SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI KREDIT USAHA RAKYAT
BERMASALAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SEKAYU
Endang, S.E.,M.M
Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu
Email: endangsriyani.nurdin@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pengakuan akuntansi kredit
usaha rakyat (KUR) bermasalah PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu. Kredit
Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh
perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis data sekunder yaitu
data kredit usaha rakyat bermasalah tahun 2012 s.d. 2013. Hasil ini menunjukkan
bahwa dasar pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah
(nonperforming loan) pada PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu diakui pada saat
tunggakan angsuran masuk golongan III dan seterusnya atau lebih dari 90 hari.
Berdasarkan analisa data diperoleh terjadinya peningkatan jumlah nasabah kredit
macet dari 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat
menjadi 108, hal ini menunjukkan PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu masih
kurang maksimal dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga intermediasi.
Dampak dari NPL ini adalah terjadinya kerugian yang sangat potensial bagi
bank, oleh karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan.
Kata kunci: Perlakuan Akuntansi Kredit, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah
1.1 Latar Belakang
Industri perbankan memegang peranan penting dan strategis dalam sistem
perekonomian. Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank
berfungsi untuk menjembatani kedua kelompok masyarakat yang saling
membutuhkan. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana dapat menyimpan uang
mereka dalam bentuk tabungan, deposito atau giro pada bank, sedangkan masyarakat
yang membutuhkan dana untuk modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan lainnya
dapat memperoleh pinjaman dalam bentuk kredit yang disalurkan oleh bank.
Pendapatan terbesar bank berasal dari bunga, imbalan atau pembagian hasil
usaha atas kredit yang disalurkan, namun dalam pelaksanaannya tidak semua dana
yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan sesuai dengan yang diharapkan.
Hampir semua bank yang beroperasi di Indonesia mengalami kredit bermasalah.
Kredit bermasalah atau kredit macet memberi dampak yang kurang baik bagi
perbankan Indonesia. Resiko yang ditimbulkan atas kredit macet yakni tidak
terbayarnya kembali kredit yang diberikan baik sebagian maupun seluruhnya.
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni
2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan
Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara
2
Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan Kredit atau
Pembiayaan kepada UMKM. Selanjutnya pada tanggal 5 November 2007,
Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM
dengan pola penjaminan dengan nama Kredit Usaha Rakyat dan di dukung oleh
Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi untuk menjamin
implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini.
Tahap awal program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini disediakan hanya
terbatas oleh bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank
Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara dan Bank Bukopin. Penyaluran pola
penjaminan difokuskan pada lima sektor usaha, yaitu pertanian, perikanan dan
kelautan, koperasi, kehutanan, serta perindustrian dan perdagangan. Kredit Usaha
Rakyat ini ditujukkan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil dengan cara
memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya.
Salah satu bank yang mengeluarkan kredit usaha rakyat adalah bank BRI
cabang Sekayu yang melayani sebagaian besar kebutuhan kredit masyarakat
Kabupaten Musi Banyuasin. BRI merupakan bank nasional yang pertama kali berdiri
di kota Sekayu, sehingga sangat besar kontribusinya bagi pembangunan
perekonomian di kota itu. Kontribusi tersebut dapat dilihat besarnya aliran modal
usaha dalam bentuk kredit yang telah dikucurkan oleh pihak bank kepada sektor
usaha produktif masyarakat kota Sekayu. Berikut Pertumbuhan kredit usaha rakyat
dari tahun 2012-2013 dalam Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1
Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR
BRI Cabang Sekayu
Tahun 2012
NO Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet
1 Zulkarnedi 20.000.000 1,04 1.300.000 26.188.000
2 M.yusuf 20.000.000 1,04 1.037.000 26.451.000
3 Rudi Nopriansyah 20.000.000 1,04 1.314.200 26.173.800
4 Akbar Darmawan 15.000.000 1,02 778.000 17.894.000
5 Arie Sulistya 20.000.000 1,03 1.567.000 20.893.000
6 Arief Adnan 5.000.000 1,015 433.200 7.451.467
7 Budi Mulyawan 13.000.000 1,02 745.000 15.437.400
8 Budi Setiawan 10.000.000 1,015 765.800 11.061.200
9 Armia Putriana 10.000.000 1,02 5.430.000 7.018.000
10 Andy Kurniawan 20.000.000 1,04 1.359.000 26.129.000
11 Febri Adi Saputra 8.000.000 1,015 6.043.000 3.418.600
12 Dewi Kartika Sari 14.000.000 1,02 7.790.000 8.658.000
13 Eko Suistiono 12.000.000 1,015 6.600.000 7.592.400
14 Alwin Wicaksono 6.500.000 1,02 3.200.000 3.300.000
15 Nan Nurhayati 20.000.000 1,04 1.678.300 25.809.700
3
16 Iwan Purnawan 20.000.000 1,02 7.650.000 17.246.000
17 Mariati 15.000.000 1,04 667.800 19.948.200
18 Anwar Budi 17.000.000 1,02 13.421.000 7.740.600
19 Selamet Riadi 6.000.000 1,03 579.000 6.159.000
20 Kurnia 13.000.000 1,015 10.000.000 5.375.100
21 Romfaizi 20.000.000 1,04 4.320.000 23.168.000
22 Yulianingsih 8.000.000 1,03 4.798.000 4.186.000
23 Joko Supriyanto 15.000.000 1,03 12.450.000 79.395.000
24 Warni 20.000.000 1,015 1.567.000 22.087.000
25 Edi Supriyadi 20.000.000 1,02 4.670.000 20.226.000
26 Sri Harjani 10.000.000 1,04 6.650.000 3.350.000
27 Joko pamungkas 20.000.000 1,04 7.543.000 19.945.000
28 David Ismunandar 15.000.000 1,02 12.378.000 6.294.000
29 Usman Muksin 9.000.000 1,03 5.000.000 5.107.000
30 Masdaranti 20.000.000 1,04 6.549.000 20.939.000
31 Tarto Wiyono 20.000.000 1,015 5.780.000 17.874.000
32 Doddy setiawan 20.000.000 1,03 13.450.000 9.010.000
33 Ahmad Dahlan 20.000.000 1,02 5.678.000 19.218.000
34 Supratman 6.000.000 1,015 3.300.000 3.796.200
35 Parno 20.000.000 1,04 16.900.000 10.588.000
36 Yenny Meldayanti 7.000.000 1,02 3.790.000 4.923.600
37 Puspita Sari 15.000.000 1,015 4.679.000 13.061.500
38 Anis Tyarini 20.000.000 1,04 5.000.000 22.488.000
39 Zundan Faidarti 20.000.000 1,04 7.690.000 19.798.000
40 Shinta Anggraini 20.000.000 1,015 4.321.000 19.333.000
41 Ahmad Dwi Kurnia 5.000.000 1,03 1.100.000 4.515.000
42 Rizkan Hadi 8.000.000 1,02 3.754.000 6.204.400
43 Sigit Nugroho 10.000.000 1,03 4.670.000 6.560.000
44 Yastra Andika 15.000.000 1,04 3.000.000 17.616.000
45 Aryadi Amin 20.000.000 1,02 14.688.000 10.208.000
46 Heriansyah 10.000.000 1,03 7.500.000 3.730.000
47 Sarjoni Dasayanda 20.000.000 1,015 14.989.000 8.665.000
Jumlah 697.500.000 258.572.300 692.230.167
Sumber : PT BRI Cabang Sekayu
Tabel 2
Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR
BRI Cabang Sekayu
Tahun 2013
NO Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet
4
1 Dede Damhudi 5.000.000 1,03 1.200.000 4.415.000
2 Heriyanto 6.000.000 1,015 3.500.000 3.596.200
3 Subandian 20.000.000 1,03 10.000.000 12.460.000
4 Redi 19.000.000 1,03 10.000.000 11.337.000
5 Heri Santoso 5.500.000 1,015 2.500.000 4.004.850
6 Kristinawati 13.000.000 1,04 10.000.000 7.867.200
7 Yogi Komar 17.000.000 1,02 11.000.000 10.161.600
8 M. Syafrudin 12.000.000 1,015 4.000.000 10.192.400
9 Hari Santoso 11.000.000 1,03 7.000.000 5.339.800
10 M. Seto Rianto 10.000.000 1,02 3.500.000 8.948.000
11 Eli Darsiana 20.000.000 1,03 15.000.000 7.460.000
12 Evi Dianti 15.000.000 1,04 7.000.000 13.616.000
13 Nuzula 20.000.000 1,02 15.000.000 9.872.000
14 Sarah Hilda 16.000.000 1,03 10.000.000 7.968.000
15 Jumiatun 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000
16 Octa Rizka 15.000.000 1,03 8.000.000 8.845.000
17 Ahmad Yasir 18.000.000 1,015 15.000.000 6.288.600
18 Harjono 15.000.000 1,02 6.000.000 12.672.000
19 Jonizar 20.000.000 1,04 15.000.000 12.488.000
20 Sunoko 6.000.000 1,03 2.000.000 4.738.000
21 Acep Mandala 5.000.000 1,03 3.000.000 2.615.000
22 Ratna Sari 12.000.000 1,02 9.000.000 5.937.600
23 Robby Perdana 20.000.000 1,02 17.000.000 7.896.000
24 Yuliana 15.000.000 1,015 10.000.000 7.740.500
25 Nurhayati 13.000.000 1,02 5.000.000 11.182.400
26 Mariska 20.000.000 1,015 6.500.000 17.154.000
27 Regi Renggano 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000
28 Hari Mukti 6.000.000 1,03 4.000.000 2.738.000
29 Ana Mariana 8.000.000 1,02 3.200.000 6.758.400
30 Wawan Kusuma 4.000.000 1,03 2.000.000 2.492.000
31 Jefry Aryansyah 9.000.000 1,03 5.000.000 5.107.000
32 Ilham Candra 18.000.000 1,02 10.000.000 12.406.400
33 Dwi Lestari 12.000.000 1,03 2.300.000 11.176.000
34 Sunarmi 20.000.000 1,02 15.000.000 9.896.000
35 Okta Rian 10.000.000 1,015 7.000.000 4.827.000
36 Mayangsari 20.000.000 1,02 19.000.000 5.896.000
37 Cici Purnama 10.000.000 1,03 2.500.000 8.730.000
5
38 Rohman 8.000.000 1,03 3.400.000 5.584.000
39 Dedek septiawan 20.000.000 1,02 16.000.000 8.896.000
40 Yoni Zalwi 7.000.000 1,03 5.000.000 2.861.000
41 Lukman Apriatna 5.000.000 1,03 2.500.000 3.115.000
42 Yozi Zaihendra 20.000.000 1,04 10.000.000 17.488.000
43 Andrian Yanuar 15.000.000 1,015 5.000.000 16.412.500
44 Jamilah Yunus 10.000.000 1,015 5.000.000 6.827.000
45 Solihin Mochtar 5.000.000 1,03 1.500.000 4.115.000
46 Irma Hartanty 8.000.000 1,03 3.000.000 5.984.000
47 Ana Agustina 14.000.000 1,02 9.500.000 7.927.200
48 Ade Ansorulah 20.000.000 1,02 4.500.000 20.396.000
49 Endang Mulyawan 5.000.000 1,015 1.000.000 4.913.500
50 Deri Setiawan 10.000.000 1,02 4.000.000 8.448.000
51 Isep Alisandy 20.000.000 1,03 12.000.000 10.460.000
52 Yeyet Supriati 15.000.000 1,04 5.000.000 15.616.000
53 Fitriawan Nugraha 10.000.000 1,04 5.000.000 8.744.000
54 Eris Sugriwa 6.000.000 1,03 2.000.000 4.738.000
55 Yogie Indraprastha 20.000.000 1,04 4.300.000 23.188.000
56 Ardiansyah Sanjaya 5.000.000 1,03 2.000.000 3.609.000
57 Dewi Sartika 8.000.000 1,03 3.500.000 5.484.000
58 Hidayattulah 10.000.000 1,02 8.000.000 4.448.000
59 Febriansyah 5.000.000 1,03 2.500.000 3.115.000
60 Andika Pratama 8.000.000 1,03 3.000.000 5.984.000
61 Risandi 10.000.000 1,015 1.400.000 10.427.000
62 Indra Pohan 5.000.000 1,02 1.300.000 4.924.000
63 Akhmadyani 20.000.000 1,015 7.000.000 16.654.000
64 Heru Septibrata 5.600.000 1,03 3.000.000 3.288.800
65 Arif Dwi Santoso 7.000.000 1,02 5.000.000 3.713.600
66 Riko Sanjaya 15.000.000 1,015 4.000.000 13.740.500
67 Doni Adi Pratama 17.000.000 1,04 8.000.000 15.364.800
68 Bagus Setiawan 14.000.000 1,015 1.000.000 15.557.800
69 Juwita Kartika 10.000.000 1,02 5.500.000 6.948.000
70 Thamrin 6.000.000 1,03 1.500.000 5.238.000
71 Santoso 12.000.000 1,015 3.500.000 10.692.400
72 Ricky Saputra 7.000.000 1,015 4.000.000 4.278.900
73 Hauriah Husnah 15.000.000 1,02 5.000.000 13.672.000
74 Rio Akbar Wijaya 18.000.000 1,015 8.000.000 13.288.600
6
Sumber : Bank BRI Cabang Sekayu tahun 2015
75 Kartini 10.000.000 1,03 4.000.000 7.230.000
76 Fery Setiawan 2.000.000 1,03 500.000 1.746.000
77 Zuraidah 14.000.000 1,04 2.000.000 17.241.600
78 Iskandar 6.000.000 1,03 3.000.000 3.738.000
79 Jhon Kanedi 13.000.000 1,03 1.000.000 13.599.000
80 Irawan 9.000.000 1,015 3.000.000 7.644.300
81 Sapri 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000
82 Suparman 15.000.000 1,04 5.000.000 15.616.000
83 Imam Saputra 16.000.000 1,03 3.000.000 14.968.000
84 Andi Nugraha 7.000.000 1,03 3.200.000 4.661.000
85 Angga Puja Kesuma 15.000.000 1,02 6.000.000 12.672.000
86 Nurdin 10.000.000 1,04 7.000.000 6.744.000
87 Alamsyah 20.000.000 1,03 15.000.000 7.460.000
88 Hariyadi 14.000.000 1,03 2.000.000 13.722.000
89 Sahidin 15.000.000 1,04 6.000.000 14.616.000
90 Sucipto 17.000.000 1,015 4.000.000 16.105.900
91 Antoni 6.000.000 1,03 1.000.000 5.738.000
92 Suherman 5.000.000 1,03 2.000.000 6.422.500
93 Melpan Setiawan 9.000.000 1,04 5.500.000 6.869.600
94 Januar 18.000.000 1,02 10.000.000 12.406.400
95 Karisma 8.000.000 1,02 4.000.000 5.958.400
96 Agus Sulaiman 16.000.000 1,015 10.000.000 11.990.400
97 Parnandi 5.000.000 1,015 2.000.000 3.913.500
98 Basri 17.000.000 1,03 10.000.000 9.091.000
99 Theo Wahyu 20.000.000 1,015 15.000.000 8.654.000
100 Jasuma 13.000.000 1,03 6.000.000 8.599.000
101 Sita Rahayu 15.000.000 1,03 5.000.000 11.845.000
102 Sudarta 15.000.000 1,03 1.000.000 15.845.000
103 Cahyono 16.000.000 1,04 10.000.000 11.990.400
104 Candra 20.000.000 1,02 5.000.000 19.896.000
105 Hendra 12.000.000 1,015 9.000.000 5.192.400
106 Bian Andika 10.000.000 1,03 3.000.000 8.230.000
107 Wardoyoh 20.000.000 1,03 8.000.000 14.460.000
108 Safril Efendi 15.000.000 1,03 12.000.000 4.845.000
Jumlah 1.334.100.000 653.300.000 970.017.950
7
Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat sebagian besar pinjaman bermasalah kredit
usaha rakyat dilakukan oleh nasabah bank BRI mengalami peningkatan selama dua
tahun terakhir. Dari jumlah piutang yang dimiliki oleh 130 nasabah sebanyak 47
nasabah kredit macet pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi
peningkatan kredit macet dari jumlah piutang yang dimiliki oleh 167 nasabah
sebanyak 108 nasabah kredit yang bermasalah. Semakin besar KUR bermasalah yang
dihadapi, akan berpegaruh pada profitabilitas dan modal sendiri yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul ”ANALISIS
PENGAKUAN AKUNTANSI KREDIT USAHA RAKYAT BERMASALAH
PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SEKAYU ”.
1.2 Perumusan Masalah
Banyaknya kredit yang disalurkan Bank ke masyarakat yang bermasalah,
maka penulis dapat perrmasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ”Analisis
pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat bermasalah pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Sekayu?”
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kredit
2.1.1 Pengertian dan Peranan Kredit
Hasibuan (2006:124) menyatakan bahwa Kredit berasal dari bahasa yunani
”credere” yang berarti kepercayaan dan bahasa latin ”creditum” yang artinya
kepercayaan akan kebenaran. Dengan kata lain maka kredit mengandung pengertian
adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan yang diberikan kepada
seseorang atau badan lainnya bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang
akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.
Setiap transaksi kredit selalu berkaitan dengan angsuran pokok dan bunga
yang harus dibayar debitur. Bank Berperan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Peran bank sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit. Bahkan
kegiatan bank sebagai lembaga keuangan pemberian kredit merupakan kegiatan
utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan
bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun
dari simpanan banyak maka menyebabkan bank tersebut rugi.
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat menurut Kasmir (2002:107) sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
4. Meningkatkan peredaran barang
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairan berusaha
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
8
Menurut Kasmir (2002:105) mengemukakan tujuan pemberian suatu
kredit, yaitu:
1) Untuk mencari keuntungan.
Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut
terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2) Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur.
Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3) Untuk membantu Pemerintah.
Bahwa dengan banyaknya kredit yang disalurkan oleh bank-bank, hal ini.berarti
dapat meningkatkan pembangunan disegala sektor, khususnya disektor ekonomi.
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit menurut Kasmir ( 2002:103) adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan
b. Kesepakatan
c. Jangka waktu
d. Resiko
e. Balas jasa
2.2 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008
tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, KUR adalah kredit atau
pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha Mikro, Kecil, Menengah-Koperasi) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan
untuk usaha produktif.
Berdasarkan Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjelaskan bahwa Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-undang ini. Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menerangkan kriteria usaha mikro
adalah sebagai berikut :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus
juta rupiah).
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008, Usaha kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usahakecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini”. Kriteria
9
usaha kecil dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-undang tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000(tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000(dua milyar lima ratus
rupiah).
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan
oleh perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya
adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki
kemampuan untuk mengembalikan. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
(UMKM-K) yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di
sektor usaha produktif antaralain:pertanian, perikanan,dan kelautan, perindustrian,
kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. (Kredit Usaha Rakyat tanpa Jaminan.
http://kredit-usaha-rakyat.co.cc. 20 Desember 2009).
Peluncuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan tindak lanjut dari
ditandatanganinya nota kesepahaman bersama (MOU) pada tanggal 9 Oktober
2007 tentang Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM-K antara
Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri
Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan
Perikanan) Perusahaan Penjamin (Perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT.
Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin,
BNI, BTN, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara
BUMN, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, serta Bank Indonesia.
2.3 Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan
bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data fiktif, sehingga
mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap diberikan. Kemudian
apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak
menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih atau macet (kredit
bermasalah).
Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum mencapai
atau memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki
kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari bagi bank dalam arti luas, juga
mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik dalam
bentukpembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda
keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang
bersangkutan.
Menurut Siamat (2001:174), menjelaskan kredit bermasalah atau problem
loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat
adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan
kendali debitur, sedangkan menurut PSAK Nomor 31 tahun 2009, kredit bermasalah
(nonperforming loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran
10
pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau
kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit
nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan kurang lancar, diragukan, macet.
Jadi dapat disimpulkan, kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana
nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atas seluruh kewajibannya kepada
bank seperti yang telah diperjanjikan dan dapat menimbulkan kerugian potensial
kepada bank.
2.4 Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Menurut Ismail (2010:224), akuntansi kredit bermasalah terdiri dari:
a. Pengakuan pendapatan bunga kredit nonperforming
Nonperforming loan terjadi bila debitur tidak membayar angsuran pinjaman
pokok maupun bunga setelah 90 hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit
nonperforming diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan kredit
pada saat adanya pembayaran dari debitur. Pendapatan bunga kredit
nonperforming diakui sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian yang tidak
dicatat dalam laporan laba rugi akan tetapi dicatat dalam tagihan kontijensi.
b. Pembayaran kewajiban kredit nonperforming.
Dalam hal terdapat pembayaran kredit nonperforming, maka bila kredit termasuk
golongan kredit kurang lancar, maka prioritas pembayarannya adalah
pembayaran bunga, denda, dan lain-lain, kemudian sisanya digunakan untuk
pembayaran pinjaman pokok. Golongan kredit diragukan dan kredit macet,
prioritas pembayaran adalah untuk pembayaran pokok dan sisanya digunakan
untuk pembayaran bunga, denda, dan biaya lainnya.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 54 Tahun 2009
tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah terdiri dari:
a. Pelunasan utang melalui pengalihan aset
Sehubungan pelunasan utang melalui pengalihan aset berupa tanah, bangunan, aset
lain, dan piutang kepada kreditur untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya.
Debitur dapat mengakui keuntungan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi
kewajiban, keuntungan tersebut dihitung dari selisih lebih antara nilai tercatat
utang yang diselesaikan dengan nilai wajar aset yang dialihkan ke kreditur.
b. Modifikasi persyaratan utang
Dalam pengajuan kredit melalui modifikasi persyaratan tanpa melakukan
pengalihan aset tetapi debitur harus mencatat dampak dari pengajuan kredit
tersebut secara prosfektif sejak saat pengajuan kredit dilaksakan dan tidak boleh
mengubah nilai tercatat pada saat pengajuan kredit, kecuali jika nilai tercatat
tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam
persyaratan baru. Jumlah pembayaran kasa masa depan harus mencakup jumlah
bunga dan jumlah pokok utang periode masa depan tanpa memperhitungkan nilai
tunainya.
c. Kombinasi cara restrukturisasi piutang
Restrukturisasi piutang bermasalah dapat dilakukan dengan penerimaan aset
sebagai penyelesaian piutang dan modifikasi terhadap sisa piutang. Kreditur
mencatat pengajuan kredit dengan pengakuan aset yang akan diterima sebesar nilai
11
wajarnya. Kerugian dari pengurangan jumlah piutang yang tercatat dapat diakui
sebelum restrukturisasi dengan mengurangi taksiran jumlah penyisihan piutang,
kemudian menaikkan taksiran jumlah piutang tidak tertagih. Biaya-biaya lain yang
dikeluarkan oleh kreditur dalam restrukturisasi piutang bermasalah dicatat sebagai
biaya pada saat terjadinya kredit.
Menurut Hariyani (2010:41), apabila penyelamatan kredit yang dilakukan
oleh bank ternyata tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan lanjutan
berupa penyelesaian kredit macet melalui program penghapusan kredit macet (write-
off). Penghapusan kredit macet terbagi dalam dua tahap yaitu hapus buku atau
penghapusan secara bersyarat atau conditionalwrite-off, dan hapus tagih atau
penghapusan secara mutlak atau absolutewrite-off.
Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil
mengembalikan dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat
menyelesaikan portofolio kredit macet tersebut melalui jalur litigasi (proses
peradilan) maupun jalur non-litigasi (diluar proses peradilan).Penyelesaian kredit
bermasalah dilakukan, menurut Hariyani (2010: 99) seperti pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1
Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet
12
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu
yang beralamat di JL.Letnan Munandar No. 397 Kabupaten Musi Banyuasin.
3.2 Data yang digunakan
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder,
yaitu data :
2) Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual
terjadinya peristiwa.
3) Data Sekunder
Data Sekunder berarti data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri
oleh peneliti.Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh penulis berupa jumlah
Krediat Usaha Rakyat KUR) yang macet dari tahun 2012-2013 pada PT. Bank
Rakyat Indonesia Cabang Sekayu.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan data
penelitian yang diperlukan menurut Subagyo (2004:37) adalah:
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah riset yang dilakukan dengan jalan mendatangi langsung ke
tempat yang berhubungan dengan objek penulisan. Penulisan menggunakan 2
(dua) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
 Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya
jawab langsung dengan pihak yang berwenang yang berkaitan dengan objek
penelitian. Dari teknik ini penulis mendapatkan informasi tentang perlakuan
akuntansi kredit bermasalah disektor KUR pada PT. Bank Rakyak Indonesia
Cabang Sekayu.
 Dokumentasi, pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen
atau bukti tertulis atau catatan-catatan tertulis perusahaan guna melengkapi
penelitian informasi didapat penulis dari teknik ini adalah informasi tentang
sejarah perusahaan.
3. Studi kepustakaan
Yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca buku-buku,
laporan-laporan serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah
perlakuan akuntansi kredit bermasalah disektor KUR pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Sekayu.
3.4 Teknik Analisis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian diolah dengan menggunakan teknik
tertentu. Subagyo (2006:106), membagi teknik analisis data menjadi:
1. Teknik Analisis Kualitatif
13
Suatu analisis yang dilakukan terhadap data yang berupa informasi uraian
kemudian dikaitkan dengan data yang lainnnya untuk mendapatkan penjelasan
terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya sehingga memperoleh gambaran baru
ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya.
2. Teknik Analisis Kuantitatif
Suatu analisis data yang dituangkan dalam bentuk angka untuk gambaran
sehingga menentukan suatu penjelasan dari angka-angka atau
memeperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran
baru kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat atau uraian.
Berdasarkan uraian diatas, maka teknik analisis data yang digunakan
dalam penyusunan skripsi ini adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Data
yang berhasil dikumpulkan diolah dan disusun secara sistematik kemudian
dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis secara kuantitatif akan dijelaskan
secara kualitatif sehingga menghasilkan hasil dan kesimpulan dari penelitian
tersebut.
4. PEMBAHASAN
Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2012 PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Mulai menerapakan PSAK Nomor 55 (Revisi 2011) tentang
pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, PSAK Nomor 50 (Revisi 2010)
tentang pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK Nomor 60 tentang penyajian
instrument keuangan sebagai pengganti dari PSAK Nomor 55 (Revisi 2006) dan
PSAK Nomor 50 (Revisi 2006).
4.1. Analisis Kredit Bermasalah PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu
4.1.1. Pengakuan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Kategori kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan tunggakan
angsuran dibagi atas 5 golongan.Golongan I kredit lancar yaitu kredit yang tidak
terdapat tunggakan, setiap jatuh tempo angsuran debitur dapat membayar pijaman
pokok dan bunga. Golongan II kredit dalam perhatian khusus adalah penggolongan
kredit yang tertunggak baik angsuran, pinjaman pokok dan pembayaran bunga akan
tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari (tidak melebihi 90 hari kalender).
Golongan III kredit kurang lancer terjadi apabila debitur tidak dapat membayar
angsuran pokok dan bunga antara 90 hari sampai dengan 180 hari. Golongan IV
kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat membayar angsuran dan
pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari. Golongan V kredit macet
yaitu kredit yang terjadi bila debitur tidak mampu membayar berturut-turut setelah
270 hari. Kredit bermasalah atau NPL diakui pada saat tunggakan angsuran masuk
golongan III dan seterusnya atau lebih dari 90 hari, Sedangkan untuk golongan I dan
III merupakan performing loan. Dan pada berdasarkan data yang saya dapat bahwa
terjadi peningkatan jumlah nasabah kredit macet dari 47 nasabah kredit macet pada
tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 108 (terjadi peningkatan 59 nasabah
kredit macet dari tahun 2012), adanya peningkatan kredit pada tahun 2013
14
menunjukkan PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu kurang maksimal dalam
meningkatkan perannya sebagai lembaga intermediasi.
4.1.2. Pengukuran Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Sebelum 1 Januari 2010 bank rakyat Indonesia menggunakan dasar
pengukuran kredit bermasalah dengan konsep historical cost dimana asset dicatat
sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar yang dibayar
atausebesar nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut pada
saat perolehan. Sejak januari 2010 kredit bermasalah diukur dengan penurunan nilai
yaitu kondisi dimana terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan
akibat satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengukuran awal asset tersebut .
Pengukuran tentang kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk tersebut telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (Revisi tahun 2011) tentang
pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan.
4.1.3. Penyajian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Penyajian kredit bermasalah (NPL) pada laporan keuangan disajikan di
neraca. Kredit bermasalah disajikan di neraca sebagai komponen dari aktiva dengan
nama rekening“kredit yang diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian
penurunan nilai”. Penyajian kredit bermasalah atau instrumen yang tergolong dalam
asset keuangan tidak diatur dalam PSAK Nomor 50 (revisi tahun 2010). PSAK
Nomor 50 (revisi tahun 2010) hanya mengatur tentang penyajian kewajiban dan
ekuitas.
4.1.4. Pengungkapan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)
Pengukuran tentang kredit bermasalah, beserta metode dan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh PT. BRI (Persero) diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Kredit bermasalah diungkapkan dengan nilai wajar pada catatan
atas laporan keuangan PT. BRI (Persero) Tbk. PT.BRI (Persero) Tbk. Dalam
mengungkapkan kredit bermasalah telah sesuai dengan PSAK Nomor 60 dimana
telah mengungkapkan nilai tercatat kredit bermasalah yang merupakan komponen
dari kredit yang diberikan dan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PT. BRI
(Persero) Tbk. Seperti pengakuan danpengukuran terhadap kredit bermasalah.
4.2 Dampak Pengakuan Kredit Usaha Rakyat yang Bermasalah bagi PT. BRI
(Persero) Cabang Sekayu
Dampak kredit bermasalah (Non Performing Loan) sangat besar. Jika kredit
bermasalah tidak ditangani dengan baik, maka kredit bermasalah merupakan sumber
kerugian yang sangat potensial bagi bank, oleh karena itu diperlukan penanganan
yang sistematis dan berkelanjutan. Peranan sektor perbankan adalah menjembati dua
kelompok kepentingan masyarakat, yaitu antara pemilik dana (surplus spending
units) dengan yang membutuhkan dana (deficit spending units).
Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan
pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau
15
mengalami kerugian yang potensial. Kredit menjadi bermasalah dapat disebabkan
oleh berbagai hal yang berasal dari nasabah, kondisi internal bank dan pemberi
kreditserta faktor eksternal yang tidak dapat diabaikan. Adapun dampak pengakuan
kredit usaha rakyat yang bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu adalah
sebagai berikut:
1. Dampak terhadap Likuiditas Bank
Kredit usaha rakyat yang jatuh tempo atau mulai diwajibkan membayar
angsuran, namun tidak mampu mengangsur, karena kredit tidak lancar atau
bermasalah, maka PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu terancam tidak likuid.
2. Dampak terhadap Rentabilitas Bank
Kredit Usaha Rakyat yang bermasalah akan berdampak pada penghasilan
bunga yang akan diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia juga akan bermasalah atau
tidak akan diterima oleh perusahaan.
3. Dampak terhadap Modal Bank
Besar kecilnya ekspansi usaha bank sangat ditentukan dengan perkembangan
kredit. Jika kredit usaha rakyat yang bermasalah tidak tumbuh dengan baik, maka
bank juga tidak dapat berkembang dengan baik.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Pengakuan kredit bermasalah yang dilaksanakan PT BRI (persero) Cabang
Sekayu telah sesuai dengan aturan perbankan dan PSAK Nomor 50 (Revisi
tahun 2010) tentang Penyajian Instrumen Keuangan, PSAK Nomor 55 (Revisi
2011) tentang Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan dan PSAK
Nomor 60 tentang Pengungkapan Instrumen Keuangan. Ketiga standar tersebut
menggantikan PSAK Nomor 55 (Revisi 2006) dan PSAK Nomor 50 (Revisi
tahun 2006). Ketiga standar tersebut juga telah sesuai dengan International
Financial Reporting System (IFRS) yang sebelumya telah diterapkan oleh
perbankan internasional.
2. Pengakuan kredit usaha rakyat yang bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang
Sekayu berdampak pada Likuiditas, Rentabilitas dan Modal Sendiri.
5.2. Saran
1. Praktik perlakuan akuntansi kredit bermasalah yang telah sesuai dengan PSAK
Nomor 55 (Revisi tahun 2011) dan PSAK Nomor 60 (Revisi tahun 2010)
diharapkan terus konsisten untuk diterapkan supaya informasi yang dihasilkan
memiliki daya banding yang tinggi.
2. Dalam penyajian dan pengungkapan pendapatan bunga yang berasal dari
golongan non performing (kurang lancar, diragukan dan macet) yang
disajikan di neraca sebagai estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
sebaiknya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agar menyajikan dan
mengungkapkan secara lebih rinci berapa pendapatan bunga yang diterima dari
16
kredit yang digolongkan kurang lancar, diragukan dan macet, sehingga akan
nampak jumlah sebenarnya kredit yang benar-benar tidak dapat ditagih yang
berpotensi menyebabkan kerugian bagi Bank.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian,Indra dan Suharjono.2006. Akuntansi Perbankan. EdisiPertama. Jakarta: Salemba
Empat
Dunia,Firdaus A. 2005. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta:Lembaga UI
Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Jakarta:PT.Raja grafindo
Persada
Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta:PT. Elex
Media Komputindo
Hasibuan, Malayu. 2006. Dasar-dasar Perbankan. Edisi kelima.Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2001. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, Revisi
2000.Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Jakarta:
Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta : Kencana
Kasmir.2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Maria, Evi. 2007. Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa. Ed.1 Yogyakarta:Gaya Media
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Bank Umum. Jakarta :Intermedia
Subagyo, Joko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

More Related Content

What's hot

bank BRI
bank BRIbank BRI
bank BRI
090698
 
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_bPsak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
citra Joni
 
6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah
Winarto Winartoap
 
6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah
Winarto Winartoap
 
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
Kang Lieur
 
Makalah database sistem informasi bank
Makalah database sistem informasi bankMakalah database sistem informasi bank
Makalah database sistem informasi bank
Akriyono
 

What's hot (16)

Presentation rendra
Presentation rendraPresentation rendra
Presentation rendra
 
bank BRI
bank BRIbank BRI
bank BRI
 
Bank bri
Bank briBank bri
Bank bri
 
Laporan K K L B I Part 1
Laporan  K K L  B I Part 1Laporan  K K L  B I Part 1
Laporan K K L B I Part 1
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA - LPS, OJK, & KARTU PLASTIK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA - LPS, OJK, & KARTU PLASTIKBANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA - LPS, OJK, & KARTU PLASTIK
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA - LPS, OJK, & KARTU PLASTIK
 
makalah perkreditan dan perbankan Bank tani
makalah perkreditan dan perbankan Bank tanimakalah perkreditan dan perbankan Bank tani
makalah perkreditan dan perbankan Bank tani
 
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_bPsak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
 
Ppt. perbankan bank mandiri syariah[1]
Ppt. perbankan bank mandiri syariah[1]Ppt. perbankan bank mandiri syariah[1]
Ppt. perbankan bank mandiri syariah[1]
 
6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah
 
Kronologi century
Kronologi centuryKronologi century
Kronologi century
 
6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah
 
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
1580002526 knks insight edisi 8 (januari)-1 (1)
 
Makalah database sistem informasi bank
Makalah database sistem informasi bankMakalah database sistem informasi bank
Makalah database sistem informasi bank
 
Direktori Perbankan Indonesia 2016
Direktori Perbankan Indonesia 2016Direktori Perbankan Indonesia 2016
Direktori Perbankan Indonesia 2016
 
Kredit cepat cair jogja
Kredit cepat cair jogjaKredit cepat cair jogja
Kredit cepat cair jogja
 

Viewers also liked (6)

Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
 
Aplikasi Teknologi Untuk Pelajar Masalah Pembelajaran
Aplikasi Teknologi Untuk Pelajar Masalah PembelajaranAplikasi Teknologi Untuk Pelajar Masalah Pembelajaran
Aplikasi Teknologi Untuk Pelajar Masalah Pembelajaran
 
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Gaya HidupTerhadap Keputusan Pembelian...
 
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
 
(Jurnal kula) Jurnal Manajemen Pemasaran
(Jurnal kula) Jurnal Manajemen Pemasaran(Jurnal kula) Jurnal Manajemen Pemasaran
(Jurnal kula) Jurnal Manajemen Pemasaran
 
Penggunaan Teknologi Untuk Golongan Bermasalah Pendengaran
Penggunaan Teknologi Untuk Golongan Bermasalah PendengaranPenggunaan Teknologi Untuk Golongan Bermasalah Pendengaran
Penggunaan Teknologi Untuk Golongan Bermasalah Pendengaran
 

Similar to Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)

Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptxPertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
zahari15
 
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
nadya faradini
 
16. keuangan harga 155-175
16. keuangan harga 155-17516. keuangan harga 155-175
16. keuangan harga 155-175
fadilrazqa
 

Similar to Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang) (20)

PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsaPPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
 
326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720
 
Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptxPertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
Pertemuan 14 - Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.pptx
 
BIJAK WANG - SIMPANAN
BIJAK WANG - SIMPANANBIJAK WANG - SIMPANAN
BIJAK WANG - SIMPANAN
 
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIAPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
Lpj pelantikan
Lpj pelantikanLpj pelantikan
Lpj pelantikan
 
JURNAL ANGGA HAPSILA
JURNAL ANGGA HAPSILAJURNAL ANGGA HAPSILA
JURNAL ANGGA HAPSILA
 
PROPOSAL PENGARUH (2).pdf
PROPOSAL PENGARUH (2).pdfPROPOSAL PENGARUH (2).pdf
PROPOSAL PENGARUH (2).pdf
 
Lembaga Pembiayaan
Lembaga PembiayaanLembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan
 
24. Tugas final blkl (rahul azmi 1902120134)
24. Tugas final blkl (rahul azmi  1902120134)24. Tugas final blkl (rahul azmi  1902120134)
24. Tugas final blkl (rahul azmi 1902120134)
 
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
20. Muntazir (1902120136) ujian blkl - Universitas Muhammadiyah Aceh
 
Proposal Dyah
Proposal DyahProposal Dyah
Proposal Dyah
 
16. keuangan harga 155-175
16. keuangan harga 155-17516. keuangan harga 155-175
16. keuangan harga 155-175
 
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
04MAKALAH PPM Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Kelompok 6 (1).docx
 
Presentasi peluang bisnis vsi ustadz yusuf mansur
Presentasi peluang bisnis vsi ustadz yusuf mansurPresentasi peluang bisnis vsi ustadz yusuf mansur
Presentasi peluang bisnis vsi ustadz yusuf mansur
 
Introduction to banking course 2
Introduction to banking course 2Introduction to banking course 2
Introduction to banking course 2
 
UMKM-Naik-Kelas-Berbasis-Zakat-Infaq-Sedekah-dan-Wakaf.pptx
UMKM-Naik-Kelas-Berbasis-Zakat-Infaq-Sedekah-dan-Wakaf.pptxUMKM-Naik-Kelas-Berbasis-Zakat-Infaq-Sedekah-dan-Wakaf.pptx
UMKM-Naik-Kelas-Berbasis-Zakat-Infaq-Sedekah-dan-Wakaf.pptx
 
Business coaching for micro, small and medium
Business coaching for micro, small and mediumBusiness coaching for micro, small and medium
Business coaching for micro, small and medium
 
Program kpd UMKM.pdf
Program kpd UMKM.pdfProgram kpd UMKM.pdf
Program kpd UMKM.pdf
 

Recently uploaded

BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
NoorAmelia4
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Kandungan Denpasar Bali
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
DenzbaguseNugroho
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
UPPKBGUYANGAN
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Cytotec Asli Surabaya
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
gulieglue
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang 082223109953 Cytotec Asli Serang
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Cytotec Yogyakarta
 

Recently uploaded (14)

Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
 

Jurnal acsy ganjil 2015-2016 (Endang)

  • 1. 1 ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI KREDIT USAHA RAKYAT BERMASALAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SEKAYU Endang, S.E.,M.M Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu Email: endangsriyani.nurdin@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis data sekunder yaitu data kredit usaha rakyat bermasalah tahun 2012 s.d. 2013. Hasil ini menunjukkan bahwa dasar pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat (KUR) bermasalah (nonperforming loan) pada PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu diakui pada saat tunggakan angsuran masuk golongan III dan seterusnya atau lebih dari 90 hari. Berdasarkan analisa data diperoleh terjadinya peningkatan jumlah nasabah kredit macet dari 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 108, hal ini menunjukkan PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu masih kurang maksimal dalam melaksanakan perannya sebagai lembaga intermediasi. Dampak dari NPL ini adalah terjadinya kerugian yang sangat potensial bagi bank, oleh karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan. Kata kunci: Perlakuan Akuntansi Kredit, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bermasalah 1.1 Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting dan strategis dalam sistem perekonomian. Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank berfungsi untuk menjembatani kedua kelompok masyarakat yang saling membutuhkan. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana dapat menyimpan uang mereka dalam bentuk tabungan, deposito atau giro pada bank, sedangkan masyarakat yang membutuhkan dana untuk modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan lainnya dapat memperoleh pinjaman dalam bentuk kredit yang disalurkan oleh bank. Pendapatan terbesar bank berasal dari bunga, imbalan atau pembagian hasil usaha atas kredit yang disalurkan, namun dalam pelaksanaannya tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan sesuai dengan yang diharapkan. Hampir semua bank yang beroperasi di Indonesia mengalami kredit bermasalah. Kredit bermasalah atau kredit macet memberi dampak yang kurang baik bagi perbankan Indonesia. Resiko yang ditimbulkan atas kredit macet yakni tidak terbayarnya kembali kredit yang diberikan baik sebagian maupun seluruhnya. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara
  • 2. 2 Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM. Selanjutnya pada tanggal 5 November 2007, Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan dengan nama Kredit Usaha Rakyat dan di dukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi untuk menjamin implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakyat ini. Tahap awal program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini disediakan hanya terbatas oleh bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara dan Bank Bukopin. Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor usaha, yaitu pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan, serta perindustrian dan perdagangan. Kredit Usaha Rakyat ini ditujukkan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil dengan cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya. Salah satu bank yang mengeluarkan kredit usaha rakyat adalah bank BRI cabang Sekayu yang melayani sebagaian besar kebutuhan kredit masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin. BRI merupakan bank nasional yang pertama kali berdiri di kota Sekayu, sehingga sangat besar kontribusinya bagi pembangunan perekonomian di kota itu. Kontribusi tersebut dapat dilihat besarnya aliran modal usaha dalam bentuk kredit yang telah dikucurkan oleh pihak bank kepada sektor usaha produktif masyarakat kota Sekayu. Berikut Pertumbuhan kredit usaha rakyat dari tahun 2012-2013 dalam Tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR BRI Cabang Sekayu Tahun 2012 NO Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet 1 Zulkarnedi 20.000.000 1,04 1.300.000 26.188.000 2 M.yusuf 20.000.000 1,04 1.037.000 26.451.000 3 Rudi Nopriansyah 20.000.000 1,04 1.314.200 26.173.800 4 Akbar Darmawan 15.000.000 1,02 778.000 17.894.000 5 Arie Sulistya 20.000.000 1,03 1.567.000 20.893.000 6 Arief Adnan 5.000.000 1,015 433.200 7.451.467 7 Budi Mulyawan 13.000.000 1,02 745.000 15.437.400 8 Budi Setiawan 10.000.000 1,015 765.800 11.061.200 9 Armia Putriana 10.000.000 1,02 5.430.000 7.018.000 10 Andy Kurniawan 20.000.000 1,04 1.359.000 26.129.000 11 Febri Adi Saputra 8.000.000 1,015 6.043.000 3.418.600 12 Dewi Kartika Sari 14.000.000 1,02 7.790.000 8.658.000 13 Eko Suistiono 12.000.000 1,015 6.600.000 7.592.400 14 Alwin Wicaksono 6.500.000 1,02 3.200.000 3.300.000 15 Nan Nurhayati 20.000.000 1,04 1.678.300 25.809.700
  • 3. 3 16 Iwan Purnawan 20.000.000 1,02 7.650.000 17.246.000 17 Mariati 15.000.000 1,04 667.800 19.948.200 18 Anwar Budi 17.000.000 1,02 13.421.000 7.740.600 19 Selamet Riadi 6.000.000 1,03 579.000 6.159.000 20 Kurnia 13.000.000 1,015 10.000.000 5.375.100 21 Romfaizi 20.000.000 1,04 4.320.000 23.168.000 22 Yulianingsih 8.000.000 1,03 4.798.000 4.186.000 23 Joko Supriyanto 15.000.000 1,03 12.450.000 79.395.000 24 Warni 20.000.000 1,015 1.567.000 22.087.000 25 Edi Supriyadi 20.000.000 1,02 4.670.000 20.226.000 26 Sri Harjani 10.000.000 1,04 6.650.000 3.350.000 27 Joko pamungkas 20.000.000 1,04 7.543.000 19.945.000 28 David Ismunandar 15.000.000 1,02 12.378.000 6.294.000 29 Usman Muksin 9.000.000 1,03 5.000.000 5.107.000 30 Masdaranti 20.000.000 1,04 6.549.000 20.939.000 31 Tarto Wiyono 20.000.000 1,015 5.780.000 17.874.000 32 Doddy setiawan 20.000.000 1,03 13.450.000 9.010.000 33 Ahmad Dahlan 20.000.000 1,02 5.678.000 19.218.000 34 Supratman 6.000.000 1,015 3.300.000 3.796.200 35 Parno 20.000.000 1,04 16.900.000 10.588.000 36 Yenny Meldayanti 7.000.000 1,02 3.790.000 4.923.600 37 Puspita Sari 15.000.000 1,015 4.679.000 13.061.500 38 Anis Tyarini 20.000.000 1,04 5.000.000 22.488.000 39 Zundan Faidarti 20.000.000 1,04 7.690.000 19.798.000 40 Shinta Anggraini 20.000.000 1,015 4.321.000 19.333.000 41 Ahmad Dwi Kurnia 5.000.000 1,03 1.100.000 4.515.000 42 Rizkan Hadi 8.000.000 1,02 3.754.000 6.204.400 43 Sigit Nugroho 10.000.000 1,03 4.670.000 6.560.000 44 Yastra Andika 15.000.000 1,04 3.000.000 17.616.000 45 Aryadi Amin 20.000.000 1,02 14.688.000 10.208.000 46 Heriansyah 10.000.000 1,03 7.500.000 3.730.000 47 Sarjoni Dasayanda 20.000.000 1,015 14.989.000 8.665.000 Jumlah 697.500.000 258.572.300 692.230.167 Sumber : PT BRI Cabang Sekayu Tabel 2 Nilai Kredit Macet (Non Performing Loan) KUR BRI Cabang Sekayu Tahun 2013 NO Nama Debitur Jumlah Piutang Bunga (%) Tertagih Macet
  • 4. 4 1 Dede Damhudi 5.000.000 1,03 1.200.000 4.415.000 2 Heriyanto 6.000.000 1,015 3.500.000 3.596.200 3 Subandian 20.000.000 1,03 10.000.000 12.460.000 4 Redi 19.000.000 1,03 10.000.000 11.337.000 5 Heri Santoso 5.500.000 1,015 2.500.000 4.004.850 6 Kristinawati 13.000.000 1,04 10.000.000 7.867.200 7 Yogi Komar 17.000.000 1,02 11.000.000 10.161.600 8 M. Syafrudin 12.000.000 1,015 4.000.000 10.192.400 9 Hari Santoso 11.000.000 1,03 7.000.000 5.339.800 10 M. Seto Rianto 10.000.000 1,02 3.500.000 8.948.000 11 Eli Darsiana 20.000.000 1,03 15.000.000 7.460.000 12 Evi Dianti 15.000.000 1,04 7.000.000 13.616.000 13 Nuzula 20.000.000 1,02 15.000.000 9.872.000 14 Sarah Hilda 16.000.000 1,03 10.000.000 7.968.000 15 Jumiatun 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000 16 Octa Rizka 15.000.000 1,03 8.000.000 8.845.000 17 Ahmad Yasir 18.000.000 1,015 15.000.000 6.288.600 18 Harjono 15.000.000 1,02 6.000.000 12.672.000 19 Jonizar 20.000.000 1,04 15.000.000 12.488.000 20 Sunoko 6.000.000 1,03 2.000.000 4.738.000 21 Acep Mandala 5.000.000 1,03 3.000.000 2.615.000 22 Ratna Sari 12.000.000 1,02 9.000.000 5.937.600 23 Robby Perdana 20.000.000 1,02 17.000.000 7.896.000 24 Yuliana 15.000.000 1,015 10.000.000 7.740.500 25 Nurhayati 13.000.000 1,02 5.000.000 11.182.400 26 Mariska 20.000.000 1,015 6.500.000 17.154.000 27 Regi Renggano 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000 28 Hari Mukti 6.000.000 1,03 4.000.000 2.738.000 29 Ana Mariana 8.000.000 1,02 3.200.000 6.758.400 30 Wawan Kusuma 4.000.000 1,03 2.000.000 2.492.000 31 Jefry Aryansyah 9.000.000 1,03 5.000.000 5.107.000 32 Ilham Candra 18.000.000 1,02 10.000.000 12.406.400 33 Dwi Lestari 12.000.000 1,03 2.300.000 11.176.000 34 Sunarmi 20.000.000 1,02 15.000.000 9.896.000 35 Okta Rian 10.000.000 1,015 7.000.000 4.827.000 36 Mayangsari 20.000.000 1,02 19.000.000 5.896.000 37 Cici Purnama 10.000.000 1,03 2.500.000 8.730.000
  • 5. 5 38 Rohman 8.000.000 1,03 3.400.000 5.584.000 39 Dedek septiawan 20.000.000 1,02 16.000.000 8.896.000 40 Yoni Zalwi 7.000.000 1,03 5.000.000 2.861.000 41 Lukman Apriatna 5.000.000 1,03 2.500.000 3.115.000 42 Yozi Zaihendra 20.000.000 1,04 10.000.000 17.488.000 43 Andrian Yanuar 15.000.000 1,015 5.000.000 16.412.500 44 Jamilah Yunus 10.000.000 1,015 5.000.000 6.827.000 45 Solihin Mochtar 5.000.000 1,03 1.500.000 4.115.000 46 Irma Hartanty 8.000.000 1,03 3.000.000 5.984.000 47 Ana Agustina 14.000.000 1,02 9.500.000 7.927.200 48 Ade Ansorulah 20.000.000 1,02 4.500.000 20.396.000 49 Endang Mulyawan 5.000.000 1,015 1.000.000 4.913.500 50 Deri Setiawan 10.000.000 1,02 4.000.000 8.448.000 51 Isep Alisandy 20.000.000 1,03 12.000.000 10.460.000 52 Yeyet Supriati 15.000.000 1,04 5.000.000 15.616.000 53 Fitriawan Nugraha 10.000.000 1,04 5.000.000 8.744.000 54 Eris Sugriwa 6.000.000 1,03 2.000.000 4.738.000 55 Yogie Indraprastha 20.000.000 1,04 4.300.000 23.188.000 56 Ardiansyah Sanjaya 5.000.000 1,03 2.000.000 3.609.000 57 Dewi Sartika 8.000.000 1,03 3.500.000 5.484.000 58 Hidayattulah 10.000.000 1,02 8.000.000 4.448.000 59 Febriansyah 5.000.000 1,03 2.500.000 3.115.000 60 Andika Pratama 8.000.000 1,03 3.000.000 5.984.000 61 Risandi 10.000.000 1,015 1.400.000 10.427.000 62 Indra Pohan 5.000.000 1,02 1.300.000 4.924.000 63 Akhmadyani 20.000.000 1,015 7.000.000 16.654.000 64 Heru Septibrata 5.600.000 1,03 3.000.000 3.288.800 65 Arif Dwi Santoso 7.000.000 1,02 5.000.000 3.713.600 66 Riko Sanjaya 15.000.000 1,015 4.000.000 13.740.500 67 Doni Adi Pratama 17.000.000 1,04 8.000.000 15.364.800 68 Bagus Setiawan 14.000.000 1,015 1.000.000 15.557.800 69 Juwita Kartika 10.000.000 1,02 5.500.000 6.948.000 70 Thamrin 6.000.000 1,03 1.500.000 5.238.000 71 Santoso 12.000.000 1,015 3.500.000 10.692.400 72 Ricky Saputra 7.000.000 1,015 4.000.000 4.278.900 73 Hauriah Husnah 15.000.000 1,02 5.000.000 13.672.000 74 Rio Akbar Wijaya 18.000.000 1,015 8.000.000 13.288.600
  • 6. 6 Sumber : Bank BRI Cabang Sekayu tahun 2015 75 Kartini 10.000.000 1,03 4.000.000 7.230.000 76 Fery Setiawan 2.000.000 1,03 500.000 1.746.000 77 Zuraidah 14.000.000 1,04 2.000.000 17.241.600 78 Iskandar 6.000.000 1,03 3.000.000 3.738.000 79 Jhon Kanedi 13.000.000 1,03 1.000.000 13.599.000 80 Irawan 9.000.000 1,015 3.000.000 7.644.300 81 Sapri 10.000.000 1,02 6.000.000 6.448.000 82 Suparman 15.000.000 1,04 5.000.000 15.616.000 83 Imam Saputra 16.000.000 1,03 3.000.000 14.968.000 84 Andi Nugraha 7.000.000 1,03 3.200.000 4.661.000 85 Angga Puja Kesuma 15.000.000 1,02 6.000.000 12.672.000 86 Nurdin 10.000.000 1,04 7.000.000 6.744.000 87 Alamsyah 20.000.000 1,03 15.000.000 7.460.000 88 Hariyadi 14.000.000 1,03 2.000.000 13.722.000 89 Sahidin 15.000.000 1,04 6.000.000 14.616.000 90 Sucipto 17.000.000 1,015 4.000.000 16.105.900 91 Antoni 6.000.000 1,03 1.000.000 5.738.000 92 Suherman 5.000.000 1,03 2.000.000 6.422.500 93 Melpan Setiawan 9.000.000 1,04 5.500.000 6.869.600 94 Januar 18.000.000 1,02 10.000.000 12.406.400 95 Karisma 8.000.000 1,02 4.000.000 5.958.400 96 Agus Sulaiman 16.000.000 1,015 10.000.000 11.990.400 97 Parnandi 5.000.000 1,015 2.000.000 3.913.500 98 Basri 17.000.000 1,03 10.000.000 9.091.000 99 Theo Wahyu 20.000.000 1,015 15.000.000 8.654.000 100 Jasuma 13.000.000 1,03 6.000.000 8.599.000 101 Sita Rahayu 15.000.000 1,03 5.000.000 11.845.000 102 Sudarta 15.000.000 1,03 1.000.000 15.845.000 103 Cahyono 16.000.000 1,04 10.000.000 11.990.400 104 Candra 20.000.000 1,02 5.000.000 19.896.000 105 Hendra 12.000.000 1,015 9.000.000 5.192.400 106 Bian Andika 10.000.000 1,03 3.000.000 8.230.000 107 Wardoyoh 20.000.000 1,03 8.000.000 14.460.000 108 Safril Efendi 15.000.000 1,03 12.000.000 4.845.000 Jumlah 1.334.100.000 653.300.000 970.017.950
  • 7. 7 Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat sebagian besar pinjaman bermasalah kredit usaha rakyat dilakukan oleh nasabah bank BRI mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir. Dari jumlah piutang yang dimiliki oleh 130 nasabah sebanyak 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan kredit macet dari jumlah piutang yang dimiliki oleh 167 nasabah sebanyak 108 nasabah kredit yang bermasalah. Semakin besar KUR bermasalah yang dihadapi, akan berpegaruh pada profitabilitas dan modal sendiri yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul ”ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI KREDIT USAHA RAKYAT BERMASALAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SEKAYU ”. 1.2 Perumusan Masalah Banyaknya kredit yang disalurkan Bank ke masyarakat yang bermasalah, maka penulis dapat perrmasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ”Analisis pengakuan akuntansi kredit usaha rakyat bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu?” 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian dan Peranan Kredit Hasibuan (2006:124) menyatakan bahwa Kredit berasal dari bahasa yunani ”credere” yang berarti kepercayaan dan bahasa latin ”creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Dengan kata lain maka kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Setiap transaksi kredit selalu berkaitan dengan angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar debitur. Bank Berperan menyalurkan dana kepada masyarakat. Peran bank sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka menyebabkan bank tersebut rugi. 2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat menurut Kasmir (2002:107) sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran barang 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairan berusaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
  • 8. 8 Menurut Kasmir (2002:105) mengemukakan tujuan pemberian suatu kredit, yaitu: 1) Untuk mencari keuntungan. Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2) Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3) Untuk membantu Pemerintah. Bahwa dengan banyaknya kredit yang disalurkan oleh bank-bank, hal ini.berarti dapat meningkatkan pembangunan disegala sektor, khususnya disektor ekonomi. Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir ( 2002:103) adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan b. Kesepakatan c. Jangka waktu d. Resiko e. Balas jasa 2.2 Kredit Usaha Rakyat (KUR) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, KUR adalah kredit atau pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha Mikro, Kecil, Menengah-Koperasi) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. Berdasarkan Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjelaskan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menerangkan kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008, Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usahakecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini”. Kriteria
  • 9. 9 usaha kecil dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-undang tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000(dua milyar lima ratus rupiah). Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM-K yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. Usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K) yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antaralain:pertanian, perikanan,dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. (Kredit Usaha Rakyat tanpa Jaminan. http://kredit-usaha-rakyat.co.cc. 20 Desember 2009). Peluncuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya nota kesepahaman bersama (MOU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM-K antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan) Perusahaan Penjamin (Perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BNI, BTN, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, serta Bank Indonesia. 2.3 Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap diberikan. Kemudian apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih atau macet (kredit bermasalah). Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari bagi bank dalam arti luas, juga mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik dalam bentukpembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. Menurut Siamat (2001:174), menjelaskan kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur, sedangkan menurut PSAK Nomor 31 tahun 2009, kredit bermasalah (nonperforming loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran
  • 10. 10 pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan kurang lancar, diragukan, macet. Jadi dapat disimpulkan, kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atas seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan dan dapat menimbulkan kerugian potensial kepada bank. 2.4 Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Menurut Ismail (2010:224), akuntansi kredit bermasalah terdiri dari: a. Pengakuan pendapatan bunga kredit nonperforming Nonperforming loan terjadi bila debitur tidak membayar angsuran pinjaman pokok maupun bunga setelah 90 hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit nonperforming diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan kredit pada saat adanya pembayaran dari debitur. Pendapatan bunga kredit nonperforming diakui sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian yang tidak dicatat dalam laporan laba rugi akan tetapi dicatat dalam tagihan kontijensi. b. Pembayaran kewajiban kredit nonperforming. Dalam hal terdapat pembayaran kredit nonperforming, maka bila kredit termasuk golongan kredit kurang lancar, maka prioritas pembayarannya adalah pembayaran bunga, denda, dan lain-lain, kemudian sisanya digunakan untuk pembayaran pinjaman pokok. Golongan kredit diragukan dan kredit macet, prioritas pembayaran adalah untuk pembayaran pokok dan sisanya digunakan untuk pembayaran bunga, denda, dan biaya lainnya. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 54 Tahun 2009 tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah terdiri dari: a. Pelunasan utang melalui pengalihan aset Sehubungan pelunasan utang melalui pengalihan aset berupa tanah, bangunan, aset lain, dan piutang kepada kreditur untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya. Debitur dapat mengakui keuntungan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi kewajiban, keuntungan tersebut dihitung dari selisih lebih antara nilai tercatat utang yang diselesaikan dengan nilai wajar aset yang dialihkan ke kreditur. b. Modifikasi persyaratan utang Dalam pengajuan kredit melalui modifikasi persyaratan tanpa melakukan pengalihan aset tetapi debitur harus mencatat dampak dari pengajuan kredit tersebut secara prosfektif sejak saat pengajuan kredit dilaksakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat pada saat pengajuan kredit, kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru. Jumlah pembayaran kasa masa depan harus mencakup jumlah bunga dan jumlah pokok utang periode masa depan tanpa memperhitungkan nilai tunainya. c. Kombinasi cara restrukturisasi piutang Restrukturisasi piutang bermasalah dapat dilakukan dengan penerimaan aset sebagai penyelesaian piutang dan modifikasi terhadap sisa piutang. Kreditur mencatat pengajuan kredit dengan pengakuan aset yang akan diterima sebesar nilai
  • 11. 11 wajarnya. Kerugian dari pengurangan jumlah piutang yang tercatat dapat diakui sebelum restrukturisasi dengan mengurangi taksiran jumlah penyisihan piutang, kemudian menaikkan taksiran jumlah piutang tidak tertagih. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh kreditur dalam restrukturisasi piutang bermasalah dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya kredit. Menurut Hariyani (2010:41), apabila penyelamatan kredit yang dilakukan oleh bank ternyata tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan lanjutan berupa penyelesaian kredit macet melalui program penghapusan kredit macet (write- off). Penghapusan kredit macet terbagi dalam dua tahap yaitu hapus buku atau penghapusan secara bersyarat atau conditionalwrite-off, dan hapus tagih atau penghapusan secara mutlak atau absolutewrite-off. Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil mengembalikan dana kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat menyelesaikan portofolio kredit macet tersebut melalui jalur litigasi (proses peradilan) maupun jalur non-litigasi (diluar proses peradilan).Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan, menurut Hariyani (2010: 99) seperti pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1 Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet
  • 12. 12 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu yang beralamat di JL.Letnan Munandar No. 397 Kabupaten Musi Banyuasin. 3.2 Data yang digunakan Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder, yaitu data : 2) Data Primer Data Primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa. 3) Data Sekunder Data Sekunder berarti data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti.Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh penulis berupa jumlah Krediat Usaha Rakyat KUR) yang macet dari tahun 2012-2013 pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian yang diperlukan menurut Subagyo (2004:37) adalah: 2. Studi Lapangan Studi lapangan adalah riset yang dilakukan dengan jalan mendatangi langsung ke tempat yang berhubungan dengan objek penulisan. Penulisan menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:  Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab langsung dengan pihak yang berwenang yang berkaitan dengan objek penelitian. Dari teknik ini penulis mendapatkan informasi tentang perlakuan akuntansi kredit bermasalah disektor KUR pada PT. Bank Rakyak Indonesia Cabang Sekayu.  Dokumentasi, pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen atau bukti tertulis atau catatan-catatan tertulis perusahaan guna melengkapi penelitian informasi didapat penulis dari teknik ini adalah informasi tentang sejarah perusahaan. 3. Studi kepustakaan Yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca buku-buku, laporan-laporan serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah perlakuan akuntansi kredit bermasalah disektor KUR pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu. 3.4 Teknik Analisis Data Data yang diperlukan dalam penelitian diolah dengan menggunakan teknik tertentu. Subagyo (2006:106), membagi teknik analisis data menjadi: 1. Teknik Analisis Kualitatif
  • 13. 13 Suatu analisis yang dilakukan terhadap data yang berupa informasi uraian kemudian dikaitkan dengan data yang lainnnya untuk mendapatkan penjelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya. 2. Teknik Analisis Kuantitatif Suatu analisis data yang dituangkan dalam bentuk angka untuk gambaran sehingga menentukan suatu penjelasan dari angka-angka atau memeperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat atau uraian. Berdasarkan uraian diatas, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Data yang berhasil dikumpulkan diolah dan disusun secara sistematik kemudian dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis secara kuantitatif akan dijelaskan secara kualitatif sehingga menghasilkan hasil dan kesimpulan dari penelitian tersebut. 4. PEMBAHASAN Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2012 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Mulai menerapakan PSAK Nomor 55 (Revisi 2011) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, PSAK Nomor 50 (Revisi 2010) tentang pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK Nomor 60 tentang penyajian instrument keuangan sebagai pengganti dari PSAK Nomor 55 (Revisi 2006) dan PSAK Nomor 50 (Revisi 2006). 4.1. Analisis Kredit Bermasalah PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu 4.1.1. Pengakuan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Kategori kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan tunggakan angsuran dibagi atas 5 golongan.Golongan I kredit lancar yaitu kredit yang tidak terdapat tunggakan, setiap jatuh tempo angsuran debitur dapat membayar pijaman pokok dan bunga. Golongan II kredit dalam perhatian khusus adalah penggolongan kredit yang tertunggak baik angsuran, pinjaman pokok dan pembayaran bunga akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari (tidak melebihi 90 hari kalender). Golongan III kredit kurang lancer terjadi apabila debitur tidak dapat membayar angsuran pokok dan bunga antara 90 hari sampai dengan 180 hari. Golongan IV kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat membayar angsuran dan pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari. Golongan V kredit macet yaitu kredit yang terjadi bila debitur tidak mampu membayar berturut-turut setelah 270 hari. Kredit bermasalah atau NPL diakui pada saat tunggakan angsuran masuk golongan III dan seterusnya atau lebih dari 90 hari, Sedangkan untuk golongan I dan III merupakan performing loan. Dan pada berdasarkan data yang saya dapat bahwa terjadi peningkatan jumlah nasabah kredit macet dari 47 nasabah kredit macet pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 108 (terjadi peningkatan 59 nasabah kredit macet dari tahun 2012), adanya peningkatan kredit pada tahun 2013
  • 14. 14 menunjukkan PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu kurang maksimal dalam meningkatkan perannya sebagai lembaga intermediasi. 4.1.2. Pengukuran Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Sebelum 1 Januari 2010 bank rakyat Indonesia menggunakan dasar pengukuran kredit bermasalah dengan konsep historical cost dimana asset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar yang dibayar atausebesar nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Sejak januari 2010 kredit bermasalah diukur dengan penurunan nilai yaitu kondisi dimana terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan akibat satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengukuran awal asset tersebut . Pengukuran tentang kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tersebut telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (Revisi tahun 2011) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. 4.1.3. Penyajian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Penyajian kredit bermasalah (NPL) pada laporan keuangan disajikan di neraca. Kredit bermasalah disajikan di neraca sebagai komponen dari aktiva dengan nama rekening“kredit yang diberikan setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai”. Penyajian kredit bermasalah atau instrumen yang tergolong dalam asset keuangan tidak diatur dalam PSAK Nomor 50 (revisi tahun 2010). PSAK Nomor 50 (revisi tahun 2010) hanya mengatur tentang penyajian kewajiban dan ekuitas. 4.1.4. Pengungkapan Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan) Pengukuran tentang kredit bermasalah, beserta metode dan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PT. BRI (Persero) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Kredit bermasalah diungkapkan dengan nilai wajar pada catatan atas laporan keuangan PT. BRI (Persero) Tbk. PT.BRI (Persero) Tbk. Dalam mengungkapkan kredit bermasalah telah sesuai dengan PSAK Nomor 60 dimana telah mengungkapkan nilai tercatat kredit bermasalah yang merupakan komponen dari kredit yang diberikan dan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Seperti pengakuan danpengukuran terhadap kredit bermasalah. 4.2 Dampak Pengakuan Kredit Usaha Rakyat yang Bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu Dampak kredit bermasalah (Non Performing Loan) sangat besar. Jika kredit bermasalah tidak ditangani dengan baik, maka kredit bermasalah merupakan sumber kerugian yang sangat potensial bagi bank, oleh karena itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan. Peranan sektor perbankan adalah menjembati dua kelompok kepentingan masyarakat, yaitu antara pemilik dana (surplus spending units) dengan yang membutuhkan dana (deficit spending units). Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau
  • 15. 15 mengalami kerugian yang potensial. Kredit menjadi bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari nasabah, kondisi internal bank dan pemberi kreditserta faktor eksternal yang tidak dapat diabaikan. Adapun dampak pengakuan kredit usaha rakyat yang bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu adalah sebagai berikut: 1. Dampak terhadap Likuiditas Bank Kredit usaha rakyat yang jatuh tempo atau mulai diwajibkan membayar angsuran, namun tidak mampu mengangsur, karena kredit tidak lancar atau bermasalah, maka PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Sekayu terancam tidak likuid. 2. Dampak terhadap Rentabilitas Bank Kredit Usaha Rakyat yang bermasalah akan berdampak pada penghasilan bunga yang akan diperoleh PT. Bank Rakyat Indonesia juga akan bermasalah atau tidak akan diterima oleh perusahaan. 3. Dampak terhadap Modal Bank Besar kecilnya ekspansi usaha bank sangat ditentukan dengan perkembangan kredit. Jika kredit usaha rakyat yang bermasalah tidak tumbuh dengan baik, maka bank juga tidak dapat berkembang dengan baik. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 1. Pengakuan kredit bermasalah yang dilaksanakan PT BRI (persero) Cabang Sekayu telah sesuai dengan aturan perbankan dan PSAK Nomor 50 (Revisi tahun 2010) tentang Penyajian Instrumen Keuangan, PSAK Nomor 55 (Revisi 2011) tentang Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan dan PSAK Nomor 60 tentang Pengungkapan Instrumen Keuangan. Ketiga standar tersebut menggantikan PSAK Nomor 55 (Revisi 2006) dan PSAK Nomor 50 (Revisi tahun 2006). Ketiga standar tersebut juga telah sesuai dengan International Financial Reporting System (IFRS) yang sebelumya telah diterapkan oleh perbankan internasional. 2. Pengakuan kredit usaha rakyat yang bermasalah bagi PT. BRI (Persero) Cabang Sekayu berdampak pada Likuiditas, Rentabilitas dan Modal Sendiri. 5.2. Saran 1. Praktik perlakuan akuntansi kredit bermasalah yang telah sesuai dengan PSAK Nomor 55 (Revisi tahun 2011) dan PSAK Nomor 60 (Revisi tahun 2010) diharapkan terus konsisten untuk diterapkan supaya informasi yang dihasilkan memiliki daya banding yang tinggi. 2. Dalam penyajian dan pengungkapan pendapatan bunga yang berasal dari golongan non performing (kurang lancar, diragukan dan macet) yang disajikan di neraca sebagai estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi sebaiknya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agar menyajikan dan mengungkapkan secara lebih rinci berapa pendapatan bunga yang diterima dari
  • 16. 16 kredit yang digolongkan kurang lancar, diragukan dan macet, sehingga akan nampak jumlah sebenarnya kredit yang benar-benar tidak dapat ditagih yang berpotensi menyebabkan kerugian bagi Bank. DAFTAR PUSTAKA Bastian,Indra dan Suharjono.2006. Akuntansi Perbankan. EdisiPertama. Jakarta: Salemba Empat Dunia,Firdaus A. 2005. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta:Lembaga UI Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Jakarta:PT.Raja grafindo Persada Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo Hasibuan, Malayu. 2006. Dasar-dasar Perbankan. Edisi kelima.Jakarta : PT. Bumi Aksara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2001. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, Revisi 2000.Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Bank Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta : Kencana Kasmir.2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Maria, Evi. 2007. Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa. Ed.1 Yogyakarta:Gaya Media Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Bank Umum. Jakarta :Intermedia Subagyo, Joko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.