SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Fenomena
  Penyelesaian Masalah oleh Warga Desa
                                                                                  Agustus 2010




                  Unit Penanganan Pengaduan dan Masalah
                       PNPM MaNDIRI PERDESAAN
    Surat : Kompleks Graha Pejaten No. 2 Jl. Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta 12510
                  Telp: 021-7988918/40, 70417954 Fax: 021-7974712
SMS: 082112109495, 085710301234 Email: pengaduan@ppk.or.id, pengaduan@nmc.ppk. or.id
                       Website: http://www.pnpm-perdesaan.or.id
Fenomena Unik Penyelesaian Masalah

                 Program yang bagus tidak semata-mata diukur dari nihilnya jumlah masalah,
                     namun bagaimana masalah itu terkuak dan upaya penanganannya.

Dalam upaya penanganan pengaduan dan masalah, Provinsi Jawa Barat memegang rekor pengumpul jumlah
masalah paling banyak di antara provinsi lainnya. Per Juni 2010, di provinsi ini terdapat 76 kasus, dimana 75
diantaranya adalah kasus penyimpangan dana. Meski demikian, dari kacamata program, hal tersebut tidak serta
merta dikatakan buruk. Terlebih bila dilihat dari bagaimana masalah tersebut terkuak dan upaya penanganannya.

Ditemukan atau dilaporkannya masalah dalam pelaksanaan program menunjukkan masyarakat dan pelaku program
berupaya menjalankan kegiatan dengan mengikuti asas, prinsip dan aturan yang ditetapkan. Masyarakat mulai
kritis. Dari masalah tersebut, masyarakat dan pelaku program, sama-sama memperoleh pembelajaran. Bagaimana
pun, program ini harus dijalankan dengan baik. Memang lebih baik bila tidak ditemukan masalah.

Berdasarkan pengamatan Unit Penanganan Pengaduan dan Masalah (PPM) PNPM Mandiri Perdesaan, penanganan
masalah yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat sangat mengedepankan asas Dari, Oleh, dan Untuk Masyarakat
(DOUM). Seluruh upaya penanganan masalah berawal dari kemauan dan kesadaran masyarakat, ditangani dan
dipecahkan bersama untuk kepentingan mereka. Dari 76 kasus tersebut, 68 diantaranya diselesaikan oleh
masyarakat. Jadi, hanya delapan kasus yang ditangani melalui jalur hukum formal.

Kenyataan tersebut sangat menggembirakan. Pilihan utama penanganan masalah tetap diupayakan melalui jalur
non-litigasi, sebagaimana yang dianjurkan oleh program. Disamping itu, meski telah dilimpahkan ke jalur hukum,
ternyata masyarakat tidak lepas tangan. Mereka tetap mengadvokasi penyelesaian masalah tersebut hingga
membuahkan hasil. Dengan peran serta aktif masyarakat, empat kasus sudah mendapat keputusan hukum.

Salah satu kasus yang disidangkan dan mendapat keputusan hukum berkat advokasi masyarakat adalah kasus
penyimpangan dana di Kec. Ibun, Kab. Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan sejumlah Ketua Kelompok dan
kolektor hingga sebesar Rp 209.789.679. Salah satu pelaku telah dipenjara melalui Putusan Tetap Pengadilan,
meski rantai prosesnya cukup panjang.

Proses dimulai ketika ditemukan tunggakan pinjaman di 13 kelompok pada Januari 2008. Setelah ditelusuri,
ternyata tunggakan itu dikarenakan Ketua kelompok dan kolektor tidak menyetorkan dana pengembalian dari 13
kelompok tersebut kepada UPK. Jumlah kolektornya sebanyak 21 orang. Para pelaku mengaku telah menggunakan
dana tersebut. Warga pun segera menggelar Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus untuk mencari solusi. Forum
MAD meminta pelaku mengembalikan dana sampai Mei 2008.

Tidak hanya itu, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kec. Ibun pun meminta pelaku membuat Surat Pernyataan
dan ditindaklanjuti dengan Surat Perjanjian. Namun kemajuan pengembalian dana yang diselewengkan ternyata
kurang signifikan. Sampai November 2008, hanya enam pelaku yang menyelesaikan dana. Ada salah satu pelaku
bernama Erlan, ternyata tidak membayar. Warga pun kembali melakukan muyawarah dan sepakat membawa
masalah ini ke kejaksaan. Pada Desember 2008, masalah sudah masuk ke Pengadilan. Berkat dorongan Fasilitator,
BKAD dan masyarakat, proses Pengadilan pun berjalan cepat. Pelaku akhirnya divonis hukuman 1 tahun penjara
pada Maret 2009.
                                                                                      Data Masalah
Hal itu menjadi shock terapy bagi pelaku lain dan siapapun yang mencoba                Jawa Barat
melakukan kecurangan atau penyimpangan dana program. Kini, pelaku
lainnya mulai mengembalikan dana yang diselewengkan. Mereka                       (Januari – Agustus 2010)
mencicilnya kepada UPK. Dukungan masyarakat dalam upaya                   Jumlah masalah: 79
pengawasan pelaksanaan kegiatan dan penanganan masalah perlu terus        Selesai: 8
dilakukan. Selain dapat mempercepat upaya penyelesaian masalah,           Penyimpangan Dana: Rp 6.352.116.042
dukungan masyarakat pun memberi energi bagi pelaku program di             Penyembalian: Rp 3.938.642.641
lapangan untuk lebih percaya diri dalam menangani masalah.




                                                                                                                 1
Lebih Terbuka Setelah Dimuat Media

      Penayangan informasi penyalahgunaan dana di media massa ternyata memberikan dampak positif .

Pada tahun pertama (2007) pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kec. Bontoa, Kab. Maros, Sulawesi Selatan,
alokasi dana untuk kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sudah sangat besar. Dalam pelaksanaannya,
pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) disana ternyata kesulitan mengelola dan melayani kelompok-kelompok
peminjam. Selain jumlahnya banyak, tempat tinggal mereka pun berjauhan dan sulit dijangkau. Akhirnya, warga
memutusakan untuk menambah pengurus UPK. Melalui Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus, terpilihlah
Hasanuddin Daeng Tutu, warga Desa Bontolempangan, sebagai pengurus tambahan UPK Maros. Sejak itu,
pengurus UPK disana menjadi 4 orang.

Ternyata masalah tidak berhenti sampai disana. Seiring berjalannya perguliran dana, Fasilitator PNPM Mandiri
Perdesaan justru melihat adanya pengembalian tidak lancar dari beberapa kelompok, terutama dari Desa
Bontolempangan. Setelah ditelusuri, ternyata terjadi penyalahgunaan dana sejak September 2007. Jumlahnya juga
cukup besar, mencapai Rp 80.500.000. Satu hal yang membuat semua mata terbelalak adalah, penyalahgunaan
tersebut diduga dilakukan oleh Hasanuddin Daeng Tutu, sang pengurus UPK baru itu.

Hasanuddin Daeng Tutu pun dikonfirmasi dan ternyata dia memang mengakuinya. Selanjutnya, warga pun
menggelar MAD lagi, pada Maret 2008. Warga sepakat untuk me-nonaktifkan yang bersangkutan sebagai staf
UPK. Warga juga menuntut Hasanuddin Daeng Tata mengembalikan dana program yang telah disalahgunakan,
dengan cara mengangsur Rp 1.000.000 per bulan.

Tunggu punya tunggu, ternyata Hasanuddin Daeng Tata tidak menepati janji. Akhirnya warga pun sepakat untuk
melaporkan yang bersangkutan ke pihak berwajib, yaitu Kejaksaan Negeri Maros pada Agustus 2008. Namun
warga menilai respon dan penanganan dari Kejaksaan Negeri lamban, bahkan cenderung didiamkan. Melihat
gejala tersebut, dengan bantuan advokasi dan fasilitasi Pelaku program, warga pun mendatangi Kejaksaan Negeri
mempertanyakan upaya penanganan kasus tersebut. Tidak hanya sekali, namun berulang-ulang. Meski begitu,
titik terang masih belum terlihat.

Pada suatu malam, warga dan pelaku program kemudian mengajak serta komunitas Peduli Maros dan Forum UPK
se-Maros, bertemu membahas alternatif upaya penyelesaian masalah tersebut. Dalam pertemuan itu, warga
sepakat melakukan tekanan melalui media. Kebetulan kala itu, warga memilih media massa “surat kabar” sebagai
salah satu alat pendukung. Maka tayanglah kabar mengenai penyalahgunaan dana program itu di media massa
secara berturut-turut.,di Harian Tribun Timur dan keesokannya di Harian Fajar.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Penayangan artikel itu telah melahirkan hal-hal yang tak diduga. Penyidik Kejaksaan
Negeri Maros mulai aktif memanggil si pelaku untuk dimintai keterangan. Pemerintah Daerah pun sepakat untuk
menalangi dulu dana yang disalahgunakan tersebut. Dengan demikian, kelompok masyarakat tetap dapat
mengakses pinjaman bergulir tanpa harus menunggu dulu pengembalian uang dari si pelaku. Meski begitu, proses
penyidikan tetap berjalan.

Penyidikan terbilang cukup lancar, meskipun banyak warga                         Data Masalah
yang mengeluhkan panjangnya mata rantai proses tersebut.                        Sulawesi Selatan
Namun, berkat kerjasama warga dan penyidik Kejaksaan                          (Januari – Agustus 2010)
Negeri, Hasanuddin Daeng Tutu resmi menjadi tahanan sejak       Jumlah masalah: 24
Maret 2010. Tidak hanya itu, Kejaksaan Negeri Maros pun         Selesai: 6
                                                                Penyimpangan Dana: Rp 1.005.647.898
menerbitkan P21 dan persidangan pelaku telah berlangsung di     Penyembalian: Rp 302.216.993
Pengadilan Negeri Maros. Kini, warga tinggal menunggu
putusan dari Pengadilan.




                                                                                                                   2
Pengawasan Warga yang Berkelanjutan

                Berkat pengawasan bersama dari masyarakat dan seluruh peserta musyawarah,
                       dana yang disalahgunakan akhirnya benar-benar dikembalikan .

Apa jadinya bila pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang dipilih dan dipercaya warga untuk mengelola
seluruh dana dan aset PNPM Mandiri Perdesaan justru menyelewengkannya? Hal itu pun terjadi di Kec. Mapitara,
Kab. Sikka, NTT. Dana perguliran PNPM Mandiri Perdesaan untuk mendukung kegiatan Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan (SPP), sebesar Rp 48 125.000, telah diselewengkan oleh para pengurus UPK disana. Mulai
dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

Hal itu terungkap pada 14 Mei 2010. Ketua UPK diketahui menggunakan dana Rp 5.417.000, sedangkan sang
Bendahara Rp 42.708.500 dan Sekretaris-nya mengakui pernah menggunakan dana tersebut namun sudah
dikembalikan kepada Bendahara.

Kecamatan Mapitara adalah salah satu pemekaran dari Kec. Bola, Sikka, NTT. Kecamatan ini baru menerima
dana PNPM Mandiri Perdesaan pada 2009. Dengan demikian, dana yang disalahgunakan oleh pengurus UPK
tersebut merupakan dana perguliran pertama. Dana tersebut seharusnya dinikmati oleh kaum perempuan di
kecamatan tersebut. Terdapat 14 kelompok SPP disana. Masing-masing meminjam dana sebesar antara Rp 9,5
jutahingga Rp 15 juta per kelompok, sehingga total dana SPP yang dikelola UPK mencapai Rp 155.948.000.

Begitu mengetahui penyelewengan, para pelaku lain dan warga langsung bereaksi. Mereka pun menggelar
Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus pada Juni 2010. MAD tersebut dihadiri pula oleh Kepala Desa, anggota
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh perempuan, wakil pengurus kelompok SPP yang dirugikan, serta
Camat dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) kecamatan tersebut.

MAD Khusus tersebut memutuskan beberapa hal, diantaranya, si pelaku harus mengembalikan seluruh dana
sebelum 28 Juli 2010. Warga juga sepakat untuk membentuk Tim Investigasi. Tim ini bertugas melakukan
pemeriksaan langsung ke kelompok-kelompok peminjam untuk memastikan jumlah dana yang dipinjam dan yang
telah diangsur.
                                                                               Data Masalah
                                                                                     NTT
Warga juga sepakat pengurus UPK diberi kesempatan untuk tetap
bekerja hingga tiga bulan setelah MAD. Meski demikian, MAD Khusus          (Januari – Agustus 2010)
tersebut meminta seluruh warga turut mengawasi dan mengamankan
hasil kesepakatan tersebut.                                       Jumlah masalah: 12
                                                                      Selesai: -
Kesepakatan warga dalam MAD pun dilaksanakan sebaik-baiknya. Penyimpangan Dana: Rp 723.189.700
                                                                     Penyembalian: Rp 73.870.000
Berkat pengawasan bersama dari masyarakat dan seluruh peserta
musyawarah, dana yang disalahgunakan tersebut akhirnya benar-benar
dikembalikan secara utuh kepada masyarakat. Dana itu pun akhirnya
dapat dimanfaatkan kembali oleh kelompok SPP yang belum menerima perguliran. Berdasarkan investigasi yang
dilakukan Tim Investigasi, kelompok tersebut tersebar di empat desa.




                                                                                                               3
Memberi Pelajaran Kepada Senior

             Menjadi pengurus UPK yang paling senior tidak menjadikan seseorang lebih bijaksana.
                              Warga patut memberi pelajaran sebagai efek jera.

Lamanya berkecimpung sebagai pengurus unit tidak menjadi jaminan seseorang lebih bijaksana. Hal itu pun dapat
ditemui di Kec. Wonotirto, Kab. Blitar, Jawa Timur. Di kecamatan ini, seorang Bendahara Unit Pengelola
Kegiatan (UPK), yang telah bergabung sejak awal kehadiran PNPM Mandiri Perdesaan pada 2001, justru
melakukan penyelewengan dana. Padahal disana, dia menjadi pengurus yang paling dituakan. Dialah Supartianah.
Menjadi pengurus yang paling senior tidak menjadikan Supartianah lebih bijaksana.

Kec. Wonotirto terdiri dari delapan desa. Kecamatan itu merupakan wilayah terluas di Kab.Blitar, Jawa Timur.
Kecamatan ini termasuk wilayah Blitar Selatan, yang berbatasan dengan Samudera Hindia, dimana topografinya
khas wilayah Pantai Selatan Jawa, yaitu pegunungan berkapur dan sulit air. Mata pencaharian penduduknya
sebagian bertani di lahan kering (tadah hujan), peternak dan sebagian kecil nelayan. Pada 2005, kecamatan ini
tidak mendapat alokasi dana program.

Salah satu peruntukan dana PNPM Mandiri Perdesaan adalah dana bergulir yang bisa digunakan masyarakat untuk
modal usaha. Selama delapan tahun tersebut, total dana bergulir yang telah dikelola UPK mencapai lebih dari Rp
1,6 milyar dengan tingkat pengembalian rata-rata 98%.

Kasus yang melibatkan Supartianah terungkap saat dilakukan audit internal PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam
Laporan Keuangan UPK per 4 November 2009, nampak terdapat ketidakcocokan. Setelah dikonfirmasi kepada
para pengurus UPK, ternyata diketahui bahwa Supartianah telah menyalahgunakan dana perguliran PNPM Mandiri
Perdesaan, sedikit demi sedikit. Ironinya, kecurangan Supartianah tersebut ternyata telah berlangsung sejak 2001,
hingga pada saat itu, dana yang disalahgunakan mencapai Rp 265.626.100.

Dana yang sangat besar itu berhasil disalahgunakan oleh yang bersangkutan dengan cara membuat kelompok fiktif
dan tidak mengembalikan angsuran kelompok ke rekening bersama untuk PNPM Mandiri Perdesaan.

Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus pun digelar. Mendengar hal tersebut, warga sepakat meminta
Supartaniah, yang juga hadir dalam musyawarah tersebut bersama suaminya, untuk mengembalikan seluruh dana
yang diselewengkan sebelum 31 Desember 2009. Jika sampai tanggal tersebut tidak dapat dilunasi, maka warga
akan memproses masalah tersebut secara hukum. Hal itu dianggupi oleh Supartianah. Selain itu, warga juga
sepakat memberhentikan Supartaniah dari kepengurusan UPK.
                                                                                 Data Masalah
Secara bertahap, yang bersangkutan membayar kembali dana yang telah             JAWA TIMUR
disalahgunakannya dengan pengasawasan yang ketat dari masyarakat.                    (Januari – Agustus 2010)
Angsuran pertama adalah uang tunai sebesar Rp 7 juta. Angsuran
berikutnya dengan penyerahan berbagai asset Supartaniah hingga pada 9 Jumlah masalah: 58
Maret 2010, taksiran harga dari berbagai asset yang diserahkan itu telah Selesai: 16
mencapai tanggungan. Seluruh asset tersebut akhirnya dibeli oleh UPK Penyimpangan Dana: Rp 5.796.017.818
sehingga uang tunai yang tersedia dapat kembali digulirkan kembali Penyembalian: Rp 3.235.499.784
kepada masyarakat yang membutuhkan. Meski tidak mencapai target
waktu yang ditentukan, namun warga dapat memberikan pelajaran kepada siapa pun yang berniat menyelewengkan
dana.




                                                                                                                    4
Bersama-sama Mengejar Buron

              Tidak ada tempat yang aman dan nyaman bagi para pelaku penyalahgunaan dana,
                        meski mereka melarikan diri. Warga akan terus mengejarnya.

PNPM Mandiri Perdesaan memungkinkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan program.
Masyarakat dapat dengan leluasa mengirimkan pengaduan kepada pengelola program ke berbagai jenjang. Dapat
langsung ke Pusat, tingkat provinsi, kabupaten, maupun kecamatan dan bahkan desa. Pengaduan yang masuk
kemudian diselidiki lebih lanjut oleh pelaku dari berbagai jenjang administrasi.

Selain pengawasan langsung dari masyarakat, para pelaku program, yaitu para fasilitator dan konsultan program di
berbagai jenjang pun secara berkala melakukan pengawasan dan audit internal. Dengan pola pengawasan seperti
ini, berbagai kasus penyalahgunaan dana dan berbagai permasalah lain telah berhasil diungkap dan diselesaikan.
Salah satu contohnya adalah permasalahan yang telah terungkap dan sampai saat ini sedang dalam penyelidikan
adalah kasus penyalahgunaan dana di Kec. Sigumpar, Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara.

Pada 19 Desember 2009, ditemukan penyalahgunaan dana PNPM Mandiri Perdesaan TA 2009 dengan jumlah
besar, Rp 125.996.000. Setelah ditelusuri, penyalahgunaan dana tersebut diduga dilakukan oleh Pitua Situmorang.
Dia adalah Pendamping Lokal (PL) program yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh masyarakat untuk
mendampingi mereka untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program di kecamatan ini. Penggelapan ini
ditemukan Fasilitator pada saat mengecek pembukuan Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Dana tersebut seharusnya
digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) TA 2009.

Warga pun bermusyawarah di tingkat kecamatan. Salah satu opsi yang disepakati adalah menuntut si Pelaku
mengembalikan dana dengan cara mengangsur dan memecatnya sebagai PL. Bagaimana tidak, karena ulah satu
orang, pelaksanaan kegiatan pun terhambat. Apalagi dana PNPM Mandiri
Perdesaan merupakan milik bersama seluruh warga kecamatan. Alih-alih           Data Masalah
mengangsur dana yang telah diselewengkan, ternyata Pitua Situmorang           Sumatera Utara
melarikan diri. Dengan raibnya dana tersebut, maka harapan kelompok         (Januari – Agustus 2010)
SPP pun musnah.
                                                                           Jumlah masalah: 26
                                                                           Selesai: 4
Warga kemudian sepakat untuk membawa kasus ini ke pihak berwajib.          Penyimpangan Dana: Rp 793.115.276
Kini kasus pun telah ditangani Polres Toba Samosir, dan yang               Penyembalian: Rp 353.412.676
bersangkutan telah masuk kedalam Daftar Pencari Orang (DPO).
Sementara itu, warga kini masih terus mengusahakan mencari tahu
keberadaan Pelaku. Tidak hanya terbatas di kecamatan dan kabupaten, melainkan juga lintas provinsi. Dengan
peran serta masyarakat dalam membantu pencarían Pitua Situmorang, di mana pun berada, diharapkan dana milik
masyarakat se-Kec. Sigumpar ini dapat segera dikembalikan. Agar warga pun dapat memanfaatkannya demi
kemajuan wilayah mereka.




                                                                                                                   5
Warga Urai Kasus Kelompok SPP Fiktif

       Warga berhasil mengurai kasus 87 kelompok SPP fiktif, yang diduga melibatkan dana Rp 547 juta.

Warga Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, akhirnya menyeret para pelaku penyalahgunaan dana pinjaman
bergulir Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) ke jalur hukum. Hal itu dilakukan setelah mereka tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana disepakati masyarakat melalui forum Musyawarah Antar Desa (MAD) khusus.
Sangat disayangkan, padahal masyarakat telah memberi kesempatan penyelesaian secara kekeluargaan. Namun itu
tidak dimanfaatkan oleh para Pelaku.

Oknum tersebut adalah para pengurus UPK Payangan, Pendamping Lokal dan Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) Desa Puhu. Semuanya ada empat orang. Berdasarkan hasil investigasi, mereka diduga kuat terlibat
dalam pembentukan 87 kelompok SPP fiktif di lokasi tersebut. Akibatnya, sebesar Rp 547 juta dana SPP
tertunggak atau tidak jelas keberadaannya.

Kasus terungkap setelah ditemukan sejumlah kejanggalan. Dalam Laporan Perkembangan Pinjaman (LPP) Simpan
Pinjam SPP per Maret 2009, sama sekali tidak ditemukan tunggakan. Baik pokok maupun bunga pinjaman. Dari
pengamatan rutin terhadap Buku Kas SPP bulan-bulan sebelumnya, terlihat penumpukan transaksi pada hari-hari
tertentu. Padahal, jumlah pengurus kelompok SPP yang datang ke UPK untuk melaksanakan transaksi tersebut
biasa-biasa saja. Tidak sebanyak seperti yang tercatat pada Buku Kas.

Disamping itu, ada pengadministrasian kelompok dan transaksi yang masih belum baik. Masih ditemukan
beberapa tanggal transaksi yang tidak sesuai dalam satu dokumen dengan dokumen lainya. Anehnya, ”penunggak”
juga ditetapkan berasarkan tanggal akhir bulan pencairan, bukan tanggal pencairan. Dengan begitu, banyak
kelompok yang membayar di akhir bulan tidak dikenakan denda dan tetap mendapatkan Insentif Pengembalian
Tepat Waktu (IPTW). Dampaknya, pengeluaran biaya non-operasional UPK pun menjadi besar.

Untuk menyelesaikannya, penyaluran dana bergulir ke kelompok SPP ditunda untuk sementara waktu pada April
2009. Dari sini, telihat adanya tunggakan SPP Rp 56.388.000. Sekitar Rp 54 juta diantaranya merupakan
kewajiban 28 dari 83 kelompok yang berada di desa Puhu. Pada Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi, April
2009, temuan tersebut disampaikan ke masyarakat, akhirnya forum setuju untuk dibentuk Tim Penyelamat
Pinjaman untuk melakukan investigasi dan mengidentifikasi adanya temuan tersebut. Tim Penyelamat dibagi dua
kelompok, yaitu Kelompok I bertugas memeriksa dokumen administrasi di
UPK. Sedangkan Kelompok II memeriksa ke Lapangan (Desa Puhu).                       Data Masalah
                                                                                           Bali
Dalam MAD Khusus pada Agustus 2009, forum sepakat untuk
                                                                                 (Januari – Agustus 2010)
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan memberi waktu tiga
bulan kepada oknum Pelaku untuk menyelesaikan kewajiban mereka. Jumlah masalah:
Artinya, Desember 2009, dana harus sudah dikembalikan. Bila tidak, Selesai:
warga akan menempuh jalur hukum. Namun hingga batas waktu yang Penyimpangan Dana: Rp
ditetapkan, oknum tidak menyelesaikan kewajibannya. Akhirnya warga, Penyembalian: Rp
melalui MAD Khusus, sepakat untuk melanjutkan penyelesaian melalui
jalur hukum. Warga memberikan kuasa sepenuhnya kepada BKAD dan
Tim Penyelamat untuk melaporkan secara tertulis kepada Kejaksaan Negeri Gianyar.

Kini, mereka harus menanggung kewajibannya sendiri. Jeruji besi pun menanti. Kepada masyarakat, diharapkan
turut membantu upaya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana program. Dengan
demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terhindar.




                                                                                                              6
Warga Gagalkan Upaya Pengingkaran

                    Karena TPK tidak bisa menunjukkan bukti, maka perencanaan program
                              tetap mengacu pada hasil Musdes Perencanaan.

Warga Desa Karangturi, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, berhasil mempertahankan hasil
Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan sekaligus menggagalkan upaya pengingkaran terhadap hasil Musdes
tersebut, yang coba dilakukan oleh oknum Tim Pengelola Kegiatan (TPK). Masyarakat Pemantau (MP) binaan
LSM/ PBM turut berperan dalam upaya pengagalan tersebut.

Dalam Musdes Perencanaan Desa Karangturi, beberapa tahun silam, diputuskan, desa ini merencanakan
pembuatan talud jalan, Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) dan Posyandu. Namun kemudian TPK melakukan
rapat dengan sekitar enam orang warga untuk membahas rencana pemindahan lokasi pembuatan talud dari jalan
Jeruksawit-Karangturi ke Cekel-Sutan-Wonosari. Alasannya, jalan yang rencananya akan ditalud itu adalah milik
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan akan dibangun oleh DPU.

MP disana memperoleh informasi tentang hasil rapat ini dan langsung mencari informasi lebih lengkap kepada
Kepala Desa (Kades), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan Fasilitator Kecamatan (FK). TPK
bahkan datang ke rumah Kades untuk meminta tandatangan atas hasil pertemuan enam orang tersebut. Kades
sempat menunda, tidak memberi tandatangan, walaupun akhirnya Kades juga tandatangan.

TPK juga kemudian mendatangi FK untuk hal yang sama. Anehnya, dalam berkas yang ditunjukkan ke FK, rapat
tersebut ditandatangani oleh 35 orang. Padahal yang ikut rapat hanya enam orang. Saat itu, FK belum bisa
menerima dan menyarankan untuk mencari bukti formal (hitam diatas putih) yang menyatakan bahwa jalan itu
milik DPU dan akan digarap oleh DPU.

Keanehan mulai nyata, karena kemudian Kades disodorkan surat permohonan oleh TPK, yang isinya meminta
DPU untuk mengalihkan lokasi PNPM-PPK, dan seolah-olah TPK sudah menghadap Kepala DPU. Namun Kades
menolak untuk memberi tandatangan sebelum ada bukti bahwa jalan
tersebut benar-benar milik DPU dan akan dibangun oleh DPU.                       Data Masalah
                                                                                 Jawa Tengah
Melihat gelagat itu, malam harinya, Kades mengumpulkan perangkat             (Januari – Agustus 2010)
desa untuk rapat mengenai hal ini dan menghasilkan keputusan untuk
mencari kebenaran dan mengkonfirmasi langsung ke pihak DPU. Kades Jumlah masalah: 118
bersama Kepala dusun (Kadus) kemudian pergi ke DPU untuk meminta Selesai: 75
keterangan. Seperti duduga sebelumnya, Kepala DPU menyatakan Penyimpangan Rp 4.113.495.719
                                                                   Penyembalian:
                                                                                 Dana: Rp 7.073.964.070

bahwa jalan tersebut bukan jalan DPU, meski pernah dikerjakan oleh
DPU. Karena TPK tidak bisa menunjukkan bukti, maka perencanaan
program tetap kembali pada hasil Musdes Perencanaan.




                                                                                                                7

More Related Content

What's hot

Bpr chandra muktiartha
Bpr chandra muktiarthaBpr chandra muktiartha
Bpr chandra muktiarthaKREDITRUMAH
 
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com berdesa
 
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)Endangmasri
 
1.1.2.2 sop kotak saran ok
1.1.2.2 sop kotak saran ok1.1.2.2 sop kotak saran ok
1.1.2.2 sop kotak saran okemaliaemil
 
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015Muhammad Subhan Halimi
 

What's hot (8)

Bpr chandra muktiartha
Bpr chandra muktiarthaBpr chandra muktiartha
Bpr chandra muktiartha
 
Contoh sp 2017
Contoh sp 2017Contoh sp 2017
Contoh sp 2017
 
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)
Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)
 
Jamkesmas 18
Jamkesmas 18Jamkesmas 18
Jamkesmas 18
 
1.1.2.2 sop kotak saran ok
1.1.2.2 sop kotak saran ok1.1.2.2 sop kotak saran ok
1.1.2.2 sop kotak saran ok
 
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015
Provider list jlt_gesa_x_medilumx_26_january_2015
 

Similar to Pengawasan Warga yang Berkelanjutan

Pendekar perempuan
Pendekar perempuanPendekar perempuan
Pendekar perempuanBadawi Mozl
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruwalhiaceh
 
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)M. Adli
 
Propil rmtm yg baru
Propil rmtm yg baruPropil rmtm yg baru
Propil rmtm yg baruwalhiaceh
 
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSM
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSMKorupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSM
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSMTugasMIB
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahSidi Rana Menggala
 
Skripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validSkripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validDhe Dhe Sulistio
 
Proposal Bakti sosial FKMI-NTB
Proposal Bakti sosial FKMI-NTBProposal Bakti sosial FKMI-NTB
Proposal Bakti sosial FKMI-NTBDedi Ermansyah
 
Ppt stula
Ppt stulaPpt stula
Ppt stulahanif28
 
PPT DESA PARUPUK.pptx
PPT DESA PARUPUK.pptxPPT DESA PARUPUK.pptx
PPT DESA PARUPUK.pptxNurHalimah115
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanBeta Iriawan
 
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)noussevarenna
 
Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Erwin Ginanjar
 

Similar to Pengawasan Warga yang Berkelanjutan (20)

Pendekar perempuan
Pendekar perempuanPendekar perempuan
Pendekar perempuan
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baru
 
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
Laporan Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan B.12 (Juli - Agus 2012)
 
Propil rmtm yg baru
Propil rmtm yg baruPropil rmtm yg baru
Propil rmtm yg baru
 
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSM
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSMKorupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSM
Korupsi Dana Desa dan Hubungannya dengan LSM
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
 
Skripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum validSkripsi sosiology belum valid
Skripsi sosiology belum valid
 
Proposal Bakti sosial FKMI-NTB
Proposal Bakti sosial FKMI-NTBProposal Bakti sosial FKMI-NTB
Proposal Bakti sosial FKMI-NTB
 
Ppt stula
Ppt stulaPpt stula
Ppt stula
 
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ PerbatasanPresentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
 
Proposal KARANG TARUNA (UEP)
Proposal KARANG TARUNA (UEP)Proposal KARANG TARUNA (UEP)
Proposal KARANG TARUNA (UEP)
 
Bantuan Langsung Tunai - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL kelompok 1 k...
Bantuan Langsung Tunai - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL kelompok 1 k...Bantuan Langsung Tunai - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL kelompok 1 k...
Bantuan Langsung Tunai - LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL kelompok 1 k...
 
Pleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 bPleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 b
 
PPT DESA PARUPUK.pptx
PPT DESA PARUPUK.pptxPPT DESA PARUPUK.pptx
PPT DESA PARUPUK.pptx
 
Newsletter SID
Newsletter SIDNewsletter SID
Newsletter SID
 
Proposal timbangan
Proposal timbanganProposal timbangan
Proposal timbangan
 
Pnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaanPnpm mandiri pedesaan
Pnpm mandiri pedesaan
 
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)
Teknik Penyehatan - Perencanaan Bank Sampah (Tubes)
 
Materi kpmd
Materi kpmdMateri kpmd
Materi kpmd
 
Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Pengawasan Warga yang Berkelanjutan

  • 1. Fenomena Penyelesaian Masalah oleh Warga Desa Agustus 2010 Unit Penanganan Pengaduan dan Masalah PNPM MaNDIRI PERDESAAN Surat : Kompleks Graha Pejaten No. 2 Jl. Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta 12510 Telp: 021-7988918/40, 70417954 Fax: 021-7974712 SMS: 082112109495, 085710301234 Email: pengaduan@ppk.or.id, pengaduan@nmc.ppk. or.id Website: http://www.pnpm-perdesaan.or.id
  • 2. Fenomena Unik Penyelesaian Masalah Program yang bagus tidak semata-mata diukur dari nihilnya jumlah masalah, namun bagaimana masalah itu terkuak dan upaya penanganannya. Dalam upaya penanganan pengaduan dan masalah, Provinsi Jawa Barat memegang rekor pengumpul jumlah masalah paling banyak di antara provinsi lainnya. Per Juni 2010, di provinsi ini terdapat 76 kasus, dimana 75 diantaranya adalah kasus penyimpangan dana. Meski demikian, dari kacamata program, hal tersebut tidak serta merta dikatakan buruk. Terlebih bila dilihat dari bagaimana masalah tersebut terkuak dan upaya penanganannya. Ditemukan atau dilaporkannya masalah dalam pelaksanaan program menunjukkan masyarakat dan pelaku program berupaya menjalankan kegiatan dengan mengikuti asas, prinsip dan aturan yang ditetapkan. Masyarakat mulai kritis. Dari masalah tersebut, masyarakat dan pelaku program, sama-sama memperoleh pembelajaran. Bagaimana pun, program ini harus dijalankan dengan baik. Memang lebih baik bila tidak ditemukan masalah. Berdasarkan pengamatan Unit Penanganan Pengaduan dan Masalah (PPM) PNPM Mandiri Perdesaan, penanganan masalah yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat sangat mengedepankan asas Dari, Oleh, dan Untuk Masyarakat (DOUM). Seluruh upaya penanganan masalah berawal dari kemauan dan kesadaran masyarakat, ditangani dan dipecahkan bersama untuk kepentingan mereka. Dari 76 kasus tersebut, 68 diantaranya diselesaikan oleh masyarakat. Jadi, hanya delapan kasus yang ditangani melalui jalur hukum formal. Kenyataan tersebut sangat menggembirakan. Pilihan utama penanganan masalah tetap diupayakan melalui jalur non-litigasi, sebagaimana yang dianjurkan oleh program. Disamping itu, meski telah dilimpahkan ke jalur hukum, ternyata masyarakat tidak lepas tangan. Mereka tetap mengadvokasi penyelesaian masalah tersebut hingga membuahkan hasil. Dengan peran serta aktif masyarakat, empat kasus sudah mendapat keputusan hukum. Salah satu kasus yang disidangkan dan mendapat keputusan hukum berkat advokasi masyarakat adalah kasus penyimpangan dana di Kec. Ibun, Kab. Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan sejumlah Ketua Kelompok dan kolektor hingga sebesar Rp 209.789.679. Salah satu pelaku telah dipenjara melalui Putusan Tetap Pengadilan, meski rantai prosesnya cukup panjang. Proses dimulai ketika ditemukan tunggakan pinjaman di 13 kelompok pada Januari 2008. Setelah ditelusuri, ternyata tunggakan itu dikarenakan Ketua kelompok dan kolektor tidak menyetorkan dana pengembalian dari 13 kelompok tersebut kepada UPK. Jumlah kolektornya sebanyak 21 orang. Para pelaku mengaku telah menggunakan dana tersebut. Warga pun segera menggelar Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus untuk mencari solusi. Forum MAD meminta pelaku mengembalikan dana sampai Mei 2008. Tidak hanya itu, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kec. Ibun pun meminta pelaku membuat Surat Pernyataan dan ditindaklanjuti dengan Surat Perjanjian. Namun kemajuan pengembalian dana yang diselewengkan ternyata kurang signifikan. Sampai November 2008, hanya enam pelaku yang menyelesaikan dana. Ada salah satu pelaku bernama Erlan, ternyata tidak membayar. Warga pun kembali melakukan muyawarah dan sepakat membawa masalah ini ke kejaksaan. Pada Desember 2008, masalah sudah masuk ke Pengadilan. Berkat dorongan Fasilitator, BKAD dan masyarakat, proses Pengadilan pun berjalan cepat. Pelaku akhirnya divonis hukuman 1 tahun penjara pada Maret 2009. Data Masalah Hal itu menjadi shock terapy bagi pelaku lain dan siapapun yang mencoba Jawa Barat melakukan kecurangan atau penyimpangan dana program. Kini, pelaku lainnya mulai mengembalikan dana yang diselewengkan. Mereka (Januari – Agustus 2010) mencicilnya kepada UPK. Dukungan masyarakat dalam upaya Jumlah masalah: 79 pengawasan pelaksanaan kegiatan dan penanganan masalah perlu terus Selesai: 8 dilakukan. Selain dapat mempercepat upaya penyelesaian masalah, Penyimpangan Dana: Rp 6.352.116.042 dukungan masyarakat pun memberi energi bagi pelaku program di Penyembalian: Rp 3.938.642.641 lapangan untuk lebih percaya diri dalam menangani masalah. 1
  • 3. Lebih Terbuka Setelah Dimuat Media Penayangan informasi penyalahgunaan dana di media massa ternyata memberikan dampak positif . Pada tahun pertama (2007) pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kec. Bontoa, Kab. Maros, Sulawesi Selatan, alokasi dana untuk kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sudah sangat besar. Dalam pelaksanaannya, pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) disana ternyata kesulitan mengelola dan melayani kelompok-kelompok peminjam. Selain jumlahnya banyak, tempat tinggal mereka pun berjauhan dan sulit dijangkau. Akhirnya, warga memutusakan untuk menambah pengurus UPK. Melalui Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus, terpilihlah Hasanuddin Daeng Tutu, warga Desa Bontolempangan, sebagai pengurus tambahan UPK Maros. Sejak itu, pengurus UPK disana menjadi 4 orang. Ternyata masalah tidak berhenti sampai disana. Seiring berjalannya perguliran dana, Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan justru melihat adanya pengembalian tidak lancar dari beberapa kelompok, terutama dari Desa Bontolempangan. Setelah ditelusuri, ternyata terjadi penyalahgunaan dana sejak September 2007. Jumlahnya juga cukup besar, mencapai Rp 80.500.000. Satu hal yang membuat semua mata terbelalak adalah, penyalahgunaan tersebut diduga dilakukan oleh Hasanuddin Daeng Tutu, sang pengurus UPK baru itu. Hasanuddin Daeng Tutu pun dikonfirmasi dan ternyata dia memang mengakuinya. Selanjutnya, warga pun menggelar MAD lagi, pada Maret 2008. Warga sepakat untuk me-nonaktifkan yang bersangkutan sebagai staf UPK. Warga juga menuntut Hasanuddin Daeng Tata mengembalikan dana program yang telah disalahgunakan, dengan cara mengangsur Rp 1.000.000 per bulan. Tunggu punya tunggu, ternyata Hasanuddin Daeng Tata tidak menepati janji. Akhirnya warga pun sepakat untuk melaporkan yang bersangkutan ke pihak berwajib, yaitu Kejaksaan Negeri Maros pada Agustus 2008. Namun warga menilai respon dan penanganan dari Kejaksaan Negeri lamban, bahkan cenderung didiamkan. Melihat gejala tersebut, dengan bantuan advokasi dan fasilitasi Pelaku program, warga pun mendatangi Kejaksaan Negeri mempertanyakan upaya penanganan kasus tersebut. Tidak hanya sekali, namun berulang-ulang. Meski begitu, titik terang masih belum terlihat. Pada suatu malam, warga dan pelaku program kemudian mengajak serta komunitas Peduli Maros dan Forum UPK se-Maros, bertemu membahas alternatif upaya penyelesaian masalah tersebut. Dalam pertemuan itu, warga sepakat melakukan tekanan melalui media. Kebetulan kala itu, warga memilih media massa “surat kabar” sebagai salah satu alat pendukung. Maka tayanglah kabar mengenai penyalahgunaan dana program itu di media massa secara berturut-turut.,di Harian Tribun Timur dan keesokannya di Harian Fajar. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Penayangan artikel itu telah melahirkan hal-hal yang tak diduga. Penyidik Kejaksaan Negeri Maros mulai aktif memanggil si pelaku untuk dimintai keterangan. Pemerintah Daerah pun sepakat untuk menalangi dulu dana yang disalahgunakan tersebut. Dengan demikian, kelompok masyarakat tetap dapat mengakses pinjaman bergulir tanpa harus menunggu dulu pengembalian uang dari si pelaku. Meski begitu, proses penyidikan tetap berjalan. Penyidikan terbilang cukup lancar, meskipun banyak warga Data Masalah yang mengeluhkan panjangnya mata rantai proses tersebut. Sulawesi Selatan Namun, berkat kerjasama warga dan penyidik Kejaksaan (Januari – Agustus 2010) Negeri, Hasanuddin Daeng Tutu resmi menjadi tahanan sejak Jumlah masalah: 24 Maret 2010. Tidak hanya itu, Kejaksaan Negeri Maros pun Selesai: 6 Penyimpangan Dana: Rp 1.005.647.898 menerbitkan P21 dan persidangan pelaku telah berlangsung di Penyembalian: Rp 302.216.993 Pengadilan Negeri Maros. Kini, warga tinggal menunggu putusan dari Pengadilan. 2
  • 4. Pengawasan Warga yang Berkelanjutan Berkat pengawasan bersama dari masyarakat dan seluruh peserta musyawarah, dana yang disalahgunakan akhirnya benar-benar dikembalikan . Apa jadinya bila pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang dipilih dan dipercaya warga untuk mengelola seluruh dana dan aset PNPM Mandiri Perdesaan justru menyelewengkannya? Hal itu pun terjadi di Kec. Mapitara, Kab. Sikka, NTT. Dana perguliran PNPM Mandiri Perdesaan untuk mendukung kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP), sebesar Rp 48 125.000, telah diselewengkan oleh para pengurus UPK disana. Mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Hal itu terungkap pada 14 Mei 2010. Ketua UPK diketahui menggunakan dana Rp 5.417.000, sedangkan sang Bendahara Rp 42.708.500 dan Sekretaris-nya mengakui pernah menggunakan dana tersebut namun sudah dikembalikan kepada Bendahara. Kecamatan Mapitara adalah salah satu pemekaran dari Kec. Bola, Sikka, NTT. Kecamatan ini baru menerima dana PNPM Mandiri Perdesaan pada 2009. Dengan demikian, dana yang disalahgunakan oleh pengurus UPK tersebut merupakan dana perguliran pertama. Dana tersebut seharusnya dinikmati oleh kaum perempuan di kecamatan tersebut. Terdapat 14 kelompok SPP disana. Masing-masing meminjam dana sebesar antara Rp 9,5 jutahingga Rp 15 juta per kelompok, sehingga total dana SPP yang dikelola UPK mencapai Rp 155.948.000. Begitu mengetahui penyelewengan, para pelaku lain dan warga langsung bereaksi. Mereka pun menggelar Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus pada Juni 2010. MAD tersebut dihadiri pula oleh Kepala Desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh perempuan, wakil pengurus kelompok SPP yang dirugikan, serta Camat dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) kecamatan tersebut. MAD Khusus tersebut memutuskan beberapa hal, diantaranya, si pelaku harus mengembalikan seluruh dana sebelum 28 Juli 2010. Warga juga sepakat untuk membentuk Tim Investigasi. Tim ini bertugas melakukan pemeriksaan langsung ke kelompok-kelompok peminjam untuk memastikan jumlah dana yang dipinjam dan yang telah diangsur. Data Masalah NTT Warga juga sepakat pengurus UPK diberi kesempatan untuk tetap bekerja hingga tiga bulan setelah MAD. Meski demikian, MAD Khusus (Januari – Agustus 2010) tersebut meminta seluruh warga turut mengawasi dan mengamankan hasil kesepakatan tersebut. Jumlah masalah: 12 Selesai: - Kesepakatan warga dalam MAD pun dilaksanakan sebaik-baiknya. Penyimpangan Dana: Rp 723.189.700 Penyembalian: Rp 73.870.000 Berkat pengawasan bersama dari masyarakat dan seluruh peserta musyawarah, dana yang disalahgunakan tersebut akhirnya benar-benar dikembalikan secara utuh kepada masyarakat. Dana itu pun akhirnya dapat dimanfaatkan kembali oleh kelompok SPP yang belum menerima perguliran. Berdasarkan investigasi yang dilakukan Tim Investigasi, kelompok tersebut tersebar di empat desa. 3
  • 5. Memberi Pelajaran Kepada Senior Menjadi pengurus UPK yang paling senior tidak menjadikan seseorang lebih bijaksana. Warga patut memberi pelajaran sebagai efek jera. Lamanya berkecimpung sebagai pengurus unit tidak menjadi jaminan seseorang lebih bijaksana. Hal itu pun dapat ditemui di Kec. Wonotirto, Kab. Blitar, Jawa Timur. Di kecamatan ini, seorang Bendahara Unit Pengelola Kegiatan (UPK), yang telah bergabung sejak awal kehadiran PNPM Mandiri Perdesaan pada 2001, justru melakukan penyelewengan dana. Padahal disana, dia menjadi pengurus yang paling dituakan. Dialah Supartianah. Menjadi pengurus yang paling senior tidak menjadikan Supartianah lebih bijaksana. Kec. Wonotirto terdiri dari delapan desa. Kecamatan itu merupakan wilayah terluas di Kab.Blitar, Jawa Timur. Kecamatan ini termasuk wilayah Blitar Selatan, yang berbatasan dengan Samudera Hindia, dimana topografinya khas wilayah Pantai Selatan Jawa, yaitu pegunungan berkapur dan sulit air. Mata pencaharian penduduknya sebagian bertani di lahan kering (tadah hujan), peternak dan sebagian kecil nelayan. Pada 2005, kecamatan ini tidak mendapat alokasi dana program. Salah satu peruntukan dana PNPM Mandiri Perdesaan adalah dana bergulir yang bisa digunakan masyarakat untuk modal usaha. Selama delapan tahun tersebut, total dana bergulir yang telah dikelola UPK mencapai lebih dari Rp 1,6 milyar dengan tingkat pengembalian rata-rata 98%. Kasus yang melibatkan Supartianah terungkap saat dilakukan audit internal PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam Laporan Keuangan UPK per 4 November 2009, nampak terdapat ketidakcocokan. Setelah dikonfirmasi kepada para pengurus UPK, ternyata diketahui bahwa Supartianah telah menyalahgunakan dana perguliran PNPM Mandiri Perdesaan, sedikit demi sedikit. Ironinya, kecurangan Supartianah tersebut ternyata telah berlangsung sejak 2001, hingga pada saat itu, dana yang disalahgunakan mencapai Rp 265.626.100. Dana yang sangat besar itu berhasil disalahgunakan oleh yang bersangkutan dengan cara membuat kelompok fiktif dan tidak mengembalikan angsuran kelompok ke rekening bersama untuk PNPM Mandiri Perdesaan. Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus pun digelar. Mendengar hal tersebut, warga sepakat meminta Supartaniah, yang juga hadir dalam musyawarah tersebut bersama suaminya, untuk mengembalikan seluruh dana yang diselewengkan sebelum 31 Desember 2009. Jika sampai tanggal tersebut tidak dapat dilunasi, maka warga akan memproses masalah tersebut secara hukum. Hal itu dianggupi oleh Supartianah. Selain itu, warga juga sepakat memberhentikan Supartaniah dari kepengurusan UPK. Data Masalah Secara bertahap, yang bersangkutan membayar kembali dana yang telah JAWA TIMUR disalahgunakannya dengan pengasawasan yang ketat dari masyarakat. (Januari – Agustus 2010) Angsuran pertama adalah uang tunai sebesar Rp 7 juta. Angsuran berikutnya dengan penyerahan berbagai asset Supartaniah hingga pada 9 Jumlah masalah: 58 Maret 2010, taksiran harga dari berbagai asset yang diserahkan itu telah Selesai: 16 mencapai tanggungan. Seluruh asset tersebut akhirnya dibeli oleh UPK Penyimpangan Dana: Rp 5.796.017.818 sehingga uang tunai yang tersedia dapat kembali digulirkan kembali Penyembalian: Rp 3.235.499.784 kepada masyarakat yang membutuhkan. Meski tidak mencapai target waktu yang ditentukan, namun warga dapat memberikan pelajaran kepada siapa pun yang berniat menyelewengkan dana. 4
  • 6. Bersama-sama Mengejar Buron Tidak ada tempat yang aman dan nyaman bagi para pelaku penyalahgunaan dana, meski mereka melarikan diri. Warga akan terus mengejarnya. PNPM Mandiri Perdesaan memungkinkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan program. Masyarakat dapat dengan leluasa mengirimkan pengaduan kepada pengelola program ke berbagai jenjang. Dapat langsung ke Pusat, tingkat provinsi, kabupaten, maupun kecamatan dan bahkan desa. Pengaduan yang masuk kemudian diselidiki lebih lanjut oleh pelaku dari berbagai jenjang administrasi. Selain pengawasan langsung dari masyarakat, para pelaku program, yaitu para fasilitator dan konsultan program di berbagai jenjang pun secara berkala melakukan pengawasan dan audit internal. Dengan pola pengawasan seperti ini, berbagai kasus penyalahgunaan dana dan berbagai permasalah lain telah berhasil diungkap dan diselesaikan. Salah satu contohnya adalah permasalahan yang telah terungkap dan sampai saat ini sedang dalam penyelidikan adalah kasus penyalahgunaan dana di Kec. Sigumpar, Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara. Pada 19 Desember 2009, ditemukan penyalahgunaan dana PNPM Mandiri Perdesaan TA 2009 dengan jumlah besar, Rp 125.996.000. Setelah ditelusuri, penyalahgunaan dana tersebut diduga dilakukan oleh Pitua Situmorang. Dia adalah Pendamping Lokal (PL) program yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh masyarakat untuk mendampingi mereka untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program di kecamatan ini. Penggelapan ini ditemukan Fasilitator pada saat mengecek pembukuan Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Dana tersebut seharusnya digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) TA 2009. Warga pun bermusyawarah di tingkat kecamatan. Salah satu opsi yang disepakati adalah menuntut si Pelaku mengembalikan dana dengan cara mengangsur dan memecatnya sebagai PL. Bagaimana tidak, karena ulah satu orang, pelaksanaan kegiatan pun terhambat. Apalagi dana PNPM Mandiri Perdesaan merupakan milik bersama seluruh warga kecamatan. Alih-alih Data Masalah mengangsur dana yang telah diselewengkan, ternyata Pitua Situmorang Sumatera Utara melarikan diri. Dengan raibnya dana tersebut, maka harapan kelompok (Januari – Agustus 2010) SPP pun musnah. Jumlah masalah: 26 Selesai: 4 Warga kemudian sepakat untuk membawa kasus ini ke pihak berwajib. Penyimpangan Dana: Rp 793.115.276 Kini kasus pun telah ditangani Polres Toba Samosir, dan yang Penyembalian: Rp 353.412.676 bersangkutan telah masuk kedalam Daftar Pencari Orang (DPO). Sementara itu, warga kini masih terus mengusahakan mencari tahu keberadaan Pelaku. Tidak hanya terbatas di kecamatan dan kabupaten, melainkan juga lintas provinsi. Dengan peran serta masyarakat dalam membantu pencarían Pitua Situmorang, di mana pun berada, diharapkan dana milik masyarakat se-Kec. Sigumpar ini dapat segera dikembalikan. Agar warga pun dapat memanfaatkannya demi kemajuan wilayah mereka. 5
  • 7. Warga Urai Kasus Kelompok SPP Fiktif Warga berhasil mengurai kasus 87 kelompok SPP fiktif, yang diduga melibatkan dana Rp 547 juta. Warga Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, akhirnya menyeret para pelaku penyalahgunaan dana pinjaman bergulir Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) ke jalur hukum. Hal itu dilakukan setelah mereka tidak memenuhi kewajiban sebagaimana disepakati masyarakat melalui forum Musyawarah Antar Desa (MAD) khusus. Sangat disayangkan, padahal masyarakat telah memberi kesempatan penyelesaian secara kekeluargaan. Namun itu tidak dimanfaatkan oleh para Pelaku. Oknum tersebut adalah para pengurus UPK Payangan, Pendamping Lokal dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Puhu. Semuanya ada empat orang. Berdasarkan hasil investigasi, mereka diduga kuat terlibat dalam pembentukan 87 kelompok SPP fiktif di lokasi tersebut. Akibatnya, sebesar Rp 547 juta dana SPP tertunggak atau tidak jelas keberadaannya. Kasus terungkap setelah ditemukan sejumlah kejanggalan. Dalam Laporan Perkembangan Pinjaman (LPP) Simpan Pinjam SPP per Maret 2009, sama sekali tidak ditemukan tunggakan. Baik pokok maupun bunga pinjaman. Dari pengamatan rutin terhadap Buku Kas SPP bulan-bulan sebelumnya, terlihat penumpukan transaksi pada hari-hari tertentu. Padahal, jumlah pengurus kelompok SPP yang datang ke UPK untuk melaksanakan transaksi tersebut biasa-biasa saja. Tidak sebanyak seperti yang tercatat pada Buku Kas. Disamping itu, ada pengadministrasian kelompok dan transaksi yang masih belum baik. Masih ditemukan beberapa tanggal transaksi yang tidak sesuai dalam satu dokumen dengan dokumen lainya. Anehnya, ”penunggak” juga ditetapkan berasarkan tanggal akhir bulan pencairan, bukan tanggal pencairan. Dengan begitu, banyak kelompok yang membayar di akhir bulan tidak dikenakan denda dan tetap mendapatkan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW). Dampaknya, pengeluaran biaya non-operasional UPK pun menjadi besar. Untuk menyelesaikannya, penyaluran dana bergulir ke kelompok SPP ditunda untuk sementara waktu pada April 2009. Dari sini, telihat adanya tunggakan SPP Rp 56.388.000. Sekitar Rp 54 juta diantaranya merupakan kewajiban 28 dari 83 kelompok yang berada di desa Puhu. Pada Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi, April 2009, temuan tersebut disampaikan ke masyarakat, akhirnya forum setuju untuk dibentuk Tim Penyelamat Pinjaman untuk melakukan investigasi dan mengidentifikasi adanya temuan tersebut. Tim Penyelamat dibagi dua kelompok, yaitu Kelompok I bertugas memeriksa dokumen administrasi di UPK. Sedangkan Kelompok II memeriksa ke Lapangan (Desa Puhu). Data Masalah Bali Dalam MAD Khusus pada Agustus 2009, forum sepakat untuk (Januari – Agustus 2010) menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan memberi waktu tiga bulan kepada oknum Pelaku untuk menyelesaikan kewajiban mereka. Jumlah masalah: Artinya, Desember 2009, dana harus sudah dikembalikan. Bila tidak, Selesai: warga akan menempuh jalur hukum. Namun hingga batas waktu yang Penyimpangan Dana: Rp ditetapkan, oknum tidak menyelesaikan kewajibannya. Akhirnya warga, Penyembalian: Rp melalui MAD Khusus, sepakat untuk melanjutkan penyelesaian melalui jalur hukum. Warga memberikan kuasa sepenuhnya kepada BKAD dan Tim Penyelamat untuk melaporkan secara tertulis kepada Kejaksaan Negeri Gianyar. Kini, mereka harus menanggung kewajibannya sendiri. Jeruji besi pun menanti. Kepada masyarakat, diharapkan turut membantu upaya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana program. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terhindar. 6
  • 8. Warga Gagalkan Upaya Pengingkaran Karena TPK tidak bisa menunjukkan bukti, maka perencanaan program tetap mengacu pada hasil Musdes Perencanaan. Warga Desa Karangturi, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, berhasil mempertahankan hasil Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan sekaligus menggagalkan upaya pengingkaran terhadap hasil Musdes tersebut, yang coba dilakukan oleh oknum Tim Pengelola Kegiatan (TPK). Masyarakat Pemantau (MP) binaan LSM/ PBM turut berperan dalam upaya pengagalan tersebut. Dalam Musdes Perencanaan Desa Karangturi, beberapa tahun silam, diputuskan, desa ini merencanakan pembuatan talud jalan, Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) dan Posyandu. Namun kemudian TPK melakukan rapat dengan sekitar enam orang warga untuk membahas rencana pemindahan lokasi pembuatan talud dari jalan Jeruksawit-Karangturi ke Cekel-Sutan-Wonosari. Alasannya, jalan yang rencananya akan ditalud itu adalah milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan akan dibangun oleh DPU. MP disana memperoleh informasi tentang hasil rapat ini dan langsung mencari informasi lebih lengkap kepada Kepala Desa (Kades), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan Fasilitator Kecamatan (FK). TPK bahkan datang ke rumah Kades untuk meminta tandatangan atas hasil pertemuan enam orang tersebut. Kades sempat menunda, tidak memberi tandatangan, walaupun akhirnya Kades juga tandatangan. TPK juga kemudian mendatangi FK untuk hal yang sama. Anehnya, dalam berkas yang ditunjukkan ke FK, rapat tersebut ditandatangani oleh 35 orang. Padahal yang ikut rapat hanya enam orang. Saat itu, FK belum bisa menerima dan menyarankan untuk mencari bukti formal (hitam diatas putih) yang menyatakan bahwa jalan itu milik DPU dan akan digarap oleh DPU. Keanehan mulai nyata, karena kemudian Kades disodorkan surat permohonan oleh TPK, yang isinya meminta DPU untuk mengalihkan lokasi PNPM-PPK, dan seolah-olah TPK sudah menghadap Kepala DPU. Namun Kades menolak untuk memberi tandatangan sebelum ada bukti bahwa jalan tersebut benar-benar milik DPU dan akan dibangun oleh DPU. Data Masalah Jawa Tengah Melihat gelagat itu, malam harinya, Kades mengumpulkan perangkat (Januari – Agustus 2010) desa untuk rapat mengenai hal ini dan menghasilkan keputusan untuk mencari kebenaran dan mengkonfirmasi langsung ke pihak DPU. Kades Jumlah masalah: 118 bersama Kepala dusun (Kadus) kemudian pergi ke DPU untuk meminta Selesai: 75 keterangan. Seperti duduga sebelumnya, Kepala DPU menyatakan Penyimpangan Rp 4.113.495.719 Penyembalian: Dana: Rp 7.073.964.070 bahwa jalan tersebut bukan jalan DPU, meski pernah dikerjakan oleh DPU. Karena TPK tidak bisa menunjukkan bukti, maka perencanaan program tetap kembali pada hasil Musdes Perencanaan. 7