1. MAKALAH
KOMPONEN ASUHAN KEBIDANAN DALAM
PROSES MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
DAN
RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI
KESEHATAN
Disusun Oleh :
DIAN ATIKA SARI
2016620200
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ ruang
lingkup sistem informasi kesehatan”yang telah kami susun secara sistematis.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita ruang lingkup sistem informasi kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun pembacanya.
Probolinggo, 20 Februari 2017
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam
bidang industri maupun kita sendiri. Salah satu bidang industri yang memanfaatkan
berkembangnya teknologi informasi adalah bidang kesehatan.
Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, tanpa
teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah untuk
rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual. Teknologi
informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat.
Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai
dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasiterhadap pelaksanaan
program – program kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian sistem informasi kesehatan?
2. Apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan?
3. Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang sistem informasi kesehatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan
b. Untuk mengetahui apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan
c. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Di dalam peraturan pemerintah RI No 46 tahun 2014 tentang sistem informasi
kesehatan, disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indicator, prosedur, perangkat, teknologi dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelolasecara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. Dan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut,
diperlukan data, informasi dan indikatorkesehatan yang dikelola dalam sistem informasi
kesehatan. (Salsabila,2016)
Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information
system, sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian
dari suatu sistem kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem
informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan (Eti Murdani,2007).
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur, dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam
kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Susilo,2010).
Sistem informasi kesehatan adalah subsistem dari sistem kesehatan nasionanal
yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di
setiaptjenjang administrasi kesehatan baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten/ kota atau
bahkan tingkat pelaksana teknis seperti rumah sakit atau puskesmas (Mulyanti,2011).
5. B. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Adapun dibentuknya pengaturan sisten informasi kesehatan itu bertujuan untuk:
1. Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap informasi kesehatan yang
bernilai pengetahuan serta dapat dipertanggung jawabkan
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
3. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam ruang lingkup
sistem kesehatan nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama melalui
penguatan kerja sama, koordinasi,integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan (Syifa,2016).
C. Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
1. Ruang lingkup aplikasi sistem informasi kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara lain:
a. Registrasi pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistic dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, koma pendaftaran rawat inap atau jalan,
dan info kamar rawat inap.
b. Rawat jalan/ poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti:penyakit dalam, bedah,
anak,giobstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,gigi dan mulut,
kardiologi,radiologi, bedah orthopedi, paru –paru, umum,UGD, dan lain – lain sesuai
kebutuhan.
c. Rawat inap
d. Penunjang medis/ laboraturium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti:ECG,
EEG,USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,dan lain – lain.
e. Penagihan dan pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboraturium,radiologi, rehab medik),baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
f. Apotik/farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat – obatan
(Arie, 2014).
2. Ruang lingkup Sistem informasi Kesehatan terdiri dari pengelolaan informasi dan stuktur
manajemen SIK, antara lain:
a. Pengumpulan data
b. Pengiriman data
c. Pengolahan data
d. Analisis data
6. e. Presentasi informasi untuk perencanaan dan manajemen (Mulyanti, 2011)
3. Ruang lingkup aplikasi sistem informasi kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara lain:
a. Registrasi pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistic dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, koma pendaftaran rawat inap atau jalan,
dan info kamar rawat inap.
b. Rawat jalan/ poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti:penyakit dalam, bedah,
anak,giobstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,gigi dan mulut,
kardiologi,radiologi, bedah orthopedi, paru –paru, umum,UGD, dan lain – lain sesuai
kebutuhan.
c. Rawat inap
d. Penunjang medis/ laboraturium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti:ECG,
EEG,USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,dan lain – lain.
e. Penagihan dan pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboraturium,radiologi, rehab medik),baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
f. Apotik/farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat – obatan
(Eka, 2014).
4. Ruang lingkup aplikasi sistem informasi kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara lain:
a. Registrasi pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistic dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, koma pendaftaran rawat inap atau jalan,
dan info kamar rawat inap.
b. Rawat jalan/ poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti:penyakit dalam, bedah,
anak,giobstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,gigi dan mulut,
kardiologi,radiologi, bedah orthopedi, paru –paru, umum,UGD, dan lain – lain sesuai
kebutuhan.
c. Rawat inap
d. Penunjang medis/ laboraturium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti:ECG,
EEG,USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,dan lain – lain.
e. Penagihan dan pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboraturium,radiologi, rehab medik),baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
7. f. Apotik/farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat – obatan
(Amir,2012)
5. Ruang lingkup aplikasi sistem informasi kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara lain:
a. Registrasi pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistic dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, koma pendaftaran rawat inap atau jalan,
dan info kamar rawat inap.
b. Rawat jalan/ poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti:penyakit dalam, bedah,
anak,giobstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,gigi dan mulut,
kardiologi,radiologi, bedah orthopedi, paru –paru, umum,UGD, dan lain – lain sesuai
kebutuhan.
c. Rawat inap
d. Penunjang medis/ laboraturium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti:ECG,
EEG,USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,dan lain – lain.
e. Penagihan dan pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboraturium,radiologi, rehab medik),baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
f. Apotik/farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat – obatan
(Rosalinda,2016)
8. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk meunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang,
bahkan di puskesmasatau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data bahkan juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya
sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
B. SARAN
Kebutuhan data dan informasi merepakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya
sistem informasi yang dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
daerah.
9. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat
dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi
semangat,membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan
sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada
masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung
pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam aspek
kesehatan.
Bidan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas
keehatan masyarakat, karena bidan dengan ilmu kebidanannya dapat membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya ibu – ibu mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, serta pemberian ASI eklusif pada bayi dengan selamat.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu
praktik kebidanan tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal
ini asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada pasien
atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan sistematis,
melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/ kerangka dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja
seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya.
Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita,
tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah
mudah untuk rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara
manual. Teknologi informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan
adanya internet.
10. B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen kebidanan?
2. Konsep asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang Konsep asuhan kebidanan dalam proses
manajemen asuhan kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa pengertian manajemen kebidanan
b. Untuk mengetahui Konsep asuhan kebidanan dalam proses manajemen
asuhan kebidanan
11. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Kebidanan
1. Manajemen kebidanan adalah suatu metode/ proses berpikir logis sistematis. Oleh
karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya (Apricilia,2015).
2. Manajemen kebidanan adalah suatu proses pemecahan . proses manajemen
memberi suatu metode pengaturan/ pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam
suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun petugas
kesehatan (Febriana, 2011).
3. Manajemen kebidanan adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan
kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan
menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan
bidan sebagai provider (Yuni,2011).
4. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan – penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Nurul,2012).
5. Manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara
sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (Yulianti,2015).
B. Komponen Asuhan Kebidanan Dalam Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan, terdiri
dari hal – hal berikut:
1). Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
pasien termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2). Mengidentifikasi masalh dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data
dasar.
3). Bertanggung jawab terhadap implementasi secara individual
4). Melakukan konsultasi perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
kolaborasi dan merujuk pasien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
12. 5). Merencanakan manajemen komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan jika
ada penyimpangan dari keadaan normal
6). Melakukan evaluasi bersama pasien terhadap pencapaian asuhan sesuai
dengan kebutuhan
Langkah – langkah dalam manajemen kebidanan:
1. Langkah 1: pengumpulan data
2. Langkah 2:interpretasi data
3. Langkah 3:identifikasi diagnosis dan maslah potensial
4. Langkah 4: identifikasi kebutuhan yang perlu penanganan segera
5. Langkah 5:merencanakan asuhan yang menyeluruh
6. Langkah 6:melaksnakan perencanaan
7. Langkah 7:evaluasi (Febriana, 2011).
2. Komponen proses manajemen asuhan kebidanan Varney:
1). Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
pasien termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2). Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi
data dasar.
3). Mengidentifikasi kebutuhan dasar terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah yang merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien
4). Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggung jawab terhadap kesehatannya (Apricilia, 2015)
3. Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan, terdiri
dari hal – hal berikut:
1). Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
pasien termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2). Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi
data dasar.
3). Mengidentifikasi kebutuhan dasar terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah yang merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien
4). Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggung jawab terhadap kesehatannya
5). Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
13. 6). Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual
7). Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya
8). Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal
9). Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan (Yuni,2011).
4. Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan, terdiri
dari hal – hal berikut:
1). Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan
konsumen
2). Meliputi seluruh kegiatan
3). Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk
mengidentifikasi seluruh konsumen
4). Memberikan pelayanan secara berkesinambungan
5). Memonitor kepuasan konsumen
6). Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui
pemantauan ulang
7). Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dan
pelayanan khusus secara tetap mealui prosedur dan sistem informasi yang
fleksibel (Agus,2014)
5. Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan, terdiri
dari hal – hal berikut:
1). Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
pasien termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2). Mengidentifikasi masalh dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data
dasar.
3). Bertanggung jawab terhadap implementasi secara individual
4). Melakukan konsultasi perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
kolaborasi dan merujuk pasien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
5). Merencanakan manajemen komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan jika
ada penyimpangan dari keadaan normal
14. 6). Melakukan evaluasi bersama pasien terhadap pencapaian asuhan sesuai
dengan kebutuhan
Langkah – langkah manajemen kebidanan:
1. Langkah 1: tahap pengumpulan data dasar
2. Langkah 2:interpretasi data dasar
3. Langkah 3: mengidentifikasi diagnosis/ masalah berdasarkan interpretasi atas
data – data yang dikumpulkan
4. Langkah 4: menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien
5. Langkah 5: menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
6. Langkah 6: pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
7. Langkah 7:mengevaluasi (Rero, 2015)
15. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan
kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan ,
nifas, bayi baru lahir , keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi wanita dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dalam melakukan penanganan, seorang bidan harus memperhatikan pentingnya
menerapkan prosedur yang benar.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan – kesalahan.
Oleh karena itu, kami senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun.