Buku siswa mencakup materi aritmatika sosial seperti harga pembelian, harga penjualan, untung, rugi, diskon, pajak, dan bunga. Tujuannya adalah mengintegrasikan konsep-konsep matematika ke dalam konteks kehidupan nyata untuk membantu siswa memahami aplikasinya.
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
ARITMATIKA SOSIAL
1. BUKU SISWA
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar :
2.1 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika
serta rasa percya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.
2.2 Menggunakan konsep aljabar dalam menyelesaikan masalah aritmatika sosial
sederhana.
2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya
teman dalam interaksi kelompok maupun aktifitas sehari-hari.
2. ARITMATIKA SOSIAL
Pembelajaran Aritmatika Sosial
(Matematika), Aritmatika Sosial sub BAB
dari pelajaran matematika yang
membahas mengenai untuk dan rugi
suatu USAHA ataupun Operator Pada
Matematika, seperti Penjumlahan dan
pengurangan perkalian dsb, pada
Pembelajaran Aritmatika Sosial yang di
pelajari adalah Harga pembelian, harga
penjualan, untung, dan rugi
dsb.Permasalahan ini mencakup tentang
materi aritmetika sosial.
Tujuan pembelajarannya adalah mengintegrasikan apa yang telah siswa
pelajari mengenai konsep bunga tabungan. Problem open-ended ini disajikan
dengan maksud mengemukakan permasalahan dalam konteks yang sederhana
dan mudah sehingga dapat direspon oleh siswa dengan cepat.Dalam
pembelajaran biasa, siswa sering kali disuruh untuk menentukan besarnya
bunga yang diterima dalam kurun waktu tertentu (biasanya tahun/bulan) dan
dengan modal yang sudah ditetapkan, akan tetapi dalam soal ini siswa dituntut
untuk dapat mengembangkan konsep bunga yang telah mereka kenal tetapi
disertai dengan penyelesaian atau cara-cara yana fleksibel dan berbeda untuk
berpikir bagaimana menemukan jawaban yang ditanyakan melalui hal-hal yang
diketahui.oleh karena itu pemahaman yang telah mereka dapatkan akan dapat
terintegrasi dengan konsep-konsep secara baik jika siswa memiliki perspektif
yang mereka peroleh dari hubungan keterkaitan antar komponen-komponen
yang berelasi.
3. Nilai Suatu Barang
Pernahkah kamu mendengar kata uang? Tentu hal ini tidak asing bagi
kehidupan kita. Uang jugamerupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-
hari baik individu maupun kelompok. Materi matematika yang menyangkut
kehidupan sosial, terutama penggunaan mata uang dikenal dengan nama
“Aritmetika Sosial”. Dalam masyarakat modern, kehidupan manusia sangat dekat
dengan penggunaan uang.Hampir setiap aktivitas berkaitan dengan penggunaan
uang, baik digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga,
kegiatan usaha perorangan dan badan maupun dalam bidang pemerintahan.
Uang juga menjadi penentu nilai dari suatu barang, Jadi apa sebenarnya uang?
Apa fungsi uang tersebut?
Harga pembelian, harga penjualan, untung, dan rugi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai atau melakukan
kegiatan jual beli atau perdagangan.Dalam perdagangan terdapat penjual dan
pembeli.Jika kita ingin memperoleh barang yang kita inginkan maka kita harus
melakukan pertukaran untuk mendapatkannya.Misalnya penjual menyerahkan
barang kepada pembeli sebagai gantinya pembeli menyerahkan uang sebagai
penganti barang kepada penjual. Seorang pedagang membeli barang dari pabrik
untuk dijual lagi dipasar.Harga barang dari pabrik disebut modal atau harga
pembelian sedangkan harga dari hasil penjualan barang disebut harga
penjualan.Dalam perdagangan sering terjadi dua kemungkinan yaitu pedaganG
mendapat untung dan rugi.
1. Pemahaman mengenai Untung
Untuk memahami pengertian untung perhatikan contoh berikut:
Pak Umar membeli sebidang tanah dengan harga Rp 10.000.000,- kemudian
karena ada suatu leperluan pak Umar menjual kembali sawah tersebut dengan
4. harga Rp 11.500.000,-. Ternyata harga penjualan lebih besar dibanding harga
pembelian, berarti pak Umar mendapat untung.
Selisih harga penjualan dengan harga pembelian
= Rp 11.500.000 - Rp 10.000.000,-
= Rp1.500.000,-
Jadi pak Umar mendapatkan untung sebesar Rp 1.500.000,-Berdasarkan
contoh diatas, maka dapat ditarik kesimpulan: Penjual dikatakan untung jika jika
harga penjualan lebih besar dibanding dengan harga pembelian.
2. Pemahaman Mengenai Rugi
Ruri membeli radio bekas dengan harga Rp 150.000,- radio itu diperbaiki
dan menghabiskan biaya Rp 30.000,- kemudian Ruri menjual radio itu dan terjual
dengan harga Rp 160.000,-
Modal (harga pembelian) = Rp 150.000,- + Rp 30.000, = Rp 180.000,-
Harga penjualan = Rp 160.000,-
Ternyata harga jual lebih rendah dari pada harga harga pembelian, jadi
Ruri mengalami rugi.
Selisih harga pembelian dan harga penjualan = Rp 180.000,- – Rp 160.000,-
= RP 20.000,-
Berdasarkan uraian diatas penjual dikatakan rugi jika harga penjualan
lebih rendah dibanding harga pembelian.
3. Harga pembelian dan harga penjualan
Telah dikemukakan bahwa besar keuntungan atau kerugian dapat
dihitung jika harga penjualan dan harga pembelian telah diketahui.
RUMUS Untung = harga jual – harga beli
RUMUS Rugi = harga beli – harga jual
5. Persentase untung dan rugi
1. Menentukan Persentase Untung atau Rugi
Pada persentase untung berarti untung dibanding dengan harga
pembelian, dan persentase rugi berarti rugi dibanding harga pembelian.
Contoh:
a). Seorang bapak membeli sebuah mobil seharga Rp 50.000.000, karena sudah
bosan dengan mobil tersebut maka mobil tersebut dijual dengan harga Rp
45.000.000,. Tentukan persentase kerugiannya!
Jawab:
Harga beli= Rp 50.000.000
Harga jual= Rp 45.000.000
Rugi = Rp 50.000.000 – Rp 45.000.000
= Rp 5.000.000
Rp 5.000.000/ Rp 50.000.000 x 100% = Rp 10 %
Jadi besar persentase kerugiannya adalah 10%.
Untung = harga jual – harga beli
Maka dapat diturunkan dua rumus yaitu:
1. Harga jual = harga beli + Untung
2. Harga beli = harga jual – harga untung
Rugi = harga beli – harga jual
Maka dapat diturunkan rumus :
1. Harga beli = harga jual + Rugi
2. Harga jual = harga beli – Rugi
Persentase Untung = untung / harga beli X 100 %
Persentase Rugi = rugi / harga beli X 100 %
6. b). Seorang pedagang membeli gula 5 kg dengan harga Rp 35.000, kemudian
dijual dengan harga Rp 45.000, Berapakah besar persentase keuntungan
pedagang tersebut?
Jawab:
Harga beli Rp 35.000,
Harga jual Rp 45.000,
Untung = Rp 45.000 – Rp 35.000
= Rp 10.000
Persentase untung = untung / harga beli X 100 %
= 10.000/ 35.000 X 100 %
= 28,57 %
Jadi persentase keuntungan adalah 28,57 %
2.Menentukan harga pembelian atau harga penjualan berdasarkan
persentase untung atau rugi
Contoh:
Seorang pedagang membeli ikan seharga Rp 50.000 / ekor. Jika pedagang
tersebut menghendaki untung 20 % berapa rupiahkah ikan tersebut harus
dijual?
Jawab:
Harga beli Rp 50.000
Untung 20 % dari harga beli = Rp 10.000
Harga jual = harga beli + untung
= Rp 50.000 + Rp 10.000
= Rp 60.000
Jadi pedagang itu harus menjual dengan harga Rp 60.000.
Persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian
(modal) kecuali ada keterangan lain.
7. Bruto, Tara dan Netto
Pak Ali seorang pedagang beras, sebelum beras dikeluarkan dari karung,
beras dan karungnya ditimbang ternyata beratnya 60 kg. Berat beras dan karung
itu dinamai bruto. Setelah beras dikeluarkan dari karungnya, beras ditimbang
beratnya 59,5 kg. Berat beras 59,5 kg itu dinamai netto. Kemudian karung
ditimbang juga diketahui beratnya 0,5 kg. Berat karung 0,5 kg itu dinamai tara.
Bruto Tara Netto
1. Pengertian Bruto, Netto, Tara
Bruto
Bruto adalah berat kotor yaitu berat suatu barang beserta dengan
tempatnya.
Netto
Netto adalah berat bersih yaitu berat suatu barang setelah dikurangi
dengan tempatnya.
Tara
Tara adalah potongan berat yaitu berat tempat suatu barang.
2. Hubungan antara bruto, netto, tara
Bruto, netto dan tara adalah istilah-istilah yang berkaitan dengan berat
barang. Bruto adalah berat kotor suatu barang yaitu berat bersih dan berat
8. kemasan. Netto adalah berat bersih atau berat sebenarnya dari suatu barang.
Sedangkan tara adalah potongan berat suatu barang, yaitu berat kemasan.
3. Rumus hubungan antara bruto, netto dan tara
a. Rumus untuk menghitung netto
b. Rumus untuk menghitung Bruto
c. Rumus untuk menghitung tara
Jika diketahui persen tara dan bruto, maka untuk mencari tara dapat
menggunakan rumus :
d. Rumus mencari persentase
Netto = Bruto - Tara
Bruto = Netto + Tara
Tara = Bruto - Netto
Tara = Persen Tara x Bruto
Netto = Bruto x 100 – Tara
100
Bruto = Netto x 100
100 - Tara
Tara = 1 – Netto x 100%
Bruto
9. e. Rumus untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara)
4. Contoh Soal tentang bruto, netto dan tara
1. Sebuah karung gabah bertuliskan Bruto = 73 kg dan netto = 71, 5 kg.
Berapakah taranya ?
Jawab:
Tara = Bruto – Netto
= 73 kg – 71, 5 kg
= 1, 5 kg
2. Ibu membeli 5 buah kaleng susu. Di setiap kaleng susu tertulis netto 1 kg.
setelah ditimbang ternyata berat seluruh kaleng susu adalah 6 kg. Berapa
bruto dan tara setiap kaleng?
Jawab:
Bruto untuk setiap kaleng adalah
Jumlah berat keseluruhan kaleng susu : jumlah keseluruhan kaleng susu
Bruto = 6 kg : 5
= 1, 2 kg
Tara untuk setiap kaleng adalah
Tara = bruto kaleng susu – netto kaleng susu
= 1, 2 kg – 1 kg
= 0, 2 kg
3. Sebuah karung pupuk bertuliskan bruto = 47 kg, tara = 0,5 kg. berapakah
nettonya?
Jawab: Netto = Bruto – Tara
= 47 kg – 0,5 kg = 46,5 kg
Harga Bersih = netto x harga per satuan berat
10. 4. Lengkapi daftar berikut ini:
Bruto (Kg) Netto (kg) Tara (Kg)
132 130 …
… 47 3
34 … 1
… 421, 5 9
Jawab :
a. Bruto = 132 kg, Netto = 130 kg
Tara = bruto – netto
= 132 kg – 130 kg
= 2 kg
b. Netto = 47 kg, Tara = 3 kg
Bruto = netto + tara
= 47 kg + 3 kg
= 50 kg
c. Bruto = 34 kg, tara = 1 kg
Netto = bruto – tara
= 34 kg – 1 kg
= 33 kg
d. Netto = 421, 5 kg, tara 9 kg
Bruto = netto + tara
= 421, 5 kg + 9 kg
= 430, 5 kg
Diskon, Pajak dan Bunga
Rabat adalah potongan harga atau lebih dikenal dengan diskon.Rabat artinya
potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon.Dalam pemakaiannya
terdapat perbedaan istilah antara rabat dan diskon.Istilah rabat digunakan oleh
produsen kepada grosir, agen atau pengecer.Sedangkan diskon digunakan oleh
grosir, agen atau pengecer kepada konsumen.
11. Contoh:
Sebuah toko memberikan diskon 15 %, budi membeli sebuah rice cooker dengan
harga Rp 420.000. berapakah harga yang harus dibayar budi?
Jawab:
Harga sebelum diskon = Rp 420.000
Potongan harga = 15 % x Rp 420.000 = Rp 63.000
Harga setelah diskon = Rp 420.000 – Rp 63.000 = Rp 375. 000
Jadi budi harus membayar Rp 375.000
Berdasarkan contoh diatas dapat diperoleh rumus:
Pajak adalah suatu kewajiban dari masyarakat untuk menterahkan
sebagian kekayaannya pada negara menurut peraturan yan di tetapkan oleh
negara.Pegawai tetap maupun swasta negeri dikenakan pajak dari penghasilan
kena pajak yang disebut pajak penghasilan (PPh).Sedangkan barang atau
belanjaan dari pabrik, dealer, grosor, atau toko maka harga barangnya dikenakan
pajak yang disebut pajak pertambahan nilai (PPN).
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Pegawai negeri atau pegawai tetap pada perusahaan swasta dikenakan pajak
atas penghasilan kena pajaknya yang disebut dengan Pajak Penghasilan (PPh).
Pajak penghasilan (PPh) dinyatakan dalam persen, umumnya 15%. Dengan
adanya pajak penghasilan, didapat hubungan:
Harga kotor adalah harga sebelum didiskon
Harga bersih adalah harga setelah didiskon
Harga kotor adalah harga sebelum didiskon
Harga bersih adalah harga setelah didiskon
Harga kotor adalah harga sebelum didiskon
Harga bersih adalah harga setelah didiskon
Harga bersih = neto x harga persatuan
berat
Gaji yang diterima pegawai = gaji bruto (mula-mula) – pajak
penghasilan
12. b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak pertambahan nilai dikenakan kepada barang-barang yang di beli oleh
konsumen. Pajak pertambahan nilai (PPN) dinyatakan dalam persen,
umumnya 10%. Dengan adanya pajak pertambahan nilai, maka diperoleh
hubungan :
Contoh:
Seorang ibu mendapat gaji sebulan sebesar Rp 1.000.000 dengan penghasilan
tidak kena pajak Rp 400.000. jira besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10 %
berapakah gaji yang diterima ibu tersebut?
Jawab:
Diketahui: Pesar penghasilan Rp 1.000.000
Penghasilan tidak kena pajak Rp 400.000
Pengahasilan kena pajak = Rp 1.000.000 – Rp 400.000
= Rp 600.000
Pajak penghasilan 10 %
Ditanya: gaji yang diterima ibu tersebut
Jawab:
Besar pajak penghasilan = 10 % x Rp 600.000
= Rp 60.000
Jadi besar gaji yang diterima ibu tersebut = Rp 1.000.000 – Rp 60.000
= Rp 940.000
Bunga tabungan (Bunga Tunggal)
Jika kita menyimpan uang dibank jumlah uang kita akan bertambah, hal itu
terjadi karena kita mendapatkan bunga dari bank. Jenis bunga tabungan yang
akan kita pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya
Harga beli konsumen = harga mula-mula + pajak pertambahan nilai
13. modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya
turut berbunga maka jenis bunga tersebut disebut bunga majemuk.
Contoh:
Rio menabung dibank sebesar Rp 75.000 dengan bunga 12% per tahun. Hitung
jumlah uang rio setelah enam bulan.
Jawab:
Besar modal (uang tabungan) = Rp 75.000
Bunga 1 tahun 12 % = Bunga 6 bulan = Rp 4500
Jadi jumlah uang Rio setelah disimpan selama enam bulan menjadi:
Rp 75.000 + Rp 4500= Rp 79.500
Bunga 1 tahun = persen bunga x modal
Bunga n bulan = x persen bunga x modal
= x bunga 1 tahun