SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
EMULSI MINUMAN
Djonny Tungadi
R&D - PT Aroma Daun Seruni
mulsi minuman (beverage emulsion) adalah salah satu jenis emulsi yang dipakai
oleh industri minuman. Emulsi jenis ini biasanya diproduksi oleh perusahaan
pembuat flavor, di mana teknologi emulsi dikembangkan dan dimanfaatkan
sebagai sarana pembawa (delivery system) komponen flavor tertentu. Oleh sebab itulah
emulsi minuman digolongkan sebagai flavor.
Pada umumnya emulsi minuman digunakan pada produk minuman yang berpenampak-
an keruh. Emulsi minuman memiliki karakteristik yang khas, dan merupakan salah satu
komponen kritis dalam kestabilan penampakan suatu produk minuman. Maka, di dalam
aplikasinya diperlukan pemahaman yang memadai, sehingga bisa dipilih emulsi minuman
yang tepat, yang akan memberikan hasil optimum.
KOMPOSISI
Pada dasarnya emulsi minuman merupakan campuran stabil antara air dan minyak
dengan tipe O/W (oil-in-water), yaitu minyak terdispersi merata sebagai butiran/partikel
yang sangat kecil di dalam air. Dalam hal ini, minyak yang digunakan berupa minyak
flavor atau minyak netral.
Untuk memperoleh emulsi akhir yang stabil, diperlukan bahan-bahan tambahan dengan
fungsi tertentu yang lebih dulu dicampurkan kedalam air dan kedalam minyak untuk
memperoleh fase air dan fase minyak, sebelum akhirnya distabilisasi dengan proses yang
menggunakan energi mekanis (homogenisasi).
Pada fase air, komponen utama dan terbanyak adalah air. Selain itu, beberapa bahan
tambahan yang dipergunakan adalah pengemulsi, pengawet-pengasam dan adakalanya
pewarna. Bahan pengemulsi merupakan bahan tambahan yang terpenting karena bahan
inilah yang paling berperan dalam stabilisasi emulsi. Bahan pengemulsi berperan
menurunkan tegangan permukaan masing-masing fase air dan fase minyak sehingga
memudahkan proses homogenisasi, serta meningkatkan viskositas fase air yang bisa
memperlambat pergerakan butiran-butiran minyak. Bahan pengemulsi yang digunakan
dalam penyiapan emulsi minuman berupa hidrokoloid, misalnya gum arabik dan
beberapa gum alami lainnya, atau pati termodifikasi. Bahan pengawet-pengasam yang
umum digunakan adalah kombinasi Na-benzoat/K-sorbat dengan asam sitrat.
E
Pada fase minyak biasanya ditambahkan weighting agent atau bahan pemberat pada
minyak flavor/minyak netral dengan tujuan untuk meningkatkan densitas minyak agar
sama atau mendekati densitas minuman. Cara ini bisa membantu mempertahankan
kestabilan emulsi ketika diaplikasikan. Weighting agent terbaik sebenarnya adalah BVO
(brominated vegetable oil). Pada masa lalu BVO sangat umum digunakan dalam produksi
emulsi minuman, tapi kemudian diketahui memiliki sifat toksik yang membahayakan bagi
kesehatan sehingga sekarang sudah dilarang atau dibatasi penggunaannya dalam produk-
produk pangan. Saat ini weighting agent yang banyak digunakan adalah ester gum,
dammar gum atau SAIB (sukrosa asetat iso-butirat). Di samping itu, pada fase minyak
juga ditambahkan antioksidan (BHA/BHT atau tokoferol) untuk memperlambat proses
ketengikan pada fase minyak.
PROSES PEMBUATAN
Proses pembuatan emulsi minuman secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tahap,
yaitu:
[1] penyiapan fase, dalam hal ini secara terpisah masing-masing komponen kedua fase
yang disebutkan di atas dicampurkan untuk mendapatkan fase air dan fase minyak;
[2] prehomogenisasi, di mana fase minyak dicampurkan kedalam fase air lalu diaduk
dengan high-shear mixer berkecepatan tinggi untuk memecah fase minyak menjadi
butiran-butiran dan mendispersikannya dalam fase air, sehingga diperoleh campuran
pra-emulsi; dan
[3] homogenisasi, merupakan tahap yang terpenting, di mana campuran pra-emulsi
diproses melalui homogenizer tekanan tinggi yang tekanannya bisa mencapai 150-500
kg/cm2
, dengan tujuan untuk memecah lebih lanjut butiran-butiran minyak menjadi
partikel-partikel yang sangat kecil dan seragam.
MUTU DAN STABILITAS
Mutu emulsi minuman ditunjukkan oleh kestabilannya. Kestabilan adalah faktor utama
yang menentukan apakah suatu emulsi minuman bisa dipakai dalam suatu aplikasi atau
tidak. Berbeda dengan emulsi lain, emulsi minuman termasuk unik karena digunakan dan
dikonsumsi dalam kondisi yang sangat encer ketika diaplikasikan ke produk minuman
dan pengencerannya bisa mencapai beberapa ratus kali. Dengan kondisi ini dibutuhkan
produk emulsi yang stabil, baik dalam bentuk konsentrat emulsi minuman itu sendiri, dan
terutama setelah diencerkan.
Kestabilan emulsi minuman ditentukan terutama oleh pemilihan bahan pengemulsi dan
weighting agent yang pas dan bermutu baik, yang diformulasi secara seimbang, diproduksi
dengan peralatan dan kondisi proses yang tepat, serta diaplikasikan dengan benar. Sejak
pelarangan/pembatasan penggunaan BVO, semakin sulit untuk menghasilkan emulsi
minuman yang stabil, khususnya untuk aplikasi pada sirup. Tanpa BVO, formulasi yang
tepat saja tidak memadai, sehingga dibutuhkan proses pembuatan yang lebih seksama
dengan kontrol yang lebih ketat untuk menghasilkan emulsi minuman bermutu baik.
Salah satu parameter terpenting yang menentukan mutu/kestabilan suatu emulsi adalah
distribusi ukuran partikel minyak. Distribusi ukuran partikel ini sangat ditentukan oleh
kehandalan homogenizer yang dipakai serta kontrol terhadap kondisi proses yang diterap-
kan. Untuk emulsi minuman, tergantung pada komposisi emulsi itu sendiri dan jenis
aplikasinya, diperlukan rataan ukuran partikel yang lebih kecil dari dua mikron, dan
semakin seragam (diagram distribusi semakin lancip) semakin baik. Ukuran partikel ini
secara visual bisa diamati dengan jelas melalui mikroskop fase kontras pada perbesaran
1000X atau lebih. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat bisa digunakan
particle size analyzer, yang mampu memberikan diagram distribusi partikel lengkap
dengan perhitungan statistiknya.
Berikut ini adalah dua kondisi ketidakstabilan yang umum dijumpai dan menjadi masalah
dalam aplikasi emulsi minuman, yaitu:
(a) creaming/ringing, yaitu timbulnya lingkaran putih pada leher botol karena emulsi
yang terpisah dan mengambang ke permukaan, akibat formulasi dan/atau proses yang
kurang tepat, dan
(b) sedimentasi, yaitu adanya endapan putih di dasar botol karena emulsi yang terlalu
berat, akibat formulasi dengan kandungan weighting agent berlebihan.
Ketidakstabilan emulsi minuman dalam aplikasinya juga bisa dipicu oleh kandungan
cemaran yang tinggi, yang mungkin berasal dari komponen lain, seperti gula, air atau
bahan lain yang digunakan dalam pembuatan minuman tersebut.
APLIKASI
Pada banyak aplikasi, flavor yang sangat populer adalah jenis sitrus (jeruk, lemon, limau,
dan sebagainya). Flavor sitrus ini terutama berbasis minyak atsiri yang tidak larut dalam
air. Salah satu cara untuk membuat flavor jenis ini bisa diaplikasikan dalam produk-
produk minuman adalah dengan mengubah minyak tersebut menjadi emulsi minuman
yang mampu terdispersi dalam air.
Emulsi minuman pada umumnya keruh. Kekeruhan ini tidak lain daripada butiran-
butiran minyak tersuspensi yang menyebarkan cahaya sehingga menciptakan efek keruh.
Oleh sebab itu, selain berfungsi sebagai pembawa flavor sebagaimana disebutkan di atas,
emulsi minuman juga bersifat memberikan kekeruhan pada produk minuman. Efek keruh
ini pada beberapa formulasi minuman tertentu dibutuhkan untuk memperbaiki
penampakan minuman sehingga berkesan lebih alami.
Menilik fungsinya tersebut, emulsi minuman dikelompokkan menjadi dua, yaitu emulsi
minuman berflavor dan emulsi minuman netral. Emulsi minuman berflavor selain
memberikan kekeruhan pada minuman, juga memberikan flavor, dan ada kalanya warna.
Sedangkan emulsi minuman netral semata-mata memberikan kekeruhan pada minuman,
tanpa sumbangan flavor yang berarti. Kedua kelompok ini dibedakan oleh jenis kandung-
an minyaknya. Emulsi minuman berflavor dibuat dari minyak flavor, terutama minyak
sitrus. Sementara emulsi minuman netral dibuat dari minyak sayur, trigliserida rantai
sedang ataupun terpena.
Emulsi minuman ini dipergunakan dalam pembuatan minuman siap-santap atau sirup,
baik yang mengandung maupun yang tidak mengandung sari buah. Perlu diperhatikan di
sini, bahwa emulsi minuman biasanya dikembangkan untuk tujuan aplikasi tertentu,
sehingga belum tentu cocok digunakan untuk semua aplikasi (emulsi minuman yang
cocok untuk minuman siap-santap belum tentu cocok untuk sirup). Hal ini disebabkan
oleh tingkat kandungan gula (ditunjukkan oleh °Brix), yang merupakan faktor penting
dalam kaitan dengan kestabilian emulsi dalam aplikasinya. Kandungan gula minuman
siap-santap (5-15 °Brix) sangat berbeda dengan kandungan gula sirup (25-45 °Brix).
Emulsi minuman berflavor yang ditambahkan pada produk-produk minuman yang
mengandung sari buah bisa meningkatkan/memperkuat kontribusi rasa dari sari buah
yang digunakan, serta memperbaiki penampakan produk. Sedangkan penggunaan emulsi
minuman netral biasanya dipadukan dengan pemakaian flavor-flavor yang larut air pada
produk-produk minuman yang membutuhkan penampakan keruh.
BEBERAPA PERTIMBANGAN
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan di dalam
penggunaan dan penanganan suatu produk emulsi minuman.
Aspek legal. Emulsi minuman mengandung bahan pengemulsi, pengawet, pewarna,
weighting agent dan antioksidan yang tergolong bahan tambahan makanan yang peng-
gunaannya diatur atau dibatasi. Oleh sebab itu, sebelum menjatuhkan pilihan terhadap
suatu emulsi minuman, harus diperiksa dengan seksama regulasi pangan yang berlaku di
negara tujuan produk minuman akan dipasarkan. Sebagai contoh, weighting agent;
beberapa negara mengizinkan penggunaan gum/resin, sementara negara-negara lain
hanya mengizinkan SAIB. Untuk Indonesia, hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 72/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, yang antara
lain mencantumkan larangan penggunaan BVO.
Penyimpanan. Melihat komposisinya, emulsi minuman merupakan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga biasanya diberi bahan pengawet
untuk memperpanjang umur simpannya. Di samping itu, emulsi minuman adalah suatu
sistem yang dinamis; jadi kalau kondisi penyimpanannya tidak dijaga optimum, akan
lebih cepat mengalami proses kearah pecah kembali menjadi fase air dan fase minyak.
Itulah sebabnya emulsi minuman dianjurkan untuk disimpan di tempat kering pada suhu
10-20 °C dalam wadah asli yang masih tersegel. Pada kondisi ini, umur simpannya bisa
mencapai hingga sedikitnya enam bulan. Kebersihan dalam penanganannya pun sebaik-
nya diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang, terutama jika
emulsi minuman dalam satu wadah tidak dihabiskan sekali pakai.
Prosedur pemakaian/aplikasi. Untuk memastikan homogenitasnya, dianjurkan agar
emulsi minuman khususnya yang sudah tersimpan lama dikocok dengan seksama
sebelum dikeluarkan dari wadahnya. Selanjutnya, perlu dihindari terjadinya temperature-
shock dan concentration-shock, yang mungkin menyebabkan struktur emulsi pecah. Untuk
mencegah temperature-shock, usahakan agar perbedaan suhu antara emulsi minuman dan
minuman/sirup tidak terlampau besar pada waktu pencampuran. Concentration-shock
mungkin terjadi ketika konsentrat emulsi minuman dicampurkan kedalam minuman/
sirup, maka dianjurkan untuk terlebih dulu mengencerkannya dengan air paling sedikit
1:1, meskipun mungkin hal ini tidak selalu diperlukan, agar risiko terjadinya kerusakan
produk bisa diminimalkan. Selain itu, proses pengadukan dan transfer produk minuman
akhir juga tidak boleh dilakukan terlalu kencang/cepat karena bisa menimbulkan busa
berlebihan, yang juga mungkin berefek negatif terhadap kestabilan emulsi.
Referensi
C.T. Tan, Beverage Emulsion, di dalam Food Emulsion (K. Larsson & S.E. Friberg, eds.),
Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 1990.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan
Tambahan Makanan, DitJen POM DepKes, Jakarta, 1989/1990. concentration-shock

More Related Content

What's hot (20)

Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
 
Gel
GelGel
Gel
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Uji lipid 1
Uji lipid 1Uji lipid 1
Uji lipid 1
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Sulfadiazine
SulfadiazineSulfadiazine
Sulfadiazine
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Makalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsulMakalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsul
 

Viewers also liked

Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarAnna Lisstya
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Anna Lisstya
 
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnna Lisstya
 

Viewers also liked (9)

Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
 
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
Perbedaan persamaan cpob 2006-2012
 
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamolAnamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
Anamoliksir utk kemasan - Eliksir parasetamol
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Ppt emulsi
Ppt emulsiPpt emulsi
Ppt emulsi
 
Homogenizer
HomogenizerHomogenizer
Homogenizer
 
Nanosuspension
NanosuspensionNanosuspension
Nanosuspension
 
Mixing and homogenization
Mixing and homogenizationMixing and homogenization
Mixing and homogenization
 

Similar to EMULSI MINUMAN OPTIMAL

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIarymita
 
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulitKel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulitdanyindriawaty
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptbentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptPadmaNingsih
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanMega Zhang
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.2110070100058
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamErnalia Rosita
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxRiyanUge
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandidanyindriawaty
 
margarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawitmargarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawitFAJRUL MUBAROK
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxBryanDixon13
 

Similar to EMULSI MINUMAN OPTIMAL (20)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulitKel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptbentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Kuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.pptKuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.ppt
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice Cream
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
 
margarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawitmargarin dari minyak kelapa sawit
margarin dari minyak kelapa sawit
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
 

EMULSI MINUMAN OPTIMAL

  • 1. EMULSI MINUMAN Djonny Tungadi R&D - PT Aroma Daun Seruni mulsi minuman (beverage emulsion) adalah salah satu jenis emulsi yang dipakai oleh industri minuman. Emulsi jenis ini biasanya diproduksi oleh perusahaan pembuat flavor, di mana teknologi emulsi dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sarana pembawa (delivery system) komponen flavor tertentu. Oleh sebab itulah emulsi minuman digolongkan sebagai flavor. Pada umumnya emulsi minuman digunakan pada produk minuman yang berpenampak- an keruh. Emulsi minuman memiliki karakteristik yang khas, dan merupakan salah satu komponen kritis dalam kestabilan penampakan suatu produk minuman. Maka, di dalam aplikasinya diperlukan pemahaman yang memadai, sehingga bisa dipilih emulsi minuman yang tepat, yang akan memberikan hasil optimum. KOMPOSISI Pada dasarnya emulsi minuman merupakan campuran stabil antara air dan minyak dengan tipe O/W (oil-in-water), yaitu minyak terdispersi merata sebagai butiran/partikel yang sangat kecil di dalam air. Dalam hal ini, minyak yang digunakan berupa minyak flavor atau minyak netral. Untuk memperoleh emulsi akhir yang stabil, diperlukan bahan-bahan tambahan dengan fungsi tertentu yang lebih dulu dicampurkan kedalam air dan kedalam minyak untuk memperoleh fase air dan fase minyak, sebelum akhirnya distabilisasi dengan proses yang menggunakan energi mekanis (homogenisasi). Pada fase air, komponen utama dan terbanyak adalah air. Selain itu, beberapa bahan tambahan yang dipergunakan adalah pengemulsi, pengawet-pengasam dan adakalanya pewarna. Bahan pengemulsi merupakan bahan tambahan yang terpenting karena bahan inilah yang paling berperan dalam stabilisasi emulsi. Bahan pengemulsi berperan menurunkan tegangan permukaan masing-masing fase air dan fase minyak sehingga memudahkan proses homogenisasi, serta meningkatkan viskositas fase air yang bisa memperlambat pergerakan butiran-butiran minyak. Bahan pengemulsi yang digunakan dalam penyiapan emulsi minuman berupa hidrokoloid, misalnya gum arabik dan beberapa gum alami lainnya, atau pati termodifikasi. Bahan pengawet-pengasam yang umum digunakan adalah kombinasi Na-benzoat/K-sorbat dengan asam sitrat. E
  • 2. Pada fase minyak biasanya ditambahkan weighting agent atau bahan pemberat pada minyak flavor/minyak netral dengan tujuan untuk meningkatkan densitas minyak agar sama atau mendekati densitas minuman. Cara ini bisa membantu mempertahankan kestabilan emulsi ketika diaplikasikan. Weighting agent terbaik sebenarnya adalah BVO (brominated vegetable oil). Pada masa lalu BVO sangat umum digunakan dalam produksi emulsi minuman, tapi kemudian diketahui memiliki sifat toksik yang membahayakan bagi kesehatan sehingga sekarang sudah dilarang atau dibatasi penggunaannya dalam produk- produk pangan. Saat ini weighting agent yang banyak digunakan adalah ester gum, dammar gum atau SAIB (sukrosa asetat iso-butirat). Di samping itu, pada fase minyak juga ditambahkan antioksidan (BHA/BHT atau tokoferol) untuk memperlambat proses ketengikan pada fase minyak. PROSES PEMBUATAN Proses pembuatan emulsi minuman secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: [1] penyiapan fase, dalam hal ini secara terpisah masing-masing komponen kedua fase yang disebutkan di atas dicampurkan untuk mendapatkan fase air dan fase minyak; [2] prehomogenisasi, di mana fase minyak dicampurkan kedalam fase air lalu diaduk dengan high-shear mixer berkecepatan tinggi untuk memecah fase minyak menjadi butiran-butiran dan mendispersikannya dalam fase air, sehingga diperoleh campuran pra-emulsi; dan [3] homogenisasi, merupakan tahap yang terpenting, di mana campuran pra-emulsi diproses melalui homogenizer tekanan tinggi yang tekanannya bisa mencapai 150-500 kg/cm2 , dengan tujuan untuk memecah lebih lanjut butiran-butiran minyak menjadi partikel-partikel yang sangat kecil dan seragam. MUTU DAN STABILITAS Mutu emulsi minuman ditunjukkan oleh kestabilannya. Kestabilan adalah faktor utama yang menentukan apakah suatu emulsi minuman bisa dipakai dalam suatu aplikasi atau tidak. Berbeda dengan emulsi lain, emulsi minuman termasuk unik karena digunakan dan dikonsumsi dalam kondisi yang sangat encer ketika diaplikasikan ke produk minuman dan pengencerannya bisa mencapai beberapa ratus kali. Dengan kondisi ini dibutuhkan produk emulsi yang stabil, baik dalam bentuk konsentrat emulsi minuman itu sendiri, dan terutama setelah diencerkan. Kestabilan emulsi minuman ditentukan terutama oleh pemilihan bahan pengemulsi dan weighting agent yang pas dan bermutu baik, yang diformulasi secara seimbang, diproduksi dengan peralatan dan kondisi proses yang tepat, serta diaplikasikan dengan benar. Sejak pelarangan/pembatasan penggunaan BVO, semakin sulit untuk menghasilkan emulsi minuman yang stabil, khususnya untuk aplikasi pada sirup. Tanpa BVO, formulasi yang
  • 3. tepat saja tidak memadai, sehingga dibutuhkan proses pembuatan yang lebih seksama dengan kontrol yang lebih ketat untuk menghasilkan emulsi minuman bermutu baik. Salah satu parameter terpenting yang menentukan mutu/kestabilan suatu emulsi adalah distribusi ukuran partikel minyak. Distribusi ukuran partikel ini sangat ditentukan oleh kehandalan homogenizer yang dipakai serta kontrol terhadap kondisi proses yang diterap- kan. Untuk emulsi minuman, tergantung pada komposisi emulsi itu sendiri dan jenis aplikasinya, diperlukan rataan ukuran partikel yang lebih kecil dari dua mikron, dan semakin seragam (diagram distribusi semakin lancip) semakin baik. Ukuran partikel ini secara visual bisa diamati dengan jelas melalui mikroskop fase kontras pada perbesaran 1000X atau lebih. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat bisa digunakan particle size analyzer, yang mampu memberikan diagram distribusi partikel lengkap dengan perhitungan statistiknya. Berikut ini adalah dua kondisi ketidakstabilan yang umum dijumpai dan menjadi masalah dalam aplikasi emulsi minuman, yaitu: (a) creaming/ringing, yaitu timbulnya lingkaran putih pada leher botol karena emulsi yang terpisah dan mengambang ke permukaan, akibat formulasi dan/atau proses yang kurang tepat, dan (b) sedimentasi, yaitu adanya endapan putih di dasar botol karena emulsi yang terlalu berat, akibat formulasi dengan kandungan weighting agent berlebihan. Ketidakstabilan emulsi minuman dalam aplikasinya juga bisa dipicu oleh kandungan cemaran yang tinggi, yang mungkin berasal dari komponen lain, seperti gula, air atau bahan lain yang digunakan dalam pembuatan minuman tersebut. APLIKASI Pada banyak aplikasi, flavor yang sangat populer adalah jenis sitrus (jeruk, lemon, limau, dan sebagainya). Flavor sitrus ini terutama berbasis minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Salah satu cara untuk membuat flavor jenis ini bisa diaplikasikan dalam produk- produk minuman adalah dengan mengubah minyak tersebut menjadi emulsi minuman yang mampu terdispersi dalam air. Emulsi minuman pada umumnya keruh. Kekeruhan ini tidak lain daripada butiran- butiran minyak tersuspensi yang menyebarkan cahaya sehingga menciptakan efek keruh. Oleh sebab itu, selain berfungsi sebagai pembawa flavor sebagaimana disebutkan di atas, emulsi minuman juga bersifat memberikan kekeruhan pada produk minuman. Efek keruh ini pada beberapa formulasi minuman tertentu dibutuhkan untuk memperbaiki penampakan minuman sehingga berkesan lebih alami. Menilik fungsinya tersebut, emulsi minuman dikelompokkan menjadi dua, yaitu emulsi minuman berflavor dan emulsi minuman netral. Emulsi minuman berflavor selain memberikan kekeruhan pada minuman, juga memberikan flavor, dan ada kalanya warna.
  • 4. Sedangkan emulsi minuman netral semata-mata memberikan kekeruhan pada minuman, tanpa sumbangan flavor yang berarti. Kedua kelompok ini dibedakan oleh jenis kandung- an minyaknya. Emulsi minuman berflavor dibuat dari minyak flavor, terutama minyak sitrus. Sementara emulsi minuman netral dibuat dari minyak sayur, trigliserida rantai sedang ataupun terpena. Emulsi minuman ini dipergunakan dalam pembuatan minuman siap-santap atau sirup, baik yang mengandung maupun yang tidak mengandung sari buah. Perlu diperhatikan di sini, bahwa emulsi minuman biasanya dikembangkan untuk tujuan aplikasi tertentu, sehingga belum tentu cocok digunakan untuk semua aplikasi (emulsi minuman yang cocok untuk minuman siap-santap belum tentu cocok untuk sirup). Hal ini disebabkan oleh tingkat kandungan gula (ditunjukkan oleh °Brix), yang merupakan faktor penting dalam kaitan dengan kestabilian emulsi dalam aplikasinya. Kandungan gula minuman siap-santap (5-15 °Brix) sangat berbeda dengan kandungan gula sirup (25-45 °Brix). Emulsi minuman berflavor yang ditambahkan pada produk-produk minuman yang mengandung sari buah bisa meningkatkan/memperkuat kontribusi rasa dari sari buah yang digunakan, serta memperbaiki penampakan produk. Sedangkan penggunaan emulsi minuman netral biasanya dipadukan dengan pemakaian flavor-flavor yang larut air pada produk-produk minuman yang membutuhkan penampakan keruh. BEBERAPA PERTIMBANGAN Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan di dalam penggunaan dan penanganan suatu produk emulsi minuman. Aspek legal. Emulsi minuman mengandung bahan pengemulsi, pengawet, pewarna, weighting agent dan antioksidan yang tergolong bahan tambahan makanan yang peng- gunaannya diatur atau dibatasi. Oleh sebab itu, sebelum menjatuhkan pilihan terhadap suatu emulsi minuman, harus diperiksa dengan seksama regulasi pangan yang berlaku di negara tujuan produk minuman akan dipasarkan. Sebagai contoh, weighting agent; beberapa negara mengizinkan penggunaan gum/resin, sementara negara-negara lain hanya mengizinkan SAIB. Untuk Indonesia, hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, yang antara lain mencantumkan larangan penggunaan BVO. Penyimpanan. Melihat komposisinya, emulsi minuman merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga biasanya diberi bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpannya. Di samping itu, emulsi minuman adalah suatu sistem yang dinamis; jadi kalau kondisi penyimpanannya tidak dijaga optimum, akan lebih cepat mengalami proses kearah pecah kembali menjadi fase air dan fase minyak. Itulah sebabnya emulsi minuman dianjurkan untuk disimpan di tempat kering pada suhu 10-20 °C dalam wadah asli yang masih tersegel. Pada kondisi ini, umur simpannya bisa mencapai hingga sedikitnya enam bulan. Kebersihan dalam penanganannya pun sebaik-
  • 5. nya diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang, terutama jika emulsi minuman dalam satu wadah tidak dihabiskan sekali pakai. Prosedur pemakaian/aplikasi. Untuk memastikan homogenitasnya, dianjurkan agar emulsi minuman khususnya yang sudah tersimpan lama dikocok dengan seksama sebelum dikeluarkan dari wadahnya. Selanjutnya, perlu dihindari terjadinya temperature- shock dan concentration-shock, yang mungkin menyebabkan struktur emulsi pecah. Untuk mencegah temperature-shock, usahakan agar perbedaan suhu antara emulsi minuman dan minuman/sirup tidak terlampau besar pada waktu pencampuran. Concentration-shock mungkin terjadi ketika konsentrat emulsi minuman dicampurkan kedalam minuman/ sirup, maka dianjurkan untuk terlebih dulu mengencerkannya dengan air paling sedikit 1:1, meskipun mungkin hal ini tidak selalu diperlukan, agar risiko terjadinya kerusakan produk bisa diminimalkan. Selain itu, proses pengadukan dan transfer produk minuman akhir juga tidak boleh dilakukan terlalu kencang/cepat karena bisa menimbulkan busa berlebihan, yang juga mungkin berefek negatif terhadap kestabilan emulsi. Referensi C.T. Tan, Beverage Emulsion, di dalam Food Emulsion (K. Larsson & S.E. Friberg, eds.), Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, DitJen POM DepKes, Jakarta, 1989/1990. concentration-shock