor 96 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam
rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk
pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem
pelayanan terpadu dengan memadukan beberapa jenis
pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi dalam satu
tempat fisik maupun virtual secara elektronik.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik (PSTE).
Kedua peraturan ini terkait dengan standarisasi sistem
elektonik. Sistem pelayanan publik secara online diatur
dalam UU ITE dan PP PSTE, yaitu kewajiban untuk
menggunakan sistem yang andal dan sistem yang laik yang
dibuktikan melalui sertifikasi.
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Informasi
Pelayanan Publik Nasional
Peraturan ini merupakan dasar peluncuran aplikasi SIPPN
oleh Kementerian PAN dan RB. Aplikasi ini dimaksudkan
sebagai wadah informasi pelayanan publik semua instansi
penyelenggaran pelayanan publik secara nasional mulai dari
pemerintah daerah, kementerian/lembaga, lembaga non
struktural dan BUMN/BUMD. Namun peran strategis SIPPN
masih belum optimal karena belum semua
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melakukan
input data informasi pelayanan publik masing-masing
instansinya ke aplikasi SIPPN tersebut.
14
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
6. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintah Berbasis Elektronik
Yang paling baru, kehadiran peraturan presiden no 95 tahun
2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) merupakan babak baru bagi tata kelola atau
manajemen pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan
kebijakan tersebut, seluruh instansi pemerintah wajib
menerapkan SPBE atau yang lebih dikenal dengan e-
government. Penerapan SPBE ditujukan untuk mewujudkan
proses kerja yang efektif dan efisien serta meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi.
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti
Anda telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika
Anda masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai
materi yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan
kesalahan dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka
disarankan Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih
intensif dengan membaca ulang materi, membaca bahan
referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga
dengan sesama peserta diklat lainnya
15
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
BAB III
JENIS-JENIS PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Indikator Keberhasilan:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat
mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis
teknologi infomasi dan komunikasi.
Dalam implementasi pelayanan publik berbasis teknologi
informasi, terdapat beragam tipe pelayanan yang ditawarkan oleh
pemerintah kepada masyarakatnya. Salah satu cara
mengkategorikan jenis-jenis pelayanan tersebut adalah dengan
melihatnya dari dua aspek utama, yaitu aspek kompleksitas dan
aspek manfaat.
Aspek kompleksitas yaitu yang menyangkut seberapa rumit
anatomi sebuah aplikasi e-governmnet yang ingin dibangun dan
diterapkan. Sedangkan aspek manfaat yaitu yang menyangkut
hal-hal yang berhubungan dengan besarnya manfaat yang
dirasakan oleh para penggunanya. Berdasarkan dua aspek
tersebut, maka jenis pelayanan publik berbasis teknologi
informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis utama yaitu publikasi,
interaksi dan transaksi (Indrajit, 2003). Masing-masing akan
dibahas lebih lanjut pada bab ini.
A. Publikasi
Jenis ini merupakan implementasi e-Government yang termudah
karena selain proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan
aplikasinya tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang
besar dan beragam. Di dalam jenis publikasi ini yang terjadi
adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah
mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya
untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet.
16
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Biasanya kanal akses yang dipergunakan adalah komputer atau
handphone melalui medium internet, dimana alat-alat tersebut
dapat dipergunakan untuk mengakses situs (website) K/L/D atau
divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan browsing
(melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang
dibutuhkan. Contoh penerapan layanan pada jenis ini adalah
sebagai berikut:
1. Masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai
produk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang
ditetapkan oleh lembaga-lembaga legislatif (DPR), eksekutif
(Presiden dan Kabinet), maupun yudikatif (Mahkamah
Agung);
2. Para pengusaha dapat mengetahui syarat-syarat mendirikan
sebuah perusahaan terbatas seperti yang diatur dalam
undang-undang dan bagaimana prosedur pendirian harus
dilaksanakan
3. Peneliti dapat mengakses berbagai data statistik hasil
pengkajian berbagai lembaga pemerintahan untuk
dipergunakan sebagai data sekunder;
4. Ibu-ibu dapat memperoleh informasi mengenai cara hidup
sehat dari situs Departemen Kesehatan;
5. Pelajar sekolah menengah dapat mengetahui berbagai
program studi yang ditawarkan oleh perguruan tinggi negeri
dan akademi milik pemerintah beserta persyaratannya;
6. Rakyat secara online dan real-time dapat mengetahui hasil
sementara pemilihan umum melalui situs yang dimiliki KPU
(Komisi Pemilihan Umum);
7. Masyarakat secara online dan real-time dapat mengetahui
mekanisme pelayanan pembuatan KTP, KK, dan pelayanan
lainnya, serta dapat mengetahui hasil sementara pemilihan
umum, dll
8. Dan lain sebagainya.
17
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
B. Interaksi
Berbeda dengan jenis publikasi yang sifatnya pasif, pada
pelayanan jenis interaksi telah terjadi komunikasi dua arah
antara pemerintah dengan pihak yang berkepentingan. Ada dua
jenis aplikasi yang biasa dipergunakan. Yang pertama adalah
bentuk portal dimana situs terkait memberikan fasilitas mencari
bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi secara
spesifik (pada kelas publikasi, pengguna hanya dapat mengikuti
link saja). Yang kedua adalah pemerintah menyediakan kanal
dimana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit
tertentu yang berkepentingan, baik secara langsung (seperti
chatting, tele-conference, web-TV, dan lain sebagainya) maupun
tidak langsung (melalui email, frequent ask questions, newsletter,
mailing list dan lainnya). Contoh penerapan layanan pada jenis
ini adalah sebagai berikut:
1. Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui
keluhan penyakit yang dideritanya melalui web-TV (konsep
tele-medicine);
2. Departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukan
wawancara melalui chatting atau email dalam proses
perekrutan calon-calon pegawai negeri baru;
3. Rakyat dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil-
wakilnya di DPR atau MPR melalui email atau mailing list
tertentu;
4. Perusahaan-perusahaan swasta dapat melakukan tanya
jawab mengenai persyaratan tender untuk berbagai proyek
yang direncanakan oleh pemerintah;
5. Dosen perguruan tinggi dapat menanyakan dan mencari
informasi spesifik mengenai beasiswa melanjutkan studi di
luar negeri yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi;
6. Masyarakat dapat menyampaikan keluhannya kepada
pemerintah melalui mailing list atau e-mail atau berintaksi
langsung melalui chatting
7. Dan lain sebagainya.
18
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
C. Transaksi
Yang terjadi pada pelayanan dengan model transaksi ini adalah
adanya interaksi dua arah seperti pada jenis interaksi, hanya saja
terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan
uang dari satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat
harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit dibandingkan
dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan
yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman
dan hak-hak privacy berbagai pihak yang bertransaksi terlindungi
dengan baik. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP
baru atau memperpanjangnya melalui internet;
2. Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak
individu atau perusahaan secara online melalui internet;
3. Melalui aplikasi e-Procurement, rangkaian proses tender
proyek-proyek pemerintah dapat dilakukan secara online
melalui internet;
4. Para praktisi bisnis dapat membeli sejumlah hasil riset yang
relevan dengan kebutuhannya yang ditawarkan dan dijual
oleh Badan Pusat Statistik melalui internet (download);
5. Petani yang baru saja melakukan panen dapat langsung
menjual padinya ke Badan Urusan Logistik melalui internet;
6. Para pengusaha perkebunan, pertanian, maupun kehutanan
dapat secara aktif melakukan jual beli produknya melalui
bursa berjangka dari komputernya masing-masing;
7. Masyarakat dapat mengurus permohonan KTP baru melalui
kanal yang disediakan – misal internet.
8. Dan lain sebagainya
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi.
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda
telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda
19
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi
yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan
dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan
Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif
dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi,
berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama
peserta diklat lainnya.
20
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
BAB IV
KOMPONEN UTAMA PENGEMBANGAN PELAYANAN
PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Indikator Keberhasilan:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat
menjelaskan komponen utama pengembangan pelayanan
publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong keberhasilan dan
kegagalan dari sebuah pengembangan pelayanan publik dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Faktor-faktor ini
juga merupakan komponen dari pengembangan pelayanan publik
berbasis digital yang disarikan dari proses pengembangan di negara
lain. Menurut Heeks komponen tersebut yaitu:
A. Faktor-Faktor Pendorong
1. Eksternal Pressure
Tuntutan yang kuat dari para stakehoder agar pemerintah
memperbaiki pelayanannya menjadi salah satu faktor penting,
karena pada dasarnya pemerintah bersikap responsif dan belum
proaktif, sehingga bila tidak ada tuntutan dari luar, pemerintah
akan merasa tidak ada yang perlu diperbaiki didalam sistem
pelayanannya.
2. Internal Political Desire
Adanya dorongan atau inisiatif dari dalam pemerintah
untuk melakukan reformasi serta mendukung pengembangan e-
Government didalam organisasinya. Ada 2 tipe yang berkaitan
dengan inisiatif pengembangan proyek e-Government didalam
birokrasi yaitu (Indrajit, 2006) Top Down yang mana inisiatif
tersebut datangnya dari pihak atasan atau kalangan eksekutif,
dan Bottom Up, dimana inisiatif datangnya dari para bawahan.
Pada umumnya proyek yang bersifat Top Down lebih dapat
21
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
survive karena berkaitan dengan dukungan, anggaran, serta
hambatan-hambatan yang datang khususnya dari internal
departemen.
3. Overall Vision and Strategy
Perencanaan yang holistik dan secara detil untuk
mengembangkan e-Government, mampu menentukan
bagaimana harus memulai dan kemana arah tujuan dari sebuah
proyek e-Government, “...think big, start small, and scale fast”
(Gupta, 2004: 124).” dengan memulai dari dasar kemudian
menggunakan strategi yang SMART (simple, measurable,
accountable, realistic, and time-relate) (Backus, 2001: 4) serta
melibatkan seluruh stakeholder untuk meraih visi yang lebih
besar dalam mengintegrasikan seluruh layanan e-Government
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Yang terpenting ialah
dengan tidak memandang suatu proyek e-Government
merupakan “proyek sekali jalan”, harus ada peraturan yang
melandasi, hal ini untuk mencegah adanya perubahan mendasar
apabila terjadi pergantian kepemimpinan atau perubahan
keadaan politik disuatu negara.
4. Effective Project Management
Adanya tanggung jawab yang jelas, perencanaan yang baik,
pertimbangan terhadap resiko, kontrol dan monitoring,
manajemen sumber daya yang baik, dan pengelolaan yang baik
atas hubungan kerjasama antara pihak pemerintah dan kalangan
swasta. Tanggung jawab yang tidak jelas dapat mengakibatkan
kontrol yang lemah, dan ini mengakibatkan efisiensi tidak
tercapai.
5. Effective Change Management
Untuk itu dibutuhkan seorang model pemimpin yang
memiliki visi dan profesionalitas tinggi dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelayan masyarakat, sehingga dapat
membentuk sebuah lingkungan kerja yang kondusif
mengembangkan e-Government. Kondusif baik dari dalam
22
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
maupun dari luar, dan ini berarti melibatkan stakeholder, hal ini
hanya dimungkinkan apabila pemerintah bersikap transparan
dan membuka jalur-jalur komunikasi dengan para stakeholder
yang pada akhirnya meningkatnya dukungan atas e-Government.
6. Requisite Competencies
Dalam setiap pengembangan e-Government, dibutuhkan
keahlian dan penguasaan ilmu pengetahuan, khususnya didalam
pemerintah itu sendiri, dalam e-Government pemanfaatan
teknologi informasi hanyalah sebagai alat bantu jadi porsinya
tidak terlalu besar, justru pola berfikir yang luas dalam
berinovasi, menciptakan pelayanan yang diinginkan oleh
stakeholder, dan membangun visi bersama untuk menentukan
arah dimasa depan menjadi prasyarat utama bagi semua pihak
yang sedang mengembangkan e-Government.
7. Adequate Technological Infrastructure
Teknologi Informasi yang digunakan dalam pengembangan
e-Government bervariasi, dari yang paling murah hingga yang
paling mahal, sedangkan dana yang tesedia terbatas, terbatas
pada hasil yang akan dicapai sesuai yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan kata lain teknologi informasi yang akan
digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, memang
semakin besar anggaran maka semakin canggih teknologinya,
disini pemerintah harus pintar dalam mempertimbangkan
perbandingan price versus performance, agar pengeluarannya
tidak sia-sia apabila ternyata manfaat yang diperoleh tidak
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
B. Elemen Sukses dalam Penerapan Konsep Digitalisasi pada
Sektor Publik
Selain beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan e-
Government yang dikemukakan oleh Heeks tersebut, menurut
hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government
(dalam Indrajit, 2004), untuk menerapkan konsep-konsep
23
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
digitalisasi pada sektor publik, ada tiga elemen sukses yang harus
dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh, yaitu:
1. Support
Elemen pertama dan paling krusial yang harus dimiliki
oleh pemerintah adalah keinginan (intent) dari berbagai
kalangan pejabat publik dan politik untuk benar-benar
menerapkan konsep e-Government, bukan hanya sekedar
mengikuti trend atau justru menentang inisiatif yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip e-Government. Tanpa adanya unsur
“political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus.
Karena budaya birokrasi cenderung bekerja berdasarkan model
manajemen “top down”, maka jelas dukungan implementasi
program e-Government yang efektif harus dimulai dari para
pimpinan pemerintahan yang berada pada level tertinggi
(Presiden dan para pembatunya – Menteri) sebelum merambat
ke level-level di bawahnya (Eselon 1, Eselon 2, Eselon 3, dan
seterusnya).
Yang dimaksud dengan dukungan di sini juga bukanlah
hanya pada omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan
yang diharapkan adalah dalam bentuk hal-hal sebagai berikut:
a) Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu
kunci sukses negara dalam mencapai visi dan misi
bangsanya, sehingga harus diberikan prioritas tinggi
sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan.
b) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia,
finansial, tenaga, waktu, informasi, dan lain-lain) di setiap
tataran pemerintahan untuk membangun konsep ini
dengan semangat lintas sektoral.
c) Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktur
pendukung agar tercipta lingkungan kondusif untuk
mengembangkan e- Government (seperti adanya
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang jelas,
ditugaskannya lembaga-lembaga khusus – misalnya:
kantor e-Envoy – sebagai penanggung jawab utama,
disusunnya aturan main kerja sama dengan swasta, dan
lain sebagainya).
24
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
d) Disosialisasikannya konsep e-Government secara merata,
kontinyu, konsisten, dan menyeluruh kepada seluruh
kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat secara
umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik.
2. Capacity
Yang dimaksud dengan elemen kedua ini adalah adanya
unsur kemampuan atau keberdayaan dari pemerintah setempat
dalam mewujudkan “impian” e-Government terkait menjadi
kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus
dimiliki oleh pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu:
a) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk
melaksanakan berbagi inisiatif e-Government, terutama
yang berkaitan dengan sumber daya finansial
b) Ketersedaan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai karena fasilitas ini merupakan 50% dari kunci
keberhasilan penerapan konsep e-Government
c) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar
penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas
manfaat yang diharapkan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa ketiadaan satu atau lebih
elemen prasyarat tersebut janganlah dijadikan alasan
tertundanya sebuah pemerintah tertentu dalam usahanya untuk
menerapkan e-Government, terlebih-lebih karena banyaknya
fasilitas dan sumber daya krusial yang berada di luar jangkauan
pemerintah.
Pemerintah harus mencari cara yang efektif agar dalam
waktu cepat dapat memiliki ketiga prayarat tersebut, misalnya
melalui usaha-usaha kerja sama dengan swasta, bermitra dengan
pemerintah daerah/negara tetangga, merekrut SDM terbaik dari
sektor non publik, mengalihdayakan (outsourcing) berbagai
teknologi yang tidak dimiliki dan lain sebagainya.
25
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Gambar : Element of Success
3. Value
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek
yang dilihat dari sisi pemerintah selaku pihak pemberi jasa
(supply side). Berbagai inisiatif e-Government tidak akan ada
gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan
adanya implementasi konsep tersebut dan dalam hal ini, yang
menentukan besar tidaknya manfaat yang diperoleh dengan
adanya e-Government bukanlah kalangan pemerintah sendiri,
melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan
(demand side).
Untuk itulah maka pemerintah harus benar-benar teliti
dalam memilih prioritas jenis aplikasi e- Government apa saja
yang harus didahulukan pembangunannya agar benar- benar
memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan
oleh masyarakatnya. Salah dalam mengerti apa yang dibutuhkan
masyarakat akan berdampak mendatangkan bumerang bagi
pemerintah yang akan semakin mempersulit meneruskan usaha
mengembangkan konsep e-Government.
Value
Value
Value
Nexus
26
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan
membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf jaringan e-
Government yang akan merupakan kunci sukses utama
penjamin keberhasilan atau dengan kata lain, pengalaman
memperlihatkan bahwa jika elemen yang menjadi fokus sebuah
pemerintah yang berusaha menerapkan konsep e-Government
berada di luar area tersebut (ketiga elemen pembentuk nexus)
tersebut, maka probabilitas kegagalan proyek tersebut akan
tinggi.
C. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi.
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda
telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda
masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi
yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan
dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan
Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif
dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi,
berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama
peserta diklat lainnya.
27
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
BAB V
TANTANGAN IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK
DIGITAL
Indikator Keberhasilan:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat
menjelaskan tantangan implementasi pelayanan publik
digital
Setiap negara pasti memiliki kondisi dan kebutuhan yang unik,
dalam hal ini Indonesia secara umum serta masing-masing
kementerian/lembaga dan daerah juga memiliki kondisi dan
kebutuhn yang unik terkait penerapan pelayanan publik digital. Dan
hal ini tidak dapat dibandingkan secara sama antara satu dengan
yang lainnya.
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) telah melakukan evaluasi penerapan e-
government untuk memetakan e-government secara nasional.
Hasilnya sebanyak 82 instansi pemerintah (13,31%) berpredikat
baik, sangat baik dan memuaskan. Sedangkan 534 instansi
pemerintah (86,69%) berpredikat cukup dan kurang. Informasi
tersebut memberikan gambaran bahwa dalam proses implementasi
pelayanan publik digital masih terdapat berbagai permasalahan
yang menjadi tantangan.
Kesiapan untuk mulai menerapkan konsep digitalisasi pada
pelayanan publik sangat bergantung pada dua hal utama, yang
secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada jenis
atau model e-government yang akan diterapkan yaitu:
1. Kebutuhan seperti apa yang saat ini menjadi prioritas utama dari
masyarakat di suatu negara atau daerah terkait; dan
2. Ketersediaan sumber daya yang terdapat pada dominan
masyarakat dan pemerintah tersebut.
28
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Dengan kata lain, tantangan dalam implementasi pelayanan publik
digital bukan merupakan masalah pemerintah saja, tetapi adalah
masalah bersama seluruh stakeholder dalam domain pemerintahan
yang dimaksud.Secara lebih detail yang dimaksud dengan
stakeholder adalah masyarakat, para pelaku bisnis, komunitas
organisasi dan lain sebagainya.
Secara umum, tantangan tersebut dapat dikategorikan sebagai
berikut:
A. Kepemimpinan
Melihat struktur kekuasaan dan manajemen di dalam lembaga
pemerintahan, maka jelas terlihat bahwa unsur adanya pimpinan
atau leader yang mampu menjadi inisiator utama di dalam
mensosialisasikan dan memacu terimplementasikannya konsep
e‐government adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan
yang ada. Hasil riset memperlihatkan bahwa di balik kesuksesan
beragam proyek e‐govermnet, terdapat seorang leader di
belakangnya
Tanda kesiapan dalam menerapkan prinsip e-government berasal
dari adanya pemimpin atau leader yang memperlihatkan political
will untuk melakukan implementasi e-government. Pemimpin
tidak saja harus pintar dalam menyusun konsep, tetapi harus pula
menjadi motivator ulung dalam setiap fase implementasi e-
government.
B. Kebijakan
Hal kedua yang menunjukkan kesiapan untuk ke arah penerapan
e-government adalah adanya suatu kebijakan yang
menggambarkan arah pengembangan e-government secara
keseluruhan. Saat ini, melalui Peraturan Presiden Nomor 95
tahun 2018 menunjukkan komitmen pemerintah baik dalam
mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih, efektif,
transparan dan akuntabel juga sebagai bentuk upaya
meningkatkan keterpaduan dan efisiensi system pemerintah
29
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
berbasis elektronik sebagai peta jalan tata kelola manajemen
system pemerintahan berbasis elektronik.
Dengan tersedianya pemimpin dan kebijakan, maka paling tidak
dua tantangan awal telah terpenuhi bagi suatu komunitas untuk
mengimplementasikan konsep e-government. Disamping kedua
hal tersebut, ada sejulah tantangan lain yang yang patut menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat kesiapan untuk
menerapkan e-government yaitu:
C. Infrastruktur Telekomunikasi
Dalam level pelaksanaannya, perangkat keras seperti komputer,
jaringan, dan infrastruktur akan menjadi faktor teramat sangat
penting dalam penerapan e‐government. Secara ideal memang
harus tersedia infrastruktur yang dapat menunjang target atau
prioritas pengembangan e‐government yang telah disepakati.
Namun secara pragmatis, harus pula dipertimbangkan potensi
dan kemampuan atau status pengembangan infrastruktur
telekomunikasi di lokasi terkait. Untuk daerah yang masih
memiliki infrastruktur yang teramat sangat minim, adalah baik
dipikirkan pola kerjasama dengan sejumlah pihak swasta guna
mengundang mereka berinvestasi di daerah terkait.
D. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan IT oleh Pemerintah
Dengan mengamati sejauh mana pemerintah saat ini telah
memanfaatkan beraneka ragam teknologi informasi dalam
membantu kegiatan sehari‐hari akan memperlihatkan sejauh
mana kesiapan mereka untuk menerapkan konsep e‐government.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak sekali lembaga
internasional yang telah memberikan bantuan dana pinjaman
atau hibah untuk membeli sejumlah teknologi perangkat keras
bagi pemerintah, namun instrumen tersebut tidak dipergunakan
secara maksimal dan banyak yang tidak dirawat sehingga sudah
dalam kondisi rusak.
30
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
E. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah
Yang akan menjadi ”pemain utama” atau subyek di dalam inisiatif
e‐government pada dasarnya adalah manusia yang bekerja di
lembaga pemerintahan, sehingga tingkat kompetensi dan
keahlian mereka akan sangat mempengaruhi performa
penerapan e‐government. Semakin tinggi tingkat information
technology literacy SDM di pemerintah, semakin siap mereka
dalam menerapkan konsep e‐government
F. Ketersediaan Dana dan Anggaran
Sangat jelas terlihat bahwa sekecil apapun inisiatif e‐government
yang akan diterapkan, membutuhkan sejumlah sumber daya
�inansial untuk membiayainya. Pemerintah daerah tertentu
harus memiliki jaringan yang cukup terhadap berbagai sumber
dana yang adan dan memiliki otoritas untuk menganggarkannya.
Harap diperhatikan bahwa dana yang dibutuhkan tidak sekedar
untuk investasi belaka, namun perlu pula dianggarkan untuk
biaya operasional, pemeliharaan, dan pengembangan di
kemudian hari
G. Perangkat Hukum
Karena konsep e‐government sangat terkait erat dengan
usaha penciptaan dan pendistribusian data/informasi dari satu
pihak ke pihak lain, masalah keamanan data/informasi dan hak
cipta intelektual misalnya akan merupakan hal yang perlu
dilindungi oleh undang‐undang atau peraturan hukum yang
berlaku. Pemerintah harus memiliki perangkat hukum yang dapat
menjamin terciptanya mekanisme e‐government yang kondusif.
31
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
H. Perubahan Paradigma
Pada hakekatnya, penerapan e‐government adalah
merupakan suatu proyek change management yang
membutuhkan adanya keinginan untuk merubah paradigma dan
cara ber�ikir. Perubahan paradigma ini akan bermuara
pada dibutuhkannya kesadaran dan keinginan untuk merubah
cara kerja, bersikap, perilaku, dan kebiasaan sehari‐hari. Jika para
pimpinan dan karyawan di pemerintahan tidak mau berubah,
maka dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan belum siap
untuk menerapkan konsep e‐government.
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi.
Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu
menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda
telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda
masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi
yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan
dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan
Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif
dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi,
berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama
peserta diklat lainnya.
32
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
BAB VI
PENUTUP
A. Evaluasi Kegiatan Belajar
Modul ini memuat seperangkat pengalaman belajar yang di
desain untuk membantu peserta menguasai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran tercapai yaitu bahwa, setelah menyelesaikan
modul ini peserta mampu menjelaskan konsep dan praktik
pelayanan publik digital, yang diindikasikan dengan peserta
dapat:
1. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik digital;
2. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis
teknologi infomasi dan komunikasi;
3. Menjelaskan komponen utama pengembangan pelayanan
publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi; dan
4. Menjelaskan tantangan implementasi pelayanan publik
digital.
Secara spesifik, gambaran tingkat pemahaman peserta dapat
diperoleh melalui penyelesaian soal-soal latihan dan evaluasi
yang terdapat pada tiap akhir bab dalam modul ini. Kesulitan atau
kendala yang ditemui dalam penyelesaian latihan-latihan
tersebut hendaknya menjadi tolak ukur pencapaian tujuan
pembelajaran, sehingga bila diperlukan ditindaklanjuti dengan
upaya-upaya yaitu membaca ulang materi, membaca bahan
referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan
sesama peserta diklat lainnya.
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Materi yang diberikan dalam modul ini merupakan konsep dan
pemahaman. Untuk dapat menerapkannya dalam pelaksanaan
tugas, fungsi dan perannya maka peserta perlu mengikuti
keseluruhan materi dalam program Diklat Teknik Audit
33
Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Komunikasi Kehumasan dengan pendekatan belajar partisipasi
aktif. Selain itu, diharapkan peserta selalu mengembangkan diri
dengan membaca bahan-bahan referensi terkait lainnya untuk
memperkaya pengetahuan.

More Related Content

What's hot

Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-temanna #LABEDDU
 
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-temanna #LABEDDU
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraSiti Sahati
 
Rencana aksi-pkp-BBPK Ciloto
Rencana aksi-pkp-BBPK CilotoRencana aksi-pkp-BBPK Ciloto
Rencana aksi-pkp-BBPK CilotoFatihElluqmani
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar BerakhlakCoach RFIRMANS
 
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasOverview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasLuqmanSuyanto
 
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...Ardi Susanto
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--temanna #LABEDDU
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritRidho Fitrah Hyzkia
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotoFatihElluqmani
 
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.Tri Widodo W. UTOMO
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 pngtemanna #LABEDDU
 
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-temanna #LABEDDU
 
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)FatihElluqmani
 

What's hot (20)

Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
 
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara
 
Rencana aksi-pkp-BBPK Ciloto
Rencana aksi-pkp-BBPK CilotoRencana aksi-pkp-BBPK Ciloto
Rencana aksi-pkp-BBPK Ciloto
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
12102021-DIKLAT ASN
12102021-DIKLAT ASN12102021-DIKLAT ASN
12102021-DIKLAT ASN
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
 
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawasOverview pelatihan kepemimpinan pengawas
Overview pelatihan kepemimpinan pengawas
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
Rencana Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Puslatbang KMP LA...
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
Rancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriksRancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriks
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
studi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk cilotostudi lapangan pkp bbpk ciloto
studi lapangan pkp bbpk ciloto
 
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
Kajian Penataan Pola Karier PNS Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan.
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
 
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)
Bahan tayang pelayanan publik digital agenda iii pkp (iman k astubi)
 

Similar to Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-

4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdfIndraChoky
 
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-temanna #LABEDDU
 
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019rianasoraya
 
Ibuk nuru, kelompok 7
Ibuk nuru, kelompok 7Ibuk nuru, kelompok 7
Ibuk nuru, kelompok 7yusrildail
 
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan ri
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan riAgile leadership transformasi digital m.taufik lan ri
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan riKutsiyatinMSi
 
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxPERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxYulisaLin
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...Rizano Ahdiat R
 
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdf
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdfModul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdf
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdfMustariSekarLangit
 
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoran
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoranKurikulum pkk komputer aplikasi perkantoran
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoranSelva Chayli
 
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150 Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150 AzhyqaRereanticaMart
 
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...HAJUINI ZEIN
 
7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 okjuragan
 
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)Proposal kelompok 2 charles babbage (1)
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)MuhammadShibghotulla
 
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASIMateri 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASISPADAIndonesia
 
Laporan geladi
Laporan geladiLaporan geladi
Laporan geladiririssihwa
 

Similar to Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital- (20)

4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
4. Jejaring Kerja-Terbaru-1.pdf
 
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu 2019
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu 2019Agenda iii pkp-modul manajemen mutu 2019
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu 2019
 
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
 
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
New info bimtek pusdiklat pemendagri terlengkap 2019
 
Ibuk nuru, kelompok 7
Ibuk nuru, kelompok 7Ibuk nuru, kelompok 7
Ibuk nuru, kelompok 7
 
03. isi
03. isi03. isi
03. isi
 
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan ri
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan riAgile leadership transformasi digital m.taufik lan ri
Agile leadership transformasi digital m.taufik lan ri
 
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptxPERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
PERAN PROFESI AKUNTAN BERKUALITAS, KOMPETITIF DAN INTERGRITAS (Akademisi).pptx
 
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA USAHA CUCIAN MOTOR DAN...
 
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdf
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdfModul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdf
Modul 9_SINDE_SISTEM NASKAH DINAS ELEKTRONIK.pdf
 
0602131059 kbk komputer_diknas_2009
0602131059 kbk komputer_diknas_20090602131059 kbk komputer_diknas_2009
0602131059 kbk komputer_diknas_2009
 
0602131059 kbk komputer_diknas_2009
0602131059 kbk komputer_diknas_20090602131059 kbk komputer_diknas_2009
0602131059 kbk komputer_diknas_2009
 
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoran
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoranKurikulum pkk komputer aplikasi perkantoran
Kurikulum pkk komputer aplikasi perkantoran
 
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150 Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150
Quiz Pertemuan 8 SIM - Azhyqa Rereantica Martkliana - 43217120150
 
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...
SIPI,UTS,Hajuini,Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi pada Bank BNI,Unive...
 
7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok7 tik bab 2 ok
7 tik bab 2 ok
 
Sarana digital
Sarana digitalSarana digital
Sarana digital
 
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)Proposal kelompok 2 charles babbage (1)
Proposal kelompok 2 charles babbage (1)
 
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASIMateri 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Materi 1 M1 KB3: ANALISIS HASIL ASESMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
 
Laporan geladi
Laporan geladiLaporan geladi
Laporan geladi
 

More from temanna #LABEDDU

Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemdatemanna #LABEDDU
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmtemanna #LABEDDU
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...temanna #LABEDDU
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020temanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu datatemanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletroniktemanna #LABEDDU
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTtemanna #LABEDDU
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektroniktemanna #LABEDDU
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHtemanna #LABEDDU
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidtemanna #LABEDDU
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19temanna #LABEDDU
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19temanna #LABEDDU
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpttemanna #LABEDDU
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaratemanna #LABEDDU
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduatemanna #LABEDDU
 
Strategi pembelajaran Digital Organisasi
Strategi pembelajaran Digital OrganisasiStrategi pembelajaran Digital Organisasi
Strategi pembelajaran Digital Organisasitemanna #LABEDDU
 

More from temanna #LABEDDU (20)

Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
 
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
 
Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankedua
 
Strategi pembelajaran Digital Organisasi
Strategi pembelajaran Digital OrganisasiStrategi pembelajaran Digital Organisasi
Strategi pembelajaran Digital Organisasi
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Agenda iii pkp-modul pelayanan publik digital-

  • 1. MODULPELAYANAN PUBLIK DIGITAL PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia 2019
  • 2. Hak Cipta © Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2019 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197 Fax. (62 21) 3800188 PELAYANAN PUBLIK DIGITAL Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas TIM PENGARAH SUBSTANSI: 1. Dr. Adi Suryanto, M.Si 2. Dr. Muhammad Taufiq, DEA 3. Erna Irawati, S.Sos., M.Pol., Adm TIM PENULIS MODUL: 1. Ismayanti, DFM., DEA; 2. Annisa Nurul Aini Firdaus, S.Psi, MBA REKA CETAK : ...... COVER : .... Jakarta – LAN – 2019 ISBN: ........
  • 3. i Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas KATA PENGANTAR Arah pembangunan SDM Aparatur ditujukan pada SDM Aparatur yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, pembangunan SDM juga diarahkan agar mampu beradaptasi terhadap perubahan global yang sangat dinamis. Oleh karena itu, penyiapan SDM Aparatur ke depan harus diarahkan pada peningkatan daya saing yang komprehensif baik terkait penguatan teknologi, infrastruktur, dan sistem, maupun penguatan terhadap penguasaan pengetahuan, networking, dan kolaborasi. Kunci keberhasilan dari semua unsur tersebut terletak pada kualitas sumber daya manusia yang akan berperan sebagai penggerak utamanya. Perubahan mendasar yang saat ini sedang terjadi di dunia yaitu Revolusi Industri 4.0 dimana teknologi informasi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari juga membawa pengaruh terhadap pengembangan kompetensi ASN. Perkembangan teknologi informasi mengubah business process di segala bidang dan menjadikan kegiatan yang semula dilakukan secara manual dapat dilakukan melalui teknologi informasi. Dalam dunia bisnis, pelaku usaha tidak perlu memiliki modal yang berwujud untuk dapat memulai sebuah bisnis sedangkan dari konsumen segala transaksi dapat dilakukan melalui online. Untuk berbelanja, orang tidak perlu datang ke supermarket untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan, namun dengan berbagai aplikasi, barang yang dibutuhkan tersebut dapat diantarkan langsung kedepan pintu rumah. Demikian juga dengan pembelajaran, orang tidak perlu datang ke tempat pelatihan, namun tetap dapat mengikuti
  • 4. ii Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas pembelajaran melalui model pembelajaran e-learning. Hal ini tentu membawa pengaruh perubahan mindset dalam pengembangan kompetensi ASN dimana pembelajaran jarak jauh melalui e-learning menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan. Wajah kediklatan yang terjadi diperkaya dengan perubahan businessprocess dari manual ke online yang mengubah sistem kediklatan lama yang lebih mengutamakan pembelajaran tatap muka dan di dalam kelas menjadi pembelajaran mandiri, jarak jauh dan tidak di dalam kelas. Lembaga Administrasi Negara sebagai Instansi Pembina Pelatihan harus melakukan berbagai penyesuaian sesuai dengan tuntutan zaman. Memenuhi tuntutan tersebut maka perubahan mendasar dalam penyiapan kompetensi bagi Pejabat Pengawas telah dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara melalui perubahan kurikulum dan bahan ajar. Akhir kata, kami atas nama Lembaga Administrasi Negara, mengucapkan terima kasih kepada tim penulis yang telah meluangkan waktu dan pikiran sehingga bahan ajar ini dapat hadir di tengah-tengah Bapak dan Ibu peserta pelatihan. Kami berharap bahan ajar ini dapat menjawab tuntutan pembelajaran dan membawa manfaat bagi pembacanya. Namun demikian, kami menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari sempurna, maka kami membuka lebar terhadap masukan dan saran perbaikan atas isi bahan ajar ini. Demikian,selamat membaca. Semoga bermanfaat.
  • 5. iii Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i BAB I .......................................................................................................................................2 PENDAHULUAN................................................................................................................2 A. Latar Belakang...........................................................................................................2 B. Deskripsi Singkat .....................................................................................................2 C. Tujuan Pembelajaran.............................................................................................3 D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ............................................................3 BAB II......................................................................................................................................5 KONSEP DAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT.....................................................5 DALAM PELAYANAN PUBLIK....................................................................................5 A. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik .............................................................5 B. E-Government sebagai Langkah untuk Mencapai efektifitas Pelayanan Publik...............................................................................................................9 C. Kebijakan E-Government dalam Pelayanan Publik.............................11 BAB III................................................................................................................................. 15 JENIS-JENIS PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TI .......................................... 15 A. Publikasi ....................................................................................................................15 B. Interaksi.....................................................................................................................17 C. Transaksi...................................................................................................................18 BAB IV................................................................................................................................. 20 KOMPONEN UTAMA PENGEMBANGAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TI..................................................................................................................... 20 A. Kebijakan...................................................Error! Bookmark not defined. B. Kelembagaan...........................................Error! Bookmark not defined. C. Infrastruktur............................................Error! Bookmark not defined. D. Aplikasi.......................................................Error! Bookmark not defined. E. Perencanaan ............................................Error! Bookmark not defined.
  • 6. 1 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, dianjurkan untuk melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bacalah secara cermat semua materi yang ada dan pahami tujuan pembelajaran yang tertera pada setiap awal bab, apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dapat dilakukan tanya jawab dengan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas; 2. Cobalah untuk mengerjakan latihan dan evaluasi yang ada pada setiap akhir bab pada modul ini; 3. Bentuklah kelompok diskusi untuk membahas materi-materi tertentu dan studi kasus yang diberikan untuk memperdalam pemahaman materi; 4. Untuk memperluas wawasan, disarankan untuk mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada daftar pustaka di akhir modul ini; 5. Kaitkan materi yang diperoleh dengan kondisi lingkungan kerja dan coba rencanakan implementasinya bila diperlukan.
  • 7. 2 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik di Indonesia adalah suatu bahasan yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Hal ini dikarenakan pelayanan publik yang selama ini berlangsung di Indonesia masih belum bisa dikatakan memuaskan jika dilihat dari berbagai masalah yang ada di dalam proses pelayanan publik. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat sebagai pihak yang menerima pelayanan. Langkah perbaikan pelayanan publik dinilai masih lambat dan tidak dapat mengikuti ekspektasi masyarakat yang terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi telah melahirkan model pelayanan publik yang dilakukan melalui e-government. Pelayanan pemerintah yang birokratis dan terkesan kaku, dengan pemanfaatan e-government menjadi lebih fleksibel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. E- government menawarkan pelayanan publik yang dapat diakses sepanjang waktu, kapanpun dan dari manapun masyarakat berada. E-government juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. B. Deskripsi Singkat Modul Pelayanan Publik Digital membekali peserta dengan kemampuan memahami dan mengauasai konsep dan praktik pelayanan publik digital.
  • 8. 3 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas C. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep dan praktik pelayanan publik digital. 2. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat: a. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik digital; b. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi; c. Menjelaskan komponen utama pengembangan pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi; dan d. Menjelaskan tantangan implementasi pelayanan public digital. D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Mengacu pada tujuan pembelajaran di atas, materi pokok dan sub materi pokok untuk mata pelatihan Pelayanan Publik Digital ini adalah : 1. Konsep dan Kebijakan Pelayanan Publik Digital a. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik b. E-government sebagai Langkah untuk Mencapai Efektifitas Pelayanan Publik c. Kebijakan terkait Pelayanan Publik Digital 2. Jenis-Jenis Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi a. Publikasi b. Interaksi
  • 9. 4 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Pengawas c. Transaksi 3. Komponen Utama Pengembangan Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi a. Faktor-Faktor Pendorong b. Elemen Sukses dalam Penerapan Konsep Digitalisasi Sektor Publik 4. Tantangan Implementasi Pelayanan Publik Digital a. Kepemimpinan b. Kebijakan c. Infrastruktur Telekomunikasi d. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan IT oleh Pemerintah e. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah f. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah g. Ketersediaan Dana dan Anggaran h. Perangkat Hukum i. Perubahan Paradigma
  • 10. 5 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator BAB II KONSEP DAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT DALAM PELAYANAN PUBLIK Indikator Keberhasilan: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik digital. A. Konsep Efektifitas Pelayanan Publik Pelayanan publik merupakan amanah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Negara memiliki kewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) nomor 63 tahun 2003 tentang Pedoman umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, tertuang bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam bentuk barang dan atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saat ini penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak dan kebutuhan dasar masyarakat, kinerjanya masih belum seperti yang diharapkan. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah masih menyisakan pengaduan atau keluhan baik dari masyarakat maupun dunia usaha. Hal yang dikeluhkan ialah menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasaran pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian baik
  • 11. 6 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator dari segi hukum, waktu dan biaya serta masih dijumpainya praktek pungutan liar serta tindakan -tindakan yang berindikasikan penyimpangan dan KKN (Kemenpan). Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi apabila pemerintah baik itu Kementerian/Lembaga/Daerah patuh pada kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana yang telah ditetapkan pada Undang-Undang pelayanan Publik. Ombudsman pada tahun 2018 melakukan penilaian kepatuhan terhadap kewajiban penyelenggara pelayanan publik. Hasil penilaian diklasifikasikan dengan menggunakan traffic light system diman zona merah mengindikasikan tingkat kepatuhan rendah, zona kuning mengindikasikan tingkat kepatuhan sedang dan zona hijau mengindikasikan zona kepatuhan tinggi. Untuk kategori Kementerian tidak terdapat Kementerian yang memperoleh predikat kepatuhan rendah namun masih terdapat 44 % Kementerian yang mendapat predikat kepatuhan sedang. Untuk kategori Lembaga, masih terdapat 25% Lembaga mendapat predikat kepatuhan rendah dan 50% Lembaga mendapat predikat kepatuhan sedang. Untuk Kategori Provinsi, masih terdapat 12% Provinsi mendapat predikat kepatuhan rendah dan 25% Provinsi mendapat predikat kepatuhan sedang. Untuk Kategori Kota, masih terdapat 18% Kota mendapat predikat kepatuhan rendah dan 45% Kota mendapat predikat kepatuhan sedang. Dan untuk Kabupaten, masih terdapat 24% Kabupaten mendapat predikat kepatuhan rendah dan 44% Kabupaten mendapat predikat kepatuhan sedang.
  • 12. 7 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Gambar 1.1 Potret terkait keluhan dan tingkat kepatuhan pelayanan publik tersebut menggambarkan masih terdapat ketidakefektifan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sehingga belum memenuhi harapan dari masyarakat. Hal tersebut juga bertentangan dengan sebagaimana yang diatur pada Undang- Undang Pelayanan Publik. Dalam Undang-Undang no 25 tahun 2009, penyelenggaraan pelayanan publik harus berlandaskan pada asas kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, Zona Hijau 56% Zona Kuning 44% Kementerian Zona Merah 25% Zona Kuning 50% Zona Hijau 25% Lembaga Zona Merah 12% Zona Kuning 25% Zona Hijau 63% Provinsi Zona Merah 18% Zona Kuning 45% Zona Hijau 37% Kota Zona Merah 24% Zona Kuning 44% Zona Hijau 32% Kabupaten
  • 13. 8 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu serta kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Upaya pencapaian efektifitas dalam pelayanan publik, dapat ditempuh dengan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu. Sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi dalam satu tempat baik secara fisik maupun yang dilakukan dengan memadukan pelayanan secara elektronik. Sejalan dengan asas penyelenggaraan publik, tujuan dari penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu ialah: 1. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat 2. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat 3. Memperpendek proses pelayanan 4. Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau 5. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan Upaya peningkatan efektifitas pelayanan publik melalui pelayanan terpadu telah dimulai sejak 2010 yaitu saat pemerintah memperkenalkan Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA) yang dikenal sebagai generasi pertama layanan terpadu di Indonesia. Kemudian berevolusi menjadi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang merupakan generasi kedua. Yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah dan merupakan generasi pelayanan terpadu ketiga yaitu Mal Pelayanan Publik (MPP). MPP dinilai sebagai langkah pembaharuan bagi system pelayanan publik di Indonesia. Pelayanan pada MPP dikombinasikan dengan teknologi informasi sebagai jawaban atas tantangan revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang dihadapi dunia.
  • 14. 9 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator B. E-Government sebagai Langkah untuk Mencapai efektifitas Pelayanan Publik Sebagai manusia, kita dituntut untuk mampu beradaptasi dengan setiap perubahan. Perubahan merupakan sesuatu yang mutlak tanpa terkecuali jika tidak ingin kehilangan peluang di masa yang akan datang. Konsep tersebut tidak hanya berlaku pada individu namun juga berlaku pada pemerintah. Birokrasi pemerintah perlu terus melakukan perubahan dan pembenahan dalam melakukan tugasnya yaitu memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam merespon perubahan global, tidak hanya teknologi saja yang semakin maju, namun masyarakat juga menjadi semakin modern. Pengguna internet di Indonesia naik 82% dari 72.7 juta pengguna di tahun 2015 menjadi 132.7 juta di tahun 2018 (We are social). Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mulai meninggalkan cara konvensional dalam meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dalam menjalankan aktivitasnya seperti mencari informasi atau mendapatkan pelayanan. Kecepatan dan ketepatan menjadi unsur penting dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam urusan yang berhubungan dengan pemerintahan. Oleh karena itu, digitalisasi tata kelola pemerintahan menjadi langkah nyata reformasi birokrasi dalam mewujudkan pemerintahan yang adaptif terhadap perkembangan dan kebutuhan stakeholdernya. Dengan adaptasi pelayanan publik ke bentuk digital dan virtual maka proses dan tata kelola pemerintah menjadi lebih strategis dalam mencapai good governance. Dimana pemerintah menghadirkan pelayanan Change is the law of life. And Those who look only to the past or the present are certain to miss the future. (John F. Kennedy)
  • 15. 10 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator publik yang berkualitas, menopang pembangunan berkelanjutan serta menjawab harapan masyarakat. Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan. Keberhasilan meningkatkan efektifitas pelayanan umum dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan digitalisasi tata kelola atau dikenal dengan istilah e-government bagi penyelenggaraan negara bukan lagi suatu pilihan namun merupakan suatu keharusan. Secara konseptual, konsep dasar dari e-Government sebenarnya adalah bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik (e- service), seperti melalui internet, jaringan telepon seluler dan komputer, serta multimedia. Melalui pengembangan e-Gov ini, maka sejalan dengan itu dilakukan pula penataan system manajemen informasi dan proses pelayanan publik dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (rusli dalam Holle, 2011). E-government didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mempunyai kemampuan untuk mentransformasi hubungan dengan warga negara, para pebisnis dan Lembaga pemerinta yang lain. Secara umum e-Government didefinisikan sebagai pemerintahan elektronik (juga disebut digital government, online government atau transformational government). Yang ditandai dengan penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, kalangan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintah. E-Government dapat di aplikasikan pada legislative, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian utama adalah Government to Citizen atau Government to Customer (G2C), Government to Business (G2B) serta Government to Government (G2G). Keuntungan yang
  • 16. 11 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Dua negara besar yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep e-Government, yaitu Amerika dan Inggris secara jelas dan terperinci menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep e-Government bagi suatu negara, antara lain: 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para pemangku kepentingannya. Terutama dalam hal kinerja efektifitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara; 2. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance; 3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pemangku kepentingannya untuk keperluan sehari-hari; 4. Memberi peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; 5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis. C. Kebijakan terkait Pelayanan Publik Digital Menjawab tantangan dunia menghadapi revolusi industri 4.0 ini, penerapan e-government dalam penyelenggaraan negara akan bermuara pada peningkatan kualitas layanan publik seperti yang diidam-idamkan oleh masyarakat. Implementasi e-
  • 17. 12 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator government akan menekan praktik kecurangan dalam birokrasi, seperti pungutan liar, suap menyuap bahkan KKN. Seiring dengan harapan dan tuntutan masyarakat dalam hal peningkatan pelayanan publik, maka menjadi tanggung jawab pemerintah dalam membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan. Upaya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat mulai serius digalakkan secara nasional. Termasuk dibuatnya kebijakan- kebijakan yang mendorong dan mengarahkan pada percepatan pemanfaatan teknologi digital dalam penyelenggaraan pemerintahan. Walaupun sebenarnya embrio kebijakan pemanfaatan teknologi digital itu sendiri bukan barang baru di tanah air termasuk di kalangan birokrasi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan terkait yang sebenarnya telah ada sejak lama. Berikut adalah beberapa kebijakan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam merealisasikan pelayanan publik berbasis digital: 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pada pasal 28F disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. 2. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-governmentsebagai upaya untuk mendukung penerapan e-government dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan menciptakan good governance. Kebijakan ini juga sudah dilengkapi dengan begbagai panduan terkait e-government seperti Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah, Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah, Pedoman tentang Penyelenggaraan Situs Web Pemerintah Daerah dan lainnya yang menjadi
  • 18. 13 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator acuan bagi penyelenggara e-government di pusat dan daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Dukungan terhadap pelayanan publik dengan pemanfaatan teknologi informasi juga muncul pada Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan publik, dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayanan terpadu dengan memadukan beberapa jenis pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi dalam satu tempat fisik maupun virtual secara elektronik. 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE). Kedua peraturan ini terkait dengan standarisasi sistem elektonik. Sistem pelayanan publik secara online diatur dalam UU ITE dan PP PSTE, yaitu kewajiban untuk menggunakan sistem yang andal dan sistem yang laik yang dibuktikan melalui sertifikasi. 5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional Peraturan ini merupakan dasar peluncuran aplikasi SIPPN oleh Kementerian PAN dan RB. Aplikasi ini dimaksudkan sebagai wadah informasi pelayanan publik semua instansi penyelenggaran pelayanan publik secara nasional mulai dari pemerintah daerah, kementerian/lembaga, lembaga non struktural dan BUMN/BUMD. Namun peran strategis SIPPN masih belum optimal karena belum semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melakukan input data informasi pelayanan publik masing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN tersebut.
  • 19. 14 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator 6. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik Yang paling baru, kehadiran peraturan presiden no 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) merupakan babak baru bagi tata kelola atau manajemen pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan kebijakan tersebut, seluruh instansi pemerintah wajib menerapkan SPBE atau yang lebih dikenal dengan e- government. Penerapan SPBE ditujukan untuk mewujudkan proses kerja yang efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas pelayanan publik. D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi. Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta diklat lainnya
  • 20. 15 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator BAB III JENIS-JENIS PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Indikator Keberhasilan: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis teknologi infomasi dan komunikasi. Dalam implementasi pelayanan publik berbasis teknologi informasi, terdapat beragam tipe pelayanan yang ditawarkan oleh pemerintah kepada masyarakatnya. Salah satu cara mengkategorikan jenis-jenis pelayanan tersebut adalah dengan melihatnya dari dua aspek utama, yaitu aspek kompleksitas dan aspek manfaat. Aspek kompleksitas yaitu yang menyangkut seberapa rumit anatomi sebuah aplikasi e-governmnet yang ingin dibangun dan diterapkan. Sedangkan aspek manfaat yaitu yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan besarnya manfaat yang dirasakan oleh para penggunanya. Berdasarkan dua aspek tersebut, maka jenis pelayanan publik berbasis teknologi informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis utama yaitu publikasi, interaksi dan transaksi (Indrajit, 2003). Masing-masing akan dibahas lebih lanjut pada bab ini. A. Publikasi Jenis ini merupakan implementasi e-Government yang termudah karena selain proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang besar dan beragam. Di dalam jenis publikasi ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet.
  • 21. 16 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Biasanya kanal akses yang dipergunakan adalah komputer atau handphone melalui medium internet, dimana alat-alat tersebut dapat dipergunakan untuk mengakses situs (website) K/L/D atau divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan browsing (melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang dibutuhkan. Contoh penerapan layanan pada jenis ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga legislatif (DPR), eksekutif (Presiden dan Kabinet), maupun yudikatif (Mahkamah Agung); 2. Para pengusaha dapat mengetahui syarat-syarat mendirikan sebuah perusahaan terbatas seperti yang diatur dalam undang-undang dan bagaimana prosedur pendirian harus dilaksanakan 3. Peneliti dapat mengakses berbagai data statistik hasil pengkajian berbagai lembaga pemerintahan untuk dipergunakan sebagai data sekunder; 4. Ibu-ibu dapat memperoleh informasi mengenai cara hidup sehat dari situs Departemen Kesehatan; 5. Pelajar sekolah menengah dapat mengetahui berbagai program studi yang ditawarkan oleh perguruan tinggi negeri dan akademi milik pemerintah beserta persyaratannya; 6. Rakyat secara online dan real-time dapat mengetahui hasil sementara pemilihan umum melalui situs yang dimiliki KPU (Komisi Pemilihan Umum); 7. Masyarakat secara online dan real-time dapat mengetahui mekanisme pelayanan pembuatan KTP, KK, dan pelayanan lainnya, serta dapat mengetahui hasil sementara pemilihan umum, dll 8. Dan lain sebagainya.
  • 22. 17 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator B. Interaksi Berbeda dengan jenis publikasi yang sifatnya pasif, pada pelayanan jenis interaksi telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan pihak yang berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang biasa dipergunakan. Yang pertama adalah bentuk portal dimana situs terkait memberikan fasilitas mencari bagi mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik (pada kelas publikasi, pengguna hanya dapat mengikuti link saja). Yang kedua adalah pemerintah menyediakan kanal dimana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang berkepentingan, baik secara langsung (seperti chatting, tele-conference, web-TV, dan lain sebagainya) maupun tidak langsung (melalui email, frequent ask questions, newsletter, mailing list dan lainnya). Contoh penerapan layanan pada jenis ini adalah sebagai berikut: 1. Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan penyakit yang dideritanya melalui web-TV (konsep tele-medicine); 2. Departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukan wawancara melalui chatting atau email dalam proses perekrutan calon-calon pegawai negeri baru; 3. Rakyat dapat berdiskusi secara langsung dengan wakil- wakilnya di DPR atau MPR melalui email atau mailing list tertentu; 4. Perusahaan-perusahaan swasta dapat melakukan tanya jawab mengenai persyaratan tender untuk berbagai proyek yang direncanakan oleh pemerintah; 5. Dosen perguruan tinggi dapat menanyakan dan mencari informasi spesifik mengenai beasiswa melanjutkan studi di luar negeri yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; 6. Masyarakat dapat menyampaikan keluhannya kepada pemerintah melalui mailing list atau e-mail atau berintaksi langsung melalui chatting 7. Dan lain sebagainya.
  • 23. 18 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator C. Transaksi Yang terjadi pada pelayanan dengan model transaksi ini adalah adanya interaksi dua arah seperti pada jenis interaksi, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan yang baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privacy berbagai pihak yang bertransaksi terlindungi dengan baik. Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau memperpanjangnya melalui internet; 2. Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak individu atau perusahaan secara online melalui internet; 3. Melalui aplikasi e-Procurement, rangkaian proses tender proyek-proyek pemerintah dapat dilakukan secara online melalui internet; 4. Para praktisi bisnis dapat membeli sejumlah hasil riset yang relevan dengan kebutuhannya yang ditawarkan dan dijual oleh Badan Pusat Statistik melalui internet (download); 5. Petani yang baru saja melakukan panen dapat langsung menjual padinya ke Badan Urusan Logistik melalui internet; 6. Para pengusaha perkebunan, pertanian, maupun kehutanan dapat secara aktif melakukan jual beli produknya melalui bursa berjangka dari komputernya masing-masing; 7. Masyarakat dapat mengurus permohonan KTP baru melalui kanal yang disediakan – misal internet. 8. Dan lain sebagainya D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi. Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda
  • 24. 19 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta diklat lainnya.
  • 25. 20 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator BAB IV KOMPONEN UTAMA PENGEMBANGAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Indikator Keberhasilan: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan komponen utama pengembangan pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi Terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong keberhasilan dan kegagalan dari sebuah pengembangan pelayanan publik dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Faktor-faktor ini juga merupakan komponen dari pengembangan pelayanan publik berbasis digital yang disarikan dari proses pengembangan di negara lain. Menurut Heeks komponen tersebut yaitu: A. Faktor-Faktor Pendorong 1. Eksternal Pressure Tuntutan yang kuat dari para stakehoder agar pemerintah memperbaiki pelayanannya menjadi salah satu faktor penting, karena pada dasarnya pemerintah bersikap responsif dan belum proaktif, sehingga bila tidak ada tuntutan dari luar, pemerintah akan merasa tidak ada yang perlu diperbaiki didalam sistem pelayanannya. 2. Internal Political Desire Adanya dorongan atau inisiatif dari dalam pemerintah untuk melakukan reformasi serta mendukung pengembangan e- Government didalam organisasinya. Ada 2 tipe yang berkaitan dengan inisiatif pengembangan proyek e-Government didalam birokrasi yaitu (Indrajit, 2006) Top Down yang mana inisiatif tersebut datangnya dari pihak atasan atau kalangan eksekutif, dan Bottom Up, dimana inisiatif datangnya dari para bawahan. Pada umumnya proyek yang bersifat Top Down lebih dapat
  • 26. 21 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator survive karena berkaitan dengan dukungan, anggaran, serta hambatan-hambatan yang datang khususnya dari internal departemen. 3. Overall Vision and Strategy Perencanaan yang holistik dan secara detil untuk mengembangkan e-Government, mampu menentukan bagaimana harus memulai dan kemana arah tujuan dari sebuah proyek e-Government, “...think big, start small, and scale fast” (Gupta, 2004: 124).” dengan memulai dari dasar kemudian menggunakan strategi yang SMART (simple, measurable, accountable, realistic, and time-relate) (Backus, 2001: 4) serta melibatkan seluruh stakeholder untuk meraih visi yang lebih besar dalam mengintegrasikan seluruh layanan e-Government yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Yang terpenting ialah dengan tidak memandang suatu proyek e-Government merupakan “proyek sekali jalan”, harus ada peraturan yang melandasi, hal ini untuk mencegah adanya perubahan mendasar apabila terjadi pergantian kepemimpinan atau perubahan keadaan politik disuatu negara. 4. Effective Project Management Adanya tanggung jawab yang jelas, perencanaan yang baik, pertimbangan terhadap resiko, kontrol dan monitoring, manajemen sumber daya yang baik, dan pengelolaan yang baik atas hubungan kerjasama antara pihak pemerintah dan kalangan swasta. Tanggung jawab yang tidak jelas dapat mengakibatkan kontrol yang lemah, dan ini mengakibatkan efisiensi tidak tercapai. 5. Effective Change Management Untuk itu dibutuhkan seorang model pemimpin yang memiliki visi dan profesionalitas tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, sehingga dapat membentuk sebuah lingkungan kerja yang kondusif mengembangkan e-Government. Kondusif baik dari dalam
  • 27. 22 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator maupun dari luar, dan ini berarti melibatkan stakeholder, hal ini hanya dimungkinkan apabila pemerintah bersikap transparan dan membuka jalur-jalur komunikasi dengan para stakeholder yang pada akhirnya meningkatnya dukungan atas e-Government. 6. Requisite Competencies Dalam setiap pengembangan e-Government, dibutuhkan keahlian dan penguasaan ilmu pengetahuan, khususnya didalam pemerintah itu sendiri, dalam e-Government pemanfaatan teknologi informasi hanyalah sebagai alat bantu jadi porsinya tidak terlalu besar, justru pola berfikir yang luas dalam berinovasi, menciptakan pelayanan yang diinginkan oleh stakeholder, dan membangun visi bersama untuk menentukan arah dimasa depan menjadi prasyarat utama bagi semua pihak yang sedang mengembangkan e-Government. 7. Adequate Technological Infrastructure Teknologi Informasi yang digunakan dalam pengembangan e-Government bervariasi, dari yang paling murah hingga yang paling mahal, sedangkan dana yang tesedia terbatas, terbatas pada hasil yang akan dicapai sesuai yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain teknologi informasi yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, memang semakin besar anggaran maka semakin canggih teknologinya, disini pemerintah harus pintar dalam mempertimbangkan perbandingan price versus performance, agar pengeluarannya tidak sia-sia apabila ternyata manfaat yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. B. Elemen Sukses dalam Penerapan Konsep Digitalisasi pada Sektor Publik Selain beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan e- Government yang dikemukakan oleh Heeks tersebut, menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government (dalam Indrajit, 2004), untuk menerapkan konsep-konsep
  • 28. 23 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator digitalisasi pada sektor publik, ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh, yaitu: 1. Support Elemen pertama dan paling krusial yang harus dimiliki oleh pemerintah adalah keinginan (intent) dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik untuk benar-benar menerapkan konsep e-Government, bukan hanya sekedar mengikuti trend atau justru menentang inisiatif yang berkaitan dengan prinsip-prinsip e-Government. Tanpa adanya unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi cenderung bekerja berdasarkan model manajemen “top down”, maka jelas dukungan implementasi program e-Government yang efektif harus dimulai dari para pimpinan pemerintahan yang berada pada level tertinggi (Presiden dan para pembatunya – Menteri) sebelum merambat ke level-level di bawahnya (Eselon 1, Eselon 2, Eselon 3, dan seterusnya). Yang dimaksud dengan dukungan di sini juga bukanlah hanya pada omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam bentuk hal-hal sebagai berikut: a) Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu kunci sukses negara dalam mencapai visi dan misi bangsanya, sehingga harus diberikan prioritas tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan. b) Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, informasi, dan lain-lain) di setiap tataran pemerintahan untuk membangun konsep ini dengan semangat lintas sektoral. c) Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktur pendukung agar tercipta lingkungan kondusif untuk mengembangkan e- Government (seperti adanya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang jelas, ditugaskannya lembaga-lembaga khusus – misalnya: kantor e-Envoy – sebagai penanggung jawab utama, disusunnya aturan main kerja sama dengan swasta, dan lain sebagainya).
  • 29. 24 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator d) Disosialisasikannya konsep e-Government secara merata, kontinyu, konsisten, dan menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat secara umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik. 2. Capacity Yang dimaksud dengan elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan atau keberdayaan dari pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-Government terkait menjadi kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus dimiliki oleh pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu: a) Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagi inisiatif e-Government, terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial b) Ketersedaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas ini merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan konsep e-Government c) Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan. Perlu diperhatikan di sini bahwa ketiadaan satu atau lebih elemen prasyarat tersebut janganlah dijadikan alasan tertundanya sebuah pemerintah tertentu dalam usahanya untuk menerapkan e-Government, terlebih-lebih karena banyaknya fasilitas dan sumber daya krusial yang berada di luar jangkauan pemerintah. Pemerintah harus mencari cara yang efektif agar dalam waktu cepat dapat memiliki ketiga prayarat tersebut, misalnya melalui usaha-usaha kerja sama dengan swasta, bermitra dengan pemerintah daerah/negara tetangga, merekrut SDM terbaik dari sektor non publik, mengalihdayakan (outsourcing) berbagai teknologi yang tidak dimiliki dan lain sebagainya.
  • 30. 25 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Gambar : Element of Success 3. Value Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat dari sisi pemerintah selaku pihak pemberi jasa (supply side). Berbagai inisiatif e-Government tidak akan ada gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya implementasi konsep tersebut dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya manfaat yang diperoleh dengan adanya e-Government bukanlah kalangan pemerintah sendiri, melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan (demand side). Untuk itulah maka pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi e- Government apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar benar- benar memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakatnya. Salah dalam mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat akan berdampak mendatangkan bumerang bagi pemerintah yang akan semakin mempersulit meneruskan usaha mengembangkan konsep e-Government. Value Value Value Nexus
  • 31. 26 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf jaringan e- Government yang akan merupakan kunci sukses utama penjamin keberhasilan atau dengan kata lain, pengalaman memperlihatkan bahwa jika elemen yang menjadi fokus sebuah pemerintah yang berusaha menerapkan konsep e-Government berada di luar area tersebut (ketiga elemen pembentuk nexus) tersebut, maka probabilitas kegagalan proyek tersebut akan tinggi. C. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi. Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta diklat lainnya.
  • 32. 27 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator BAB V TANTANGAN IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK DIGITAL Indikator Keberhasilan: Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan tantangan implementasi pelayanan publik digital Setiap negara pasti memiliki kondisi dan kebutuhan yang unik, dalam hal ini Indonesia secara umum serta masing-masing kementerian/lembaga dan daerah juga memiliki kondisi dan kebutuhn yang unik terkait penerapan pelayanan publik digital. Dan hal ini tidak dapat dibandingkan secara sama antara satu dengan yang lainnya. Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) telah melakukan evaluasi penerapan e- government untuk memetakan e-government secara nasional. Hasilnya sebanyak 82 instansi pemerintah (13,31%) berpredikat baik, sangat baik dan memuaskan. Sedangkan 534 instansi pemerintah (86,69%) berpredikat cukup dan kurang. Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa dalam proses implementasi pelayanan publik digital masih terdapat berbagai permasalahan yang menjadi tantangan. Kesiapan untuk mulai menerapkan konsep digitalisasi pada pelayanan publik sangat bergantung pada dua hal utama, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada jenis atau model e-government yang akan diterapkan yaitu: 1. Kebutuhan seperti apa yang saat ini menjadi prioritas utama dari masyarakat di suatu negara atau daerah terkait; dan 2. Ketersediaan sumber daya yang terdapat pada dominan masyarakat dan pemerintah tersebut.
  • 33. 28 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Dengan kata lain, tantangan dalam implementasi pelayanan publik digital bukan merupakan masalah pemerintah saja, tetapi adalah masalah bersama seluruh stakeholder dalam domain pemerintahan yang dimaksud.Secara lebih detail yang dimaksud dengan stakeholder adalah masyarakat, para pelaku bisnis, komunitas organisasi dan lain sebagainya. Secara umum, tantangan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: A. Kepemimpinan Melihat struktur kekuasaan dan manajemen di dalam lembaga pemerintahan, maka jelas terlihat bahwa unsur adanya pimpinan atau leader yang mampu menjadi inisiator utama di dalam mensosialisasikan dan memacu terimplementasikannya konsep e‐government adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan yang ada. Hasil riset memperlihatkan bahwa di balik kesuksesan beragam proyek e‐govermnet, terdapat seorang leader di belakangnya Tanda kesiapan dalam menerapkan prinsip e-government berasal dari adanya pemimpin atau leader yang memperlihatkan political will untuk melakukan implementasi e-government. Pemimpin tidak saja harus pintar dalam menyusun konsep, tetapi harus pula menjadi motivator ulung dalam setiap fase implementasi e- government. B. Kebijakan Hal kedua yang menunjukkan kesiapan untuk ke arah penerapan e-government adalah adanya suatu kebijakan yang menggambarkan arah pengembangan e-government secara keseluruhan. Saat ini, melalui Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 menunjukkan komitmen pemerintah baik dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, transparan dan akuntabel juga sebagai bentuk upaya meningkatkan keterpaduan dan efisiensi system pemerintah
  • 34. 29 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator berbasis elektronik sebagai peta jalan tata kelola manajemen system pemerintahan berbasis elektronik. Dengan tersedianya pemimpin dan kebijakan, maka paling tidak dua tantangan awal telah terpenuhi bagi suatu komunitas untuk mengimplementasikan konsep e-government. Disamping kedua hal tersebut, ada sejulah tantangan lain yang yang patut menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat kesiapan untuk menerapkan e-government yaitu: C. Infrastruktur Telekomunikasi Dalam level pelaksanaannya, perangkat keras seperti komputer, jaringan, dan infrastruktur akan menjadi faktor teramat sangat penting dalam penerapan e‐government. Secara ideal memang harus tersedia infrastruktur yang dapat menunjang target atau prioritas pengembangan e‐government yang telah disepakati. Namun secara pragmatis, harus pula dipertimbangkan potensi dan kemampuan atau status pengembangan infrastruktur telekomunikasi di lokasi terkait. Untuk daerah yang masih memiliki infrastruktur yang teramat sangat minim, adalah baik dipikirkan pola kerjasama dengan sejumlah pihak swasta guna mengundang mereka berinvestasi di daerah terkait. D. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan IT oleh Pemerintah Dengan mengamati sejauh mana pemerintah saat ini telah memanfaatkan beraneka ragam teknologi informasi dalam membantu kegiatan sehari‐hari akan memperlihatkan sejauh mana kesiapan mereka untuk menerapkan konsep e‐government. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak sekali lembaga internasional yang telah memberikan bantuan dana pinjaman atau hibah untuk membeli sejumlah teknologi perangkat keras bagi pemerintah, namun instrumen tersebut tidak dipergunakan secara maksimal dan banyak yang tidak dirawat sehingga sudah dalam kondisi rusak.
  • 35. 30 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator E. Kesiapan Sumber Daya di Pemerintah Yang akan menjadi ”pemain utama” atau subyek di dalam inisiatif e‐government pada dasarnya adalah manusia yang bekerja di lembaga pemerintahan, sehingga tingkat kompetensi dan keahlian mereka akan sangat mempengaruhi performa penerapan e‐government. Semakin tinggi tingkat information technology literacy SDM di pemerintah, semakin siap mereka dalam menerapkan konsep e‐government F. Ketersediaan Dana dan Anggaran Sangat jelas terlihat bahwa sekecil apapun inisiatif e‐government yang akan diterapkan, membutuhkan sejumlah sumber daya �inansial untuk membiayainya. Pemerintah daerah tertentu harus memiliki jaringan yang cukup terhadap berbagai sumber dana yang adan dan memiliki otoritas untuk menganggarkannya. Harap diperhatikan bahwa dana yang dibutuhkan tidak sekedar untuk investasi belaka, namun perlu pula dianggarkan untuk biaya operasional, pemeliharaan, dan pengembangan di kemudian hari G. Perangkat Hukum Karena konsep e‐government sangat terkait erat dengan usaha penciptaan dan pendistribusian data/informasi dari satu pihak ke pihak lain, masalah keamanan data/informasi dan hak cipta intelektual misalnya akan merupakan hal yang perlu dilindungi oleh undang‐undang atau peraturan hukum yang berlaku. Pemerintah harus memiliki perangkat hukum yang dapat menjamin terciptanya mekanisme e‐government yang kondusif.
  • 36. 31 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator H. Perubahan Paradigma Pada hakekatnya, penerapan e‐government adalah merupakan suatu proyek change management yang membutuhkan adanya keinginan untuk merubah paradigma dan cara ber�ikir. Perubahan paradigma ini akan bermuara pada dibutuhkannya kesadaran dan keinginan untuk merubah cara kerja, bersikap, perilaku, dan kebiasaan sehari‐hari. Jika para pimpinan dan karyawan di pemerintahan tidak mau berubah, maka dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan belum siap untuk menerapkan konsep e‐government. I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Sejauhmana Anda dapat menyelesaikan Latihan dan Evaluasi. Materi yang ada pada bab ini? Apabila Anda telah mampu menjawab Latihan dan Evaluasi Materi pada bab ini, berarti Anda telah menguasai topik ini dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih merasa ragu dengan pemahaman Anda mengenai materi yang terdapat dalam bab ini serta adanya keraguan dan kesalahan dalam menjawab Latihan dan Evaluasi Materi, maka disarankan Anda melakukan pembelajaran kembali secara lebih intensif dengan membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta diklat lainnya.
  • 37. 32 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator BAB VI PENUTUP A. Evaluasi Kegiatan Belajar Modul ini memuat seperangkat pengalaman belajar yang di desain untuk membantu peserta menguasai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran tercapai yaitu bahwa, setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu menjelaskan konsep dan praktik pelayanan publik digital, yang diindikasikan dengan peserta dapat: 1. Menjelaskan konsep dan kebijakan pelayanan publik digital; 2. Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan publik berbasis teknologi infomasi dan komunikasi; 3. Menjelaskan komponen utama pengembangan pelayanan publik berbasis teknologi informasi dan komunikasi; dan 4. Menjelaskan tantangan implementasi pelayanan publik digital. Secara spesifik, gambaran tingkat pemahaman peserta dapat diperoleh melalui penyelesaian soal-soal latihan dan evaluasi yang terdapat pada tiap akhir bab dalam modul ini. Kesulitan atau kendala yang ditemui dalam penyelesaian latihan-latihan tersebut hendaknya menjadi tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga bila diperlukan ditindaklanjuti dengan upaya-upaya yaitu membaca ulang materi, membaca bahan referensi, berdiskusi dengan pengajar/fasilitator dan juga dengan sesama peserta diklat lainnya. B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Materi yang diberikan dalam modul ini merupakan konsep dan pemahaman. Untuk dapat menerapkannya dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya maka peserta perlu mengikuti keseluruhan materi dalam program Diklat Teknik Audit
  • 38. 33 Modul Pelayanan Publik Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator Komunikasi Kehumasan dengan pendekatan belajar partisipasi aktif. Selain itu, diharapkan peserta selalu mengembangkan diri dengan membaca bahan-bahan referensi terkait lainnya untuk memperkaya pengetahuan.