SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PERBANDINGAN ANTARA PERKERASAN LENTUR DAN KAKU



                (MAKALAH PPJ-2)




                     Oleh :

           FRANKY SANDRO SIHOMBING

                   0615011067




               FAKULTAS TEKNIK
             UNIVERSITAS LAMPUNG
               BANDAR LAMPUNG
                     2011
I.       PENDAHULUAN



Jalan raya merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan

kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, maka kebutuhan akan sarana

jalan raya semakin meningkat. Jalan raya memiliki syarat - syarat umum yaitu

dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap air. Jika dilihat dari segi

pelayanan,   jalan   harus    rata,   tidak   licin,   geometrik memadai   dan

ekonomis. Untuk itu, dibutuhkan suatu rancangan perkerasan yang

mampu melayani beban berupa lalu lintas yang melewati perkerasan

tersebut.

Perkerasan jalan adalah lapisan atau badan jalan yang menggunakan

bahan khusus, yaitu campuran antara agregat dan bahan ikat yang

digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai terdiri

dari batu pecah, batu belah, batu kali, sedangkan bahan ikat yang digunakan

berupa aspal atau semen. Dari segi jenis bahan pengikat yang dipergunakan

dikenal dua jenis perkerasan yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku.

Makalah ini akan membandingkan perrbedaan antara perkerasan lentur dan

perkerasan kaku.
II.     PEMBAHASAN



A. Struktur Penyusun Perkerasan Lentur dan Kaku

  A.1. Struktur Perkerasan Lentur

  Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1987) yang dimaksud dengan

  perkerasan    lentur   (flexible   pavement)   adalah perkerasan   yang

  umumnya      menggunakan     bahan campuran beraspal sebagai lapis

  permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Bagian

  perkerasan jalan umumnya terdiri dari lapis pondasi bawah (sub base

  course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface

  course). Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang

  paling atas. Lapisan tersebut berfungsi sebagai lapis perkerasan

  penahan beban roda yang mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda

  selama masa pelayanan, sebagai lapisan kedap air, sebagai lapisan

  aus, menahan gaya geser dari beban roda dan memberikan suatu

  bagian permukaan yang rata. Lapisan pondasi atas merupakan lapisan

  perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi

  bawah. Fungsi lapis pondasi atas adalah bantalan terhadap lapisan

  permukaan, sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang

  dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya,
sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Lapisan

pondasi bawah adalah bagian konstruksi perkerasan yang terletak antara

tanah dasar ( sub grade ) dan pondasi atas. Fungsi dari Lapis Pondasi

Bawah adalah untuk mendukung dan menyebarkan beban roda, sebagai

lapis perkerasan, mencegah tanah dasar masuk ke lapis pondasi akibat

tekanan roda dari atas., sebagai lapisan peresapan agar air tanah tidak

berkumpul di pondasi. Tanah dasar ( sub grade ) adalah permukaan tanah

semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan

yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan

bagian – bagian perkerasan. Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah

dasar,     dengan      demikian secara keseluruhan mutu dan daya tahan

konstruksi perkerasan tidak lepas dari sifat tanah dasar. Tanah dasar yang

baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal

dari lokasi itu sendiri atau didekatnya, yang telah dipadatkan sampai

tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang

baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama

masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan

jenis tanah di lokasi pekerjaan. Sifat masing-masing jenis tanah

tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan, dan

lain     sebagainya.     Tanah     dapat dikelompokkan     berdasarkan   sifat

plastisitas   dan      ukuran    butirnya.   Daya   dukung tanah dasar dapat

diperkirakan dengan mempergunakan hasil klasifikasi ataupun dari

pemeriksaan CBR, pembebanan pelat uji dan sebagainya. Banyak

metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan daya dukung
tanah dasar. Di Indonesia daya dukung tanah dasar (DDT) pada

perencanaan    perkerasan    lentur dinyatakan    dengan    nilai   CBR

(California Bearing Ratio), yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah

dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa        batu pecah    yang

mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu

lintas. Menurut Basuki, I. (1998) nilai daya dukung tanah dasar

(DDT) pada proses perhitungan perencanaan tebal perkerasan lentur

jalan raya dengan metode analisa komponen sesuai dengan SKBI-

2.3.26.1987 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus konversi

nilai CBR tanah dasar.



A.2. Struktur Perkerasan Kaku

Perkerasan kaku ( rigid pavement ) adalah perkerasan yang menggunakan

beton semen sebagai bahan ikat sehingga mempunyai tingkat kekakuan

yang relatif cukup tinggi, karenanya disebut sebagai perkerasan kaku atau

rigid pavement. Pada konstruksi perkerasan kaku ( rigid pavement )

sebagai konstruksi utama dari perkerasan kaku adalah berupa satu lapis

beton semen mutu tinggi. Sedangkan lapis pondasi bawah ( sub base )

berupa cement treated sub base dan granural sub base bukanlah

merupakan komponen konstruksi utama.

Fungsi masing – masing komponen konstruksi perkerasan kaku (rigid

pavement ) :

1. Tanah dasar atau sub grade dalam perkerasan kaku adalah tanah yang

  telah disiapkan ( dibentuk dan dipadatkan ) untuk meletakkan
konstruksi perkerasan, baik berupa tanah asli ataupun tanah timbunan.

  Tanah dasar ini berfungsi menerima beban lalu lintas yang telah

  disalurkan oleh konstruksi perkerasan, penyebaran dan penyaluran

  beban kepada tanah dasar tersebut dilakukan oleh perkerasan dengan

  ketebalan dan mutu sedemikian rupa, sehingga tekanan beban yang

  sampai ke tanah dasar sesuai dengan kemampuan atau daya dukung

  tanah dasar yang bersangkutan.

2. Tulangan plat pada perkerasan kaku mempunyai bentuk, lokasi dan

  fungsi yang berbeda dengan tulangan plat pada konstruksi beton lain.

  Misalnya, lantai gedung, balok, dan lain sebagainya. Tulangan plat pada

  perkerasan kaku mempunyai bentuk, lokasi, serta fungsi khusus sebagai

  berikut :

  a. Fungsi tulangan plat beton terletak pada 1/4 tebal plat di sebelah atas.

  b. Fungsi tulangan plat beton adalah memegang beton agar tidak retak.

3. Tulangan sambungan pada perkerasan kaku ( rigid pavement ) dikenal

  dua jenis sambungan, yaitu tulangan sambungan melintang disebut

  dowel dan sambungan memanjang disebut tie bar.

4. Alur permukaan atau grooving / brushing.

  Untuk dapat melayani lalu lintas dengan cepat, aman, dan nyaman,

  permukaan perkerasan kaku yang dalam hal ini adalah plat beton mutu

  tinggi, permukaan perkerasan disamping kuat dan awet harus pula tidak

  licin. Permukaan tidak licin dari perkerasan kaku tersebut diadakan

  dengan mengupayakan / membentuk alur – alur di permukaan beton

  melalui pengaluran / penyikatan sebelum beton ditutup wet burlap dan
sebelum beton mengeras. Arah alur grooving bisa memanjang atau

     melintang.



B. Kelebihan dan Kekurangan Perkerasan Lentur dan Kaku

   B.1. Perkerasan Lentur

        Faktor Biaya

        Perkerasan beraspal umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi

        yang lebih rendah dari perkerasan beton, terlebih sebelum kenaikan

        harga minyak dunia yang berimbas pada kenaikan harga aspal.

        Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama

        seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan

        beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber

        material baru. Selain itu perkerasan beraspal membutuhkan biaya

        pemeliharaan yang lebih tinggi selama umur rencana. Untuk

        mengurangi pemeliharaan yang tinggi ini, maka perkerasan beraspal

        lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki masalah dengan

        drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat. Selain itu

        biaya pemeliharaan dapat dikurangi, bila kerusakan yang terjadi

        (seperti: lubang, amblas) segera ditangani sedini mungkin.



        Faktor Waktu

        Umumnya selesai konstruksi, perkerasan beraspal tidak perlu

        menunggu waktu yang lama, langsung bisa melayani kendaraan. Bila

        satu dan lain hal perkerasan perlu dibongkar atau direcycling, maka
waktu yang diperlukan juga tidak lama, dengan kemampuan alat

yang tidak terlalu besar.



Keawetan dan Kekuatan

Perkerasan beraspal bila dipelihara dengan baik bisa bertahan sampai

10 tahun, sebelum dilakukan pekerjaan peningkatan atau overlay.

Karena sifatnya yang viscous elastis, maka pekerasan beraspal lebih

awet bila melayani lalu lintas dengan kecepatan sedang atau tinggi.

Pada kecepatan rendah atau statis (seperti pemberhentian bus),

perkerasan beraspal harus didesain khusus untuk lebih tahan

terhadap alur, yaitu dengan gradasi tertentu dan aspalnya lebih tahan

terhadap beban berat (titik lembek tinggi atau penetrasi rendah).

Kekuatan perkerasan akan turun bila temperatur naik (pada siang

hari). Oleh karena itu, terlebih untuk kendaraan berat, bila kendaraan

berjalan di malam hari akan membantu keawetan perkerasan

beraspal. Perkerasan beraspal ini juga sangat sesuai untuk konstruksi

badan jalan yang belum stabil (masih turun), atau sering terjadi

bongkar pasang jaringan utilitas bawah tanah (listrik, gas, telpon,

air).



Kenyamanan dan Keselamatan

Umumnya perkerasan beraspal sangat nyaman untuk dilalui, terlebih

pada konstruksi campuran panas, di mana kekasarannya cukup

rendah, yang juga mengurangi kebisingan. Warnanya yang hitam
atau gelap tidak memberikan efek silau pada siang hari. Khusus

untuk melayani kecepatan tinggi (jalan tol), bila konstruksi dibuat

agak porous, air yang tergenang saat hujan akan lebih cepat terserap,

selain mengalir ke tepi. Jarak pengereman kendaraan di atas

perkerasan beraspal cukup baik, karena nilai kekesatan permukaan

(skid resistance) hanya turun sedikit (proses polishing diimbangi

ageing), atau hampir konstan sepanjang umur rencana.



Aspek Konstruksi dan Peralatan

Secara historis perkerasan beraspal sudah lebih dikenal dan lebih

awal dibangun dari perkerasan beton. Peralatan yang digunakan juga

beragam, dari yang sederhana untuk konstruksi pelaburan atau

makadam, hingga yang lebih lengkap (asphalt mixing plant) untuk

konstruksi campuran panas. Pengalaman kontraktor di bidang

konstruksi perkerasan beraspal juga sudah lebih lama dan meluas.

Workmanship yang tinggi mulai dirasa perlu untuk pekerjaan dengan

peralatan canggih, seperti recycling, atau persyaratan kuantitas bahan

yang tepat, seperti surface dressing.



Dampak Lingkungan

Kecuali pada tipe aspal emulsi, perkerasan beraspal umumnya

memerlukan energi yang tinggi, baik pada waktu pencampuran,

penghamparan, maupun pemadatan. Hal ini ditentukan oleh nilai

viskositas yang dibutuhkan oleh aspal agar bisa menyelimuti agregat
dengan baik, dan masih mudah dalam pelaksanaan (workability).

    Energi yang tinggi ini digunakan untuk memanaskan campuran

    beraspal (umumnya di atas 150 0C), dan itu tentu menguras sumber-

    sumber energi (baik renewable maupun non-renewable) yang ada di

    alam. Pada konstruksi beraspal sederhana, seperti penetrasi

    macadam, umumnya digunakan kayu sebagai sumber energi, yang

    tentunya berpengaruh terhadap kelestarian hutan. Selain kebutuhan

    energi, dampak lain terhadap lingkungan adalah emisi hasil

    pembakaran.



B.2. Perkerasan Kaku

    Faktor Biaya

    Biaya awal konstruksi perkerasan beton walau masih di atas

    perkerasan beraspal, namun karena pemeliharaannya sedikit dan

    umur rencananya lebih panjang, maka biaya totalnya (life cycle cost)

    akan lebih rendah dari perkerasan beraspal. Untuk kondisi tanah

    dasar dan umur rencana yang sama dengan perkerasan beraspal,

    keperluan agregatnya lebih rendah (sangat cocok untuk daerah

    dengan ketersedian agregat terbatas). Walaupun demikian bila terjadi

    kerusakan pada pelat/slab beton perlu perbaikan pada satu atau dua

    segmen dengan biaya pembongkaran dan perbaikan yang cukup

    tinggi, sehingga akan menambah biaya total. Biaya pemeliharaan

    bisa tetap rendah, kalau selama masa pembangunan beton dirawat

    dengan baik, khususnya pembasahan permukaan (mengurangi
pengaruh panas matahari terhadap penguapan), dan dihindari dari

beban kendaraan sebelum saatnya dibuka.



Faktor Waktu

Karena kekuatan beton selesai dicor masih rendah, maka perlu

menunggu waktu lama (~28 hari) untuk bisa dilewati lalu lintas.

Karena itu untuk peningkatan jalan lama, harus disediakan jalan

sementara, atau menutup sebagian lebar jalan bagi lalu lintas.

Memang ada additive untuk mempercepat kekuatan beton sampai

umur ~14 hari, namun ini tentu menambah biaya, dan perawatannya

juga harus lebih ketat. Karena konstruksi beton itu kemudian cukup

keras, maka bila dibongkar atau direcycling dibutuhkan waktu yang

lama, serta alat yang kuat (powerful).



Keawetan dan Kekuatan

Umumnya perkerasan beton bila pada awal pengecoran dirawat

dengan baik, umur pelayanannya bisa mencapai lebih dari 20 tahun.

Karena kekuatannya yang cukup tinggi, perkerasan beton ini cocok

untuk segala jenis pembebanan lalu lintas yang berat atau statis

sekalipun. Syarat kedua untuk mencapai umur rencana yang panjang,

adalah pondasinya yang mantap (tidak turun, apalagi secara parsial).

Syarat ketiga adalah perhatian dan pemeliharaan sambungan antar

segmen (joint sealent) terhadap masuknya air hujan. Berbeda dengan

perkerasan beraspal, maka perkerasan beton ini kurang sesuai untuk
konstruksi jalan/bahu yang masih sering terjadi bongkar pasang

jaringan utilitas (listrik, gas, telpon, air).



Kenyamanan dan Keselamatan

Perkerasan beton memang tidak senyaman aspal (nilai kekasaran

rata-rata di atas 4m/km), terutama pada kecepatan tinggi, di mana

selain kekasaran, pengaruh sambungan juga terasa, dan ini

meningkatkan kebisingan. Menambah panjang segmen memang

salah satu solusi, namun konstruksi sambungan membutuhkan desain

yang lebih seksama, karena nilai muai dan susutnya tentu akan lebih

besar. Warna beton yang cenderung putih, kurang kontras dengan

marka jalan yang juga putih atau kuning, serta bisa melelahkan

pandangan mata. Memang seiring perjalanan waktu, warna beton itu

akan menjadi agak gelap karena lintasan lalu lintas dan tumpahan

oli, namun sering secara estetika tidak seragam dan cenderung masih

tetap putih atau abu-abu pada bagian di luar jejak roda. Karena

konstruksi beton umumnya tidak porous, maka pada waktu hujan, air

yang tergenang bisa menimbulkan slip (hydroplanning), terlebih

untuk perkerasan beton yang sudah licin. Jarak pengereman untuk

konstruksi yang baru sangat baik (walaupun menimbulkan keausan

pada ban kendaraan), namun mulai paruh umur rencana, kekesatan

bisa menurun cepat (polishing lebih dominan dari ageing), sehingga

perlu regroving bila kekesatan lebih rendah dari persyaratan.
Aspek Konstruksi dan Peralatan

Perkerasan beton mulai dikenal luas di Indonesia sejak pertengahan

tahun 1980-an, di mana saat itu pabrik-pabrik semen masih memiliki

kapasitas produksi berlebih untuk kebutuhan domestik dan ekspor.

Walaupun demikian di awal perkembangannya tidaklah terlalu

intensif, mengingat belum banyaknya jalur lintas kendaraan berat

(peti kemas), harga perkerasan beton yang tinggi, masih rendahnya

jam terbang kontraktor, dan investasi peralatan yang cukup besar di

tengah permintaan pasar yang belum jelas.



Dampak Lingkungan

Dari segi bahan baku, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi

semen atau aspal per satuan volume mungkin tidak jauh berbeda.

Namun karena kebutuhan aspal dalam campuran hanya sekitar 5-6%,

sedangkan semen bisa lima kali lipatnya, maka energi yang

dibutuhkan untuk menghasilkan bahan baku semen akan lebih besar

dari aspal untuk volume perkerasan jalan yang sama. Walaupun

demikian, secara total karena pencampuran semen, air, dan agregat

merupakan proses kimia, tanpa memerlukan pemanasan, maka

energi yang dibutuhkan untuk membentuk perkerasan beton jauh

lebih rendah dari perkerasan beraspal.
Tabel 1. Perbandingan antara Perkerasan Lentur dan Kaku

No              Item                   Perkerasan lentur             Perkerasan kaku
 1   Umur rencana                  Efektif 5 sampai 10          Efektif dapat mencapai
     (masa layanan)                tahun. Perlu beberapa        20 sampai 30 tahun
                                   tahap pembangunan pada dalam satu kali
                                   masa layanan.                konstruksi
2    Lendutan                      Cenderung melendut           Lendutan jarang terjadi
3    Perilaku terhadap             Perkerasan lentur lebih sensitif pada overloading
     overloading                   dibanding perkerasan kaku, ini dikaitkan dengan
                                   perilaku terhadap lendutan
4    Kebisingan dan vibrasi        Perkerasan lentur mempunyai tingkat kebisingan dan
                                   vibrasi yang lebih rendah
5    Pantulan cahaya               Perkerasan lentur mempunyai daya pantul yang lebih
                                   lemah dibandingkan perkerasan kaku
6    Bentuk permukaan              Permukaan perkerasan lentur lebih halus
                                   dibandingkan perkerasan kaku
7    Proses konstruksi             Relatif lebih mudah dan      Dengan teknologi bahan
                                   cepat. Dengan teknologi      aditif untuk beton, maka
                                   campuran, waktu yang         proses pematangan bisa
                                   dibutuhkan dari mulai        berlangsung cepat
                                   penghamparan sampai          sekitar 2 hari, tetapi
                                   dibuka untuk lalu-lintas     beton yang terlalu cepat
                                   hanya membutuhkan            matang cenderung
                                   waktu sekitar 2 jam          mudah retak
8    Perawatan                     Memerlukan perawatan         Tidak perlu perawatan
                                   rutin, tetapi relatif lebih  rutin, tetapi perbaikan
                                   mudah                        kerusakan relatif lebih
                                                                sulit
9    Biaya konstrksi dan           Dikaitkan dengan proses      Biaya awal lebih mahal
     perawatan                     maka biaya awal lebih        tetapi tidak memerlukan
                                   murah, tetapi perlu ada      perawatan yang rutin
                                   perawatan rutin tahunan      sampai umur efektif
                                   dan lima tahunan
10   Karakteristik thd             Beban didistribusikan        Dengan nilai kekakuan
     pembebanan                    secara berjenjang pada       yang tinggi maka
                                   tiap lapisan                 seluruh beban diterima
                                                                oleh
                                                                struktur
11   Karakteristik material        Material yang diperlukan Material utama adalah
                                   adalah aspal, dan filler     agregat, semen, dan
                                   (jika diperlukan). Sangat    filler (jika diperlukan).
                                   sensitif terhadap air        Air dapat membantu
                                                                pada saat pematangan
                                                                beton
III. Penutup



A. Kesimpulan

   1. Perkerasan beraspal memiliki kelebihan dari pada perkerasan beton dalam

      hal: biaya awal konstruksi yang rendah, langsung bisa berfungsi, sesuai

      untuk konstruksi badan jalan yang belum stabil, nyaman dan aman untuk

      dilalui, serta tidak begitu sulit dalam pelaksanaan pembangunannya.

   2. Kekurangan perkerasan beraspal dibandingkan perkerasan beton adalah

      biaya pemeliharaan yang tinggi, kurang tahan beban berat atau pada

      kecepatan rendah/statis, dan kebutuhan energi yang tinggi khususnya

      untuk campuran aspal panas.

   3. Perkerasan beton memiliki kelebihan dari pada perkerasan beraspal dalam

      hal: biaya total (life cycle cost) konstruksi yang rendah karena

      pemeliharaan yang minim, lebih awet dan kuat, serta lebih rendah dampak

      lingkungannya.

   4. Kekurangan perkerasan beton dibandingkan perkerasan beraspal adalah :

      biaya awal dan perbaikan konstruksi yang cukup tinggi, butuh waktu

      sampai cukup kuat untuk dilewati, tidak sesuai bagi konstruksi badan jalan

      yang labil atau masih terjadi bongkar pasang utilitas, kurang nyaman

      (kekasaran, sambungan), dan silau akibat warna perkerasan yang

      cenderung putih.

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Surya BS
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
tanchul
 

What's hot (20)

Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
Perencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaPerencanaan struktur baja
Perencanaan struktur baja
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
Perkerasan berbutir
Perkerasan berbutirPerkerasan berbutir
Perkerasan berbutir
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 

Viewers also liked

2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
mrtunsyiah
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
robert tuba
 

Viewers also liked (12)

PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
PerhitungaPERHITUNGAN NILAI PCI PADA JALAN TENTARA PELAJAR SURAKARTA TAHUN 20...
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lentur
 
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya2  (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
2 (14092012) dasar-dasar perencanaan jalan raya
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
Lapisan Perkerasan Jalan Raya
Lapisan Perkerasan Jalan RayaLapisan Perkerasan Jalan Raya
Lapisan Perkerasan Jalan Raya
 

Similar to Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku

Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPILMakalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
efdharey
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Ayu Fatimah Zahra
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
darmadi ir,mm
 
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
Anwar267435
 
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
DewiMustikawati2
 
Pekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan mPekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan m
Binsar Frengki
 

Similar to Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku (20)

Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPILMakalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
 
Teknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan JalanTeknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan Jalan
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
 
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamn
 
Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANGSOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
SOSIALISASI INFRASTRUKTUR JALAN DI DUSUN NIPIS KABUPATEN MAGELANG
 
1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx
 
Perkersan jalan
Perkersan jalanPerkersan jalan
Perkersan jalan
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
 
Pertemuan 1.pptx
Pertemuan 1.pptxPertemuan 1.pptx
Pertemuan 1.pptx
 
Conduit
ConduitConduit
Conduit
 
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
158_20230412081204_Pertemuan ke-6 Rekayasa Pondasi-2 PONDASI TIANG PANCANG Ra...
 
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
 
Pekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan mPekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan m
 
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
Analisa Perbandingan Beberapa Metode Perkerasan Beton Semen untuk Jalan Akses...
 
Konstruksi iii pondasi
Konstruksi iii pondasiKonstruksi iii pondasi
Konstruksi iii pondasi
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku

  • 1. PERBANDINGAN ANTARA PERKERASAN LENTUR DAN KAKU (MAKALAH PPJ-2) Oleh : FRANKY SANDRO SIHOMBING 0615011067 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011
  • 2. I. PENDAHULUAN Jalan raya merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, maka kebutuhan akan sarana jalan raya semakin meningkat. Jalan raya memiliki syarat - syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap air. Jika dilihat dari segi pelayanan, jalan harus rata, tidak licin, geometrik memadai dan ekonomis. Untuk itu, dibutuhkan suatu rancangan perkerasan yang mampu melayani beban berupa lalu lintas yang melewati perkerasan tersebut. Perkerasan jalan adalah lapisan atau badan jalan yang menggunakan bahan khusus, yaitu campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai terdiri dari batu pecah, batu belah, batu kali, sedangkan bahan ikat yang digunakan berupa aspal atau semen. Dari segi jenis bahan pengikat yang dipergunakan dikenal dua jenis perkerasan yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Makalah ini akan membandingkan perrbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku.
  • 3. II. PEMBAHASAN A. Struktur Penyusun Perkerasan Lentur dan Kaku A.1. Struktur Perkerasan Lentur Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1987) yang dimaksud dengan perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Bagian perkerasan jalan umumnya terdiri dari lapis pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course). Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan tersebut berfungsi sebagai lapis perkerasan penahan beban roda yang mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan, sebagai lapisan kedap air, sebagai lapisan aus, menahan gaya geser dari beban roda dan memberikan suatu bagian permukaan yang rata. Lapisan pondasi atas merupakan lapisan perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis pondasi atas adalah bantalan terhadap lapisan permukaan, sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya,
  • 4. sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Lapisan pondasi bawah adalah bagian konstruksi perkerasan yang terletak antara tanah dasar ( sub grade ) dan pondasi atas. Fungsi dari Lapis Pondasi Bawah adalah untuk mendukung dan menyebarkan beban roda, sebagai lapis perkerasan, mencegah tanah dasar masuk ke lapis pondasi akibat tekanan roda dari atas., sebagai lapisan peresapan agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. Tanah dasar ( sub grade ) adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian – bagian perkerasan. Perkerasan jalan diletakkan diatas tanah dasar, dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan tidak lepas dari sifat tanah dasar. Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya, yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah di lokasi pekerjaan. Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan sifat plastisitas dan ukuran butirnya. Daya dukung tanah dasar dapat diperkirakan dengan mempergunakan hasil klasifikasi ataupun dari pemeriksaan CBR, pembebanan pelat uji dan sebagainya. Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan daya dukung
  • 5. tanah dasar. Di Indonesia daya dukung tanah dasar (DDT) pada perencanaan perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio), yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas. Menurut Basuki, I. (1998) nilai daya dukung tanah dasar (DDT) pada proses perhitungan perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen sesuai dengan SKBI- 2.3.26.1987 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus konversi nilai CBR tanah dasar. A.2. Struktur Perkerasan Kaku Perkerasan kaku ( rigid pavement ) adalah perkerasan yang menggunakan beton semen sebagai bahan ikat sehingga mempunyai tingkat kekakuan yang relatif cukup tinggi, karenanya disebut sebagai perkerasan kaku atau rigid pavement. Pada konstruksi perkerasan kaku ( rigid pavement ) sebagai konstruksi utama dari perkerasan kaku adalah berupa satu lapis beton semen mutu tinggi. Sedangkan lapis pondasi bawah ( sub base ) berupa cement treated sub base dan granural sub base bukanlah merupakan komponen konstruksi utama. Fungsi masing – masing komponen konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement ) : 1. Tanah dasar atau sub grade dalam perkerasan kaku adalah tanah yang telah disiapkan ( dibentuk dan dipadatkan ) untuk meletakkan
  • 6. konstruksi perkerasan, baik berupa tanah asli ataupun tanah timbunan. Tanah dasar ini berfungsi menerima beban lalu lintas yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan, penyebaran dan penyaluran beban kepada tanah dasar tersebut dilakukan oleh perkerasan dengan ketebalan dan mutu sedemikian rupa, sehingga tekanan beban yang sampai ke tanah dasar sesuai dengan kemampuan atau daya dukung tanah dasar yang bersangkutan. 2. Tulangan plat pada perkerasan kaku mempunyai bentuk, lokasi dan fungsi yang berbeda dengan tulangan plat pada konstruksi beton lain. Misalnya, lantai gedung, balok, dan lain sebagainya. Tulangan plat pada perkerasan kaku mempunyai bentuk, lokasi, serta fungsi khusus sebagai berikut : a. Fungsi tulangan plat beton terletak pada 1/4 tebal plat di sebelah atas. b. Fungsi tulangan plat beton adalah memegang beton agar tidak retak. 3. Tulangan sambungan pada perkerasan kaku ( rigid pavement ) dikenal dua jenis sambungan, yaitu tulangan sambungan melintang disebut dowel dan sambungan memanjang disebut tie bar. 4. Alur permukaan atau grooving / brushing. Untuk dapat melayani lalu lintas dengan cepat, aman, dan nyaman, permukaan perkerasan kaku yang dalam hal ini adalah plat beton mutu tinggi, permukaan perkerasan disamping kuat dan awet harus pula tidak licin. Permukaan tidak licin dari perkerasan kaku tersebut diadakan dengan mengupayakan / membentuk alur – alur di permukaan beton melalui pengaluran / penyikatan sebelum beton ditutup wet burlap dan
  • 7. sebelum beton mengeras. Arah alur grooving bisa memanjang atau melintang. B. Kelebihan dan Kekurangan Perkerasan Lentur dan Kaku B.1. Perkerasan Lentur Faktor Biaya Perkerasan beraspal umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih rendah dari perkerasan beton, terlebih sebelum kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada kenaikan harga aspal. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru. Selain itu perkerasan beraspal membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi selama umur rencana. Untuk mengurangi pemeliharaan yang tinggi ini, maka perkerasan beraspal lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat. Selain itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi, bila kerusakan yang terjadi (seperti: lubang, amblas) segera ditangani sedini mungkin. Faktor Waktu Umumnya selesai konstruksi, perkerasan beraspal tidak perlu menunggu waktu yang lama, langsung bisa melayani kendaraan. Bila satu dan lain hal perkerasan perlu dibongkar atau direcycling, maka
  • 8. waktu yang diperlukan juga tidak lama, dengan kemampuan alat yang tidak terlalu besar. Keawetan dan Kekuatan Perkerasan beraspal bila dipelihara dengan baik bisa bertahan sampai 10 tahun, sebelum dilakukan pekerjaan peningkatan atau overlay. Karena sifatnya yang viscous elastis, maka pekerasan beraspal lebih awet bila melayani lalu lintas dengan kecepatan sedang atau tinggi. Pada kecepatan rendah atau statis (seperti pemberhentian bus), perkerasan beraspal harus didesain khusus untuk lebih tahan terhadap alur, yaitu dengan gradasi tertentu dan aspalnya lebih tahan terhadap beban berat (titik lembek tinggi atau penetrasi rendah). Kekuatan perkerasan akan turun bila temperatur naik (pada siang hari). Oleh karena itu, terlebih untuk kendaraan berat, bila kendaraan berjalan di malam hari akan membantu keawetan perkerasan beraspal. Perkerasan beraspal ini juga sangat sesuai untuk konstruksi badan jalan yang belum stabil (masih turun), atau sering terjadi bongkar pasang jaringan utilitas bawah tanah (listrik, gas, telpon, air). Kenyamanan dan Keselamatan Umumnya perkerasan beraspal sangat nyaman untuk dilalui, terlebih pada konstruksi campuran panas, di mana kekasarannya cukup rendah, yang juga mengurangi kebisingan. Warnanya yang hitam
  • 9. atau gelap tidak memberikan efek silau pada siang hari. Khusus untuk melayani kecepatan tinggi (jalan tol), bila konstruksi dibuat agak porous, air yang tergenang saat hujan akan lebih cepat terserap, selain mengalir ke tepi. Jarak pengereman kendaraan di atas perkerasan beraspal cukup baik, karena nilai kekesatan permukaan (skid resistance) hanya turun sedikit (proses polishing diimbangi ageing), atau hampir konstan sepanjang umur rencana. Aspek Konstruksi dan Peralatan Secara historis perkerasan beraspal sudah lebih dikenal dan lebih awal dibangun dari perkerasan beton. Peralatan yang digunakan juga beragam, dari yang sederhana untuk konstruksi pelaburan atau makadam, hingga yang lebih lengkap (asphalt mixing plant) untuk konstruksi campuran panas. Pengalaman kontraktor di bidang konstruksi perkerasan beraspal juga sudah lebih lama dan meluas. Workmanship yang tinggi mulai dirasa perlu untuk pekerjaan dengan peralatan canggih, seperti recycling, atau persyaratan kuantitas bahan yang tepat, seperti surface dressing. Dampak Lingkungan Kecuali pada tipe aspal emulsi, perkerasan beraspal umumnya memerlukan energi yang tinggi, baik pada waktu pencampuran, penghamparan, maupun pemadatan. Hal ini ditentukan oleh nilai viskositas yang dibutuhkan oleh aspal agar bisa menyelimuti agregat
  • 10. dengan baik, dan masih mudah dalam pelaksanaan (workability). Energi yang tinggi ini digunakan untuk memanaskan campuran beraspal (umumnya di atas 150 0C), dan itu tentu menguras sumber- sumber energi (baik renewable maupun non-renewable) yang ada di alam. Pada konstruksi beraspal sederhana, seperti penetrasi macadam, umumnya digunakan kayu sebagai sumber energi, yang tentunya berpengaruh terhadap kelestarian hutan. Selain kebutuhan energi, dampak lain terhadap lingkungan adalah emisi hasil pembakaran. B.2. Perkerasan Kaku Faktor Biaya Biaya awal konstruksi perkerasan beton walau masih di atas perkerasan beraspal, namun karena pemeliharaannya sedikit dan umur rencananya lebih panjang, maka biaya totalnya (life cycle cost) akan lebih rendah dari perkerasan beraspal. Untuk kondisi tanah dasar dan umur rencana yang sama dengan perkerasan beraspal, keperluan agregatnya lebih rendah (sangat cocok untuk daerah dengan ketersedian agregat terbatas). Walaupun demikian bila terjadi kerusakan pada pelat/slab beton perlu perbaikan pada satu atau dua segmen dengan biaya pembongkaran dan perbaikan yang cukup tinggi, sehingga akan menambah biaya total. Biaya pemeliharaan bisa tetap rendah, kalau selama masa pembangunan beton dirawat dengan baik, khususnya pembasahan permukaan (mengurangi
  • 11. pengaruh panas matahari terhadap penguapan), dan dihindari dari beban kendaraan sebelum saatnya dibuka. Faktor Waktu Karena kekuatan beton selesai dicor masih rendah, maka perlu menunggu waktu lama (~28 hari) untuk bisa dilewati lalu lintas. Karena itu untuk peningkatan jalan lama, harus disediakan jalan sementara, atau menutup sebagian lebar jalan bagi lalu lintas. Memang ada additive untuk mempercepat kekuatan beton sampai umur ~14 hari, namun ini tentu menambah biaya, dan perawatannya juga harus lebih ketat. Karena konstruksi beton itu kemudian cukup keras, maka bila dibongkar atau direcycling dibutuhkan waktu yang lama, serta alat yang kuat (powerful). Keawetan dan Kekuatan Umumnya perkerasan beton bila pada awal pengecoran dirawat dengan baik, umur pelayanannya bisa mencapai lebih dari 20 tahun. Karena kekuatannya yang cukup tinggi, perkerasan beton ini cocok untuk segala jenis pembebanan lalu lintas yang berat atau statis sekalipun. Syarat kedua untuk mencapai umur rencana yang panjang, adalah pondasinya yang mantap (tidak turun, apalagi secara parsial). Syarat ketiga adalah perhatian dan pemeliharaan sambungan antar segmen (joint sealent) terhadap masuknya air hujan. Berbeda dengan perkerasan beraspal, maka perkerasan beton ini kurang sesuai untuk
  • 12. konstruksi jalan/bahu yang masih sering terjadi bongkar pasang jaringan utilitas (listrik, gas, telpon, air). Kenyamanan dan Keselamatan Perkerasan beton memang tidak senyaman aspal (nilai kekasaran rata-rata di atas 4m/km), terutama pada kecepatan tinggi, di mana selain kekasaran, pengaruh sambungan juga terasa, dan ini meningkatkan kebisingan. Menambah panjang segmen memang salah satu solusi, namun konstruksi sambungan membutuhkan desain yang lebih seksama, karena nilai muai dan susutnya tentu akan lebih besar. Warna beton yang cenderung putih, kurang kontras dengan marka jalan yang juga putih atau kuning, serta bisa melelahkan pandangan mata. Memang seiring perjalanan waktu, warna beton itu akan menjadi agak gelap karena lintasan lalu lintas dan tumpahan oli, namun sering secara estetika tidak seragam dan cenderung masih tetap putih atau abu-abu pada bagian di luar jejak roda. Karena konstruksi beton umumnya tidak porous, maka pada waktu hujan, air yang tergenang bisa menimbulkan slip (hydroplanning), terlebih untuk perkerasan beton yang sudah licin. Jarak pengereman untuk konstruksi yang baru sangat baik (walaupun menimbulkan keausan pada ban kendaraan), namun mulai paruh umur rencana, kekesatan bisa menurun cepat (polishing lebih dominan dari ageing), sehingga perlu regroving bila kekesatan lebih rendah dari persyaratan.
  • 13. Aspek Konstruksi dan Peralatan Perkerasan beton mulai dikenal luas di Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an, di mana saat itu pabrik-pabrik semen masih memiliki kapasitas produksi berlebih untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Walaupun demikian di awal perkembangannya tidaklah terlalu intensif, mengingat belum banyaknya jalur lintas kendaraan berat (peti kemas), harga perkerasan beton yang tinggi, masih rendahnya jam terbang kontraktor, dan investasi peralatan yang cukup besar di tengah permintaan pasar yang belum jelas. Dampak Lingkungan Dari segi bahan baku, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi semen atau aspal per satuan volume mungkin tidak jauh berbeda. Namun karena kebutuhan aspal dalam campuran hanya sekitar 5-6%, sedangkan semen bisa lima kali lipatnya, maka energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan baku semen akan lebih besar dari aspal untuk volume perkerasan jalan yang sama. Walaupun demikian, secara total karena pencampuran semen, air, dan agregat merupakan proses kimia, tanpa memerlukan pemanasan, maka energi yang dibutuhkan untuk membentuk perkerasan beton jauh lebih rendah dari perkerasan beraspal.
  • 14. Tabel 1. Perbandingan antara Perkerasan Lentur dan Kaku No Item Perkerasan lentur Perkerasan kaku 1 Umur rencana Efektif 5 sampai 10 Efektif dapat mencapai (masa layanan) tahun. Perlu beberapa 20 sampai 30 tahun tahap pembangunan pada dalam satu kali masa layanan. konstruksi 2 Lendutan Cenderung melendut Lendutan jarang terjadi 3 Perilaku terhadap Perkerasan lentur lebih sensitif pada overloading overloading dibanding perkerasan kaku, ini dikaitkan dengan perilaku terhadap lendutan 4 Kebisingan dan vibrasi Perkerasan lentur mempunyai tingkat kebisingan dan vibrasi yang lebih rendah 5 Pantulan cahaya Perkerasan lentur mempunyai daya pantul yang lebih lemah dibandingkan perkerasan kaku 6 Bentuk permukaan Permukaan perkerasan lentur lebih halus dibandingkan perkerasan kaku 7 Proses konstruksi Relatif lebih mudah dan Dengan teknologi bahan cepat. Dengan teknologi aditif untuk beton, maka campuran, waktu yang proses pematangan bisa dibutuhkan dari mulai berlangsung cepat penghamparan sampai sekitar 2 hari, tetapi dibuka untuk lalu-lintas beton yang terlalu cepat hanya membutuhkan matang cenderung waktu sekitar 2 jam mudah retak 8 Perawatan Memerlukan perawatan Tidak perlu perawatan rutin, tetapi relatif lebih rutin, tetapi perbaikan mudah kerusakan relatif lebih sulit 9 Biaya konstrksi dan Dikaitkan dengan proses Biaya awal lebih mahal perawatan maka biaya awal lebih tetapi tidak memerlukan murah, tetapi perlu ada perawatan yang rutin perawatan rutin tahunan sampai umur efektif dan lima tahunan 10 Karakteristik thd Beban didistribusikan Dengan nilai kekakuan pembebanan secara berjenjang pada yang tinggi maka tiap lapisan seluruh beban diterima oleh struktur 11 Karakteristik material Material yang diperlukan Material utama adalah adalah aspal, dan filler agregat, semen, dan (jika diperlukan). Sangat filler (jika diperlukan). sensitif terhadap air Air dapat membantu pada saat pematangan beton
  • 15. III. Penutup A. Kesimpulan 1. Perkerasan beraspal memiliki kelebihan dari pada perkerasan beton dalam hal: biaya awal konstruksi yang rendah, langsung bisa berfungsi, sesuai untuk konstruksi badan jalan yang belum stabil, nyaman dan aman untuk dilalui, serta tidak begitu sulit dalam pelaksanaan pembangunannya. 2. Kekurangan perkerasan beraspal dibandingkan perkerasan beton adalah biaya pemeliharaan yang tinggi, kurang tahan beban berat atau pada kecepatan rendah/statis, dan kebutuhan energi yang tinggi khususnya untuk campuran aspal panas. 3. Perkerasan beton memiliki kelebihan dari pada perkerasan beraspal dalam hal: biaya total (life cycle cost) konstruksi yang rendah karena pemeliharaan yang minim, lebih awet dan kuat, serta lebih rendah dampak lingkungannya. 4. Kekurangan perkerasan beton dibandingkan perkerasan beraspal adalah : biaya awal dan perbaikan konstruksi yang cukup tinggi, butuh waktu sampai cukup kuat untuk dilewati, tidak sesuai bagi konstruksi badan jalan yang labil atau masih terjadi bongkar pasang utilitas, kurang nyaman (kekasaran, sambungan), dan silau akibat warna perkerasan yang cenderung putih.