4. Apa itu
PENYAKIT CACINGAN ?
Cacingan : penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing
dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah
Di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi,
bervariasi antara 2,5% - 62%
terutama pada golongan penduduk yang kurang
mampu, dengan sanitasi yang buruk
5. kebiasaan BAB sembarangan ->
tanah terkontaminasi telur cacing
tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan & setelah BAB
anak-anak bermain di tanah tanpa
menggunakan alas kaki
kebiasaan memakan tanah
(geophagia)
kebersihan kuku, mencuci makanan,
minum air yang direbus,
Infeksi cacing sangat erat
dengan perilaku hidup
sehat
7. Ketahanan Tubuh Menurun
Ketidaknormalan tumbuk kembang
dan perkembangan otak
Kurang
Kalori
Protein
Kehilangan
darah
Asupan
Pencernaan
Penyerapan
•Menghambat
perkembangan
fisik,
kecerdasan,
produktifitas
kerja
Metabolisme Terganggu
Dampak cacingan
11. • Cacing jantan 10-30 cm, betina
22-35 cm
• Bertelur 100 000 - 200 000
butir/hari
• Di tanah yang sesuai, telur yang
dibuahi -> bentuk infektif (3
minggu)
• Bila tertelan, telur akan
menetas menjadi larva di usus
halus
• Larva -> cacing dewasa
• Sejak telur infektif tertelan
sampai cacing dewasa bertelur
diperlukan waktu kurang lebih
2-3 bulan
Ascaris Lumbricoides
(Cacing Gelang)
12. Gejala Klinis Fase
Intestinal
• Intoleransi laktosa, malabsorsi vitamin A,
mikronutrisi
• Mual, nafsu makan berkurang, diare, konstipasi,
lesu, tidak bergairah, kurang konsentrasi
• Pada anak : gagal tumbuh akibat penurunan
nafsu makan, terganggunya proses pencernaan
dan malabsorbsi
• Obstruksi usus (ileus), apendisitis akut, gangrene
• Kolik, kolesistitis, kolangitis, pangkreatitis, abses
hati
• Bermigrasi keluar melalui anus, mulut, hidung
13. Diagnosis
• Menemukan telur A.lumbricoides pada
sediaan basah tinja langsung.
• Bila cacing dewasa keluar sendiri melalui
mulut,hidung atau anus
• Pengobatan
• Albendazol
• Mebendazol
• Pirantel pamoat
• Tindakan operatif pada keadaan
gawat darurat
15. Trichuris trichiura
(cacing cambuk)
• Cacing betina ± 5 cm, jantan ± 4 cm
• Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya ± 3/5 dari panjang
seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk; pada cacing
betina bulat tumpul sedangkan pada cacing jantan melingkar dan terdapat
satu spikulum
• Cacing betina menghasilkan telur 3.000 -10.000 butir per hari
• Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja
• Telur matang dalam waktu 3 - 6 minggu dalam lingkungan sesuai, di tanah
yang lembab & teduh
• Telur matang ialah telur yang berisi larva, merupakan bentuk infektif. Bila
tertelan, larva akan keluar melalui dinding telur, masuk ke dalam usus
halus
• Sesudah menjadi dewasa cacing akan turun ke usus bagian distal, masuk
ke daerah kolon, terutama sekum
• Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian
anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus.
• Pertumbuhan mulai dari telur tertelan sampai cacing dewasa betina
bertelur ± 30 - 90 hari
16. Gejala Klinis
1. Trikuriasis ringan biasanya tidak
memberikan gejala klinis
2. Infeksi berat terutama pada anak,
menimbulkan prolapsus rekti (keluarnya
dinding rektum dari anus) akibat mengejan
kuat, sering timbul pada waktu defekasi
3. Diare yang diselingi sindrom disentri atau
kolitis kronis, sehingga berat badan turun
4. Bagian anterior cacing yang masuk ke
dalam mukosa usus menyebabkan trauma
yang menimbulkan peradangan dan
perdarahan
5. T. trichiura juga mengisap darah hospes,
sehingga mengakibatkan anemia
19. Necator americanus
(cacing tambang)
• Cacing betina panjang ± 1 cm, jantan ± 0,8 cm
• Bentuk badan N. americanus menyerupai huruf S, sedangkan A.
duodenale menyerupai huruf C
• N. americanus tiap hari bertelur 5.000-10.000 butir, sedangkan A.
duodenale 10.000-25.000 butir
• Rongga mulut N. americanus mempunyai benda kitin, sedangkan A.
duodenale mempunyai dua pasang gigi yang berfungsi untuk
melekatkan diri di mukosa usus
• Telur dikeluarkan bersama feses, menetas mengeluarkan larva
rabditiform dalam waktu 1 - 2 hari
• Larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform dalam waktu ± 3
hari
• Larva filariform bertahan hidup 7 - 8 minggu di tanah dan dapat
menembus kulit
• Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit
• Infeksi A. duodenale juga dapat terjadi dengan menelan larva
filariform
21. FILARIASIS
• Bila larva filariform menembus kulit, larva masuk
ke kapiler darah, terbawa aliran darah ke jantung &
paru
• Di paru larva menembus dinding pembuluh darah,
dinding alveolus, kemudian masuk rongga alveolus,
naik ke trakea melalui bronkiolus & bronkus menuju
ke faring
• Di faring larva menimbulkan rangsangan sehingga
penderita batuk, larva tertelan masuk ke esofagus
• Dari esofagus, larva menuju ke usus halus,
tumbuh menjadi cacing dewasa
Wuchereia Bancrofti
(Cacing Filaria)
22. Gejala Klinis
Stadium Larva
• Bila banyak larva filariform sekaligus
menembus kulit -> ground itch : reaksi lokal
eritematosa dengan papul-papul disertai
rasa gatal
• Infeksi larva filariform A. duodenale
secara oral menyebabkan penyakit wakana
dengan gejala mual, muntah, iritasi
faringeal, batuk, sakit leher, dan suara serak
• Larva cacing di paru menimbulkan
pneumonitis, gejala lebih ringan dari
pnemonitis Ascaris
23. Gejala
Klinis
Stadium
Dewasa
Manifestasi klinis
infeksi cacing
tambang merupakan
akibat dari kehilangan
darah karena invasi
parasit di mukosa dan
submukosa usus
halus
Gejala tergantung
spesies dan jumlah
cacing serta keadaan
gizi Penderita
Anemia hipokrom
mikrositer dan
eosinophilia
Daya tahan berkurang
dan prestasi kerja
turun
24. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar,
mungkin ditemukan larva
• Pengobatan
• Albendazol
• Mebendazol
• Pirantel pamoat
• Untuk meningkatkan kadar haemoglobin perlu diberikan asupan
makanan bergizi dan suplementasi zat besi
26. Pemberian Obat Pencegahan Massal
• Albendazol atau Mebendazol
• Sediaan tablet kunyah (Usia prasekolah & sekolah) dan sirup (balita)
• Dosis Albendazol : untuk usia >2 tahun – dewasa : 400 mg dosis tunggal, anak usia 1 – 2
th : 200 mg dosis tunggal
• Dosis Mebendazol : 500 mg dosis tunggal
“Obat cacing diberikan pada anak yang sudah berumur diatas satu tahun, diantaranya
bergunanya untuk membasmi berbagai jenis cacing dalam tubuh anak dan juga bisa mengurangi
kondisi stunting pada anak
Manfaat pemberian Obat Cacing
27. EFEK SAMPING PEMBERIAN OBAT CACING
obat cacing dapat menyebabkan efek samping seperti mual, pusing, dan sakit
perut yang dapat mempengaruhi konsentrasi anak
28. Menjaga
Kebersihan
Perorangan
a. Mencuci tangan menggunakan air & sabun pada 5 waktu penting
: sebelum makan, setelah ke jamban, sebelum menyiapkan
makanan, setelah menceboki anak, sebelum memberi makan anak
b. Menggunakan air bersih untuk keperluan mandi
c. Mengkonsumsi air yang memenuhi syarat untuk diminum
d. Mencuci dan memasak bahan pangan sebelum dimakan
e. Mandi dan membersihkan badan pakai sabun paling sedikit dua
kali sehari
f. Memotong dan membersihkan kuku
g. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, memakai sarung tangan
bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah
h. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu &
lalat mencemari
30. Penanggulanan Cacingan berkaitan dengan
Lingkungan
1. Peningkatan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum, termasuk
pembinaan kesehatan di Sekolah/Madrasyah
2. Pembinaan dan pengawasan tempat pengelolaan makanan
3. Peningkatan penyediaan dan penggunaan jamban yang memenuhi syarat
Kesehatan
4. Pemantauan kualitas air minum yang memenuhi syarat
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilarnya adalah Stop
BAB sembarang, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan air minum
rumah tangga, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair rumah tangga
6. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan, pembinaan kepada masyarakat
tentang rumah yang sehat