Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang panggilan Yeremia sebagai nabi. Yeremia merasa ragu dan tidak layak untuk menjadi nabi karena masih muda. Namun Allah meyakinkan Yeremia dengan memberinya penglihatan tentang dahan badam dan periuk mendidih yang meramalkan hukuman bagi tanah Yehuda. Pelajaran dari kisah Yeremia adalah bahwa Allah melihat potensi dalam diri seseorang meskipun masih muda, dan
2. “Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan,
dengan Roh TUHAN, dengan keadilan
dan keperkasaan, untuk memberitakan
kepada Yakub pelanggarannya dan
kepada Israel dosanya.” (Mikha 3:8)
“Apakah Aku berkenan kepada kematian
orang fasik? demikianlah firman
Tuhan ALLAH. Bukankah kepada
pertobatannya supaya
ia hidup?” (Yehezkiel 18:23)
Para nabi biasanya memiliki dua tujuan utama:
1. Mengutuk dosa.
2. Memberitakan pengampunan Allah.
Mereka berada dalam satu dilema. Jika mereka
memberitakan pekabaran itu, mereka mungkin
akan menderita penganiayaan atau kematian
(Lukas 3: 19-20). Jika mereka tidak memberitakan,
maka Allah akan menghukum mereka.
Mereka memutuskan untuk melakukan pekerjaan
yang Allah telah perintahkan kepada mereka
meskipun ada konsekuensinya.
Mereka memberitakan pekabaran yang mereka
terima dari Allah melalui mimpi, penglihatan dan
wahyu. Berkat ketekunan mereka, kita dapat
membaca pekabaran Tuhan pada saat ini.
3. “Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan
imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.” (Yeremia 1:1)
Yeremia adalah seorang imam. Ia dibesarkan
untuk melayani di bait suci.
Ia lahir di Anatot – sekarang adalah Anata –
4 km (2,5 mil) dari Yerusalem.
Abyatar adalah bagian dari keturunan Eli.
Dia diasingkan ke Anatot ketika ia
kehilangan jabatan Imam Besar nya. Oleh
karena itu, Yeremia boleh jadi merupakan
salah satu dari keturunannya (1 Raja 2:26).
Pelayanan kenabiannya dimulai pada 627
SM dan tidak berhenti hingga 586 SM.
Menurut Yeremia 1: 2-3, ia melayani sebagai
seorang nabi untuk lebih dari 40 tahun
selama masa pemerintahan lima raja
terakhir di Yehuda.
4. Namun demikian, Allah telah memilih dia jauh
sebelumnya. Allah telah mempersiapkan dia
(menguduskan) menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Allah mempersiapkan kita semua dengan
berbagai karunia ketika kita dilahirkan, jadi kita
harus melakukan misi, meskipun kita
bertanggung jawab untuk mengembangkan
karunia-karunia itu.
Allah memiliki rencana untuk masing-masing kita.
Kita harus menemukan misi kita dan memenuhi
maksud dan rencana yang Allah telah siapkan
bagi kita.
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari
kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”(Yeremia 1:5)
Yeremia berusia sekitar
18-20 tahun ketika dia
dipanggil ke dalam
pelayanan kenabian.
5. “Pemuda itu [Yeremia] bersembunyi dibalik keragu-raguannya terhadap
pemikiran menjadi seorang nabi. Perasaan tidak layak meliputinya, dan
sifat alaminya untuk mundur dari satu tugas di mana ia akan keluar
bersama orang-orang yang satu generasi dengan dia.” (SDA Bible
Commentary, on Jeremiah 1:6).
“Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak
pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.“ Tetapi TUHAN
berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi
kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun
yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.’” (Yeremia 1:6-7)
Dia menggunakan alasan yang sama yang Musa lakukan,
ketidakmampuannya untuk berbicara di depan umum
(Keluaran 4: 10-15).
Allah memperlengkapi mereka yang Dia panggil. Dia
memberikan janji yang teguh kepada Yeremia ketika ia
memanggilnya:
6. “Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang
kaulihat, hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon
badam.’… Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya:
“Apakah yang kaulihat?” Jawabku: “Aku melihat sebuah periuk yang
mendidih; datangnya dari sebelah utara.’” (Yeremia 1:11, 13)
Nubuatan pertama akan lebih baik dipahami
di dalam bahasa Ibrani.
Dapat diterjemahkan sebagai berikut, “Aku
melihat cabang dari satu pohon yang sudah
siap [shaqed]... Engkau telah melihat dengan
baik, karena saya telah siap [shaqad] untuk
melaksanakan firman-Ku.”
Pohon badam memberitahukan tentang
datangnya musim semi. Ketika kita
melihatnya, kita tahu dengan pasti bahwa
musim semi sudah tiba. Kita juga dapat
dengan yakin bahwa Firman Tuhan akan
digenapi.
Apa yang akan digenapi pada saat itu?
Sebuah “periuk mendidih.”
7. Periuk itu miring dari arah utara, jadi priuk itu
akan menumpahkan isinya yang mendidih ke
arah selatan atas tanah Yehuda.
Tentara Babilon datang dari timur Yehuda.
Mereka harus pergi ke arah utara mengikuti
sungai Efrat untuk menghindari padang
gurun. Mereka akan menyerang Israel dari
arah utara.
“Sesudah itu firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: “Apakah yang kaulihat,
hai Yeremia?” Jawabku: “Aku melihat sebatang dahan pohon badam.”... Firman
TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: “Apakah yang kau lihat?”
Jawabku: “Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah
utara.’” (Yeremia 1:11, 13)
Orang-orang di Yehuda hanya memiliki dua
pilihan terhadap ancaman itu: untuk terus
berbuat dosa atau bertobat.
Tergantung pada keputusan mereka, pekabaran
Yeremia akan apakah “membinasakan dan
meruntuhkan” atau “membangun dan
menanam.” (Yeremia 1:10).
8. “Di dalam diri Yeremia yang masih muda itu, Allah melihat orang yang
akan berlaku benar kepada tanggung jawabnya dan yang akan berdiri
demi kebenaran terhadap perlawanan besar. Pada waktu masih anak-
anak ia telah membuktikan kesetiaannya; dan kini ia harus menahan
kesukaran, sebagai serdadu salib yang baik. “. . . Janganlah katakan:
Aku ini masih muda,” kata Tuhan membujuk pesuruh pilihan-Nya itu;
“tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan
apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan.
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk
melepaskan engkau.’”
Pelajaran-pelajaran dari panggilan Yeremia:
E.G.W. (Prophets and Kings, cp. 34, pg. 407)