SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
LOGO
Fenomena
Kristalisasi, Leburan dan
Transisi Gelas dalam
Polimer
Pengaruh temperatur kondisi rantai polimer
Fenomena terkait pemrosesan
polimer:
 Kristalisasi
Fenomena keteraturan yang diperoleh saat proses
pendinginan untuk memperoleh fasa padat yang teratur
(kristalin) dari leburan cair yang mempunyai struktur acak
 Leburan
Proses kebalikan dari kristalisasi
Diperoleh saat pemanasan
 Transisi gelas
Fenomena ketika polimer dalam bentuk leburan didinginkan
tiba-tiba sehingga membentuk padatan kaku yang tidak
teratur
Pada T << semua polimer berupa padatan kaku dan keras
Pada T >> rantai polimer bergerak bebas membentuk
keadaan cair yang kental (aliran viskous)
Cara polimer berubah dari
padat ke cair:
 Melewati titik gelas
menuju titik lebur (gelas
dan semikristal)
 Langsung menuju titik
lebur tidak ada
transisi gelas teramati
(polimer kristal)
terkait dengan transformasi bahan padat dari susunan rantai
molekul yang teratur menjadi cairan viskous dengan tingkat
keacakan struktural tinggi
Leburan
Titik lebur: daerah pada mana polimer menjadi leburan
Temperatur lebur, Tm: titik tengah temperatur pada mana
polimer menjadi leburan
Titik lebur polimer pada umumnya rendah
Cara umum penentuan temperatur lebur, Tm, adalah
berdasarkan bahwa perubahan energi bebas Gibbs, G, per
satuan massa leburan = 0 maka berdasarkan hubungan:
diperoleh:
Jadi polimer dengan entalpi tinggi dan entropi rendah
mempunyai Tm yang lebih tinggi
Contoh: polietilen yang tidak mempunyai interaksi spesifik
antar molekul sehingga memiliki entalpi rendah tetapi
bersifat fleksibel akibat ikatan tunggal dalam tulang
punggung rantai (entropi tinggi), mempunyai Tm = 418 K
Bahan Tm (o C)
Logam 200 - 3500
Keramik 2000 – 4000
Polimer 70 – 200
(Sperling, 2006)
(Kakani, 2004)
terkait dengan perubahan drastis dari keadaan berupa cairan
berupa karet padat-kaku akibat reduksi gerakan
segmen-segmen rantai oleh penurunan temperatur tiba-tiba
Transisi Gelas
Titik gelas: daerah pada mana polimer berada dalam keadaan
transisi gelas
Temperatur gelas, Tg: titik tengah temperatur pada mana
polimer berada dalam transisi gelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Tm dan Tg polimer:
 Bentuk ikatan
 bobot molekul
 derajat percabangan rantai
 jenis gugus samping pembentuk polimer
 taktisitas
Kristalisasi Polimer
Derajat kristalinitas, c, polimer bergantung pada:
 laju pendinginan
 jenis monomer
 jenis arsitektur rantai
 struktur stereoregular rantai
 arsitektur monomer dalam kopolimer
Cara penentuan derajat kristalinitas polimer:
s= kerapatan satuan perulangan
a= kerapatan total bagian amorf
c= kerapatan total bagian kristal
Contoh:
1. Tentukan kerapatan total polietilen dalam sel satuan
ortorombik dengan panjang rusuk masing-masing 0,494
nm, 0,741 nm dan 0,255 nm yang mengandung 2
monomer etilen tiap sel satuan!
2. Tentukan derajat kristalinitas polietilen yang memiliki
kerapatan 0,925 g/cm3 dengan kerapatan total bagian
amorf 0,870 g/cm3!
model fringed micelle 2-D
Model – model Kristalisasi dalam Polimer
Dibentuk oleh Hengstenberg dan
Mark (1928)
Bagian tidak teratur memisahkan
bagian kristalit
Bagian amorf jika bersifat gelas akan menghasilkan kondisi
plastis yang kaku
Ketika berada di atas titik gelas, Tg, bagian amorf menjadi
lebih elastis (rubbery) dan tergandeng bersama oleh bagian
kristal yang keras menjelaskan kondisi leathery pada
plastik
Model Rantai Lipat/Lembaran (Folded-Chain/Lamellar Model)
Dibentuk oleh Storks (1938)
Dalam kesetimbangan termal:
konformasi/pengaturan molekul
untuk membentuk kristal dan
cara molekul-molekul tersebut
membentuk tumpukan haruslah
terkait dengan minimum dari
Energi bebas Gibbs, G.
Hubungan antara
ketebalan,l, lapisan dan
parameter-parameter
termodinamik diberikan oleh
persamaan Thompson–Gibbs :
dengan adalah energi bebas permukaan per satuan luas,
h adalah pertambahan entalpi per satuan massa leburan dan
Adalah temperatur lebur pada kesetimbangan
Ketika temperatur suatu leburan diturunkan dibawah Tm
leburan tersebut maka terjadi kristalisasi yang bergantung
pada derajat supercooling:
dengan Tc adalah temperatur pada mana kristalisasi
terjadi dan T adalah beda temperatur lebur antara
dua lapisan polimer yang memiliki tebal berbeda
Contoh:
Suatu sampel polietilen yang mengandung lembaran rantai
dengan ketebalan 30 nm dan 15 nm, melebur pada T1 = 131,2o
C dan T2 = 121,2o C . Jika energi bebas permukaan polimer 93
mJ/m2 dan kerapatan kristal 1 x 103 kg/m3 sehingga
menimbulkan peningkatan entalpi per satuan massa sebesar
2,55 x 105 J/kg, tentukan temperatur lebur kesetimbangan!
model rantai lurus (extended-chain)
Mengandung rantai-rantai lurus dengan panjang
sekitar 200 nm
Bersifat sangat getas
(brittle) karena
meskipun mempunyai
derajat kristalinitas
tinggi, polimer jenis
rantai lurus mempunyai
sela di antara bagian
kristal
model spherulites
Terdiri atas agregat/butiran
tumpukan lapisan kristal
Hubungan antara jejari sperulit,
R, dan sudut yang terkait
maksima dari intensitas
hamburan hasil pengukuran
menggunakan metode
hamburan cahaya:
Struktur ortorombik polietilen
a) bundel; b) meander (berkelok-kelok) dan c) gulungan acak
(random coil)
Model-model amorf
Efek Temperatur terhadap Modulus
Young
Efek Temperatur
terhadap Modulus
Young, E, polietilen
kerapatan rendah (low-
density polyethylene,
LDPE)
ELDPE meningkat
tajam seiring
penurunan T
Viskoelastisitas
Akibat temperatur:
-Pada T rendah: polimer bersifat elastis memenuhi hukum
Hooke
- pada T tinggi: polimer menjadi kental (viscous)
- pada T medium: polimer bersifat antara elastis dan kental
kondisi viskoelastis
Beda keadaan elastis dan viscous:
- deformasi elastis bersifat sesaat
- deformasi viscous bersifat tidak instan respon terhadap
tegangan bersifat gayut waktu
Sifat viskoelastisitas polimer bergantung pada T dan t
Daerah-daerah transisi dalam
kondisi viskoelastis:
1. Daerah gelas
2. daerah menyerupai kulit
3. daerah menyerupai
karet
4. daerah menyerupai
aliran karet
5. daerah aliran kental
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Daerah gelas: wilayah pada mana cairan tidak mengkristal selama
proses pendinginan
2. daerah menyerupai kulit: wilayah antara karet dan gelas yang
terkait dengan perubahan drastis dari keadaan cair keadaan
menyerupai karet keadaan padat/kaku (daerah transisi gelas)
3. daerah menyerupai karet: bagian elastis
4. daerah menyerupai aliran karet: elastis+kental
5. daerah aliran kental/cair Er(t) menurun drastis
deformasi terhadap polimer kental biasa dinyatakan dalam bentuk
parameter viskositas: ukuran ketahanan untuk mengalir terhadap
regangan
Parameter-parameter penentu
viskoelastisitas polimer:
1. Modulus relaksasi, Er(t)
2. Pemuluran viskoelastis (viscoelastic creep), Ec(t)
Modulus relaksasi, Er(t)
Cara pengukuran: bahan diregangkan selama waktu tertentu,
(t), dengan temperatur dijaga konstan:
; o = tingkat regangan yang dijaga konstan
Secara umum: T >> Er(t) <<< hingga faktor 103 kali
Pemuluran viskoelastis (viscoelastic creep), Ec(t)
Deformasi gayut waktu yang diperoleh ketika tegangan
dijaga konstan
Cara pengukuran: memberikan tegangan konstan dan
regangan diukur sebagai fungsi waktu:
; o = tegangan konstan
(t) = regangan yang gayut waktu
Dengan nilai regangan bersumber dari hasil deformasi
elastis, eel, dan viskous, evis, sehingga didefinisikan
modulus viskoelastisitas sebagai:
Eve(T) untuk polimer a) kristalin; b)
jaringan silang dan c) amorf
Eve> Eve
3 : polimer bersifat
berupa gelas
Eve
3>E> Eve
2: polimer bersifat
berupa kulit
Eve
2>E> Eve: polimer bersifat
berupa karet
E<Eve: polimer bersifat viskous

More Related Content

What's hot

Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositasmery gita
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxPenentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxAmakawa Yuto
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Dede Suhendra
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Differential scanning calorimetry
Differential scanning calorimetryDifferential scanning calorimetry
Differential scanning calorimetryruthlubis
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Kimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II ViskositasKimia fisika II Viskositas
Kimia fisika II Viskositas
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptxPenentuan Berat Molekul Polimer.pptx
Penentuan Berat Molekul Polimer.pptx
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Differential scanning calorimetry
Differential scanning calorimetryDifferential scanning calorimetry
Differential scanning calorimetry
 
Perpan kel.2
Perpan kel.2Perpan kel.2
Perpan kel.2
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Polimer Komposit
Polimer KompositPolimer Komposit
Polimer Komposit
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 

Viewers also liked

PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...Rolina Zahhara Tambunan
 
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve platePeek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plateHudi Leksono
 
Polymers and their properties
Polymers and their propertiesPolymers and their properties
Polymers and their propertiesripestone_ho
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimervephemimosa
 
Polymers and their properties
Polymers and their propertiesPolymers and their properties
Polymers and their propertiesripestone_ho
 

Viewers also liked (7)

Spektrometer uv
Spektrometer uvSpektrometer uv
Spektrometer uv
 
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...
 
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve platePeek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Polymers and their properties
Polymers and their propertiesPolymers and their properties
Polymers and their properties
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimer
 
Polymers and their properties
Polymers and their propertiesPolymers and their properties
Polymers and their properties
 

Similar to Efek temperatur

pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptMuhammadFadli772622
 
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir AbduhSambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir AbduhTrisakti University
 
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satu
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satupowerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satu
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satuRaidahliati1
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptxAriWibowo373720
 
04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdfJoni Candra
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptxNanaMisrochah1
 
Makalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalMakalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalFyad
 
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptxLolaaulika1
 
Mekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawanMekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawanTiaSetiawan5
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxIrwanKurniawan57
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer Wijaya
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan12luthfi
 

Similar to Efek temperatur (20)

pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.ppt
 
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir AbduhSambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh
Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh
 
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satu
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satupowerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satu
powerpoint ilmu pengetahuan alam kelas 7a semester satu
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 
Mekflu.ppt
Mekflu.pptMekflu.ppt
Mekflu.ppt
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx
 
Polymer Rheology
Polymer RheologyPolymer Rheology
Polymer Rheology
 
04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf04 plastik dan keramik.pdf
04 plastik dan keramik.pdf
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
BAB_II (1).pdf
BAB_II (1).pdfBAB_II (1).pdf
BAB_II (1).pdf
 
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 
Makalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termalMakalah konduktifitas termal
Makalah konduktifitas termal
 
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx
(1-3) ALAM (1) (1) (1).pptx
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
Mekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawanMekanika fluida i @ tia setiawan
Mekanika fluida i @ tia setiawan
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc msJennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
Jennifer wijaya kel2 parameter gc dan komponen gc ms
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan
 

Efek temperatur

  • 3. Fenomena terkait pemrosesan polimer:  Kristalisasi Fenomena keteraturan yang diperoleh saat proses pendinginan untuk memperoleh fasa padat yang teratur (kristalin) dari leburan cair yang mempunyai struktur acak  Leburan Proses kebalikan dari kristalisasi Diperoleh saat pemanasan  Transisi gelas Fenomena ketika polimer dalam bentuk leburan didinginkan tiba-tiba sehingga membentuk padatan kaku yang tidak teratur
  • 4. Pada T << semua polimer berupa padatan kaku dan keras Pada T >> rantai polimer bergerak bebas membentuk keadaan cair yang kental (aliran viskous) Cara polimer berubah dari padat ke cair:  Melewati titik gelas menuju titik lebur (gelas dan semikristal)  Langsung menuju titik lebur tidak ada transisi gelas teramati (polimer kristal)
  • 5. terkait dengan transformasi bahan padat dari susunan rantai molekul yang teratur menjadi cairan viskous dengan tingkat keacakan struktural tinggi Leburan Titik lebur: daerah pada mana polimer menjadi leburan Temperatur lebur, Tm: titik tengah temperatur pada mana polimer menjadi leburan Titik lebur polimer pada umumnya rendah
  • 6. Cara umum penentuan temperatur lebur, Tm, adalah berdasarkan bahwa perubahan energi bebas Gibbs, G, per satuan massa leburan = 0 maka berdasarkan hubungan: diperoleh: Jadi polimer dengan entalpi tinggi dan entropi rendah mempunyai Tm yang lebih tinggi Contoh: polietilen yang tidak mempunyai interaksi spesifik antar molekul sehingga memiliki entalpi rendah tetapi bersifat fleksibel akibat ikatan tunggal dalam tulang punggung rantai (entropi tinggi), mempunyai Tm = 418 K
  • 7. Bahan Tm (o C) Logam 200 - 3500 Keramik 2000 – 4000 Polimer 70 – 200 (Sperling, 2006) (Kakani, 2004)
  • 8. terkait dengan perubahan drastis dari keadaan berupa cairan berupa karet padat-kaku akibat reduksi gerakan segmen-segmen rantai oleh penurunan temperatur tiba-tiba Transisi Gelas Titik gelas: daerah pada mana polimer berada dalam keadaan transisi gelas Temperatur gelas, Tg: titik tengah temperatur pada mana polimer berada dalam transisi gelas
  • 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Tm dan Tg polimer:  Bentuk ikatan  bobot molekul  derajat percabangan rantai  jenis gugus samping pembentuk polimer  taktisitas
  • 10. Kristalisasi Polimer Derajat kristalinitas, c, polimer bergantung pada:  laju pendinginan  jenis monomer  jenis arsitektur rantai  struktur stereoregular rantai  arsitektur monomer dalam kopolimer Cara penentuan derajat kristalinitas polimer: s= kerapatan satuan perulangan a= kerapatan total bagian amorf c= kerapatan total bagian kristal
  • 11. Contoh: 1. Tentukan kerapatan total polietilen dalam sel satuan ortorombik dengan panjang rusuk masing-masing 0,494 nm, 0,741 nm dan 0,255 nm yang mengandung 2 monomer etilen tiap sel satuan! 2. Tentukan derajat kristalinitas polietilen yang memiliki kerapatan 0,925 g/cm3 dengan kerapatan total bagian amorf 0,870 g/cm3!
  • 12. model fringed micelle 2-D Model – model Kristalisasi dalam Polimer Dibentuk oleh Hengstenberg dan Mark (1928) Bagian tidak teratur memisahkan bagian kristalit Bagian amorf jika bersifat gelas akan menghasilkan kondisi plastis yang kaku Ketika berada di atas titik gelas, Tg, bagian amorf menjadi lebih elastis (rubbery) dan tergandeng bersama oleh bagian kristal yang keras menjelaskan kondisi leathery pada plastik
  • 13. Model Rantai Lipat/Lembaran (Folded-Chain/Lamellar Model) Dibentuk oleh Storks (1938) Dalam kesetimbangan termal: konformasi/pengaturan molekul untuk membentuk kristal dan cara molekul-molekul tersebut membentuk tumpukan haruslah terkait dengan minimum dari Energi bebas Gibbs, G. Hubungan antara ketebalan,l, lapisan dan parameter-parameter termodinamik diberikan oleh persamaan Thompson–Gibbs :
  • 14. dengan adalah energi bebas permukaan per satuan luas, h adalah pertambahan entalpi per satuan massa leburan dan Adalah temperatur lebur pada kesetimbangan Ketika temperatur suatu leburan diturunkan dibawah Tm leburan tersebut maka terjadi kristalisasi yang bergantung pada derajat supercooling: dengan Tc adalah temperatur pada mana kristalisasi terjadi dan T adalah beda temperatur lebur antara dua lapisan polimer yang memiliki tebal berbeda
  • 15. Contoh: Suatu sampel polietilen yang mengandung lembaran rantai dengan ketebalan 30 nm dan 15 nm, melebur pada T1 = 131,2o C dan T2 = 121,2o C . Jika energi bebas permukaan polimer 93 mJ/m2 dan kerapatan kristal 1 x 103 kg/m3 sehingga menimbulkan peningkatan entalpi per satuan massa sebesar 2,55 x 105 J/kg, tentukan temperatur lebur kesetimbangan!
  • 16. model rantai lurus (extended-chain) Mengandung rantai-rantai lurus dengan panjang sekitar 200 nm Bersifat sangat getas (brittle) karena meskipun mempunyai derajat kristalinitas tinggi, polimer jenis rantai lurus mempunyai sela di antara bagian kristal
  • 17. model spherulites Terdiri atas agregat/butiran tumpukan lapisan kristal Hubungan antara jejari sperulit, R, dan sudut yang terkait maksima dari intensitas hamburan hasil pengukuran menggunakan metode hamburan cahaya:
  • 19. a) bundel; b) meander (berkelok-kelok) dan c) gulungan acak (random coil) Model-model amorf
  • 20. Efek Temperatur terhadap Modulus Young Efek Temperatur terhadap Modulus Young, E, polietilen kerapatan rendah (low- density polyethylene, LDPE) ELDPE meningkat tajam seiring penurunan T
  • 21. Viskoelastisitas Akibat temperatur: -Pada T rendah: polimer bersifat elastis memenuhi hukum Hooke - pada T tinggi: polimer menjadi kental (viscous) - pada T medium: polimer bersifat antara elastis dan kental kondisi viskoelastis Beda keadaan elastis dan viscous: - deformasi elastis bersifat sesaat - deformasi viscous bersifat tidak instan respon terhadap tegangan bersifat gayut waktu Sifat viskoelastisitas polimer bergantung pada T dan t
  • 22. Daerah-daerah transisi dalam kondisi viskoelastis: 1. Daerah gelas 2. daerah menyerupai kulit 3. daerah menyerupai karet 4. daerah menyerupai aliran karet 5. daerah aliran kental (1) (2) (3) (4) (5)
  • 23. 1. Daerah gelas: wilayah pada mana cairan tidak mengkristal selama proses pendinginan 2. daerah menyerupai kulit: wilayah antara karet dan gelas yang terkait dengan perubahan drastis dari keadaan cair keadaan menyerupai karet keadaan padat/kaku (daerah transisi gelas) 3. daerah menyerupai karet: bagian elastis 4. daerah menyerupai aliran karet: elastis+kental 5. daerah aliran kental/cair Er(t) menurun drastis deformasi terhadap polimer kental biasa dinyatakan dalam bentuk parameter viskositas: ukuran ketahanan untuk mengalir terhadap regangan
  • 24. Parameter-parameter penentu viskoelastisitas polimer: 1. Modulus relaksasi, Er(t) 2. Pemuluran viskoelastis (viscoelastic creep), Ec(t) Modulus relaksasi, Er(t) Cara pengukuran: bahan diregangkan selama waktu tertentu, (t), dengan temperatur dijaga konstan: ; o = tingkat regangan yang dijaga konstan Secara umum: T >> Er(t) <<< hingga faktor 103 kali
  • 25. Pemuluran viskoelastis (viscoelastic creep), Ec(t) Deformasi gayut waktu yang diperoleh ketika tegangan dijaga konstan Cara pengukuran: memberikan tegangan konstan dan regangan diukur sebagai fungsi waktu: ; o = tegangan konstan (t) = regangan yang gayut waktu
  • 26. Dengan nilai regangan bersumber dari hasil deformasi elastis, eel, dan viskous, evis, sehingga didefinisikan modulus viskoelastisitas sebagai: Eve(T) untuk polimer a) kristalin; b) jaringan silang dan c) amorf Eve> Eve 3 : polimer bersifat berupa gelas Eve 3>E> Eve 2: polimer bersifat berupa kulit Eve 2>E> Eve: polimer bersifat berupa karet E<Eve: polimer bersifat viskous