SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
ASUHAN NIFAS dan KB
Midwifery up date
Ikatan Bidan Indonesia
Asuhan Nifas
Asuhan Masa Nifas adalah
pelayanan kesehatan yang
diberikan bagi ibu dan bayi baru
lahir dalam kurun waktu 6 jam
sampai 42 hari setelah
melahirkan, yang dilaksanakan
secara terintegrasi dan
komprehensif.
JADWAL KUNJUNGAN NIFAS
 Kunjungan I : 6 - 48 jam setelah persalinan
 Kunjungan II : 3 - 7 hari setelah persalinan
 Kunjungan III : 8 - 28 hari setelah persalinan
 Kunjungan IV : 29 - 42 hari setelah persalinan
Ruang lingkup pelayanan masa nifas
 Pemeriksaan tanda-tanda vital
 Pemeriksaan tinggi fundus uteri
 Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
 Pemeriksaan jalan lahir
 Pemeriksaan Payudara dan anjuran pemberian
ASI Ekslusif
 Pemberian kapsul vitamin A
 Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada
masa nifas
 Pelayanan Konseling dan Kontrasepsi
pascapersalinan
Pelayanan Nifas pada masa Pandemi covid-19
Jenis Pelayanan Zona Hijau (tidak
terdampak/tidak ada kasus
Zona kuning (Risiko
Rendah), Orange (Risiko
sedang), Merah (Risiko
tinggi)
Kunjungan 1:
6 jam - 2 hari setelah
persalinan
Kunjungan nifas 1 bersamaan dengan kunjungan
neonatal 1 dilakukan di fasyankes
Kunjungan 2 :
3 - 7 hari setelah
persalinan
Pada kunjungan nifas 2,3
dan 4 bersamaan dengan
kunjungan neonatal 2 dan 3
dilakukan kunjungan rumah
oleh nakes didahului dengan
janji temu dan menerapkan
protkes. Apabila diperlukan
dapat dilakukan kunjungan
ke Fasyankes dengan
didahului janji
temu/teleregistrasi
Pada kunjungan nifas 2,3
dan 4 bersamaan dengan
kunjungan neonatal 2
dan 3 dilakukan melalui
media komunikasi/secara
daring, baik untuk
pemantauan maupun
edukasi. Apabila
sangatdiperlukan dapat
dilakukan kunjungan
rumah oleh nakes
didahului oleh janji temu
dan menerapkan protkes
baik nakes maupun ibu
dan keluarga
Kunjungan 3 :
8 - 28 hr setelah
persalinan
Kunjungan 4 :
29 - 42 hr setelah
persalinan
Pelayanan Kontrasepsi
KONSELING
Dalam Pelayanan Kontrasepsi, Konseling memegang
peranan yang paling penting.
Dengan melakukan konseling yang baik :
 Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai
dengan kebutuhan reproduksinya
 Klien puas terhadap pilihannya sehingga dapat mengurangi
keluhan atau penyesalan
 Memberdayakan klien untuk menentukan metode dan lama
penggunaan alat kontrasepsi
 Klien memahami semua manfaat yang akan diperoleh dan
siap untuk mengantisipasi berbagai efek samping yang
mungkin akan terjadi
 Membangun rasa saling percaya
PRINSIP KONSELING MENGGUNAKAN ALAT BANTU
 Klien yang membuat keputusan
 Provider membantu klien
menimbang dan membuat
keputusan yang paling tepat bagi
klien
 Sejauh memungkinkan keinginan
klien dihargai / dihormati
 Provider menanggapi
pernyataan, pertanyaan ataupun
kebutuhan klien
 Provider harus mendengar apa
yang dikatakan klien untuk
mengetahui apa yang harus ia
lakukan selanjutnya
KONSELING MENGGUNAKAN STRATEGI
KONSELING BERIMBANG KB
Ada 4 alat bantu (visual memory aids)
yang di gunakan untuk membantu
konseling SKB KB:
Diagram bantu,
Kartu konseling,
Brosur macam-macam kontrasepsi
Roda klop
Tiga tahap Strategi Konseling Berimbang:
1. Tahap Sebelum Pemilihan
2. Tahap Pemilihan
3. Tahap Setelah Pemilihan
TAHAP
SEBELUM
PEMILIHAN
TAHAP
PEMILIHAN
TAHAP SETELAH
PEMILIHAN
4 K Proses Pengambilan Keputusan
 KONDISI masalah yang dihadapi
 Daftar KEMUNGKINAN pilihan atau alternatif
keputusan
 Timbang KONSEKUENSI dari setiap pilihan yang ada
 Buat KEPUTUSAN dan tinjau kembali apakah
keputusan itu sudah merupakan pilihan terbaik.
PENAPISAN KEHAMILAN
 Untuk melakukan penapisan kehamilan, ajukan 6 pertanyaan berikut :
 Apakah klien pantang sanggama sejak haid terakhir ?
 Apakah klien baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu ?
 Apakah klien mempunyai bayi berumur kurang dari 6 bulan dan
menyusui secara ekslusif serta belum mendapat haid ?
 Apakah klien masih dalam 7 hari pertama siklus haid ?
 Apakah klien mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir ?
 Apakah klien sedang menggunakan kontrasepsi secara tepat dan
konsisten ?
Jika klien menjawab “TIDAK” pada SEMUA pertanyaan, maka
kemungkinan kehamilan tidak dapat disingkirkan
Jika klien menjawab “YA” pada MINIMAL salah satu pertanyaan, maka
kemungkinan kehamilan dapat disingkirkan, klien dapat menggunakan
metode kontrasepsi
Tingkat Efektifitas Metode Kontrasepsi
Nilai 0 – 1: Sangat Efektif 2 – 9: Efektif > 9: Kurang Efektif
Efektifitas Metode
Kontrasepsi
Kehamilan per 100 perempuan dalam 12
bulan pertama pemakaian
Digunakan secara
biasa
Digunakan secara
tepat dan konsisten
Sangat Efektif Implan
Vasektomi
Suntikan Kombinasi
Suntikan Progestin
Tubektomi
AKDR T Cu 380 A
0,05
0,15
2
3
0,5
0,8
0,05
0,01
0,05
0,3
0,5
0,3
Sangat efektif bila
dipakai secara tepat
dan konsisten
Metode Laktasi Amenore
Pil Kontrasepsi Kombinasi
Pil Progestin (non-laktasi)
2
8
8
0,9
0,3
0,5
Efektif bila dipakai
secara tepat dan
konsisten
Kondom Pria
Sanggama Terputus
Diafragma + Spermasida
KB Alamiah
Kondom Perempuan
Spermasida
Tidak menggunakan
Kontrasepsi
15
27
16
26
21
29
85
2
4
6
4
5
18
85
PENGGUNAAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL
FASE
MENUNDA KEHAMILAN
FASE
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
FASE
TIDAK INGIN HAMIL LAGI
3 – 5 TH
• pil
• IUD
• sederhana
• Implan
• suntikan
• IUD
• suntikan
• minipil
• pil
• implant
• sederhana
• Steril
• IUD
• Implan
• suntikan
• pil
• sederhana
20 35
URUTAN PEMILIHAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL
Klasifikasi Persyaratan Medis (WHO)
 1 : Tidak ada pembatasan apapun dalam
penggunaan kontrasepsi
 2 : Manfaat lebih besar dari risiko
 3 : Risiko lebih besar dari manfaat
 4 : Tidak ada manfaat kecuali risiko
Kontrasepsi Hormon KOMBINASI (KHK)
Pil (KPK) dan suntik (KSK)
KHK tidak dapat digunakan pada klien dengan :
 TD > 140/90
 Sedang menggunakan obat-obat anti konvulsi, obat TBC
 Migren dengan aura
 Usia > 35 th dan merokok > 15 batang per hari
 Penderita penyakit kardiovaskuler
 Tromboemboli vena
 Penyakit Hepar.
Interaksi obat ( Pil )
 Obat2an: rifampisin, barbiturat, fenitoin,
griseofulfin dan karbamazepin dapat mengurangi
efek kontrasepsi pil sehingga angka kegagalan
lebih tinggi.
 Antibiotika seperti ampisilin dan doksisiklin, dapat
mengurangi flora bakteri usus yang berperan
dalam daur ulang etinilestradiol sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hormon.
 Beberapa jenis jamu juga dapat mengurangi efek
kontrasepsi pil.
Waktu Penggunaan KSK
 Dalam 7 hari awal siklus menstruasi: KSK pertama
dapat diberikan. Tidak diperlukan perlindungan
kontrasepsi tambahan.
 Lebih dari 7 hari awal siklus menstruasi : KSK
pertama dapat diberikan jika cukup yakin bahwa
wanita tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh
berhubungan seksual dalam 7 hari setelah
pemberian KSK, atau harus menggunakan
kontrasepsi tambahan.
KSK ULANGAN
 KSK ulangan harus diberikan setiap empat minggu.
 KSK ulangan dapat diberikan 7 hari lebih awal tetapi
dapat mengganggu pola perdarahan.
 KSK ulangan dapat diberikan hingga 7 hari terlambat
tanpa memerlukan perlindungan kontrasepsi tambahan.
 Jika pengguna tersebut terlambat lebih dari 7 hari untuk
suntikan ulangan, klien dapat diberikan suntikan jika
cukup yakin bahwa dia tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual dalam 7 hari setelah
pemberian KSK, atau harus menggunakan perlindungan
kontrasepsi tambahan. Jika diperlukan, penggunaan
kontrasepsi darurat dapat dipertimbangkan.
Keadaan yang perlu mendapatkan perhatian
 Nyeri dada hebat atau nafas
pendek.
 Sakit kepala hebat, atau
gangguan penglihatan.
 Nyeri tungkai hebat.
 Tidak terjadi perdarahan atau
spotting selama 7 hari sebelum
suntikan berikutnya,
 Kemungkinan ada bekuan darah
di paru atau serangan jantung
 Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migren
 Kemungkinan terjadi sumbatan
pembuluh darah pada tungkai
 Pastikan kemungkinan terjadi
kehamilan.
KONTRASEPSI HORMON PROGESTIN (KHP)
Pil (KPP), Suntik (KSP) dan Implant
23
EFEK SAMPING DARI KSP
EFEK SAMPING
 Amenore
 Perdarahan Ireguler
 Kenaikan Berat badan
 Sefalgia
PENANGANAN
 Jelaskan bahwa hal tsb normal
terjadi pada sebagian besar
pengguna
 Gunakan ibuprofen 3 x 800 mg
selama 5 hari atau KPK 1 siklus
 Lakukan pola diet atau rujuk ke
ahli gizi
 Berikan salah satu : aspirin, ibu
profen, paracetamol
Waktu pemberian KSP (ulangan)
 Suntikan ulangan DMPA harus diberikan setiap tiga
bulan.
 Suntikan ulangan DMPA dapat diberikan hingga 2
minggu lebih awal dan dapat diberikan hingga 4
minggu terlambat tanpa memerlukanperlindungan
kontrasepsi tambahan.
 Jika klien terlambat lebih dari 4 minggu untuk
mengulang suntikan DMPA, dapat diberikan jika yakin
klien tidak hamil dan tidak boleh berhubungan
seksual atau dapat menggunakan perlindungan
kontrasepsi tambahan dalam 7 hari kedepan atau
pertimbangkan untuk penggunaan kontrasepsi
darurat, jika perlu.
KETERBATASAN
 Gangguan haid. Siklus haid memendek
atau memanjang, perdarahan banyak
atau sedikit, spotting atau tidak haid
sama sekali
 BB meningkat
 Terlambatnya kesuburan
 Pada penggunaan jangka panjang
terjadi perubahan lipid serum,
menurunkan densitas tulang, vagina
kering, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, nervositas dan
jerawat
IMPLANT
 Implan 2 batang
 Implan 1 batang
Waktu pemasangan Implan
 jika diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
 Jika diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari
 Bila klien tidak mendapat haid, Implan dapat diberikan
setiap saat, asal dapat dipastikan klien tidak hamil. Klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari
lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
selama 7 hari
Klasifikasi penggunaan Implan
menurut WHO :
 Tekanan Darah 140 – 159 / 90 klasifikasi 1
 Tekanan darah > 160 /100 klasifikasi 2
 Penyakit Hepar ( Tumor hati ) klasifikasi 3
 Kanker Payudara klasifikasi 4
Keuntungan Kontrasepsi Implant
 Sangat efektif (0.05–1 kehamilan per 100 wanita
dalam tahun pertama pemakaian)
 Segera bekerja efektif (< 24 jam)
 Metode jangka panjang (perlindungan sehingga 3
tahun)
 Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum
pemakaian
 Tidak mengganggu proses sanggama
 Tidak berpengaruh pada produksi ASI
 Dapat dipasang segera pada klien post partum
30
Penanganan efek samping atau
masalah yang ditemukan
Masalah
 Amenore
 Ekspulsi
 Infeksi pada daerah
insersi
 Berat badan bertambah
Penanganan
 Jelaskan bahwa hal tersebut normal
terjadi pada sebagian besar pengguna
 Bila tidak ada tanda infeksi, dan
kapsul yang lain masih baik, pasang 1
kapsul ditempat insersi berbeda. Bila
ada tanda2 infeksi, cabut kapsul,
pasang kapsul baru ditempat berbeda.
 Tanpa nanah, bersihkan dengan sabun
antiseptik dan berikan antibiotika
yang sesuai selama 7 hari. Implan
jangan dilepas
 Jelaskan bahwa hal tersebut normal.
Kaji ulang diet. Jika klien tidak dapat
menerima hal tersebut, ganti dengan
metode lain
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)
32
Copper-releasing:
 Copper T 380A
 Nova T
 Multiload 375
Progestin-releasing:
 Progestasert
 Mirena (LNG-20)
Keuntungan Kontraseptif
 Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun
pertama penggunaan (Tembaga T 380A)
 Segera efektif dan efek sampingnya sedikit
 Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika
menggunakan Tembaga T 380A)
 Tidak mengganggu proses sanggama
 Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
 Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu
kembali ke klinik jika tak ada masalah
 Dapat dipakai sampai menopause ( 6 bln )
 Bisa sebagai kontrasepsi Darurat
 Tidak berinteraksi dengan obat-obatan 33
INFORMASI PENTING DALAM KONSELING
Perlu penjelasan tambahan bagi wanita dengan:
 Stenosis Servikalis
 Anemia (hemoglobin < 9 g/dl atau hematokrit < 27)
 Nyeri haid
 Infeksi ringan pada vagina (kandidiasis atau bakterial
vaginosis) tanpa servisitis
 Gejala penyakit katup jantung katup
34
WAKTU PEMASANGAN AKDR
 Setiap saat selama 12 hari pertama menstruasi atau
dalam siklus berjalan bila diyakini klien tidak hamil
 Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, sampai
48 jam pertama atau setelah 4 sampai 6 minggu
atau setelah 6 bulan menggunakan MLA)
 Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari
pertama) selama tidak ada komplikasi
infeksi/radang panggul
35
Efek samping dan penatalaksanaan
Efek samping
 PERDARAHAN
 KRAM / NYERI
 KELUHAN BENANG
Penatalaksanaan
 Lakukan evaluasi penyebab-penyebab
perdarahan. Jika tak ditemukan penyebab
lainnya, beri non steroidal anti-inflamatori
(NSAID) seperti ibuprofen) selama 5-7 hari
 Cari penyebab nyeri dan beri penanganan
yang sesuai. Jika tidak ditemukan
penyebab-penyebab lainnya berikan
asetaminofen atau ibuprofen setiap hari
pada beberapa hari pertama menstruasi.
 Gunting benang sehingga tidak menonjol
keluar dari mulut rahim. Buat dalam
catatan klien bahwa benang telah dipotong
rata setinggi permukaan serviks (penting
untuk teknik melepas AKDR nantinya).
KONTRASEPSI KONDISI KHUSUS
 KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
 KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN
 KONTRASEPSI DARURAT
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
JENIS
KONTRASEPSI O 48 jam 4 mgg 6 mgg 6 bulan 12 bulan
AKDR
Implan
Tubektomi
Pil Progestin
Hormon Kombinasi
Suntik progestin
MAL
KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN
 Semua jenis kontrasepsi dapat segera
diberikan dalam 7 hari pertama pasca
keguguran.
 AKDR dapat dipasang segera setelah
keguguran trimester kedua apabila tidak
terdapat kasus infeksi.
 Kontrasepsi pasca keguguran trimester 1
sama dengan interval
 Kntrasepsi keguguran trimester 2 sama
dengan pasca persalinan.
Formulasi dan dosis Pil Kontrasepsi Darurat :
Tipe Kontrasepsi Pil Formulasi
Jumlah tablet yang
diminum
Pertama kali 12 jam
kemudian
Pil khusus kondar berisi progestin 1.5 mg LNG 1 0
0.75 mg LNG 2 0
Pil Kombinasi 0.05 mg EE + 0.25 mg LNG 2 2
0.05 mg EE + 0.25 mg LNG 2 2
0.05 mg EE + 0.5 mg
norgestrel
2 2
03 mg EE + 0.15 mg LNG 4 4
0.03 mg EE + 0.125 mg LNG 4 4
0.02 mg EE + 0.1 mg LNG 5 5
Pil khusus kondar berisi Ulipristal 30 mg ulipristal acetat 1 0
PELAYANAN KONTRASEPSI SELAMA MASA PANDEMI
 Akseptor KB sebaiknya tidak mendatangi langsung petugas
kesehatan
 Akseptor yang ingin mendatangi petugas kesehatan harus
membuat janji temu terlebih dulu dengan petugas kesehatan
menggunakan mekanisme teleregistrasi
 Klien dan keluarga harus menerapkan protokol Kesehatan
pada saat akan mendatangi tenaga Kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan
 Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi
harus menggunakan APD yang sesuai standar, sesuai dengan
jenis layanan yang diberikan.
 Pilihan utama adalah metode kontrasepsi jangka panjang
yang reversible.
 Pelayanan kontrasepsi selama situasi pandemi harus tetap
menjaga kualitas dan memenuhi standard operating
procedure (SOP) yang sudah ditentukan.
ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf

More Related Content

Similar to ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf

KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonalpjj_kemenkes
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxvenyAfre
 
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptx
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptxPpt Kespro dan KB TK 2.pptx
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptxMelsaniLedy
 
Bahan Tayang (PPT).pptx
Bahan Tayang (PPT).pptxBahan Tayang (PPT).pptx
Bahan Tayang (PPT).pptxssuser45c7c8
 
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB HormonalKB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonalpjj_kemenkes
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondompjj_kemenkes
 
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...Operator Warnet Vast Raha
 
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxA38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxzaenalmabyan
 
ppt IDDS.pptx
ppt IDDS.pptxppt IDDS.pptx
ppt IDDS.pptxAWWATIT
 
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanZulfina Kaffi
 
Leaflet kb
Leaflet kb Leaflet kb
Leaflet kb askep33
 
Leaflet kb puskesmas
Leaflet kb puskesmasLeaflet kb puskesmas
Leaflet kb puskesmasaskep33
 
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptx
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptxPELAYANAN KIA di KELUARGA.pptx
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptxRANI625137
 

Similar to ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf (20)

KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptx
 
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptx
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptxPpt Kespro dan KB TK 2.pptx
Ppt Kespro dan KB TK 2.pptx
 
Bahan Tayang (PPT).pptx
Bahan Tayang (PPT).pptxBahan Tayang (PPT).pptx
Bahan Tayang (PPT).pptx
 
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB HormonalKB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
 
Sap kb
Sap kbSap kb
Sap kb
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
 
Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikKontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik
 
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...
Konseling tentang pemilihan jenis kb yang nanti akan digunakan ibu yang sudah...
 
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxA38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
 
Keluarga berencana
Keluarga berencanaKeluarga berencana
Keluarga berencana
 
Askeb kb suntik
Askeb kb suntikAskeb kb suntik
Askeb kb suntik
 
Kelebihan dan kekurangan kb
Kelebihan dan kekurangan kbKelebihan dan kekurangan kb
Kelebihan dan kekurangan kb
 
ppt IDDS.pptx
ppt IDDS.pptxppt IDDS.pptx
ppt IDDS.pptx
 
makalah kb
makalah kbmakalah kb
makalah kb
 
Standard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilanStandard asuhan kehamilan
Standard asuhan kehamilan
 
Leaflet kb
Leaflet kb Leaflet kb
Leaflet kb
 
Leaflet kb puskesmas
Leaflet kb puskesmasLeaflet kb puskesmas
Leaflet kb puskesmas
 
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptx
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptxPELAYANAN KIA di KELUARGA.pptx
PELAYANAN KIA di KELUARGA.pptx
 

Recently uploaded

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (20)

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf

  • 1. ASUHAN NIFAS dan KB Midwifery up date Ikatan Bidan Indonesia
  • 2. Asuhan Nifas Asuhan Masa Nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif.
  • 3. JADWAL KUNJUNGAN NIFAS  Kunjungan I : 6 - 48 jam setelah persalinan  Kunjungan II : 3 - 7 hari setelah persalinan  Kunjungan III : 8 - 28 hari setelah persalinan  Kunjungan IV : 29 - 42 hari setelah persalinan
  • 4. Ruang lingkup pelayanan masa nifas  Pemeriksaan tanda-tanda vital  Pemeriksaan tinggi fundus uteri  Pemeriksaan lokhia dan perdarahan  Pemeriksaan jalan lahir  Pemeriksaan Payudara dan anjuran pemberian ASI Ekslusif  Pemberian kapsul vitamin A  Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada masa nifas  Pelayanan Konseling dan Kontrasepsi pascapersalinan
  • 5. Pelayanan Nifas pada masa Pandemi covid-19 Jenis Pelayanan Zona Hijau (tidak terdampak/tidak ada kasus Zona kuning (Risiko Rendah), Orange (Risiko sedang), Merah (Risiko tinggi) Kunjungan 1: 6 jam - 2 hari setelah persalinan Kunjungan nifas 1 bersamaan dengan kunjungan neonatal 1 dilakukan di fasyankes Kunjungan 2 : 3 - 7 hari setelah persalinan Pada kunjungan nifas 2,3 dan 4 bersamaan dengan kunjungan neonatal 2 dan 3 dilakukan kunjungan rumah oleh nakes didahului dengan janji temu dan menerapkan protkes. Apabila diperlukan dapat dilakukan kunjungan ke Fasyankes dengan didahului janji temu/teleregistrasi Pada kunjungan nifas 2,3 dan 4 bersamaan dengan kunjungan neonatal 2 dan 3 dilakukan melalui media komunikasi/secara daring, baik untuk pemantauan maupun edukasi. Apabila sangatdiperlukan dapat dilakukan kunjungan rumah oleh nakes didahului oleh janji temu dan menerapkan protkes baik nakes maupun ibu dan keluarga Kunjungan 3 : 8 - 28 hr setelah persalinan Kunjungan 4 : 29 - 42 hr setelah persalinan
  • 6. Pelayanan Kontrasepsi KONSELING Dalam Pelayanan Kontrasepsi, Konseling memegang peranan yang paling penting. Dengan melakukan konseling yang baik :  Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan reproduksinya  Klien puas terhadap pilihannya sehingga dapat mengurangi keluhan atau penyesalan  Memberdayakan klien untuk menentukan metode dan lama penggunaan alat kontrasepsi  Klien memahami semua manfaat yang akan diperoleh dan siap untuk mengantisipasi berbagai efek samping yang mungkin akan terjadi  Membangun rasa saling percaya
  • 7. PRINSIP KONSELING MENGGUNAKAN ALAT BANTU  Klien yang membuat keputusan  Provider membantu klien menimbang dan membuat keputusan yang paling tepat bagi klien  Sejauh memungkinkan keinginan klien dihargai / dihormati  Provider menanggapi pernyataan, pertanyaan ataupun kebutuhan klien  Provider harus mendengar apa yang dikatakan klien untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan selanjutnya
  • 9. Ada 4 alat bantu (visual memory aids) yang di gunakan untuk membantu konseling SKB KB: Diagram bantu, Kartu konseling, Brosur macam-macam kontrasepsi Roda klop Tiga tahap Strategi Konseling Berimbang: 1. Tahap Sebelum Pemilihan 2. Tahap Pemilihan 3. Tahap Setelah Pemilihan
  • 13. 4 K Proses Pengambilan Keputusan  KONDISI masalah yang dihadapi  Daftar KEMUNGKINAN pilihan atau alternatif keputusan  Timbang KONSEKUENSI dari setiap pilihan yang ada  Buat KEPUTUSAN dan tinjau kembali apakah keputusan itu sudah merupakan pilihan terbaik.
  • 14. PENAPISAN KEHAMILAN  Untuk melakukan penapisan kehamilan, ajukan 6 pertanyaan berikut :  Apakah klien pantang sanggama sejak haid terakhir ?  Apakah klien baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu ?  Apakah klien mempunyai bayi berumur kurang dari 6 bulan dan menyusui secara ekslusif serta belum mendapat haid ?  Apakah klien masih dalam 7 hari pertama siklus haid ?  Apakah klien mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir ?  Apakah klien sedang menggunakan kontrasepsi secara tepat dan konsisten ? Jika klien menjawab “TIDAK” pada SEMUA pertanyaan, maka kemungkinan kehamilan tidak dapat disingkirkan Jika klien menjawab “YA” pada MINIMAL salah satu pertanyaan, maka kemungkinan kehamilan dapat disingkirkan, klien dapat menggunakan metode kontrasepsi
  • 15. Tingkat Efektifitas Metode Kontrasepsi Nilai 0 – 1: Sangat Efektif 2 – 9: Efektif > 9: Kurang Efektif Efektifitas Metode Kontrasepsi Kehamilan per 100 perempuan dalam 12 bulan pertama pemakaian Digunakan secara biasa Digunakan secara tepat dan konsisten Sangat Efektif Implan Vasektomi Suntikan Kombinasi Suntikan Progestin Tubektomi AKDR T Cu 380 A 0,05 0,15 2 3 0,5 0,8 0,05 0,01 0,05 0,3 0,5 0,3 Sangat efektif bila dipakai secara tepat dan konsisten Metode Laktasi Amenore Pil Kontrasepsi Kombinasi Pil Progestin (non-laktasi) 2 8 8 0,9 0,3 0,5 Efektif bila dipakai secara tepat dan konsisten Kondom Pria Sanggama Terputus Diafragma + Spermasida KB Alamiah Kondom Perempuan Spermasida Tidak menggunakan Kontrasepsi 15 27 16 26 21 29 85 2 4 6 4 5 18 85
  • 16. PENGGUNAAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL FASE MENUNDA KEHAMILAN FASE MENJARANGKAN KEHAMILAN FASE TIDAK INGIN HAMIL LAGI 3 – 5 TH • pil • IUD • sederhana • Implan • suntikan • IUD • suntikan • minipil • pil • implant • sederhana • Steril • IUD • Implan • suntikan • pil • sederhana 20 35 URUTAN PEMILIHAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL
  • 17. Klasifikasi Persyaratan Medis (WHO)  1 : Tidak ada pembatasan apapun dalam penggunaan kontrasepsi  2 : Manfaat lebih besar dari risiko  3 : Risiko lebih besar dari manfaat  4 : Tidak ada manfaat kecuali risiko
  • 18. Kontrasepsi Hormon KOMBINASI (KHK) Pil (KPK) dan suntik (KSK) KHK tidak dapat digunakan pada klien dengan :  TD > 140/90  Sedang menggunakan obat-obat anti konvulsi, obat TBC  Migren dengan aura  Usia > 35 th dan merokok > 15 batang per hari  Penderita penyakit kardiovaskuler  Tromboemboli vena  Penyakit Hepar.
  • 19. Interaksi obat ( Pil )  Obat2an: rifampisin, barbiturat, fenitoin, griseofulfin dan karbamazepin dapat mengurangi efek kontrasepsi pil sehingga angka kegagalan lebih tinggi.  Antibiotika seperti ampisilin dan doksisiklin, dapat mengurangi flora bakteri usus yang berperan dalam daur ulang etinilestradiol sehingga terjadi penurunan konsentrasi hormon.  Beberapa jenis jamu juga dapat mengurangi efek kontrasepsi pil.
  • 20. Waktu Penggunaan KSK  Dalam 7 hari awal siklus menstruasi: KSK pertama dapat diberikan. Tidak diperlukan perlindungan kontrasepsi tambahan.  Lebih dari 7 hari awal siklus menstruasi : KSK pertama dapat diberikan jika cukup yakin bahwa wanita tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh berhubungan seksual dalam 7 hari setelah pemberian KSK, atau harus menggunakan kontrasepsi tambahan.
  • 21. KSK ULANGAN  KSK ulangan harus diberikan setiap empat minggu.  KSK ulangan dapat diberikan 7 hari lebih awal tetapi dapat mengganggu pola perdarahan.  KSK ulangan dapat diberikan hingga 7 hari terlambat tanpa memerlukan perlindungan kontrasepsi tambahan.  Jika pengguna tersebut terlambat lebih dari 7 hari untuk suntikan ulangan, klien dapat diberikan suntikan jika cukup yakin bahwa dia tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual dalam 7 hari setelah pemberian KSK, atau harus menggunakan perlindungan kontrasepsi tambahan. Jika diperlukan, penggunaan kontrasepsi darurat dapat dipertimbangkan.
  • 22. Keadaan yang perlu mendapatkan perhatian  Nyeri dada hebat atau nafas pendek.  Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan.  Nyeri tungkai hebat.  Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,  Kemungkinan ada bekuan darah di paru atau serangan jantung  Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi atau migren  Kemungkinan terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai  Pastikan kemungkinan terjadi kehamilan.
  • 23. KONTRASEPSI HORMON PROGESTIN (KHP) Pil (KPP), Suntik (KSP) dan Implant 23
  • 24. EFEK SAMPING DARI KSP EFEK SAMPING  Amenore  Perdarahan Ireguler  Kenaikan Berat badan  Sefalgia PENANGANAN  Jelaskan bahwa hal tsb normal terjadi pada sebagian besar pengguna  Gunakan ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari atau KPK 1 siklus  Lakukan pola diet atau rujuk ke ahli gizi  Berikan salah satu : aspirin, ibu profen, paracetamol
  • 25. Waktu pemberian KSP (ulangan)  Suntikan ulangan DMPA harus diberikan setiap tiga bulan.  Suntikan ulangan DMPA dapat diberikan hingga 2 minggu lebih awal dan dapat diberikan hingga 4 minggu terlambat tanpa memerlukanperlindungan kontrasepsi tambahan.  Jika klien terlambat lebih dari 4 minggu untuk mengulang suntikan DMPA, dapat diberikan jika yakin klien tidak hamil dan tidak boleh berhubungan seksual atau dapat menggunakan perlindungan kontrasepsi tambahan dalam 7 hari kedepan atau pertimbangkan untuk penggunaan kontrasepsi darurat, jika perlu.
  • 26. KETERBATASAN  Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan banyak atau sedikit, spotting atau tidak haid sama sekali  BB meningkat  Terlambatnya kesuburan  Pada penggunaan jangka panjang terjadi perubahan lipid serum, menurunkan densitas tulang, vagina kering, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas dan jerawat
  • 27. IMPLANT  Implan 2 batang  Implan 1 batang
  • 28. Waktu pemasangan Implan  jika diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan  Jika diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari  Bila klien tidak mendapat haid, Implan dapat diberikan setiap saat, asal dapat dipastikan klien tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama 7 hari
  • 29. Klasifikasi penggunaan Implan menurut WHO :  Tekanan Darah 140 – 159 / 90 klasifikasi 1  Tekanan darah > 160 /100 klasifikasi 2  Penyakit Hepar ( Tumor hati ) klasifikasi 3  Kanker Payudara klasifikasi 4
  • 30. Keuntungan Kontrasepsi Implant  Sangat efektif (0.05–1 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian)  Segera bekerja efektif (< 24 jam)  Metode jangka panjang (perlindungan sehingga 3 tahun)  Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian  Tidak mengganggu proses sanggama  Tidak berpengaruh pada produksi ASI  Dapat dipasang segera pada klien post partum 30
  • 31. Penanganan efek samping atau masalah yang ditemukan Masalah  Amenore  Ekspulsi  Infeksi pada daerah insersi  Berat badan bertambah Penanganan  Jelaskan bahwa hal tersebut normal terjadi pada sebagian besar pengguna  Bila tidak ada tanda infeksi, dan kapsul yang lain masih baik, pasang 1 kapsul ditempat insersi berbeda. Bila ada tanda2 infeksi, cabut kapsul, pasang kapsul baru ditempat berbeda.  Tanpa nanah, bersihkan dengan sabun antiseptik dan berikan antibiotika yang sesuai selama 7 hari. Implan jangan dilepas  Jelaskan bahwa hal tersebut normal. Kaji ulang diet. Jika klien tidak dapat menerima hal tersebut, ganti dengan metode lain
  • 32. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) 32 Copper-releasing:  Copper T 380A  Nova T  Multiload 375 Progestin-releasing:  Progestasert  Mirena (LNG-20)
  • 33. Keuntungan Kontraseptif  Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan (Tembaga T 380A)  Segera efektif dan efek sampingnya sedikit  Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan Tembaga T 380A)  Tidak mengganggu proses sanggama  Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas  Tidak mengganggu produksi ASI  Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran  Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu kembali ke klinik jika tak ada masalah  Dapat dipakai sampai menopause ( 6 bln )  Bisa sebagai kontrasepsi Darurat  Tidak berinteraksi dengan obat-obatan 33
  • 34. INFORMASI PENTING DALAM KONSELING Perlu penjelasan tambahan bagi wanita dengan:  Stenosis Servikalis  Anemia (hemoglobin < 9 g/dl atau hematokrit < 27)  Nyeri haid  Infeksi ringan pada vagina (kandidiasis atau bakterial vaginosis) tanpa servisitis  Gejala penyakit katup jantung katup 34
  • 35. WAKTU PEMASANGAN AKDR  Setiap saat selama 12 hari pertama menstruasi atau dalam siklus berjalan bila diyakini klien tidak hamil  Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, sampai 48 jam pertama atau setelah 4 sampai 6 minggu atau setelah 6 bulan menggunakan MLA)  Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari pertama) selama tidak ada komplikasi infeksi/radang panggul 35
  • 36. Efek samping dan penatalaksanaan Efek samping  PERDARAHAN  KRAM / NYERI  KELUHAN BENANG Penatalaksanaan  Lakukan evaluasi penyebab-penyebab perdarahan. Jika tak ditemukan penyebab lainnya, beri non steroidal anti-inflamatori (NSAID) seperti ibuprofen) selama 5-7 hari  Cari penyebab nyeri dan beri penanganan yang sesuai. Jika tidak ditemukan penyebab-penyebab lainnya berikan asetaminofen atau ibuprofen setiap hari pada beberapa hari pertama menstruasi.  Gunting benang sehingga tidak menonjol keluar dari mulut rahim. Buat dalam catatan klien bahwa benang telah dipotong rata setinggi permukaan serviks (penting untuk teknik melepas AKDR nantinya).
  • 37. KONTRASEPSI KONDISI KHUSUS  KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN  KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN  KONTRASEPSI DARURAT
  • 38. KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN JENIS KONTRASEPSI O 48 jam 4 mgg 6 mgg 6 bulan 12 bulan AKDR Implan Tubektomi Pil Progestin Hormon Kombinasi Suntik progestin MAL
  • 39. KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN  Semua jenis kontrasepsi dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama pasca keguguran.  AKDR dapat dipasang segera setelah keguguran trimester kedua apabila tidak terdapat kasus infeksi.  Kontrasepsi pasca keguguran trimester 1 sama dengan interval  Kntrasepsi keguguran trimester 2 sama dengan pasca persalinan.
  • 40. Formulasi dan dosis Pil Kontrasepsi Darurat : Tipe Kontrasepsi Pil Formulasi Jumlah tablet yang diminum Pertama kali 12 jam kemudian Pil khusus kondar berisi progestin 1.5 mg LNG 1 0 0.75 mg LNG 2 0 Pil Kombinasi 0.05 mg EE + 0.25 mg LNG 2 2 0.05 mg EE + 0.25 mg LNG 2 2 0.05 mg EE + 0.5 mg norgestrel 2 2 03 mg EE + 0.15 mg LNG 4 4 0.03 mg EE + 0.125 mg LNG 4 4 0.02 mg EE + 0.1 mg LNG 5 5 Pil khusus kondar berisi Ulipristal 30 mg ulipristal acetat 1 0
  • 41. PELAYANAN KONTRASEPSI SELAMA MASA PANDEMI  Akseptor KB sebaiknya tidak mendatangi langsung petugas kesehatan  Akseptor yang ingin mendatangi petugas kesehatan harus membuat janji temu terlebih dulu dengan petugas kesehatan menggunakan mekanisme teleregistrasi  Klien dan keluarga harus menerapkan protokol Kesehatan pada saat akan mendatangi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan  Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi harus menggunakan APD yang sesuai standar, sesuai dengan jenis layanan yang diberikan.  Pilihan utama adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang reversible.  Pelayanan kontrasepsi selama situasi pandemi harus tetap menjaga kualitas dan memenuhi standard operating procedure (SOP) yang sudah ditentukan.