2. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
2
3. Kompetensi Dasar
1.6. Menjunjukkan perilaku orang beriman dalam mencintai tanah
air dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.6. Mengutamakan sikap disiplin sebagai warga negara sejalan
dengan konsep bela negara dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3.6. Mengekspresikan konsep cinta tanah air/bela negara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.6. Mengorganisasikan kegiatan lingkungan yang mencerminkan
konsep cinta tanah air dalam konteks kehidupan sehari-hari.
3
4. A. Makna Bela Negara
UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang dimaksud
dengan bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Inti dari upaya bela negara adalah kesediaan untuk memberikan
sesuatu tanpa pamrih atau kerelaan berkorban untuk bangsa dan
negara sebagai sebuah tindakan terbaik untuk melindungi,
mempertahankan, serta memajukan
4
5. B. Landasan Hukum Bela Negara
• Pasal 27 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945, “setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
• Pasal 30 ayat 1 UUD 1945, “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
• Pasal 30 ayat (2) yang berbunyi: “Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”.
• Pasal 9 ayat (1) UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
5
8. Bentuk-bentuk Perjuangan Bangsa Indonesia
Bentuk
Perjuangan
Perjuangan
Fisik
Dilakukan dengan menggunakan
kekuatan fisik/senjata
contoh : Peristiwa Bandung Lautan Api,
Pertempuran 10 November, dan Perang
Diponegoro
Perjuangan
Diplomasi
Dilakukan melalui kerja sama,
perjanjian, dan konferensi, tanpa
adanya perlawanan dgn
fisik/senjata
contoh : Perjanjian Renvile, KMB,
Roem Royen. Perjanjian Linggar Jati
8
9. Pertempuran Surabaya
Tanggal 10 November 1945
• Diawali oleh kedatangan atau mendaratnya brigade 29 dari divisi India
ke-23 di bawah pimpinan Brigadir Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945.
• Pada tanggal 27 Oktober 1945, pemuda Surabaya berhasil memporak-
porandakan kekuatan Sekutu. Untuk menyelesaikan insiden tersebut
diadakan perundingan dan terjadi insiden Jembatan Merah, Brigadir
Mallaby tewas.
• Pada tanggal 9 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum
yang isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada
Sekutu. Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya.
Akibatnya, pecahlah perang di Surabaya pada tanggal 10 November 1945
9
10. • Bung Tomo, melalui siaran radio, mengobarkan semangat
perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang menyerah kepada
penjajah, misalnya slogan Revolusi ”merdeka atau mati”.
• Pertempuran ini merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang
menelan korban 15.000 orang.
• Peristiwa 10 November ini, diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh
seluruh bangsa Indonesia
10
12. Konfrensi Meja Bundar (KMB)
• Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949, berhasil mengakhiri
konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda
• Hasil konferensi tersebut yang paling utama adalah ”pengakuan
dan penyerahan” kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada
Pemerintah Indonesia tanggal 27 Desember 1949
• Struktur ketatanegaraan berbentuk negara federal, yaitu negara
Republik Indonesia Serikat.
12
14. 14
Kesepakatan
KMB
Pembentukan Uni
Belanda-Republik
Indonesia
Soekarno dan Moh. Hatta akan
menjabat sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia Serikat
untuk periode 1949-1950
Irian Barat masih dikuasai
Belanda dan tidak
dimasukkan ke dalam
Republik Indonesia Serikat
Pemerintah Indonesia harus
menanggung hutang negeri Hindia
Belanda sebesar 4,3 miliar gulden.
15. Ancaman Terhadap NKRI
• Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa.
15
Bentuk
Ancaman
MILITER -Ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata, terorganisasi serta
membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa
Agresi, pelanggaran
wilayah, spionase, sabotase,
aksi teror bersenjata,
pemberontakan, dan perang
saudara
NON MILITER - Tidak bersifat fisik
serta bentuknya tidak terlihat
Berbentuk ancaman terhadap ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan dan keamanan
16. 16
Sumber
Ancaman
Dalam
Negeri
Perbedaan suku bangsa dapat
menjadi sumber konflik,
disintegrasi bangsa, kesenjangan
social, makar, korupsi,
pemaksaan kehendak, narkoba dll
Luar Negeri
Masuknya ideologi lain seperti
liberalisme, komunisme, ikut
campurnya negara lain dalam urusan
dalam negeri Indonesia, pelanggaran
wilayah, gempuran budaya asing
yang tak sesuai dengan norma-norma
dll
17. Keikutsertaan Warga Negara dalam
Bela Negara
UU No 3 Th
2002 Pasal 9 (2)
Pendidikan
Kewarganegaraan
Pelatihan Dasar Kemiliteran
Pengabdian sebagai
TNI/POLRI
Pengabdian sesuai
profesi
17