Ali bin Al-Husein Zainal Abidin (wafat 93 H) adalah cucu Nabi Muhammad SAW dari jalur putri Fatimah. Ia dikenal sebagai ulama terkemuka di Madinah pada zamannya dan mengajar berbagai ilmu agama Islam selama 30 tahun di Masjid Nabawi. Ia dikenang karena sikap sabar dan kepasrahannya ketika anaknya meninggal akibat kecelakaan, serta kesopanannya ketika mencium Hajar Aswad.
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
Biografi imam ali bin hesen zainal abidin
1. BIOGRAFI
Ali bin Al-Husein Zainal Abidin (Wafat 93 H)
Nama sebenarnya adalah Ali bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib, neneknya adalah Fatimah az-
zahra binti Rasulillah, terkadang ia disebut dengan Nama Abu Husein atau Abu Muhammad,
sedangkan nama panggilannya adalah Zainal abidin dan As-Sajad, karena kebanyakan melakukan
shalat dimalam hari dan di siang hari.
Perjalanan hidupnya.
Diriwayatkan bahwa Ia menerima beberapa orang tamu dari Irak, lalu membicarakan Abu
Bakar, Umar dan Utsman tentang sesuatu yang buruk terhadapnya, dan ketika mereka selesai bicara,
maka ia berkata,"Apakah kalian termasuk kaum muhajirin yang didalam Alquran surat al-Hasyr: 8 yang
menegaskan 'Mereka yang diusir dari kampung halaman dan dipaksa meninggalkan harta benda
mereka, hanya karena mereka ingin memperoleh karunia Allah dan keridhaan-Nya?"' Mereka
menjawab, "Bukan.!"
"Apakah kalian termasuk kaum Anshar yang dinyatakan dalam Alquran surat al-Hasyr 97: 'Mereka yang
tinggal di Madinah dan telah beriman kepada Allah sebelum kedatangan kaum Muhajirin. Mereka itu
mencintai dan bersikap kasih sayang kepada orang-orang yang datang berhijrah kepada mereka, dan
mereka tidak mempunyai pamrih apa pun dalam memberikan bantuan kepada kaum Muhajirin. Bahkan
mereka lebih mengutamakan orang-orang yang hijrah daripada diri mereka sendiri, kendatipun mereka
berada dalam kesusahan?"' "Bukan.!"
Kalau begitu berati kalian menolak untuk tidak termasuk ke dalam salah satu dari kedua golongan
tersebut. Selanjutnya ia berkata" Aku bersaksi bahwa kalian bukanlah orang yang dimaksud dalam
firman allah, ""Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang -
orang yang beriman." (Qs. Al Hasyr:10). Maka keluarlah kalian dari rumahku, niscaya Allah murka
kepada kalian".
Ali bin al Husein Zainal 'Abidin dianggap sebagai ulama yang paling masyur di Madinah dan pemimpin
ulama tabi'in di sana. Hal ini keterangan yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, dan yang
diriwayatkan Ibnu Abbas.
Kurang lebih 30 tahun Zainal Abidin bergiat mengajar berbagai cabang ilmu agama Islam di
Masjid Nabawi di Madinah. Sikap tidak berpihak pada kelompok mana pun tersebut mengundang
simpati dari semua kelompok yang bertikai. Zainal Abidin disegani oleh segenap kaum Muslimin baik
kawan maupun lawan.
Pada zamannya, Zainal Abidin diakui masyarakat Muslimin sebagai ulama puncak dan
kharismatik. Ia sangat dihormati, disegani, dan diindahkan nasihat-nasihatnya. Kenyataan itu tidak
hanya karena kedalaman ilmu pengetahuan agamanya, tidak pula karena satu-satunya pria keturunan
Rasulullah, tetapi juga karena kemuliaan akhlak dan ketinggian budi pekertinya.
Salah seorang Putera 'Amar bin Yasir meriwayatkan bahwa: pada suatu hari Ali bin Husein
kedatangan suatu kaum, lalu beliau menyuruh pembantunya untuk membuatkan daging panggang,
Kemudian pembantu itu dengan terburu buru sehingga besi untuk membakar daging terjatuh mengenai
kepala anak Alin bin usein yang masih kecil sehingga anak tersebut meninggal. Maka Ali berkata
kepada pembantunya,' kamu kepanasan, sehingga besi itu jatuh'. Setelah itu beliau sendiri
mempersiapkan untuk memakamkan anaknya.". Menunjukan kesabaran dan kepasrahan beliau,
dimana seorang pembantu telah menyebabkan kematian anaknya. sehingga ia membalas kejelekan
dengan suatu kebaikan.
Sebuah keterangan yang diriwayatkan oleh Hisyam bin Abdul Malik ketika ia sedang
menunaikan ibadah haji sebelum diangkat menjadi Khalifah, ia berusaha untuk mencium hajar aswad
tetapi ia tidak mampu melakukannya, kemudian datang Ali bin Husein hendak mencium hajar aswad
juga sehingga orang orang disekitarnya menyingkir dan berhenti lalu beliau menciumnya. Kemudian
orang orang bertanya kepada Hisyam siapa orang itu?, dia menjawab aku tidak mengenalnya. Maka
seseorang berkata" Aku mengenalnya, dia adalah Ali bin al Husein.
2. Para ulama sepakat bahwa Ali bin al Husein ini anak paling kecil dari Husein yang selamat,
sedangkan kakak kakaknya dan kedua orang tuanya terbunuh sebagai syuhada. Zainal Abidin kecil
selamat dari pembunuhan keluarga Rasulullah, ketika itu ia sedang terlentang diatas tempat tidur
karena sakit, sehingga keadaanya luput dari pembunuhan, saat itu usianya 23 tahun. Allah melindungi
dan menyelamatkannya.
Ia wafat pada tahun 74 H di Madinah dalam usia 58 tahun dan dimakamkan di Baqi. Riwayat
lain dikatakan ia wafat pada tahun 93 H dalam usia 57 tahun.
Diringkas dari Biografi Ali bin Husein dalam kitab Al'ilmu w a al Ulama Karya Abu Bakar al Jazairy. Penerbit Daar al Kutub
as Salafiyyah. Cairo. ditulis tanggal 5 Rab'ul Aw al di Madinah al Nabaw iyah.