2. “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah
Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari
ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:2-3)
Siapa yang menciptakan segala sesuatu, termasuk
hari Sabat? Yohanes 1: 1-3, Kolose 1:16; Kisah 1: 1-2
Yesus adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk
hari Sabat. Yesus, Adam dan Hawa tidaklah
merasa lelah, jadi mengapa mereka perlu
beristirahat pada hari Sabat?
Dalam dunia tanpa dosa, Sabat
adalah sebuah bait di saat semua
makhluk datang bersama-sama
untuk memuji Pencipta mereka dan
menikmati persekutuan khusus
dengan-Nya.
Tidak seperti mereka, kita dikelilingi
oleh dosa, jadi kita perlu saat-saat
persekutuan yang erat dengan
Pencipta kita bahkan lebih.
Yesus memberikan teladan dengan
beristirahat pada hari Sabat baik
setelah menciptakan kita dan
setelah menebus kita.
3. “Karena Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari
Sabat.”(Matius 12:8)
Murid-murid Yesus memetik bulir
gandum dari ladang gandum dan
memakannya pada hari Sabat (Mat
12: 1-2)
Hal itu diizinkan oleh hukum (Ul 23:25), namun
mereka dituduh melanggar hukum dengan
melakukan hal itu pada hari Sabat.
Orang-orang Farisi mengikuti aturan yang sangat
ketat dalam memelihara hari Sabat. Jadi apa
yang para murid lakukan termasuk menuai,
mengirik dan menampi gandum bagi mereka.
4. “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Matius 12:8)
Yesus menjawab orang-orang Farisi. Dia
menggunakan dua contoh yang melibatkan
pelayanan di dalam Bait Allah:
A. Daud memakan Roti Sajian. Hukum upacara
mengizinkan pelanggaran itu.
B. Para imam bekerja (bahkan kerja keras) pada
hari Sabat. Pekerjaannya diterima oleh Allah.
Setelah itu, Yesus menyatakan:
1. “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia
untuk hari Sabat.” (Markus 2:27)
Hari Sabat adalah sebuah pemberian dari Tuhan
untuk umat manusia. Hari Sabat diadakan untuk
melayani kita, bukan sebaliknya.
2. “Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
(Markus 2:28)
Juruselamat kita adalah Pencipta hari Sabat, jadi Ia
berhak memutuskan apa yang pantas atau tepat
untuk dilakukan pada hari kudus itu.
5. “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan
menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.”
(Lukas 4:16)
Teladan Yesus dalam memelihara hari Sabat adalah yang terpenting.
Bagaimana Yesus memelihara hari Sabat?
1. Yesus berkumpul dengan orang percaya lainnya
untuk mempelajari Kitab Suci dan beribadah.
(Lukas 4: 16-21)
2. Ia mengalami secara alami (Mat 12:1-8)
3. Dia meringankan penderitaan manusia (Matius
9-14; Lukas 13:15, 16; Yohanes 5:16, 17)
4. Ia berhenti dari pekerjaan (Kej 2: 1-3)
5. Karena kepatuhan Yesus yang ketat terhadap
kitab suci, Yesus menahan diri dari perdagangan
(Matius 5: 17-19; Neh 13:15-22)
6. Kita dapat menyimpulkan dari perilaku murid
Yesus bahwa Ia melaksanakan hari persiapan
(Lukas 23, 24; Keluaran 16)
Berdasarkan teladan Yesus, orang Kristen harus dengan teliti melaksanakan
hari Sabat untuk saat ini.
6. “Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia
menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya
mereka dapat mempersalahkan Dia.” (Markus 3:2)
Yesus dituduh melanggar hari Sabat karena Dia “bekerja” dengan
menyembuhkan orang. Bagaimana Yesus menjawab pernyataan itu?
Matius 12:10-13.
• Jika seekor domba jatuh ke
dalam lubang,
menyelamatkan domba itu
adalah sah secara hukum.
Bukankah manusia lebih
berharga dari pada domba?
Jadi adalah boleh untuk
berbuat baik pada hari Sabat.
Lukas 13:10-17.
• Melepaskan seekor hewan
sehingga hewan itu dapat
minum pada hari Sabat adalah
diperbolehkan. Haruskah kita
juga kehilangan orang-orang
yang telah diikat dengan
penyakit oleh Setan? Bukankah
kita harus menyembuhkan
mereka?
Yohanes 5:2-18.
• Bapa bekerja pada hari
Sabat dengan menopang
alam semesta. Bukankah
membantu orang pada
hari Sabat adalah juga
diperbolehkan?
Yesus membebaskan Sabat dari pemahaman yang radikal. Dia membantu kita
untuk menjauh dari hal legalisme tanpa melanggar hari Sabat.
7. “‘Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti
Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang
untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman
TUHAN.” (Yesaya 66:23)
Teologi yang populer menyatakan bahwa Yesus
mengalihkan kesucian hari Sabat ke hari Minggu,
untuk menghormati kebangkitan-Nya. Namun
demikian, ketika Yesus berbicara tentang
kehancuran Yerusalem (yang akan berlangsung 40
tahun setelah kebangkitan-Nya), Dia berkata,
“Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu
jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada
hari Sabat.” (Matius 24:20)
Paulus dan para rasul lainnya biasanya hadir di
Gereja pada hari Sabat (Kisah Para Rasul 13:14, 42;
14: 1; 17: 1-2, 18: 4)
Ketika beberapa orang Yunani ingin bertemu Paulus
terpisah dari orang-orang Yahudi (di luar Sinagog), ia
berkhotbah kepada mereka untuk dua hari Sabat
berturut-turut (Kisah Para Rasul 13: 42-44). Dia
tidak bertemu dengan mereka pada hari Minggu.
8. “Sebagaimana Sabat menjadi tanda
yang membedakan Israel ketika
mereka keluar dari Mesir untuk
masuk ke Kanaan di dunia ini,
demikian juga Sabat itu harus
menjadi suatu tanda yang sekarang
ini membedakan umat Allah ketika
mereka keluar dari dunia untuk
masuk ke dalam perhentian di surga.
Sabat itu merupakan suatu tanda
hubungan antara Allah dan umatNya,
suatu tanda bahwa mereka
menghormati hukumNya. Sabat itu
membedakan antara rakyatNya yang
setia dan para pelanggar hukum.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 6, cp. 44, pg. 349)