Dokumen tersebut menjelaskan tentang Srikandhi, salah satu tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia awalnya lahir sebagai wanita bernama Amba, tetapi kemudian bereinkarnasi menjadi Srikandhi dan berubah jenis kelamin menjadi laki-laki. Srikandhi memainkan peran penting dalam perang di Kurukshetra dengan membantu Arjuna membunuh Bisma.
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Srikandhi
1. SRIKANDHI
Anggota Kelompok 5
1. Asdam Krismon F.P (05)
2. Fika Nur Aristantia (10)
3. Habib Mahdinugroho (11)
4. Rahmawati Febriana K (20)
5. Ratih Nursandra Dewi (21)
6. Yulina Evi Susanti (30)
7. Zainurahmah Aniskurillah (31)
2. SRIKANDHI
Srikandhi (Dewanagari) adalah salah satu putri
Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan
Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India,
yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan
Putri Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam
kitabMahabharata diceritakan bahwa ia lahir sebagai
seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh
sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin
netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal
yang hampir sama, namun dalam pewayangan Jawa
dikisahkan bahwa ia menikahi Arjuna dan ini merupakan
perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan
kisah Mahabharata versi India.
3. Etimologi
Srikandi merupakan
nama Indonesia dari
nama Śikhaṇḍin dalam bahasa
Sanskerta.
Secara harfiah,kata
Śikhandin atau Śikhandini
berarti "memiliki rumbai-
rumbai" atau "yang memiliki
jambul".
4. Riwayat
Di kehidupan sebelumnya, Srikandi terlahir sebagai
wanita bernama Amba. Kisah mengenai Amba dimuat
dalam Mahabharata jilid pertama, yaitu Adiparwa. Bisma—
pangeran dari Kerajaan Kuru—memboyong Amba dari
suatu sayembara di Kerajaan Kasi, tanpa mengetahui
bahwa Amba sudah memilih Salwa sebagai calon suaminya.
Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa,
maka ia memulangkan Amba agar dapat menikah dengan
Salwa. Salwa yang merasa harga dirinya terinjak tidak mau
menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma
agar dinikahi, namun Bisma menolaknya karena bersumpah
untuk hidup membujang selamanya. Karena merasa
terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para
dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma.
5. Menurut Mahabharata yang ditulis ulang C.
Rajagopalachari, Dewa Subramanya memberikannya
puspamala dan bersabda bahwa orang yang bersedia
memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba
pun mencari orang yang bersedia memakainya, namun
tidak ada yang berani meskipun ada jaminan
keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai
kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja Drupada,
dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa,
Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas
gerbang istana dan tidak ada yang berani
menyentuhnya. Setelah itu Amba pergi dan berdoa
dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian
Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya
Amba bereinkarnasi menjadi Srikandi.
6. Saat Srikandi masih muda, ia mendapati
sebuah puspamala tergantung di atas gerbang
istananya. Ia pun mengalungkan puspamala
tersebut di lehernya. Drupada takut bahwa
Srikandi akan menjadi musuh Bisma sehingga ia
mengusir Srikandi agar kemarahan Bisma tidak
berdampak pada kerajaannya. Di tengah hutan,
Srikandi berdoa dan berganti jenis kelamin
menjadi laki-laki. Menurut versi lain, ia kabur
dari Panchala, lalu bertemu seorang yaksa yang
kemudian menukar jenis kelaminnya kepada
Srikandi. Setelah kematiannya, kejantanannya
dikembalikan kembali kepada yaksa.
7. Perang di Kurukshetra
Setelah tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap
Srikandi, Arjuna bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang
Bisma dengan tembakan panah penghancur. Maka dari itu, hanya
dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan pukulan
mematikan kepada Bisma, yang sebenarnya tak terkalahkan sampai
akhir. Akhirnya Srikandi dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-
18 Bharatayuddha.
Saat perang di
Kurukshetra, Bisma sadar bahwa
Srikandi adalah reinkarnasi Amba,
dan terlahir sebagai seorang
wanita. Oleh karena Bisma tidak
ingin menyerang "seorang wanita",
maka ia menjatuhkan senjatanya
8. Srikandi dalam pewayangan Jawa
Dalam pewayangan Jawa, dikisahkan bahwa
Srikandi lahir karena keinginan kedua orangtuanya,
yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati,
menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal.
Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna,
dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari
bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma
menjadi Drestadyumna.
Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan
mahir dalam mempergunakan senjata panah.
Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru
pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam
perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang
putra.
9. Dewi Srikandi menjadi suri teladan prajurit wanita.
Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan
dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala
isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi
tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan
Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk
menghadapi Bisma, senapati agung bala
tentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi
Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai
kutukan Dewi Amba, putri Prabu Darmahambara, raja
negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma.
Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa
ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk
ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya
perang Bharatayuddha.