Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh ideologi Pan-Arabisme terhadap peran Liga Arab dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Palestina dan Suriah. Liga Arab didirikan pada 1945 dengan tujuan menyatukan negara-negara Arab, namun perannya dalam menyelesaikan konflik masih terbatas.
Pan arabisme dan pengaruhnya terhadap peran liga arab dalam penyelesaian konflik di timur tengah
1. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
PAN-ARABISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERAN LIGA ARAB
DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TIMUR TENGAH
Oleh:
Evie Aprilianty (1103939)
Pendidikan Sejarah- FPIPS UPI
Abstrak
Pan-Arabisme merupakan salah satu ideologi yang berkembang di Timur
Tengah selain Pan Islamisme dan Nasionalisme kebangsaan mewarnai
panggung sejarah di semenanjung Arab. Dengan dibentuknya Liga Arab
oleh beberapa negara, organisasi ini digunakan untuk mewadahi,
mempererat tali persaudaraan Bangsa Arab dan memerdekakan negara di
kawasan Arab. Walaupun dalam realisasinya tidak selalu lurus dan
mencapai tujuan signifikan. Namun, pengaruh Pan-Arabisme tidak dapat
dipungkiri amat berpengaruh terhadap peranan Liga Arab tentunya dalam
penyelesaian konflik di Timur Tengah, salah satunya mencegah berdirinya
negara Yahudi di Palestina.
Kata Kunci:Pan-Arabisme, Liga Arab, Timur Tengah, konflik.
A. PENDAHULUAN
Pan Arabisme adalah sebuah paham atau gerakan penyatuan bangsa-bangsa dan
negara dunia Arab, dari Samudera Atlantik sampai ke Laut Arab. Pan Arabisme ini
berkaitan erat dengan budaya nasionalime bangsa Arab dan menegaskan bahwa
bangsa Arab merupakan satu kesatuan dalam sebuah bangsa. Terdapat banyak
organisasi di dunia baik yang berskala daerah, nasional, regional bahkan
internasional. Salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang kebangsaan tersebut
adalah League of Arab States atau Liga Arab.
Pan Arabisme dan pengaruhnya terhadap peran Liga Arab menjadi menarik untuk
dikaji karena Pan-Arabisme sebagai sebuah gerakan nasionalis ini memberikan warna
tersendiri dalam organisasi Liga Arab. Cita-cita persatuan negar-negara di Timur
Tengah pun semakin kuat digencarkan. Semakin menarik ketika Kerajaan Inggris
Raya mendorong dan menjamin pembentukan persatuan negara-negara Arab (Pan
Arabia) walaupun tujuan utamanya tidak semanis jaminan-jaminannya karena sarat
dengan pengkhianatan.
Perkembangan selanjutnya, ketika Liga Arab telah terbentuk bagaimana peranan-peranan
dari Liga Arab terhadap penyelesaian konflik di wilayah kaya minyak ini,
2. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
khususnya dalam konflik Israel-Palestina dan Suriah masih menjadi salah satu tanda
tanya besar dan hendak penulis paparkan pada pembahasan selanjutnya.
B. BERDIRINYA LIGA ARAB
Pembentukan Liga Arab didasari pada kesadaran Kerajaan Inggris Raya bahwa
persatuan negara-negara Arab (Pan Arabia) di awal abad ke 20 merupakan hal yang
sangat penting. Tujuan utama Inggris adalah untuk memimpin gerakan melawan
Kekaisaran Ottoman di Turki pada Perang Dunia I. Janji-janji pun terus dilancarkan
oleh Inggris kepada negeri Arab, sebuah persatuan kerajaan Arab dibawah kekuasaan
Sheriff Hussein di Mekkah dijanjikan oleh Inggris untuk menjangkau seluruh jazirah
Arab namun janji-janji tersebut dimentahkan sendiri oleh Inggris setelah
memenangkan peperangan.
Ketika meletus Perang Dunia II, Inggris sekali lagi membutuhkan bantuan Arab
dan menyebarkan paham Arabisme dengan janji akan membentuk formasi awal Liga
Arab. Akan tetapi, kebanyakan intelektual Arab percaya bahwa sebenarnya Inggris
tidak ingin membentuk Liga Arab demi persatuan Arab, sebaliknya ingin
menggunakan organisasi tersebut untuk mencegah persatuan negara-negara Timur
Tengah. (Azhari, 2013)
Pemerintah Mesir mengajukan sebuah proposal pembentukan organisasi yang
nyata pada tahun 1943. Perjanjian yang asli menyebutkan bahwa sebuah organisasi
regional terdiri dari negara berdaulat yang bertujuan untuk memperjuangkan
kemerdekaan penuh untuk semua negara-negara Arab dan untuk mencegah kaum
Yahudi di Palestina.
Liga Arab didirikan pada 22 Maret 1945 oleh tujuh negara. Dalam piagamnya
dinyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi,
kebudayaan, kewarganegaraan, sosial, dan kesehatan. Pembentukan Liga Arab
didasarkan pada Pact of The League of Arab States. Pakta inilah yang kemudian
menjadi sebuah konstitusi dasar bagi organisasi Liga Arab. Negara-negara anggota
pertama yang juga sebagai penandatangan Pakta Liga Arab 1945 adalah Mesir, Irak,
Transjordan (tahun 1946 berubah menjadi Yordania), Lebanon, Arab Saudi dan
Suriah.
Berdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan tujuan utama
Liga Arab adalah: “Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab dan
3. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan politik negara anggota, melindungi
kemerdekaan dan kedaulatan negara, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan
Arab.” Didalam bidang hukum tujuan dan fungsi Liga Arab adalah:
a. Pelaksanaan keputusan pengadilan di antara negara-negara anggota.
b. Masalah ekstradisi
c. Masalah nasionalitas warga negara. (Azhari, 2013)
C. PAN-ARABISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERAN LIGA ARAB
DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TIMUR TENGAH
Pan Arabisme atau qaumiyyah adalah suatu ideologi yang berkembang di
wilayah Timur Tengah pada tahun 1918. Ideologi ini memandang bangsa Arab
sebagai sebuah bangsa dan kebangsaan tersebut merupakan dasar dari politik.
Ideologi ini berkembang seiring dengan kelahiran konsep nasionalisme di Eropa.
Semakin lama, semakin banyak pemikir sekuler, Abdul Al-Rahman Al-Kawakibi
seorang pemikir dari Arab mengajukan sebuah ‘kekhalifahan’ di Mekkah namun
fungsiny berbeda dengan kekhalifahan kuno hanya sebuah tempat administratif
sebagai pusat kebangkitan Islam.
Banyaknya pemikir-pemikir Sekuler dan Kristen terhadap ide kebangkitan
Arab tersebut, perlahan ide Arabisme menjadi tersekulerisasi. Walaupun Arab masih
identik dengan Islam, namun yang ditekankan adalah rasa kebangsaan bukanlah
ikatan agama. (Widhiyoga, t. Tahun: 7)
Pan Arabisme ini kemudian terwujud dalam sebuah wadah Liga Arab. Liga
Arab berangkat dari sebuah kesadaran untuk penyatuan negara-negara Arab dalam
satu bangsa dan kebangsaan tersebut perlu diwujudkan. Dalam konflik yang terjadi di
Timur Tengah dari Konflik Isarel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun
hingga isu paling kontemporer yaitu konflik Suriah perlu mendapatkan perhatian dari
Liga Arab karena keduanya merupakan anggota dari Liga Arab (dalam hal ini
Palestina adalah pengecualian walaupun bukan negara berdaulat tetapi masuk dalam
keanggotaan).
Berikut adalah peran Liga Arab dalam penyelesaian konflik di daerah Timur
Tengah.
4. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
a. Peran Liga Arab dalam Penyelesaian Konflik Israel-Palestina
Konflik Israel-Palestina bergolak sejak diproklamirkannya Israel sebagai
sebuah negara oleh David ben Gurion pada 14 Mei 1948. Berdasarkan Deklarasi
Balfour pada bulan November 1917 M oleh Arthur James Balfour. Dalam deklarasi
tersebut dikatakan:
“Pemerintah Inggris menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa
Yahudi di Palestina, dan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melancarkan
pencapaian tujuan ini, setelah dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan
sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil dan hak-hak keagamaan komunitas
non Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati
oleh setiap bangsa Yahudi di negara lain” (Bakar, 2008)
Liga Arab sebagai sebuah wadah yang mempunyai tujuan untuk
kemerdekaan bagi negara-negara Arab seharusnya menjadi sebuah harapan untuk
menjadi penengah dalam konflik yang telah berlangsung lama tersebut. Walaupun
dapat dipahami ketika konflik ini mulai bergulir yaitu pada tahun 1948, Liga Arab
masih sangat muda untuk mengatasi masalah yang krusial tersebut, usianya pada
saat itu adalah 3 tahun.
Liga Arab akhirnya hanya mengandalkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
untuk menyelesaikan konflik Israel-palestina. Liga Arab berharap bahwa yang
menjadi penengah diantara penyelesaian konflik bukan hanya Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa dalam Lesly Agistania (2010)
"Hendaknya ada perubahan dalam arah proses perdamaian, dengan menjadi
penengah yang memahami kebutuhan dua pihak, dan bukan satu pihak," katanya.
Ia juga mengatakan, peran PBB yang dipinggirkan pada satu tahap tertentu terkait
dengan konflik Arab-Israel hendaknya dikembalikan.
Banyak peran yang masih bisa untuk dilakukan. Sampai saat ini, Liga Arab
masih berperan dalam membantu penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel.
Tidak hanya itu, Liga Arab juga telah memainkan peran dalam meningkatkan
konsolidasi dan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya di antara negara-negara
Arab. Salah satu peran yang bisa dilihat adalah keputusan Liga Arab dalam
Konferensi Tingkat Tinggi di Beirut, Maret 2002. (KTT Liga Arab di Beirut
memutuskan mendukung perjuangan rakyat Palestina).
PBB merupakan bagian dari kuartet penengah bersama Amerika Serikat, Uni
Eropa dan Rusia, tetapi AS telah mengambil peran menonjol dalam proses
5. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
perdamaian itu padahal Liga Arab mempunyai andil yang sangat besar dalam
menyikapi konflik yang terjadi di wilayah regionalnya.
Maka dari itu, demi tercapainya cita-cita Pan Arabisme dan Liga Arab
sebagai wadahnya harus lebih intensif dalam penyelesaian konflik.
b. Peran Liga Arab dalam Penyelesaian Konflik Suriah
Peran liga Arab dalam penyelesaian konflik Suriah dilansir dalam media
Antara News (25/4) menyatakan bahwa emerintah Suriah, Rabu (24/4), menolak
peran apa pun oleh Liga Arab dalam penyelesaian krisis di negerinya, dan
menyatakan Damaskus akan berhubungan dengan Utusan Gabungan PBB-Liga
Arab Lakhdar Brahimi hanya sebagai wakil PBB. "Suriah telah bekerjasama
dengan Brahimi dan akan terus melakukan itu dalam konteks dia hanya sebagai
utusan PBB, sebab Liga Arab memihak persekongkolan melawan Suriah," kata
Kementerian Luar Negeri Suriah, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Dalam Konflik Suriah, aktor utama dari dari konflik ini adalah FSA da rezim
Assad. Keterlibatan aktor-aktor di luar mereak berdua ini pun beragam. Mulai dari
negara-negara, organisasi internasional kelas global seperti PBB, dan juga
organisasi regional Timur-Tengah seperti Liga Arab. Tingkat keterlibatan mereka
pun berbeda-beda, ada yang terang-terangan berkata akan membantu, ada yang
membantu dalam diam, ada yang memberi bantuan uang, ada yang memberi
bantuan military-advisors, dan bantuan dalam bentuk lainnya.
Peran Liga Arab sebagai organisasi regional sebenarnya sangat diharapkan
dalam penyelesaian konflik ini. Namun demikian, kewenangan yang terbatas
membuat Liga Arab seakan mandul dalam membantu Suriah menemukan jalan
keluar dari konflik berkepanjangan yang mereka hadapi. Peran Liga Arab mulai
muncul ketika pada konferensi terakhir di Doha, Qatar, Liga Arab memberikan
kursi perwakilan Suriah kepada pihak oposisi, bukannya kepada rezim Assad yang
secara administratif masih memiliki legitimasi sebagai pemerintahan di Suriah. Hal
ini lalu menggiring pada pertanyaan menarik mengenai apa sebenarnya motif di
balik sikap Liga Arab tersebut. (Middle East Studies Indonesia, 2013)
Maka dalam hal ini Liga Arab seperti tidak punya power untuk memaksa
ataupun mengintervensi masalah ini. Akibatnya, mereka hanya nampak seperti
penonton saja. Liga Arab hanya bisa bertindak di luar konflik dan di luar Suriah.
6. 10 Juli 2013
Sejarah Kebangkitan Negara-negara Asia
Tidak bisa memberikan dampak langsung pada kondisi di dalam Suriah.
Berdasarkan hal tersebut, cita-cita Pan Arabisme dan Suriah sebagai anggota Liga
Arb perlu adanya pertimbangan dari anggota Liga Arab yang lainnya dalam
penyelesaian konflik agar tidak lebih berkepanjangan dan semua cita Pan Arabisme
tercapai.
Liga Arab yang terdorong dari cita-cita Pan-Arabisme untuk menyatukan negara
Arab menjadi satu kesatuan nampaknya tidak mulus dalam perjalanannya karena
wilayah Timur Tengah, negeri kaya minyak ini seakan digoyahkan dengan banyak
konflik. Hal ini menyadarkan kita bahwa dalam mencapai persatuan dan kesatuan
banyak harga yang harus dibayar. Tapi dengan penyelesaian dengan dialog,
perundingan akan lebih baik agar tidak lebih banyak lagi korabn berjatuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, A. (2008). Berebut Tanah Suci Palestina. Yogyakarta: Insan Madani.
Azhari, D. I. (2013). Organisasi Liga Arab. [online] tersedia: http://iramerdeka.wordpres
s.com/2010/05/26/liga-arab/. Diakses pada tanggal 11 Juli 2013.
Widhiyoga, G. T. Tahun. Pengaruh Pan Arabisme terhadap Efektivitas Liga Arab. Jurnal
Ilmiah.
Lesly, A. (2010). Peran Liga Arab dalam Penyelesaian Konflik perselisihan Israel-Palestina.
[online] tersedia: http://diplomacy945.blogspot.com/2010/06/peran-liga-arab-dalam-
penyelesaian.htmlhttp://politik.kompasiana.com/2012/12/09/israel-palestina-
dan-pan-arabisme-baru-sejarah-tanah-berdarah-514601.html.
Diakses pada tanggal 11 Juli 2013.
Middle East Studies Indonesia. (2013). Liga Arab dan Konflik Suriah. http://middleeasti
ndonesia.wordpress.com/2013/06/10/resume-diskusi-liga-arab-dan-konflik-suriah/
Wibisono, K. (2013). Liga Arab dan Konflik Suriah. [online] tersedia: http://www.ant
aranews.com/berita/371174/suriah-tolak-peran-liga-arab-dalam-penyelesaian-krisis.
Diakses pada tanggal 11 Juli 2013.