Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas hasil survei awal mengenai perspektif masyarakat terhadap Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjungbalai.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan posbindu PTM karena kurangnya pengetahuan dan sosialisasi mengenai manfaat posbindu.
Perspektif Masyarakat Terhadap Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjung Balai
1. PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP POSBINDU PTM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DATUK BANDAR KOTA TANJUNG
BALAI
Ryda Putri Sirait
NIM : 183313010011
2. Latar Belakang
WHO telah menyarankan agar memfokuskan penanggulangan PTM melalui tiga komponen
utama, yaitu surveilans faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi dan
reformasi manajemen pelayanan kesehatan. Pengendalian PTM di Indonesia terdapat dalam UU
RI No.36 tahun 2009 tentang PTM yang berisi upaya yang dilakukan dalam pengendalian
penyakit tidak menular, yaitu pencegahan, pengendalian, penanganan, dan akibat yang
ditimbulkan dari suatu penyakit. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran masyarakat, kemauan berperilaku sehat, dan mencegah terjadinya PTM beserta
komplikasinya
PTM merupakan sumber kematian tertinggi di Indonesia. PTM yang sedang marak di
Indonesia antara lain hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas. Menurut data Riskesdas
(2018) pada tahun 2018 PTM di masyarakat mengalami kenaikan jika dibanding pada hasil
Riskesdas tahun 2013. Angka kenaikan PTM ini terjadi pada Prevalensi kanker naik dari
1,4% menjadi 1,8%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal
kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus
naik dari 6,9% menjadi 8,5%, dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari
25,8% menjadi 34,1%
3. Hasil Survei awal
01
kegiatan posbindu PTM masih kurang
berpartisipasi, sehingga peserta
posbindu PTM di Puskesmas Datuk
Bandar Kota Tanjungbalai tidak
mencapai target nasional (70%)
02 Masyarakat yang
mengikuti kegiatan
posbindu PTM hanya ≤ 25
orang atau 30%
03 puskesmas tidak memiliki
standart maksimal dalam
menentukan peserta
Posbindu
04 Masyarakat masih banyak
yang belum mengetahui
tentang posbindu PTM
05 masyarakat enggan untuk
mengikuti pelaksanaan
posbindu
06 sebagian masyarakat juga
menganggap pelaksanaan
posbindu kurang penting
dikarenakan hanya melakukan
pengecekan saja namun tidak
memberikan obat
4. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriftif
kualitatif, metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karena proses penelitian
lebih bersifat seni (kurang terpola), dan
disebut sebagai metode interpretive karena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan
di lapangan
5. Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang mengikuti Posbindu
PTM di Puskesmas Datuk Bandar Kota
Tanjungbalai 104orang
sampel dalam penelitian kualitatif tidak diambil dengan memperhitungkan jumlahnya
tetapi lebih memperhitungkan pemilihan sumber informasi yang bertujuan untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap dan representatif. Yang dimana sampel dalam
penelitian ini lebih bersifat mewakili informasinya daripada populasinya.
6. Metode Pengumpulan Data
Wawancara
merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara
pewawancara dengan sumber informasi, di mana
pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek
yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya
Observasi
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung
Dokumentasi
peneliti dapat memperoleh informasi dari sumber
tertulis suatu dokumen yang ada pada informan
atau lembaga yang akan dijadikan sebagai sumber
pendukung
7. HASIL
PENELITIAN
Kegiatan Posbindu PTM sejatinya
merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat. Tetapi
bagi Posbindu PTM yang masih baru
dibentuk, masih menjadi tanggung jawab
dari Puskesmas dalam hal pembinaannya
dengan berpedoman pada Juknis Posbindu
PTM
8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan
posbindu PTM. Berdasarkan dari matriks jawaban informan, hal ini disebabkan karena
responden masih belum memahami benar sasaran dan manfaat posbindu. Masyarakat
beranggapan bahwa posbindu hanya diperuntukkan untuk orang yang sakit, sedangkan
orang yang dalam kondisi sehat tidak perlu mengunjungi posbindu PTM.
Padahal tujuan utama kegiatan posbindu adalah untuk meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM dengan sasaran yaitu
semua masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu kondisi sehat, masyarakat berisiko, maupun
masyarakat dengan kasus PTM.
9. Hasil penelitian pengetahuan masyarakat tentang posbindu PTM menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang tentang posbindu PTM.
Berdasarkan dari matriks jawaban informan diketahui bahwa sebagian masyarakat belum
mengetahui dengan benar manfaat dari posbindu serta kegiatan rutin yang dilakukan di
posbindu PTM.
hasil penelitian respon masyarakat terhadap posbindu PTM menunjukkan bahwa
sebagian responden memiliki respon negatif terhadap posbindu PTM. Berdasarkan dari
matriks jawaban informan ada informan dengan respon negatif terhadap posbindu PTM
diketahui bahwa informan tersebut tidak memanfaatkan posbindu dikarenakan
prakteknya posbindu tidak dapat memberikan pengobatan secara langsung kepada
mereka yang berkunjung, apabila terindikasi suatu penyakit akan dirujuk ke puskesmas,
sehingga responden lebih memilih langsung ke puskesmas yang dilayani oleh tenaga
kesehatan dibandingkan harus ke posbindu
10. Hasil penelitian tentang persepsi dukungan keluarga terhadap posbindu menunjukkan
bahwa keluarga tidak memberikan dukunganuntuk mengikuti posbindu PTM. Ada informan
yang keluarga sendiri kurang mengetahui tentang posbindu, tidak ada yang mengantar,
serta keluarga tidak mengetahui dan mengingatkan tentang jadwal posbindu PTM
hasil penelitian menujukkan bahwa ada informan menyatakan tenaga kesehatan
mendukung terhadap pemanfaatan posbindu. Dukungan tenaga kesehatan dalam
penelitian ini yaitu sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan konselor. Walaupun
sebagian besar beranggapan tenaga kesehatan mendukung, namun ada informan juga
yang beranggapan bahwa tenaga kesehatan kurang mendukung yaitu dalam hal motivator.
Tenaga kesehatan belum maksimal memotivasi sasaran untuk berkunjung ke posbindu
PTM. Kurangnya sosialisasi ataupun informasi mengenai manfaat Posbindu PTM tentu
mempengaruhi motivasi masyarakat untuk memanfaatkan
11. Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi permasalahan
dalam pelaksanaan Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Datuk Bandar ini
adalah kurangnya sosialisasi dengan cara yang baik dan benar tentang
pelaksanaan Posbindu ini baik tentang manfaatnya juga tujuan dan proses
pelaksanaannya kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang
kesadarannya untuk mengikuti posbindu PTM ini
12. KESIMPULAN
Dari 4 informan hanya 1 informan yang rutin
mengikuti kegiatan posbindu PTM di wilayah kerja
Puskesmas Datuk Bandar
Kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat yang
belum mengikuti posbindu
PTM
Kurangnya infomasi
penjadwalan kunjungan
ulang keppada peserta
posbindu PTM
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
mengikuti posbindu PTM
Kesimpulan
13. Kepada Puskesmas Datuk Bandar
untuk dapat meningkatkan tipe
Posbindu PTM di wilayah kerja
Puskesmas Datuk Bandar dari
Posbindu PTM dasar menjadi
Posbindu PTM utama sehingga
masyarakat lebih antusias untuk
memanfaatkan Posbindu PTM.
Kepada Dinas Kesehatan
Kota Tanjung Balai agar
dapat meningkatkan
dana untuk mendukung
pelaksanaan posbindu
PTM dan memberikan
pelatihan/pembinaan
bagi tenaga pelaksana
kegiatan posbindu
khususnya kader
Saran
14. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik
Ryda Putri Sirait
THANKS