Dokumen tersebut membahas beberapa teori terbentuknya kulit bumi, yaitu teori kontraksi, teori dua benua Laurasia-Gondwana, teori pengapungan benua, dan teori konveksi. Teori kontraksi menyatakan bumi mengalami penyusutan akibat pendinginan, teori dua benua menyatakan awalnya hanya dua benua raksasa yaitu Laurasia dan Gondwana, teori pengapungan benua menyatakan
3. Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Hal ini telah
menjadi dasar pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan
dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang dan prediksi pada
masa yang akan datang. Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi
yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.
1. Teori kontraksi (Contraction theory)
2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)
3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory)
4. Teori konveksi (Convection theory)
5. Teori pergeseran dasar laut
6. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory)
4. 1. Teori kontraksi (Contraction theory)
Teori kontraksi dikemukakan oleh Descartes. Ia menyatakan bahwa
bumi mengalami penyusutan (mengerut) karena pendinginan.
Akibatnya, terjadilan PEGUNUNGAN dan LEMBAH. Teori ini
dikembangkan lagi oleh Eduard Suess (1813-1914), Seorang Geolog
Austria, yang menyatakan bahwa pegunungan yang satu mempunyai
hubungan dengan pegunungan yang lain serta benua merupakan
sebuah daerah yang stabil, kecuali daerah-daerah tertentu yang labil,
yang sering terjadi gempa bumi
5. 2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada
awalnya bumi terdiri atas dua benua
yang sangat besar, yaitu Laurasia di
sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi. Kedua
benua tersebut kemudian bergerak
perlahan ke arah equator bumi sehingga
pada akhirnya terpecah-pecah menjadi
benua-benua yang lebih kecil. Laurasia
terpecah menjadi Asia, Eropa, dan
Amerika Utara, sedangkan Gondwana
terpecah menjadi Afrika, Australia, dan
Amerika Selatan.
Teori Laurasia-Gondwana pertama kali
dikemukakan oleh Edward Zuess pada
1884.
6. 3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory)
Teori pengapungan benua
dikemukakan oleh Alfred Wegener pada
1912. Ia menyatakan bahwa pada
awalnya di bumi hanya ada satu benua
maha besar disebut Pangea. Menurutnya
benua tersebut kemudian terpecah-pecah
dan terus mengalami perubahan melalui
pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi
bumi yang sentripugal, mengakibatkan
pecahan benua tersebut bergerak ke arah
barat menuju ekuator. Teori ini
didukung oleh bukti-bukti berupa
kesamaan garis pantai Afrika bagian
barat dengan Amerika Selatan bagian
timur, serta adanya kesamaan batuan
dan fosil di kedua daerah tersebut.
7. 4. Teori konveksi (Convection theory)
Teori ini dikemukakan oleh Harry Hess
(1923).
Teori ini menyatakan bahwa terjadi
aliran konveksi ke arah vertikal di
dalam lapisan astenosfer yg agak
kental.
Aliran konveksi yg merambat ke dalam
kerak bumi menyebabkan batuan kerak
bumi menjadi lunak.
Gerak aliran dari dalam tersebut
mengakibatkan permukaan bumi
menjadi tidak rata.