3. Perkembangan sistem keuangan syariah ini
ditandai dengan didirikannya berbagai
lembaga keuangan syariah dan
diterbitkannya instrumen keuangan berbasis
syariah. Berawal dari berdirinya Bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1992,
kemudian diikuti lembaga keuangan syariah
lainnya, seperti Asuransi Syariah,
Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah,
Reksadana Syariah, Koperasi Syariah, dan
lain-lain
.
3
4. Dari banyak lembaga keuangan yang ada,
koperasi syariah mulai menunjukan
eksistensinya dan mulai banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
menengah ke bawah (kalangan ekonomi
lemah). Karena koperasi sendiri muncul
sebagai solusi atas keresahan penduduk
kalangan ekonomi lemah/mikro untuk
memajukan usahanya karena keterbatasan
modal yang dimiliki. Bicara tentang koperasi
syariah yang mana dikhususkan atau
disegmenkan untuk ekonomi mikro ini adalah
wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan,
dan kebersamaan usaha yang sehat, baik,
dan halal, karena dibangun dengan prinsip
syariah yang mana berpegang teguh terhadap
al-Qur’an dan Hadis.
. 4
5. .
Sejarah berdirinya koperasi syariah di
Indonesia dilandasi oleh Keputusan Menteri
(Kepmen) Koperasi dan UKM Republik
Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa
keuangan syariah. Keputusan Menteri ini
memfasilitasi berdirinya koperasi syariah
menjadi KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syariah) atau UJKS (Unit Jasa Keuangan
Syariah), dengan adanya sistem ini
membantu koperasi serba usaha di
Indonesia memiliki unit jasa keuangan
syariah.
.
5
6. • Periode Penjajahan Belanda
(Masa tahun 1896-1908)
(Masa tahun 1908- 1927)
(Masa tahun 1927-1942)
• Periode Pendudukan Jepang
(Masa tahun 1942 – 1945)
• Periode Kemerdekaan
(Masa tahun 1945-1958)
(Masa tahun 1958-1965)
6
7. A. Perkembangan Koperasi Di
Jepang.
B. Perkembangan Koperasi Di Korea
C. Perkembangan Koperasi Di negara
lainnya
• Thailand
• India
• Timur Leste
• Filipina
• malasya
7
8. pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di
Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari
Koperasi Indonesia. Kemudian lahir lagi koprasi dengan
prinsip syariah. Koprasi syariah mulai diperbincangkan
banyak orang ketika menyikapi semaraknya pertumbuhan
Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal Wattamwil
yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori
pertamakalinya oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1922 di
jakarta, ternyata mampu memberi warna pada perekonomian
kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro. Awalnya
hanya merupakan KSM Syariah namun memiliki kerja
layaknya sebuah Bank. Diklasipikasikan BMT sebagai KSM
pada saat itu adalah untuk menghindari jeratan hukum
sebagai Bank gelap dan adanya program PHB Bank
Indonesia (pola Hubungan Kerja sama antara Bank dengan
Kelompok Suadaya Masyarakat.
8
9. ASAS KOPERASI SYARIAH
Asas koperasi syariah Berdasarkan pasal 2
UU No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas
koperasi adalah kekeluargaan.
• Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral islam:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah
syetan,karena sesungguhnya syetan itu musuh nyata bagimu”.(Q.S Al
baqarah:168)
• Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota:
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
serta seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal”. (Q.S Al Hujarat: 13).
9
TUJUAN KOPERASI
SYARIAH
10. ASAS KOPERASI
KONVENSIONAL
Dalam Bab IV No. 12/1967 yang membahas
masalah Asas dan Sendi Koperasi, dimana
dikatakan bahwa asas koperasi adalah
kekeluargaan dan kegotong royongan,
sedangkan dalam Sendi Dasar Koperasi
diantaranya dimasukkan keanggotaan yang
sukarela, pembagian SHU diatur menurut jasa
masing-masing anggota, pembatasan bunga
atas modal dan sebagainya dan berdasarkan
pasal 2 UU RI No. 25 Tahun1992, ditetapkan
sebagai asas koperasi ialah kekeluargaan.
Dalam pernyataan Aliansi Koperasi Sedunia
tahun 1995, tentang jati diri koperasi, nilai-nilai
koperasi dirumuskan dalam nilai organisasi dan
nilai etnis .
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No.
25/1992, yang berbunyi: “Koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.”
10
TUJUAN KOPERASI
KONVENSIONAL