SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
DIKTAT KULIAH

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA




      JURUSAN TEKNIK MESIN

        FAKULTAS TEKNIK

   UNIVERSITAS DARMA PERSADA

              2009
DIKTAT KULIAH

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA




Disusun :
ASYARI DARAMI YUNUS
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Darma Persada
Jakarta.




                            ii
KATA PENGANTAR


     Untuk memenuhi buku pegangan dalam perkuliahan, terutama yang
menggunakan bahasa Indonesia dalam bidang teknik, maka kali ini penulis
menyempatkan diri untuk ikut membuat sebuah buku/diktat yang bisa digunakan
oleh mahasiswa teknik, terutama mahasiswa jurusan teknik mesin. Kali ini
penulis menyiapkan diktat yang ditujukan untuk mata kuliah Perpindahan Panas
dan Massa.

     Dalam penyusunan buku ini penulis berusaha menyesuaikan materinya
dengan kurikulum di jurusan Teknik Mesin, Universitas Darma Persada
Indonesia.

     Perlu ditekankan bahwa buku ini belum merupakan referensi lengkap dari
pelajaran Perpindahan Panas dan Massa, sehingga mahasiswa perlu untuk
membaca buku-buku referensi lain untuk melengkapi pengetahuannya tentang
materi buku ini.

     Akhir kata, mudah-mudahan buku ini bisa menjadi penuntun bagi
mahasiswa dan memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan. Tak lupa
penulis mengucapkan banyak-banyak terima-kasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian pembuatan buku ini.



                                            Jakarta, 21 Oktober 2009

                                            IR. ASYARI D. YUNUS SE. MSc.




                                     iii
DAFTAR ISI



BAB 1. Pendahuluan. 1

BAB 2. Konduksi Aliran Stedi - Satu Dimensi. 13

BAB 3. Konduksi Aliran Stedi - Dimensi Banyak. 61

BAB 4. Prinsip-prinsip Konveksi. 72

BAB 5. Radiasi.

BAB 6. Penukar Kalor.

BAB 7. Perpindahan Massa.




                                  iv
BAB I

                              PENDAHULUAN



   Tiga model perpindahan kalor:

      1. konduksi
      2. konveksi
      3. radiasi.

Perpindahan Kalor Konduksi

   Jika ada perbedaan temperatur pada suatu benda, maka akan ada
perpindahan energi dari suhu tinggi ke suhu rendah, perpindahan energi ini
disebut konduksi. Laju perpindahan kalor konduksi:

                       ∂T
             q = −kA                                                 (1.1)
                       ∂x

   Dimana: q = laju perpindahan kalor, watt
            ∂T/∂x = gradien suhu pada arah aliran kalor
            k = konduktivitas termal bahan, watt/m. oC

   Tanda negatif pada persamaan diatas diberikan supaya memenuhi hukum
termodinamika yaitu kalor mesti mengalir ke suhu yang lebih rendah seperti
ditunjukkan gambar 1.




              Gambar 1. Sketsa yang menunjukkan arah aliran kalor.

   Perhatikan gambar 2, jika sistem berada dalam kondisi stedi (tunak) yaitu
temperatur tidak berubah terhadap waktu, kita hanya perlu mengintegrasi
persamaan       (1.1).    Jika   terjadi    perubahan        suhu   terhadap   waktu   maka
penyelesaian persamaan diatas akan lebih kompleks.

    Untuk elemen dengan ketebalan dx , keseimbangan energinya adalah:



    Energi konduksi masuk dari kiri + kalor yang dibangkitkan dari elemen =
                Perubahan energi dalam + energi konduksi keluar di sebelah kanan.


                                                 ∂T
Energi masuk pada sisi kiri :        q x = −kA
                                                 ∂x

Energi yang dibangkitkan elemen = qA dx

                                       ∂T
Perubahan energi dalam = ρcA              dx
                                       ∂τ

                                               ∂T 
Energi keluar sisi kanan = qx+dx = − kA
                                               ∂x  x + dx
                                                  

                                    ∂T ∂  ∂T  
                              = − A k + k     dx 
                                    ∂x ∂x  ∂x  

dimana: q = energi yang dihasilkan per satuan volume, W/m 3
           c = kalor spesifik bahan
           ρ = kerapatan, kg/m3

           τ = waktu




         Gambar 2. Volume satuan untuk analisis konduksi kalor satu dimensi.

Dengan menggabungkan persamaan-persamaan diatas diperoleh:



Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                             2
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
∂T              ∂T       ∂T        ∂T
          −kA      q Adx= Adx
                    ˙              − A[k     ∂ k     dx]
                ∂x              ∂       ∂x ∂x ∂x

atau:

                                                                      (1.2)
           ∂ k ∂ T q= c ∂T
                      ˙
          ∂x ∂ x            ∂

Ini merupakan persamaan konduksi kalor satu dimensi. Untuk kondisi lebih dari
satu dimensi , keseimbangan energi adalah:



         qx + qy + qz +qgen = qx+dx + qy+dy + qz+dz + dE/dτ



Dan jumlah energi diberikan oleh:

                                ∂T
           q x =−k dy dz
                                ∂x


           q xdx =− k
                      [       ∂T
                                  ∂ k
                              ∂ x ∂x    ]
                                       ∂T
                                       ∂x
                                          dx dy dz


                                ∂T
            q y =−kdx dz
                                ∂y


            q ydy =− k
                          [   ∂T
                                  ∂ k
                              ∂y ∂y ∂y  ]
                                       ∂T
                                          dy dx dz


                                 ∂T
            q z =−k dx dyz
                                 ∂z


                      [
            q zdz =− k
                              ∂T
                                  ∂ k
                              ∂ z ∂z    ]
                                       ∂T
                                       ∂z
                                          dz dx dy


            qgen =q dx dy dz
                  ˙

            dE               ∂T
               = c dx dy dz
            d               ∂



Sehingga secara umum persamaan kalor konduksi tiga dimensi adalah:




Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                 3
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
     
           ∂ k ∂ T  ∂ k ∂ T  ∂ k ∂ T q= c ∂ T
          ∂x ∂ x    ∂y ∂y     ∂z ∂ z
                                        ˙
                                              ∂
                                                                     (1-3)



Untuk konduktivitas termal konstan, persamaan (1.3) bisa ditulis


          ∂ 2 T ∂2 T ∂ 2 T q 1 ∂ T
                                ˙
               2
                     2
                            2
                                =                                 (1-3a)
          ∂x       ∂y     ∂z    k  ∂


Dimana: α = k/ρc disebut difusitas termal bahan. Makain besar harga α makin
cepat kalor berdifusi ke bahan. Difusivitas termal mempunyai satuan meter
kwadrat per detik.

    Persamaan 1-3a bisa dirobah ke dalam koordinat silinder atau bola menjadi:

    Koordinat silinder:


          ∂2 T 1 ∂T 1 ∂2 T ∂2 T q 1 ∂ T
                                      ˙
             2
                      2   2
                                  2
                                      =                           (1-3b)
          ∂r     r ∂ r r ∂     ∂z    k  ∂


    Koordinat bola:


                                                ∂ 2 T q 1 ∂T
      1 ∂2
      r ∂r 2
             rT  2
                      1
                   r sin  ∂      
                            ∂ sin  ∂ T 
                                          2
                                            1
                                              2    2
                                                       ˙
                                                       =
                                    ∂  r sin  ∂  k  ∂ 
                                                                             (1-3c)



Kondisi-kondisi khusus:

•   Aliran kalor satu dimensi kondisi stedi (tanpa pembangkitan panas):

                d 2T
                     =0
                dx 2

•   Aliran kalor pada koordinat silinder satu dimensi kondisi stedi (tanpa
    pembangkitan panas):



              d 2T 1 dT
                  +     =0
              dr 2 r dr

•   Aliran kalor satu dimensi kondisi stedi dengan pembangkitan kalor:


Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                     4
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
d 2T q
                  + =0
              dx 2 k




•   Konduksi kondisi stedi dua dimensi dengan pembangkitan kalor:

              d 2T ∂ 2T
                  +     =0
              dx 2 ∂y 2

Konduktivitas Termal

    Konduktivitas termal ditentukan dari eksperimen. Harga-harga konduktivitas
untuk beberapa material ditunjukkan pada tabel 1. Umumnya, konduktivitas
termal sangat dipengaruhi oleh suhu.


Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                5
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Konduktivitas termal untuk gas-gas yang umum ditunjukkan oleh gambar 4,
sedangkan gambar 5 menunjukkan konduktivitas termal untuk zat cair yang
umum. Gambar 6 adalah konduktivitas beberapa bahan padat yang umum.




Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                               6
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa       7
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa       8
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Perpindahan Kalor Konveksi

    Sebuah pelat logam panas akan cepat menjadi dingin apabila ditempatkan
didepan sebuah kipas angin dibandingkan jika hanya dibiarkan di udara
diam.Kita sebut bahwa kalor di konveksi keluar dan kita sebut prosesnya
perpindahan kalor konveksi. Misalkan sebuah pelat dipanaskan seperti gambar
8. Suhu pelat adalah Tw dan suhu fluida T∞, kecepatan aliran terlihat pada
gambar. Kecepatan aliran berkurang sampai nol pada pelat karena efek gaya
viskos. Karena kecepatan lapisan fluida pada dinding nol, kalor hanya ditransfer
dengan cara konduksi pada titik ini. Karena itu kita bisa menggunakan
persamaan (1.1) dengan konduktivitas termal fluida dan gradien temperatur
fluida pada dinding. Namun kita tetap menyebutnya konveksi karena gradien
temperatur bergantung atas laju fluida dalam mengambil kalor.




                 Gambar 8. Perpindahan kalor konveksi dari sebuah pelat.

    Efek keseluruhan konveksi, dirumuskan dengan Hukum Newton tentang
pendinginan:

                q = hA (Tw - T∞)                                           (1-8)

    Pada persamaan ini, laju perpindahan kalor dikaitkan dengan perbedaan
temperatur menyeluruh antara dinding dan fluida dan luas permukaan. Besaran
h disebut koefisien perpindahan kalor konveksi. Untuk kondisi kompleks, harga h
ditentukan secara eksperimen. Koefisien perpindahan kalor kadang-kadang
disebut juga konduktansi film. Satuan h adalah watt per meter kwadrat per derjat
Celsius, jika aliran kalor dalam watt.




Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                      9
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Perpindahan kalor Radiasi

    Berbeda dengan perpindahan kalor konduksi dan konveksi dimana
perpindahan energi terjadi melalui media, maka kalor juga bisa dipindahkan
melalui ruang vakum. Mekanisme ini disebut radiasi elektromagnetik. Radiasi
elektromagnetik yang dihasilkan oleh perbedaan temperatur disebut radiasi
termal.

    Dalam termodinamika, pembangkit panas ideal atau benda hitam akan
memancarkan energi sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak benda dan
berbanding lurus dengan luas permukaan, atau:

                qpancaran = σAT4                                         (1-9)

    Dimana: σ = konstanta proporsional atau konstanta Stefan-Boltzmann

Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                10
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
= 5,669 x 10-8 W/m2.K4.

      Energi radiasi bisa juga dirumuskan dengan:

                q = FεFGσA(T14 – T24)                                        (1-11)

      dimana: Fε = fungsi emisivitas

              FG = fungsi faktor pandang geometri



Contoh soal 1:

Satu permukaan pelat tembaga yang tebalnya 3 cm, dijaga suhunya pada 400
o                                                   o
    C, dan permukaan satu lagi pada 100                 C. Berapa banyak kalor yang
dipindahkan pada pelat?. Konduktivitas termal tembaga adalah 370 W/m. oC
pada 250 oC.

Jawab:

Dari hukum Fourier:
                               q      dT
                                 = −k
                               A      dx
Dengan integrasi didapat:

                q      dT − (370)(100 − 400)
                  = −k    =                  = 3,7 MW/m2
                A      dx       3 x10− 2

Contoh soal 2:

Udara dengan suhu 20 oC meniup pelat panas ukuran 50 x 75 cm yang dijaga
suhunya pada 250 oC. Koefisien perpindahan kalor konveksi adalah 25 W/m 2.oC.
Hitunglah perpindahan kalor.

Jawab:

                q = hA (Tw - T∞)
                  = (25)(0,50)(0,75)(250 – 20)
                  = 2,156 kW.




Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                                    11
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
Contoh soal 3:

Misalkan pelat pada contoh soal 2 terbuat dari baja karbon (1%) tebal 2 cm dan
300 W hilang dari permukaan karena radiasi, hitunglah temperatur pelat bagian
dalam.

Jawab:

Kalor yang dikonduksikan melalui pelat mesti sama dengan jumlah kalor yang
hilang karena konveksi dan radiasi.

                qkond = qkonv + qrad

                -kA ∆T/∆x = 2,156 + 0,3 = 2,456 kW

                       (−2456)(0,02)
                ∆T =                   = −3,05 oC
                       (0,5)(0,75)(43)

    harga k diambila dari tabel 1. Temperatur dalam pelat didapat:

                TI = 250 + 3,05 = 253,05 oC




Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa                               12
Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta

More Related Content

What's hot

Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomena
aambrey
 
ekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalentekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalent
utuuud
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
Rock Sandy
 

What's hot (20)

Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomena
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Siklus rankine
Siklus rankineSiklus rankine
Siklus rankine
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
ekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalentekonomi teknik - metode annual equivalent
ekonomi teknik - metode annual equivalent
 
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Siklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi KasusSiklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi Kasus
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 

Viewers also liked

ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
Fransiska Puteri
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
iwandra doank
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)
Alen Pepa
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
hendri5
 
Review energi panas
Review energi panasReview energi panas
Review energi panas
okejelly
 
Konduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady stateKonduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady state
Ibnu Hamdun
 
Presentasi dump truck power poin
Presentasi dump truck power poinPresentasi dump truck power poin
Presentasi dump truck power poin
mining09uncen
 

Viewers also liked (20)

Bab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panasBab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panas
 
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panasBab 1 pengertian dasar perpindahan panas
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)
 
Ppt (heat transfers /transfer kalor)
Ppt (heat transfers /transfer kalor)Ppt (heat transfers /transfer kalor)
Ppt (heat transfers /transfer kalor)
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panas
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
 
Review energi panas
Review energi panasReview energi panas
Review energi panas
 
Konduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady stateKonduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady state
 
Analisa Kerja Praktek Perpindahan Panas
Analisa Kerja Praktek Perpindahan PanasAnalisa Kerja Praktek Perpindahan Panas
Analisa Kerja Praktek Perpindahan Panas
 
Perpan kel.2
Perpan kel.2Perpan kel.2
Perpan kel.2
 
Alat Berat
Alat BeratAlat Berat
Alat Berat
 
Presentasi dump truck power poin
Presentasi dump truck power poinPresentasi dump truck power poin
Presentasi dump truck power poin
 
Perpindahan kalor
Perpindahan kalorPerpindahan kalor
Perpindahan kalor
 
Konversi (energi)
Konversi (energi)Konversi (energi)
Konversi (energi)
 
Dasar teori konveksi
Dasar teori konveksiDasar teori konveksi
Dasar teori konveksi
 
Laporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenisLaporan hasil penelitian kalor jenis
Laporan hasil penelitian kalor jenis
 
Perpindahan kalor
Perpindahan kalorPerpindahan kalor
Perpindahan kalor
 

Similar to Bab1 perpindahan panas

Konduksi 1 d, steady state arah radial
Konduksi 1 d, steady state arah radialKonduksi 1 d, steady state arah radial
Konduksi 1 d, steady state arah radial
Ibnu Hamdun
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
enoels
 
Konduksi keadaan steady satu dimensi
Konduksi keadaan steady satu dimensiKonduksi keadaan steady satu dimensi
Konduksi keadaan steady satu dimensi
Ibnu Hamdun
 
Konduksi stedi, dimensi rangkap
Konduksi stedi, dimensi rangkapKonduksi stedi, dimensi rangkap
Konduksi stedi, dimensi rangkap
Ibnu Hamdun
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
Kira R. Yamato
 
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
Litmalem Ginting
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 

Similar to Bab1 perpindahan panas (20)

Konduksi 1 d, steady state arah radial
Konduksi 1 d, steady state arah radialKonduksi 1 d, steady state arah radial
Konduksi 1 d, steady state arah radial
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Konduksi keadaan steady satu dimensi
Konduksi keadaan steady satu dimensiKonduksi keadaan steady satu dimensi
Konduksi keadaan steady satu dimensi
 
Konduksi stedi, dimensi rangkap
Konduksi stedi, dimensi rangkapKonduksi stedi, dimensi rangkap
Konduksi stedi, dimensi rangkap
 
Perpan
PerpanPerpan
Perpan
 
Bab1 perpan
Bab1 perpanBab1 perpan
Bab1 perpan
 
K026228266
K026228266K026228266
K026228266
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
Simulasi numerik reservoar panasbumi fasa tunggal 1
 
Divergensi
DivergensiDivergensi
Divergensi
 
Hukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-iHukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-i
 
Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
 
Peristiwa perpindahan
Peristiwa perpindahanPeristiwa perpindahan
Peristiwa perpindahan
 
TEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GASTEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GAS
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru
 
MN6-Persamaan-Diferensial-Parsial orde 1.pdf
MN6-Persamaan-Diferensial-Parsial orde 1.pdfMN6-Persamaan-Diferensial-Parsial orde 1.pdf
MN6-Persamaan-Diferensial-Parsial orde 1.pdf
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Kinetika Reaksi _ RPS.pptx
Kinetika Reaksi _ RPS.pptxKinetika Reaksi _ RPS.pptx
Kinetika Reaksi _ RPS.pptx
 

Bab1 perpindahan panas

  • 1. DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2009
  • 2. DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Jakarta. ii
  • 3. KATA PENGANTAR Untuk memenuhi buku pegangan dalam perkuliahan, terutama yang menggunakan bahasa Indonesia dalam bidang teknik, maka kali ini penulis menyempatkan diri untuk ikut membuat sebuah buku/diktat yang bisa digunakan oleh mahasiswa teknik, terutama mahasiswa jurusan teknik mesin. Kali ini penulis menyiapkan diktat yang ditujukan untuk mata kuliah Perpindahan Panas dan Massa. Dalam penyusunan buku ini penulis berusaha menyesuaikan materinya dengan kurikulum di jurusan Teknik Mesin, Universitas Darma Persada Indonesia. Perlu ditekankan bahwa buku ini belum merupakan referensi lengkap dari pelajaran Perpindahan Panas dan Massa, sehingga mahasiswa perlu untuk membaca buku-buku referensi lain untuk melengkapi pengetahuannya tentang materi buku ini. Akhir kata, mudah-mudahan buku ini bisa menjadi penuntun bagi mahasiswa dan memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan. Tak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak terima-kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian pembuatan buku ini. Jakarta, 21 Oktober 2009 IR. ASYARI D. YUNUS SE. MSc. iii
  • 4. DAFTAR ISI BAB 1. Pendahuluan. 1 BAB 2. Konduksi Aliran Stedi - Satu Dimensi. 13 BAB 3. Konduksi Aliran Stedi - Dimensi Banyak. 61 BAB 4. Prinsip-prinsip Konveksi. 72 BAB 5. Radiasi. BAB 6. Penukar Kalor. BAB 7. Perpindahan Massa. iv
  • 5. BAB I PENDAHULUAN Tiga model perpindahan kalor: 1. konduksi 2. konveksi 3. radiasi. Perpindahan Kalor Konduksi Jika ada perbedaan temperatur pada suatu benda, maka akan ada perpindahan energi dari suhu tinggi ke suhu rendah, perpindahan energi ini disebut konduksi. Laju perpindahan kalor konduksi: ∂T q = −kA (1.1) ∂x Dimana: q = laju perpindahan kalor, watt ∂T/∂x = gradien suhu pada arah aliran kalor k = konduktivitas termal bahan, watt/m. oC Tanda negatif pada persamaan diatas diberikan supaya memenuhi hukum termodinamika yaitu kalor mesti mengalir ke suhu yang lebih rendah seperti ditunjukkan gambar 1. Gambar 1. Sketsa yang menunjukkan arah aliran kalor. Perhatikan gambar 2, jika sistem berada dalam kondisi stedi (tunak) yaitu temperatur tidak berubah terhadap waktu, kita hanya perlu mengintegrasi
  • 6. persamaan (1.1). Jika terjadi perubahan suhu terhadap waktu maka penyelesaian persamaan diatas akan lebih kompleks. Untuk elemen dengan ketebalan dx , keseimbangan energinya adalah: Energi konduksi masuk dari kiri + kalor yang dibangkitkan dari elemen = Perubahan energi dalam + energi konduksi keluar di sebelah kanan. ∂T Energi masuk pada sisi kiri : q x = −kA ∂x Energi yang dibangkitkan elemen = qA dx ∂T Perubahan energi dalam = ρcA dx ∂τ ∂T  Energi keluar sisi kanan = qx+dx = − kA ∂x  x + dx   ∂T ∂  ∂T   = − A k + k dx   ∂x ∂x  ∂x   dimana: q = energi yang dihasilkan per satuan volume, W/m 3 c = kalor spesifik bahan ρ = kerapatan, kg/m3 τ = waktu Gambar 2. Volume satuan untuk analisis konduksi kalor satu dimensi. Dengan menggabungkan persamaan-persamaan diatas diperoleh: Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 2 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 7. ∂T ∂T ∂T ∂T −kA q Adx= Adx ˙ − A[k  ∂ k  dx] ∂x ∂ ∂x ∂x ∂x atau: (1.2) ∂ k ∂ T q= c ∂T ˙ ∂x ∂ x ∂ Ini merupakan persamaan konduksi kalor satu dimensi. Untuk kondisi lebih dari satu dimensi , keseimbangan energi adalah: qx + qy + qz +qgen = qx+dx + qy+dy + qz+dz + dE/dτ Dan jumlah energi diberikan oleh: ∂T q x =−k dy dz ∂x q xdx =− k [ ∂T  ∂ k ∂ x ∂x   ] ∂T ∂x dx dy dz ∂T q y =−kdx dz ∂y q ydy =− k [ ∂T  ∂ k ∂y ∂y ∂y  ] ∂T dy dx dz ∂T q z =−k dx dyz ∂z [ q zdz =− k ∂T  ∂ k ∂ z ∂z   ] ∂T ∂z dz dx dy qgen =q dx dy dz ˙ dE ∂T = c dx dy dz d ∂ Sehingga secara umum persamaan kalor konduksi tiga dimensi adalah: Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 3 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 8.       ∂ k ∂ T  ∂ k ∂ T  ∂ k ∂ T q= c ∂ T ∂x ∂ x ∂y ∂y ∂z ∂ z ˙ ∂ (1-3) Untuk konduktivitas termal konstan, persamaan (1.3) bisa ditulis ∂ 2 T ∂2 T ∂ 2 T q 1 ∂ T ˙ 2  2  2  = (1-3a) ∂x ∂y ∂z k  ∂ Dimana: α = k/ρc disebut difusitas termal bahan. Makain besar harga α makin cepat kalor berdifusi ke bahan. Difusivitas termal mempunyai satuan meter kwadrat per detik. Persamaan 1-3a bisa dirobah ke dalam koordinat silinder atau bola menjadi: Koordinat silinder: ∂2 T 1 ∂T 1 ∂2 T ∂2 T q 1 ∂ T ˙ 2   2 2  2  = (1-3b) ∂r r ∂ r r ∂ ∂z k  ∂ Koordinat bola: ∂ 2 T q 1 ∂T 1 ∂2 r ∂r 2 rT  2 1 r sin  ∂   ∂ sin  ∂ T  2 1 2 2 ˙  = ∂  r sin  ∂  k  ∂  (1-3c) Kondisi-kondisi khusus: • Aliran kalor satu dimensi kondisi stedi (tanpa pembangkitan panas): d 2T =0 dx 2 • Aliran kalor pada koordinat silinder satu dimensi kondisi stedi (tanpa pembangkitan panas): d 2T 1 dT + =0 dr 2 r dr • Aliran kalor satu dimensi kondisi stedi dengan pembangkitan kalor: Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 4 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 9. d 2T q + =0 dx 2 k • Konduksi kondisi stedi dua dimensi dengan pembangkitan kalor: d 2T ∂ 2T + =0 dx 2 ∂y 2 Konduktivitas Termal Konduktivitas termal ditentukan dari eksperimen. Harga-harga konduktivitas untuk beberapa material ditunjukkan pada tabel 1. Umumnya, konduktivitas termal sangat dipengaruhi oleh suhu. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 5 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 10. Konduktivitas termal untuk gas-gas yang umum ditunjukkan oleh gambar 4, sedangkan gambar 5 menunjukkan konduktivitas termal untuk zat cair yang umum. Gambar 6 adalah konduktivitas beberapa bahan padat yang umum. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 6 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 11. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 7 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 12. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 8 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 13. Perpindahan Kalor Konveksi Sebuah pelat logam panas akan cepat menjadi dingin apabila ditempatkan didepan sebuah kipas angin dibandingkan jika hanya dibiarkan di udara diam.Kita sebut bahwa kalor di konveksi keluar dan kita sebut prosesnya perpindahan kalor konveksi. Misalkan sebuah pelat dipanaskan seperti gambar 8. Suhu pelat adalah Tw dan suhu fluida T∞, kecepatan aliran terlihat pada gambar. Kecepatan aliran berkurang sampai nol pada pelat karena efek gaya viskos. Karena kecepatan lapisan fluida pada dinding nol, kalor hanya ditransfer dengan cara konduksi pada titik ini. Karena itu kita bisa menggunakan persamaan (1.1) dengan konduktivitas termal fluida dan gradien temperatur fluida pada dinding. Namun kita tetap menyebutnya konveksi karena gradien temperatur bergantung atas laju fluida dalam mengambil kalor. Gambar 8. Perpindahan kalor konveksi dari sebuah pelat. Efek keseluruhan konveksi, dirumuskan dengan Hukum Newton tentang pendinginan: q = hA (Tw - T∞) (1-8) Pada persamaan ini, laju perpindahan kalor dikaitkan dengan perbedaan temperatur menyeluruh antara dinding dan fluida dan luas permukaan. Besaran h disebut koefisien perpindahan kalor konveksi. Untuk kondisi kompleks, harga h ditentukan secara eksperimen. Koefisien perpindahan kalor kadang-kadang disebut juga konduktansi film. Satuan h adalah watt per meter kwadrat per derjat Celsius, jika aliran kalor dalam watt. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 9 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 14. Perpindahan kalor Radiasi Berbeda dengan perpindahan kalor konduksi dan konveksi dimana perpindahan energi terjadi melalui media, maka kalor juga bisa dipindahkan melalui ruang vakum. Mekanisme ini disebut radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh perbedaan temperatur disebut radiasi termal. Dalam termodinamika, pembangkit panas ideal atau benda hitam akan memancarkan energi sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak benda dan berbanding lurus dengan luas permukaan, atau: qpancaran = σAT4 (1-9) Dimana: σ = konstanta proporsional atau konstanta Stefan-Boltzmann Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 10 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 15. = 5,669 x 10-8 W/m2.K4. Energi radiasi bisa juga dirumuskan dengan: q = FεFGσA(T14 – T24) (1-11) dimana: Fε = fungsi emisivitas FG = fungsi faktor pandang geometri Contoh soal 1: Satu permukaan pelat tembaga yang tebalnya 3 cm, dijaga suhunya pada 400 o o C, dan permukaan satu lagi pada 100 C. Berapa banyak kalor yang dipindahkan pada pelat?. Konduktivitas termal tembaga adalah 370 W/m. oC pada 250 oC. Jawab: Dari hukum Fourier: q dT = −k A dx Dengan integrasi didapat: q dT − (370)(100 − 400) = −k = = 3,7 MW/m2 A dx 3 x10− 2 Contoh soal 2: Udara dengan suhu 20 oC meniup pelat panas ukuran 50 x 75 cm yang dijaga suhunya pada 250 oC. Koefisien perpindahan kalor konveksi adalah 25 W/m 2.oC. Hitunglah perpindahan kalor. Jawab: q = hA (Tw - T∞) = (25)(0,50)(0,75)(250 – 20) = 2,156 kW. Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 11 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta
  • 16. Contoh soal 3: Misalkan pelat pada contoh soal 2 terbuat dari baja karbon (1%) tebal 2 cm dan 300 W hilang dari permukaan karena radiasi, hitunglah temperatur pelat bagian dalam. Jawab: Kalor yang dikonduksikan melalui pelat mesti sama dengan jumlah kalor yang hilang karena konveksi dan radiasi. qkond = qkonv + qrad -kA ∆T/∆x = 2,156 + 0,3 = 2,456 kW (−2456)(0,02) ∆T = = −3,05 oC (0,5)(0,75)(43) harga k diambila dari tabel 1. Temperatur dalam pelat didapat: TI = 250 + 3,05 = 253,05 oC Asyari D. Yunus – Perpindahan Panas dan Massa 12 Teknik Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta