“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7)
“Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
(Yeremia 17:8)
2. Pekabaran
Yeremia
• Dua jalan (Yeremia 17:5-10)
• Menegur dosa (Yeremia 17:1-4)
Membalas
pekabaran
• Menyerang nabi (Yeremia 11:18-23)
• Ratapan nabi (Yeremia 12:1-5)
Balasan
Ilahi • Kekeringan (Yeremia 14:1-10)
3. • “Beginilah firman
TUHAN: "Terkutuklah
orang yang
mengandalkan manusia,
yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan
yang hatinya menjauh
dari pada TUHAN!’”
(Yeremia 17:5)
• “Ia akan seperti semak
bulus di padang
belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya
keadaan baik; ia akan
tinggal di tanah angus di
padang gurun, di negeri
padang asin yang tidak
berpenduduk.” (Yeremia
17:6)
• “Diberkatilah orang yang
mengandalkan TUHAN,
yang menaruh
harapannya pada
TUHAN!” (Yeremia 17:7)
• “Ia akan seperti pohon
yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-
akarnya ke tepi batang
air, dan yang tidak
mengalami datangnya
panas terik, yang
daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam
tahun kering, dan yang
tidak berhenti
menghasilkan buah.”
(Yeremia 17:8)
“Betapa liciknya hati, lebih licik
dari pada segala sesuatu, hatinya
sudah membatu: siapakah yang
dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17:9)
Hanya ada dua jalan;
apakah saya percaya
Tuhan atau tidak.
Bagaimana saya dapat
mempercayai orang
lain? Saya bahkan
tidak dapat
mempercayai diri
sendiri, karena hati
saya menipu diri saya.
4. “Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang
matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan
pada tanduk-tanduk mezbah mereka.” (Yeremia 17:1)
Kejahatan seperti pena besi. Pena besi itu
memahat dosa didalam hati kita yang keras.
Setiap dosa itu memperdalam tanda dan
menodai tindakan kita (tanduk-tanduk
mezbah kita).
Yeremia memanggil Yehuda untuk bertobat
dengan menegur dosa-dosa mereka. Dia
memanggil mereka untuk menerima kasih
Allah (Yeremia 31:3).
Ketika kita membiarkan Allah memahat kita,
perubahan menakjubkan akan terjadi:
“Karena telah ternyata, bahwa kamu
adalah surat Kristus, yang ditulis oleh
pelayanan kami, ditulis bukan dengan
tinta, tetapi dengan Roh dari Allah
yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di
dalam hati manusia.” (2 Korintus 3:3)
5. “Ketika Yesus berbicara tentang hati yang
baru, yang Ia maksudkan adalah pikiran,
hidup, keseluruhan aspek kehidupan.
Untuk memiliki perubahan hati yaitu
dengan menarik keinginan hati dari dunia,
serta mengikatkannya pada Kristus.
Untuk memiliki hati yang baru artinya
memiliki pikiran yang baru, tujuan baru,
serta motif-motif baru. Apakah tanda dari
hati yang baru? – suatu perubahan hidup.
Setiap hari, setiap jam mati terhadap sikap
mementingkan diri dan kesombongan.”
E.G.W. (Sons and Daughters of God, April 3)
6. “Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak
tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita
binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri
orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!’” (Yeremia 11:19)
Orang-orang di Anatot mencoba membunuh
Yeremia untuk menghentikannya bernubuat,
seperti orang-orang di Nazaret dan pada
zaman Yesus.
Yeremia berharap bahwa keluarganya,
saudara-saudaranya dan imam akan
mendukung dia ketika dia menegur dosa
Yehuda.
Tapi Tuhan menunjukkan kepadanya bahwa
mereka yang dekat dengan dia adalah orang-
orang yang menginginkan kematiannya.
Ketika Yeremia menyadarinya, ia mengerti
sikap dari mereka yang tidak ingin diperbaiki
dosa-dosanya.
7. “Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan
Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan:
Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang
berlaku tidak setia?” (Yeremia 12:1)
Meskipun Yeremia melakukan kehendak Allah, orang-orang
berdosa semakin berkembang sementara ia menderita. Ia hampir
terbunuh dan tak seorang pun ingin mendengarkan dia.
Yeremia bertanya kepada Tuhan tentang ketidakadilan, seperti
yang Asaf lakukan dalam Mazmur 73.
Bagaimana kita bisa belajar untuk mempercayai Tuhan meskipun
semua ketidakadilan dan kejahatan ada di sekitar kita?
“Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan
kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah
engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika
di negeri yang damai engkau tidak merasa
tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di
hutan belukar sungai Yordan?” (Yeremia 12:5)
Tuhan menjawab Yeremia. Jawabannya mungkin tampak keras,
tapi itulah janji sebenarnya: “Jika engkau percaya padaku, maka
Aku akan memberikan kekuatan kepadamu untuk menghadapi
kesulitan yang lebih besar.”
8. “Allah mengizinkan orang jahat itu
memperoleh kemakmuran, dan menyatakan
permusuhan terhadap Dia, agar supaya
bilamana mereka telah mencapai puncak
kejahatannya, semua boleh melihat keadilan
dan dan rahmat-Nya dalam kebinasaan
mereka. Hari pembalasan-Nya tidak lama lagi
dimana semua mereka yang telah melanggar
hukum-Nya dan yang menindas umat-Nya akan
memperoleh upah yang adil bagi setiap
perbuatan mereka. Dan dimana setiap
perbuatan kejahatan atau ketidak-adilan
terhadap umat-umat Allah yang setia akan
dihukum seolah-olah perbuatan itu dilakukan
kepada Kristus sendiri. ”
E.G.W. (The Great Controversy, cp. 2, pg. 48)
9. MASALAH
“Pekerjaan di ladang
sudah terhenti, sebab
hujan tiada turun di
negeri, maka petani-
petani merasa kecewa
dan menyelubungi
kepala mereka.”
(Yeremia 14:4)
DOA
“Sekalipun kesalahan-kesalahan
kami bersaksi melawan kami,
bertindaklah membela kami, ya
TUHAN, oleh karena nama-Mu!
Sebab banyak kemurtadan
kami, kami telah berdosa
kepada-Mu.” (Yeremia 14:7)
JAWABAN
“TUHAN berfirman kepadaku:
"Janganlah engkau berdoa untuk
kebaikan bangsa ini! Sekalipun mereka
berpuasa, Aku tidak akan
mendengarkan seruan mereka;
sekalipun mereka mempersembahkan
korban bakaran dan korban sajian,
Aku tidak akan berkenan kepada
mereka.” (Yeremia 14:11-12)
Mengapa Allah tidak menerima mediasi
yang dilakukan Yeremia?
Yeremia memahami akar masalah (dosa),
tetapi bangsa itu meminta hanya untuk
dilepaskan dari konsekuensi (kekeringan).
Tidak ada pertobatan sejati. Mereka tidak
ingin berubah.
Kita tidak dapat meminta kemurahan Allah
dan hidup menurut cara kita sendiri.
10. “Dosa melekat dan meliputi
setiap aspek kehidupan
manusia. Yeremia
mengalami secara drastis
ketika hidupnya sendiri
terancam karena pekabaran
yang ia khotbahkan. Ia
mengungkapkan
pergumulan imannya
kepada Allah, tetapi Allah
memberikannya perspektif
baru: Engkau bisa berpacu
melawan kuda-kuda!”
Imre Tokics (Sabbath School Study Guide,
Teacher’s edition)