Dokumen tersebut membahas tentang filum Aschelminthes yang merupakan kelompok cacing benang/gelang tanpa segmen. Aschelminthes dapat hidup bebas atau bersifat parasit. Terdapat dua kelas utama yaitu Nematoda dan Nematomorpha. Beberapa contoh siklus hidup cacing seperti Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, dan Wuchereria bancrofti dijelaskan. Aschelminthes dapat menyebabkan berbagai penyak
5. Aschelminthes
Aschelminthes dikenal juga dengan sebutan Nemathelminthes.
Berasal dari kata Nema = benang; helmin = cacing. Jadi Nemathelminthes
adalah kelompok cacing benang/gelang. Anggota kelompok cacing ini ialah
berbentuk bulat panjang serta tidak bersegmen, oleh karena itu cacing ini
disebut juga cacing gilig (Nurhadi & Yanti, 2018).
7. ● Bentuk tubuh silinder/bulat licin
● Tubuh tidak bersegmen dan dilapisi oleh kutikula
● Bilateral simetris
● Merupakan hewan tripoblastik pseudoselomata
Ciri-ciri Aschelminthes
8. ● Seringkali runcing di bagian posterior dan
tumpul di bagian anterior
● Betina selalu lebih besar daripada jantan
● Tidak memiliki sistem respirasi khusus organ
ekskresinya hanya berupa saluran dan sel-sel
glanduler
● Sistem pencernaan sempurna, terdiri dari mulut,
esofagus, intestinum, dan anus
● Sistem saraf terdiri dari ganglion cerebale dan
berkas saraf longitudinal
Ciri-ciri Aschelminthes
9. ● Sistem cardiovascular terdiri dari pipa-pipa muscular dan tidak memiliki
jantung
● Reproduksi seksual melalui fertilisasi internal
● Kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit (Julian, 2015)
● Aschelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik
(Sutarno, 2009)
● Sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan
darah dari tubuh inangnya (Sutarno, 2009)
Ciri-ciri Aschelminthes
11. Nematoda
Ciri-ciri umum Nematoda:
● Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang
melintangnya berbentuk circuler (membulat)
● Pada ujung anterior tubuh terdapat amphid yang merupakan modifikasi dari
kutikula. Amphid sangat peka terhadap rangsangan. Ada tiga bentuk amphid
yaitu Cyathiform (kantong), spiral dan sirkuler
13. Nematoda
Ciri-ciri umum Nematoda:
● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas)
● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan
● Saluran pencernaan dimulai dari mulut di ujung posterior
● Belum memiliki sistem respirasi
14. Nematoda
Ada dua tipe tubuh Nematoda:
● Fusiform: bentuk bulat panjang, bagian tengah melebar dan meruncing ke arah
ujung ujungnya
16. Struktur tubuh Nematoda
Ada tiga lapisan dinding tubuh (dari luar ke dalam), yaitu:
● Lapisan hyalin sebagai lapisan kutikula non-seluler
● Lapisan subkutikuler atau epidermis atau sinsitium
● Lapisan sel-sel otot (muskular)
18. Nematomorpha (Gordiacea)
Ciri-ciri umum Nematomorpha (Gordiacea):
● Bilateral Bentuk tubuh bulat panjang atau silindris dan pada penampang
melintangnya berbentuk circuler (membulat)
● Bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak (extremitas)
● Memiliki kutikula yang tebal dan dinding tubuh terdiri dari 3 lapisan
● Belum memiliki sistem respirasi
● Stadium larva bersifat parasit pada Crustacea dan dewasa hidup bebas
● Saluran reproduksi dan digesti terbuka dalam satu muara (cloaca)
21. ● Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Untuk menunjang hidupnya aschelminthes memakan bakteri, jamur, dan
organisme kecil (Julian, 2015).
● Aschelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan,
berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup
di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah
dari inangnya. (Bitar, 2020)
Cara Hidup & Habitat Aschelminthes
23. Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur
hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada
lingkungan yang tidak menguntungkan (Julian, 2015). Alat reproduksi jantan lebih
kecil dibandingkan dengan betina, telur memiliki pembungkus kitin, mengalami
beberapa kali pergantian kulit (Molt) (Masnur, 2018).
Reproduksi Filum Aschelminthes
25. 1. Cacing usus dewasa hidup pada lumen dari usus halus. Cacing betina akan
menghasilkan telur yang dapat mencapai 200.000 butir per hari. Telur-telur ini
dapat berembrio ataupun tidak berembrio.
2. Telur-telur tersebut dikeluarkan melalui kotoran. Hanya telur yang dibuahi yang
dapat berkembang dan menginfeksi manusia.
3. Telur yang berembrio dapat menginfeksi (bersifat infektif) setelah 18 hari sampai
beberapa minggu bergantung dari kondisi lingkungan (kelembaban tanah, suhu,
ada tidaknya sinar matahari).
4. Telur infektif tertelan manusia.
5. Larva menetas dan kemudian menyerang membran lendir usus.
6. Larva menembus dinding usus dan terbawa aliran darah menuju paru-paru. Dalam
paru-paru larva tumbuh selama 10 sampai 14 hari dan naik ke faring.
7. Larva tersebut tertelan kembali dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam
usus halus. Cacing usus dewasa dapat hidup selama satu sampai dua tahun.
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Cacing usus)
27. 1. Telur dikeluarkan melalui feses, dan dengan kondisi yang tepat (suhu, kelembaban,
keteduhan), larva menetas dalam satu sampai dua hari.
2. Larva yang menetas disebut larva rhabditiform dan tumbuh pada feses atau tanah.
3. Larva tersebut lalu berkembang menjadi larva filariform setelah lima sampai
sepuluh hari (dan dua kali molting). Larva bentuk ini telah bersifat infektif dan
dapat bertahan hidup tiga sampai empat minggu pada kondisi lingkungan yang
menguntungkan.
4. Ketika bersentuhan dengan manusia, larva filariform menembus kulit manusia dan
terbawa oleh pembuluh darah ke jantung kemudian ke paru-paru. Lalu naik ke
faring dan tertelan menuju ke usus halus untuk hidup dan mencapai dewasa.
5. Cacing filaria dewasa hidup di usus halus untuk kemudian bertelur kembali
(Keshavarz, R. 2020)
Siklus Hidup Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
29. 1. Telur disimpan pada daerah anus.
2. Auto infeksi terjadi ketika seseorang menggaruk daerah anus dan tidak sengaja
menelan telur yang berembrio. Penularan dari manusia ke manusia juga terjadi
melalui pakaian, sprei yang terinfeksi, dan berbagai cara lainnya.
3. Setelah telur berembrio tertelan, telur tersebut menetas menjadi larva di usus
halus.
4. Larva berkembang menjadi dewasa pada daerah sekum (kantong pada usus besar
dekat usus buntu).
5. Cacing dewasa yang "hamil" berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur saat
malam hari. Saat bertelur inilah yang menimbulkan rasa gatal pada inang.
Siklus Hidup Enterobios vermicularis (Cacing Kremi)
31. 1. Ketika menghisap darah, nyamuk yang terinfeksi menularkan larva (tahap ketiga)
pada kulit inang manusia melalui luka "gigitan."
2. Larva berkembang menjadi cacing filaria dewasa pada kelenjar getah bening
(limfa).
3. Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang memiliki lapisan pelindung dan
bergerak aktif dalam peredaran darah.
4. Mikrofilaria dalam darah tersebut ikut tertelan oleh nyamuk yang "menggigit"
manusia yang terinfeksi.
5. Mikrofilaria melepaskan lapisan pelindung dan hidup pada perut nyamuk.
6. Mikrofilaria kemudian berkembang menjadi larva tahap pertama.
7. Berkembang lagi menjadi larva tahap ketiga.
8. Larva tahap ketiga pindah ke kepala dan "belalai" nyamuk untuk siap menginfeksi
manusia ketika nyamuk "menggigit" manusia.
Siklus Hidup Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
33. 1. Ketika daging yang mengandung kista berisi larva infektif yang masih hidup
masuk ke dalam lambung
2. Terjadinya ekskistasi dan larva yang keluar kemudian masuk kedalam mukosa
usus menjadi dewasa.
3. Setelah infeksi, cacing betina mulai mengeluarkan larva motil. Pengeluaran larva
ini berlangsung terus hingga sekitar 4 minggu. Jumlah larva yang dihasilkan dapat
mencapai 1350 - 1500 ekor.
4. Larva-larva ini kemudian bergerak ke pembuluh darah, mengikuti aliran darah dan
limfe menuju jantung dan paru-paru, akhirnya menembus otot (Makamin & Robby
1996)
5. 5. Otot-otot yang sangat aktif akan terinvasi, termasuk diafragma, otot laring,
rahang, leher dan tulang rusuk, biceps, gastronemius, dan lain-lain. (Makamin &
Robby 1996).
Siklus Hidup Trichinella spiralis (Cacing Gilig)
36. 1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang, tomat
dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.
2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) yang hidup pada usus manusia. Dinding
tubuhnya yang tersusun dari kutikula, epidermis, dan lapisan otot yang
memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali syaraf dorsal dan
ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior(Rusyana, 2018).
3. Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan
menyebabkan penyakit cacing kremi. Infeksi ini dapat terjadi akibat tertelannya
telur cacing Enterobiosis vermicularis (Oxyuris vermicularis). Cacing kremi ini
menyebabkan gatal-gatal di daerah dubur. (Soedarto, 2008).
4. Anyclyostoma duodenale (cacing tambang), hidup parasit pada usus manusia,
mulut terdapat pada ujung anterior, dimana terdapat kait-kait yang dipergunakan
untuk mengaitkan diri pada usus hospesnya, supaya tidak terbawa oleh arus
makanan. Keadaan tersebut menyebabkan usus menderita luka-luka (Rusyana,
2018). Cacing ini juga dapat menghisap darah dan juga menghasilkan zat anti
koagulasi (zat yang bisa mencegah pembekuan darah) sehingga penderita
mengalami anemia (kurang darah) (Hotez PJ dkk, 2004).
37. 5. Wuchereria bancrofti (cacing filaria), cacing ini dapat menyebabkan penyakit
filaria, yang disebut filariasis (elephantiasis). Infeksi cacing filaria kepada tubuh
manusia terjadi bila nyamuk culex yang mengandung mikrofilaria menusuk
manusia, mikrofilaria dapat masuk melalui bekas tusukan nyamuk. Cacing dewasa
dalam tubuh manusia dapat menyumbat saluran limfa yang menyebabkan
pembengkakan di beberapa bagian tubuh (Rusyana, 2018).
6. Trichinella spiralis, Infeksi karena cacing ini dinamakan trichinosis. Trichinosis
disebabkan karena memakan daging babi yang kurang masak yang mengandung
kista dari daging cacing Trichinella. Cacing dewasa berkembang biak di dalam
usus, ribuan cacing muda dihasilkan oleh cacing betina yang kemudian akan
menembus dinding usus berpindah ke seluruh tubuh mengkista di dalam otot
(Rusyana, 2018). Gejala-gejala yang dapat timbul berupa sakit perut, mual, muntah
dan diare. Kemudian penderita mengalami nyeri hebat pada otot-otot gerak,
diikuti gangguan pernapasan, gangguan menelan dan sulit berbicara. Selain itu
dapat terjadi perbesaran kelenjar-kelenjar limfe (Soedarto, 2005).