SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
IMPLANTABLE DRUG DELIVERY SYSTEM
KELOMPOK 7
Akbarul Hidayatullah 1901011296
Rifan Maulizar 1901011320
Ulfa Melyza 1901011326
M.Muchfizal 2001011259
Tiar Fahrozi 1901011368
Implantable Drug Delivery System (IDDS) merupakan sistem
penghantaran obat secara implant. Implan merupakan metode
kontrasepsi jangka panjang yang berupa susuk yang terbuat
dari jenis karet plastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas. Implan dapat digunakan untuk jangka panjang 5
tahun dan bersifat reversible.
Apa itu Implantable Drug
Delivery System?
Pengembangan produk IDDS perlu dilakukan karena produk
IDDS dapat mengontrol pelepasan obat sesuai target, memiliki
efikasi yang lebih baik dibandingkan sediaan suntik maupun oral.
Keunggulan IDDS
1. Distribusi obat yang tepat ke jaringan target tanpa masalah
bioavalabilitas dan metabolisme lintas pertama yang
memungkinkan pengurangan dosis aktif.
2. Pengiriman obat yang berkepanjangan dan dosis terkontrol.
3. Pelepasan obat tanpa waktu yang lama.
4. Aman selama menyusui.
Kelemahan IDDS
1. Membutuhkan tenaga kesehatan dalam penggunaannya.
2. Terapi tidak dapat dihentikan begitu saja.
3. Mengalami gangguan emosi.
4. Siklus haid menjadi tidak teratur.
5. Gangguan berat badan berupa peningkatan berat badan
Obat-Obat Yang digunakan dengan Sistem IDDS
• Sinoplant (Levonorgestrel) • Indoplant (Levonorgestrel)
• Nexplanon (Etanogestrel)
Mekanisme Pelepasan Sediaan
KB Implan adalah kontrasepsi hormonal yang memiliki bentuk
kapsul plastic, tipis, fleksibel, yang mengandung hormon seperti
levonorgestrel atau etanogestrel yang dimasukkan kedalam kulit
lengan wanita. Kapsul ini akan melepaskan progrestin ke dalam
aliran darah secara perlahan sehingga terabsorbsi ke dalam darah.
Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan
melalui beberapa cara yaitu :
a. Mencegah ovulasi
Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel
berdistribusi melalui membran silastik dengan kecepatan yang lambat
dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma
darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel
yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem norplant secara
parsial menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH
dan LH tetap berada pada kadar normal.
b. Perubahan lender serviks
Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat
pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan besar juga menekan poliferasi
siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga endometrium tetap
dalam keadaan atrofi.
c. Menghambat perkembangan sikli dari endometrium.
Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5
tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3 tahun
pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum
diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormon.
Indikasi Penggunaan Implant
Pasien yang boleh menggunakan kontrasepsi implant adalah :
a. Dalam usia reproduksi.
b. Telah memiliki anak maupun belum memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi yang dimiliki efektivitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Pasca keguguran.
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.
Waktu Pemakaian Kontrasepsi Implant
Waktu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dapat dimulai dalam
keadaan dimana ketika mulai siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7,
tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan. Ketika pasien tidak haid,
insersi dapat dilakukan setiap saat dengan syarat tidak memungkinkan
hamil atau tidak sedang hamil, disarankan untuk tidak melakukan
hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain sampai 7 hari
pasca pemakaian kontrasepsi. Insersi dapat dilakukan bila diyakini
pasien tidak sedang hamil atau diduga hamil. Bila diinsersi setelah hari
ke-7 dalam siklus haid maka pasien tidak dapat melakukan hubungan
seksual atau menggunakan metode kontrasepsi tambahan sampai 7 hari
pasca pemasangan implant.
Bila pasien menyusui selama 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinannya, maka
insersi dilakukan setiap saat, bila pasien menyususi penuh dan tidak perlu adanya
kontrasepsi tambahan. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan terjadinya haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi pasien tidak boleh melakukan
hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca
insersi. Bila pasien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi implant, maka insersi dapat dilakukan setiap saat, bilamana
diyakini klien tersebut tidak dalam keadaan hamil atau diduga hamil atau pasien
menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya dengan benar. Bila kontrasepsi yang
digunakan ibu sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, maka kontrasepsi implant
dapat diberikan saat jadwal disuntik ulang tersebut dan tidak memerlukan
kontrasepsi tambahan.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah IUD maka pasien yang ingin mengganti alat
kontrasepsinya menjadi implant maka dapat dilakukan insersi pada hari ke-7 dengan
syarat tidak boleh melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi
tambahan lainnya selama 7 hari, dan IUD segera dicabut. Bagi pasien pasca
keguguran, maka insersi dalam dilakukan kapan saja.
OPTIMALKAN IDDS

More Related Content

Similar to OPTIMALKAN IDDS

ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf
ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdfASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf
ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdfdorasiagian1
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxvenyAfre
 
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptx
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptxpdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptx
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptxZulkifli171089
 
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibuxkeuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibuxNurRohman384496
 
ASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDmeiria5
 
Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3Fitri Handayani
 
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxA38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxzaenalmabyan
 
Alat kontrasepsi kb
Alat kontrasepsi kbAlat kontrasepsi kb
Alat kontrasepsi kbasfar12
 
Paper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasiPaper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasiDwi Kristiarini
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonalpjj_kemenkes
 

Similar to OPTIMALKAN IDDS (20)

ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf
ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdfASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf
ASUHAN NIFAS dan KB edit.pdf
 
makalah kb
makalah kbmakalah kb
makalah kb
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptx
 
Implan
ImplanImplan
Implan
 
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptx
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptxpdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptx
pdfcookie.com_kontrasepsi-ppt.pptx
 
Biologi 1
Biologi 1Biologi 1
Biologi 1
 
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibuxkeuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
 
ASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDASKEB KB IUD
ASKEB KB IUD
 
Surya83
Surya83Surya83
Surya83
 
Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3
 
Kb askeb
Kb askebKb askeb
Kb askeb
 
Kb tik dewi
Kb tik dewiKb tik dewi
Kb tik dewi
 
Kb tik dewi
Kb tik dewiKb tik dewi
Kb tik dewi
 
ALAT - ALAT KONTRASEPSI
ALAT - ALAT KONTRASEPSIALAT - ALAT KONTRASEPSI
ALAT - ALAT KONTRASEPSI
 
KB METODE HORMONAL.pptx
KB METODE HORMONAL.pptxKB METODE HORMONAL.pptx
KB METODE HORMONAL.pptx
 
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptxA38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
A38_Abyan Zaenal Muttaqin_Fisiologi haid & Keluarga berencana.pptx
 
Alat kontrasepsi kb
Alat kontrasepsi kbAlat kontrasepsi kb
Alat kontrasepsi kb
 
Paper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasiPaper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasi
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

OPTIMALKAN IDDS

  • 1. IMPLANTABLE DRUG DELIVERY SYSTEM KELOMPOK 7 Akbarul Hidayatullah 1901011296 Rifan Maulizar 1901011320 Ulfa Melyza 1901011326 M.Muchfizal 2001011259 Tiar Fahrozi 1901011368
  • 2. Implantable Drug Delivery System (IDDS) merupakan sistem penghantaran obat secara implant. Implan merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang berupa susuk yang terbuat dari jenis karet plastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implan dapat digunakan untuk jangka panjang 5 tahun dan bersifat reversible. Apa itu Implantable Drug Delivery System?
  • 3. Pengembangan produk IDDS perlu dilakukan karena produk IDDS dapat mengontrol pelepasan obat sesuai target, memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan sediaan suntik maupun oral.
  • 4. Keunggulan IDDS 1. Distribusi obat yang tepat ke jaringan target tanpa masalah bioavalabilitas dan metabolisme lintas pertama yang memungkinkan pengurangan dosis aktif. 2. Pengiriman obat yang berkepanjangan dan dosis terkontrol. 3. Pelepasan obat tanpa waktu yang lama. 4. Aman selama menyusui. Kelemahan IDDS 1. Membutuhkan tenaga kesehatan dalam penggunaannya. 2. Terapi tidak dapat dihentikan begitu saja. 3. Mengalami gangguan emosi. 4. Siklus haid menjadi tidak teratur. 5. Gangguan berat badan berupa peningkatan berat badan
  • 5. Obat-Obat Yang digunakan dengan Sistem IDDS • Sinoplant (Levonorgestrel) • Indoplant (Levonorgestrel) • Nexplanon (Etanogestrel)
  • 6. Mekanisme Pelepasan Sediaan KB Implan adalah kontrasepsi hormonal yang memiliki bentuk kapsul plastic, tipis, fleksibel, yang mengandung hormon seperti levonorgestrel atau etanogestrel yang dimasukkan kedalam kulit lengan wanita. Kapsul ini akan melepaskan progrestin ke dalam aliran darah secara perlahan sehingga terabsorbsi ke dalam darah.
  • 7. Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara yaitu : a. Mencegah ovulasi Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem norplant secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pada kadar normal.
  • 8. b. Perubahan lender serviks Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan besar juga menekan poliferasi siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga endometrium tetap dalam keadaan atrofi. c. Menghambat perkembangan sikli dari endometrium. Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil. Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3 tahun pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormon.
  • 9. Indikasi Penggunaan Implant Pasien yang boleh menggunakan kontrasepsi implant adalah : a. Dalam usia reproduksi. b. Telah memiliki anak maupun belum memiliki anak. c. Menghendaki kontrasepsi yang dimiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. e. Pasca keguguran. f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.
  • 10. Waktu Pemakaian Kontrasepsi Implant Waktu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dapat dimulai dalam keadaan dimana ketika mulai siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan. Ketika pasien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat dengan syarat tidak memungkinkan hamil atau tidak sedang hamil, disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain sampai 7 hari pasca pemakaian kontrasepsi. Insersi dapat dilakukan bila diyakini pasien tidak sedang hamil atau diduga hamil. Bila diinsersi setelah hari ke-7 dalam siklus haid maka pasien tidak dapat melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca pemasangan implant.
  • 11. Bila pasien menyusui selama 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinannya, maka insersi dilakukan setiap saat, bila pasien menyususi penuh dan tidak perlu adanya kontrasepsi tambahan. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan terjadinya haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca insersi. Bila pasien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi implant, maka insersi dapat dilakukan setiap saat, bilamana diyakini klien tersebut tidak dalam keadaan hamil atau diduga hamil atau pasien menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya dengan benar. Bila kontrasepsi yang digunakan ibu sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, maka kontrasepsi implant dapat diberikan saat jadwal disuntik ulang tersebut dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan.
  • 12. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah IUD maka pasien yang ingin mengganti alat kontrasepsinya menjadi implant maka dapat dilakukan insersi pada hari ke-7 dengan syarat tidak boleh melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan lainnya selama 7 hari, dan IUD segera dicabut. Bagi pasien pasca keguguran, maka insersi dalam dilakukan kapan saja.