SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Zoologi Invertebrata:
Aschelminthes
Dosen pengampu:
Dr. Dharmono, M.Si.
Mahrudin, S.Pd., M.Pd.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Athaya Jilan Salsabila A.
(2210119320004)
Shella Ananda
(2210119220006)
Siti Hafsoh
(2210119220036)
Pengertian
Filum Aschelminthes
Aschelminthes
Aschelminthes dikenal juga dengan sebutan Nemathelminthes.
Berasal dari kata Nema = benang; helmin = cacing. Jadi Nemathelminthes
adalah kelompok cacing benang/gelang. Anggota kelompok cacing ini ialah
berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini
disebut juga cacing gilig (Nurhadi & Yanti, 2018).
Ciri-ciri
Aschelminthes
● Bentuk tubuh silinder/bulat licin
● Tubuh tidak bersegmen dan dilapisi oleh kutikula
● Bilateral simetris
● Merupakan hewan tripoblastik pseudoselomata
Ciri-ciri Aschelminthes
● Seringkali runcing di bagian posterior dan
tumpul di bagian anterior
● Betina selalu lebih besar daripada jantan
● Tidak memiliki sistem respirasi khusus organ
ekskresinya hanya berupa saluran dan sel-sel
glanduler
● Sistem pencernaan sempurna, terdiri dari mulut,
esofagus, intestinum, dan anus
● Sistem saraf terdiri dari ganglion cerebale dan
berkas saraf longitudinal
Ciri-ciri Aschelminthes
● Sistem cardiovascular terdiri dari pipa-pipa muscular dan tidak memiliki
jantung
● Reproduksi seksual melalui fertilisasi internal
● Kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit (Julian, 2015)
● Aschelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik
(Sutarno, 2009)
● Sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan
darah dari tubuh inangnya (Sutarno, 2009)
Ciri-ciri Aschelminthes
Klasifikasi
Filum Aschelminthes
Aschelminthes dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, Nematoda dan
Nematomorpha (Gordiaceae).
Nematoda
Ciri-ciri umum Nematoda:
● Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang
melintangnya berbentuk circuler (membulat)
● Pada ujung anterior tubuh terdapat amphid yang merupakan modifikasi dari
kutikula. Amphid sangat peka terhadap rangsangan. Ada tiga bentuk amphid
yaitu Cyathiform (kantong), spiral dan sirkuler
Nematoda
Nematoda
Ciri-ciri umum Nematoda:
● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas)
● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan
● Saluran pencernaan dimulai dari mulut di ujung posterior
● Belum memiliki sistem respirasi
Nematoda
Ada dua tipe tubuh Nematoda:
● Fusiform: bentuk bulat panjang, bagian tengah melebar dan meruncing ke arah
ujung ujungnya
Nematoda
● Filiform: bentuk seperti benang dengan diameter seluruh bagian tubuhnya sama
Struktur tubuh Nematoda
Ada tiga lapisan dinding tubuh (dari luar ke dalam), yaitu:
● Lapisan hyalin sebagai lapisan kutikula non-seluler
● Lapisan subkutikuler atau epidermis atau sinsitium
● Lapisan sel-sel otot (muskular)
Struktur tubuh Nematoda
Nematomorpha (Gordiacea)
Ciri-ciri umum Nematomorpha (Gordiacea):
● Bilateral Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang
melintangnya berbentuk circuler (membulat)
● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas)
● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan
● Belum memiliki sistem respirasi
● Stadium larva bersifat parasit pada Crustacea dan dewasa hidup bebas
● Saluran reproduksi dan digesti terbuka dalam satu muara (cloaca)
Struktur Tubuh Filum
Aschelminthes
Cara Hidup & Habitat
Filum Aschelminthes
● Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Untuk menunjang hidupnya aschelminthes memakan bakteri, jamur, dan
organisme kecil (Julian, 2015).
● Aschelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan,
berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup
di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah
dari inangnya. (Bitar, 2020)
Cara Hidup & Habitat Aschelminthes
Reproduksi
Filum Aschelminthes
Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur
hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada
lingkungan yang tidak menguntungkan (Julian, 2015). Alat reproduksi jantan lebih
kecil dibandingkan dengan betina, telur memiliki pembungkus kitin, mengalami
beberapa kali pergantian kulit (Molt) (Masnur, 2018).
Reproduksi Filum Aschelminthes
Siklus Hidup Spesies
Filum Aschelminthes
1. Cacing usus dewasa hidup pada lumen dari usus halus. Cacing betina akan
menghasilkan telur yang dapat mencapai 200.000 butir per hari. Telur-telur ini
dapat berembrio ataupun tidak berembrio.
2. Telur-telur tersebut dikeluarkan melalui kotoran. Hanya telur yang dibuahi yang
dapat berkembang dan menginfeksi manusia.
3. Telur yang berembrio dapat menginfeksi (bersifat infektif) setelah 18 hari sampai
beberapa minggu bergantung dari kondisi lingkungan (kelembaban tanah, suhu,
ada tidaknya sinar matahari).
4. Telur infektif tertelan manusia.
5. Larva menetas dan kemudian menyerang membran lendir usus.
6. Larva menembus dinding usus dan terbawa aliran darah menuju paru-paru. Dalam
paru-paru larva tumbuh selama 10 sampai 14 hari dan naik ke faring.
7. Larva tersebut tertelan kembali dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam
usus halus. Cacing usus dewasa dapat hidup selama satu sampai dua tahun.
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Cacing usus)
Contoh Siklus Hidup
Ascaris lumbricoides (Cacing usus)
1. Telur dikeluarkan melalui feses, dan dengan kondisi yang tepat (suhu, kelembaban,
keteduhan), larva menetas dalam satu sampai dua hari.
2. Larva yang menetas disebut larva rhabditiform dan tumbuh pada feses atau tanah.
3. Larva tersebut lalu berkembang menjadi larva filariform setelah lima sampai
sepuluh hari (dan dua kali molting). Larva bentuk ini telah bersifat infektif dan
dapat bertahan hidup tiga sampai empat minggu pada kondisi lingkungan yang
menguntungkan.
4. Ketika bersentuhan dengan manusia, larva filariform menembus kulit manusia dan
terbawa oleh pembuluh darah ke jantung kemudian ke paru-paru. Lalu naik ke
faring dan tertelan menuju ke usus halus untuk hidup dan mencapai dewasa.
5. Cacing filaria dewasa hidup di usus halus untuk kemudian bertelur kembali
(Keshavarz, R. 2020)
Siklus Hidup Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
Contoh Siklus Hidup
Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
1. Telur disimpan pada daerah anus.
2. Auto infeksi terjadi ketika seseorang menggaruk daerah anus dan tidak sengaja
menelan telur yang berembrio. Penularan dari manusia ke manusia juga terjadi
melalui pakaian, sprei yang terinfeksi, dan berbagai cara lainnya.
3. Setelah telur berembrio tertelan, telur tersebut menetas menjadi larva di usus
halus.
4. Larva berkembang menjadi dewasa pada daerah sekum (kantong pada usus besar
dekat usus buntu).
5. Cacing dewasa yang "hamil" berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur saat
malam hari. Saat bertelur inilah yang menimbulkan rasa gatal pada inang.
Siklus Hidup Enterobios vermicularis (Cacing Kremi)
Contoh Siklus Hidup
Enterobios vermicularis (Cacing Kremi)
1. Ketika menghisap darah, nyamuk yang terinfeksi menularkan larva (tahap ketiga)
pada kulit inang manusia melalui luka "gigitan."
2. Larva berkembang menjadi cacing filaria dewasa pada kelenjar getah bening
(limfa).
3. Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang memiliki lapisan pelindung dan
bergerak aktif dalam peredaran darah.
4. Mikrofilaria dalam darah tersebut ikut tertelan oleh nyamuk yang "menggigit"
manusia yang terinfeksi.
5. Mikrofilaria melepaskan lapisan pelindung dan hidup pada perut nyamuk.
6. Mikrofilaria kemudian berkembang menjadi larva tahap pertama.
7. Berkembang lagi menjadi larva tahap ketiga.
8. Larva tahap ketiga pindah ke kepala dan "belalai" nyamuk untuk siap menginfeksi
manusia ketika nyamuk "menggigit" manusia.
Siklus Hidup Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
Contoh Siklus Hidup
Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
1. Ketika daging yang mengandung kista berisi larva infektif yang masih hidup
masuk ke dalam lambung
2. Terjadinya ekskistasi dan larva yang keluar kemudian masuk kedalam mukosa
usus menjadi dewasa.
3. Setelah infeksi, cacing betina mulai mengeluarkan larva motil. Pengeluaran larva
ini berlangsung terus hingga sekitar 4 minggu. Jumlah larva yang dihasilkan dapat
mencapai 1350 - 1500 ekor.
4. Larva-larva ini kemudian bergerak ke pembuluh darah, mengikuti aliran darah dan
limfe menuju jantung dan paru-paru, akhirnya menembus otot (Makamin & Robby
1996)
5. 5. Otot-otot yang sangat aktif akan terinvasi, termasuk diafragma, otot laring,
rahang, leher dan tulang rusuk, biceps, gastronemius, dan lain-lain. (Makamin &
Robby 1996).
Siklus Hidup Trichinella spiralis (Cacing Gilig)
Contoh Siklus Hidup
Trichinella spiralis (Cacing Gilig)
Dampak
Filum Aschelminthes
dalam Kehidupan Manusia
1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang, tomat
dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.
2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) yang hidup pada usus manusia. Dinding
tubuhnya yang tersusun dari kutikula, epidermis, dan lapisan otot yang
memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali syaraf dorsal dan
ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior(Rusyana, 2018).
3. Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan
menyebabkan penyakit cacing kremi. Infeksi ini dapat terjadi akibat tertelannya
telur cacing Enterobiosis vermicularis (Oxyuris vermicularis). Cacing kremi ini
menyebabkan gatal-gatal di daerah dubur. (Soedarto, 2008).
4. Anyclyostoma duodenale (cacing tambang), hidup parasit pada usus manusia,
mulut terdapat pada ujung anterior, dimana terdapat kait-kait yang dipergunakan
untuk mengaitkan diri pada usus hospesnya, supaya tidak terbawa oleh arus
makanan. Keadaan tersebut menyebabkan usus menderita luka-luka (Rusyana,
2018). Cacing ini juga dapat menghisap darah dan juga menghasilkan zat anti
koagulasi (zat yang bisa mencegah pembekuan darah) sehingga penderita
mengalami anemia (kurang darah) (Hotez PJ dkk, 2004).
5. Wuchereria bancrofti (cacing filaria), cacing ini dapat menyebabkan penyakit
filaria, yang disebut filariasis (elephantiasis). Infeksi cacing filaria kepada tubuh
manusia terjadi bila nyamuk culex yang mengandung mikrofilaria menusuk
manusia, mikrofilaria dapat masuk melalui bekas tusukan nyamuk. Cacing dewasa
dalam tubuh manusia dapat menyumbat saluran limfa yang menyebabkan
pembengkakan di beberapa bagian tubuh (Rusyana, 2018).
6. Trichinella spiralis, Infeksi karena cacing ini dinamakan trichinosis. Trichinosis
disebabkan karena memakan daging babi yang kurang masak yang mengandung
kista dari daging cacing Trichinella. Cacing dewasa berkembang biak di dalam
usus, ribuan cacing muda dihasilkan oleh cacing betina yang kemudian akan
menembus dinding usus berpindah ke seluruh tubuh mengkista di dalam otot
(Rusyana, 2018). Gejala-gejala yang dapat timbul berupa sakit perut, mual, muntah
dan diare. Kemudian penderita mengalami nyeri hebat pada otot-otot gerak,
diikuti gangguan pernapasan, gangguan menelan dan sulit berbicara. Selain itu
dapat terjadi perbesaran kelenjar-kelenjar limfe (Soedarto, 2005).
THANK YOU!
Do you have any question?

More Related Content

Similar to Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx

BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaFauzan Ardana
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthesevarahma70
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaYuga Rahmat S
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Fera Widyawati
 
Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Hevliza Tiara
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 
nemathelminthes
nemathelminthesnemathelminthes
nemathelminthesandy rizal
 
Kelompok 4 nematoda xmia2
Kelompok 4 nematoda xmia2Kelompok 4 nematoda xmia2
Kelompok 4 nematoda xmia2tyvaniaRsashi
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSoga Biliyan Jaya
 
nematoda
nematodanematoda
nematoda-
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Kurnia Wati
 

Similar to Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx (20)

invertebrata Phylum Nemathelmintes
invertebrata Phylum Nemathelmintes invertebrata Phylum Nemathelmintes
invertebrata Phylum Nemathelmintes
 
Nemathelminthes
NemathelminthesNemathelminthes
Nemathelminthes
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
 
Klasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi NemathelminthesKlasifikasi Nemathelminthes
Klasifikasi Nemathelminthes
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Nematoda
NematodaNematoda
Nematoda
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
 
Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
nemathelminthes
nemathelminthesnemathelminthes
nemathelminthes
 
Kelompok 4 nematoda xmia2
Kelompok 4 nematoda xmia2Kelompok 4 nematoda xmia2
Kelompok 4 nematoda xmia2
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom AnimaliaSOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
SOGABILIYANJAYA : IPA Kingdom Animalia
 
nematoda
nematodanematoda
nematoda
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx

  • 2. Dosen pengampu: Dr. Dharmono, M.Si. Mahrudin, S.Pd., M.Pd. Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.
  • 3. Disusun oleh: Athaya Jilan Salsabila A. (2210119320004) Shella Ananda (2210119220006) Siti Hafsoh (2210119220036)
  • 5. Aschelminthes Aschelminthes dikenal juga dengan sebutan Nemathelminthes. Berasal dari kata Nema = benang; helmin = cacing. Jadi Nemathelminthes adalah kelompok cacing benang/gelang. Anggota kelompok cacing ini ialah berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini disebut juga cacing gilig (Nurhadi & Yanti, 2018).
  • 7. ● Bentuk tubuh silinder/bulat licin ● Tubuh tidak bersegmen dan dilapisi oleh kutikula ● Bilateral simetris ● Merupakan hewan tripoblastik pseudoselomata Ciri-ciri Aschelminthes
  • 8. ● Seringkali runcing di bagian posterior dan tumpul di bagian anterior ● Betina selalu lebih besar daripada jantan ● Tidak memiliki sistem respirasi khusus organ ekskresinya hanya berupa saluran dan sel-sel glanduler ● Sistem pencernaan sempurna, terdiri dari mulut, esofagus, intestinum, dan anus ● Sistem saraf terdiri dari ganglion cerebale dan berkas saraf longitudinal Ciri-ciri Aschelminthes
  • 9. ● Sistem cardiovascular terdiri dari pipa-pipa muscular dan tidak memiliki jantung ● Reproduksi seksual melalui fertilisasi internal ● Kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit (Julian, 2015) ● Aschelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik (Sutarno, 2009) ● Sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya (Sutarno, 2009) Ciri-ciri Aschelminthes
  • 10. Klasifikasi Filum Aschelminthes Aschelminthes dapat dikelompokkan menjadi dua kelas, Nematoda dan Nematomorpha (Gordiaceae).
  • 11. Nematoda Ciri-ciri umum Nematoda: ● Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang melintangnya berbentuk circuler (membulat) ● Pada ujung anterior tubuh terdapat amphid yang merupakan modifikasi dari kutikula. Amphid sangat peka terhadap rangsangan. Ada tiga bentuk amphid yaitu Cyathiform (kantong), spiral dan sirkuler
  • 13. Nematoda Ciri-ciri umum Nematoda: ● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas) ● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan ● Saluran pencernaan dimulai dari mulut di ujung posterior ● Belum memiliki sistem respirasi
  • 14. Nematoda Ada dua tipe tubuh Nematoda: ● Fusiform: bentuk bulat panjang, bagian tengah melebar dan meruncing ke arah ujung ujungnya
  • 15. Nematoda ● Filiform: bentuk seperti benang dengan diameter seluruh bagian tubuhnya sama
  • 16. Struktur tubuh Nematoda Ada tiga lapisan dinding tubuh (dari luar ke dalam), yaitu: ● Lapisan hyalin sebagai lapisan kutikula non-seluler ● Lapisan subkutikuler atau epidermis atau sinsitium ● Lapisan sel-sel otot (muskular)
  • 18. Nematomorpha (Gordiacea) Ciri-ciri umum Nematomorpha (Gordiacea): ● Bilateral Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang melintangnya berbentuk circuler (membulat) ● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas) ● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan ● Belum memiliki sistem respirasi ● Stadium larva bersifat parasit pada Crustacea dan dewasa hidup bebas ● Saluran reproduksi dan digesti terbuka dalam satu muara (cloaca)
  • 20. Cara Hidup & Habitat Filum Aschelminthes
  • 21. ● Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Untuk menunjang hidupnya aschelminthes memakan bakteri, jamur, dan organisme kecil (Julian, 2015). ● Aschelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. (Bitar, 2020) Cara Hidup & Habitat Aschelminthes
  • 23. Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan (Julian, 2015). Alat reproduksi jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina, telur memiliki pembungkus kitin, mengalami beberapa kali pergantian kulit (Molt) (Masnur, 2018). Reproduksi Filum Aschelminthes
  • 24. Siklus Hidup Spesies Filum Aschelminthes
  • 25. 1. Cacing usus dewasa hidup pada lumen dari usus halus. Cacing betina akan menghasilkan telur yang dapat mencapai 200.000 butir per hari. Telur-telur ini dapat berembrio ataupun tidak berembrio. 2. Telur-telur tersebut dikeluarkan melalui kotoran. Hanya telur yang dibuahi yang dapat berkembang dan menginfeksi manusia. 3. Telur yang berembrio dapat menginfeksi (bersifat infektif) setelah 18 hari sampai beberapa minggu bergantung dari kondisi lingkungan (kelembaban tanah, suhu, ada tidaknya sinar matahari). 4. Telur infektif tertelan manusia. 5. Larva menetas dan kemudian menyerang membran lendir usus. 6. Larva menembus dinding usus dan terbawa aliran darah menuju paru-paru. Dalam paru-paru larva tumbuh selama 10 sampai 14 hari dan naik ke faring. 7. Larva tersebut tertelan kembali dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam usus halus. Cacing usus dewasa dapat hidup selama satu sampai dua tahun. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Cacing usus)
  • 26. Contoh Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Cacing usus)
  • 27. 1. Telur dikeluarkan melalui feses, dan dengan kondisi yang tepat (suhu, kelembaban, keteduhan), larva menetas dalam satu sampai dua hari. 2. Larva yang menetas disebut larva rhabditiform dan tumbuh pada feses atau tanah. 3. Larva tersebut lalu berkembang menjadi larva filariform setelah lima sampai sepuluh hari (dan dua kali molting). Larva bentuk ini telah bersifat infektif dan dapat bertahan hidup tiga sampai empat minggu pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. 4. Ketika bersentuhan dengan manusia, larva filariform menembus kulit manusia dan terbawa oleh pembuluh darah ke jantung kemudian ke paru-paru. Lalu naik ke faring dan tertelan menuju ke usus halus untuk hidup dan mencapai dewasa. 5. Cacing filaria dewasa hidup di usus halus untuk kemudian bertelur kembali (Keshavarz, R. 2020) Siklus Hidup Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
  • 28. Contoh Siklus Hidup Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
  • 29. 1. Telur disimpan pada daerah anus. 2. Auto infeksi terjadi ketika seseorang menggaruk daerah anus dan tidak sengaja menelan telur yang berembrio. Penularan dari manusia ke manusia juga terjadi melalui pakaian, sprei yang terinfeksi, dan berbagai cara lainnya. 3. Setelah telur berembrio tertelan, telur tersebut menetas menjadi larva di usus halus. 4. Larva berkembang menjadi dewasa pada daerah sekum (kantong pada usus besar dekat usus buntu). 5. Cacing dewasa yang "hamil" berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur saat malam hari. Saat bertelur inilah yang menimbulkan rasa gatal pada inang. Siklus Hidup Enterobios vermicularis (Cacing Kremi)
  • 30. Contoh Siklus Hidup Enterobios vermicularis (Cacing Kremi)
  • 31. 1. Ketika menghisap darah, nyamuk yang terinfeksi menularkan larva (tahap ketiga) pada kulit inang manusia melalui luka "gigitan." 2. Larva berkembang menjadi cacing filaria dewasa pada kelenjar getah bening (limfa). 3. Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang memiliki lapisan pelindung dan bergerak aktif dalam peredaran darah. 4. Mikrofilaria dalam darah tersebut ikut tertelan oleh nyamuk yang "menggigit" manusia yang terinfeksi. 5. Mikrofilaria melepaskan lapisan pelindung dan hidup pada perut nyamuk. 6. Mikrofilaria kemudian berkembang menjadi larva tahap pertama. 7. Berkembang lagi menjadi larva tahap ketiga. 8. Larva tahap ketiga pindah ke kepala dan "belalai" nyamuk untuk siap menginfeksi manusia ketika nyamuk "menggigit" manusia. Siklus Hidup Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
  • 32. Contoh Siklus Hidup Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
  • 33. 1. Ketika daging yang mengandung kista berisi larva infektif yang masih hidup masuk ke dalam lambung 2. Terjadinya ekskistasi dan larva yang keluar kemudian masuk kedalam mukosa usus menjadi dewasa. 3. Setelah infeksi, cacing betina mulai mengeluarkan larva motil. Pengeluaran larva ini berlangsung terus hingga sekitar 4 minggu. Jumlah larva yang dihasilkan dapat mencapai 1350 - 1500 ekor. 4. Larva-larva ini kemudian bergerak ke pembuluh darah, mengikuti aliran darah dan limfe menuju jantung dan paru-paru, akhirnya menembus otot (Makamin & Robby 1996) 5. 5. Otot-otot yang sangat aktif akan terinvasi, termasuk diafragma, otot laring, rahang, leher dan tulang rusuk, biceps, gastronemius, dan lain-lain. (Makamin & Robby 1996). Siklus Hidup Trichinella spiralis (Cacing Gilig)
  • 34. Contoh Siklus Hidup Trichinella spiralis (Cacing Gilig)
  • 36. 1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang, tomat dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian. 2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) yang hidup pada usus manusia. Dinding tubuhnya yang tersusun dari kutikula, epidermis, dan lapisan otot yang memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali syaraf dorsal dan ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior(Rusyana, 2018). 3. Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit cacing kremi. Infeksi ini dapat terjadi akibat tertelannya telur cacing Enterobiosis vermicularis (Oxyuris vermicularis). Cacing kremi ini menyebabkan gatal-gatal di daerah dubur. (Soedarto, 2008). 4. Anyclyostoma duodenale (cacing tambang), hidup parasit pada usus manusia, mulut terdapat pada ujung anterior, dimana terdapat kait-kait yang dipergunakan untuk mengaitkan diri pada usus hospesnya, supaya tidak terbawa oleh arus makanan. Keadaan tersebut menyebabkan usus menderita luka-luka (Rusyana, 2018). Cacing ini juga dapat menghisap darah dan juga menghasilkan zat anti koagulasi (zat yang bisa mencegah pembekuan darah) sehingga penderita mengalami anemia (kurang darah) (Hotez PJ dkk, 2004).
  • 37. 5. Wuchereria bancrofti (cacing filaria), cacing ini dapat menyebabkan penyakit filaria, yang disebut filariasis (elephantiasis). Infeksi cacing filaria kepada tubuh manusia terjadi bila nyamuk culex yang mengandung mikrofilaria menusuk manusia, mikrofilaria dapat masuk melalui bekas tusukan nyamuk. Cacing dewasa dalam tubuh manusia dapat menyumbat saluran limfa yang menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian tubuh (Rusyana, 2018). 6. Trichinella spiralis, Infeksi karena cacing ini dinamakan trichinosis. Trichinosis disebabkan karena memakan daging babi yang kurang masak yang mengandung kista dari daging cacing Trichinella. Cacing dewasa berkembang biak di dalam usus, ribuan cacing muda dihasilkan oleh cacing betina yang kemudian akan menembus dinding usus berpindah ke seluruh tubuh mengkista di dalam otot (Rusyana, 2018). Gejala-gejala yang dapat timbul berupa sakit perut, mual, muntah dan diare. Kemudian penderita mengalami nyeri hebat pada otot-otot gerak, diikuti gangguan pernapasan, gangguan menelan dan sulit berbicara. Selain itu dapat terjadi perbesaran kelenjar-kelenjar limfe (Soedarto, 2005).
  • 38. THANK YOU! Do you have any question?