SlideShare a Scribd company logo
1 of 186
Hardian – CEU FK UNDIP
BIOSTATISTIK
Hardian
Biomedic and Clinical Epidemiology Unit
FK UNDIP
Statistical quotations
• There are three kinds of lies:
lies, damn lies, and statistics.
– Benjamin Disraeli / Mark Twain
• It is easy to lie with statistics,
but easier to lie without them.
– Frederick Mosteller
Tidak perlu menjadi ahli matematika
untuk menggunakan statistik
Karl Pearson Sir Ronald Fisher Douglas G Altman
Prinsip Biostatistik
1. Menguasai metodologi penelitian
 desain penelitian
2. Matematika sederhana
3. Logika
Kunci analisis data
Research Question yang bisa
diukur
• Mengetahui dengan baik variabel
penelitian  terutama out come
penelitian
• Mengetahui skala variabel penelitan
• Memahami desain penelitian
Hal yang diperoleh dengan Research
Question yang bisa diukur
• Membuat hipothesis yang benar
• Menentukan desain penelitian
• Cara menghitung besar sampel
yang tepat
• Memilih uji hipothesis yang tepat
Research Question yang bisa diukur
• Menyebutkan apa yang dicari  beda,
hubungan (korelasi atau asosiasi), risiko.
• Menyebutkan apa yang
dibandingkan/dihubungkan/menjadi faktor
risiko
• Menyebutkan outcome
Contoh:
Apakah obat anti-hipertensi A lebih
baik daripada obat B?
Apakah ada perbedaan tekanan
darah kelompok yang mendapat obat
anti-hipertensi A dengan yang
mendapat obat anti-hipertensi B?


Apakah kelompok yang mendapat
obat anti-hipertensi A tekanan
darahnya lebih rendah dibanding
kelompok yang mendapat obat
antipertensi B?

• Ada 2 kelompok  A dan B
• Penurunan  perbedaan
• Outcome berskala numerik 
mmHg
Apakah kelompok yang mendapat obat
anti-hipertensi A tekanan darahnya lebih
rendah dibanding kelompok yang
mendapat obat antipertensi B?
Apakah kelompok yang mendapat obat anti-
hipertensi A tekanan darahnya lebih rendah
dibanding kelompok yang mendapat obat
antipertensi B?
• Hipothesis jelas !
• Rumus besar sampel untuk beda rerata
2 populasi
• Uji beda dengan uji-t atau uji Mann-
Whitney
TOPIK PELATIHAN
• Statistik deskriptif
• Pemilihan uji hipotesis
• Uji hipotesis komparatif
• Uji hipotesis hubungan
• Uji diagnostik
Statistical Package for the Social Sciences
Statistical Package for the Stupid Students
Stata
Statview
Minitab
SAS
S-plus
R
Epi Info
Statistik deskriptif – membuat data kasar (raw
data) menjadi informasi yang dapat diolah /
dimengerti
• Merangkum dan mempresentasikan data
untuk
– Menyederhanakan
– Membuat data menjadi dapat
dimengerti
– Mendukung pengambilan keputusan
Analisa deskriptif
Data numerik
1. Tendensi sentral
• Rerata
• Median
2. Dispersi
• Simpang baku
• Range
• Interquartil range
Descriptive
Explore
Frequency
Crosstab
Diagram batang
Error bar
SD
SE
Tidak
menggunakan SE
sebagai error bar
UJI HIPOTESIS
Rambu-rambu Pemilihan uji hipotesis
• Tipe penelitian (deskriptif, inferensial)
• Jenis variabel (terikat, bebas)
• Tingkat pengukuran variabel (nominal,
ordinal, numerik)
• Banyaknya variabel (satu, lebih dari satu )
• Maksud statistik (kecenderungan memusat,
variabilitas, hubungan (korelasi, asosiasi),
pembandingan (komparasi), interaksi,
kecocokan, dan sebagainya).
budi murtiyasa ums
solo
Langkah-langkah pokok dalam
pengujian hipotesis
• Membuat asumsi  kondisi apa yang
dapat “diterima “ oleh peneliti
• Menentukan uji statistik
• Memilih suatu tingkat kemaknaan
• Menghitung nilai statistik uji
• Membuat keputusan uji (diterima / ditolak)
budi murtiyasa ums
solo
Langkah2 uji hipotesis
1. Tentukan H0 dan Ha
2. Pilih nilai α (misalnya 0.05)
3. Hitung nilai p
4. Bandingkan p dengan α
• Jika p < α  H0 ditolak / Ha
diterima
• Jika  α  Gagal menolak H0
5. Kesimpulan
Macam Analisis Data
• Analisis Univariat
• Analisis Bivariat
• Analisis Multivariat
Satu variabel  umur
Dua variabel  umur & jenis kelamin
Lebih dari dua variabel
 umur & jenis kelamin & tinggi badan
Macam Analisis Data (2)
• Analisa deskriptif
• Uji hipothesis
•Univariat
•Bivariat
•Multivariat
Statistik inferensial
Pemilahan statistik
Statistik
Statistik
deskriptif
Uji Statistik
Statistik
inferensial
Statistik non-
parametrik
Statistik
parametrik
• Uji parametrik  uji statistik yang
berdasarkan asumsi, misal: normalitas
distribusi pada uji-t dan homogenitas
varians
• Uji non-parametrik tidak memerlukan
asumsi  lebih mudah untuk signifikan
Uji statistik parametrik dan
non-parametrik
Contoh: Asumsi uji-t
1. Distribusi harus normal  bila
tidak normal ditransformasi  log
transformasi
2. Varians harus homogen 
Levene’s Test for equality of
varians (pada SPSS secara
otomatis akan dilakukan)
• Parametrik: Distribusi data spesifik (Normal,
Keluarga Eksponensial lain: Poisson,
Binomial, Eksponensial, dll)
• Non Parametrik: Distribusi data tidak normal
(umumnya berdasar ranking, atau sampel
kecil)
Normalitas distribusi data
Parameter Kriteria normal
Koefisien varians < 30%
Skewness
Kurtosis
- 2 s/d 2
Histogram Kurve Bell, simetris
Normal & detrendend QQ
plot
Menyebar sekitar garis
(garis 0)
Box plot Simteris, median
ditengah, tidak ada out
lier dan nilai ekstrem
Rerata : Simpang baku Rerata > 2 X SB
Normalitas distribusi data
Parameter Kriteria normal
Uji Kolmogorov-Smirnov
(dengan koreksi
Lilliefours)
p ≥ 0,05
Uji Saphiro Wilk p ≥ 0,05
Tests of Normality
,083 65 ,200* ,975 65 ,210Umur (tahun)
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
This is a low er bound of the true significance.*.
Lilliefors Significance Correctiona.
Tests of Normality
,264 65 ,000 ,630 65 ,000IL-6
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
Uji Hipothesis untuk membandingkan
rerata
• 2 kelompok: Uji-t
Uji-t ada 2 macam:
1. Uji-t tak berpasangan
Outcome yang sama diukur pada
2 populasi yang berbeda
2. Uji-t berpasangan
Outcome yang sama diukur pada populasi
yang sama pada waktu yang berbeda
PERLAKUAN
Pre Post
A
B
Uji-t berpasangan
Uji-t tak
berpasangan
A B
p <0,05
Tak berpasangan
Pre Post
p <0,05
Berpasangan
A
B
Uji Hipothesis untuk membandingkan
rerata (cont’)
• Lebih dari 2 kelompok: ANOVA
(Analysis of Varians)
Ada 2 macam ANOVA
1. ONE WAY ANOVA  pengukuran
yang sama pada lebih dari 2 populasi
yang berbeda
2. REPEATED MEASURE ANOVA
pada populasi yang sama dibandingkan
hasil dari lebih 2 kali pengukuran
variabel yangsama
A
B
0 1 2 5
Pengukuran
0 1 2 5
A
B
Hari
0 1 2 5
A
B
Hari
A B C
Oneway ANOVA Repeated Measure
ANOVA
Uji Hipothesis untuk membandingkan
rerata (cont’)
• Setelah uji ANOVA dilanjutkan uji
Post Hoc: Bonferroni, Duncan,
Scheffe, Newman-Keuls, dsb 
untuk mencari perbedaan
kelompok mana yang bermakna
• ANCOVA (Analysis of Covarians)
digunakan bila baseline digunakan
sebagai kovariat  perbedaan
baseline akan mempengaruhi
pengukuran berikutnya
Asumsi uji-t dan ANOVA
1. Distribusi harus normal  bila
tidak normal ditransformasi  log
transformasi
2. Varians harus homogen 
Levene’s Test for equality of
varians (pada SPSS secara
otomatis akan dilakukan)
3. Compound symmetri (khusus
ANOVA repeated measure)
Uji non-parametrik sebagai alternatif uji-t
atau ANOVA
• Uji-t tak berpasangan: Uji Mann-
Whitney
• Uji-t berpasangan: Uji Wilcoxon
• Uji Oneway ANOVA: Uji Kruskall-
Wallis
• Uji Repeated measure ANOVA: Uji
Friedman
• Uji Post Hoc diganti dengan Uji
Mann-Whitney atau Wilcoxon
Uji t-tidak berpasangan
Independent sample t-test
Oneway ANOVA
Uji repeated measure ANOVA
Uji non-parametrik
Uji Kruskal-Wallis
Mann-Whitney Test
Friedman Test
Wilcoxon Signed Ranks Test
Slope Power Bentuk transformasi
-1 2 Square (kuadrat)
0 1 Tidak perlu transformasi
0.5 0.5 Square root (akar)
1 0 Logaritma
1,5 -0.5 1 / Square root
2 -1 Reciprocal (1/n)
Uji hipothesis membandingkan proporsi 2
kelompok atau lebih
Uji c2 atau Fisher-Exact
• Uji c2 dapat berupa 2 X 2 (tabel
kontingensi) atau lebih (tabel r by c )
Uji McNemar untuk data kategorial yang
berhubungan  pre and post
Status Vit A Status Anemia Total
Anemia Normal
Defisiensi 7 (26.9) 1 (2.4) 8 (11.9)
Tidak defisiensi 19 (73.1) 40 (97.6) 59 (88.1)
c2 = 9.07 df=1 p=0.03
Contoh tabel 2 X 2
df= degree of freedom = (c-1) X (r-1)
Uji c2 atau Uji Fisher-Exact?
• apabila sel yang mempunyai
“EXPECTED FREQUENCY” (bukan
observed) kurang dari 5 jumlahnya lebih
dari 20% sebaiknya digunakan uji Fisher
Exact
• Sampel kecil (<20) pada tabel r by c
sebaiknya digunakan uji Fisher Exact
• Yates’ correction (continuity correction)
Menghitung frekuensi harapan
Menghitung frekuensi harapan
Penyakit
Ada Tidak ada
Ada faktor
risiko
1
(a)
3
(b)
4
Tidak ada
faktor risiko
2
(c)
4
(d) 6
3 7 10
sel Perhitungan Frekuensi harapan
a (4 X 3)/10 1,2
b (4 X 7)/10 2,8
c (6 X 3)/10 1,8
d (6 X 7)/10 4,2
Uji Fisher exact
• Pada kasus dimana sel dengan
expected frequency kurang dari 5 lebih
dari 20 % jumlahnya  sudah
dianggap tidak tepat, sebaiknya
gunakan Uji Fisher Exact  2X2
• SPSS  Exact test untuk r X c
Interpretasi nilai p pada uji c2
• Nilai p yang bermakna pada Uji c2 harus
diinterpretasikan secara hati-hati.
• Hasil yang bermakna mungkin
disebabkan tidak balansnya proses
randomisasi atau adanya variabel
perancu (confounding) pada salah satu
kelompok lakukan stratifikasi atau
subgroup analysis
Upaya agar mendapat nilai p yang
signifikan pada uji c2
• Amati data apakah ada trend
tertentu
• Lakukan splitting atau collapsing
tabel sesuai dengan trend yang
terlihat
Uji McNemar
• Digunakan untuk uji hipothesis pada
penelitian dengan outcome berskala
kategorial dengan pengukuran pre and
post  2 X 2
• r X c = Uji McNemar Bowker
• Harus simetris
• Alternatif: Uji Wilcoxon
Uji hubungan
Beberapa penelitian di bidang kedokteran sering
ingin menilai apakah ada hubungan antara dua
variabel (dependent dan independent) yang
numerik.
Contoh :
• Hubungan antara BMI dengan kadar
kolesterol.
• Hubungan antara kadar gula darah dengan
Kadar LDL pada pasien DM
Hubungan:
Korelasi atau asosiasi ?
• Korelasi: untuk menjelaskan seberapa
erat hubungan antar variabel sehingga
perubahan variabel yang satu akan
berpengaruh pada variabel lain  tidak
bersifat kausalitas
• Asosiasi: untuk prediksi, menjelaskan
nilai suatu variabel berdasarkan nilai
variabel lain kausalitas
• Analisis korelasi  untuk mengetahui eratnya
hubungan antara dua variabel.
• Analisis regresi  dapat diketahui bentuk
hubungan antara dua variabel (Prediksi dari
data yang ada).
• Semakin erat hubungannya maka semakin yakin
bahwa hubungan dua variabel tersebut adalah
hubungan sebab akibat.
• Analisis regresi dan korelasi didasarkan atas
hubungan yang terjadi antara dua variabel atau
lebih.
• Variabel yang digunakan untuk meramal
disebut variabel bebas (independen).
Dapat lebih dari satu variabel.
• Variabel yang akan diramal  variabel
respons (dependen). Terdiri dari satu
variabel.
Perbedaan dasar antara korelasi dan
regresi
 Korelasi hanya
menunjukkan
sekedar
hubungan.
 Dalam korelasi
variabel tidak
ada istilah
tergantung dan
variabel bebas.
 Regresi
menunjukkan
hubungan
pengaruh.
 Dalam regresi
terdapat istilah
tergantung dan
variabel bebas.
Uji Hubungan dan asosiasi
• Asosiasi: Uji regresi linier, regresi
multipel, regresi logistik, dsb
• Korelasi: Pearson, Spearman,
Kendall tau-b, c2, dsb
Uji Hubungan (cont’)
• Hubungan antara 2 variabel berskala
numerik:
Uji korelasi Pearson asumsi distribusi
normal & varians homogen
Uji Spearman rank  bila asumsi tak
terpenuhi
• Hubungan antara variabel berskala numerik
dengan variabel berskala ordinal
Uji Spearman rank
Uji Hubungan (cont’)
• Hubungan antara 2 variabel berskala
ordinal
Uji Spearman rank
Uji Kendall tau-b  dugaan adanya trend
Variabel Bebas Variabel terikat Uji statistik
Numerik (normal) Numerik (normal) Korelasi Pearson
Numerik (normal/
tidak normal)
Numerik (normal/
tidak normal)
Korelasi Spearman
Numerik (normal/
tidak normal)
Ordinal Korelasi Spearman
Numerik (normal/
tidak normal)
Nominal Uji Korelasi Biserial
Ordinal Ordinal Korelasi Spearman
Kendall tau-b
c2
Ordinal Norminal c2
Fisher-exact
Nominal Nominal c2
Fisher-exact
Uji korelasi biserial
The formula for the point biserial correlation
coefficient is:
M1 = mean (for the entire test) of the group that received the
positive binary variable (i.e. the “1”).
M0 = mean (for the entire test) of the group that received the
negative binary variable (i.e. the “0”).
Sn = standard deviation for the entire test.
p = Proportion of cases in the “0” group.
q = Proportion of cases in the “1” group.
M1 M0 sn p q pq sqrtpq r
NIHSS1 8,67 7,57 4,544 0,5 0,5 0,25 0,5
0,12103
9
NIHSS2 4,52 5,05 3,954 0,5 0,5 0,25 0,5
-
0,06702
dNIHSS -4,14 -2,52 2,068 0,5 0,5 0,25 0,5
-
0,39168
Asumsi
• Uji korelasi Pearson hanya valid jika asumsi
berikut terpenuhi:
1. X berdistribusi normal
2. Y berdistribusi normal
3. Perkalian antara nilai X dan Y
berdistribusi normal (bivariate normal
distribution)
Kekuatan Hubungan
• Bila titik-titik menbar pada satu garis lurus, maka
kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut
sangat sempurna.
• Kekuatan hubungan dapat dikuantifikasi melalui
suatu koefisien yaitu koefisien korelasi
• Koefisien berkisar antara 0 – 1.
0-1 = bila mendekati 1 semakin kuat
hubungannya, bila mendekati 0 semakin
lemah hubungannya.
• Lihat tandanya apakah korelasi positif atau negatif.
Derajat hubungan
• Dinyatakan dalam koefisien
korelasi
0 = tidak ada korelasi
0.01 - 0.19 = sangat buruk
0.20 - 0.39 = buruk
0.40 - 0.59 = sedang
0.60 - 0.79 = baik
0.80 - 0.99 = sangat baik
1 = korelasi sempurna
Derajat hubungan
• 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
• 0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
• 0,26 – 0,50: Korelasi cukup
• 0,51– 0,75: Korelasi kuat
• 0,76 – 0,99: Korelasi sangat kuat
• 1: Korelasi sempurna
Arah hubungan
• “+” menunjukkan kenaikan variabel
pengaruh akan menyebabkan
kenaikan variabel terpengaruh
atau sebaliknya
• “-” menunjukkan kenaikkan
variabel pengaruh akan
menurunkan variabel terpengaruh
atau sebaliknya
• Pada analisa regresi asosiasi
dinyatakan dalam besaran “r”
Diagram Tebar (Scatter plot/Scatter Dot)
• Diagram tebar adalah diagram dengan
memakai garis koordinat dengan axis X dan
ordinat Y.
• Tiap pengamatan diwakili oleh satu titik.
• Hubungan antara variabel dapat berupa
garis lurus (linier), garis lengkung (kurva
linier) atau tdk terlihat pola tertentu.
• Dapat berupa garis regresi positif atau
negatif.
• •
• • •
• •
•
•
•
•
•
•
Y
X
r= +1
••
•••
••
•
•
•
•
•
•
Y
X
r= -1
• •• • •• ••
•• •••
Y
X
r= 0
• ••
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
Y
X
r= ?
Hubungan antara BMI dengan kadar kolesterol
Scatter dot diagram untuk linearitas
Korelasi Pearson
Korelasi Rank-Spearman
Korelasi partial
Korelasi yang digunakan untuk menguji
hubungan dua atau lebih variabel
independen dengan satu variabel
dependen dan dilakukan pengendalian
pada salah satu variabel independennya
X1
X2
Y Korelasi antara X1 dengan Y
X2 dikendalikan
Hipotesis
Ada hubungan antara kolesterol
dengan LDL apabila BMI
dikendalikan
Uji regresi
• Uji regresi linier
• Uji regresi logistik biner  lebih
sering disebut uji regresi logistik
saja
• Uji regresi logistik ordinal
• Dsb
• Satu variabel bebas dan satu
variabel terikat  uji regresi
sederhana (simple regression)
• Dua atau lebih variabel bebas dan
satu variabel terikat  uji regresi
berganda (multiple regression)
Regresi linier
• Regresi linier sering digunakan untuk
melihat nilai prediksi atau perkiraan
yang akan datang
• Apabila X dan Y mempunyai
hubungan, maka nilai X yang sudah
diketahui dapat digunakan
memperkirakan Y
Regresi linier
• Persamaan garis Linier :
Y = a + bX
• Pada persamaan ini harus jelas dan
tentukan mana variabel Y (dependen)
dan variabel X (independen).
Penetapan disesuaikan dengan tujuan
analisis.
• Biasanya variabel Y  lebih sulit diukur
• Variabel X  lebih mudah diukur
Mengetahui perubahan nilai Y setiap perubahan
satu satuan X
• •
•
• •
• •
•
•
•
•
•
•
a
Y
X
Y = a + bX
Persamaan regresi
 Regresi linier sederhana  Y=a +bX
 Regresi linier berganda 
Y=a +b1X1+b2X2+b3X3 + ... +bijXij
Regresi linier
Output SPSS regresi linier
Interpretasi output
Lihat nilai R = 0,647 ini berarti bahwa
korelasi antara variabel X (LDL)
dengan Y (kolesterol) adalah 0,647
Interpretasi output
Untuk melihat signifikansi persamaan
regresi dapat dilihat dari nilai p hasil
uji ANOVA:
•Nilai p < 0,05  persamaan regresi
bisa untuk prediksi
Interpretasi output
Persamaan garis regresi dapat dilihat dari
kolom B:
•Constant = 108,479
•Kadar LDL serum= 0,748
Berarti persamaan garisnya adalah:
Y=108,479 + 0,748 X
Kolesterol =108,479 + 0,748 LDL
Koefisien Determinasi (r2)
• Melihat besarnya variasi variabel Y (dalam
persen) yang dapat dijelaskan oleh variabel X.
Misal r=0.647, r2=0.418. Artinya sebesar 41,8%
variasi nilai kadar kolesterol (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel kadar LDL (X) dan 58,2
% dijelaskan oleh faktor2 lain.
Regresi Berganda (Multiple Regression)
 Independent variable yang dianalisis lebih dari
dua.
 Kegunaan:
 Untuk melihat ‘pengaruh’ lebih dari satu
variabel bebas terhada variable terikat
sekaligus dlm satu metode analisis.
 Untuk melihat variabel bebas yang lebih
berpengaruh thd variabel terikat .
 Memprediksi nilai ‘variabel terikat’ bila
diketahui nilai-nilai ‘variabel bebas’.
Uji regresi berganda digunakan untuk
menguji hubungan dua atau lebih
variabel independen dengan satu
variabel dependen secara bersamaan
X1
X2
Y}
Regresi Berganda (Multiple Regression)
Regresi Berganda (Multiple Regression)
 Asumsi antara lain:
 Y (variabel terikat) atau e (residuals)
mengikuti sebaran normal.
 Nilai antar variabel terikat saling tidak
berkorelasi (tidak terjadi ‘auto correlation’).
 Keragaman (variation) nilai residual haruslah
sama untuk semua nilai Y
(homoscedasticity variance).
 antar variabel bebas tidak berkorelasi (tidak
terjadi multi-collinearity).
Regresi ganda
• Digunakan untuk analisis regresi
dengan jumlah variabel
independen lebih dari satu dengan
satu variabel dependen
• Asumsi yang harus dipenuhi:
Distribusi normal, tidak boleh ada
korelasi antar variabel-variabel
independennya (multikolinearitas)
Multikolinearitas
• Adanya hubungan linear antara variabel bebas X
dalam model regresi ganda
• Misal
Y=Konstanta +b1X1+ b2X2
dimana :
• X1 : pendapatan per tahun dari rumah tangga
• X2 : pendapatan per bulan dari rumah tangga
X1 dan X2 berkolinearitas sempurna 
X1 = 12X2
Jika keduanya X1 dan X2 ini dimasukkan ke dalam
model regresi, akan timbul masalah Kolinearitas
Sempurnatidak mungkin diperoleh prediksi koefisien
parameter regresinya secara valid
Regresi ganda
Interpretasi output
• Nilai R = 0,816 ini berarti bahwa
korelasi antara variabel HDL dan LDL
secara bersamaan dengan Kolesterol
adalah 0,816
• Perubahan Kolestetol sebesar 66,6 %
dipengaruhi oleh perubahan HDL dan
LDL
Adjusted R2 untuk
menggeneralisasikan R2 pada
populasi
Interpretasi output
Signifikansi persamaan regresi
dapat dilihat dari nilai p p<0,05
Kadar HDL dan LDL dapat
digunakan untuk prediksi kadar
kolesterol
Interpretasi output
Persamaan garis regresi dapat dilihat dari
kolom B:
• Constant = 32,907
• LDL= 0,953
• HDL= 1,097
Berarti persamaan garisnya adalah:
Kolesterol=32,907 + 0,953 LDL + 1,097 HDL
Kadar kolesterol dipengaruhi oleh kadar LDL
dan HDL serum. Pengaruh LDL lebih besar
dibanding HDL. Lihat nilai t nya: LDL 8.385
sedangkan HDL 5.374.
• Identifikasi kolinieritas dapat dilakukan dengan
melihat:
• Kolom VIF terjadi kolinearitas apabila nilai VIF
> 5
• Kolom eugenvalue  terjadi kolinearitas apabila
nilai eugenvalue mendekati 0
• Kolom condition index  terjadi kolinearitas
apabila nilai condition index > 15. Dikatakan
parah apabila > 30
variance inflation factor
Logistic Regression
● Satu variabel dependen yang berskala
nominal diprediksi dengan beberapa
variabel independen yang berskala
kategorial (nominal ordinal maupun
kontinyu
● Komputasinya seperti analisis regresi
• Besaran asosiasi dinyatakan sebagai rasio
Odd
• Rasio odd diperoleh dari perhitungan eβ
Logistic Regression
● Satu variabel dependen yang berskala
nominal diprediksi dengan beberapa
variabel independen yang berskala
kategorial (nominal ordinal maupun
kontinyu
● Komputasinya seperti analisis regresi
Penelitian faktor risiko gangguan pendengaran pd neonatus
Dependen: Gangguan pendengaran (Skala nominal)
Independen: Umur (Skala rasio)
Kategori derajat asfiksia (Skala ordinal)
Kategori kadar bilirubin saat lahir (Skala nominal)
• Metode analisis: enter,
forward/backward conditional
• Model terbaik ditentukan dengan
perubahan nilai –2 likelihood
Variabel independen: A B C D E
Enter : A B C D E
Forward: A  AB  ABC ABCD ABCDE: ABC
Bakward: ABCDE  ABCD ABC
• Perlu membandingkan nilai OR dari analisa bivariat
sebelumnya
(crude OR) dengan OR dari multivariat regresi logistik
(adjusted OR)
OR Efek Arti
Crude OR >
Adjusted OR
Multiplikatif Dilemahkan/dihila
ngkan oleh faktor
lain
Crude OR <
Adjusted or
Aditif Diperkuat oleh
faktor lain
Crude
OR=Adjusted
OR
Independen
prediktor
Tidak dipengaruhi
faktor lain
• Nilai p bukan penentu
• Yang terpenting adalah besaran
asosiasi: nilai beta atau OR dengan
95 % CI-nya
Interval kepercayaan (Confidence
Interval = CI)
• Untuk inferensi nilai parameter dipopulasi
• Rentang oleh karena nilainya tidak
diketahui pasti
• Dinotasikan dalam: 100-a
• Rentang CI: 90%, 95%, 99%
• Nilai bawah dan nilai atas
• Contoh: 3,7 (95% CI= 2,2 s/d 5,9)
• Dalam statistik tidak ada kepercayaan
100%  harus ukur seluruh populasi
95% interval kepercayaan
Rentang nilai X pada
populasi
Nilai rerata
pada
sampel
CI semakin sempit semakin baik
• Hati-hati interpretasi CI yang terlalu
lebar !
• Misal: 23,6 (95% CI= 14,2 s/d 725,3)
• Tidak ada informasi yang bermakna !
A
B
C
D
E
A = Definitif faktor risko
B = Definitif faktor protektif
C = Inkonklusif, tetapi tidak ada kecenderungan
D = Cenderung faktor risiko
E = Cenderung faktor protektif
Contoh interpretasi CI untuk risiko
1
A
B
C
D
E
A = Definitif faktor risko
B = Definitif faktor protektif
C = Inkonklusif, tetapi tidak ada kecenderungan
D = Cenderung faktor risiko
E = Cenderung faktor protektif
Interpretasi CI
Hipotesis
• Ada hubungan antara kadar
kolesterol
• dan LDL serum dengan BMI
Untuk Korelasi ganda
yang digunakan hanya
output Model Summary.
Lihat koefisien R output
yang lain diabaikan
Uji statistik lain yang sering digunakan
• Survival analysis
• Uji diagnostik
Survival analysis
• Membandingkan terjadinya kematian
sesuai dengan perjalanan waktu terapi
• Actuarial analysis
• Kaplan Meier: untuk membuat kurve
survival menentukan 50% pasien yang
mati (atau kejadian lain yang menjadi
interest)  median survival time
• Log Rank Test: untuk membandingkan 2
kurve survival
• Bila kurve menyilang digunakan Cox
Proporsional Hazard Model
Lenght of stay
1614121086420
CumSurvival
1.1
1.0
.9
.8
.7
.6
.5
.4
.3
Uji diagnostik
• Menilai metoda diagnostik baru
dibandingkan dengan “gold
standard”
• Uji yang dipakai:
Sensitivitas Predictive Value
Spesifisitas
Kurva ROC
Hasil Tes
Baru
Penyakit (Gold standard)
Ada Tidak ada
Ada Positif sejati
a
Positif semu
b
Tidak ada Negatif semu
c
Negatif sejati
d
Penyakit (yang sebenarnya)
Ada Tidak ada
TEST
Positif
Negatif
a
dc
b
Positif benar Positif palsu
Negatif palsu Negatif benar
Hasil test
Dari tabel 2 X 2 dapat dijelaskan karakteristik
test sbb:
1. Sensitivity :
a
a + c
2. Specificity:
d
b + d
Bila pemeriksaan memiliki
sensitifitas 80 %, artinya :
kemampuan suatu tes
untuk mendeteksi 80 % yg
sakit
Bila suatu tes memiliki
spesifisitas 90 % artinya:
kemampuan suatu tes untuk
mendeteksi 90 % yg tidak sakit
dideteksi tidak sakit
3. Nilai duga +(positif):
a
a + b
3. Nilai duga -(negatif):
d
c + d
Jika tes memiliki nilai
ramal positif 70 %
artinya: kemampuan
untuk memprediksi benar
benar sakit 70 %
Jika tes memiliki nilai ramal
negatif 90 % artinya:
kemampuan untuk
memprediksi benar benar
tidak sakit 90 %
sensitivitas
1- spesifitas
Cut-off poit
AREA UNDER THE CURVE
KURVA
ROC
Dianggap baik bila > 0.7
dibanding Gold Standard
sensitivitas
1- spesifitas
AREA UNDER
THE CURVE
KURVA
ROC
True diagnosis (100%)
Area under ROC curve (AUC)
• Menunjukkan performance test secara umum
• Membandingkan 2 kurve ROC 
membandingkan luas area dibawah kurva
• Nilai p pada uji ROC  uji Mann-Whitney
TruePositiveRate
0
%
100%
False Positive Rate
0
%
100
%
TruePositiveRate
0
%
100%
False Positive Rate
0
%
100
%
TruePositiveRate
0
%
100%
False Positive Rate
0
%
100
%
AUC = 50%
AUC = 90%
AUC = 65%
AUC = 100%
TruePositiveRate
0
%
100%
False Positive Rate
0
%
100
%
AUC for ROC curves
Diagnosis stenosis a. Koronaria dengan kadar
sdLDL serum?
Diagnosis stenosis a. Koronaria dengan kadar
sdLDL serum?
Ingat syarat uji t
Test Result Variable(s):Kadar sdLDL serum (mg/dL)
Positive if
Greater
Than or
Equal To
a
Sensitivity 1-sensitivity 1 - Specificity power 1-sen power 1-spe distance
11,100 1,000 0,000 1,000 0 1 1
12,500 1,000 0,000 ,917 0 0,840277778 0,840277778
13,750 1,000 0,000 ,833 0 0,694444444 0,694444444
14,900 1,000 0,000 ,750 0 0,5625 0,5625
16,150 1,000 0,000 ,667 0 0,444444444 0,444444444
17,900 1,000 0,000 ,583 0 0,340277778 0,340277778
19,050 1,000 0,000 ,500 0 0,25 0,25
19,950 1,000 0,000 ,417 0 0,173611111 0,173611111
21,250 1,000 0,000 ,333 0 0,111111111 0,111111111
22,650 ,963 0,037 ,333 0,001371742 0,111111111 0,112482853
23,650 ,926 0,074 ,333 0,005486968 0,111111111 0,11659808
24,700 ,889 0,111 ,333 0,012345679 0,111111111 0,12345679
25,650 ,852 0,148 ,333 0,021947874 0,111111111 0,133058985
26,450 ,852 0,148 ,250 0,021947874 0,0625 0,084447874
27,250 ,815 0,185 ,250 0,034293553 0,0625 0,096793553
28,200 ,778 0,222 ,250 0,049382716 0,0625 0,111882716
29,150 ,741 0,259 ,250 0,067215364 0,0625 0,129715364
29,750 ,704 0,296 ,250 0,087791495 0,0625 0,150291495
30,150 ,667 0,333 ,250 0,111111111 0,0625 0,173611111
30,400 ,667 0,333 ,167 0,111111111 0,027777778 0,138888889
30,750 ,667 0,333 ,083 0,111111111 0,006944444 0,118055556
31,250 ,630 0,370 ,083 0,137174211 0,006944444 0,144118656
31,750 ,630 0,370 0,000 0,137174211 0 0,137174211
32,200 ,593 0,407 0,000 0,165980796 0 0,165980796
33,300 ,556 0,444 0,000 0,197530864 0 0,197530864
34,450 ,519 0,481 0,000 0,231824417 0 0,231824417
34,900 ,481 0,519 0,000 0,268861454 0 0,268861454
35,650 ,444 0,556 0,000 0,308641975 0 0,308641975
36,750 ,407 0,593 0,000 0,351165981 0 0,351165981
37,250 ,370 0,630 0,000 0,396433471 0 0,396433471
38,000 ,333 0,667 0,000 0,444444444 0 0,444444444
39,300 ,296 0,704 0,000 0,495198903 0 0,495198903
40,050 ,259 0,741 0,000 0,548696845 0 0,548696845
41,400 ,222 0,778 0,000 0,604938272 0 0,604938272
43,750 ,185 0,815 0,000 0,663923182 0 0,663923182
45,050 ,148 0,852 0,000 0,725651578 0 0,725651578
46,100 ,111 0,889 0,000 0,790123457 0 0,790123457
49,400 ,074 0,926 0,000 0,85733882 0 0,85733882
55,550 ,037 0,963 0,000 0,927297668 0 0,927297668
60,300 0,000 1,000 0,000 1 0 1
Coordinates of the Curve
a. The smallest cutoff value is the minimum observed test value minus
1, and the largest cutoff value is the maximum observed test value plus
Distance= (1-sen)2 + (1-spe) 2
Nilai terkecil adalah nilai
cut-off
Luas area dibawah
kurva ROC=0,90
(p<0,001)
Cut-off kadar
sdLDL= 26,45
mg/dL
Uji kesesuaian
• Menilai kesesuaian (agreement) antara
2 observer  interrater reliability
• Uji Cohen Kappa atau Uji Kappa
• Hasil pengamatan berupa data yang
berskala nominal misalnya (+) atau (-)
• Apabila data berskala kontinyu
digunakan reliability analysis Cronbach
alfa untuk absolute agreement
• Nilai Kappa >0,8 dianggap kesesuaian
antara 2 observer berderajat baik
Penutup
• Statistik hanyalah alat yang membantu peneliti
untuk memudahkan memahami dan memberikan
makna dari data penelitian yang diperoleh
• Tugas peneliti untuk memberikan interpretasi
terhadap data yang diperoleh dan membahasnya
lebih lanjut secara lebih mendalam dan
komprehensif berdasarkan teori-teori yang
mendukung serta fakta yang terjadi di lapangan.
• Pada ruang ‘interpretasi hasil analisis data’ inilah
karya utama seorang peneliti diperoleh
budi murtiyasa ums
solo
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Statistika parametrik
Statistika parametrikStatistika parametrik
Statistika parametrikyeniyeni264
 
One way anova dalam spss
One way anova dalam spssOne way anova dalam spss
One way anova dalam spssRini Wulandari
 
Modul non parametrik
Modul non parametrikModul non parametrik
Modul non parametrikSyafie ALin
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssFajar Istiqomah
 
Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrikwacir
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSMuliadin Forester
 
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik    uji data dua sampel independentStatistik non parametrik    uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik uji data dua sampel independentWinda Oktaviani
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifI Wayan Mudita
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrikHafiza .h
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...Arif Rahman
 
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign Test
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign TestNon-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign Test
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign TestLucky Maharani Safitri
 
P8 analisis statistik
P8 analisis statistikP8 analisis statistik
P8 analisis statistikSusanFitria
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...Arif Rahman
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi Parametrik
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi ParametrikModul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi Parametrik
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi ParametrikArif Rahman
 

What's hot (20)

Statistika parametrik
Statistika parametrikStatistika parametrik
Statistika parametrik
 
One way anova dalam spss
One way anova dalam spssOne way anova dalam spss
One way anova dalam spss
 
9 pengantar analisa inferensial
9 pengantar analisa inferensial9 pengantar analisa inferensial
9 pengantar analisa inferensial
 
Modul non parametrik
Modul non parametrikModul non parametrik
Modul non parametrik
 
Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5
 
statistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spssstatistik-inferensi-dengan-spss
statistik-inferensi-dengan-spss
 
Statistika non parametrik
Statistika non parametrikStatistika non parametrik
Statistika non parametrik
 
ukuran statistik
 ukuran statistik ukuran statistik
ukuran statistik
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik    uji data dua sampel independentStatistik non parametrik    uji data dua sampel independent
Statistik non parametrik uji data dua sampel independent
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data Kuantitatif
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-14: Aplikasi Spreadsheet pada Statistika ...
 
Uji mann-whitney
Uji mann-whitneyUji mann-whitney
Uji mann-whitney
 
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign Test
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign TestNon-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign Test
Non-Parametric Inference : Chi-Square and The Sign Test
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
P8 analisis statistik
P8 analisis statistikP8 analisis statistik
P8 analisis statistik
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-9: Analisis Regresi Linier Sederhana (Sim...
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi Parametrik
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi ParametrikModul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi Parametrik
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-3: Uji Hipotesa Variansi Parametrik
 
Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 

Similar to Statistik Dasar untuk Penelitian Klinis

PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxSuryaFahrozi2
 
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.pptANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.pptNurulLaili25
 
04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptxSitiRomlah85
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALImanSolahudin
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptsubrotorapih2
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptafni48
 
The Nature and Logic of Hypothesis Testing
The Nature and Logic of Hypothesis TestingThe Nature and Logic of Hypothesis Testing
The Nature and Logic of Hypothesis TestingAditya sujarminto
 
Pengolahan dan analisis
Pengolahan dan analisisPengolahan dan analisis
Pengolahan dan analisisparbui
 
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifTM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifYogiRabani1
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptMiffJasenx
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptssuser13daca1
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwRahmanPrasetyo3
 
Pengantar Statistik Infrensial.pptx
Pengantar Statistik Infrensial.pptxPengantar Statistik Infrensial.pptx
Pengantar Statistik Infrensial.pptxNusrotusSaidah1
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptArnita Piliang
 
09-analisis-data.ppt
09-analisis-data.ppt09-analisis-data.ppt
09-analisis-data.ppttugaskampus3
 

Similar to Statistik Dasar untuk Penelitian Klinis (20)

PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
 
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.pptANALISA DATA PENELITIAN.ppt
ANALISA DATA PENELITIAN.ppt
 
04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx04 Statistika Inferensial.pptx
04 Statistika Inferensial.pptx
 
STATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIALSTATISTIKA INFERENSIAL
STATISTIKA INFERENSIAL
 
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .pptMATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
MATERI STATISTIKA INFERENSIAL DASAR .ppt
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
The Nature and Logic of Hypothesis Testing
The Nature and Logic of Hypothesis TestingThe Nature and Logic of Hypothesis Testing
The Nature and Logic of Hypothesis Testing
 
Pengolahan dan analisis
Pengolahan dan analisisPengolahan dan analisis
Pengolahan dan analisis
 
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptifTM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
TM5-statistika_5 pengenalan statistik deskriptif
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
 
3254109.ppt
3254109.ppt3254109.ppt
3254109.ppt
 
method.ppt
method.pptmethod.ppt
method.ppt
 
Pengantar Statistik Infrensial.pptx
Pengantar Statistik Infrensial.pptxPengantar Statistik Infrensial.pptx
Pengantar Statistik Infrensial.pptx
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
 
analisis-data-11-12.pptx
analisis-data-11-12.pptxanalisis-data-11-12.pptx
analisis-data-11-12.pptx
 
1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu
 
Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3Kel9b Blok8skenario3
Kel9b Blok8skenario3
 
09-analisis-data.ppt
09-analisis-data.ppt09-analisis-data.ppt
09-analisis-data.ppt
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 

Recently uploaded (9)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 

Statistik Dasar untuk Penelitian Klinis

  • 1. Hardian – CEU FK UNDIP BIOSTATISTIK Hardian Biomedic and Clinical Epidemiology Unit FK UNDIP
  • 2. Statistical quotations • There are three kinds of lies: lies, damn lies, and statistics. – Benjamin Disraeli / Mark Twain • It is easy to lie with statistics, but easier to lie without them. – Frederick Mosteller
  • 3. Tidak perlu menjadi ahli matematika untuk menggunakan statistik Karl Pearson Sir Ronald Fisher Douglas G Altman
  • 4. Prinsip Biostatistik 1. Menguasai metodologi penelitian  desain penelitian 2. Matematika sederhana 3. Logika
  • 5. Kunci analisis data Research Question yang bisa diukur • Mengetahui dengan baik variabel penelitian  terutama out come penelitian • Mengetahui skala variabel penelitan • Memahami desain penelitian
  • 6. Hal yang diperoleh dengan Research Question yang bisa diukur • Membuat hipothesis yang benar • Menentukan desain penelitian • Cara menghitung besar sampel yang tepat • Memilih uji hipothesis yang tepat
  • 7. Research Question yang bisa diukur • Menyebutkan apa yang dicari  beda, hubungan (korelasi atau asosiasi), risiko. • Menyebutkan apa yang dibandingkan/dihubungkan/menjadi faktor risiko • Menyebutkan outcome
  • 8. Contoh: Apakah obat anti-hipertensi A lebih baik daripada obat B? Apakah ada perbedaan tekanan darah kelompok yang mendapat obat anti-hipertensi A dengan yang mendapat obat anti-hipertensi B?   Apakah kelompok yang mendapat obat anti-hipertensi A tekanan darahnya lebih rendah dibanding kelompok yang mendapat obat antipertensi B? 
  • 9. • Ada 2 kelompok  A dan B • Penurunan  perbedaan • Outcome berskala numerik  mmHg Apakah kelompok yang mendapat obat anti-hipertensi A tekanan darahnya lebih rendah dibanding kelompok yang mendapat obat antipertensi B?
  • 10. Apakah kelompok yang mendapat obat anti- hipertensi A tekanan darahnya lebih rendah dibanding kelompok yang mendapat obat antipertensi B? • Hipothesis jelas ! • Rumus besar sampel untuk beda rerata 2 populasi • Uji beda dengan uji-t atau uji Mann- Whitney
  • 11. TOPIK PELATIHAN • Statistik deskriptif • Pemilihan uji hipotesis • Uji hipotesis komparatif • Uji hipotesis hubungan • Uji diagnostik
  • 12. Statistical Package for the Social Sciences Statistical Package for the Stupid Students Stata Statview Minitab SAS S-plus R Epi Info
  • 13. Statistik deskriptif – membuat data kasar (raw data) menjadi informasi yang dapat diolah / dimengerti • Merangkum dan mempresentasikan data untuk – Menyederhanakan – Membuat data menjadi dapat dimengerti – Mendukung pengambilan keputusan
  • 14. Analisa deskriptif Data numerik 1. Tendensi sentral • Rerata • Median 2. Dispersi • Simpang baku • Range • Interquartil range
  • 15.
  • 18.
  • 19.
  • 22. Rambu-rambu Pemilihan uji hipotesis • Tipe penelitian (deskriptif, inferensial) • Jenis variabel (terikat, bebas) • Tingkat pengukuran variabel (nominal, ordinal, numerik) • Banyaknya variabel (satu, lebih dari satu ) • Maksud statistik (kecenderungan memusat, variabilitas, hubungan (korelasi, asosiasi), pembandingan (komparasi), interaksi, kecocokan, dan sebagainya). budi murtiyasa ums solo
  • 23. Langkah-langkah pokok dalam pengujian hipotesis • Membuat asumsi  kondisi apa yang dapat “diterima “ oleh peneliti • Menentukan uji statistik • Memilih suatu tingkat kemaknaan • Menghitung nilai statistik uji • Membuat keputusan uji (diterima / ditolak) budi murtiyasa ums solo
  • 24. Langkah2 uji hipotesis 1. Tentukan H0 dan Ha 2. Pilih nilai α (misalnya 0.05) 3. Hitung nilai p 4. Bandingkan p dengan α • Jika p < α  H0 ditolak / Ha diterima • Jika  α  Gagal menolak H0 5. Kesimpulan
  • 25. Macam Analisis Data • Analisis Univariat • Analisis Bivariat • Analisis Multivariat Satu variabel  umur Dua variabel  umur & jenis kelamin Lebih dari dua variabel  umur & jenis kelamin & tinggi badan
  • 26. Macam Analisis Data (2) • Analisa deskriptif • Uji hipothesis •Univariat •Bivariat •Multivariat Statistik inferensial
  • 28. • Uji parametrik  uji statistik yang berdasarkan asumsi, misal: normalitas distribusi pada uji-t dan homogenitas varians • Uji non-parametrik tidak memerlukan asumsi  lebih mudah untuk signifikan Uji statistik parametrik dan non-parametrik
  • 29. Contoh: Asumsi uji-t 1. Distribusi harus normal  bila tidak normal ditransformasi  log transformasi 2. Varians harus homogen  Levene’s Test for equality of varians (pada SPSS secara otomatis akan dilakukan)
  • 30. • Parametrik: Distribusi data spesifik (Normal, Keluarga Eksponensial lain: Poisson, Binomial, Eksponensial, dll) • Non Parametrik: Distribusi data tidak normal (umumnya berdasar ranking, atau sampel kecil)
  • 31. Normalitas distribusi data Parameter Kriteria normal Koefisien varians < 30% Skewness Kurtosis - 2 s/d 2 Histogram Kurve Bell, simetris Normal & detrendend QQ plot Menyebar sekitar garis (garis 0) Box plot Simteris, median ditengah, tidak ada out lier dan nilai ekstrem Rerata : Simpang baku Rerata > 2 X SB
  • 32.
  • 33.
  • 34. Normalitas distribusi data Parameter Kriteria normal Uji Kolmogorov-Smirnov (dengan koreksi Lilliefours) p ≥ 0,05 Uji Saphiro Wilk p ≥ 0,05
  • 35.
  • 36. Tests of Normality ,083 65 ,200* ,975 65 ,210Umur (tahun) Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk This is a low er bound of the true significance.*. Lilliefors Significance Correctiona.
  • 37. Tests of Normality ,264 65 ,000 ,630 65 ,000IL-6 Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Lilliefors Significance Correctiona.
  • 38.
  • 39. Uji Hipothesis untuk membandingkan rerata • 2 kelompok: Uji-t Uji-t ada 2 macam: 1. Uji-t tak berpasangan Outcome yang sama diukur pada 2 populasi yang berbeda 2. Uji-t berpasangan Outcome yang sama diukur pada populasi yang sama pada waktu yang berbeda
  • 41. A B p <0,05 Tak berpasangan Pre Post p <0,05 Berpasangan A B
  • 42. Uji Hipothesis untuk membandingkan rerata (cont’) • Lebih dari 2 kelompok: ANOVA (Analysis of Varians) Ada 2 macam ANOVA 1. ONE WAY ANOVA  pengukuran yang sama pada lebih dari 2 populasi yang berbeda 2. REPEATED MEASURE ANOVA pada populasi yang sama dibandingkan hasil dari lebih 2 kali pengukuran variabel yangsama
  • 43. A B 0 1 2 5 Pengukuran
  • 44. 0 1 2 5 A B Hari 0 1 2 5 A B Hari A B C Oneway ANOVA Repeated Measure ANOVA
  • 45. Uji Hipothesis untuk membandingkan rerata (cont’) • Setelah uji ANOVA dilanjutkan uji Post Hoc: Bonferroni, Duncan, Scheffe, Newman-Keuls, dsb  untuk mencari perbedaan kelompok mana yang bermakna • ANCOVA (Analysis of Covarians) digunakan bila baseline digunakan sebagai kovariat  perbedaan baseline akan mempengaruhi pengukuran berikutnya
  • 46. Asumsi uji-t dan ANOVA 1. Distribusi harus normal  bila tidak normal ditransformasi  log transformasi 2. Varians harus homogen  Levene’s Test for equality of varians (pada SPSS secara otomatis akan dilakukan) 3. Compound symmetri (khusus ANOVA repeated measure)
  • 47. Uji non-parametrik sebagai alternatif uji-t atau ANOVA • Uji-t tak berpasangan: Uji Mann- Whitney • Uji-t berpasangan: Uji Wilcoxon • Uji Oneway ANOVA: Uji Kruskall- Wallis • Uji Repeated measure ANOVA: Uji Friedman • Uji Post Hoc diganti dengan Uji Mann-Whitney atau Wilcoxon
  • 48.
  • 50.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 60.
  • 65. Slope Power Bentuk transformasi -1 2 Square (kuadrat) 0 1 Tidak perlu transformasi 0.5 0.5 Square root (akar) 1 0 Logaritma 1,5 -0.5 1 / Square root 2 -1 Reciprocal (1/n)
  • 66. Uji hipothesis membandingkan proporsi 2 kelompok atau lebih Uji c2 atau Fisher-Exact • Uji c2 dapat berupa 2 X 2 (tabel kontingensi) atau lebih (tabel r by c ) Uji McNemar untuk data kategorial yang berhubungan  pre and post
  • 67. Status Vit A Status Anemia Total Anemia Normal Defisiensi 7 (26.9) 1 (2.4) 8 (11.9) Tidak defisiensi 19 (73.1) 40 (97.6) 59 (88.1) c2 = 9.07 df=1 p=0.03 Contoh tabel 2 X 2 df= degree of freedom = (c-1) X (r-1)
  • 68. Uji c2 atau Uji Fisher-Exact? • apabila sel yang mempunyai “EXPECTED FREQUENCY” (bukan observed) kurang dari 5 jumlahnya lebih dari 20% sebaiknya digunakan uji Fisher Exact • Sampel kecil (<20) pada tabel r by c sebaiknya digunakan uji Fisher Exact • Yates’ correction (continuity correction)
  • 70. Menghitung frekuensi harapan Penyakit Ada Tidak ada Ada faktor risiko 1 (a) 3 (b) 4 Tidak ada faktor risiko 2 (c) 4 (d) 6 3 7 10 sel Perhitungan Frekuensi harapan a (4 X 3)/10 1,2 b (4 X 7)/10 2,8 c (6 X 3)/10 1,8 d (6 X 7)/10 4,2
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77. Uji Fisher exact • Pada kasus dimana sel dengan expected frequency kurang dari 5 lebih dari 20 % jumlahnya  sudah dianggap tidak tepat, sebaiknya gunakan Uji Fisher Exact  2X2 • SPSS  Exact test untuk r X c
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81. Interpretasi nilai p pada uji c2 • Nilai p yang bermakna pada Uji c2 harus diinterpretasikan secara hati-hati. • Hasil yang bermakna mungkin disebabkan tidak balansnya proses randomisasi atau adanya variabel perancu (confounding) pada salah satu kelompok lakukan stratifikasi atau subgroup analysis
  • 82. Upaya agar mendapat nilai p yang signifikan pada uji c2 • Amati data apakah ada trend tertentu • Lakukan splitting atau collapsing tabel sesuai dengan trend yang terlihat
  • 83. Uji McNemar • Digunakan untuk uji hipothesis pada penelitian dengan outcome berskala kategorial dengan pengukuran pre and post  2 X 2 • r X c = Uji McNemar Bowker • Harus simetris • Alternatif: Uji Wilcoxon
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87. Uji hubungan Beberapa penelitian di bidang kedokteran sering ingin menilai apakah ada hubungan antara dua variabel (dependent dan independent) yang numerik. Contoh : • Hubungan antara BMI dengan kadar kolesterol. • Hubungan antara kadar gula darah dengan Kadar LDL pada pasien DM
  • 88. Hubungan: Korelasi atau asosiasi ? • Korelasi: untuk menjelaskan seberapa erat hubungan antar variabel sehingga perubahan variabel yang satu akan berpengaruh pada variabel lain  tidak bersifat kausalitas • Asosiasi: untuk prediksi, menjelaskan nilai suatu variabel berdasarkan nilai variabel lain kausalitas
  • 89. • Analisis korelasi  untuk mengetahui eratnya hubungan antara dua variabel. • Analisis regresi  dapat diketahui bentuk hubungan antara dua variabel (Prediksi dari data yang ada). • Semakin erat hubungannya maka semakin yakin bahwa hubungan dua variabel tersebut adalah hubungan sebab akibat. • Analisis regresi dan korelasi didasarkan atas hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih.
  • 90. • Variabel yang digunakan untuk meramal disebut variabel bebas (independen). Dapat lebih dari satu variabel. • Variabel yang akan diramal  variabel respons (dependen). Terdiri dari satu variabel.
  • 91. Perbedaan dasar antara korelasi dan regresi  Korelasi hanya menunjukkan sekedar hubungan.  Dalam korelasi variabel tidak ada istilah tergantung dan variabel bebas.  Regresi menunjukkan hubungan pengaruh.  Dalam regresi terdapat istilah tergantung dan variabel bebas.
  • 92. Uji Hubungan dan asosiasi • Asosiasi: Uji regresi linier, regresi multipel, regresi logistik, dsb • Korelasi: Pearson, Spearman, Kendall tau-b, c2, dsb
  • 93. Uji Hubungan (cont’) • Hubungan antara 2 variabel berskala numerik: Uji korelasi Pearson asumsi distribusi normal & varians homogen Uji Spearman rank  bila asumsi tak terpenuhi • Hubungan antara variabel berskala numerik dengan variabel berskala ordinal Uji Spearman rank
  • 94. Uji Hubungan (cont’) • Hubungan antara 2 variabel berskala ordinal Uji Spearman rank Uji Kendall tau-b  dugaan adanya trend
  • 95. Variabel Bebas Variabel terikat Uji statistik Numerik (normal) Numerik (normal) Korelasi Pearson Numerik (normal/ tidak normal) Numerik (normal/ tidak normal) Korelasi Spearman Numerik (normal/ tidak normal) Ordinal Korelasi Spearman Numerik (normal/ tidak normal) Nominal Uji Korelasi Biserial Ordinal Ordinal Korelasi Spearman Kendall tau-b c2 Ordinal Norminal c2 Fisher-exact Nominal Nominal c2 Fisher-exact
  • 96. Uji korelasi biserial The formula for the point biserial correlation coefficient is: M1 = mean (for the entire test) of the group that received the positive binary variable (i.e. the “1”). M0 = mean (for the entire test) of the group that received the negative binary variable (i.e. the “0”). Sn = standard deviation for the entire test. p = Proportion of cases in the “0” group. q = Proportion of cases in the “1” group.
  • 97. M1 M0 sn p q pq sqrtpq r NIHSS1 8,67 7,57 4,544 0,5 0,5 0,25 0,5 0,12103 9 NIHSS2 4,52 5,05 3,954 0,5 0,5 0,25 0,5 - 0,06702 dNIHSS -4,14 -2,52 2,068 0,5 0,5 0,25 0,5 - 0,39168
  • 98. Asumsi • Uji korelasi Pearson hanya valid jika asumsi berikut terpenuhi: 1. X berdistribusi normal 2. Y berdistribusi normal 3. Perkalian antara nilai X dan Y berdistribusi normal (bivariate normal distribution)
  • 99. Kekuatan Hubungan • Bila titik-titik menbar pada satu garis lurus, maka kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut sangat sempurna. • Kekuatan hubungan dapat dikuantifikasi melalui suatu koefisien yaitu koefisien korelasi • Koefisien berkisar antara 0 – 1. 0-1 = bila mendekati 1 semakin kuat hubungannya, bila mendekati 0 semakin lemah hubungannya. • Lihat tandanya apakah korelasi positif atau negatif.
  • 100. Derajat hubungan • Dinyatakan dalam koefisien korelasi 0 = tidak ada korelasi 0.01 - 0.19 = sangat buruk 0.20 - 0.39 = buruk 0.40 - 0.59 = sedang 0.60 - 0.79 = baik 0.80 - 0.99 = sangat baik 1 = korelasi sempurna
  • 101. Derajat hubungan • 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel • 0 – 0,25: Korelasi sangat lemah • 0,26 – 0,50: Korelasi cukup • 0,51– 0,75: Korelasi kuat • 0,76 – 0,99: Korelasi sangat kuat • 1: Korelasi sempurna
  • 102. Arah hubungan • “+” menunjukkan kenaikan variabel pengaruh akan menyebabkan kenaikan variabel terpengaruh atau sebaliknya • “-” menunjukkan kenaikkan variabel pengaruh akan menurunkan variabel terpengaruh atau sebaliknya • Pada analisa regresi asosiasi dinyatakan dalam besaran “r”
  • 103. Diagram Tebar (Scatter plot/Scatter Dot) • Diagram tebar adalah diagram dengan memakai garis koordinat dengan axis X dan ordinat Y. • Tiap pengamatan diwakili oleh satu titik. • Hubungan antara variabel dapat berupa garis lurus (linier), garis lengkung (kurva linier) atau tdk terlihat pola tertentu. • Dapat berupa garis regresi positif atau negatif.
  • 104. • • • • • • • • • • • • • Y X r= +1 •• ••• •• • • • • • • Y X r= -1 • •• • •• •• •• ••• Y X r= 0 • •• • • • • • • • • • • Y X r= ?
  • 105.
  • 106. Hubungan antara BMI dengan kadar kolesterol
  • 107. Scatter dot diagram untuk linearitas Korelasi Pearson
  • 108.
  • 110. Korelasi partial Korelasi yang digunakan untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen dan dilakukan pengendalian pada salah satu variabel independennya X1 X2 Y Korelasi antara X1 dengan Y X2 dikendalikan
  • 111. Hipotesis Ada hubungan antara kolesterol dengan LDL apabila BMI dikendalikan
  • 112.
  • 113. Uji regresi • Uji regresi linier • Uji regresi logistik biner  lebih sering disebut uji regresi logistik saja • Uji regresi logistik ordinal • Dsb
  • 114. • Satu variabel bebas dan satu variabel terikat  uji regresi sederhana (simple regression) • Dua atau lebih variabel bebas dan satu variabel terikat  uji regresi berganda (multiple regression)
  • 115. Regresi linier • Regresi linier sering digunakan untuk melihat nilai prediksi atau perkiraan yang akan datang • Apabila X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai X yang sudah diketahui dapat digunakan memperkirakan Y
  • 116. Regresi linier • Persamaan garis Linier : Y = a + bX • Pada persamaan ini harus jelas dan tentukan mana variabel Y (dependen) dan variabel X (independen). Penetapan disesuaikan dengan tujuan analisis. • Biasanya variabel Y  lebih sulit diukur • Variabel X  lebih mudah diukur
  • 117. Mengetahui perubahan nilai Y setiap perubahan satu satuan X • • • • • • • • • • • • • a Y X Y = a + bX
  • 118. Persamaan regresi  Regresi linier sederhana  Y=a +bX  Regresi linier berganda  Y=a +b1X1+b2X2+b3X3 + ... +bijXij
  • 121. Interpretasi output Lihat nilai R = 0,647 ini berarti bahwa korelasi antara variabel X (LDL) dengan Y (kolesterol) adalah 0,647
  • 122. Interpretasi output Untuk melihat signifikansi persamaan regresi dapat dilihat dari nilai p hasil uji ANOVA: •Nilai p < 0,05  persamaan regresi bisa untuk prediksi
  • 123. Interpretasi output Persamaan garis regresi dapat dilihat dari kolom B: •Constant = 108,479 •Kadar LDL serum= 0,748 Berarti persamaan garisnya adalah: Y=108,479 + 0,748 X Kolesterol =108,479 + 0,748 LDL
  • 124. Koefisien Determinasi (r2) • Melihat besarnya variasi variabel Y (dalam persen) yang dapat dijelaskan oleh variabel X. Misal r=0.647, r2=0.418. Artinya sebesar 41,8% variasi nilai kadar kolesterol (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kadar LDL (X) dan 58,2 % dijelaskan oleh faktor2 lain.
  • 125. Regresi Berganda (Multiple Regression)  Independent variable yang dianalisis lebih dari dua.  Kegunaan:  Untuk melihat ‘pengaruh’ lebih dari satu variabel bebas terhada variable terikat sekaligus dlm satu metode analisis.  Untuk melihat variabel bebas yang lebih berpengaruh thd variabel terikat .  Memprediksi nilai ‘variabel terikat’ bila diketahui nilai-nilai ‘variabel bebas’.
  • 126. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen secara bersamaan X1 X2 Y} Regresi Berganda (Multiple Regression)
  • 127. Regresi Berganda (Multiple Regression)  Asumsi antara lain:  Y (variabel terikat) atau e (residuals) mengikuti sebaran normal.  Nilai antar variabel terikat saling tidak berkorelasi (tidak terjadi ‘auto correlation’).  Keragaman (variation) nilai residual haruslah sama untuk semua nilai Y (homoscedasticity variance).  antar variabel bebas tidak berkorelasi (tidak terjadi multi-collinearity).
  • 128. Regresi ganda • Digunakan untuk analisis regresi dengan jumlah variabel independen lebih dari satu dengan satu variabel dependen • Asumsi yang harus dipenuhi: Distribusi normal, tidak boleh ada korelasi antar variabel-variabel independennya (multikolinearitas)
  • 129. Multikolinearitas • Adanya hubungan linear antara variabel bebas X dalam model regresi ganda • Misal Y=Konstanta +b1X1+ b2X2 dimana : • X1 : pendapatan per tahun dari rumah tangga • X2 : pendapatan per bulan dari rumah tangga X1 dan X2 berkolinearitas sempurna  X1 = 12X2 Jika keduanya X1 dan X2 ini dimasukkan ke dalam model regresi, akan timbul masalah Kolinearitas Sempurnatidak mungkin diperoleh prediksi koefisien parameter regresinya secara valid
  • 131.
  • 132. Interpretasi output • Nilai R = 0,816 ini berarti bahwa korelasi antara variabel HDL dan LDL secara bersamaan dengan Kolesterol adalah 0,816 • Perubahan Kolestetol sebesar 66,6 % dipengaruhi oleh perubahan HDL dan LDL Adjusted R2 untuk menggeneralisasikan R2 pada populasi
  • 133. Interpretasi output Signifikansi persamaan regresi dapat dilihat dari nilai p p<0,05 Kadar HDL dan LDL dapat digunakan untuk prediksi kadar kolesterol
  • 134. Interpretasi output Persamaan garis regresi dapat dilihat dari kolom B: • Constant = 32,907 • LDL= 0,953 • HDL= 1,097 Berarti persamaan garisnya adalah: Kolesterol=32,907 + 0,953 LDL + 1,097 HDL
  • 135. Kadar kolesterol dipengaruhi oleh kadar LDL dan HDL serum. Pengaruh LDL lebih besar dibanding HDL. Lihat nilai t nya: LDL 8.385 sedangkan HDL 5.374.
  • 136. • Identifikasi kolinieritas dapat dilakukan dengan melihat: • Kolom VIF terjadi kolinearitas apabila nilai VIF > 5 • Kolom eugenvalue  terjadi kolinearitas apabila nilai eugenvalue mendekati 0 • Kolom condition index  terjadi kolinearitas apabila nilai condition index > 15. Dikatakan parah apabila > 30 variance inflation factor
  • 137. Logistic Regression ● Satu variabel dependen yang berskala nominal diprediksi dengan beberapa variabel independen yang berskala kategorial (nominal ordinal maupun kontinyu ● Komputasinya seperti analisis regresi • Besaran asosiasi dinyatakan sebagai rasio Odd • Rasio odd diperoleh dari perhitungan eβ
  • 138. Logistic Regression ● Satu variabel dependen yang berskala nominal diprediksi dengan beberapa variabel independen yang berskala kategorial (nominal ordinal maupun kontinyu ● Komputasinya seperti analisis regresi Penelitian faktor risiko gangguan pendengaran pd neonatus Dependen: Gangguan pendengaran (Skala nominal) Independen: Umur (Skala rasio) Kategori derajat asfiksia (Skala ordinal) Kategori kadar bilirubin saat lahir (Skala nominal)
  • 139. • Metode analisis: enter, forward/backward conditional • Model terbaik ditentukan dengan perubahan nilai –2 likelihood Variabel independen: A B C D E Enter : A B C D E Forward: A  AB  ABC ABCD ABCDE: ABC Bakward: ABCDE  ABCD ABC
  • 140. • Perlu membandingkan nilai OR dari analisa bivariat sebelumnya (crude OR) dengan OR dari multivariat regresi logistik (adjusted OR) OR Efek Arti Crude OR > Adjusted OR Multiplikatif Dilemahkan/dihila ngkan oleh faktor lain Crude OR < Adjusted or Aditif Diperkuat oleh faktor lain Crude OR=Adjusted OR Independen prediktor Tidak dipengaruhi faktor lain
  • 141. • Nilai p bukan penentu • Yang terpenting adalah besaran asosiasi: nilai beta atau OR dengan 95 % CI-nya
  • 142. Interval kepercayaan (Confidence Interval = CI) • Untuk inferensi nilai parameter dipopulasi • Rentang oleh karena nilainya tidak diketahui pasti • Dinotasikan dalam: 100-a • Rentang CI: 90%, 95%, 99% • Nilai bawah dan nilai atas • Contoh: 3,7 (95% CI= 2,2 s/d 5,9) • Dalam statistik tidak ada kepercayaan 100%  harus ukur seluruh populasi
  • 143. 95% interval kepercayaan Rentang nilai X pada populasi Nilai rerata pada sampel
  • 144. CI semakin sempit semakin baik • Hati-hati interpretasi CI yang terlalu lebar ! • Misal: 23,6 (95% CI= 14,2 s/d 725,3) • Tidak ada informasi yang bermakna !
  • 145. A B C D E A = Definitif faktor risko B = Definitif faktor protektif C = Inkonklusif, tetapi tidak ada kecenderungan D = Cenderung faktor risiko E = Cenderung faktor protektif Contoh interpretasi CI untuk risiko 1
  • 146. A B C D E A = Definitif faktor risko B = Definitif faktor protektif C = Inkonklusif, tetapi tidak ada kecenderungan D = Cenderung faktor risiko E = Cenderung faktor protektif Interpretasi CI
  • 147.
  • 148.
  • 149.
  • 150.
  • 151. Hipotesis • Ada hubungan antara kadar kolesterol • dan LDL serum dengan BMI
  • 152.
  • 153.
  • 154. Untuk Korelasi ganda yang digunakan hanya output Model Summary. Lihat koefisien R output yang lain diabaikan
  • 155. Uji statistik lain yang sering digunakan • Survival analysis • Uji diagnostik
  • 156. Survival analysis • Membandingkan terjadinya kematian sesuai dengan perjalanan waktu terapi • Actuarial analysis • Kaplan Meier: untuk membuat kurve survival menentukan 50% pasien yang mati (atau kejadian lain yang menjadi interest)  median survival time • Log Rank Test: untuk membandingkan 2 kurve survival • Bila kurve menyilang digunakan Cox Proporsional Hazard Model
  • 158. Uji diagnostik • Menilai metoda diagnostik baru dibandingkan dengan “gold standard” • Uji yang dipakai: Sensitivitas Predictive Value Spesifisitas Kurva ROC
  • 159. Hasil Tes Baru Penyakit (Gold standard) Ada Tidak ada Ada Positif sejati a Positif semu b Tidak ada Negatif semu c Negatif sejati d
  • 160. Penyakit (yang sebenarnya) Ada Tidak ada TEST Positif Negatif a dc b Positif benar Positif palsu Negatif palsu Negatif benar Hasil test
  • 161. Dari tabel 2 X 2 dapat dijelaskan karakteristik test sbb: 1. Sensitivity : a a + c 2. Specificity: d b + d Bila pemeriksaan memiliki sensitifitas 80 %, artinya : kemampuan suatu tes untuk mendeteksi 80 % yg sakit Bila suatu tes memiliki spesifisitas 90 % artinya: kemampuan suatu tes untuk mendeteksi 90 % yg tidak sakit dideteksi tidak sakit
  • 162. 3. Nilai duga +(positif): a a + b 3. Nilai duga -(negatif): d c + d Jika tes memiliki nilai ramal positif 70 % artinya: kemampuan untuk memprediksi benar benar sakit 70 % Jika tes memiliki nilai ramal negatif 90 % artinya: kemampuan untuk memprediksi benar benar tidak sakit 90 %
  • 163. sensitivitas 1- spesifitas Cut-off poit AREA UNDER THE CURVE KURVA ROC Dianggap baik bila > 0.7 dibanding Gold Standard
  • 164. sensitivitas 1- spesifitas AREA UNDER THE CURVE KURVA ROC True diagnosis (100%)
  • 165. Area under ROC curve (AUC) • Menunjukkan performance test secara umum • Membandingkan 2 kurve ROC  membandingkan luas area dibawah kurva • Nilai p pada uji ROC  uji Mann-Whitney
  • 166. TruePositiveRate 0 % 100% False Positive Rate 0 % 100 % TruePositiveRate 0 % 100% False Positive Rate 0 % 100 % TruePositiveRate 0 % 100% False Positive Rate 0 % 100 % AUC = 50% AUC = 90% AUC = 65% AUC = 100% TruePositiveRate 0 % 100% False Positive Rate 0 % 100 % AUC for ROC curves
  • 167. Diagnosis stenosis a. Koronaria dengan kadar sdLDL serum?
  • 168. Diagnosis stenosis a. Koronaria dengan kadar sdLDL serum?
  • 169.
  • 170.
  • 171.
  • 172.
  • 173.
  • 174.
  • 176.
  • 177.
  • 178. Test Result Variable(s):Kadar sdLDL serum (mg/dL) Positive if Greater Than or Equal To a Sensitivity 1-sensitivity 1 - Specificity power 1-sen power 1-spe distance 11,100 1,000 0,000 1,000 0 1 1 12,500 1,000 0,000 ,917 0 0,840277778 0,840277778 13,750 1,000 0,000 ,833 0 0,694444444 0,694444444 14,900 1,000 0,000 ,750 0 0,5625 0,5625 16,150 1,000 0,000 ,667 0 0,444444444 0,444444444 17,900 1,000 0,000 ,583 0 0,340277778 0,340277778 19,050 1,000 0,000 ,500 0 0,25 0,25 19,950 1,000 0,000 ,417 0 0,173611111 0,173611111 21,250 1,000 0,000 ,333 0 0,111111111 0,111111111 22,650 ,963 0,037 ,333 0,001371742 0,111111111 0,112482853 23,650 ,926 0,074 ,333 0,005486968 0,111111111 0,11659808 24,700 ,889 0,111 ,333 0,012345679 0,111111111 0,12345679 25,650 ,852 0,148 ,333 0,021947874 0,111111111 0,133058985 26,450 ,852 0,148 ,250 0,021947874 0,0625 0,084447874 27,250 ,815 0,185 ,250 0,034293553 0,0625 0,096793553 28,200 ,778 0,222 ,250 0,049382716 0,0625 0,111882716 29,150 ,741 0,259 ,250 0,067215364 0,0625 0,129715364 29,750 ,704 0,296 ,250 0,087791495 0,0625 0,150291495 30,150 ,667 0,333 ,250 0,111111111 0,0625 0,173611111 30,400 ,667 0,333 ,167 0,111111111 0,027777778 0,138888889 30,750 ,667 0,333 ,083 0,111111111 0,006944444 0,118055556 31,250 ,630 0,370 ,083 0,137174211 0,006944444 0,144118656 31,750 ,630 0,370 0,000 0,137174211 0 0,137174211 32,200 ,593 0,407 0,000 0,165980796 0 0,165980796 33,300 ,556 0,444 0,000 0,197530864 0 0,197530864 34,450 ,519 0,481 0,000 0,231824417 0 0,231824417 34,900 ,481 0,519 0,000 0,268861454 0 0,268861454 35,650 ,444 0,556 0,000 0,308641975 0 0,308641975 36,750 ,407 0,593 0,000 0,351165981 0 0,351165981 37,250 ,370 0,630 0,000 0,396433471 0 0,396433471 38,000 ,333 0,667 0,000 0,444444444 0 0,444444444 39,300 ,296 0,704 0,000 0,495198903 0 0,495198903 40,050 ,259 0,741 0,000 0,548696845 0 0,548696845 41,400 ,222 0,778 0,000 0,604938272 0 0,604938272 43,750 ,185 0,815 0,000 0,663923182 0 0,663923182 45,050 ,148 0,852 0,000 0,725651578 0 0,725651578 46,100 ,111 0,889 0,000 0,790123457 0 0,790123457 49,400 ,074 0,926 0,000 0,85733882 0 0,85733882 55,550 ,037 0,963 0,000 0,927297668 0 0,927297668 60,300 0,000 1,000 0,000 1 0 1 Coordinates of the Curve a. The smallest cutoff value is the minimum observed test value minus 1, and the largest cutoff value is the maximum observed test value plus Distance= (1-sen)2 + (1-spe) 2 Nilai terkecil adalah nilai cut-off
  • 179. Luas area dibawah kurva ROC=0,90 (p<0,001) Cut-off kadar sdLDL= 26,45 mg/dL
  • 180. Uji kesesuaian • Menilai kesesuaian (agreement) antara 2 observer  interrater reliability • Uji Cohen Kappa atau Uji Kappa • Hasil pengamatan berupa data yang berskala nominal misalnya (+) atau (-) • Apabila data berskala kontinyu digunakan reliability analysis Cronbach alfa untuk absolute agreement • Nilai Kappa >0,8 dianggap kesesuaian antara 2 observer berderajat baik
  • 181.
  • 182.
  • 183.
  • 184.
  • 185. Penutup • Statistik hanyalah alat yang membantu peneliti untuk memudahkan memahami dan memberikan makna dari data penelitian yang diperoleh • Tugas peneliti untuk memberikan interpretasi terhadap data yang diperoleh dan membahasnya lebih lanjut secara lebih mendalam dan komprehensif berdasarkan teori-teori yang mendukung serta fakta yang terjadi di lapangan. • Pada ruang ‘interpretasi hasil analisis data’ inilah karya utama seorang peneliti diperoleh budi murtiyasa ums solo